Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Disusun Oleh :
SARTIKA RAJAGUKGUK NPM : 220120180046
PROGRAM STUDI PASCA SARJANA KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN 2018 1) Mengapa kita perlu belajar filsafat ilmu? Filsafat ilmu bertujuan untuk membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan nilai dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Dengan adanya filsafat ilmu, kita dapat mendasari unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita bisa memahami sumber, hekekat, dan tujuan ilmu. Filsafat ilmu juga dikatakan sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah yang merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan sehingga orang menjadi kritis dan cermat terhadap kegiatan ilmiah. Bagi para dosen dan mahasiswa, filsafat ilmu menjadi pedoman dalm mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah. Dengan belajar filsafat ilmu, kita mampu memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis dan kita mampu untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
2) Ada apa pada ontologi, epistemologi, dan aksiologi?
Menurut istilah, ontologi adalah ilmu hakekat yang menyelidiki alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Epistemologi adalah ilmu yang membahas secara mendalam segenap proses penyusunan pengetahuan yang benar. Sedangkan Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang ditinjau dari sudut kefilsafatan. Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari metafisika. Metafisika membicarakan segala sesuatu yang dianggap ada, mempersoalkan hakekat. Hakekat ini tidak dapat dijangkau oleh panca indera karena tak terbentuk, berupa, berwaktu dan bertempat. Dengan mempelajari hakekat, kita dapat memperoleh pengetahuan dan dapat menjawab pertanyaan tentang apa hakekat ilmu itu. Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya. Pengetahuan yang telah didapatkan dari aspek ontologi selanjutnya digiring ke aspek epistemologi untuk diuji kebenarannya dalam kegiatan ilmiah. Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu pengetahuan, hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar, apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya. Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana kita membedakan dengan lainnya, jadi berkenaan dengan situasi dan kondisi ruang serta waktu mengenai sesuatu hal. Jadi yang menjadi landasan dalam tataran epistemologi ini adalah proses apa yang memungkinkan mendapatkan pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan moral dan keindahan seni, apa yang disebut dengan kebenaran ilmiah, keindahan seni dan kebaikan moral. Sampailah pembahasan kita kepada sebuah pertanyaan: Apakah kegunaan ilmu itu bagi kita? Tak dapat dipungkiri bahwa ilmu telah banyak mengubah dunia dalam memberantas berbagai termasuk penyakit kelaparan, kemiskinan dan berbagai wajah kehidupan yang duka. Namun apakah hal itu selalu demikian: ilmu selalu merupakan berkat dan penyelamat bagi manusia. Seperti mempelajari atom kita bisa memanfaatkan wujud tersebut sebagai sumber energy bagi keselamatan manusia, tetapi dipihak lain hal ini bisa juga berakibat sebaliknya, yakni membawa manusia kepada penciptaan bom atom yang menimbulkan malapetaka. Jadi yang menjadi landasan dalam tataran aksiologi adalah untuk apa pengetahuan itu digunakan? Bagaimana hubungan penggunaan ilmiah dengan moral etika? Bagaimana penentuan obyek yang diteliti secara moral? Bagimana kaitan prosedur ilmiah dan metode ilmiah dengan kaidah moral? Dengan demikian Ontologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti segala sesuatu yang ada. Epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang teori, sedangkan Aksiologi adalah kajian tentang nilai ilmu pengetahuan.
3) Mengapa kita harus mempertaruhkan proposal kita?
Proposal adalah hal-hal yang akan kita teliti sesuai dengan ketertarikan kita masing-masing terhadap fenomena yang ada. Berbagai perjuangan akan kita lakukan demi menyelesaikan proposal/tesis berdasarkan orisinalitas yang tinggi, dimulai dari pembuatan latar belakang, literature review, metodologi penelitian, sampai kepada hasil penelitian itu sendiri. Ketika kita membuat proposal dan mampu mampertangungjawabkan atau mempertaruhkannya dalam ujian proposal oleh tim penguji yang pakar dibidangnya, tentunya hal tersebut menunjukkan bahwa kita kompeten di bidang keilmuan. Sebagai akademisi, kita akan dianggap berkontribusi terhadap keilmuan tersebut. Untuk itulah mengapa kita harus mempertaruhkan proposal yang telah kita buat sebagai bukti perjuangan atas hasil kerja keras yang telah kita lakukan dan bukti bahwa kita kompeten dalam bidang keilmuan tersebut.
4) Apa perbedaan 7 abad benar dan 7 abad salah ?
Perbedaan 7 abad benar dan 7 abad salah terletak pada pedoman yang dianutnya, Adab 7 benar dijalani sambil dengan menonjolkan Al’Qur’an sebaga pedoman hidup manusia. Sedangkan pada abad 7 salah berlandaskan kehendak pribadi. Abad 7 benar berlangsung pada abad 7 sampai abad 14 sedangkan abad salah berlangsung pada saat abad 14 sampai dengan abad 20. Perubahan adab benar kepada abad salah dimulai dari wafatnya Nabi Muhammad SAW. Saat itu kaum muslim “tidak lulus ujian” dari percobaan ini, maka tegelincirlah dari qudrat atau kekuasaan Tuhan. Muslim tersungkur ke bawah, ke kejumudan dan konservatisme yang mengkarakterisir muslim hingga sekarang. Saat muslim terpuruk Baratlah yang mengambil alih tugas tugas modernisasi selanjutnya, dimuali dari Renaissance, karena muslim jatuh ke lembah kelemahan dan Barat memperoleh kekuatan.