Abstrak
Ibn al-Haytham (w. 1038/9 M) lebih dikenal sebagai seorang saintis dan ahli matematika
hingga saat ini. Kajian ini bertujuan untuk meninjau kembali posisinya diantara sarjana
muslim melalui penyelidikan dan peninjauan lebih seksama terhadap sumber-sumber riwayat
hidupnya dan karya-karyanya, untuk memperoleh gambaran yang lebih sesuai. Kaidah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kaidah sejarah khususnya penyelidikan bio-bibliografi.
Hasilnya, meskipun Ibn al-Haytham merupakan tokoh yang menonjol dalam sains dan
matematika, tetapi sebenarnya Ibn al-Haytham merupakan seorang filsuf muslim yang
menghasilkan karya dalam spektrum bidang keilmuan beragam. Satu-satunya karya yang
banyak membahas segi filsafat ternyata masih dapat diperoleh saat ini yaitu Kitāb Thamarah
al-Ḥikmah, yang memperkuat bukti bahwa ia bukan saja seorang saintis dan ahli matematika
tetapi juga seorang filsuf muslim.
Kata kunci: Ibn al-Haytham, Alhazen, Thamarah al-Ḥikmah, Thamarah al-Ḥikmah, filsafat
sains, sains islam.
Abstract
Ibn al-Haytham (d. 1038/9) is hirherto regarded merely as a great scientist and
mathematician. The purpose of the present study is to reevaluate his position among muslim
scholars by keen examination and survey on his bio-bibliographical sources in order to obtain
a proper understanding about his figure and position in the history. The historical method is
carried out in this study particularly bio-bibliographical method of historical research. The
results show that Ibn al-Haytham is not only a prolific scientist and mathemtician but also a
muslim philosopher who produces a various spectrum of works. Thamarah al-Ḥikmah is the
only surviving Ibn al-Haytham’s work that confirms his position not only as a scientist and
mathematician but also as a muslim philosopher.
Keywords: Ibn al-Haytham, Alhazen, Thamarah al-Ḥikmah, philosophy of science, Islamic
science.
1
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17
telah lama menggunakan kaedah ini Roshdi Rashed, salah seorang yang ahli
sebelum menjadi metoda yang dipakai di dalam pemikiran matematika Ibn al-
dunia modern saat ini (Briffault, Haytham, juga telah menerjemahkan dan
1919:201). menyelidiki karya-karya matematika Ibn
Sumber-sumber terawal yang al-Haytham diantaranya yang cukup
mencatat biografinya tidak memberi ekstensif dalam lima volume Les
banyak informasi biografis yang jelas Mathématiques Infinitésimales du IXe au
kecuali tahun dan tempat Ibn al-Haytham XIe Siècle juga memuat beberapa karya
lahir dan wafatnya. Karena itu para Ibn al-Haytham, terutama volum 2
penulis riwayat hidup Ibn al-Haytham sehingga 5. Karena kajian yang sangat
mengalami kesulitan menuliskan riwayat luas terhadap berbagai karya
hidupnya secara lengkap. matematika dan sainsnya itulah yang
Kajian terhadap karya-karya sains menjadikan Ibn al-Haytham saat ini lebih
dan matematika Ibn al-Haytham telah dikenal sebagai seorang saintis dan ahli
banyak dilakukan oleh ramai para matematika semata-mata, dan justru
sarjana. Misalnya, karya Ibn al-Haytham digambarkan sebagai seorang sarjana
dalam bidang matematika Sharḥ yang menepikan masalah-masalah filsafat
Muṣādarāt Kitāb Uqlīdis fī al-Uṣūl telah dan metafisika (Omar, 1977:148), dan
diterjemahkan dan disunting dari bentuk disebut telah mengadopsi filsafat
manuskripnya oleh Barbara Sude pada “positivisme” sebelum istilah tersebut
tahun 1974. Karya Ibn al-Haytham dalam dikenal (Rashed, 2007:19). Kajian ini
bidang astronomi berjudul Maqālah fī bertujuan meninjau kembali riwayat
Hayʾah al-ʿĀlam (On the Configuration of hidup Ibn al-Haytham dan karya-karyanya
the World) telah dikaji dan utamanya berdasarkan pada rujukan-
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin rujukan primer sehingga diperoleh
sejak tahun 1942 oleh Millás Vallicrosaa, gambaran sosok Ibn al-Haytham yang
sedangkan manuskripnya baru disunting lebih utuh.
dan dikaji oleh Tzvi Langermann pada
1990. Magnum Opus Ibn al-Haytham METODE PENELITIAN
Kitāb al-Manāẓir, yaitu karyanya dalam Metode yang digunakan adalah
bidang ilmu optika, pada tahun 1989 kaidah penelitian sejarah, yang meliputi
telah diterjemahkan dan dikaji oleh A.I. tahapan-tahapan pemilihan topik,
Ṣabra berdasarkan naskah bahasa pengumpulan sumber, verifikasi atau
Arabnya, kemudian pada tahun 2001 kritik sejarah, interpretasi yang meliputi
diterjemahkan oleh Mark Smith analisis dan sintesis, serta penulisan
berdasarkan versi bahasa Latinnya. sejarah atau historiografi (Kuntowijoyo,
2
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
3
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17
seluruh karya Ibn al-Haytham dan nukilan pendidikan dasar adalah al-Qurʾān, tata
autobiografi Ibn al-Haytham. cara ibadah, serta bahasa Arab, retorik
Ibn al-Haytham dilahirkan di (balāghah), dan sastra (Dodge, 1962:3-
Basrah pada sekitar tahun 354 H/965 M, 4). Sedangkan untuk pendidikan
tetapi sejauh ini tidak ada laporan menengah meliputi bahasa Arab, al-
sejarah yang memberikan keterangan Qurʾān, tafsīr, hadīth, uṣūl al-fiqḥ, dan
secara langsung tentang masa kecilnya, tawḥīd, kalām atau uṣūl al-dīn, dan juga
bagaimana pendidikan yang dilaluinya, kelompok ilmu rasional seperti
bagaimana pandangan keagamaannya matematik, mantiq, dan faraid (Dodge,
secara terperinci, apa mazhab yang 1962:29). Pada tahapan lanjut seseorang
dianutnya, siapa guru-gurunya dan lian- dapat memperoleh pelajaran-pelajaran
lain. Meskipun demikian sistem dalam bidang filsafat, astronomi,
pendidikan di wilayah Baghdad, Basrah geometri, kedokteran, ilmu alam, dan
dan lain-lain pada masa itu dapat lain-lain (Dodge, 1962:29). Pada tahapan
ditelusuri. Catatan Ibn Usaybiʿah yang lanjut, seseorang tidak lagi menjadi
memuat autobiografi Ibn al-Haytham pelajar yang pasif tetapi diperbolehkan
hanya memberikan kutipan-kutipan berdiskusi dan berdebat satu sama lain.
pernyataan Ibn al-Haytham secara Sangat mungkin bahwa Ibn al-Haytham
ringkas. Akan tetapi, beberapa laporan menempuh jalur pendidikan yang sama.
seperti Tatimmah Ṣiwān al-Ḥikmah Hal ini tercermin dari keanekaragaman
karya al-Bayhaqī menggambarkan sosok karya-karyanya. Ia juga memiliki karya
dewasa Ibn al-Haytham yaitu bahwa yang berjudul Jawaban kepada tujuh
tubuhnya terhitung pendek, namun dia masalah matematik yang ditanyakan
adalah seorang yang sangat taat kepadaku tentangnya di Baghdad dan
beragama (waraʾ) dan sangat aku telah menjawabnya (Ajwibah Sab’
menjunjung tinggi syariʿat. Ibn al- Masāʾil Taʿlīmīyyah Suʾiltu ʿanhā bi
Haytham ada juga seorang yang tidak Baghdād fa ajabtu) dan karyanya yang
memandang tinggi harta benda dan lain Jawaban kepadanya tentang
sangat mencintai ilmu. masalah geomteri yang ditanyakan
Pada kurun waktu 750-1350 tentangnya di Baghdad pada bulan-bulan
pendidikan bagi masyarakat terdiri dari di tahun 418 H (Jawāb lahū ʿan
tiga jenjang usia, yaitu pendidikan dasar Masāʾilah Handasiyyah Suʾila ʿanhā bi
usia 5-6 sampai 14 tahun, pendidikan Baghdād fī Shuhūr Sanah Thamān
menengah untuk usia 18 tahun, dan ʿAsharah wa Arbaʿah). Kedua judul
pendidikan lanjut (Nakosteen, 2003:61; karyanya ini menunjukkan bahwa Ibn al-
Dodge, 1962:7). Materi pelajaran untuk
4
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
5
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17
ini dikenal dengan Dār al-ʿIlm atau juga pengajaran kepada seseorang bernama
disebut Dār al-Ḥikmah yang mungkin Surkhāb yang merupakan seseorang
menjadi daya tarik Ibn al-Haytham. bangsawan dari daerah Syria atau
Berbagai laporan menyebutkan bahwa Simnān. Ketika Surkhāb datang kepada
Perpustakaan tersebut memiliki 100.000 Ibn al-Haytham untuk belajar, Ibn al-
volume buku sampai 1.600.000 buku, dan Haytham tidak begitu saja menerimanya.
2400 salinan al-Qurʾān (Elayyah, Ia terlebih dahulu menyelidiki
1990:127; Nakosteen, 2003:91,95; Abu- kepribadiannya dengan memberi
Izzeddin, 1984:83). Terdapat dua versi berbagai pertanyaan dan memberikan
berbeda tentang keberadaan Ibn al- sebuah syarat yaitu dia diharuskan
Haytham di Syria, apakah ia membayar 100 dinar setiap bulan untuk
mengunjunginya sebelum ke Mesir belajar pada Ibn al-Haytham selama tiga
ataukah setelahnya seperti diriwayatkan tahun. Surkhāb kemudian
al-Bayhaqī ketika Ibn al-Haytham menyetujuinya. Ketika masa pendidikan
menyelamatkan diri dari penguasa Mesir. akan berakhir, Surkhāb memohon diri
Tetapi kedua kemungkinan itu dapat saja untuk berpisah dengan gurunya, tetapi
terjadi, dalam arti bahwa Ibn al- Ibn al-Haytham menahannya terlebih
Haytham melalui Syria sebelum dahulu dan mengembalikan seluruh uang
mengunjungi Mesir dan setelah dari yang pernah dibayarkan Surkhāb (al-
Mesir, dia mungkin saja sempat Bayhaqī, 1994:83). Kisah yang serupa
mengunjunginya kembali. Tidak ada juga terjadi di Syria. Al-Bayhaqī
catatan pasti pada tahun berapa Ibn al- meriwayatkan bahwa ketika Ibn al-
Haytham mengunjungi Syria sebelum ke Haytham akan diberi upah yang besar
Mesir, akan tetapi dapat dipastikan oleh seorang pejabat tinggi, dia menolak
bahwa hal itu terjadi antara tahun 996- dan merasa cukup dengan keperluan
1021 di mana pada saat itu al-Ḥakīm bi sehari-hari (al-Bayhaqī, 1994:83). Kisah
Amrillāh seorang penguasa Mesir dari ini sekali lagi menunjukkan sifat Ibn al-
kerajaan Fāṭimiyyah Mesir berkuasa Haytham dalam memandang harta benda
(Hitti, 1973:119). Penguasa inilah yang dan hal duniawi laininya.
secara jelas disebutkan dalam catatan Sulit dipastikan pada masa
sejarah pernah bertemu dengan Ibn al- kekuasaan siapa Ibn al-Haytham ketika
Haytham dalam permasalahan sungai Nil. berada di Syria, karena pada saat itu
Di Syria, Ibn al-Haytham Syria tengah dalam kekuasaan dinasti
disebutkan bekerja pada pemerintahan Fāṭimiyyah yang secara sengaja selalu
sebagaimana telah disebutkan sebelum mengganti penguasan Syiria dalam tempo
ini. Dia juga disebutkan memberi yang cepat dalam rangka kemudahan
6
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
mengendalikannya. Para penguasa Syria menganut jenis faham Syiah yang ekstrim
yang disebut “amir” pada masa itu selain memerangi kaum sunni juga
adalah Manjutakin (996), Sulayman Ibn dikenal memerangi penganut Kristen dan
Jaʿfar Ibn Fallah (~997), Jaysh ibn Yahudi (Hitti, 1959:170; O’Leary,
Samsama (998-1000), Fahl ibn Tamim 1923:160,170). Perangainya sulit diduga,
(1002), ʿAlī ibn Fallah dan Sharīf ibn memiliki sifat kasar, muram, mudah
Fallah (1002), Abū al-Jaysh Ḥamīd ibn marah, dan sifat yang aneh tidak dapat
Masham (1010), Luʿluʿ ibn ʿAbd Allāh diperkirakan (Salibi, 1987:96; Rashed,
(1011), Dhū al-Qarnayn (1011), ʿAzīz al- 2013:2). Misalnya ia pernah
Dawlah (1017), Saketin Shams al-Dawlah memerintahkan membunuh anjing-anjing
(1018), Muḥammad ibn Ismāʿīl Darazī di Kairo kerana dianggap
(1019) (O’Leary, 1923:125-177 passim). mengganggunya (O’Leary, 1923:136),
Sebelum Ibn al-Haytham berada di Mesir, juga memerintahkan masyarakat untuk
mungkin saat dirinya berada di Syria, ia menukar kegiatan siang menjadi malam
telah mengetahui kabar karakter dan sebaliknya, tetapi mengubahnya
kekuasaan dinasti Fāṭimiyyah di bawah kembali (O’Leary, 1923:134-5). Tetapi
kekuasaan al-Ḥakīm. Meskipun al-Ḥakīm beberapa laporan sejarah juga
dikenal sangat mengayomi para ilmuwan menunjukkan hal-hal positif al-Ḥakīm,
dan menyukai ilmu pengetahuan, tetapi selain mencintai ilmu pengetahuan
banyak catatan sejarah yang sebagaimana pada umumnya penguasa di
menunjukkan reputasi al-Ḥakīm yang dunia Islām saat itu, yang tampak dalam
kelam. Misalnya pada saat Damaskus beberapa hal bertentangan. Dia
Syria berada dalam kekuasaannya, al- disebutkan sebagai penguasa yang dekat
Ḥakīm berkuasa dengan sangat represif dengan masyarakat, adil, pemurah, (Abu-
sehingga terjadi pemberontakan di Izzeddin, 1984:77), dan juga berusaha
Damaskus dan sepanjang pantai Syria. merangkul semua kalangan termasuk
Pada tahun 998 M ratusan pemimpin penganut syiah maupun sunni (Abu-
Damaskus diundang ke istana menteri Izzeddin, 1984:80). Karena itu al-Ḥakīm
besar Damaskus yang merupakan merupakan salah satu sosok penguasa
perpanjangan kekuasaan Fāṭimiyyah dan yang kontroversial dalam sejarah
kemudian dibunuh seluruhnya. Pada peradaban Islām. Namun, kabar tentang
tahun 1009 M al-Ḥakīm juga merusak perilaku al-Ḥakīm memang telah
banyak tempat ibadah termasuk Holy diketahui Ibn al-Haytham sebelum
Sepulchre di Palestina (Burns, 2005:138; dirinya berjumpa dirinya secara
Lentin, 1986:266; Hitti, 1959:170; langsung. Pada saat di Syria pulalah Ibn
O’Leary, 1923:160,170). Al-Ḥakīm yang al-Haytham mendengar tentang krisis
7
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17
sungai Nil yang terkadang menyebabkan sangat muda yaitu 11 tahun (O’Leary,
banjir pada musim penghujan tetapi 1923:123; al-Anṣārī 1993:127), dan baru
mengering dan menyebabkan bencana efektif berkuasa ketika berusia 16 tahun,
kekeringan pada musim kemarau. yaitu pada sekitar tahun 1001. Kedua,
Peristiwa itu merupakan bencana yang peristiwa krisis sungai Nil baru terjadi
rutin terjadi di Mesir, dan kembali sekitar tahun 1008-1009. Karena itu,
terjadi pada kira-kira tahun 1008-1009 sekurangnya Ibn al-Haytham bertemu
yang menyebabkan menipisnya dengan al-Ḥakīm pada tahun 1010 ketika
ketersediaan air yang berakibat pada al-Ḥakīm berusia 24 tahun dan telah
naiknya harga-harga makanan (O’Leary, cukup dewasa untuk memahami
1923:154-5; Abu-Izzeddin, 1984:78). penjelasan Ibn al-Haytham.
Kabar itu membuat Ibn al-Haytham Terdapat perbedaan pendapat
terdorong untuk membantu rakyat Mesir. diantara dua catatan sejarah al-Bayhaqī
Dengan pengetahuan yang dimilikinya, dengan al-Qifṭī dan Ibn Abī Usaybiʿah.
dia ingin membuat suatu bendungan yang Menurut al-Bayhaqī ketika Ibn al-
nantinya akan berfungsi untuk Haytham tiba di perbatasan Kairo dia
mengendalikan aliran sungai Nil sehingga ditemui oleh al-Ḥakīm dan para
akan mengatasi masalah banjir maupun pengawalnya. Dikisahkan bahwa al-
kekeringan. Ibn al-Haytham mengatakan: Ḥakīm menemui Ibn al-Haytham dengan
“law kuntu bi miṣr laʿalimtu fī nīlihā menunggang kuda kecil berhiaskan
ʿamilan yuḥṣalu bihī al-nafʿ fī kulli ḥālah perak. Ibn al-Haytham kemudian harus
min ḥālātih min ziyādah wa naqṣ.”( al- menaiki bangku karena perawakannya
Qifṭī, 1903:166; Usaybiʿah, 1998:505; al- yang pendek kemudian mulai
ʾIbrī, 1958:317). Pernyataan Ibn al- menjelaskan rencanannya. Ketika al-
Haytham itu kemudian sampai ke telinga Ḥakīm selesai mendengar penjelasan
al-Ḥakīm, dan dengan antusias ingin rencana itu, dia berkata dengan marah:
menemui Ibn al-Haytham dengan “Engkau salah! Pengeluaran yang akan
mengundangnya ke Kairo untuk diperlukan untuk menjalankan
mendengar rencanannya itu. Al-Ḥakīm rencanamu akan lebih besar daripada
kemudian mengirimkan sejumlah uang manfaat yang akan dihasilkan.”
untuk mendatangkan Ibn al-Haytham. Kemudian al-Ḥakīm meninggalkan Ibn al-
Tidak dapat dipastikan pada tahun Haytham dan merasa kesal sambil
berapa Ibn al-Haytham mengunjungi menghancurkan bangku yang dinaiki Ibn
Mesir, tetapi terdapat beberapa al-Haytham (al-Bayhaqī, 1994:83; Abu-
petunjuk. Pertama, al-Ḥakīm ketika Izzeddin, 1984:85). Segera setelah itu,
diangkat sebagai penguasa baru berusia Ibn al-Haytham melarikan diri karena
8
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
9
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17
10
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
metaforis “thamarah” bukanlah gaya Ibn tanpa no.). Demikian pula penyunting
al-Haytham (Rashed, 2013:426). manuskrip yang sama ʿAmmār Jamʿī al-
Ṭālibī yang menisbatkan karya tersebut
Meskipun demikian, pendapat ini
pada Ibn al-Haytham (al-Ṭālibī,
berbeda dan disanggah oleh beberapa
1998:264). Hal ini sebelumnya juga telah
sarjana seperti A.I Sabra, Tzvi
dinyatakan sejarawan Henry Corbin:
Langermann, dan untuk kasus Thamarah
al-Ḥikmah diantaranya oleh editor “He was an important influence in the
fields of celestial physics, astronomy,
pertamanya Muḥammad ʿAbd al-Hādī Abū
optics, and the science of perspective.
Rīdah (Abū Rīdah, 1991:-). A.I Sabra His philosophical presuppositions are
still to be systematically examined; he
menyanggah Rashed dalam dua artikel
was deeply learned in philosophical
berjudul “One Ibn al-Haytham or Two? culture, for he had read Galen and
Aristotle carefully, but his own
An exercise in reading the bio-
philosophical work is unfortunately
bibliographical sources,” dan “One Ibn lost, or else remains unedited, like the
Kitab Thamarat al-Hikmah, 'the fruits
al-Haytham or Two? Conclusion,”
of philosophy'.” (Corbin, 1993: 149)
(Langermann, 1990,repr.2007:i). Menurut
Kandungan Kitāb Thamarah al-Ḥikmah
A.I Sabra, keraguan Rashed lebih banyak
atau yang disebut Abū Rīdah sebagai
pertanyaan, terlalu dipaksakan, dan
Maqālah Thamarah al-Ḥikmah terdiri
tidak perlu: “Rashed’s hypothesis is
dari beberapa topik bahasan seperti
strained, unnecessary, and raises more
definisi falsafah (al-ḥikmah), pokok-
questions than it claims to have
pokok dan klasifikasi ilmu atau falsafah
answered” (Langermann, 1990,
(al-ḥikmah), ilmu jiwa (psikologi) dan
repr.2007:i). Sanggahan A.I. Sabra ini
uraian fakultas-fakultas manusia, konsep
diperkuat oleh Tzvi Langermann yang
kebahagiaan, konsep Manusia Sempurna
meneliti karya Ibn al-Haytham Maqālah fī
(al-insān al-tāmm), pendahuluan ilmu
al-Hayʾah al-ʿĀlam (Makalah tentang
geometri, tentang pembuktian dalam
Konfigurasi/Susunan Alam), salah satu
ilmu matematik, dan lain-lain. Secara
karya yang diragukan Rashed sebagai
umum tidak ada kandungan karya ini
karya Ibn al-Haytham yang dimaksud
dengan karya Ibn al-Haytham lainnya
(Langermann, 1990,repr.2007:i). Berbeda
meskipun ada beberapa hal yang tidak
dengan Rashed, Muḥammad ʿAbd al-Hādī
dibahas mendalam sebagaimana karya
Abū Rīdah sebagai penyunting pertama
Ibn al-Haytham lain. Misalnya dalam
karya tersebut pada tahun 1991 dengan
Maqālah Thamarah al-Ḥikmah tentang
tegas menyatakan bahwa Thamarah al-
ilmu optika (al-Manāẓir), yaitu sebuah
Ḥikmah adalah satu-satunya karya Ibn al-
disiplin ilmu yang membahas bagaimana
Haytham dalam permasalahan filsafat
dan pada lingkungan seperti apa mata
yang masih dapat (Abū Rīdah, 1991:
dapat melihat benda, serta hukum
11
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17
12
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
13
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17
ada satupun yang dapat diketahui Dari tinjauan terhadap riwayat hidup dan
Sedangkan Daftar III adalah daftar di jelaslah bahwa Ibn al-Haytham bukan
mana karya-karya Ibn al-Haytham paling semata-mata seorang saintis dan ahli
Beberapa manuskrip yang bisa diperoleh adalah seorang filsuf yang memiliki
keahlian mendalam dalam bidang sains
14
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
dan matematika. Kajian ini juga menolak wa al-Idāriyyah. Kairo: Dār al-
Shurūq.
kecenderungan pandangan bahwa Ibn al-
Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. 1990.
Haytham cenderung sekular, menepikan
Islam dan Sejarah Kebudayaan
pertanyaan-pertanyaan metafisis, Melayu. Petaling Jaya: ABIM.
positivis dan lain-lain. Justru ia adalah Al-Bayhaqī, Ẓahīr al-Dīn. 1994. Tatimmah
al-Ṣiwān al-Ḥikmah. Beirut: Dār
seorang saintis yang menempatkan hal-
al-Fikr al-Lubnānī.
hal metafisis sebagai sumber Briffault, Robert. 1919. The Making of
pengetahuan yang tertinggi dan tujuan Humanity. London: George Allen &
Unwin Ltd.
tertinggi dari sains.
Brockelmann, Carl. 1943. Geschichte Der
Arabischen Litteratur Vol. I.
Saran Leiden: E.J. Brill.
Diharapkan agar penelitian terhadap Burns, Ross. 2005. Damascus: A History.
aspek-aspek pemikiran filsafat dan New York, NY: Routlegde.
15
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17
Hitti, Philip K. 1959. Syiria a Short Story. Anṭūn Ṣālḥānī. Beirut: al-Maṭbaʾah
New York: The Macmiliian al-Kātūlīkiyyah.
Company.
Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu
Hitti, Philip K. 1973. Capital Cities of Sejarah. Yogyakarta: Bentang
Arab Islam. Minneapolis: University Pustaka.
of Minnesota Press.
Langermann, Y. Tzvi. 1990 repr. 2017.
Hogendijk, Jan P., Sabra, A.I. (eds.). “preface” Ibn al-Haytham, Al-
2003. The Enterprise of Science in Maqālah fī Hayʾah al-ʾĀlam (Ibn al-
Islam New Perspectives. London: Haytham’s On the Configuration of
The MIT Press. the World), ed. terj. dan
pengantar oleh Y. Tzvi
Ibn al-Haytham. 1971. Al-Shukūk ʾalā
Langermann. New York: Garland
Baṭlamyūs li’l-Ḥasan ibn al-
Publishing.
Haytham, ed. A.I. Sabra and N.
Shehaby. Kairo: Maṭbaʾah Dār al- Lentin, J. 1986 “Al-Shām”,
Kutūb. Encyclopaedia of Islam New Edition
vol. 9. Leyden: Brill, 1986.
Ibn al-Haytham. 1983. Kitāb al-Manāẓir
li’l-Ḥasan Ibn al-Haytham, ed. A.I. Lindberg, David C. 1976. Theories of
Sabra. Kuwait: The National Vision from al-Kindi to Kepler.
Council for Culture, Arts and Chicago: The University of Chicago
Letter. Press.
Ibn al-Haytham. 1989. Kitāb al-Manāẓir Mackensen, Ruth Stellhorn. 1932. "Four
li’l-Ḥasan Ibn al-Haytham, terj. Great Libraries of Medieval
A.I. Sabra, Ibn Al-Haytham Optics Baghdad." dalam The Library
Books I-III On Direct Vision, vol.1 (2 Quarterly: Information,
vols.). London: The Warburg Community, Policy 2, no. 3,
Institute University of London. halaman 279-299.
Ibn al-Haytham. 1995-1996. “Der Mohaghegh, Mehdi. 1979. “Notes on
Muʿāmalāt des Ibn al-Haitams,” [On Bīrūnī Fihrist,” dalam Al-Bīrūnī
Business Arithmetic], edited and Commemorative Volume ed. Hakim
German translation by Ulrich Mohammed Said. Karachi: Hamdard
Rebstock, Zeitschrift für Academy Hamdard National
Geschichte der Arabisch- Foundation, halaman 228-231.
Islamischen Wissenschaften
Al-Nadīm, Abū al-Farj Muḥammad ibn
(ZGAIW) 10, halaman 61–121.
Ishāq. 1970. Al-Fihrist li al-Nadīm,
Ibn al-Haytham. 1998. “Kitāb Thamarah The Fihrist of al-Nadim, terj. ed.
al-Ḥikmah” dalam Majallah Majmaʿ Bayard Dodge vol. 2 (2 vols.). New
al-Lughah al-ʿArabiyah bi Dimashq York: Columbia University Press.
73 no. 2, halaman 281-310.
Nakosteen, Mehdi. 2003. History of
Ibn al-Haytham. 1998. “Risālah fī al- Islamic Origins of Western
Dawʿ,”dalam Majmūʿ al-Rasāʾil li-l- Education A.D. 800-1350: with an
Hasan ibn al-Ḥasan Ibn al Haytham. Introduction to Medieval Muslim
Hyderabad: Dāʾirah al-Maʾārif al- Education, terj. Joko Kahhar dan
ʾUthmānīyah, 1938; repr., Supriyanto Abdullah, Kontribusi
Frankfurt: Institute for the History Islam atas Dunia Intelektual Barat:
of Arabic-Islamic Science at the Deskripsi Analisis Abad Keemasan
Johann Wolfgang Goethe Islam. Surabaya: Risalah Gusti.
University.
O’Leary, De Lacy. 1923. A Short History
Al-ʾIbrī, Abū Farrāj ibn Harūn ibn. 1958 of the Fatimid Khalifate. London:
Tārikh Mukhtaṣar al-Duwal, ed. Kegan Paul, Trench, Trubner & Co.,
Ltd.
16
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
Omar, Saleh Beshara. 1977. Ibn al- Majallah Majmaʿ al-Lughah al-
Haytham’s Optics A Study of the ʿArabiyah bi Dimashq April 73 No.
Origins of Experimental Science. 2. Damascus: Majmaʿ al-Lughah al-
Minneapolis: Bibliotheca Islamica. ʿArabiyah bi Dimashq, halaman
261-280.
Al-Qifṭī, Jamāl al-Dīn Abī al-Ḥasan ʾAlī
ibn Yusūf. 1903. Tārikh al- Usaybiʿah, Ibn Abi. 1998. ʾUyūn al-Anbā’
ḥukamāʾ, ed. Julius Lippert. fī Ṭabaqāt al-Aṭibbā’. Beirut: Dar
Leipzig: Dieterich’sche al-Kutūb al-‘Ilmiyyah.
Verlagsbuchhandlung.
Rashed, Roshdi. 2007. “The Celestial
Kinematics of Ibn al-Haytham,”
dalam Arabic Sciences and
Philosophy vol. 17, halaman 7-55.
Rashed, Roshdi. 2013. Ibn al-Haytham
and Analytical Mathematics A
History of Arabic Sciences and
Mathematics vol. 2 terj. Susan
Glynn dan Roger Wareham. London:
Routledge.
Sabra, A.I. 1989. Ibn Al-Haytham Optics
Books I-III On Direct Vision
Translation vol. 2 (Introduction,
Commentary, Glossaries,
Concordances, Indices). London:
The Warburg Institute University of
London.
Salibi, Kamal S. 1987. Syria Under Islam
Empire on Trial. Delmar NY:
Caravan Books.
Sardar, Ziauddin. 1998. “Science in
Islamic philosophy” dalam
Routledge Encyclopedia of
Philosophy vol. 8, ed. Edward
Craig. London: Routledge.
Sarton, George. 1931. Introduction to
the Histroy of Science vol. 1.
Baltimore: Carnegie Institution of
Washington, 1931.
Saud, Muhammad. 1990. The Scientific
Method of Ibn al-Haytham.
Islamabad: Islamic Research
Institute, International Islamic
University Islamabad Pakistan.
Stroumsa, Sarah. 1999. Freethinkers of
Medieval Islam: Ibn Al-Rawāndī,
Abū Bakr Al-Rāzī and Their Impact
on Islamic Thought. Leiden: Brill.
Al-Ṭālibī, ʿAmmār Jamʿī. 1998. “Kitāb
Thamarah al-Ḥikmah li Ibn al-
Haytham Dirāsah wa Taḥqīq,”dalam
17