Tuberkulosis paru atau dikenal dengan TB paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tempat utama infeksi bakteri ini adalah paru-paru. Tuberkulosis pada tubuh seseorang dapat bersifat aktif dan inaktif. Bersifat inaktif berarti bakteri tuberkulosis sudah terdapat di dalam tubuh tetapi belum menginfeksi dan dapat berubah menjadi aktif apabila di dukung sistem imun yang menurun.1 Penyakit infeksi ini sifatnya menular dan cara penularan paling utama melalui udara. World Health Organization (WHO) kemudian menerapkan suatu strategi yang dinamakan Directly Observed Treatment-Shortcourse (DOTS) untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan pasien TB paru.2 Hingga saat ini tuberkulosis terus menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Tahun 2016 WHO mencatat ada 10,4 juta kasus TB paru aktif baru yang terjadi di seluruh dunia dan ada 1,3 juta kematian pasien TB paru dan 374.000 kematian diantaranya adalah pasien yang terinfeksi secara bersamaan oleh virus HIV.3 Di Indonesia WHO mencatat pada tahun 2017 prevalensi TB paru mencapai 1,20 juta namun kasus TB paru yang terlapor di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) berjumlah 420.000 kasus dan di Kalimantan Barat pada tahun 2016 menurut hasil rekapitulasi profil kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat tercatat TB paru dengan Basil Tahan Asam (BTA) positif (+) sebanyak 3.528 kasus dengan angka insiden 72,57% per 100.000 penduduk dan menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Pontianak tahun 2014-2015 total angka kejadian TB paru di Kota Pontianak sebanyak 664 kasus.3,4 Berdasarkan pertimbangan tingginya jumlah penderita TB paru yang berada di Indonesia maka sangat diperlukan berbagai usaha penanggulangan terutama untuk menjaring penderita TB paru sebanyak-banyaknya tanpa melupakan penyembuhan penderita sebagai prioritas utama.
1 2
Setelah dilakukan pengkajian pada profil kesehatan UPK Puskesmas
Alianyang Kecamatan Pontianak Kota sejak tahun 2015-2017, persentase angka penemuan pasien TB paru dengan BTA positif (+) yaitu sebesar 19,6% (31 kasus temuan) pada tahun 2015, 19,7% (27 kasus temuan) pada tahun 2016 dan 16,9% 24 kasus temuan) pada tahun 2017 sedangkan target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Pontianak untuk UPK Puskesmas Alianyang Kecamatan Pontianak Kota (2014-2019) ialah sekitar 70% penemuan penderita TB paru per tahun.4,5,6,7 Kegiatan penjaringan penderita TB paru di UPK Puskesmas Alianyang terutama dilakukan oleh petugas pemegang program TB paru, kader, dokter serta didukung oleh petugas laboratorium namun seluruh petugas Puskesmas pada dasarnya ikut berperan agar target yang ditetapkan tersebut dapat tercapai. Berdasarkan hasil angka penemuan tersebut maka dikembangkan penelitian mengenai gambaran sikap dan pengetahuan petugas Puskesmas terhadap angka penemuan penderita TB paru basil tahan asam (BTA) positif di UPK Puskesmas Alianyang Kecamatan Pontianak Kota.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dan sikap petugas di UPK Puskesmas Alianyang Kecamatan Pontianak Kota terhadap angka penemuan penderita TB paru basil tahan asam (BTA) positif ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap petugas di UPK Puskesmas Alianyang Kecamatan Pontianak Kota terhadap angka penemuan penderita TB paru basil tahan asam (BTA) positif.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Bagi Puskesmas Alianyang Memberikan gambaran tingkat pengetahuan dan sikap mengenai penyakit TB paru dan upaya penanggulangannya pada petugas di UPK Puskesmas Alianyang Kecamatan Pontianak Kota agar selanjutnya dapat 3
meningkatkan usaha promosi kesehatan dan penjaringan penderita TB paru
di masyarakat. 1.4.2 Bagi Petugas Puskesmas Alianyang 1. Memberikan informasi mengenai penyakit TB paru dan program penanggulangannya. 2. Meningkatkan kesadaran bahwa seluruh petugas Puskesmas memiliki peran yang penting dalam hal penemuan penderita TB paru khususnya di wilayah kerja UPK Puskesmas Alianyang Kecamatan Pontianak Kota. 1.4.3 Bagi Instansi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran yang berhubungan dengan TB paru dan sebagai acuan dalam melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penyakit TB paru maupun upaya penanggulangannya. 1.4.4 Bagi Peneliti Sebagai sarana penerapan Ilmu Kesehatan Masyarakat dan menambah informasi mengenai gambaran tingkat pengetahuan dan sikap petugas di UPK Puskesmas Alianyang Kecamatan Pontianak Kota terhadap angka penemuan kasus TB paru.