Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan suatu
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik dan sosial individu secara
optimal, dan selaras dengan perkembangan orang lain (Ernawati, 2010).
Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah isolasi
sosial. isolasi sosial adalah keadaaan di mana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya.
Isolasi sosial disebabkan oleh kurangnya rasa percaya kepada orang lain,
perasaan panik regresi ke tahap perkembangan sebelumnya, perkembangan ego
yang lemah serta represi rasa takut.(Townsend, M. C, 1998: 152). Menurut stuart ,
G. W E Sundeen, S.J (1998: 345) Isolasi sosial disebabkan oleh konsep diri rendah.
Dalam tiga bulan terakhir pasien dengan kasus isolasi sosial di Rumah Sakit
Dr. Soeharto Heerdjan khusunya di Ruangan Merak sebanyak 10,3% atau sebanyak
3 orang.

B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan dengan kasus
isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah pada Tn. R di
ruangan MERAK RSJ DR. Soeharto Heerjan

2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada kasus Isolasi sosial
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnose keperawatan pada kasus
Isolasi sosial
c. Mahasiswa mampu membuat perencanaan
d. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dengan kasus Isolasi sosial
f. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan
Isolasi sosial

C. Proses Pembuatan Makalah


Mahasiswa yang praktek di Ruangan MERAK selama 2 minggu mulai tanggal 6
Agustus 2018 sampai tanggal 17 agustus adalah berjumlah 5 orang. Mahasiswa
bertanggung jawab terhadap Asuhan Keperawatan semua klien yang dirawat di
ruang tersebut dengan cara di bagi dua tim. Jumlah pasien di Ruang merak
sebanyak 17 orang, sehingga masing-masing mahasiswa merawat 1 pasien kelolaan.
Mahasiswa melakukan interaksi dan intervensi keperawatan masing-masing
pasien. Berdasarkan kesepakatan kelompok setelah melakukan observasi semua
pasien, akhirnya kelompok tertarik dan sepakat untuk memilih kasus kelolaan
kelompok pada Tn. R dengan masalah utama ISOLASI SOSIAL di Ruangan Merak
Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta tahun 2018. Alasan kelompok
memilih Tn. R sebagai pasien kelolaan kelompok adalah pasien mengalami isolasi
sosial dan bila tidak ditangani dapat mengakibatkan resiko halusinasi. Selain itu,
Tn. R memiliki karakteristik kooperatif, mempunyai riwayat gangguan jiwa. Ketika
kelompok pertama kali melakukan interaksi untuk yang pertama kali dengan klien,
klien tidak langsung terbuka menceritakan masalahnya karena klien sering
menyendiri dan tidak mau diganggu.

Asuhan keperawatan pada Tn. R diawali oleh satu orang mahasiswa yang
melakukan pendektan secara intensif sebagai klien kelolaan. Selanjutnya kelompok
mengadakan interaksi secara bergantian dengan pasien untuk membina hubungan
saling percaya. Strategi yang dilakukan kelompok pada tahap kerja dilakukan oleh
satu anggota kelompok melakukan implementasi sesuai dengan masalah yang
ditemukan pada pasien . pada tahap evaluasi, melakukan koordinasi antar
mahasiswa terutama dalam rencana tindak lanjut yang akan datang sehingga terjadi
kesinambungan antar anggota kelompok dalam memberikan asuhan keperawatan
komprehensif. Kolaborasi terhadap intervensi yang dilakukan oleh mahasiswa juga
melibatkan perawat di Ruangan merak, khususnya di pagi hari untuk minggu
pertama. Mengingat minggu pertama dan kedua mahasiswa melakukan
implementasi pada pagi hari. Kemudian mahasiswa melakukan pendukumentasian
dan melakukan konsultasi dengan pembimbing.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Proses Terjadinya Masalah

1. Faktor Predisposisi
Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf-syaraf pusat
dapat menimbulkan Gangguan realita, gejala yang mungkin timbul adalah
hambatan dalam belajar, bicara, daya ingat dan muncul perilaku menarik diri
dalam faktor psikologisnya klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
Gangguan orientasi realitas adalah penolokan atau tindakan kekerasan dalam
rentang hidup klien, sedangkan dalam faktor social budaya dapat mempengaruhi
Gangguan orientasi realitas seperti kemiskinan, konflik social budaya (perang,
kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.

2. Faktor presipitasi
Gangguan Isolasi Sosial pada umumnya timbul setelah adanya kehidupan
yang penuh stress seperti adanya penurunan stabilitas keluarga, menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain, intensitas kecemasan
yang ekstrim dan memanjang disertai dengan terbatasnya kemampuan individu
untuk mengatasi masalahnya.

Menurut Townsend, M.C (1998:152). Isolasi Sosial merupakan keadaan


kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap
negative dan mengancam bagi dirinya. Sedangkan menurut DEPKS RI (1998:117)
penarikan dii atau withdrawal merupakan suatu tindakan melepaskan diri, baik
perhatian maupun niatnya terhadap lingkungan social yang secara langsung dapat
bersifat sementara atau menetap.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa isolasi sosial


adalah proses terganggunya hubungan seseorang dengan orang lain yang mana
merupakan respon maladaptif seseorang terhadap sesuatu yang mengancam dirinya
dengan cara menarik diri dari lingkungan dan menghindari berinteraksi dengan
orang lain.

3. Rentang Respon

Menurut Stuart Sundeen rentang respon klien ditinjau dari interaksinya


dengan lingkungan social merupakan suatu kontinum yang terbentang antara respon
adaptif dan maladaptive sebagai berikut
Rentang Respon

Respon adaptif Respon Maladaptif

1. Menyendiri 1. Merasa sendiri 1. Menarik diri


2. Otonomi 2. Depresi 2. Ketergantungan
3. Kebersamaan 3. Curiga 3. Manipulasi
4. Interdependen 4. Curiga

a. Respon Adaptif

Respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma social dan


kebudayaan secara umum serta masih dalam batas normal dalam
menyelesaikan masalah.

1) Menyendiri :Respon yang dibutuhkan seseorang untuk


merenungkan apa yang telah terjadi
dilingkungansekitarnya.
2) Otonom :Kemampuan individu untuk menentukan dan
menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam
hubungan social.
3) Kerjasama :Kemampuan individu yang sedang
membutuhkan
satusama lain.
4) Interdependen :Saling ketergantungan antara individu dengan
orang lain dengan membina intersosial.
b. Respon Maladaptif
Respon Maladaptif diberikan pada individu yang menyimpang dari
norma social, yang termasuk respon maladaptive adalah :
1) Menarik Diri :Seseorang yang mengalami kesulitan dalam
membina hubungan secara terbuka dengan
orang lain.
2) Ketergantungan :Seseorang gagal dalam mengembangkan rasa
percaya diri sehingga tergantung dengan
orang lain
3) Manipulasi :Seseorang yang mengganggu orang lain sebagai
objek individu sehingga tidak dapat membina
hubungan social secara mendalam.
4) Curiga :Seseorang gagal mengembangkan rasa percaya
pada orang lain.

4. Mekanisme Koping
Mekanisme yang digunakan.klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang
merupakan suatu keterampilan nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme yang
sering digunakan pada isolasi social adalah regresi, represi, isolasi (Damiyanti
2018:84).

 Regresi adalah mundur kemasa perkembangan yang telah lalu


 Represi adalah perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran yang tidak
dapat diterima secara sadar dan dibendung agar tidak mencapai
kesadaran.
 Isolasi adalah mekanisme mental tidak sadar yang mengakibatkan
timbulnya kegagalan defensive dalam menghubungkan perilaku
dengan motivasi atau bertentangan antara sikap dan perilaku.

5. Pohon Masalah

Resiko gangguan Persepsi


Sensori

Effect

Isolasi sosial

Core Problem

Harga diri rendah

Causa
RENCANA ASUHAN EKPEREAWATAN

No Dx Perencanaan
Dx Keperawatan Tujuan kriteria hasil Intervensi
1 Isolasi Sosial TUM : 1. setelah x interaksi 1.1.Bina hubungan saling
Klien dapat klien menunjukkan percaya dengan :
berinteraksi tanda-tanda percaya  beri salam setiap
dengan orang kepada perawat : berinteraksi
lain Tuk :  wajah cerah,  perkenalkan nama,
1. klien tersenyum nama panggilan dan
dapat  mau berkenalan tujuan perawat
membina  ada kontak mata berkenalan
hubungan  bersedia  tanyakan dan panggil
saling menceritakan nama kesukaan klien
percaya perasaan  tunjukkan sikap jujur
 bersedia dan menepati janji
mengungkapkan setiap kali interaksi
masalahnya  tanyakan perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi klien
 buat kontrak interaksi
yang jelas
 dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan klien
2. klien 2. setelah x interkasi 2.1. tanyakan pada klien
mampu klien menyebutkan tentang :
menyebut minimal satu penyebab  orang yang tinggal
kan menarik diri dari : serumah/teman
penyebab  diri sendiri sekamar klien
menarik  orang lain  orang yang paling
diri  lingkungan dekat dengan klien
dirumah/diruang
perawatan
 apa yang membuat
klien dekat dengan
orang tersebut
 orang yang tidak
dekat dengan klien
dirumah/diruang
perawatan
 apa yang membuat
klien tidak dekat
dengan orang tersebut
 upaya yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang lain
2.2. diskusikan dengan klien
penyebab menarik diri atau
tidak mau bergaul dengan
orang lain
2.3. beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya.
3. klien Setelah x interaksi dengan 3.1.tanyakan pada klien
mampu klien dapat menyebutkan tentang :
menyebut keuntungan berhubungan  manfaat hubungan
kan social, misalnya : social
keuntunga  banyak teman  kerugian menarik diri
n  tidak kesepian 3.2. diskusikan bersama klien
berhubun  bisa diskusi tentang manfaat
gan social  saling menolong berhubungan social dan
dan dan kerugian menarik diri, kerugian menarik diri
kerugian misalnya : 3.3.beri pujian terhadap
menarik  sendiri kemampuan klien
diri  kesepian mengungkapkan

 tidak bisa diskusi perasaannya.

4. klien Setelah x interaksi klien 4.1. Observasi perilaku klien


dapat dapat melaksanakan saat berhubungan social.
melaksan hubungan social secara 4.2. Beri motivasi dan bantu
akan bertahap dengan : klien untuk
hubungan  perawat berkenalan/berkomunikasi
social  perawat lain dengan:
secara  klien lain  Perawat lain
bertahap  kelompok  Klien lain
 Kelompok
4.3. Libatkan klien dengan
terapi Aktivitas Kelompok.
Sosialisasi
4.4. Diskusikan jadwal harian
yang dapat di lakukan
untuk meningkatkan
kemampuan klien
bersosialisasi
4.5. Beri motivasi untuk
melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah
di buat
4.6. Beri pujian terhadap
kemampuan klien untuk
memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang di
laksanakan.

5. klien 5. setelah x interaksi 5.1.diskusikan dengan klien


mampu klien dapat tentang perasaannya
menjelask menjelaskan berhubungan social dengan
an perasaannya setelah :
perasaann berhubungan social  orang lain
ya setelah dengan :  kelompok
berhubun  orang lain 5.2.beri pujian terhadap
gan social  kelompok kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Tn. R 34 tahun, jenis kelamin laki-laki , No RM 07-08-2018, pendidikan
terakhir SMA, klien beragama islam, klien dirawat di RSJ Dr. soeharto heerdjan
Jakarta tanggal 06 agustus 2018.
Data didapat dari berbagai sumber, yaitu dari informasi klien dan perawat
ruangan. selain itu juga data diambil dari hasil pengamatan dan observasi selama
melakukan asuhan keperawatan di ruangan MERAK RSJ. Dr. Soeharto heerdjan
Jakarta, pada tanggal 6 agustus sampai tanggal 17 agustus 2018 hal yang di dapat
dari klien adalah klien di bawah ke RSJ karena di rumah sering menyendiri dan
tidak mau berinteraksi.
Hasil observasi yang di lakukan kelompok terhadap klien pada saat
komunikasi dengan perawat, kontak mata kurang, klien mau berjabat tangan,
pandangan mata tidak menentu , klien tidak mampu memulai pembicaraan dengan
klien. Selama di ruangan perawatan aktivitas klien sering duduk diam dan
memisahkan diri dari teman-temannya.
Hasil yang di dapat dari keterangan klien bahwa klien pernah mengalami
gangguan jiwa di masa lalu dan sebelumnya pernah di rawat dengan pengobatan
tidak berhasil. Klien 6 bersaudara dan klien merupakan anak ke 5 dari 6
bersaudara. Klien tinggal serumah dengan adiknya, klien lebih suka menyendiri.
Adapun masalah pada Tn.R adalah isolasi sosial. Klien mengatakan sudah
bercerai dengan istrinya. Dari hasil observasi yang di dapat klien sering melamun
sendirian, klien jarang berkomunikasi dengan teman-temannya.
Obat yang di berikan : THP 2x1 mg/oral, HLP 2x2,5/oral, merlopeim 1x2
mg/oral.

B. Masalah Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian dengan masalah utama isolasi sosial di dapatkan
masalah keperawatan sebagai berikut:
1. Isolasi Sosial
Data Subjektif :
Klien mengatakan malas berbicara dengan orang yang ada di sekitarnya.

Data Objektif :
Klien nampak menyendiri, tampak selalu melamun, Kontak mata kurang,
jarang berkomunikasi dengan temannya, Klien sadar dan terlihat tenang dan
sering lupa mengorientasi waktu, tempat, Klien mengingkari penyakit yang di
derita juga Reaksi lambat.
2. Harga diri rendah
Data Subjektif :
Klien mengatakan tidak terlalu di pentingkan dalam keluarga, tidak dipedulikan
lagi oleh keluarganya dan klien mengatakan merasa malu dan tidak di anggap
penting.

Data Objektif :
Klien nampak menyendiri, Klien jarang berkomunikasi dan Tidak ada keluarga
yang pernah menjenguknya.
3. Gangguan sensori persepsi halusinasi
Data subjektif :
klien mengatakan sering melihat hal yang tidak mungkin seperti terdapat bulan
pada tubuhnya
Data Objektif :
klien tampak gelisah

C. Pohon Masalah

Resiko gangguan Persepsi Sensori

isolasi sosial

core problem

Harga diri rendah

Diagnosa keperawatan

1. isolasi sosial
2. harga diri rendah
3. resiko gangguan persepsi sensori
BAB IV

PELAKSANAAN TINDAKAN

Pada kasus Tn. R dengan diagnosa keperawatan isolasi sosial telah dilaksanakan
tindakan keperawatan mulai dari SP 1 hingga SP III. Tujuan umum: klien dapat
meningkatkan hubungan sosial.

A. Tindakan keperawatan SP I
SP I untuk klien yaitu mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien, berdiskusi
dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain, berdiskuasi dengan
klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan klien cara
nberkenalan dengan satu orang, mengajarkan klien memasukan kegiatan latihan
berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.

Pada pertemuan pertama (Selasa, 07 agustus 2017) perawat melakukan evaluasi


tindakan yang sudah dilakukan klien tampak menyendiri, wajah klien murung, tiak
ada kontak mata.

B. Tindakan keperawatan SP II

SP II yang dilakukan yaiu mengevaluasi jadwal harian klien, memberikan


kesempatan kepada klien mempraktekan cara berkenalan denan satu orang,
membantu klien memasukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian.

Pada pertemuan kedua (Rabu, 08 agustus 2018) perawat melakukan evaluasi


kemampuan klien yang sudah di ajarkan yaitu cara berkenalan. Klien mengatakan
sudah mengetahui keuntungan dan kerugian dari berinterakksi dengan orang sekitar,
kontak mata kurang, klien mengatakan sudah mengetahui cara berkenalan dengan
orang lain.

C. Tindakan keperawatan SP III

SP III yang dilakukan yaitu mengevaluasi jadwal kegiatan kalien, memberikan


kesempatan kepada klien berkenal dengan dua orang atau lebih, menganjurkan klien
memasukan dalam kegiatan jadwal kegiatan harian.

Pada pertemuan ketiga (Kamis, 09 agustus 2018) perawat melakukan evaluasi


kemampuan klien yang sudah ajarkan yaitu cara berkenalan dengan dua orang atau
lebih. Klien mengatakan sudah bisa mempraktikan cara berkenalan dengan seorang
perawat, kontak mata ada, klien Nampak lebih koperatif.
BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas asuhan keperawatan pada Tn. R dengan masalah Isolasi
Sosial yang dilaksanakan pada tanggal 07 – 17 agustus 2018. Pada bab ini juga akan
di bahas tentang keberhasilan tindakan yang dilakukan dan hambatan yang ditemukan
selama berinteraksi dengan klien, serta pemecahan maslah yang telah dilakukan
dengan diagnose keperawatan.

Diagnosa keperawatan yang pertama adalah Isolasi Sosial. Masalah


keperawatan diangkat sesuai dengan data klien Tn. R. Klien mengatakan lebih suka
menyendiri, klien mengatakan malas berbicara dengan orang disekitarnya, klien
tampak menyendiri, klien tampak melamun, kontak mata kurang, Afek datar, bicara
cepat, saat berinteraksi klien sering menunduk atau memalingkan wajah.

Berdasarkan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan yang harus dilakukan


kepada pasien isolasi sosial ada tiga SP klien dan tiga SP keluarga. SP I klien yaitu
berdiskusi keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain dan mengajarkan
klien cara berekenalan. SP II klien yaitu mempraktekan berkenalan dengan satu
orang. SP III klien yaitu klien berkenalan dengan dua orang atau lebih. Pada SP
keluarga, SP I yaitu mendiskusikan masalah yang dirasakan oleh keluarga dalam
merawat klien. SP II yaitu melatih keluarga dalam merawat klien. SP III yaitu
membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat.

Pada Tn. R sudah dilakukan SP klien yaitu SP I, SP II dan SP III sedangkan


pada SP keluarga belum dilakukan karena selama kelompok dinas di ruangan Merak
tidak bertemu dengan keluarga klien.

Dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien Tn. R dengan masalah


keperawatan Isolasi Sosial, mahasiswa telah berusaha melakukan tindakan sesuai
dengan tujuan khusus yang telah ditetapkan dalam rencana asuhan keperawatan
sesuai teori, melakukan komunikasi yang terapeutik dengan mengadakan interaksi
sering dan singkat secara bertahap dengan pertanyaan terbuka, memulai pembicaraan
dengan topic yang disukai klien, dan memperhatikan serta memperdulikan kebutuhan
dasar klien. Kelompok memberikan solusi untuk klien banyak berinteraksi dengan
teman satu orang dan dua orang atau lebih. Kelompok juga melakukan interaksi
dengan klien secara singkat dan cepat, sehingga tujuan interaksi dapat tercapai.
Meskipun menemukan beberapa hambatan selama praktek di Ruangan Merak tetapi
kelompok telah melakukan tindakan keperawatan dari SP I sampai dengan SP III.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu untuk mengatasi maslah isolasi
sosial, mahasiswa telah melakukan tindakan keperawatan yaitu : membina hubungan
saling percaya, mengidentifikasi penyebab isolasi sosial, berdiskusi dengan klien
tentang keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan klien
cara berkenalan dengan satu orang atau lebih, menganjurkan klien untuk memasukan
kedalam jadwal kegiatan harian. Klien sudah mau memulai berinteraksi dengan orang
lain. Klien mampu mengungkapkan perasaanya setelah berinteraksi dengan orang
lain, klien mengatakan merasa senang setelah berinteraksi dengan orang lain

Kelompok menyimpulkan bahwa implementasi yang dilakukan sudah sesuai


dengan teori yang ada.

Pada evaluasi hasil untuk diagnose Isolasi Sosial pada Tn. R, kelompok telah
melakukan tindakan keperawatan samapai kepada tujuan khusus yaitu klien mampu
berkenalan dengan satu orang dank lien sudah mampu berkenalan dengan dua orang
atau lebih dan melakukan kegiatan sesuai rencana yang di buat dimana klien mampiu
untuk berkenal dengan satu orang, memberikan kesempatan kepada klien berkenalan
dengan satu orang. Dari hasil observasi klien mengatakan melakukan apa yang di
masukan kedalam jadwal kegiatan harian secara mandiri.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Isolasi social adalah suatu sikap dimana individu menghindari diri dari
interaksi denganorang lain.Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab
dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan,pikiran,prestasi atau
kegagalan ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan
orang lain yang memanifestasikan dengan sikap memisahkan diri dan tidak
sanggup membagi dengan orang lain (Baltt bang 2007).
Dari data yang penyusun dapat kami memprioritaskan lima diagnosa yaitu
Isolasi Sosial, Harga Diri Rendah, Koping Keluarga Inefektif, Regiment
Terapeutik Inefektif serta resiko gangguan sensori persepsi Halusinasi.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis memberikan saran kepada bagi
mahasiswa dalam melakukan pengkajian pada klain dengan isolasi sosial
diharapkan mahasiswa melkukan kontak singkat tapi sering (bertahap) dan
mahasiswa harus meningkatkan sikap sabar komunikasi terapeutik kepada klain.
Selain itu, mahasiswa hendaknya mempersiapkan diri terlebih dahulu dalam segi
kognitif, afektif, psikomotor sebelum berinteraksi dan memberikan asuhan
keperawatan. Selain itu, mampu membandingkan antara teori yang dipelajari
dengan kondisi yang terjadi dilahan praktek.
A. PENGKAJIAN

Ruangan Rawat MERAK TANGGAL DIRAWAT 05-08-2018

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial :Tn. R. (L) Tanggal Pengkajian :07-08-2018


Umur : 34 Tahun RM No. : 00-04-13-09

Informan : _______________

II. ALASAN MASUK

Klien mengatakan masuk RSJSH diantar oleh keluarga karena di rumah


sering menyendiri dan tidak mau berinteraksi .

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya √ Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil kurang berhasil tidak berhasil √

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 :

Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu. Klien pernah mengalami
gangguan jiwa dimasa lalu dan pernah dirawat sebelumnya dengan pengobatan
tidak berhasil.

MasalahKeperawatan :Koping keluarga inefektif

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Tidak √

Hubungan keluargaGejala Riwayat pengobatan/perawaran

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : -


Masalah Keperawatan :Tidak Ada Masalah Keperawatan

IV.FISIK

1. Tanda vital : TD : 110/80 mmHg N : 85 x/m S : 360c P :22x/m

2. Ukur : TB : 163 cm BB : 55kg


3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelaskan : Klien tidak memiliki masalah karena tidak ada keluhan


fisik apapun
Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

ket :

= laki-laki

= perempuan

= keturunan

= menikah

= meninggal

= klien

= tinggal serumah

Jelaskan : keluarga klien tidak ada yang memiliki penyakit gangguan jiwa.
Klien di besarkan oleh orang tuanya akan tetapi klien sekarang tinggal bersama
neneknya karena orang tua klien pergi, klien tidak pernah dilibatkan dalam
pengambilan keputusan.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah


2. Konsepdiri

a Gambaran diri : klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya

b. Identitas : klien mengatakan masih mengenal diri sendiri (nama,


umur, dan alamat)

c. Peran : Klien mengatakan perannya dalam keluarga adalah


seorang suami.

d. Ideal diri : klien mengatakan ingin cepat pulang dan berkumpul


dengan keluarga

e. Harga diri : klien merasa tidak dipentingkan dalam keluarga karenga


tidak pernahdijenguk.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti : klien mengatakan tidak memiliki orang yang


berarti dalam hidupnya

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : klien mengatakan tidak


terlibat dalam kegiatan apapun

c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : klien mengatakan mals


berbincang-bincang dengan orang lain.

Masalah keperawatan:

Isolasi Sosial

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : klien beragama islam

b. Kegiatan ibadah : klien mengatakan selama di RS tidak pernah


menunaikan sholat

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapi √ Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti


tidak sesuai biasanya

Jelaskan : Penampilan klien tidak rapih dan kusut saat dikaji

Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

2. Pembicaraan

Cepat √ Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai √


pembicaraan

Jelaskan : saat di kaji klien sedikit kooperatif, cara bicara klien cepat dan
hanya berbicara saat di kaji.

Masalah Keperawan : Isolasi Sosial

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah √ Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : Klien Nampak gelisah dan mondar mandir

Masalah Keperawatan :

Resiko Gangguan persepsi sensori : Halusinasi

4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asa √ Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan : Klien mengatakan sudah putus asa kerena tidak pernah dijenguk
oleh keluarganya

Masalah Keperawatan :

Koping Keluarga Inefektif

5. Afek
Datar √ Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan : Tidak ada perubahan raut wajah pada saat wawancara

Masalah Keperawatan : Isolasi Social

6. lnteraksi selama wawancara

bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) √ Defensif Curiga

Jelaskan : Kontak mata klien kurang tetapi mau berkomunikasi dengan perawat.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

7. Persepsi

Pendengaran √ Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghiduan

Jelaskan : Klien mengatakan sering melihat hal yang tidak masuk akal
seperti terdapat bulan pada tubuhnya

Masalah Keperawatan : Resiko Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi


Penglihatan

8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi


flight of idea blocking pengulangan
pembicaraan/persevarasi

Jelaskan :

Masalah Keperawatan :

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

10. Tingkat kesadaran

bingung √ sedasi stupor

Disorientasi

waktu √ tempat √ orang

Jelaskan : Klien sadar dan terlihat tenang, dan klien sering lupa mengoentasi
waktu, tempat, dan orang

Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi


Jelaskan : klien sering lupa nama perawat yang mengkaji dan sering lupa dengan
apa yang diajarkan oleh perawat

Masalah Keperawatan :

Tidak Ada Masalah Keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung


sederhana

Jelaskan :

Klien mampu berhitung

Masalah Keperawatan :

Tidak Ada Masalah Keperawatan

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan √ gangguan bermakna

Jelaskan : Saat pengkajian klien sedikit mengalami kessulitan dalam berpikir logis

Masalah Keperawatan :

Tidak Ada Masalah Keperawatan

14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya


Jelaskan : Klien menyangkal penyakit yang diderita

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan
Bantuan minimal √ Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : Klien mampu menyediakan makanan serta BAB/BAK secara mandiri

Masalah Keperawatan :

Tidak Ada Masalah Keperawatan

3. Mandi

Bantuan minimal √ Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal √ Bantual total

5. Istirahat dan tidur

√ Tidur siang lama : 13:00 s/d 15:30

√ Tidur malam lama ; 21;30 s/d 06:00

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal √ Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan √ Ya tidak


Perawatan pendukung √ Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya √ tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya tidak


Mencuci pakaian Ya √ tidak

Pengaturan keuangan Ya √ tidak

9. Kegiatan di luar rumah


Belanja Ya tidak

Transportasi Ya √ tidak

Lain-lain Ya √ tidak

Jelaskan :

Klien mengatakan sewaktu dirumah klien tidak melaku

kan berbagai aktifitas.

Masalah Keperawatan :

tidak ada masalah keperawatan

VIII. Mekanisme Koping


Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah √ reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif √ menghindar

Olahraga mencederai diri

Lainnya lainnya :

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

√ Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

Jelaskan : Klien sering menyendiri dan tidak berinteraksi dengan orang sekitarnya

Pada saat di kaji klien mengatakan tidak tau.

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik

Pada saat di Tanya klien mengatakan tidak tau

Masalah dengan pendidikan, spesifik

Tidak ada masalah keperawatan

Masalah dengan pekerjaan, spesifik

Tidak ada masalah keperawatan

√ Masalah dengan perumahan, spesifik


Jelaskan : Klien tinggal serumah dengan adiknya

Masalah ekonomi, spesifik

Tidak ada masalah keperawatan

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

Masalah lainnya, spesifik

Masalah keperawatan :

Tidak ditemukan masalah keperawatan

X. Pengetahuan Kurang Tentang:


Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik :

Skhizofrenia paranoid (F.20.0)

Terapi Medik :
THP 2x1mg per oral

HLP 2x2,5 mg per oral

Merlopeim 1x2 mg per oral

Daftar Masalah Keperawatan

 Isolasi soisal
 Harga diri rendah
 Resiko gangguan sensorik persepsi halusinasi

Pohon Masalah Dan Daftar Diagnosis Keperawatan

Pohon masalah

Resiko gangguan persepsi sensori persepsi halusinasi

CORE PROBLEM Isolasi Sosial


Harga diri rendah

DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Isolasi soisal
 Harga diri rendah
 Resiko gangguan Persepsi Sensori

ANALISA DATA

NO HARI/TANGGAL DATA MASALAH


KEPERAWATAN
1 Subjektif : Isolasi Sosial
. - klien
mengatakan
malas berbicara
dengan orang
disekitarnya

Objektif
- Klien Nampak
menyendiri
- Klien tampak
selalu melamun
- kontak mata
kurang
- klien jarang
berkomunikasi
dengan
temannya
- klien sadar dan
terlihat tenang
dan sering lupa
mengerontasi
waktu, tempat
dan orang
- klien
mengingkari
penyakit yang
diderita
- reaksi lambat

2 Subjektif : Harga Diri


. - klien Rendah
mengatakan
tidak terlalu
dipentingkan
dalam
keluarganya
- klien
mengatakan
tidak
dipedulikan lagi
oleh
keluarganya
- klien
mengatakan
merasa malu dan
tidak dianggap
penting

Objektif:
- klien nampak
menyendiri
- klien jarang
berkomunikasi
- Tidak ada
keluarga yang
pernah
menjenguknya
3 Subjektif Resiko
. - Klien Gangguan
mengatakan Sensori
sering melihat Persepsi :
hal yang tidak Halusinasi
mungkin seperti
terdapat bulan
pada tubuhnya
objektif
- Klien Nampak
gelisah

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

‘’ISOLASI SOSIAL’’

SP 1 Hari Kedua

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ds :
- klien mengatakan lebih senang sendiri dari pada berkumpul dengan
teman-teman

Do :

- klien nampak melamun


- klien nampak menyendiri
- kontak mata kurang
- klien nampak berkonsentrasi
- bicara sendiri
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan khusus
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya
b) Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
c) Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan dengan
orang lain
4. Tindakan keperawatan
a) Bina hubungan saling percaya
b) Jelaskan tujuan berinteraksi
c) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
d) Observasi dan menilai kondisi klien
e) Beri pengertian dan penghargaan
f) Diskusi dengan klien penyebab menarik diri
g) Sebutkan keutungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain
h) Demonstrasikan interaksi sosial secara bertahap antara klien dengan
perawat
i) Ajarkan klien memasukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah kegiatan harian
B. Strategi komunikasi

SP 1
Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab isolasi sosial kerugian dan
keuntungan isolasi sosial
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamu’alaikum Wr.Wb bapak perkenalkan nama saya bella vicka
abdullah saya mahasiswa Poltekes Kemenkes Gorontalo saya akan dinas
diruangan ini selama kurang lebih 2 minggu dari pukul 08.00 sampai 14.00
WIB. Nama bapak siapa ? senangnya dipanggil apa ?
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini ?
c. Kontrak
Topik : hari ini kita akan berbincang-bincang mengenai keluhan yang
bapakrasakan hari ini ?
Waktu : bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 15 menit saja ?
Tempat : kita akan berbincang-bincang diruangan ini saja
2. Fase kerja
Sudah berapa lama bapak dirawat dirumah sakit ini ? bagaimana perasaan bapak
selama dirumah sakit ini ? ada kejadian apa dirumah, saya perhatikan
bapakserimg menyendiri, kenapa ? apa bapakingin berbincang-bincang dengan
teman-teman yang ada disini ? apa bapak ingin menyendiri atau tidak mau
berbincang-bincang dengan orang lain, ananti bapak tidak memiliki teman untuk
bercerita , apakah bapak tidak merasakan kesepian ? bapak coba dengarkan saya,
jika bapak memiliki teman untuk bercerita dan lain-lain pekerjaan bapak menjadi
lebih mudah karena ada yang membantu.tetapi jika tidak ada teman pekerjaan
akan terasa berat. Apakah bapak mau mencari teman ?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
DS : Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tadi ?
DO : Nah, coba bapak ulangi keuntungan dan kerugian jika bapak tidak
mempunyai teman.
b. Tindak lanjut
Saya harap bapak mau atau bisa melakukan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain dan memasukannya kedalam jadwal harian bapak

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ISOLASI SOSIAL

Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi

SP 1 S : - Klien mengatakan sudah


07/08/2018 mengetahui cara
Ds : berkenalan dengan orang.
- Klien mengatakan malas
berbicara dengan orang - klien mengatakan sudah
disekitarnya mengetahui keuntungan
dan kerugian dari
Do : berinteraksi dengan orang
- Klien nampak menyendiri sekitar.
- Klien nampak lebih
banyak diam O : - klien menyebutkan cara
- Kontak mata kurang berkenalan.
- Klien nampak sering - Klien mampu
melamun menyebutkan keuntungan
Diagnosa keperawatan : dan kerugiannya
- Isolasi sosial - Kontak mata kurang
Tindakan keperawatan :
1. klien dapat membina A : - klien dapat membina
hubungan saling percaya hubungan saling percaya
2. klien mampu menyebutkan - Klien dapat menyebutkan
penyebab menarik diri keuntungan dan kerugian
3. klien mampu menyebutkan berhubungan dengan orang
keuntungan berhubungan lain
social dan kerugian menarik
diri
4. klien dapat melaksanakan P : perawat
hubungan social secara - Mengevaluasi jadwal kegiatan
bertahap pasien
5. klien mampu menjelaskan - memberikan kesempatan
perasaannya setelah kepada pasien mempraktekan
berhubungan social. cara berkenalan dengan orang
lain atau seorang perawat
Rencana tindakan lanjut : - membantu klien untuk
1. Menganjurkan klien untuk memasukkan kedalam jadwal
melakukan cara tersebut agar hariannya.
bisa mengetahui keuntungan
dan kerugian berhubungan Klien
dengan orang lain -memotivasi klien latihan berkenalan
dengan orang lain.
08/08/2018 SP 2 S : - Klien mengatakan sudah bisa
mempraktekan cara
DS: - Klien mengatakan sudah berkenalan dengan seorang
mengetahui cara perawat.
berkenalan dengan - Klien sudah memasukkan
orang. kedalam jadwal hariannya

- klien mengatakan sudah O : - klien mampu mempraktekan


mengetahui keuntungan cara berkenalan dengan
dan kerugian dari seorang perawat.
berinteraksi dengan - Kontak mata kurang
orang sekitar.
A : - klien dapat berkenalan
DO : - klien menyebutkan cara dengan orang lain atau
berkenalan. seorang perawat.
- Klien mampu - Klien dapat berbincang-
menyebutkan bincang dengan seorang
keuntungan dan perawat
kerugiannya
- Kontak mata kurang P : perawat
- Mengevaluasi jadwal
Diagnosa keperawatan : kegiatan harian
- Isolasi sosial - Melatih klien berinteraksi
secara bertahap (berkenalan
Tindakan keperawatan dengan dua orang atau
- Mengevaluasi jadwal seorang klien )
kegiatan pasien. - Menganjurkan klien
- Memberikan kesempatan memasukkan kedalam jadwal
kepada pasien harian.
memprakteken cara
berkenalan dengan orang Klien
lain atau perawat. - Memotivasi klien latihan
- Membangtu klien untuk berkenalan dengan 2 orang
memsukkan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat
kedalam jadwal harian

Rencana tindakan lanjut


- Menganjurkan klien untuk
melakukan cara tersebut
jika belum kenal dengan
orang lain.

SP 3 S : - klien mengatakan sudah


latihan berkenalan dengan
DS : - Klien mengatakan sudah perawat dan orang
bisa mempraktekan cara sekitarnya
berkenalan dengan seorang - klien memasukannya
perawat. kedalam jadwal harian.
- Klien sudah memasukkan O : - Klien mempraktekkan cara
kedalam jadwal hariannya berkenalan dengan perawat dan
orang sekitar
DO : - klien mampu A: - klien mampu berkenalan dengan
mempraktekan cara 2 orang/ lebih
berkenalan dengan seorang - Klien dapat memasukkannya
perawat. kedalam jadwal harian
- Kontak mata kurang
Diagnosa keperawatan P |: Klien
- Isolasi sosial - Memotivasi klien latihan
berkenalan dengan perawat
Tindakan keperawatan dan orang disekitarnya.
- Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian
- Melatih klien berinteraksi
secara bertahap
(berkenalan dengan dua
orang atau seorang klien )
- Menganjurkan klien
memasukkan kedalam
jadwal harian.

Renacan tindakan lanjut


- Mengajunrkan klien untuk
melakukan cara tersebut
dan mengingat nama-nama
yang pernah klien ajak
kenalan atau bisa di catat

Anda mungkin juga menyukai