Anda di halaman 1dari 17

Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)

TINJAUAN BIOGRAFI-BIBLIOGRAFI IBN AL-HAYTHAM

Usep Muhamad Ishaq


Pusat Kajian Tinggi Islām, Sains, dan Peradaban (CASIS) Universiti Teknologi Malaysia (UTM)
Email: usepmohamadishaq@gmail.com
Wan Mohd Nor Wan Daud
Pusat Kajian Tinggi Islām, Sains, dan Peradaban (CASIS) Universiti Teknologi Malaysia (UTM)
Email: wanmn65@yahoo.com

Abstrak
Ibn al-Haytham (w. 1038/9 M) lebih dikenal sebagai seorang saintis dan ahli matematika
hingga saat ini. Kajian ini bertujuan untuk meninjau kembali posisinya diantara sarjana
muslim melalui penyelidikan dan peninjauan lebih seksama terhadap sumber-sumber riwayat
hidupnya dan karya-karyanya, untuk memperoleh gambaran yang lebih sesuai. Kaidah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kaidah sejarah khususnya penyelidikan bio-bibliografi.
Hasilnya, meskipun Ibn al-Haytham merupakan tokoh yang menonjol dalam sains dan
matematika, tetapi sebenarnya Ibn al-Haytham merupakan seorang filsuf muslim yang
menghasilkan karya dalam spektrum bidang keilmuan beragam. Satu-satunya karya yang
banyak membahas segi filsafat ternyata masih dapat diperoleh saat ini yaitu Kitāb Thamarah
al-Ḥikmah, yang memperkuat bukti bahwa ia bukan saja seorang saintis dan ahli matematika
tetapi juga seorang filsuf muslim.
Kata kunci: Ibn al-Haytham, Alhazen, Thamarah al-Ḥikmah, Thamarah al-Ḥikmah, filsafat
sains, sains islam.

Abstract
Ibn al-Haytham (d. 1038/9) is hirherto regarded merely as a great scientist and
mathematician. The purpose of the present study is to reevaluate his position among muslim
scholars by keen examination and survey on his bio-bibliographical sources in order to obtain
a proper understanding about his figure and position in the history. The historical method is
carried out in this study particularly bio-bibliographical method of historical research. The
results show that Ibn al-Haytham is not only a prolific scientist and mathemtician but also a
muslim philosopher who produces a various spectrum of works. Thamarah al-Ḥikmah is the
only surviving Ibn al-Haytham’s work that confirms his position not only as a scientist and
mathematician but also as a muslim philosopher.
Keywords: Ibn al-Haytham, Alhazen, Thamarah al-Ḥikmah, philosophy of science, Islamic
science.

PENDAHULUAN students of optics of all times“, yang


Abū ‘Alī al-Ḥasan ibn al-Ḥasan Ibn al- juga dikukuhkan oleh banyak sarjana
Haytham atau yang lebih dikenal sebagai lainnya (Lindberg, 1976:58; Hogendijk
Ibn al-Haytham, atapun Alhazen di dunia dan Sabra, 2003:89-90; Adamson, 2006,
Barat, merupakan salah satu dari 207). Ibn al-Haytham juga dipandang
beberapa saintis paling terkemuka yang oleh beberapa sarjana sebagai perintis
dilahirkan dalam peradaban Islām. metoda saintifik yang menjadi landasan
George Sarton (1931:721) menyatakan dalam setiap penelitian di dunia sains
bahwa Ibn al-Haytham adalah ahli fisika saat ini (Giorini, 2003: 55; Saud, 1990:
muslim dan sarjana dalam bidang optik 11-25 passim). Tidaklah mengejutkan
terbesar sepanjang masa: “the greatest jika sarjana terkemuka Robert Briffault
Muslim physicist and one of the greatest menyatakan bahawa para sarjana Arab

1
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17

telah lama menggunakan kaedah ini Roshdi Rashed, salah seorang yang ahli
sebelum menjadi metoda yang dipakai di dalam pemikiran matematika Ibn al-
dunia modern saat ini (Briffault, Haytham, juga telah menerjemahkan dan
1919:201). menyelidiki karya-karya matematika Ibn
Sumber-sumber terawal yang al-Haytham diantaranya yang cukup
mencatat biografinya tidak memberi ekstensif dalam lima volume Les
banyak informasi biografis yang jelas Mathématiques Infinitésimales du IXe au
kecuali tahun dan tempat Ibn al-Haytham XIe Siècle juga memuat beberapa karya
lahir dan wafatnya. Karena itu para Ibn al-Haytham, terutama volum 2
penulis riwayat hidup Ibn al-Haytham sehingga 5. Karena kajian yang sangat
mengalami kesulitan menuliskan riwayat luas terhadap berbagai karya
hidupnya secara lengkap. matematika dan sainsnya itulah yang
Kajian terhadap karya-karya sains menjadikan Ibn al-Haytham saat ini lebih
dan matematika Ibn al-Haytham telah dikenal sebagai seorang saintis dan ahli
banyak dilakukan oleh ramai para matematika semata-mata, dan justru
sarjana. Misalnya, karya Ibn al-Haytham digambarkan sebagai seorang sarjana
dalam bidang matematika Sharḥ yang menepikan masalah-masalah filsafat
Muṣādarāt Kitāb Uqlīdis fī al-Uṣūl telah dan metafisika (Omar, 1977:148), dan
diterjemahkan dan disunting dari bentuk disebut telah mengadopsi filsafat
manuskripnya oleh Barbara Sude pada “positivisme” sebelum istilah tersebut
tahun 1974. Karya Ibn al-Haytham dalam dikenal (Rashed, 2007:19). Kajian ini
bidang astronomi berjudul Maqālah fī bertujuan meninjau kembali riwayat
Hayʾah al-ʿĀlam (On the Configuration of hidup Ibn al-Haytham dan karya-karyanya
the World) telah dikaji dan utamanya berdasarkan pada rujukan-
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin rujukan primer sehingga diperoleh
sejak tahun 1942 oleh Millás Vallicrosaa, gambaran sosok Ibn al-Haytham yang
sedangkan manuskripnya baru disunting lebih utuh.
dan dikaji oleh Tzvi Langermann pada
1990. Magnum Opus Ibn al-Haytham METODE PENELITIAN
Kitāb al-Manāẓir, yaitu karyanya dalam Metode yang digunakan adalah
bidang ilmu optika, pada tahun 1989 kaidah penelitian sejarah, yang meliputi
telah diterjemahkan dan dikaji oleh A.I. tahapan-tahapan pemilihan topik,
Ṣabra berdasarkan naskah bahasa pengumpulan sumber, verifikasi atau
Arabnya, kemudian pada tahun 2001 kritik sejarah, interpretasi yang meliputi
diterjemahkan oleh Mark Smith analisis dan sintesis, serta penulisan
berdasarkan versi bahasa Latinnya. sejarah atau historiografi (Kuntowijoyo,

2
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)

2005:90). Pemilihan topik, yaitu alasan menurut al-Attas (1990:1-2) sangat


sebuah tema penelitian diambil. Topik penting untuk menjunjung tinggi asas
ini dipandang penting karena ada suatu keadilan. Fakta-fakta kecil sejarah,
kekurangan dalam penulisan seorang misalnya pada seorang tokoh, meskipun
tokoh sejarah bernama Ibn al-Haytham benar tidak boleh mengaburkan
yaitu di mana ia selama ini hanya gambaran keseluruhan dari tokoh
dipandang dari satu segi saja yaitu dari tersebut agar diperoleh gambaran yang
sisi sains dan matematika. Akibatnya utuh terhadap sejarah, lebih khusus lagi
kajian-kajian terhadap pemikiran seorang tokoh sejarah.
filsafatnya cenderung terabaikan;
tahapan heuristik, yaitu pengumpulan HASIL DAN PEMBAHASAN
sumber-sumber sejarah untuk Biografi Ringkas Ibn al-Haytham
memperoleh data-data atau materi Sejauh ini berbagai karya yang
sejarah atau bukti sejarah. Sumber- berkaitan dengan riwayat hidup Ibn al-
sumber utama biografi adalah sumber- Haytham merujuk kepada karya-karya
sumber paling awal dan kutipan penulis biografi seperti Ṣāʿid al-Andalusī
autobiografi singkat Ibn al-Haytham, dan (w. 1070) dalam Ṭabaqāt al-Umam, Ẓahīr
juga sumber-sumber primer dari karya al-Dīn al-Bayhaqī (w. 1170) dalam
Ibn al-Haytham sendiri; tahapan kritik Tatimmah al-Ṣiwān al-Ḥikmah, Jamāl
atau verifikasi, baik secara internal al-Dīn Abī al-Ḥasan ʾAlī ibn Yusūf al-Qifṭī
dengan memeriksa realibilitas isinya (w. 1248) dalam Tārikh al-ḥukamāʾ, Ibn
maupun eksternal yaitu dengan Usaybiʿah (w. 1270) dalam ʾUyūn al-
memeriksa otentitasnya. Langkah ini Anbā’ fī Ṭabaqāt al-Aṭibbā’, Abū Farrāj
dilakukan dengan melakukan survey ibn Harūn ibn al-ʾIbrī (w. 1286) dalam
penelitian-penelitian yang dilakukan Tārikh Mukhtaṣar al-Duwal. Dari kelima
terhadap karya-karya Ibn al-Haytham penulis sejarah tersebut tidak ada
serta melakukan uji perbandingan satupun yang hidup sezaman dengan Ibn
dengan merujuk langsung pada sumber- al-Haytham. Meskipun tidak ada satupun
sumber primer. Analisis kebahasaan juga dari kelima laporan sejarah tersebut
dilakukan untuk memeriksa otentitas yang cukup lengkap meriwayatkan
karya dengan cara membandingkan satu kehidupan Ibn al-Haytham, tetapi
karya dengan karya Ibn al-Haytham laporan sejarah paling berharga tentang
lainnya. Realibilitas karya diselidiki kehidupan Ibn al-Haytham adalah ‘Uyūn
dengan menganalisis beberapa sumber al-Anbā’ fī Ṭabaqāt al-Aṭibbā’ karya Ibn
primer Ibn al-Haytham; Pada tahapan Usaybiʿah karena di dalamnya termuat
penafsiran dan penulisan sejarah

3
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17

seluruh karya Ibn al-Haytham dan nukilan pendidikan dasar adalah al-Qurʾān, tata
autobiografi Ibn al-Haytham. cara ibadah, serta bahasa Arab, retorik
Ibn al-Haytham dilahirkan di (balāghah), dan sastra (Dodge, 1962:3-
Basrah pada sekitar tahun 354 H/965 M, 4). Sedangkan untuk pendidikan
tetapi sejauh ini tidak ada laporan menengah meliputi bahasa Arab, al-
sejarah yang memberikan keterangan Qurʾān, tafsīr, hadīth, uṣūl al-fiqḥ, dan
secara langsung tentang masa kecilnya, tawḥīd, kalām atau uṣūl al-dīn, dan juga
bagaimana pendidikan yang dilaluinya, kelompok ilmu rasional seperti
bagaimana pandangan keagamaannya matematik, mantiq, dan faraid (Dodge,
secara terperinci, apa mazhab yang 1962:29). Pada tahapan lanjut seseorang
dianutnya, siapa guru-gurunya dan lian- dapat memperoleh pelajaran-pelajaran
lain. Meskipun demikian sistem dalam bidang filsafat, astronomi,
pendidikan di wilayah Baghdad, Basrah geometri, kedokteran, ilmu alam, dan
dan lain-lain pada masa itu dapat lain-lain (Dodge, 1962:29). Pada tahapan
ditelusuri. Catatan Ibn Usaybiʿah yang lanjut, seseorang tidak lagi menjadi
memuat autobiografi Ibn al-Haytham pelajar yang pasif tetapi diperbolehkan
hanya memberikan kutipan-kutipan berdiskusi dan berdebat satu sama lain.
pernyataan Ibn al-Haytham secara Sangat mungkin bahwa Ibn al-Haytham
ringkas. Akan tetapi, beberapa laporan menempuh jalur pendidikan yang sama.
seperti Tatimmah Ṣiwān al-Ḥikmah Hal ini tercermin dari keanekaragaman
karya al-Bayhaqī menggambarkan sosok karya-karyanya. Ia juga memiliki karya
dewasa Ibn al-Haytham yaitu bahwa yang berjudul Jawaban kepada tujuh
tubuhnya terhitung pendek, namun dia masalah matematik yang ditanyakan
adalah seorang yang sangat taat kepadaku tentangnya di Baghdad dan
beragama (waraʾ) dan sangat aku telah menjawabnya (Ajwibah Sab’
menjunjung tinggi syariʿat. Ibn al- Masāʾil Taʿlīmīyyah Suʾiltu ʿanhā bi
Haytham ada juga seorang yang tidak Baghdād fa ajabtu) dan karyanya yang
memandang tinggi harta benda dan lain Jawaban kepadanya tentang
sangat mencintai ilmu. masalah geomteri yang ditanyakan
Pada kurun waktu 750-1350 tentangnya di Baghdad pada bulan-bulan
pendidikan bagi masyarakat terdiri dari di tahun 418 H (Jawāb lahū ʿan
tiga jenjang usia, yaitu pendidikan dasar Masāʾilah Handasiyyah Suʾila ʿanhā bi
usia 5-6 sampai 14 tahun, pendidikan Baghdād fī Shuhūr Sanah Thamān
menengah untuk usia 18 tahun, dan ʿAsharah wa Arbaʿah). Kedua judul
pendidikan lanjut (Nakosteen, 2003:61; karyanya ini menunjukkan bahwa Ibn al-
Dodge, 1962:7). Materi pelajaran untuk

4
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)

Haytham ikut serta dalam perbincangan untuk pengamatan astronomi


dan perdebatan ilmiah di Baghdad. (Mackensen, 1932:281), penyalinan
Setelah cukup dewasa di kota manuskrip dan lembaga penerjemahan,
Basrah, kemudian Ibn al-Haytham serta lembaga penelitian ilmiah (Hitti,
menuju Baghdad. Meskipun tidak ada 1973:97; Nakosteen 2003:88). Di sisi lain,
catatan langsung mengenai tahun Ibn al-Haytham juga diketahui memiliki
kepergiannya ke Baghdad, tetapi di banyak karya yang merupakan kajian
dalam ʿUyūn al-Anbāʾ disebutkan bahwa terhadap sains dan filsafat Yunani seperti
di kota Basrah, Ibn al-Haytham pernah Talkhīṣ Madkhal Furfūriyūs wa kutub
ditunjuk menjadi seorang pegawai Arisṭūṭālīs al-Arbaʿah al-Manṭiqiyyah,
pemerintahan (Usaybiʿah, 1998:505). Hal Taʿlīq ʿAlaqahū Isḥāq ibn Yūnus al-
ini menunjukkan bahwa ia telah cukup Muṭabbib bi Miṣr ʿan Ibn al-Haytham fī
dewasa ketika menuju Baghdad. Tidak Kitāb Diyūfanṭūs fī Masāʾil al-Jabr, Kitāb
diketahui pula dorongan yang Jamaʿtu fīhī al-Uṣūl al-Handasiyah min
membuatnya berpindah dari Basrah ke Kitāb Iqlidīs wa Ablūniyūs (Usaybiʿah,
Baghdad, akan tetapi melihat 1998:508-515 passim). Tidak diketahui
kecintaannya yang begitu besar terhadap berapa lama Ibn al-Haytham menetap di
ilmu pengetahuan, dan keberadaan Baghdad, tetapi cukup besar
perpustakaan yang sangat terkenal Bayt kemungkinan bahwa ia menghabiskan
al-Ḥikmah di Baghdad, maka sangatlah cukup waktu untuk mempelajari dan
mungkin bahwa keinginannya untuk menulis berbagai masalah dalam bidang
memperoleh pengetahuan di sains dan filsafat sebagaimana contoh-
perpustakaan tersebut mendorongnya contoh di atas sebelum kepergiannya
menuju Baghdad. Perpustakaan Bayt al- menuju Syria.
Ḥikmah dikenal memiliki koleksi Setelah dari Baghdad,
melimpah dalam pengetahuan filsafat kemungkinan Ibn al-Haytham menuju
dan sains Yunani (al-Nadīm, 1970: 590- Syria. Tidak ada catatan sejarah tentang
642 passim; Hitti, 1973:97; Cooperson, motif yang menyebabkan dia menuju
2005:85). Perpustakaan tersebut Syria. Tetapi, sangat memungkinkan
memiliki koleksi sebanyak 200.000 bahwa Ibn al-Haytham menuju Syria
volume, tetapi sebagian informasi sebagai persinggahan sementaranya ke
menyebutkan 601.000 volume dan Mesir. Mesir saat itu memiliki
salinan al-Qurʾān sebanyak 2.400 perpustakaan yang juga sangat terkenal
(Grohmann, 2012:310). Bayt al-Ḥikmah di dunia Islām yang menjadi pesaing bagi
juga memiliki koleksi buku yang lebih Bayt al-Ḥikmah di Baghdad (Halm,
beragam, bahkan memiliki observatorium 1997:71; Dodge, 1962:17). Perpustakaan

5
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17

ini dikenal dengan Dār al-ʿIlm atau juga pengajaran kepada seseorang bernama
disebut Dār al-Ḥikmah yang mungkin Surkhāb yang merupakan seseorang
menjadi daya tarik Ibn al-Haytham. bangsawan dari daerah Syria atau
Berbagai laporan menyebutkan bahwa Simnān. Ketika Surkhāb datang kepada
Perpustakaan tersebut memiliki 100.000 Ibn al-Haytham untuk belajar, Ibn al-
volume buku sampai 1.600.000 buku, dan Haytham tidak begitu saja menerimanya.
2400 salinan al-Qurʾān (Elayyah, Ia terlebih dahulu menyelidiki
1990:127; Nakosteen, 2003:91,95; Abu- kepribadiannya dengan memberi
Izzeddin, 1984:83). Terdapat dua versi berbagai pertanyaan dan memberikan
berbeda tentang keberadaan Ibn al- sebuah syarat yaitu dia diharuskan
Haytham di Syria, apakah ia membayar 100 dinar setiap bulan untuk
mengunjunginya sebelum ke Mesir belajar pada Ibn al-Haytham selama tiga
ataukah setelahnya seperti diriwayatkan tahun. Surkhāb kemudian
al-Bayhaqī ketika Ibn al-Haytham menyetujuinya. Ketika masa pendidikan
menyelamatkan diri dari penguasa Mesir. akan berakhir, Surkhāb memohon diri
Tetapi kedua kemungkinan itu dapat saja untuk berpisah dengan gurunya, tetapi
terjadi, dalam arti bahwa Ibn al- Ibn al-Haytham menahannya terlebih
Haytham melalui Syria sebelum dahulu dan mengembalikan seluruh uang
mengunjungi Mesir dan setelah dari yang pernah dibayarkan Surkhāb (al-
Mesir, dia mungkin saja sempat Bayhaqī, 1994:83). Kisah yang serupa
mengunjunginya kembali. Tidak ada juga terjadi di Syria. Al-Bayhaqī
catatan pasti pada tahun berapa Ibn al- meriwayatkan bahwa ketika Ibn al-
Haytham mengunjungi Syria sebelum ke Haytham akan diberi upah yang besar
Mesir, akan tetapi dapat dipastikan oleh seorang pejabat tinggi, dia menolak
bahwa hal itu terjadi antara tahun 996- dan merasa cukup dengan keperluan
1021 di mana pada saat itu al-Ḥakīm bi sehari-hari (al-Bayhaqī, 1994:83). Kisah
Amrillāh seorang penguasa Mesir dari ini sekali lagi menunjukkan sifat Ibn al-
kerajaan Fāṭimiyyah Mesir berkuasa Haytham dalam memandang harta benda
(Hitti, 1973:119). Penguasa inilah yang dan hal duniawi laininya.
secara jelas disebutkan dalam catatan Sulit dipastikan pada masa
sejarah pernah bertemu dengan Ibn al- kekuasaan siapa Ibn al-Haytham ketika
Haytham dalam permasalahan sungai Nil. berada di Syria, karena pada saat itu
Di Syria, Ibn al-Haytham Syria tengah dalam kekuasaan dinasti
disebutkan bekerja pada pemerintahan Fāṭimiyyah yang secara sengaja selalu
sebagaimana telah disebutkan sebelum mengganti penguasan Syiria dalam tempo
ini. Dia juga disebutkan memberi yang cepat dalam rangka kemudahan

6
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)

mengendalikannya. Para penguasa Syria menganut jenis faham Syiah yang ekstrim
yang disebut “amir” pada masa itu selain memerangi kaum sunni juga
adalah Manjutakin (996), Sulayman Ibn dikenal memerangi penganut Kristen dan
Jaʿfar Ibn Fallah (~997), Jaysh ibn Yahudi (Hitti, 1959:170; O’Leary,
Samsama (998-1000), Fahl ibn Tamim 1923:160,170). Perangainya sulit diduga,
(1002), ʿAlī ibn Fallah dan Sharīf ibn memiliki sifat kasar, muram, mudah
Fallah (1002), Abū al-Jaysh Ḥamīd ibn marah, dan sifat yang aneh tidak dapat
Masham (1010), Luʿluʿ ibn ʿAbd Allāh diperkirakan (Salibi, 1987:96; Rashed,
(1011), Dhū al-Qarnayn (1011), ʿAzīz al- 2013:2). Misalnya ia pernah
Dawlah (1017), Saketin Shams al-Dawlah memerintahkan membunuh anjing-anjing
(1018), Muḥammad ibn Ismāʿīl Darazī di Kairo kerana dianggap
(1019) (O’Leary, 1923:125-177 passim). mengganggunya (O’Leary, 1923:136),
Sebelum Ibn al-Haytham berada di Mesir, juga memerintahkan masyarakat untuk
mungkin saat dirinya berada di Syria, ia menukar kegiatan siang menjadi malam
telah mengetahui kabar karakter dan sebaliknya, tetapi mengubahnya
kekuasaan dinasti Fāṭimiyyah di bawah kembali (O’Leary, 1923:134-5). Tetapi
kekuasaan al-Ḥakīm. Meskipun al-Ḥakīm beberapa laporan sejarah juga
dikenal sangat mengayomi para ilmuwan menunjukkan hal-hal positif al-Ḥakīm,
dan menyukai ilmu pengetahuan, tetapi selain mencintai ilmu pengetahuan
banyak catatan sejarah yang sebagaimana pada umumnya penguasa di
menunjukkan reputasi al-Ḥakīm yang dunia Islām saat itu, yang tampak dalam
kelam. Misalnya pada saat Damaskus beberapa hal bertentangan. Dia
Syria berada dalam kekuasaannya, al- disebutkan sebagai penguasa yang dekat
Ḥakīm berkuasa dengan sangat represif dengan masyarakat, adil, pemurah, (Abu-
sehingga terjadi pemberontakan di Izzeddin, 1984:77), dan juga berusaha
Damaskus dan sepanjang pantai Syria. merangkul semua kalangan termasuk
Pada tahun 998 M ratusan pemimpin penganut syiah maupun sunni (Abu-
Damaskus diundang ke istana menteri Izzeddin, 1984:80). Karena itu al-Ḥakīm
besar Damaskus yang merupakan merupakan salah satu sosok penguasa
perpanjangan kekuasaan Fāṭimiyyah dan yang kontroversial dalam sejarah
kemudian dibunuh seluruhnya. Pada peradaban Islām. Namun, kabar tentang
tahun 1009 M al-Ḥakīm juga merusak perilaku al-Ḥakīm memang telah
banyak tempat ibadah termasuk Holy diketahui Ibn al-Haytham sebelum
Sepulchre di Palestina (Burns, 2005:138; dirinya berjumpa dirinya secara
Lentin, 1986:266; Hitti, 1959:170; langsung. Pada saat di Syria pulalah Ibn
O’Leary, 1923:160,170). Al-Ḥakīm yang al-Haytham mendengar tentang krisis

7
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17

sungai Nil yang terkadang menyebabkan sangat muda yaitu 11 tahun (O’Leary,
banjir pada musim penghujan tetapi 1923:123; al-Anṣārī 1993:127), dan baru
mengering dan menyebabkan bencana efektif berkuasa ketika berusia 16 tahun,
kekeringan pada musim kemarau. yaitu pada sekitar tahun 1001. Kedua,
Peristiwa itu merupakan bencana yang peristiwa krisis sungai Nil baru terjadi
rutin terjadi di Mesir, dan kembali sekitar tahun 1008-1009. Karena itu,
terjadi pada kira-kira tahun 1008-1009 sekurangnya Ibn al-Haytham bertemu
yang menyebabkan menipisnya dengan al-Ḥakīm pada tahun 1010 ketika
ketersediaan air yang berakibat pada al-Ḥakīm berusia 24 tahun dan telah
naiknya harga-harga makanan (O’Leary, cukup dewasa untuk memahami
1923:154-5; Abu-Izzeddin, 1984:78). penjelasan Ibn al-Haytham.
Kabar itu membuat Ibn al-Haytham Terdapat perbedaan pendapat
terdorong untuk membantu rakyat Mesir. diantara dua catatan sejarah al-Bayhaqī
Dengan pengetahuan yang dimilikinya, dengan al-Qifṭī dan Ibn Abī Usaybiʿah.
dia ingin membuat suatu bendungan yang Menurut al-Bayhaqī ketika Ibn al-
nantinya akan berfungsi untuk Haytham tiba di perbatasan Kairo dia
mengendalikan aliran sungai Nil sehingga ditemui oleh al-Ḥakīm dan para
akan mengatasi masalah banjir maupun pengawalnya. Dikisahkan bahwa al-
kekeringan. Ibn al-Haytham mengatakan: Ḥakīm menemui Ibn al-Haytham dengan
“law kuntu bi miṣr laʿalimtu fī nīlihā menunggang kuda kecil berhiaskan
ʿamilan yuḥṣalu bihī al-nafʿ fī kulli ḥālah perak. Ibn al-Haytham kemudian harus
min ḥālātih min ziyādah wa naqṣ.”( al- menaiki bangku karena perawakannya
Qifṭī, 1903:166; Usaybiʿah, 1998:505; al- yang pendek kemudian mulai
ʾIbrī, 1958:317). Pernyataan Ibn al- menjelaskan rencanannya. Ketika al-
Haytham itu kemudian sampai ke telinga Ḥakīm selesai mendengar penjelasan
al-Ḥakīm, dan dengan antusias ingin rencana itu, dia berkata dengan marah:
menemui Ibn al-Haytham dengan “Engkau salah! Pengeluaran yang akan
mengundangnya ke Kairo untuk diperlukan untuk menjalankan
mendengar rencanannya itu. Al-Ḥakīm rencanamu akan lebih besar daripada
kemudian mengirimkan sejumlah uang manfaat yang akan dihasilkan.”
untuk mendatangkan Ibn al-Haytham. Kemudian al-Ḥakīm meninggalkan Ibn al-
Tidak dapat dipastikan pada tahun Haytham dan merasa kesal sambil
berapa Ibn al-Haytham mengunjungi menghancurkan bangku yang dinaiki Ibn
Mesir, tetapi terdapat beberapa al-Haytham (al-Bayhaqī, 1994:83; Abu-
petunjuk. Pertama, al-Ḥakīm ketika Izzeddin, 1984:85). Segera setelah itu,
diangkat sebagai penguasa baru berusia Ibn al-Haytham melarikan diri karena

8
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)

mengkhawatirkan keselamatan dirinya. kegiatan akademik yang bebas seperti


Berbeda dengan al-Bayhaqī, sejarawan meneliti, mengamati alam, membaca
al-Qifṭī dan Ibn Abī Usaybiʿah melaporkan dan menulis terhambat karena
kejadian yang berbeda (Usaybiʿah, pekerjaannya. Akibatnya, dikisahkan
1998:505-6). Ketika Ibn al-Haytham bahwa ia mengalami gangguan kejiwaan
sampai di Mesir, al-Ḥakīm (al-Qifṭī, 1903:167; Usaybiʿah, 1998:506).
menyambutnya di gerbang kota Kairo al- Tidak diketahui dengan pasti apakah
Ma’ziyyah yang lebih dikenal dengan al- peristiwa ini adalah sebagai cara Ibn al-
Khandaq. Mereka tidak langsung Haytham untuk lepas dari pekerjaannya
membicarakan rencana penanggulangan ataukah benar-benar terjadi, ataupun
sungai Nil. Ibn al-Haytham terlebih berbagai kemungkinan lainnya. Terlepas
dahulu beristirahat dan kemudian dari itu, Ibn al-Haytham kemudian
menelusuri sungai Nil hingga ke hulu ditahan dalam suatu ruangan gelap
untuk melakukan peninjauan atas selama kurang lebih 10 tahun kemudian,
rencanannya membangun bendungan. sampai al-Ḥakīm meninggal karena
Akan tetapi kemudian setelah itu Ibn al- peristiwa kudeta pada 1021 (Hitti,
Haytham menyampaikan bahwa pada 1973:120; O’Leary, 1923: 184-5). Setelah
saat itu sangat sulit melakukan keluar dari tahanan, ia tinggal di dalam
pembangunan bendungan karena masalah masjid al-Aẓhār Kairo dan meneruskan
teknis seperti sulitnya medan, kegiatan ilmiah. Ia mencukupi
keterbatasan alat, dan pembiayaan. kehidupannya dengan menyalin Almagest
Akibatnya, al-Ḥakīm merasa sangat dan karya-karya Euclids (Usaybiʿah,
kecewa dan marah. Sebagai bentuk 1998:505; Sabra, 1989: xix-xx). Ibn al-
hukuman ia menahan Ibn al-Haytham Haytham wafat kira-kira pada tahun 354
untuk dipekerjakan untuk membantunya H atau 1038/9 M (al-Qifṭī, 1903:167;
dalam administrasi pemerintahan. Ibn al- Usaybiʿah 1998:506), karena menderita
Haytham disebutkan merasa enggan penyakit pencernaan. Pada saat
tetapi ia merasa dirinya terancam. menjelang wafatnya, Ibn al-Haytham
Akhirnya Ibn al-Haytham menerima menghadap arah kiblat dan mengatakan:
pekerjaan tersebut dengan terpaksa: “(ilmu) matematika tidak lagi
“rahbatan wa lā raghbatan” (al-Qifṭī, bermanfaat, dan (ilmu) kedokteran dan
1903:166). Setelah beberapa lama pengobatan tidak berguna lagi; yang
menjalani pekerjaan tersebut, Ibn al- tersisa hanyalah penyerahan diriku
Haytham mungkin merasa tidak cocok kepada Allāh yang membuat dan
dengan rutinitas pekerjaannya. Boleh menciptakan diriku.” (al-Bayhaqī,
jadi karena sifatnya yang mencintai 1994:84).

9
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17

Tidak dapat dipastikan pandangan penelitian telah dilakukan terhadap


keagamaan Ibn al-Haytham sejauh ini. ketiga daftar ini, misalnya oleh A.I.
Tetapi beberapa petunjuk dapat Sabra (Sabra, 1989:xix-xxxii) dan Roshdi
memberikan gambaran umum. Misalnya Rashed (Rashed, 2013:1-37), di mana
bahwa Ibn al-Haytham memberikan keduanya merujuk pada karya yang sama
banyak kritik pada beberapa pemikir yaitu ‘Uyūn al-Anbā’ fī Ṭabaqāt al-
bebas seperti Ibn al-Rāwāndī dan Abū Aṭibbā’ karya Ibn Abī Usaybiʿah tersebut.
Bakr al-Rāzī (Stroumsa, 1999:69; Meskipun demikian, terdapat perbedaan
Mohaghegh, 1979:229; Usaybiʿah, 1998: pandangan diantara keduanya, terutama
506-515). Selain itu dari karya-karyanya menyangkut penyebutan dua nama di
yang hilang, Ibn al-Haytham juga terlibat dalam ‘Uyūn al-Anbā’ fī Ṭabaqāt al-
polemik dengan pemikir Muʿtazilah. Ia Aṭibbā’, yaitu yang pertama Abū ʿAlī
juga seorang cenderung pada pemikiran Muḥammad ibn al-Ḥasan ibn al-Haytham,
Ashʾarī tentang Atom (Ibn al-Haytham, dan yang kedua al-Ḥasan ibn al-Ḥasan
1998:17-18). Hal ini memberikan indikasi ibn al-Haytham. Menurut Rashed, dua
bahwa Ibn al-Haytham seorang sunni nama ini sebenarnya merujuk pada
yang memiliki kecenderungan mazhab individu yang berbeda, tetapi Ibn Abī
teologi Ashʿāri, sebagaimana dinyatakan Usaybiʿah telah keliru menyamakannya
lebih eksplisit oleh Sardar (1998:562). dalam daftar yang sama di bawah nama
Beberapa pandangan filsafatnya dalam Ibn al-Haytham (Rashed, 2013:3, 12).
Kitāb Thamarah al-Ḥikmah menunjukkan Karena itu, Rashed meragukan bahwa
bahwa Ibn al-Haytham memandang daftar I dan II merupakan karya al-Ḥasan
bahwa tujuan utama dari mempelajari Ibn al-Haytha, tetapi kedua daftar itu
alam semesta adalah menguatkan merupakan karya Muḥammad ibn al-
keyakinan terhadap Penciptanya (Ibn al- Haytham yang merupakan seorang ahli
Haytham, 1998: 308-9). Ini menunjukkan matematika dan filsuf yang juga lahir di
bahwa Ibn al-Haytham tidaklah Basra dan wafat di Mesir. Tidak hanya
menepikan aspek-aspek metafisika dalam itu, Rashed juga meragukan beberapa
penyelidikan sainsnya. karya yang meskipun secara jelas ditulis
dengan nama Abū ʿAlī al-Ḥasan ibn al-
Tinjauan Ringkas Karya-Karya Ibn al-
Haytham Ḥasan ibn al-Haytham seperti Kitāb
Sumber utama informasi karya- Thamarah al-Ḥikmah dengan alasan
karya Ibn al-Haytham adalah berasal dari bahwa isinya dipandang bertentangan
karya Ibn Abī Usaybiʿah yang memuat dengan karya Ibn al-Haytham yang lain,
tiga daftar karya Ibn al-Haytham, kedua gaya penulisan judul yang
sebutlah daftar I, II, dan III. Beberapa

10
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)

metaforis “thamarah” bukanlah gaya Ibn tanpa no.). Demikian pula penyunting
al-Haytham (Rashed, 2013:426). manuskrip yang sama ʿAmmār Jamʿī al-
Ṭālibī yang menisbatkan karya tersebut
Meskipun demikian, pendapat ini
pada Ibn al-Haytham (al-Ṭālibī,
berbeda dan disanggah oleh beberapa
1998:264). Hal ini sebelumnya juga telah
sarjana seperti A.I Sabra, Tzvi
dinyatakan sejarawan Henry Corbin:
Langermann, dan untuk kasus Thamarah
al-Ḥikmah diantaranya oleh editor “He was an important influence in the
fields of celestial physics, astronomy,
pertamanya Muḥammad ʿAbd al-Hādī Abū
optics, and the science of perspective.
Rīdah (Abū Rīdah, 1991:-). A.I Sabra His philosophical presuppositions are
still to be systematically examined; he
menyanggah Rashed dalam dua artikel
was deeply learned in philosophical
berjudul “One Ibn al-Haytham or Two? culture, for he had read Galen and
Aristotle carefully, but his own
An exercise in reading the bio-
philosophical work is unfortunately
bibliographical sources,” dan “One Ibn lost, or else remains unedited, like the
Kitab Thamarat al-Hikmah, 'the fruits
al-Haytham or Two? Conclusion,”
of philosophy'.” (Corbin, 1993: 149)
(Langermann, 1990,repr.2007:i). Menurut
Kandungan Kitāb Thamarah al-Ḥikmah
A.I Sabra, keraguan Rashed lebih banyak
atau yang disebut Abū Rīdah sebagai
pertanyaan, terlalu dipaksakan, dan
Maqālah Thamarah al-Ḥikmah terdiri
tidak perlu: “Rashed’s hypothesis is
dari beberapa topik bahasan seperti
strained, unnecessary, and raises more
definisi falsafah (al-ḥikmah), pokok-
questions than it claims to have
pokok dan klasifikasi ilmu atau falsafah
answered” (Langermann, 1990,
(al-ḥikmah), ilmu jiwa (psikologi) dan
repr.2007:i). Sanggahan A.I. Sabra ini
uraian fakultas-fakultas manusia, konsep
diperkuat oleh Tzvi Langermann yang
kebahagiaan, konsep Manusia Sempurna
meneliti karya Ibn al-Haytham Maqālah fī
(al-insān al-tāmm), pendahuluan ilmu
al-Hayʾah al-ʿĀlam (Makalah tentang
geometri, tentang pembuktian dalam
Konfigurasi/Susunan Alam), salah satu
ilmu matematik, dan lain-lain. Secara
karya yang diragukan Rashed sebagai
umum tidak ada kandungan karya ini
karya Ibn al-Haytham yang dimaksud
dengan karya Ibn al-Haytham lainnya
(Langermann, 1990,repr.2007:i). Berbeda
meskipun ada beberapa hal yang tidak
dengan Rashed, Muḥammad ʿAbd al-Hādī
dibahas mendalam sebagaimana karya
Abū Rīdah sebagai penyunting pertama
Ibn al-Haytham lain. Misalnya dalam
karya tersebut pada tahun 1991 dengan
Maqālah Thamarah al-Ḥikmah tentang
tegas menyatakan bahwa Thamarah al-
ilmu optika (al-Manāẓir), yaitu sebuah
Ḥikmah adalah satu-satunya karya Ibn al-
disiplin ilmu yang membahas bagaimana
Haytham dalam permasalahan filsafat
dan pada lingkungan seperti apa mata
yang masih dapat (Abū Rīdah, 1991:
dapat melihat benda, serta hukum

11
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17

pemantulan cahaya, dan bagaimana Haytham, 1998:309) juga ditemukan


teknik membuat permukaan cermin dalam Kitāb al-Manaẓir dengan ungkapan
pembakar dan lain-lain. Penjelasannya lain sebagai ḥikmah al-ṣānīʿ (Ibn al-
ini tidak bertentangan meskipun tidak Haytham, 1983:187-8). Selain itu dalam
cukup lengkap menggambarkan ilmu al-Shukūk ʾalā Baṭlamyūs li’l-Ḥasan ibn
optika. Karena itulah ia menuliskan “dan al-Haytham yang tidak diragukan
lain-lain yang semisalnya” (wa mā merupakan karya Ibn al-Haytham
shākalahū) untuk mencakup segi-segi disebutkan: “Kebenaran itu diinginkan
optik yang lain yang tidak diuraikan (Ibn kerana dirinya, dan setiap yang
al-Haytham, 1998:291-2). Justru banyak diinginkan kerana dirinya pencarinya
istilah yang digunakan dalam Maqālah tidak memerlukan selain daripada
Thamarah al-Ḥikmah yang serupa dengan keberadaannya” (Ibn al-Haytham,
kutipan autobiografinya dalam ‘Uyūn al- 1971:3-4). Pernyataan ini juga ditemukan
Anbā’ fī Ṭabaqāt al-Aṭibbā’ misalnya dalam ungkapan yang berbeda tetapi
penggunaan istilah metaforikal dengan maksud yang sama dalam Kitāb
“thamarah” sebagai hasil daripada ilmu Thamarah al-Ḥikmah: “...iaitu perolehan
al-ḥikmah di dalam ‘Uyūn al-Anbāʾ fī kebaikan yang hakiki (al-khayr ʿalā al-
Ṭabaqāt al-Aṭibbāʾ yang terkadang ḥaqīqah). Kebaikan yang hakiki adalah
digunakan istilah “natāʾij” (Usaybiʿah, sesuatu yang diinginkan kerana dirinya
1998:512). Istilah metaforikal “thamarah sendiri...” (Ibn al-Haytham, 1998:287-
al-ḥikmah” dalam Kitāb Thamarah al- 288). Dan banyak lagi keserupaan
Ḥikmah sama dengan apa yang dia ungkapan-ungkapan dan pembahasan-
definisikan di dalam ‘Uyūn al-Anbāʾ fī pembahasan dalam Kitāb Thamarah al-
Ṭabaqāt al-Aṭibbāʾ bahawa hasil atau Ḥikmah dengan karya Ibn al-Haytham
buah dari ilmu (thamrah hādhā al-ʿulūm) lainnya. Karena itu, sejauh ini tidak ada
adalah pengetahuan yang benar dan amal alasan yang cukup meyakinkan untuk
perbuatan yang adil yang merupakan meragukan bahwa Kitāb Thamarah al-
kebaikan yang murni (maḥḍ al-khayr) Ḥikmah merupakan karya Ibn al-
(Usaybiʿah, 1998:513). Beberapa Haytham.
ungkapan lain juga disebutkan dalam Daftar karya Ibn al-Haytham yang
kedua karya ini misalnya “thamarah dimuat di dalam ‘Uyūn al-Anbāʾ fī
hādhā al-ʿulūm”, maḥḍ al-khayr, “ʿilm Ṭabaqāt al-Aṭibbāʾ tersebut terdiri dari
al-ḥaqq wa al-ʿamal bi al-ʿadl”, dan lain- tiga bagian menurut kurun waktu
lain. Demikian juga tentang tujuan penulisan (Usaybiʿah, 1998:506-515):
mempelajari alam semesta adalah untuk Pertama, yang ditulis sampai bulan Dhū
mengetahui ḥikmah Allāh taʿālā, (Ibn al- al-Ḥijjah 417 H atau sekitar bulan

12
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)

Februari 1027 M. Daftar ini mengandung sebagai pendahuluan kepada ilmu


25 karya dalam bidang matematik dan 44 geometri : “madkhalan ilā al-ṣināʿah al-
karya dalam falsafah dan sains, dimana handasah.”(al-Ṭālibī, 1998:264)
karya ke-44 adalah komentarnya Jika merujuk pada ketiga daftar
terhadap karya 30 karya Galen dalam tersebut, maka secara keseluruhan
ilmu perubatan, sehingga jumlah sub- jumlah karya Ibn al-Haytham adalah 182
total karyanya pada daftar ini, sebutlah karya. Meskipun demikian ada
Daftar I adalah 69 karya. Kedua, karya kemungkinan bahwa beberapa yang
Ibn al-Haytham antara Dhū al-Ḥijjah disebutkan berulang dalam dua daftar.
417/Februari 1027 sampai bulan Jamādī Sayangnya, hingga saat ini diketahui
al-Ākhirah 419 H/Juli 1028 M, sebutlah bahwa hanya sekitar 61 karya yang saat
Daftar II. Daftar II berisi 21 karya dalam ini diketahui masih dapat diperoleh, baik
matematika, sains, ilmu Kalām, yang telah diedit, diterjemahkan,
kedokteran, dan astronomi. Sedangkan ataupun masih dalam bentuk manuskrip
daftar ketiga adalah karyanya sampai yang tersebar di pelbagai tempat seperti
akhir tahun 429 H/1038 M yang berisi 92 di Mesir, Turki, Jerman, Perancis,
tulisan. Daftar III mencakup berbagai Roma, Leiden Belanda, dan lain-lain
bidang keilmuan seperti matematika, (Brockelmann, 1943:617-619). Meskipun
logika, astronomi, optik, musik, sastra, sebagian besar karya Ibn al-Haytham
dan etika atau ilmu akhlak. Kitāb tidak dapat diperoleh saat ini, tetapi
Thamarah al-Ḥikmah tidak disebutkan cara penyebutan karya-karya di dalam
dalam ketiga daftar ini namun demikian ketiga daftar tersebut mencerminkan
Abū Rīdah berpandangan bahwa kandungan dari buku-bukunya. Karena
penyebabnya adalah ia termasuk di itu, dapatlah diketahui secara umum
dalam karya-karya yang hilang di Basrah cakupan dan spektrum bidang keilmuan
dan Ahwaz, sebagaimana dinyatakan Ibn dari karya-karya Ibn al-Haytham secara
al-Haytham (Abū Rīdah, 1991:-; statistik dalam bidang matematik adalah
Usaybiʿah, 1998:512). Tetapi menurut sekira 41%, khusus dalam bidang
ʿAmmār Jamʾī al-Ṭālibī penyebabnya astronomi sekira 21%, metafisika dan
hanyalah perbedaan penamaan judul. termasuk yang berkaitan dengan pokok-
Thamarah al-Ḥikmah sebenarnya telah pokok agama 18%, dalam ilmu mantik
disebutkan dalam Daftar I sebagai Kitāb dan IPA sekira 15%, karyanya selain itu
fī al-Madkhāl ilā al-Umūr al-Handasah. berkenaan dengan kedokteran, sastra,
Petunjuk akan hal ini adalah bahwa di politik dan akuntansi.
dalam Kitāb Thamarah al-Ḥikmah
Dari Daftar I diantara yang masih
disebutkan bahwa tujuan buku tersebut
diperoleh adalah dalam bidang

13
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17

matematika seperti Kitāb fī Taḥlīl al- telah didaftar sebagiannya oleh


Masāʾil al-Handasah (Brockelmann, Brockelmann (1943:617-619). Beberapa
1943:618), yang masih dalam bentuk diantaranya adalah Maqālah fī Hayʾah al-
manuskrip; Maqālah fī Ijārāt bi jamīʿ al- ʿĀlam yang disebutkan kembali dalam
Ashkāl al-Handasah...yang telah daftar III; dalam bidang matematika
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris diantaranya Maqālah fī sharḥ Muṣādarāt
oleh Jan P. Hogendijk. (New York: Kitāb Iqlīdis, yang telah diterjemahkan
Springer Verlag, 1985); Kitāb fī al- melalui disertasi Barbara Sude melalui
Madkhāl Ilā al-Umūr al-Handasah, yang “Ibn al-Haytham’s Commentary on the
mungkin merujuk pada Kitāb Thamarah Premiss of Euclid’s Elements Book I-IV”.
al-Hikmah sebagaimana telah dibahas Dalam bidang IPA diantaranya Kitāb al-
sebelumnya. Buku ini sebenarnya juga Manāẓir yang telah disunting dan
dimaksudkan sebagai pengantar pada diterjemahkan oleh A.I. Sabra dan
ilmu geometri tetapi mengandung cukup kemudian oleh Mark Smith sebagaimana
banyak permasalahan filsafat dan sejauh telah disebutkan sebelumnya. Dalam
ini merupakan satu-satunya karya Ibn al- bidang ekonomi khususnya akuntansi
Haytham yang mengandung pembahasan adalah Maqālah fī Ḥisāb al-Muʿāmalāt
khusus tentang filsafat; Maqālah fī yang telah disunting dan diterjemahkan
Hayʾah al-ʿĀlam, telah diedit dan ke dalam bahasa Jerman oleh Ulrich
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris Rebstock (1995–1996: 61–121). Beberapa
oleh Tzvi Langermann dalam Al-Maqālah karya matematika Ibn al-Haytham juga
fī Hayʾah al-ʾĀlam (Ibn al-Haytham’s On telah dikumpulkan dalam Majmūʿ al-
the Configuration of the World), ed. Rasāʾil li-l-Hasan ibn al-Ḥasan Ibn al
terj. And pengantar oleh Y. Tzvi Haytham dan diterbitkan tahun 1998
Langermann, (New York: Garland oleh Institute for the History of Arabic-
Publishing, 1990, repr. 2007). Buku ini Islamic Science Johann Wolfgang Goethe
membahas masalah astronomi yaitu University.
tentang susunan benda-benda langit dan
pergerakan planet-planet dalam PENUTUP

orbitnya. Dari Daftar II sejauh ini tidak Simpulan

ada satupun yang dapat diketahui Dari tinjauan terhadap riwayat hidup dan

keberadaannya sampai saat ini. karya-karya Ibn al-Haytham di atas,

Sedangkan Daftar III adalah daftar di jelaslah bahwa Ibn al-Haytham bukan

mana karya-karya Ibn al-Haytham paling semata-mata seorang saintis dan ahli

diperoleh yaitu sekira 53 buah karya. matematika. Tetapi sesungguhnya dia

Beberapa manuskrip yang bisa diperoleh adalah seorang filsuf yang memiliki
keahlian mendalam dalam bidang sains

14
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)

dan matematika. Kajian ini juga menolak wa al-Idāriyyah. Kairo: Dār al-
Shurūq.
kecenderungan pandangan bahwa Ibn al-
Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. 1990.
Haytham cenderung sekular, menepikan
Islam dan Sejarah Kebudayaan
pertanyaan-pertanyaan metafisis, Melayu. Petaling Jaya: ABIM.
positivis dan lain-lain. Justru ia adalah Al-Bayhaqī, Ẓahīr al-Dīn. 1994. Tatimmah
al-Ṣiwān al-Ḥikmah. Beirut: Dār
seorang saintis yang menempatkan hal-
al-Fikr al-Lubnānī.
hal metafisis sebagai sumber Briffault, Robert. 1919. The Making of
pengetahuan yang tertinggi dan tujuan Humanity. London: George Allen &
Unwin Ltd.
tertinggi dari sains.
Brockelmann, Carl. 1943. Geschichte Der
Arabischen Litteratur Vol. I.
Saran Leiden: E.J. Brill.
Diharapkan agar penelitian terhadap Burns, Ross. 2005. Damascus: A History.
aspek-aspek pemikiran filsafat dan New York, NY: Routlegde.

keagamaan Ibn al-Haytham mulai Cooperson, Michael. 2005. Al-Maʾmūn.


Oxford: Oneworld.
dikembangkan sehingga dapat menambah
Corbin, Henry. 1993. History of Islamic
khazanah pemikiran Islām terutama Philosophy, terj. Liadain Serrard
terhadap Ibn al-Haytham yang selama ini dan Philip Sherrard. London: Kegan
Paul International.
dianggap sebatas seorang saintis dan ahli
Dodge, Bayard. 1962. Muslim Education
matematika semata-mata. in Medieval Times. Washington DC:
The Middle East Institute.
DAFTAR PUSTAKA Elayyah, Ribhi Mustafa. 1990. “The
History of the Arabic-Islamic
Abū Rīdah, Muḥammad ʿAbd al-Hādī.
Libraries: 7th to 14th Centuries”,
1991. “Preface” dalam Maqālah ‘an
International Library Review 22,
Thamarah al-Ḥikmah. Kairo: al-
119-135.
Maktabāt al-Miṣriyyah bi al-
Qāhirah. Giorini, Rosanna. 2003. Al-Haytam the
Man of Experience. First Steps in
Abu-Izzeddin, Nejla M. 1984. The Druzes:
the Science of Vision. Rome:
A New Study of Their History, Faith
JISHIM, halaman 53-55.
and Society. Leiden: Brill.
Grohmann, Adolph. 2012. “Libraries and
Adamson, Peter. 2006. “Vision, Light and
Bibliophiles in the Islamic East”
Color in al-Kindī, Ptolemy and the
dalam Education and Learning in
Ancient Commentators,” Arabic
the Early Islamic World (The
Science and Philosophy, vol. 16,
Formation of the Classical Islamic
halaman 207-236.
World vol 43), ed. Claude Gilliot.
al-Andalusī, Ṣāʾid. 1991. Ṭabaqāt al- Burlington, VT: Ashgate Variorum.
Umam, trans. Ed. Semaʾan I. Salem
Halm, Heinz. 1997. The Fatimids and
and Alok Kumar, Science in the
their Traditions of Learning, ed.
Medieval World “Book of the
Farhad Daftary. London: I.B. Tauris
Catagorie of Nations”. Austin
Publishers in association with The
Tex:University of Texas Press.
Institute of Ismaili Studies.
Al-Anṣārī, Nāṣir. 1993. Al-Mujmal fī
Tārīkh Miṣr al-Nuẓum al-Siyāsiyyah

15
Tinjauan Biografi-Bibliografi…, Usep Muhamad Ishaq & Wan Mohd Nor Wan Daud, 1-17

Hitti, Philip K. 1959. Syiria a Short Story. Anṭūn Ṣālḥānī. Beirut: al-Maṭbaʾah
New York: The Macmiliian al-Kātūlīkiyyah.
Company.
Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu
Hitti, Philip K. 1973. Capital Cities of Sejarah. Yogyakarta: Bentang
Arab Islam. Minneapolis: University Pustaka.
of Minnesota Press.
Langermann, Y. Tzvi. 1990 repr. 2017.
Hogendijk, Jan P., Sabra, A.I. (eds.). “preface” Ibn al-Haytham, Al-
2003. The Enterprise of Science in Maqālah fī Hayʾah al-ʾĀlam (Ibn al-
Islam New Perspectives. London: Haytham’s On the Configuration of
The MIT Press. the World), ed. terj. dan
pengantar oleh Y. Tzvi
Ibn al-Haytham. 1971. Al-Shukūk ʾalā
Langermann. New York: Garland
Baṭlamyūs li’l-Ḥasan ibn al-
Publishing.
Haytham, ed. A.I. Sabra and N.
Shehaby. Kairo: Maṭbaʾah Dār al- Lentin, J. 1986 “Al-Shām”,
Kutūb. Encyclopaedia of Islam New Edition
vol. 9. Leyden: Brill, 1986.
Ibn al-Haytham. 1983. Kitāb al-Manāẓir
li’l-Ḥasan Ibn al-Haytham, ed. A.I. Lindberg, David C. 1976. Theories of
Sabra. Kuwait: The National Vision from al-Kindi to Kepler.
Council for Culture, Arts and Chicago: The University of Chicago
Letter. Press.
Ibn al-Haytham. 1989. Kitāb al-Manāẓir Mackensen, Ruth Stellhorn. 1932. "Four
li’l-Ḥasan Ibn al-Haytham, terj. Great Libraries of Medieval
A.I. Sabra, Ibn Al-Haytham Optics Baghdad." dalam The Library
Books I-III On Direct Vision, vol.1 (2 Quarterly: Information,
vols.). London: The Warburg Community, Policy 2, no. 3,
Institute University of London. halaman 279-299.
Ibn al-Haytham. 1995-1996. “Der Mohaghegh, Mehdi. 1979. “Notes on
Muʿāmalāt des Ibn al-Haitams,” [On Bīrūnī Fihrist,” dalam Al-Bīrūnī
Business Arithmetic], edited and Commemorative Volume ed. Hakim
German translation by Ulrich Mohammed Said. Karachi: Hamdard
Rebstock, Zeitschrift für Academy Hamdard National
Geschichte der Arabisch- Foundation, halaman 228-231.
Islamischen Wissenschaften
Al-Nadīm, Abū al-Farj Muḥammad ibn
(ZGAIW) 10, halaman 61–121.
Ishāq. 1970. Al-Fihrist li al-Nadīm,
Ibn al-Haytham. 1998. “Kitāb Thamarah The Fihrist of al-Nadim, terj. ed.
al-Ḥikmah” dalam Majallah Majmaʿ Bayard Dodge vol. 2 (2 vols.). New
al-Lughah al-ʿArabiyah bi Dimashq York: Columbia University Press.
73 no. 2, halaman 281-310.
Nakosteen, Mehdi. 2003. History of
Ibn al-Haytham. 1998. “Risālah fī al- Islamic Origins of Western
Dawʿ,”dalam Majmūʿ al-Rasāʾil li-l- Education A.D. 800-1350: with an
Hasan ibn al-Ḥasan Ibn al Haytham. Introduction to Medieval Muslim
Hyderabad: Dāʾirah al-Maʾārif al- Education, terj. Joko Kahhar dan
ʾUthmānīyah, 1938; repr., Supriyanto Abdullah, Kontribusi
Frankfurt: Institute for the History Islam atas Dunia Intelektual Barat:
of Arabic-Islamic Science at the Deskripsi Analisis Abad Keemasan
Johann Wolfgang Goethe Islam. Surabaya: Risalah Gusti.
University.
O’Leary, De Lacy. 1923. A Short History
Al-ʾIbrī, Abū Farrāj ibn Harūn ibn. 1958 of the Fatimid Khalifate. London:
Tārikh Mukhtaṣar al-Duwal, ed. Kegan Paul, Trench, Trubner & Co.,
Ltd.

16
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)

Omar, Saleh Beshara. 1977. Ibn al- Majallah Majmaʿ al-Lughah al-
Haytham’s Optics A Study of the ʿArabiyah bi Dimashq April 73 No.
Origins of Experimental Science. 2. Damascus: Majmaʿ al-Lughah al-
Minneapolis: Bibliotheca Islamica. ʿArabiyah bi Dimashq, halaman
261-280.
Al-Qifṭī, Jamāl al-Dīn Abī al-Ḥasan ʾAlī
ibn Yusūf. 1903. Tārikh al- Usaybiʿah, Ibn Abi. 1998. ʾUyūn al-Anbā’
ḥukamāʾ, ed. Julius Lippert. fī Ṭabaqāt al-Aṭibbā’. Beirut: Dar
Leipzig: Dieterich’sche al-Kutūb al-‘Ilmiyyah.
Verlagsbuchhandlung.
Rashed, Roshdi. 2007. “The Celestial
Kinematics of Ibn al-Haytham,”
dalam Arabic Sciences and
Philosophy vol. 17, halaman 7-55.
Rashed, Roshdi. 2013. Ibn al-Haytham
and Analytical Mathematics A
History of Arabic Sciences and
Mathematics vol. 2 terj. Susan
Glynn dan Roger Wareham. London:
Routledge.
Sabra, A.I. 1989. Ibn Al-Haytham Optics
Books I-III On Direct Vision
Translation vol. 2 (Introduction,
Commentary, Glossaries,
Concordances, Indices). London:
The Warburg Institute University of
London.
Salibi, Kamal S. 1987. Syria Under Islam
Empire on Trial. Delmar NY:
Caravan Books.
Sardar, Ziauddin. 1998. “Science in
Islamic philosophy” dalam
Routledge Encyclopedia of
Philosophy vol. 8, ed. Edward
Craig. London: Routledge.
Sarton, George. 1931. Introduction to
the Histroy of Science vol. 1.
Baltimore: Carnegie Institution of
Washington, 1931.
Saud, Muhammad. 1990. The Scientific
Method of Ibn al-Haytham.
Islamabad: Islamic Research
Institute, International Islamic
University Islamabad Pakistan.
Stroumsa, Sarah. 1999. Freethinkers of
Medieval Islam: Ibn Al-Rawāndī,
Abū Bakr Al-Rāzī and Their Impact
on Islamic Thought. Leiden: Brill.
Al-Ṭālibī, ʿAmmār Jamʿī. 1998. “Kitāb
Thamarah al-Ḥikmah li Ibn al-
Haytham Dirāsah wa Taḥqīq,”dalam

17

Anda mungkin juga menyukai