STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SI
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Bukit Beringin, Wonosari
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Menikah
No RM : 261997
Tanggal masuk : 20 Agustus 2016
Biaya pengobatan : BPJS non PBI
II. ANAMNESIS
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis tgl 21 Agustus 2016 jam 11.30
WIB di bangsal bougenvile
Keluhan utama :
Rujukan dari bidan dengan resiko panggul sempit
1
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Poli Kandungan RSUD Tugurejo Semarang diperiksa
dokter Sp.OG disarankan operasi dengan diagnosis panggul sempit. Pasien
merasakan kenceng – kenceng, kenceng dirasa jarang, hilang timbul,
muncul kira – kira tiap 1-2 jam sekali. Lendir darah disangkal, keluar
cairan seperti ngrembes ngepyok dari jalan lahir disangkal, gerak janin
masih dirasakan ibu.
Riwayat Haid :
Menarche : 13 tahun
Lama Haid : 6-7 hari
Siklus Haid : teratur 28 hari
HPHT : 26 Oktober 2015
HPL : 2 Agustus 2016
Riwayat menikah
1x dengan suami pertama sejak 8 September 2001 ( ± 15 Tahun)
Riwayat Obstetri : G4P2A1
NO Tahun Umur Jenis Penolong BB Keadaan
partus kehamilan Persalinan lahir anak
1 2002 28 minggu Kuretase Dokter - Mati
2
⁻ Riwayat alergi : disangkal
⁻ Riwayat operasi : disangkal
⁻ Riwayat trauma panggul : disangkal
⁻ Riwyat partus lama : (+) pada kehamilan ke-2
⁻ Riwayat TB tulang : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
⁻ Riwayat penyakit asma : disangkal
⁻ Riwayat penyakit hipertensi : disangkal
⁻ Riwayat penyakit jantung : disangkal
⁻ Riwayat penyakit Diabetes Melitus : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
- Suami bekerja sebagai kontraktor, ibu tinggal bersama suami. Jaminan
kesehatan menggunakan BPJS non PBI.
- Kesan ekonomi : cukup.
Riwayat Pribadi
- Merokok : disangkal
- Minum Alkohol : disangkal
3
Status Generalis
- Kepala : bentuk mesocephal
- Mata : konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
reflex cahaya (+/+), pupil bulat isokor (2,5 mm / 2,5 mm).
- Telinga : normotia, discharge (-/-), massa (-/-)
- Hidung : simetris, napas cuping hidung (-), sekret (-/-), darah (-/-),
septum di tengah, konka hiperemis (-/-).
- Mulut : sianosis (-), bibir pucat (-), lidah kotor (-), karies gigi (-),
faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1).
- Leher : pembesaran kelenjar thyroid (-), kelenjar getah bening
membesar (-)
- Thoraks :
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis
sinistra, nyeri tekan (-)
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : normal, tidak ada suara tambahan
Pulmo :
Inspeksi : simetris, statis, dinamis, retraksi (-/-)
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler +/+, suara tambahan -/-
- Abdomen : sesuai status obstetrikus
- Ekstremitas :
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Refleks fisiologis +N/+N +N/+N
Refleks patologis -/- -/-
4
Status obtetrikus
1. Pemeriksaan Luar
Inspeksi :
Perut membuncit, membujur dan striae gravidarum (+)
Genitalia Eksterna : Lendir darah (-), keluar air dari jalan lahir (-)
Palpasi :
Pemeriksaan Leopold
I. TFU 35cm , teraba bulat, besar, ballotement (-). Kesan bokong.
II. Teraba tahanan besar memanjang sebelah kiri (kesan punggung),
teraba tahanan kecil-kecil sebelah kanan (kesan ekstrimitas).
DJJ 11-12-12
III. Teraba bagian janin bulat, keras,bisa digoyang. Kesan kepala.
IV. Kesan bagian bawah belum masuk pintu atas panggul.
His (+) jarang
Auskultasi :
Denyut jantung janin terdengar paling keras di sebelah kiri bawah
umbilikus dengan frekuensi 11-12-12
2. Pemeriksaan Dalam
PDV : Ø kuncup , KK sulit dinilai, Effiacement 5%, bagian terbawah
janin kepala belum masuk pintu atas panggul, point of direction sulit
dinilai.
UPD
Pintu Atas Panggul
konjungata diagonal 9,5 cm
konjungata vera 8 cm
promotorium teraba
linea innominata (< setengah lingkaran)
5
Pintu Tengah Panggul
lengkung sakrum : cukup
dinding pelvik : sejajar
Spina Ischiadica : tidak teraba
Pintu Bawah Panggul
arcus pubis ( >900)
mobilitas os cocygeus (cukup)
Muller munro kerr tes : sulit dinilai
osborn test : (+)
kesan : panggul sempit absolut
Ht 36.30 % 35-47 %
V. DIAGNOSIS
G4P2A1, 37 tahun, hamil 38 minggu
Janin 1 hidup intra uterine
Preskep U punggung kiri
Belum inpartu
CPD/ cephalopelvic disproportion
6
Usia Tua
Riwayat Obstetri Jelek
VI. PENATALAKSANAAN
- Rencana partus perabdominal (Pro SC Elektif)
- Informed Concent kepada pasien dan keluarga tentang keadaan ibu serta
janin dan rencana tindakan.
- Konsul anestesi
- Konsul perinatologi
- Pengawasan 10
Langkah-langkah operasi :
- Penderita tidur terlentang di meja operasi dalam pengaruh spinal
anestesi
7
- Asepsis dan antisepsis daerah tindakan
- Tutup dengan duk steril kecuali pada daerah tindakan
- Insisi dinding abdomen dengan teknik pfanenstil
- Insisi diperdalam sampai cavum abdomen terbuka
- Tampak uterus hamil aterm
- Insisi segmen bawah rahim secara sistematis diperluas kekanan dan ke
kiri secara tumpul, dengan ekstraksi bokong, lahir bayi perempuan,
berat badan lahir 36000 gram, AS 8-9-10
- Injeksi oksitosin 10 IU
- Plasenta dilahirkan, kotiledon lengkap, infark (-), hematom (-)
- Bersihkan cavum uteri dari jendolan darah dan sisa kulit ketuban
- Jahit uterus dengan benang PGA no. 1
- Eksplorasi : - kontraksi uterus kuat,
- kedua adnexa dalam batas normal
- perdarahan (-)
- Tutup dinding abdomen, jahit lapis demi lapis
- Tutup luka dengan kasa steril
- Operasi selesai
8
BAB II
PEMBAHASAN
9
Gambar 1 Diameter pada Pintu Atas Panggul
10
Gambar 2 Pelvis wanita dewasa menunjukkan diameter Gambar 3 Pelvic outlet
interspinosus panggul tengah. Terdapat juga diameter
anteroposterior dan diameter transversalis.
11
o Dinding samping panggul konvergen.
o Sacrum lurus atau konveks.
o Diameter antara tuber ischii 8,5 cm atau kurang.
Kesempitan pintu bawah panggul
Bila arcus pubis <900 / sudut lancip. Bila jarak antara tuber os ischii 8 cm
atau kurang.
12
Teknik perasat Muller:2
a. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.
b. Satu tangan memegang kepala dari luar di atas simfisis.
c. Dua jari dari tangan yang lain masuk kedalam vagina, sampai pintu atas
panggul.
d. Tangan luar mendorong kepala anak kearah simfisis.
Interpretasi perasat Muller:2
a. Kepala anak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (-).
b. Kepala anak tidak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (+).
Pembahasan
13
b. CV = 6 -8,5 cm dilakukan SC primer
c. CV = 6 cm dilakukan SC primer mutlak.
Disamping hal-hal tersebut diatas juga tergantung pada :
a. His atau tenaga yang mendorong anak.
b. Besarnya janin, presentasi dan posisi janin
c. Bentuk panggul
d. Umur ibu
e. Penyakit ibu
1) Persalinan Percobaan
Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan antara
kepala janin dan panggul dapat diperkirakan bahwa persalinan dapat
berlangsung per vaginan dengan selamat dapat dilakukan persalinan
percobaan. Cara ini merupakan tes terhadap kekuatan his, daya akomodasi,
termasuk moulage karena faktor tersebut tidak dapar diketahui sebelum
persalinan. Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak belakang
kepala, tidak bisa pada letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan
letak lainnya.1,2,5
Ketentuan lainnya adalah umur keamilan tidak boleh lebih dari 42
mingu karena kepala janin bertambah besar sehingga sukar terjadi
moulage dan ada kemungkinan disfungsi plasenta janin yang akan menjadi
penyulit persalinan percobaan.1,2,5
Pada janin yang besar kesulitan dalam melahirkan bahu tidak akan
selalu dapat diduga sebelumnya. Apabila dalam proses kelahiran kepala
bayi sudah keluar sedangkan dalam melahirkan bahu sulit, sebaiknya
dilakukan episiotomy medioateral yang cukup luas, kemudian hidung dan
mulut janin dibersihkan, kepala ditarik curam kebawah dengan hati-hati
dan tentunya dengan kekuatan terukur. Bila hal tersebut tidak berhasil,
dapat dilakukan pemutaran badan bayi di dalam rongga panggul, sehingga
menjadi bahu depandimanasebelumnya merupakan bahu belakang dan
lahir dibawah simfisis.1,2,5
14
Bila cara tersebut masih juga belum berhasil, penolong
memasukkan tangannya kedalam vagina, dan berusaha melahirkan janin
dengan menggerakkan dimuka dadanya. Untuk melahirkan lengan kiri,
penolong menggunakan tangan kanannya, dan sebaliknya. Kemudian bahu
depan diputar ke diameter miring dari panggul untuk melahirkan bahu
depan. Persalinan percobaan ada dua macam yaitu trial of labour dan test
of labour. Trial of labour serupa dengan persalinan percobaan di atas,
sedangkan test of labour sebenarnya adalah fase akhir dari trial of labour
karena baru dimulai pada pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam
kemudian.1,2,5
Saat ini persalian percobaan jarang digunakan karena biasanya
pembukaan tidak lengkap pada persalinan dengan pangul sempit dan
terdapat kematian anak yang tinggi pada cara ini. Keberhasilan persalinan
percobaan adalah anak dapat lahir sontan per vaginam atau dibantu
ekstraksi dengan keadaan ibu dan anak baik. Persalinan percobaan
dihentikan apabila pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannnya,
keadaan ibu atau anak kurang baik, ada lingkaran bandl, setelah
pembukaan lengkap dan ketuban pecah kepala tidak masuk PAP dalam 2
jam meskipun his baik, serta pada forceps yang gagal. Pada keadaan ini
dilakukan seksio sesarea.1,2,5
2) Seksio Sesarea
Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat
dengan kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata.
Seksio juga dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan apabila ada
komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan letak janin yang tak
dapat diperbaiki. Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan selama
beberapa waktu) dilakukan karena peralinan perobaan dianggap gagal atau
ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas mungkin sedangkan
syarat persalinan per vaginam belum dipenuhi.1,2
15
3) Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan
kanan pada simfisis. Tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi.1
Pembahasan :
16
input serta output cairan.Pada pasien ini tidak dilakukan partus percobaan
karena memiliki taksiran berat badan bayi yang cukup besar, panggul yang
sempit dan kepala janin belum turun. Observasi dan pemberian terapi
medikamentosa seperti antibiotik dan analgetik diberikan dari setelah operasi
sampai pasien dipulangkan, dengan pembekalan dan edukasi terhadap
kepatuhan pasien dan waktu kontrol bekas operasi.
17
b. Bahaya pada janin :
Pembahasan:
Pada kasus ini, prognosis terhadap ibu dan janin adalah baik.
Prognosis fungsi reproduksi pada kasus ini kurang baik (Dubia ad malam)
karena untuk persalinan selanjutnya pasien harus menjalankan operasi seksio
sesaria kembali. Dibutuhkan edukasi tentang kontrasepsi reversible untuk
memberi jarak untuk kehamilan selanjutnya. Prognosis fungsi seksual pada
kasus ini baik (ad Bonam), dan prognosis fungsi menstruasi pada kasus ini juga
masih baik (Ad Bonam), karena belum memasuki tahapan menopause.
Edukasi yang tepat mengenai resiko yang mungkin terjadi apabila pasien hamil
kembali harus disampaikan dengan baik.
18
DAFTAR PUSTAKA
19