“COLOSTOMY”
DISUSUN OLEH :
1. POLTEKKES MALANG
2. POLTEKKES MALANG (LAWANG)
3. FIKES UNMUH JEMBER
4. STIKES MAHARANI MALANG
5. STIKES KENDEDES MALANG
Disusun Oleh:
1. POLTEKKES MALANG
2. POLTEKKES MALANG (LAWANG)
3. FIKES UNMUH JEMBER
4. STIKES MAHARANI MALANG
5. STIKES KENDEDES MALANG
Mengetahui,
___________________ ___________________
Kepala Ruangan
P
APENDIKSITIS
___________________
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik : Colostomy
Tempat : Ruang tunggu rawat inap ruang 17, RS dr. Saiful Anwar
Bidang Study : Keperawatan Medikal Bedah
I. Tujuan Umum :
Pada akhir proses penyuluhan pasien dan keluarga dapat mengenal dan memahami
tentang Colostomy.
III.Materi :
Terlampir
IV. Metode :
1. Ceramah
2. Diskusi
V. Media/Alat :
1. Leaflet
2. Laptop
3. LCD
VI. Kegiatan Pembelajaran
a. Evaluasi Struktur
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Hasil
Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan pemateri.
MATERI PENYULUHAN
A. DEFINISI COLOSTOMY
Kolostomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut
sampai kolon untuk pembuatan lubang (stoma) diatas dinding perut sehingga feses
(BAB) dialirkan melalui stoma yang dibuat.
Stoma adalah sebuah lubang yang dibuat di abdomen dan usus dan dilekatkan pada
kulit. Hal ini memungkinkan terjadinya pengosongan usus melalui lubang tersebut,
bukan melalui rektum. Untuk mengambil isi stoma biasanya diperlukan kantong yang
diletakkan pada stoma.
B. JENIS COLOSTOMY
Lokasi kolostomi ditentukan oleh masalah medis pasien dan kondisi umum. Terdapat
tiga jenis bentuk kolostomi, yakni :
1. Loop Kolostomi
Loop kolostomi biasanya dilakukan dalam kondisi kedaruratan medis yang nantinya
kolostomi tersebut akan ditutup. Jenis kolostomi ini biasanya mempunyai stoma
yang berukuran besar, dibentuk di kolon transversal dan bersifat sementara.
Pembedahan dilakukan dengan menarik sebuah lengkung usus ke atas abdomen
dengan menggunakan suatu peralatan penyokong eksterna, seperti batang plastik
atau kateter karet ditempatkan sementara waktu dibawah lengkung usus untuk
memepertahankannnya sehingga tidak tergelincir. Kemudian usus di buka dan
dijahit ke kulit abdomen. Suatu dingding penghubung tetap berada diantara usus
distal dan usus proksimal. Lengkung ostomi memiliki dua buah lubang stoma, ujung
proksimal mengeluarkan feses sedangkan bagian distal mengeluarkan lendir.
2. End Kolostomi
End kolostomi terdiri dari satu stoma, yang dibentuk dari ujung proksimal usus
dengan bagian distal saluran GI dapat dibuang atau di jahit tertutup dan di biarkan di
dalam rongga abdomen. Pada banyak klien, end kolostomi merupakan hasil terapi
bedah pada kanker kolorektal. Pada kasus tersebut, rektum juga mungkin dibuang.
3. Double-Barrel Kolostomi
Berbeda dengan loop colostomi, Double-barrel colostomi di potong melalui
pemebedahan kedalam, double-barrel colostomi terdiri dari dua stoma yang
berbeda, stoma proksimal yang berfungsi dan stoma distal yang tidak berfungsi.
C. INDIKASI COLOSTOMY
Lokasi kolostomi ditentukan oleh masalah medis dan kondisi umum klien. Kolostomi
dapat dibuat secara permanen ataupun temporer (sementara) yang disesuaikan dengan
kebutuhan pasien. Kolostomi temporer dibuat pada pasien yang tujuannya untuk
dekompresi kolon sedangkan kolostomi permanen dibuat pada pasien yang tidak mampu
lagi untuk defekasi secara normal melalui anus, hal ini biasanya disebabkan karena
adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid dan rektum.
D. KOMPLIKASI COLOSTOMY
Insidens komplikasi untuk pasien dengan kolostomi sedikit lebih adalah prolaps
stoma, perforasi, retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi kulit. Kebocoran dari sisi
anastomotik dapat terjadi bila sisa segmen usus mengalami sakit atau lemah. Kebocoran
dari anastomotik usus menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan, peningkatan suhu,
serta tanda shock.
E. PERAWATAN COLOSTOMY
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam perawatan kolostomi, antara lain :
1. Perawatan Kulit
Pada Pasien kolostomi dianjurkan melindungi kulit peristoma dengan sering
mencuci area tersebut menggunakan sabun ringan, memberikan barrier kulit
protektif di sekitar stoma, dan mengamankannya dengan meletakan kantung
drainase. Kulit dibersihkan dengan perlahan menggunakan sabun ringan dan waslap
lembab serta lembut.
2. Memasang Kantung
Stoma diukur untuk menentukan ukuran kantung yang tepat. Lubang kantung
harus sekitar 0,3 cm lebih besar dari stoma. Kulit dibersihkan terlebih dahulu.Barier
kulit peristoma dipasang. Kemudian kantung dipasang dengan cara membuka kertas
perekat dan menekanya di atas stoma. Iritasi kulit ringan memerlukan tebaran bedak
stomahesive sebelum kantung dilekatkan.
4. Mengangkat Alat Drainase
Alat drainase diganti bila isinya telah mencapai sepertiga sampai seperempat
bagian sehingga berat isinya tidak menyebabkan kantung lepas dari diskus
perekatnya dan keluar isinya. Pasien dapat memilih posisi duduk atau berdiri yang
nyaman dan dengan perlahan mendorong kulit menjauh dari permukaan piringan
sambil menarik kantung ke atas dan menjauh dari stoma. Tekanan perlahan
mencegah kulit dari trauma dan mencegah adanya isi fekal yang tercecer keluar.
5. Mengirigasi Kolostomi
Tujuan pengirigasian kolostomi adalah untuk mengosongkan kolon dari gas,
mukus, dan feses. Sehingga pasien dapat menjalankan aktivitas sosial dan bisnis
tanpa rasa takut terjadi drainase fekal. Dengan mengirigasi stoma pada waktu yang
teratur, terdapat sedikit gas dan retensi cairan pengirigasi.
DAFTAR PUSTAKA
McCann, J.A.S. (2004). Nursing Procedures 4th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams
Wilkins.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and
Practice. 6th Ed. St. Louis, Ml: Elsevier Mosby.
Gaol, Delfitra Rosa Lumban (2013) Dukungan Keluarga Pada Pasien Kolostomi Di RSUP
Haji Adam Malik. Sumatra