Anda di halaman 1dari 13

KEMITRAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI


(Kajian aspek Penhgelolaan Pada SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro
Kabupaten Wonogiri)

Bambang Ixtiarto* dan Budi Sutrisno**


*Guru SMK Negeri 1 Pracimantoro, Wonogiri
**Staf Pengajar Pendidikan Akuntansi, FKIP-UMS
E-mail: putrakuazza@gmail.com

ABSTRACT
The purposes of this study in SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro are 1) to describe
the partnerships management planning with business and industrial world, 2) to describe
the implementation of partnerships with business and industrial world, and 3) to describe
the control implementation partnerships with business and industrial world.
The research is a qualitative descriptive research with the ethnographic research
design. The tecnique of data collected in this research is using field research. Data
analysis used is an interactive analysis.
The results of this study are the partnerships management planning in SMK
Muhammadiyah 2 Wuryantoro done to manage potential schools in favor of cooperation
with business and industrial world: a) Planning school promotion in establishing
communication with business and industrial world, in the synchronization of the
curriculum, prakerin students, graduate placement, teacher’s on the job training place,
b) Utilize the specific role of the business and industrial world a sa guest teacher, school
funding, and scholarships, c) The business and industrial world cooperation outlined in
the form of the MoU. The implementation of cooperation created MoU, the contents
for the agreed areas of cooperation including validation and synchronization curriculum,
industry visits, guests teacher, industry work practices, a vocational competency test
(UKK), teacher on OJT ,certification, and recrutment/placement of graduates.
.
Keywords: partnership, management, industry work practices

PENDAHULUAN Salah satu jalur pendidikan sekolah


Fakta menunjukan bahwa pembangunan yang di jadikan alternatif untuk mengatasi
pendidikan masih dihadapkan pada besarnya pengangguran adalah pendidikan kejuruan.
angka pengangguran akibat adanya Menurut (Walter dalam Kuswana, 2013:157)
ketimpangan antara output pendidikan dengan pendidikan vokasi merupakan program
lapangan kerja dan ketersediaan lapangan pendidikan yang mempersiapkan orang-
kerja formal. Yang mana jumlah angkatan orang untuk memasuki dunia kerja, baik
kerja dari tahun ke tahun terus bertambah yang bersifat formal maupun non formal.
dan tidak diimbangi ketersediaan lapangan Pengertian ini mengindikasikan bahwa output
kerja. Berdasarkan Data Biro Pusat Statistik yang ingin dicapai dari proses pendidikan di
mencatat jumlah pengangguran pada Agustus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah
2013 mencapai 7,4 juta orang dengan tingkat lulusan yang memiliki tingkat keterampilan
pengangguran terbuka (TPT) sebesar 6,25 tertentu sehingga siap memasuki dunia kerja.
persen.  TPT Agustus 2013 mengalami Berdasarkan UUSPN 20 Tahun 2003 Pasal
kenaikan dibanding Februari 2013 5,92 persen 15 ayat 2 menyebutkan bahwa pendidikan
(BPS : 2013) kejuruan merupakan pendidikan menengah

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
57
yang mempersiapkan peserta belajar terutama lapangan kerja. (Renstra Ditjen Dikmen 2010
untuk bekerja dalam bidang tertentu. – 2014).
Oleh karena itu, kurikulum yang Beberapa hasil penelitian yang mampu
diterapkan di sekolah kejuruan didesain memberi fakta tentang kekmitraan sekolah
berbeda dengan yang diterapkan pada sekolah dengan fihak eksternal dapat dipaparkan
menengah umum. Karena difokuskan untuk sebagai berikut:
melatih peserta didik dengan ketrampilan Wayong, 2010. tentang ”Relevansi
(skill) bidang pekerjaan tertentu, maka materi Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada
ajar sistem pembelajaran di sekolah kejuruan Sekolah Kejuruan dengan Kebutuhan Dunia
lebih ditekankan pada hal-hal yang bersifat Kerja”. Dalam kesimpulannya menyatakan
praktis atau mayoritas yang berkaitan dengan bahwa kemitraan antara lembaga pendidikan
aspek psikomotor. dengan dunia usaha/industri merupakan
Disamping itu, demi memaksimalkan kunci pokok keberhasilan Pendidikan Sistem
dan melakukan penjaminan mutu dan Ganda (PSG) pada Sekolah Kejuruan, di
kualitas lulusan, sekolah kejuruan telah sedini mana penyelenggaraan pendidikan dirancang,
mungkin mendekatkan siswanya dengan dunia dilaksanakan dan dievaluasi bersama,
kerja dan dunia industri melalui beberapa sehingga relevansi kompetensi lulusan
program yang telah dirancang dalam sistem terhadap tuntutan pasar kerja meningkat.
pembelajaran pada periode tertentu. Namun Indikator relevansi terkait dengan masa
demikian, berkaitan dengan penjaminan tunggu mendapat pekerjaan, kesesuaian
kualitas lulusan tersebut, sekolah kejuruan antara bidang keahlian dan jenis pekerjaan
banyak menghadapai kendala dan tantangan. dan keterserapan di dunia kerja. Di samping
Beberapa kendala yang sering dihadapai itu, agar Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
oleh sekolah kejuruan diantaranya adalah relevan bagi SMK dan kebutuhan dunia kerja,
terjadinya kesenjangan kompetensi antara maka pihak sekolah perlu : 1) Memahami
lulusan sekolah kejuruan dengan kompetensi budaya kerja industri yang dikemas dalam
yang sedang dibutuhkan oleh dunia kerja. pola pembelajaran, 2) Mengenalkan sekolah
Suryadi (2010:5) menyatakakn bahwa dengan program keahlian yang ada pada
pendidikan kejuruan di sekolah telah dunia kerja, 3)Melakukan promosi dengan
menimbulkan permasalahan struktural yang menyebarkan brosur ke dunia kerja yang
menjadikan kurangnya relevansi dengan berisikan kompetensi-kompetensi yang
lapangan kerja. Perkembangan program studi dimiliki siswa, 4) Mengundang industri dan
bersifat konstan (constant) karena perangkat lembaga yang terkait dalam temu wicara
pendidikan dibentuk secara legal-formal, untuk menginformasikan program dan sebagai
yang dapat membatasi ruang kreativitas para jembatan untuk pelaksanaan prakerin dan
pengelola program dan terkesan “menghindari” recruitmen.
perubahan. Sebaliknya dunia usaha terus Christine A; Zavotka, Susan L; Teaford,
berubah (variable), bahkan teknologi baru- Margaret H. 2010. tentang ” Implementing
pun lebih dahulu masuk ke dunia usaha karena a University-Community-Retail Partnership
mengikuti tuntutan pasar. Model to Facilitate Community Education
Persoalan lain yaitu ketidakseimbangan on Universal Design” , membahas model
antara jumlah pencari kerja dengan para kemitraan kolaboratif untuk mengembangkan
pencari kerja, terutama pencari kerja dengan dan menerapkan program pendidikan
kualifikasi sekolah kejuruan. Masalah masyarakat pada desain universal. Bahwa
relevansi pendidikan masih menjadi pekerjaan dengan pengembanan model kemitraan ini
rumah yang belum terselesaikan. Pendidikan menghasilkan lima tahap model kemitraan.
menengah, khususnya pendidikan kejuruan, Adapun lima tahap model kemitraan meliputi
belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan :a) mengidentifikasi kekuatan dan mitra belajar

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
58
bersama , b) pengembangan program , c) dibutuhkan untuk karir professional.Selain itu
melaksanakan program yang universal desain fakta menetapkan bahwa perekonomian negara
, d) memfasilitasi penjangkauan kolaboratif tidak semata-mata tergantung pada penduduk
, dan e) bergeser ke arah penjangkauan yang berpendidikan, tetapi sebagian pada
berkelanjutan. Model ini digunakan untuk pekerja yang memiliki ketrampilan yang dapat
mengembangkan dan menyebarkan program dengan cepat berubah menangani tuntutan
pendidikan untuk mempromosikan kepada dari pasar tenaga kerja.Untuk mencapai hal
konsumen terkait dengan pendidikan disekolah. ini tentunya dibutuhkan sebuah kemitraan
Bahwa kolaborasi atau kemitraan ini adalah dengan sektor swasta dalam mencapai tujuan
untuk meningkatkan dan menggabungkan bersama.
kekuatan masyarakat dengan pendidikan akan Kemitraan antara pendidikan kejuruan
perubahan untuk kepentingan bersama. dengan pihak swasta sudah selayaknya
Okpor, Ikechukwu; Najimu, Hassan. mendapat dukungan dari pemerintah salah
2012. tentang ” Public-Private Partnership for satunya adalah dukungan biaya sebagai salah
Skill Acquisition and Vocational Technical satu strategi untuk mencapai keberhasilan
Education Development in Nigeria”; yang dalam pengelolaan dan revitalisasi di suatu
membahas tentang kemitraan sekolah swasta negara. Hal ini diyakini bahwa kemitraan
dengan pendidikan keterampilan akuisisi dan kerjasama pendidikan kejuruan (TVET) akan
pendidikan kejuruan. Relevansi kemitraan memberikan perubahan. Dengan pendidikan
adalah untuk membawa tenaga kerja terampil kejuruan (TVET) yang memadai memastikan
dan terlatih.Partnership menjadi fasilitator produksi tenaga kerja terampil yang memiliki
yang jelas dan menjadi pendekatan dalam pengetahuan dan sikap yang dibutuhkan untuk
meningkatkan pembangunan nasional yang karir professional.
berkelanjutan khususnya pada pendidikan Mencermati paparan fakta dan
kejuruan. Hal ini bisa terwujud apabila dunia permasalahan tersebut seyogyanya perlu
pendidikan mau menjalin hubungan antara terus-menerus diupayakan suatu program
sektor swasta dengan sektor public untuk yang sistematis, kongkrit dan terukur dari
bermitra secara efektif seperti halnya yang lembaga pendidikan untuk mengembangkan
dibangun pendidikan kejuruan teknis di model pendidikan yang memadai sehingga
negeria. Kesimpulannya, bahwa kemitraan menghasilkan lulusan yang benar-benar
sektor swasta dalam pendidikan menjadi memenuhi kualifikasi untuk memasuki
alat demi tercapainya pembangunan di suatu dunia usaha dan dunia industri. Menurut
negara khusunya bidang pendidikan untuk Kuswana (2013:34) bahwa seseorang dituntut
menyiapkan dan pengembangan keterampilan memiliki kemampuan untuk bekerjasama
dalam meningkatkan sumber daya manusia dan berurusan dengan orang lain, atas dasar
melalui pelatihan kerja. perpaduan kemampuan untuk bekerja sama
Okoye, K R E; Chijioke, Okwelle P, dan berkomunikasi. Sehingga sekolah
2013. Tentang ” Private Public Partnership menengah kejuruan selayaknya melakukan
And Technical Vocation Education And pengembangan kemampuan untuk bekerja
Training (TVET) In A Develo[ing Economy”; sama dan berkomunikasi dengan institusi
menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan pasangan dalam hal ini dunia usaha dan dunia
secara luas diakui sebagai sistem pendidikan industri.
yang diharapkan dapat menghasilkan tenaga Dalam rangka membangun sistem
kerja yang kompeten mampu bersaing dan sebagiamana yang disebutkan di atas, salah
unggul di lingkungan cepat berubah dan satu caranya adalah membangun kerjasama
meningkatkan enomi suatu negara. Pendidikan (partnership) dan kemitraan sehingga sekolah
kejuruan (TVET) diakui dibeberapa forum menengah kejuruan mampu mengenali
sebagai penyedia tenaga kerja yang terampil, pemetaan dunia kerja lebih awal karena
memiliki pengetahuan dan sikap uang dalam pelaksanaan pembelajaran telah
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
59
mengakomodasi kemungkinan-kemungkinan Wujud kerjasama antara dunia
dunia kerja melalui jalinan kemitraan dengan pendidikan dengan dunia industri dapat
lembaga yang bersangkutan. dikembangkan melalui pemanfaatan dan
Bentuk kerjasama antara dunia pendidikan pemberdayaan semua potensi dan sumberdaya
dan dunia industri dalam mengembangkan yang dimiliki di sekitar sekolah. Sekolah
konsep pendidikan bisa diawali dengan dengan dunia usaha/industri bisa membuat
cara menyelaraskan dan menggembangkan semacam perjanjian kesepahaman dalam hal
komunikasi yang berkelanjutan terhadap penyerapan tenaga kerja dari sumber daya
kondisi dan perkembangan industri serta yang telah disediakan oleh sekolah kejuruan
kebutuhan kompetensi industri agar dapat yang bersangkutan. Adapun manfaat dari
disesuaikan dengan program pendidikan pada bentuk kemitraan seperti ini akan memberi
sekolah menengah kejuruan (SMK), sehingga manfaat kepada dunia usaha, sekolah, maupun
siswa memperoleh bekal yang cukup dan peserta didik. Karena dengan cara kemitraan
memadai untuk dapat bersaing pada dunia seperti yang telah disebutkan, semua pihak
kerja. Selain hal diatas bentuk kerjasama akan mempunyai kesempatan lebih luas
yang dilakukan sekolah menengah kejuruan untuk membangun sebuah proses yang akan
adalah melaksanakan program praktik kerja meminimalkan terjadinya ketidaksesuaian
industri (prakerin) bagi peserta didik pada di antara profil lulusan, kurikulum sekolah dan
dunia usaha dan dunia industri. Dengan cara kualifikasi yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
demikian, dunia usaha mendapatkan tenaga Pada esensinya kemitraan adalah
kerja sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan. dikenal dengan istilah gotong royong atau
Kemitraan/kerjasama penting untuk kerjasama dari berbagai pihak, baik secara
dilakukan karena disadari sepenuhnya individual maupun kelompok. Kemitraan
bahwa hasil pendidikan sekolah merupakan adalah hubungan dan jalinan kerjasama
hasil kolektif dari unsur-unsur terkait atau dimana masing-masing pihak yang bermitra
para pemangku kepentingan (stakeholders). memiliki keahlian berbeda untuk bekerja
Bentuk kerjasama dalam pelaksanaan bersama menjadi satu kelompok atau tim. The
program sekolah disesuaikan dengan kondisi American Heitage Dictionary dalam Rukmana
dan kebutuhan sekolah dan juga pihak terkait (2006:59) kemitraan didefinisikan sebagai :
yang menjadi mitranya. Prinsip dasar dalam “a relationship betwet individuals or group
menjalin kemitraan ini antara lain: saling that is characterized by mutual cooperation
menguntungkan, saling percaya, serta saling and responsibility, as for the achievement of a
memberi dan menerima bagi pihak yang specified goal”
bermitra. Dalam hal ni menurut Rukmana (2006:60)
Bagi pendidikan kejuruan, kerjasama yang kemitraan mengandung beberapa pengertian
dibangun dengan dunia industri akan memberi : a) Kerjasama yaitu derajat upaya sesuatu
banyak keuntungan, diantaranya dalam pihak untuk memenuhi keinginan pihak lain,
mengembangkan sumber daya (resources). b) Keteguhan yaitu derajat upaya sesuatu
Pengembangan sumber daya yang dimaksud pihak untuk memenuhi keinginan sendiri,
disini misalnya melalui pemanfaatan fasilitas, c) Kolaborasi yaitu situasi dimana masing-
pendampingan maupun sebagai konsultan dan masing pihak ingin memenuhi sepenuhnya
melalui kegiatan-kegiatan pelatihan. Sekolah kepentingan semua pihak, d) Kompromi
Menengah Kejuruan (SMK) dibutuhkan adalah situasi dimana masing-masing pihak
kerjasama dengan dunia usaha dan industri. bersedia mengorbankan sesuatu sehingga
Hal ini dikarenakan SMK adalah lembaga terjadi pembagian beban dan manfaat.
pendidikan kejuruan yang diselenggarakan Dalam kaitannya dengan pelaksanaan
untuk mempersiapkan siswa memasuki kemitraan antara dunia usaha dan dunia
lapangan kerja dan mengembangkan sikap industri dengan sekolah kejuruan, banyak
professional dalam bidang tertentu. kegiatan kemitraan yang dapat dikembangkan
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
60
oleh program tersebut, diantaranya: a) kegiatan belajar siswa bagi perubahan
Pengelolaan program kegiatan bersama antara kehidupan dan pemecahan masalah sosial.
penyelenggara pendidikan dengan lembaga Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh
mitra, b) Pemanfaatan sarana prasarana sekolah dalam membangun kemitraan sekolah
yang dimiliki oleh lembaga yang bermitra, adalah: a) Meningkatkan Partisipasi masyarakat
c) program pendanaan guna mewujudkan yakni menumbuhkan minat dan partisipasi
sebuah program yang akan dilaksanakan, masyarakat dalam pengembangan sekolah,
d) Pendayagunaan/penempatan lulusan dari b) Peningkatan mutu dan relevansi sekolah
institusi pendidikan ke sektor kerja atau dengan merancang program yang inovatif, dan
komoditas yang dibutuhkan oleh lembaga meningkatkan mutu layanan sesuai dengan
yang menjadi mitra. kebutuhan pasar, c) Mensinergikan program
Menurut Mulyasa (2012:148) tujuan sekolah, d) Meningkatkan daya serap lulusan
membangun hubungan dan kerjasama sekolah sekolah ke dunia kerja, e) Untuk sosialisasi,
dengan masyarakat dapat dilihat dua dimensi: promosi, dan publikasi sekolah, f) Peningkatan
a) Dimensi kepentingan sekolah yang akses lembaga, bahwa dengan membangun
meliputi memelihara kalangsungan hidup kerjasama akan memperluas akses informasi,
sekolah, meningkatkan mutu pendidikan, teknologi, modal pasar, praktik kerja industri/
memperlancar kegiatan belajar mengajar, magang, g) Untuk pencitraan public, h)
dan memperoleh bantuan serta dukungan Penguatan kapasitas dan kapabilitas lembaga.
dari masyrakat dalam rangka pengembangan (Dirjen Pendidikan Nonformal dan informal
program-program sekolah, b) Dimensi Kemendiknas, 2010:7-8)
kebutuhan masyarakat tujuan pengelolaan Sekolah Menengah Kejuruan sebagai
hubungan sekola dengan masuarakat adalah lembaga pendidikan yang bertujuan
memajukan dan meningkatkan kesejahteraan menghasilkan sumber daya manusia terampil
masyarakat, memperoleh kemajuan sekolah dan siap kerja tentunya dibutuhkan kerjasama
dalam memecahkan masalah yang dihadapi dengan pihak-pihak diluar sekolah (Eksternal)
masyarakat, menjamin relevansi program dalam rangka menyelaraskan program
sekolah dengan kebutuhan masyarakat, sekolah melalui kerjasama dengan dunia
dan memperoleh anggota masyarakat yang usaha dan industri. Bentuk kerjsama SMK
terampil serta meningkat kemampuannya. yang dilaksanakan melalui penyelenggaraan
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang
yang melaksanakan tugas pendidikan dikembangkan dalam meningkatkan relevansi
tentunya dapat membangun kerjasama atau Sekolah Kejuruan dengan kebutuhan
kemitraan dengan lembaga-lembaga lain dunia kerja.Dalam meningkatkan relevansi
dalam masyarakat. Menurut Kuncoro (2010:4) pendidikan dengan dunia usaha, pemerintah
kemitraan sekolah dengan lembaga lain dalam mengeluarkan kebijakan link and match.
masyarakat bertujuan : a) membantu sekolah Melalui kebijakan ini bertujuan untuk
dalam melaksanakan tugas pendidikan, menciptakan keadaan keluaran pendidikan
b) memperkaya pengalaman belajar yang sepadan dengan kebutuhan berbagai sektor
diperoleh siswa dalam bermacam-macam pembangunan akan tenaga ahli dan terampil
setting kehidupan, c) mendekatkan kegiatan sesuai dengan jumlah, mutu dan sebarannya.
belajar siswa dengan konteks yang riil di (Mulyasa:2012:10). Kemitraan sekolah
dalam kehidupan sehari-hari, d) membantu dapat dilakukan dengan lembaga pemerintah
sekolah untuk memanfaatkan sumber-sumber ataupun lembaga swasta, seperti perguruan
yang tersedia di masyarakat bagi kegiatan tinggi, sekolah yang setara, dunia usaha dan
pendidika, e) meningkatkan berkembangnya industri serta masyarakat.
kemandirian, kreatifitas, sikap toleransi dan Dalam menjamin dan mewujudkan
keterbukaan para siswa dalam kehidupan kemitraan yang baik, yang paling penting
belajar, f) meningkatkn kebermaknaan adalah kesamaan visi misi, kepercayaan,
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
61
kejujuran, saling menguntungkan dan saling siswa, keselarasan dan relevansi kurikulum
menghormati dari yang diajak kerjasama atau dengan dunia kerja serta meningkatnya tingkat
bermitra, adanya komunikasiserta komitmen keterserapan lulusan di dunia kerja.
dalam rangka mencapai tujuan yang efektif Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan
dan efisien. Oleh karena itu untuk mencari hasil penelitian ini adalah : 1). Mendeskripsikan
mitra yang akan diajak kerjasama, perlu perencanaan pengelolaan kemitraan SMK
menetapkan kriteria sesuai maksud dan tujuan Muhammadiyah 2 Wuryantoro dengan dunia
bermitra, mengetahu kondisi competitor, usaha dan dunia industri, 2) Mendeskripsikan
customers, dan supplier.(Rukmana, 2006:63). pelaksanaan kemitraan SMK Muhammadiyah
Untuk dapat mengetahui keberhasilan 2 Wuryantoro dengan dunia usaha dan dunia
pengembangan kemitraan di perlukan adanya industri, 3) Mendeskripsikan pengendalian
indikator yang dapat diukur. Dalam penentuan pelaksanaan kemitraan SMK Muhammadiyah
indikator sebaiknya dipahami prinsip prinsip 2 Wuryantoro dengan dunia usaha dan dunia
indikator yaitu: spesifik, dapat diukur, dapat industri.
dicapai, realistis dan tepat waktu. Sebagaimana
dikemukakan Sufyarma dalam Rukmana METODE
(2006:21) indikator keberhasilan pendidikan Penelitian ini dapat digolongkan sebagai
harus didukung kualitas proses dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih
pencapaian tujuan yang memiliki ciri-ciri: a) memberikan tekanan kepada pemahaman
Program studi diprogramkan dengan baik, b) dan makna, berkaitan erat dengan nilai-nilai
kurikulum harus relevan dengan pasaran kerja, tertentu, lebih menekankan pada proses
c) tersedianya staf yang memadai, d) peralatan dari pada pengukuran, mendeskripsikan,
pendidikan yang baik dan siap pakai, e) dana menafsirkan, dan memberikan makna dan
yang mencukupi untuk proses pembelajaran, tidak cukup dengan penjelasan belaka,
f) dikelola dengan baik melalui organisasi dan memanfaatkan multi metode dalam
yang ramping. penelitian.(Sutama, 2012:61). Adapun
Indikator keberhasilan sekolah dalam desainnya mengacu pada etnografi. Etnografi
menjalin kemitraan dengan dunia usaha pada hakekatnya merupakan hasil dari aktivitas
dan industri ditunjukkan: a) terbentuknya peneliti untuk memahami cara masyarakat
tim kerja kehumasan yang mampu menjalin berinteraksi melalui gejala kehidupan
kemitraan dengan dunia usaha dan industri, mereka sehari-hari yang dapat diamati.
b) terlaksananya penjajagan kerjasama Etnografi bertujuan untuk menguraikan
dengan mitra yang terkait untuk memperoleh suatu kebudayaan keseluruhan yang meliputi
masukan sebelum peklaksanaan program, semua aspek kebudayaan, baik bersifat
c) terealisasinya kontrak kerjasama yang ragawi maupun sistem nilai yang hidup dalam
dituangkan dalam nota kesepahaman masyarakat tersebut (Sutama, 2012:121).
dengan pihak yang dijadikan mitra, dan Penelitian yang dilaksanakan di SMK
d) terealisasinya berbagai kegiatan dalam Muhammadiyah 2 Wuryantoro Kabupaten
kerangka mensukseskan pelaksanaan program Wonogiri ini difokuskan pada pengelolaan
seperti pertukaran pelajar, guru, kepala kemitraan sekolah dengan dunia usaha dan
sekolah, serta pemagangan dalam upaya dunia industri.
penambahan wawasan serta kompetensi. Data peneliltian, pada penelitian
(Depdiknas, 2009:64) kualitatif ini: a.) Perencanaan Kemitraan
Dengan demikian penyelenggraan SMK : dokomen atau arsip yang diperlukan
kemitraan pendidikan akan efektif, ditunjukan program kerja sekolah (rencana strategis
dengan keberhasilan dalam mencapai indikator sekolah), program kerja wakil kepala sekolah
yang sudah ditentukan dalam kebijakan dalam bidang humas/dudi, struktur organisasi
menjalin kerjasama, seperti peningkatan kemitraan SMK, SK yang berkaitan dengan
kualitas pembelajaran, kualitas keberhasilan MOU atau kontrak kerja sama dengan DU/
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
62
DI, Daftar Alumni yang terkait dengan dengan dunia industri/dunia usaha yang
keterserapan kerja, b). Pelaksanaan Kemitraan relevan serta memasarkan tamatan SMK.
SMK dengan Dunia usaha dan dunia industri: Untuk memperoleh data, digunakan 3
catatan-catatan hasil observasi terhadap proses teknik yaitu: 1). Pengamatan atau observasi
pelaksanaan kemitraan sekolah dengan dunia yang menggunakan jenis observasi non
usaha, terhadap program kemitraan yang telah partisipan terstruktur yang mana peneliti sudah
dilaksanakan oleh sekolah. merumuskan pedoman pembatasan fokus dan
Sumber data dalam penelitian ini subfokus penelitian. Cara ini dipilih dengan
dikelompokkan menjadi 2, yaitu: a) Sumber alasan bahwa peneliti bukan pengelola yang
data primer adalah data yang diperoleh membidangi pada kemitraan sekolah di SMK
dari sumber pertama atau secara langsung Muhammadiyah 2 Wuryantoro, melainkan
diperoleh pada tempat penelitian, yaitu di hanya berperan sebagai pengamat yang
SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro, b) turut membaur dalam kegiatan pengelolaan
Sumber data sekunder adalah data yang kemitraan dengan dunia usaha dan industri.
diperoleh bukan dari pihak pertama melainkan Tujuan observasi yang dilakukan oleh peneliti
dari pihak - pihak tertentu yang terkait dengan dengan melakukan pengamatan adalah
penelitian ini, data berupa dokumentasi terkait untuk memperolah data tentang bagaimana
dengan keberadaan sekolah, profil sekolah pengelolaan kemitran yang dilaksanakan di
yang didapat dari institusi sekolah, penelitian SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro. 2).
terdahulu, studi kepustakaan atau referensi Wawancara mendalam (in depth interview).
lain. Dengan wawancara mendalam, mendetail
Narasumber dalam hal ini yaitu orang merupakan upaya peneliti dalam menemukan
yang bisa memberikan informasi lisan tentang pengalaman-pengalaman informasi dari topik
sesuatu yang ingin kita ketahui. Moleong yang sedang dikaji yaitu tentang pengelolaan
(2010:157). Adapun narasumber yang akan kemitraan SMK dengan dunia usaha dan
digunakan dalam penelitian ini adalah : a) dunia industri di SMK Muhammadiyah 2
Kepala SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro : Wuryantoro, dengan key informan adalah
Kepala sekolah merupakan orang pertama Kepala SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro,
yang penulis teliti. Karena kepala sekolah kabupaten wonogiri. 3). Dokumentasi. Yakni
berfungsi sebagai pemberi ijin penelitian/ menelaah arsip-arsip dan rekaman. Dengan
pembuka jalan dengan responden. Selain memanfaatkan data-data sekunder dilapangan
itu kepala sekolah juga dapat memberikan diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam
rekomendasi dan informasi terkait dengan bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil
pelaksanaan kemitraan sekolah dengan dunia rapat, cenderamata, jurnal kegiatan, dokumen
usaha dan industry; b) Wakasek Bidang sejarah.
Kurikulum adalah orang kedua di suatu Analisis data terdiri atas pengujian,
sekolah yang berkaitan dengan kegiatan pengkategorian, pentabulasian, ataupun
belajar mengajar. Wakil kepala sekolah bidang pengombinasian kembali bukti-bukti
kurikulum adalah orang yang mengetahui untuk menunjukan proposisi awal suatu
materi pelajaran apa dan berapa alokasi waktu penelitian (K. Yin, 2011:133). Analisis data
yang dibutuhkan., c) Wakil Kepala Sekolah menggunakan pola Interaktif yang mencakiup
Bidang Humas adalah wakil kepala sekolah tiga komponen analisis yaitu reduksi data,
yang membantu Kepala Sekolah dalam sajian data, dan penarikan simpulan .
pelaksanaan tugas hubungan dengan industri Untuk menjamin validitas data,
/ masyarakat yang meliputi menyusun dan dilakukan uji keabsahan data yang meliputi :
melaksanakan program kerja, mengarahkan, credibility, transferability, dependability, dan
membina, memimpin, mengawasi serta confirmability (Moleong, 2010:324). Dari
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas empat uji keabsahan data tersebut, peneliti
khusunya di bidang hubungan kerjasama menggunakan uji credibility melalui triangulasi
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
63
data, dengan dengan jalan penggabungan data Wuryantoro memiliki 3 kompetensi keahlian
dari sumber satu dengan yang lain yang berasal yaitu Akuntansi, Tata Niaga/Pemasaran dan
dari gabungan data dokomen, wawancara Tata Busana/Busana Butik dengan nilai
mendalam dan pengamatan akreditasi keseluruhannya adalah Baik.
Jumlah pendidik atau tenaga pengajar
HASIL DAN PEMBAHASAN di SMK Muhammadiyah 2 Muhammadiyah
1. Profil SMK Muhammadiyah 2 adalah 40 tenaga guru, sedangkan jumlah
Wuryantoro tenaga kependidikan adalah 10 orang. Jumlah
SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro peserta didik secara keseluruhan adalah
merupakan sekolah kejuruan yang 662 peserta didik yang tersebar dalam tiga
beralamatkan Jl. Melati 5, Wuryantoro kompetensi keahlian. Data tersebut di atas
Wonogiri, Jawa Tengah yang didirikan pada kami sajikan dalam bentuk tabel sebagai
Tahun 1985/1986. SMK Muhammadiyah 2 berikut:

Tabel 1 : Daftar Peserta didik SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro Tahun Pelajaran 2014/2015

Data Sekunder (Dapodik SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro)

SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro diminati oleh peserta didik lulusan dan peserta
merupakan sekolah dalam naungan perserikatan didik SLTP.
Muhammadiyah yang diselenggarakan 2. Perencanaan pengelolaan kemitraan
oleh pengurus Muhammadiyah Kecamatan SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro
Wuryantoro. Di dalam pengelolaananya dengan dunia usaha dan dunia Industri
sekolah mengikuti kaidah yang sesuai dengan Hasil penelitian memberikan temuan
teknis yayasan dan mengacu pada peraturan bahwa DU/DI, SMK Muhammadiyah 2
pemerintah yang berlaku pada pemerintah Wuryantoro sudah melakukan yang terbaik
melalui kementerian pendidikan nasional dan dalam merencanakan program kemitraan
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah dan sekolah dengan Du/Di mempromosikan
Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri. Pada peserta didiknya pada tiap jurusan masing-
pengelolaan di selokah para pemangku jabatan masing, dalam hal ini sekolah sangat berperan
mengacu pada struktur organisasi yang telah penuh dalam mempromosikan peserta didiknya 
ditetapkan oleh pihak manajemen sekolah dan hasilnya sekolah mampu memberikan
yang melputi kepala sekolah, wakil kepala kontribusi kepada DUDI yang sudah menjalin
sekolah, komite dan staf sekolah. kerja sama dalam memberikan pelatihan
SMK Muhammadiyah 2 wuryantoro kepada peserta didik  sebagai tempat praktik
membuka program studi Bisnis dan peserta didik dan sebagai tempat magang bagi
Manajemen dengan kompetensi keahlian peserta didik untuk mempersiapkan peserta
yang ada adalah Akuntansi, Tata Niaga/ didik ketika terjun kedalam dunia industri.
Pemasaran, dan Tata Busana, yang mana dari Bentuk kerjasama yang dibuat oleh
setiap kompetensi keahlian yang ada rata-rata sekolah dengan Du/Di antara lain sinkronisasi

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
64
kurikulum, program pemagangan/Prakerin, dan jenis pekerjaan serta keterserapan di
kerjasama program pelatihan dan kerjasama dunia kerja. Berdasarkan analisis penulis,
program penyaluran lulusan. Kerjasama yang pelaksanaan kerjasama SMK dengan Du/Di
dijalankan sekolah merupakan hal utama dan yang baik dan saling menguntungkan, sangat
menjadi program pokok sekolah di bidang penting untuk menunjang tercapainya program
kehumasan yang semata-mata bertujuan sekolah khususnya dalam bidang kehumasan.
untuk menyalurkan peserta didik ke dalam Hasil penelitian ini apabila dibandingkan
dunia industri yang sesuai dengan bidang dengan penelitian yang terdahulu, perencanaan
keahliannya. yang dilakukan oleh SMK Muhammadiyah 2
Hasil penelitian tersebut di atas sejalan Wuryantoro untuk menjalin kemitraan dengan
dengan teori yang dikemukakan oleh Abuzar.H. DUDI dapat dikategorikan telah matang yaitu
(2011) yang mengatakan bahwa SMK dengan dengan strategi a) Sekolah pro-aktif menjalin
dunia usaha melalui link and match sebagai komunikasi dengan Du/Di dalam sinkronisasi
bentuk kemitraan dapat memberi manfaat a) kurikulum, b) Sekolah mengajukan
Peserta didik secara langsung dapat melihat penawaran proposal ke industri terkait
bagaimana peranan teknologi dalam dunia potensi sekolah (penempatan tamatan, OJT
usaha sehingga setelah lulus kelak tidak guru), c) Sekolah aktif mengikuti kegiatan-
canggung lagi berinteraksi dengan proses kegiatan yang berkaitan dengan promosi
teknologi dalam dunia usaha. b) Memotivasi sekolah, d) Memanfaatkan peran-peran
peserta didik SMK untuk berkreasi lebih bagus tertentu Du/Di sebagai guru tamu, tempat
lagi, dalam artian mereka bisa menemukan prakerin, pendanaan sekolah, bea siswa dan
inovasi-inovasi baru karena sudah melihat outsourching penempatan tamatan ke industri,
secara langsung. c) Mampu meningkatkan e) Du/Di yang bekerjasama dituangkan dalam
mutu lulusan SMK karena dalam dunia usaha bentuk MoU.
itu yang paling utama adalah disiplin agar 3. Pelaksanaan kemitraan SMK
dapat secara terus menerus bertahan, misalnya Muhammadiyah 2 Wuryantoro dengan
hal kecil mengindikasikan bahwa mutu telah dunia usaha dan dunia industri
mulai bersemi di sekolah adalah komitmen Pelaksanaan kemitraan SMK
terhadap disiplin waktu dan belajar, etos kerja, Muhammadiyah 2 Wuryantoro dengan dunia
budaya berkompetisi dan berprestasi. d) Lebih usaha dan dunia industri dibuatkan MoU
mudah mendesain kurikulum yang berbasis yang isinya sesuai bidang kerjasama yang
kompetensi karena langsung memenuhi disepakati antara lain sinkronisasi kurikulum,
tuntutan dunia usaha. e) Bentuk rekrutmen kunjungan industri, guru tamu, prakerin,
tenaga kerja tidak akan sulit lagi. Artinya, uji kompetensi kejuruan (UKK), OJT atau
stakeholders SMK dapat merekomendasikan magang guru produktif, bantuan peralatan
siapa saja peserta didik yang berprestasi untuk praktek, pendanaan sekolah dan beapeserta
jadi tenaga kerja. Hal ini juga didukung oleh didik dari industri, unit produksi, sertifikasi
hasil penelitian yang dilakukan oleh Wayong dan recrutment/penempatan tamatan. Dalam
(2010) yang menyatakan bahwa kemitraan kenyataannya penempatan lulusan dalam
antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha/ bekerja belum sesuai dengan kompetensi
industri merupakan kunci pokok keberhasilan yang dimiliki peserta didik sesuai dengan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada bidangnya.
Sekolah Kejuruan, di mana penyelenggaraan Dari hasil penelitian Sri Utami (2010)
pendidikan dirancang, dilaksanakan dan telah menjelaskan bahwa agar kemitraan dapat
dievaluasi bersama, sehingga relevansi terjalin dengan maksimal, maka manajemen
kompetensi lulusan terhadap tuntutan pasar kemitraan (kerjasama) dengan dunia usaha
kerja meningkat. Indikator relevansi terkait dan dunia industri dalam Praktik Kerja Industri
dengan kemitraan antara sekolah dengan Du/ (Prakerin) harus sesuai dengan prosedur
Di adalah kesesuaian antara bidang keahlian yang berlaku guna membekali peserta didik
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
65
dengan kompetensi keahlian sesuai dengan kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan
tuntutan standar kerja nasional. Sekolah dan sarana prasarana yang ada di industri serta
(SMK) telah mengupayakan peningkatan belum sesuainya tamatan yang bekerja sesuai
kemitraan (kerjasama) sekolah dengan Dunia dengan kompetensi yang dimiliki, sehingga
Usaha dan Dunia Industri dengan melibatkan tidak dapat menyelesaikan permasalahan
seluruh komponen yang terkait dengan proses yang sedang dihadapi di industri yang selaras
pembelajaran baik intern sekolah maupun dengan bidangnya, bahkan kurang tepat dalam
instansi diluar sekolah yang terkait dan mengoperasikan sarana yang sewajarnya
menyalurkan serta menempatkan tenaga kerja dikuasai.
sesuai dengan bidangnya. Pengendalian program kemitraan yang
Ditegaskan pula oleh Okpor, dapat diberikan adalah dengan mempekerjakan
Ikechukwu; Najimu, Hassan (2012) bahwa peserta didik di perusahaan atau industri yang
Partnership menjadi fasilitator yang jelas ada di sekitarnya. Untuk menyiapkan lulusan
dan menjadi pendekatan dalam meningkatkan yang berdayaguna dan mampu bersaing,
pembangunan yang berkelanjutan khususnya sekolah mengadakan Praktik Kerja Industri
pada pendidikan kejuruan. Hal ini bisa terwujud sebagai tahap membekali peserta didik tentang
apabila dunia pendidikan mau menjalin dunia kerja yang sesungguhnya dengan
hubungan antara sektor swasta dengan sektor melalui cara: 1) Program pelatihan yakni SMK
public untuk bermitra secara efektif seperti membekali seluruh peserta didik yang akan
halnya yang dibangun pendidikan kejuruan melaksanakan Prakerin/pemagangan sebelum
teknis di negeria. mereka magang di perusahaan nanti dengan
Berdasarkan paparan tersebut diatas, memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat
maka menurut analisis penulis sangat membuat peserta didik tertib dan bernilai
penting bagi sekolah kejuruan khususnya baik ketika memasuki industri. 2) Program
SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro Pemagangan yakni peserta didik SMK
untuk melakukan sinkronisasi atas materi Muhammadiyah 2 Wuryantoro mempunyai
pembelajaran di sekolah dengan materi yang waktu selama 2 bulan untuk melaksanakan
dibutuhkan dunia industri. Hal ini tidak lain praktek kerja industri (Prakerin). Temuan
memiliki tujuan agar kerjasama atau kemitraan ini sejalan dengan pendapat Rohiat, (2012)
yang terjalin antara SMK Muhammadiyah 2 bahwa untuk pengembangan pendidikan
Wuryantoro dengan dunia industri dapat lebih strategi yang dilakukan adalah melaksanakan
maksimal. workshop/pelatihan secara internal sekolah,
Dalam penelitian ini pelaksanaan melakukan kerjasama dengan komite,
kemitraan masih kurang optimal dengan melakukan kerjasama dengan LPTK/instansi
hasil penelitian yang dilakukan oleh Okpor, lain yang relevan dan melakukan kerjasama
Ikechukwu; Najimu, Hassan (2012) yang dengan dunia usaha/industri. Melalui kegiatan
menghasilkan temuan bahwa kemitraan tersebut peserta didik berkesempatan belajar
sektor swasta dalam pendidikan menjadi dan memperoleh pengalaman praktik kerja
alat demi tercapainya pembangunan di suatu yang sesunguhnya.
negara khususnya bidang pendidikan untuk Hal ini dapat terlaksana apabila lembaga
menyiapkan dan pengembangan keterampilan pendidikan dan dunia usaha/industri bekerja
dalam meningkatkan sumber daya manusia sama, di mana lembaga pendidikan membekali
melalui pelatihan kerja. peserta didik dengan pengetahuan teoritis,
Pengendalian Pelaksanaan Program sedangkan dunia usaha/industri membekali
Kemitraan SMK Muhammadiyah 2 mereka dengan pengetahuan praktis melalui
Wuryantoro Dengan Dunia Usaha dan Dunia pengalaman latihan dalam praktek kerja
Industri sesungguhnya. Dalam hal ini penajaman dan
Berdasarkan kenyataan bahwa sebagian kejelasan dalam pembuatan naskah kerjasama
lulusan SMK yang telah bekerja di industri atau memorandum off understanding (MoU)
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
66
antara sekolah dengan Du/Di perlu pemahaman aspek yang terkait dengan kegiatan-kegiatan
dan kesamaan pendapat untuk peningkatan antara sekolah dengan dunia kerja (DU/DI),
sumber daya manusia yang berkualitas. yaitu:
Hasil penelitian ini sejalan dengan a. Sinkronisasi kurikulum, Sekolah dan
temuan penelitian yang dilakukan oleh pengguna tenaga kerja (DU/DI) harus
Okoye, K R E; Chijioke, Okwelle P (2013) saling bersinergi terutama dalam hal
bahwa, pelatihan dalam pendidikan kejuruan materi pembelajaran sehingga antara
yang diselenggarakan dunia industri dan
yang menyiapkan tenaga kerja, dalam
sektor swasta membantu sektor industri
hal ini sekolah, terjalin kerjasama
tersebut mendapatkan tenaga kerja yang yang
terampil, memiliki pengetahuan dan karir yang saling menguntungkan, saling
professional. Selain itu fakta menunjukkan memberi dan menerima..
bahwa perekonomian negara tidak semata- b. Prakerin atau magang, dunia
mata tergantung pada penduduk yang usaha maupun dunia industri agar
berpendidikan, tetapi sebagian pada pekerja memberikan kesempatan yang
yang memiliki ketrampilan yang dapat dengan seluas-luasnya kepada peserta didik
cepat berubah menangani tuntutan dari pasar maupun guru untuk praktik kerja
tenaga kerja.Untuk mencapai hal ini tentunya atau magang agar pelaku pendidikan
dibutuhkan sebuah kemitraan dengan sektor di sekolah bisa merasakan secara
swasta dalam mencapai tujuan bersama. langsung pekerjaan di DU/DI
Kerjasama dalam bentuk pelatihan yang sehingga guru dapat menyiapkan
diselenggarakan oleh mitra atau forum swasta peserta didiknya agar mampu
untuk bekerjasama dengan sekolah kejuruan bersaing untuk memasuki dunia kerja
sangat membantu memberikan perubahan dan peserta didik pun agar terbiasa
metode pembelajaran dan memaksimalkan
dengan etos kerja di DU/DI.
kemitraan antara SMK dengan Dunia Industri.
c. Perekrutan tenaga kerja, sudah
Hasil penelitian ini apabila dibandingkan
dengan penelitian terdahulu masih memiliki saatnya pengguna tenaga kerja
kekurangan yaitu kurangnya pelatihan yang (DU/DI) merekrut tenaga kerja
diadakan oleh mitra DUDI. Pentingnya dari sumbernya (sekolah) sehingga
pelatihan peserta didik SMK yang dilatih mengurangi terjadinya percaloan
dan dididik oleh mitra sesuai dengan apa yang merugikan calon tenaga kerja.
yang menjadi kebutuhan mitra di lapangan d. Pendanaan prakrein/perekrutan,
tentu akan membawa manfaat besar baik bagi sekolah perlu menganggarkan
peserta didik, bagi sekolah maupun DUDI dana untuk pemasaran tenaga kerja
itu sendiri. Karena kemitraan antara SMK (peserta didiknya) karena tugas
dengan DUDI tidak hanya sekedar “ada” sekolah kejuruan tidak cukup
jalinan kerjasama antara sekolah dengan hanya sampai meluluskan peserta
Dunia Industri namun benar-benar peserta didiknya saja namun sampai dengan
didik dapat tersalurkan secara optimal sesuai memasarkan tamatannya ataupun
dengan dunia kerja yang membutuhkan. Disisi
melakukan penelusuran tamatan
lain, mitra dalam hal ini dunia industri juga
(tracery sistem).
akan mendapatkan manfaatnya, bahwa tenaga
e. Model atau bentuk kemitraan antara
kerja yang mereka recruit akan bekerja secara
baik dan profesional sesuai dengan kebutuhan DUDI dengan sekolah kejuruan
mitra tersebut. dalam menjalin kemitraan pada
4. Model Hasil Penelitian Yang SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro
Ditawarkan dapat dilihat dalam gambar diagram
Bertolak pada fakta hasil penelitian berikut :
diatas. dipaparkan beberapa hal ditinjau dari

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
67
Gambar 1: Bentuk Kemitraan Sekolah Menengah Kejuruan Dengan DUDI

SIMPULAN 2.
Pelaksanaan kemitraan SMK
Berdasarkan hasil penelitian dan Muhammadiyah 2 Wuryantoro dengan
pembahasan mengenai pengelolaan kemitraan dunia usaha dan dunia industri dilakukan
dengan dunia usaha dan dunia industri di SMK melalui MoU, yang isinya sesuai bidang
Muhammadiyah 2 Wuryantoro, dapat ditarik kerjasama yang disepakati antara lain
kesimpulan sebagai berikut: sinkronisasi kurikulum, kunjungan
1. Pengelolaan kemitraan di SMK industri, guru tamu, prakerin, uji
Muhammadiyah 2 Wuryantoro yang kompetensi kejuruan (UKK), OJT guru,
dilakukan untuk mengelola potensi sertifikasi, bantuan peralatan praktek,
sekolah dalam mendukung kerjasama pendanaan sekolah, beasiswa dari
dengan Du/Di : a) Pembentukan panitia/ industri, dan recrutment/penempatan
pembagian kelompok kerja (Pokja) kerja bagi tamatan. Hasil kemitraan masih
yang menangani pelaksanaan kerja kurang optimal, sehingga penempatan
sama dengan Du/Di, b) Sekolah pro lulusan dalam bekerja belum sesuai
aktif menjalin komunikasi dengan Du/ dengan kompetensi yang dimiliki peserta
Di dalam mempromosikan keberadaan didik
sekolah, c) Sekolah mengajukan 3. Pengendalian Pelaksanaan Program
penawaran proposal ke industri terkait Kemitraan SMK Muhammadiyah 2
dengan kerjasama sekolah yang meliputi Wuryantoro Dengan Dunia Usaha dan
(sinkronisasi kurikulum, kegiatan praktik Dunia Industri, dengan mempekerjakan
kerja industry, penempatan tamatan, dan melakukan peningkatan pelatihan
OJT guru), d) Memanfaatkan peran – peserta didik SMK oleh mitra atau Du/
peran tertentu Du/Di sebagai guru tamu, Di di perusahaan atau industri yang ada
kiunjungan industri, e) Du/Di yang di sekitarnya sesuai dengan kompetensi
bekerjasama dituangkan dalam bentuk keahlian dari masing-masing siswa.
naskah kerjasama atau MoU.

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
68
DAFTAR PUSTAKA

Suryadi.2010. “Permasalahan Dan Alternatif Kebijakan Peningkatan Relevansi Pendidikan


(Studi Relevansi Pendidikan Kerjasama UPI dengan balitbang Kemendiknas” .http://file.
upi.edu/Direktori/PROCEEDING/ Seminar_Internas.NFE
Christine A; Zavotka, Susan L; Teaford, Margaret H.2010.” Implementing a University-
Community-Retail Partnership Model to Facilitate Community Education on Universal
Design” Scholarly Journals.5(44).Hal 697-702.
Kemendiknas, 2010. Membangun Jaringan Kerja (Kemitraan), Direktorat Pembinaan Kursus
dan Kelembagaan. Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal.
Kuswana, Sunaryo, wowo, 2013. Dasar-dasar Pendidikan Vokasi & Kejuruan. Bandung:
Alfabeta.
Kuswana, Sunaryo, wowo, 2013. Fisafat Pendidikan Teknologi Vokasi dan Kejuruan. Bandung:
Alfabeta.
Moleong, Lexy J., 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi. Bandung:
penerbit PT Remaja Rosdakarya.
Okoye, K R E; Chijioke, Okwelle P,2013.” Private Public Partnership And Technical Vocation
Education And Training (TVET) In A Develo[ing Economy” Arabian Journal of Business
and Management. Volume: 2.hal 51-61.
Okpor, Ikechukwu; Najimu, Hassan.2012,” Public-Private Partnership for Skill Acquisition
and Vocational Technical Education Development in Nigeria” Mediterranean Journal of
Social Sciences. Volume: 3 Halaman: 91-94.
Sarjono, Yetty, 2013. Pendidikan Anak – Anak Miskin Di Perkotaan.Gumpang Kartasura:
Fairus Media
Sutama, 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D. Surakarta:
Fairuz Media.
Wayong.Ch.Aaltje.D.2010.http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/APTEKINDO/index
Yin, Robert, K, 2011. Studi Kasus Desain & Metode.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Zhang, Shujie, Rob Preece. 2013. Designing and implementing Customs-Business partnerships
: a possible framework for collaborative governance. World Customs Journal, Volume 5,
Nomor 1.

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
69

Anda mungkin juga menyukai