Anda di halaman 1dari 3

KONSEP ETIK KEPERAWATAN

DALAM KASUS PALIATIF

OLEH:
ARDYAH DWI PRAMESTI
P17212205075

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2020
Kisah Lia Putuskan Beri Perawatan Paliatif untuk Putrinya yang Idap Kanker

Saat berusia 4 tahun 3 bulan, bocah perempuan bernama Nara didiagnosis


neuroblastoma stadium lanjut. Untungnya, saat itu Nara mendapat pengobatan medis yang
cukup baik di mana selama sepuluh bulan berturut-turut, Nara menjalani pengobatan.
Diungkapkan sang bunda, Lia, mulai dari kemoterapi, operasi pengangkatan tumor,
transplantasi sumsum tulang belakang, hingga radioterapi 20 kali sudah dijalani bocah
tersebut. Setelah menjalani pengobatan intensif, Nara tetap semangat bersekolah. Namun,
lima bulan pasca radioterapi terakhir, sel kanker kembali menyerang Nara.
"Scan terakhir menunjukkan kalau Nara relapsed, sel kankernya balik lagi dengan
prognosis yang tidak terlalu baik. Saat itu kami bersyukur dapat tim dokter yang lumayan
baik di mana kami diberi penjelasan ada dua pilihan yang bisa diambil," tutur Lia di sela-sela
Konferensi Pers 'Memasyarakatkan Asuhan Paliatif, Meningkatkan Kualitas Hidup Insan
Indonesia' di Ocha Bella Resto, Jl KH Wahid Hasyim, Jakarta, Selasa (13/10/2015).
Kedua pilihan tersebut yakni kembali ke treatment awal. Namun, itu bukan solusi
yang tepat karena ternyata tidak efektif. Sedangkan pilihan kedua yakni perawatan paliatif.
Saat itu, kata Lia, dokter bisa menjabarkan apa itu perawatan paliatif sekaligus konsekuensi
apa yang bisa dihadapi jika Nara mengulang treatment yang sudah dilakukan sebelumnya.
Dengan berbagai pertimbangan, Lia dan keluarga akhirnya memilih perawatan
paliatif. Meksipun, kala itu tak menutup kemungkinan orang sekitar akan berpikir hal lain
terkait keputusan yang diambil oleh Lia sekeluarga.

Dikutip dari: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3043602/kisah-lia-putuskan-beri-


perawatan-paliatif-untuk-putrinya-yang-idap-kanker

Konsep Etik Keperawatan:

1. Beneficience
Mengerjakan tindakan keperawatan yang baik pada An. N, di mana usia pasien masih
kecil kita sebagai perawat harus selalu mendampingi dan membentuk keakraban kepada
pasien. Selalu mendengarkan dan peka terhadap keluhan pasien.
2. Non-maleficience
Sebagai perawat kita tidak boleh melakukan tindakan yang sembarangan bahkan
merugikan pasien. Tetap melayani dengan baik sesuai SOP. Tidak boleh mengabaikan
pasien karena masalah usia.
3. Veracity
Berdasarkan dengan kondisi pasien An. N pada 5 bulan paska radioterapi terakhir, sel
kanker kembali menyerang An. N. Menyampaikan kondisi tubuh si anak dengan
kejujuran, menjelaskan secara detail tanpa ada yang dilebih-lebihkan atau dikurang-
kurangkan. Lalu menjelaskan pula tindakan selanjutnya untuk si anak.
4. Autonomy
Berkelanjutan dengan penjelasan tindakan untuk An. N, kita sebagai perawat harus
mendampingi dan menjelaskan secara mendetail baik dan buruknya terapi yang akan
didapatkan. Pada kasus di atas berdasarkan advise dari dokter, An. N bisa saja kembali ke
treatment awal tetapi hasilnya tidak terlalu baik, kemudian pilihan ke-2 adalah perawatan
paliatif. Di sini perawat tidak boleh memihak pada satu pengobatan, cukup menejelaskan
jenis treatment dan menyerahkan sepenuhnya pengambilan keputusan pada pasien dan
keluarganya.
5. Justice
Di mana pada kasus ini An. N mengidap kanker stadium lanjut dan keluarga memutuskan
perawatan paliatif. Kita sebagai perawat harus memberikan pelayanan paliatif terbaik agar
kualitas hidup si anak meningkat meskipun sedang mengidap penyakit. Tidak boleh
membeda-bedakan tiap pasien pada perawatan paliatif. Karena semuanya membutuhkan
perawatan kesehatan guna meningkatkan kualitas hidup.

Anda mungkin juga menyukai