Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Demam thypoid

OLEH KELOMPOK 2

FARMAN I.DEDIPO

SRI OKTAVIANI MOHA

PUTRI AINUN OINTU

OKTAVIANTI MODEONG

MIRZA ADIPUTRA NENTO

SAGITARIA ALI

NOVAL MOWUU

PRATIWI OKTAVIA ASUNA


PROGRAM diii KEPERAWATAN

Poltekkes gorontalo

2018

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Pembahasan : Demam thypoid

Sub pokok pembahasan : Pencegahan thypoid

Sasaran : Pasien DHF yang ada di RS

Hari/tanggal : Senin,23 April 2018

Tempat : RSU Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Pukul : 10.00-10.45

Penyuluh : SRI OKTAVIANI MOHA


A. Tujuan
 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang Demam thypoid diharapkan
keluarga pasien mengetahui tentang cara pencegahan Demam thypoid.
 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan keluarga pasien mampu :
1. Menjelaskan pengertian Demam thypoid
2. Mengetahui penyebab Demam thypoid
3. Menyebutkan tanda dan gejala Demam thypoid
4. Mengetahui cara pencegahan Demam thypoid
B. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian Demam thypoid
2. Penyebab Demam thypoid
3. Tanda dan gejala Demam thypoid
4. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue
C. Media
 LCD/Proyektor
 Leaflet
D. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya jawab

E. Setting Tempat

: Moderator

: LCD/Proyektor

: Penyuluh

: Peserta

: Fasilitator

: Observer

F. Pengorganisasi
 Moderator: MIRZA ADIPUTRA NENTO
 Penyuluh :
 Fasilitator : FARMAN I. DEDIPO
OKTAVIANTI MODEONG
 Observer : HENI PUA , A. Md. KEP
Pembagian Tugas
 Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
 Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
 Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
 Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir

G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menggali
memperhatikan
pengetahuan 3. Menjawab pertanyaan
keluarga pasien
tentang Demam 4. Mendengarkan dan
thypoid memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan 5. Menyetujui kontrak
Penyuluhan waktu
5. Membuat kontrak
waktu

2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan


(25 menit)  Pengertian memperhatikan
Demam thypoid penjelasan Penyuluh
 Penyebab
Demam thypoid
 Tanda dan gejala
Demam thypoid
 Cara
Pencegahan
Demam thypoid
 Komplikasi 2. Aktif bertanya
demam thypoid
2. Memberikan 3. Mendengarkan

kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan peserta

3 Penutup 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan dan


(15 menit)
materi yang Memperhatikan
disampaikan oleh
penyuluh 2. Menjawab pertanyaan
2. Mengevaluasi
yang diberikan
peserta atas
penjelasan yang
disampaikan dan
penyuluh 3. Menjawab salam
menanyakan
kembali mengenai
materi penyuluhan
3. Salam Penutup

H. Evaluasi Lisan
1. Apa pengertian Demam Berdarah Dengue thypoid ?
2. Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya thypoid?
3. Sebutkan tanda dan gejala thypoid?
4. Bagaimana cara pencegahan thypoid?
5. Apasaja komplikasi thypoid?

I. Materi

DEMAM THYPOID
1. Definisi

Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella
Thypi (Arief Maeyer, 1999 ).

Tifoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang
disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara oral
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).

Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan
bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentukan
mikroabses dan ulserasi nodus peyer di distal ileum. (Soegeng Soegijanto, 2002)

2. Etiologi
1. 96 % disebabkan oleh salmonella typhi, basil gram negative yang bergerak dengan bulu
getar, tidak berspora mempunyai sekuran-kurangnya 3 macam antigen, yaitu :
a. Antigen O (somatic terdiri dari zat komplek lipolisakarida)
b. Antigen (flagella)
c. Antigen VI dan protein membran hialin
2. Salmonella paratyphi A
3. Salmonella paratyphi B
4. Salmonella paratyphi C
5. Feces dan urin yang terkontaminasi dari penderita typus (Wong ,2003).
Kuman salmonella typosa dapat tumbuh di semua media pH 7,2 dan suhu 37 derajat
C dan mati pada suhu 54,4 derajat C (Simanjuntak, C. H, 2009).

3. Manifestasi Klinik

Masa inkubasi 7-20 hari, inkubasi terpendek 3 hari dan terlama 60 hari (T.H. Rampengan
dan I.R. Laurentz, 1995). Rata-rata masa inkubasi 14 hari dengan gejala klinis sangat
bervariasi dan tidak spesifik (Pedoman Diagnosis dan Terapi, Lab/UPF Ilmu Penyakit
Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 2006).
Walaupun gejala bervariasi secara garis besar gejala yang timbul dapat dikelompokan dalam
: demam satu minggu atau lebih, gangguan saluran pencernaan dan gnagguan kesadaran.
Dalam minggu pertama : demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, diare, konstipasi
dan suhu badan meningkat (39-410C). Setelah minggu kedua gejala makin jelas berupa
demam remiten, lidah tifoid dengan tanda antara lain nampak kering, dilapisi selaput tebal,
dibagian belakang tampak lebih pucat, dibagian ujung dan tepi lebih kemerahan.
Pembesaran hati dan limpa, perut kembung dan nyeri tekan pada perut kanan bawah dan
mungkin disertai gangguan kesadaran dari ringan sampai berat seperti delirium.

Roseola (rose spot), pada kulit dada atau perut terjadi pada akhir minggu pertama atau awal
minggu kedua. Merupakan emboli kuman dimana di dalamnya mengandung kuman
salmonella.

Berikut gejala Klinis yang biasa ditemukan, yaitu :

1. Demam

Pada kasus–kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu.


a. Minggu I
Dalam minggu pertama penyakit keluhan gejala serupa dengan penyakit
infeksi akut pada umumnya , yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,
anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut,
batuk dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan
meningkat.

b. Minggu II

Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas dengan demam,


bradikardia relatif, lidah yang khas (kotor di tengah, tepi dan ujung merah
dan tremor), hepatomegali, splenomegali, meteroismus, gangguan mental
berupa somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis, roseolae jarang
ditemukan pada orang Indonesia.

c. Minggu III
Dalam minggu ketiga suhu badan berangsur – angsur turun dan normal
kembali pada akhir minggu ketiga.

2. Gangguan pada saluran pencernaan

Pada mulut terdapat nafas bau tidak sedap, bibir kering dan pecah –
pecah. Lidah ditutupi selaput putih kotor, ujung ditemukan kemerahan ,
jarang ditemui tremor.Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut
kembung. Hati dan limfa membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya
didapatkan konstipasi akan tetapi mungkin pula normal bahkan dapat terjadi
diare.

3. Gangguan keasadaran

Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa dalam yaitu


apatis sampai samnolen. Jarang stupor, koma atau gelisah.
Disamping gejala–gejala yang biasanya ditemukan tersebut, mungkin pula
ditemukan gejala lain. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan bintik –
bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit.Biasanya dtemukan alam
minggu pertama demam kadang – kadang ditemukan bradikardia pada anak besar
dan mungkin pula ditemukan epistaksis.

Transmisi terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi


urin/feses dari penderita tifus akut dan para pembawa kuman/karier. Empat F
(Finger, Files, Fomites dan fluids) dapat menyebarkan kuman ke makanan, susu,
buah dan sayuran yang sering dimakan tanpa dicuci/dimasak sehingga dapat terjadi
penularan penyakit terutama terdapat dinegara-negara yang sedang berkembang
dengan kesulitan pengadaan pembuangan kotoran (sanitasi) yang andal (Sudoyo,
A.W., & B. Setiyohadi. 2006). Masa inkubasi demam tifoid berlangsung selama 7-14
hari (bervariasiantara 3-60 hari) bergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan.
Selamamasa inkubasi penderita tetap dalam keadaan asimtomatis (soegijanto,S,
2002).

4. Komplikasi
Komplikasi demam tifoid dibagi dalam :

1. Komplikasi Intestinal
a. Pendaraha usus
b. Perforasi usus
c. Ileus paralitik

2. Komplikasi ektra-intestinal

a. Komplikasi kardiovaskuler. Kegagalan sirkulasi perifel (renjatan sepsis)


miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.
b. Komplikasi darah. Anemia hemolitik, trombositoperia dan sidroma uremia
hemolitik.

3. Komplikasi paru. Pneumonia, emfiema, dan pleuritis

4. Komplikasi hepar dan kandung empedu, Hepatitis dan kolesistitis


5. Komplikasi ginjal. Glomerulonefritis, periostitis, spondilitis, dan arthritis
6. Komplikasi neuropsikiatrik. Delirium, meningismus, meningistis, polyneuritis perifer,
sindrom, katatoni (Widodo, D. 2007).
J. Sumber

1. Corwin, E. 2009. Patofisiologi. Jakarta: EGC

2. Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008. Depkes RI,
Jakarta

3. Mansjoer, Arif. 2009. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius.

4. Nainggolan, R. 2011. Karakteristik Penderita Demam Tifoid. Medan: Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Sumatera Utara

5. Nanda, 2011, Diagnosis Keperawatan, Jakarta : EGC

6. Pearce, E.C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Umum

.
7. Posisi jentik nyamuk tegak lurus
Apa itu Demam Berdarah dengan permukaan air dan gerakan
jentik nyamuk naik turun ke atas
Dengue (DBD) ?
pemukaan air untuk bernafas

Demam Berdarah Dengue (DBD) 8. Kemampuan terbang kira-kira 100

merupakan penyakit yang disebabkan oleh meter.

virus dengue yang disebarkan nyamuk


Tanda &
Aedes Aegypty.
Gejala DBD

Penyebab
1. Warna hitam dengan belang-belang
putih di seluruh badannya
2. Berbadan kecil
Penyebab Demam Berdarah 3. Biasanya menggigit pada siang hari
Dengue (DBD) adalah karena adanya dan sore hari
4. Hidup dan berkembang biak di dalam
virus dengue dan ditularkan melalui gigitan
rumah (bak mandi,kaleng
nyamuk Aedes Aegypty. DBD (Demam 1. Demam tinggi 2 – 7 hari disertai
bekas,kolam ikan,ban bekas,pot
Berdarah Dengue) ini banyak di temukan menggigil. kurang nafsu makan,
tanaman air,tempat minuman burung)
di daerah tropis yang curah hujannya nyeri pada persendiaan,serta sakit
5. Senang hinggap pada pakaian yang
cukup tinggi. Sebab nyamuk akan mudah kepala.
bergantung,kelambu dan ditempat
berkembang biak di daerah yang
yang gelap dan lembab.
2. Pendarahan dibawah kulit berupa :
tergenang air. 6. Jentik nyamuk berperan aktif di dalam
Bintik-bintik merah pada kulit ,
bak air
Ciri-Ciri Nyamuk Aedes
Aegypty
mimisan, gusi berdarah , muntah
darah dan BAB berdarah.

3. Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada


gejala kuning serta mual dan muntah

4. Terjadi syok atau pingsan pada hari ke


3 — 7 secara berulang—ulang.
c. Mengubur benda- benda yang
Dengan tanda syok yaitu lemah, kulit
dapat digenangi air seperti ban
dingin , basah dan tidak sadar.
bekas,kaleng bekas dsb.

Pencegahan

1. Pemberian Fogging (pengasapan) dan


abatisasi (bubuk abate)
2. Dengan cara 3M plus yaitu :
a. Menguras bak mandi

d. Menggunakan obat nyamuk


sebelum tidur dan sebelum
bepergian. Oleh
Kelompok II

b. . Menutup tempat penampungan


air
POLTEKKES KEMENKES

GORONTALO
T.A 2017 - 2018

Anda mungkin juga menyukai