Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME FIQIH

PUASA

Disusun Oleh:
M. RIO NOVFALDI
KELAS : X

MADRASAH ALIAH DARUL


MUTTAQIN KABUPATEN TEBO
2018
PUASA
A. Pengertian Puasa
Pengertian As-Shaum (puasa) menurut bahasa adalah
menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah agama
(syara’) adalah menahan diri dari segala sesuatu yang
membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar sampai
terbenamnya matahari dengan niat dan syarat-syarat
tertentu.
Allah SWT berfirman:
َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ْم ال‬
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian
berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang
sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang
bertaqwa”. (Al-Baqarah:183)
Hadits
‫قال رسول هللا‬:‫ عن أنس بن مالك قال‬ :"‫ض‬ َ ‫ض هللاُ َعلَى أُ َّمتِي الصَّوْ َم ثَالَثِ ْينَ يَوْ ما ً وا ْفتَ َر‬ َ ‫اِ ْفتَ َر‬
َ ِ‫َعلَى َسائِ ِر األُ َم ِم أَقَ َّل َوأَ ْكثَ َر َوذل‬
َ ‫ك ألَ َّن آ َد َم لَ َّما أَ َك َل ِمنَ ال َّشجْ َر ِة بَقِ َي فِ ْي َجوْ فِ ِه ِم ْقد‬
‫َار ثَالَثِ ْينَ يَوْ ما ً فَلَ َّما‬
‫ار َو َما نَأْ ُك ُل بِاللَّي ِْل‬ ُ
ِ َ‫ي َو َعلَى أ َّمتِ ْي بِالنَّه‬ ِ ِ‫َاب هللاُ َعلَ ْي ِه أَ َم َرهُ ب‬
َ ‫ َوا ْفتَ َر‬، ‫صيَ ِام ثَالَثِ ْينَ يَوْ ما ً بِلَيَالِ ْي ِه َّن‬
َّ ‫ض عل‬ َ ‫ت‬
) ٌ‫ض ِعيْف‬ َ ‫ث‬ ٌ ‫ ( َح ِد ْي‬."‫فَفَضْ ُل ِمنَ هللاِ َع َّز َو َج َّل‬

Dari Anas bin Malik berkata : Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wa


Sallam bersabda : Allah mewajibkan puasa atas umatku
selama tiga puluh hari dan meewajibkan atas umat-umat
yang lain lebih sedikit atau lebih banyak. Hal tersebut
disebabkan karena ketika Adam memakan bagian dari pohon
(syajroh) di dalam perutnya selama tiga puluh hari. Maka
ketika Allah menerima taubatnya Allah memerintahkannya utk
berpuasa selama tiga puluhhari termasuk pada malam
harinya. Dan diwajibkan atasku dan umatku (utk berpuasa)
pada siangnya saja dan kita makan dimalam harinya sebagai
keutamaan dari Allah Azza wa Jalla.
Derajat Hadits : Dho’if (lemah)
- Di keluarkan oleh Al Khothib dalam “Tarikh Baghdad”
no: 6991
- Ibnu Al Jauzy daam “Al Maudhu’at” no. 101

B. Syarat-syarat Wajib Puasa


1. Berakal sehat
2. Baligh (sudah cukup umur)
3. Mampu melaksanakannya
C. Syarat sah puasa :
1. Islam (tidak murtad)
2. Mummayiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk)
3. Suci dari haid dan nifas
4. Mengetahui waktu diterimanya puasa
D. Rukun puasa :
1. Niat
2. Meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit
fajar hingga terbenam matahari
E. Hal-hal yang dapat Membatalkan Puasa
1. Makan atau minum dengan sengaja
2. Berhubungan suami istri
3. Keluar mani dengan sengaja
4. Muntah dengan sengaja
5. Hilang akal
6. Keluar haid atau nifas
Hadits
‫ " َم ْن أَ ْفطَ َر يَوْ ًما ِم ْن‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫َوعَن أَبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َر‬
) ٌ‫ض ِعيْف‬َ ‫ث‬ َ ‫صوْ َم ال َّد ْه ِر ُكلَّهُ َوإِ ْن‬
ٌ ‫صا َمهُ " ( َح ِد ْي‬ ِ ‫ض ل َم ْيَ ْق‬
َ ُ‫ض َع ْنه‬ َ ‫ضانَ ِم ْن َغي ِْر ر ُْخ‬
ٍ ‫ص ٍة َوالَ َم َر‬ َ ‫َر َم‬
Dari Abu hurairah Radliyallahu 'Anhu barangsiapa yang berbuka
(membatalkan puasanya) satu hari saja di bulan Ramadhan tanpa
sebab (syar’i) dan juga bukan karena sakit maka tidak dapat
digantikannya walaupun dengan puasa selama satu tahun penuh.
F. Macam-macam Puasa
A. PUASA WAJIB
1. Puasa Ramadhan
Allah ta’ala berfirman,
َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ َ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا ُكت‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬
“Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada
kalian untuk berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan
kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah [2] : 183).
Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Puasa
Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam. Inilah
kedudukannya (yang mulia) di dalam agama Islam.
Hukumnya adalah wajib berdasarkan ijma’/kesepakatan
kaum muslimin karena Al-Kitab dan As-Sunnah
menunjukkan demikian.” (Syarh Riyadhush Shalihin,
3/380).
2. Puasa Nazar
Untuk puasa nazar hukumnya wajib jika sudah niat akan
puasa nazar. Jika puasa nazar tidak dapat dilakukan maka
dapat diganti dengan memerdekakan budak / hamba
sahaya atau memberi makan / pakaian pada sepuluh orang
miskin. Puasa nazar biasanya dilakukan jika ada sebabnya
yang telah diniatkan sebelum sebab itu terjadi. Nazar
dilakukan jika mendapatkan suatu nikmat / keberhasilan
atau terbebas dari musibah / malapetaka. Puasa nazar
dilakukan sebagai tanda syukur kepada Allah SWT atas
ni'mat dan rizki yang telah diberikan.

3. Puasa Kifarat (Denda)


Dalam syariat Islam puasa kifarat hukumnya wajib bila :
1. Puasa kifarat karena membunuh seorang muslim
tanpa disengaja. Kesalahan tersebut mewajibkan
pelaksanaan salah satu dari dua denda, yaitu diyat atau
kifarat.
Kifarat untuk itu ada dua macam yaitu:
1. Memerdekan hamba beriman yang tidak ada cela pada
dirinya yang menghambat kerja atau usaha
2. Puasa 2 (dua) bulan berturut-turut.
2. Puasa kifarat karena seorang melakukan
hubungan suami istri selama puasa ,maka :
1. Wajib membayar kifarat, ialah memerdekakan seorang
hamba atau jika ia tidak mampu,
2. Berpuasa 2 bulan berturut-turut. Jika ia tidak kuat
berpuasa, maka ia terkena hokum wajib member
makanan untuk orang-orang miskin sebanyak 60 orang
masing-masing 1 mud.
B. PUASA SUNAH
1. Puasa 6 hari dibulan Syawal
2. puasa tiga hari setiap bulan syaaban
3. puasa assyura
4. Puasa Daud
5. Puasa tanggal 9 Dzulhijjah
6. Puasa pada hari senin dan kamis

Anda mungkin juga menyukai