Kelompok :
Sebagaimana layaknya badan usaha yang beroperasi normal, badan usaha tersebut
pastilah memiliki metode penataan data transaksi yang diolah menjadi informasi yang
disebut sebagai Sistem informasi. Kebutuhan awal tehadap informasi keuangan badan
usaha ini relative didasarkan pada informasi yang bersifat umum, agregat dan berorientasi
pada kebutuhan informasi pihak eksternal. Sistem informasi ini disebut sebagai system
informasi yang bersifat spesifik dan rinci. Badan usaha selayaknya melengkapi perangkat
system informasi yang di rancang khusus untuk managemen yang bukan merupakan
subsystem dari system akuntansi keuangan. Sistem informasi yang disebut system
akuntansi managemen atau dalam istilah yang lebih spesifik dan kontemporer di namakan
Cost Management system ( CMS) . dengan CMS yang tepat, management badan usaha
mampu memonitor dinamika yang terjadi, agar dapat membuat putusan strategis yang tepat
terutama kompleksitas bisnis dan managemen. Perkembangan CMS harus tetap relevan
dengan perkembangan kondisi badan usaha baik keragaman produk maupun keragaman
perilaku para pelanggan yang dilayani. Dalam mengakomodasi keragaman pada produk
dan pelanggan ini badan usaha sudah tentu tidak mungkin lagi mengandalkan CMS
konvensional. CMS konvensional ini mengasumsikan kondisi produk dan pelanggan itu
relative sama atau mirip. Sehingga semua biaya tak langsung dapat diasumsikan layak
dialokasikan secara rata untuk pelbagai produk dan pelanggan yang semakin beragam. Hal
inilah yang menyebabkan distorsi terhadap hasil perhitungan cost, oleh karena cara alokasi
yang arbiter atau” rule of one”, akibat asumsi yang digunakan sebagai dasar alokasi itu
salah.Denagn menyadari bahwa yang menjadi pemicu naik turunnya cost itu bukan hanya
berdasarkan unit saja, tetapi juga aspek non-unit. Maka CMS dikembangkan untuk
megadopsi keragaman pemicu biaya agar tetap relevan bagi pertimbangan managemen.
Karena itu Activity Baseb Costing (ABC) merupakan solusi yang tepat dalam
dan beban pokok penjualan yang wajar. Fungsi ini menjadi tulang punggung
jasa dan pelanggan agar dapat digunakan untuk pertimbagan yang lebih
strategic.
Kedua funsi terakhir diatas merupakan fungsi yang terandal bagi managemen untuk
memperbaiki kinerja dan meningkatkan profibilitas sehingga merupakan kunci dari system
akuntansi manajemen
CMS Badan usaha berkembang melalui 4 tahapan
Sedangkan CMS Badan usaha sudah berada di tahap 3 terlebih lagi tahap 4 maka
dinyatakan CMS badan usaha tersebut sudah pada kondisi CMS kontemporer yang relevan
subsistem yang tersendiri tetapi tetap terintegrasi dengan subsistem akuntansi keuangan.
Walaupun CMS Tahap 4 merupakan system telah terintegrasi dengan di dukung oleh
teknologi Informasi.