PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan suatu
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik dan sosial individu secara
optimal, dan selaras dengan perkembangan orang lain (Ernawati, 2010).
Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah isolasi
sosial. isolasi sosial adalah keadaaan di mana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya.
Isolasi sosial disebabkan oleh kurangnya rasa percaya kepada orang lain,
perasaan panik regresi ke tahap perkembangan sebelumnya, perkembangan ego
yang lemah serta represi rasa takut.(Townsend, M. C, 1998: 152). Menurut stuart ,
G. W E Sundeen, S.J (1998: 345) Isolasi sosial disebabkan oleh konsep diri rendah.
Dalam tiga bulan terakhir pasien dengan kasus isolasi sosial di Rumah Sakit
Dr. Soeharto Heerdjan khusunya di Ruangan Merak sebanyak 10,3% atau sebanyak
3 orang.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan dengan kasus
isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah pada Tn. R di
ruangan MERAK RSJ DR. Soeharto Heerjan
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada kasus Isolasi sosial
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnose keperawatan pada kasus
Isolasi sosial
c. Mahasiswa mampu membuat perencanaan
d. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dengan kasus Isolasi sosial
f. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan
Isolasi sosial
Asuhan keperawatan pada Tn. R diawali oleh satu orang mahasiswa yang
melakukan pendektan secara intensif sebagai klien kelolaan. Selanjutnya kelompok
mengadakan interaksi secara bergantian dengan pasien untuk membina hubungan
saling percaya. Strategi yang dilakukan kelompok pada tahap kerja dilakukan oleh
satu anggota kelompok melakukan implementasi sesuai dengan masalah yang
ditemukan pada pasien . pada tahap evaluasi, melakukan koordinasi antar
mahasiswa terutama dalam rencana tindak lanjut yang akan datang sehingga terjadi
kesinambungan antar anggota kelompok dalam memberikan asuhan keperawatan
komprehensif. Kolaborasi terhadap intervensi yang dilakukan oleh mahasiswa juga
melibatkan perawat di Ruangan merak, khususnya di pagi hari untuk minggu
pertama. Mengingat minggu pertama dan kedua mahasiswa melakukan
implementasi pada pagi hari. Kemudian mahasiswa melakukan pendukumentasian
dan melakukan konsultasi dengan pembimbing.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Faktor Predisposisi
Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf-syaraf pusat
dapat menimbulkan Gangguan realita, gejala yang mungkin timbul adalah
hambatan dalam belajar, bicara, daya ingat dan muncul perilaku menarik diri
dalam faktor psikologisnya klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
Gangguan orientasi realitas adalah penolokan atau tindakan kekerasan dalam
rentang hidup klien, sedangkan dalam faktor social budaya dapat mempengaruhi
Gangguan orientasi realitas seperti kemiskinan, konflik social budaya (perang,
kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
2. Faktor presipitasi
Gangguan Isolasi Sosial pada umumnya timbul setelah adanya kehidupan
yang penuh stress seperti adanya penurunan stabilitas keluarga, menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain, intensitas kecemasan
yang ekstrim dan memanjang disertai dengan terbatasnya kemampuan individu
untuk mengatasi masalahnya.
3. Rentang Respon
a. Respon Adaptif
4. Mekanisme Koping
Mekanisme yang digunakan.klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang
merupakan suatu keterampilan nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme yang
sering digunakan pada isolasi social adalah regresi, represi, isolasi (Damiyanti
2018:84).
5. Pohon Masalah
Effect
Isolasi sosial
Core Problem
Causa
RENCANA ASUHAN EKPEREAWATAN
No Dx Perencanaan
Dx Keperawatan Tujuan kriteria hasil Intervensi
1 Isolasi Sosial TUM : 1. setelah x interaksi 1.1.Bina hubungan saling
Klien dapat klien menunjukkan percaya dengan :
berinteraksi tanda-tanda percaya beri salam setiap
dengan orang kepada perawat : berinteraksi
lain Tuk : wajah cerah, perkenalkan nama,
1. klien tersenyum nama panggilan dan
dapat mau berkenalan tujuan perawat
membina ada kontak mata berkenalan
hubungan bersedia tanyakan dan panggil
saling menceritakan nama kesukaan klien
percaya perasaan tunjukkan sikap jujur
bersedia dan menepati janji
mengungkapkan setiap kali interaksi
masalahnya tanyakan perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi klien
buat kontrak interaksi
yang jelas
dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan klien
2. klien 2. setelah x interkasi 2.1. tanyakan pada klien
mampu klien menyebutkan tentang :
menyebut minimal satu penyebab orang yang tinggal
kan menarik diri dari : serumah/teman
penyebab diri sendiri sekamar klien
menarik orang lain orang yang paling
diri lingkungan dekat dengan klien
dirumah/diruang
perawatan
apa yang membuat
klien dekat dengan
orang tersebut
orang yang tidak
dekat dengan klien
dirumah/diruang
perawatan
apa yang membuat
klien tidak dekat
dengan orang tersebut
upaya yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang lain
2.2. diskusikan dengan klien
penyebab menarik diri atau
tidak mau bergaul dengan
orang lain
2.3. beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya.
3. klien Setelah x interaksi dengan 3.1.tanyakan pada klien
mampu klien dapat menyebutkan tentang :
menyebut keuntungan berhubungan manfaat hubungan
kan social, misalnya : social
keuntunga banyak teman kerugian menarik diri
n tidak kesepian 3.2. diskusikan bersama klien
berhubun bisa diskusi tentang manfaat
gan social saling menolong berhubungan social dan
dan dan kerugian menarik diri, kerugian menarik diri
kerugian misalnya : 3.3.beri pujian terhadap
menarik sendiri kemampuan klien
diri kesepian mengungkapkan
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tn. R 34 tahun, jenis kelamin laki-laki , No RM 07-08-2018, pendidikan
terakhir SMA, klien beragama islam, klien dirawat di RSJ Dr. soeharto heerdjan
Jakarta tanggal 06 agustus 2018.
Data didapat dari berbagai sumber, yaitu dari informasi klien dan perawat
ruangan. selain itu juga data diambil dari hasil pengamatan dan observasi selama
melakukan asuhan keperawatan di ruangan MERAK RSJ. Dr. Soeharto heerdjan
Jakarta, pada tanggal 6 agustus sampai tanggal 17 agustus 2018 hal yang di dapat
dari klien adalah klien di bawah ke RSJ karena di rumah sering menyendiri dan
tidak mau berinteraksi.
Hasil observasi yang di lakukan kelompok terhadap klien pada saat
komunikasi dengan perawat, kontak mata kurang, klien mau berjabat tangan,
pandangan mata tidak menentu , klien tidak mampu memulai pembicaraan dengan
klien. Selama di ruangan perawatan aktivitas klien sering duduk diam dan
memisahkan diri dari teman-temannya.
Hasil yang di dapat dari keterangan klien bahwa klien pernah mengalami
gangguan jiwa di masa lalu dan sebelumnya pernah di rawat dengan pengobatan
tidak berhasil. Klien 6 bersaudara dan klien merupakan anak ke 5 dari 6
bersaudara. Klien tinggal serumah dengan adiknya, klien lebih suka menyendiri.
Adapun masalah pada Tn.R adalah isolasi sosial. Klien mengatakan sudah
bercerai dengan istrinya. Dari hasil observasi yang di dapat klien sering melamun
sendirian, klien jarang berkomunikasi dengan teman-temannya.
Obat yang di berikan : THP 2x1 mg/oral, HLP 2x2,5/oral, merlopeim 1x2
mg/oral.
B. Masalah Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian dengan masalah utama isolasi sosial di dapatkan
masalah keperawatan sebagai berikut:
1. Isolasi Sosial
Data Subjektif :
Klien mengatakan malas berbicara dengan orang yang ada di sekitarnya.
Data Objektif :
Klien nampak menyendiri, tampak selalu melamun, Kontak mata kurang,
jarang berkomunikasi dengan temannya, Klien sadar dan terlihat tenang dan
sering lupa mengorientasi waktu, tempat, Klien mengingkari penyakit yang di
derita juga Reaksi lambat.
2. Harga diri rendah
Data Subjektif :
Klien mengatakan tidak terlalu di pentingkan dalam keluarga, tidak dipedulikan
lagi oleh keluarganya dan klien mengatakan merasa malu dan tidak di anggap
penting.
Data Objektif :
Klien nampak menyendiri, Klien jarang berkomunikasi dan Tidak ada keluarga
yang pernah menjenguknya.
3. Gangguan sensori persepsi halusinasi
Data subjektif :
klien mengatakan sering melihat hal yang tidak mungkin seperti terdapat bulan
pada tubuhnya
Data Objektif :
klien tampak gelisah
C. Pohon Masalah
isolasi sosial
core problem
Diagnosa keperawatan
1. isolasi sosial
2. harga diri rendah
3. resiko gangguan persepsi sensori
BAB IV
PELAKSANAAN TINDAKAN
Pada kasus Tn. R dengan diagnosa keperawatan isolasi sosial telah dilaksanakan
tindakan keperawatan mulai dari SP 1 hingga SP III. Tujuan umum: klien dapat
meningkatkan hubungan sosial.
A. Tindakan keperawatan SP I
SP I untuk klien yaitu mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien, berdiskusi
dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain, berdiskuasi dengan
klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan klien cara
nberkenalan dengan satu orang, mengajarkan klien memasukan kegiatan latihan
berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.
B. Tindakan keperawatan SP II
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas asuhan keperawatan pada Tn. R dengan masalah Isolasi
Sosial yang dilaksanakan pada tanggal 07 – 17 agustus 2018. Pada bab ini juga akan
di bahas tentang keberhasilan tindakan yang dilakukan dan hambatan yang ditemukan
selama berinteraksi dengan klien, serta pemecahan maslah yang telah dilakukan
dengan diagnose keperawatan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu untuk mengatasi maslah isolasi
sosial, mahasiswa telah melakukan tindakan keperawatan yaitu : membina hubungan
saling percaya, mengidentifikasi penyebab isolasi sosial, berdiskusi dengan klien
tentang keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan klien
cara berkenalan dengan satu orang atau lebih, menganjurkan klien untuk memasukan
kedalam jadwal kegiatan harian. Klien sudah mau memulai berinteraksi dengan orang
lain. Klien mampu mengungkapkan perasaanya setelah berinteraksi dengan orang
lain, klien mengatakan merasa senang setelah berinteraksi dengan orang lain
Pada evaluasi hasil untuk diagnose Isolasi Sosial pada Tn. R, kelompok telah
melakukan tindakan keperawatan samapai kepada tujuan khusus yaitu klien mampu
berkenalan dengan satu orang dank lien sudah mampu berkenalan dengan dua orang
atau lebih dan melakukan kegiatan sesuai rencana yang di buat dimana klien mampiu
untuk berkenal dengan satu orang, memberikan kesempatan kepada klien berkenalan
dengan satu orang. Dari hasil observasi klien mengatakan melakukan apa yang di
masukan kedalam jadwal kegiatan harian secara mandiri.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isolasi social adalah suatu sikap dimana individu menghindari diri dari
interaksi denganorang lain.Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab
dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan,pikiran,prestasi atau
kegagalan ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan
orang lain yang memanifestasikan dengan sikap memisahkan diri dan tidak
sanggup membagi dengan orang lain (Baltt bang 2007).
Dari data yang penyusun dapat kami memprioritaskan lima diagnosa yaitu
Isolasi Sosial, Harga Diri Rendah, Koping Keluarga Inefektif, Regiment
Terapeutik Inefektif serta resiko gangguan sensori persepsi Halusinasi.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis memberikan saran kepada bagi
mahasiswa dalam melakukan pengkajian pada klain dengan isolasi sosial
diharapkan mahasiswa melkukan kontak singkat tapi sering (bertahap) dan
mahasiswa harus meningkatkan sikap sabar komunikasi terapeutik kepada klain.
Selain itu, mahasiswa hendaknya mempersiapkan diri terlebih dahulu dalam segi
kognitif, afektif, psikomotor sebelum berinteraksi dan memberikan asuhan
keperawatan. Selain itu, mampu membandingkan antara teori yang dipelajari
dengan kondisi yang terjadi dilahan praktek.
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Informan : _______________
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu. Klien pernah mengalami
gangguan jiwa dimasa lalu dan pernah dirawat sebelumnya dengan pengobatan
tidak berhasil.
IV.FISIK
√
3. Keluhan fisik : Ya Tidak
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
ket :
= laki-laki
= perempuan
= keturunan
= menikah
= meninggal
= klien
= tinggal serumah
Jelaskan : keluarga klien tidak ada yang memiliki penyakit gangguan jiwa.
Klien di besarkan oleh orang tuanya akan tetapi klien sekarang tinggal bersama
neneknya karena orang tua klien pergi, klien tidak pernah dilibatkan dalam
pengambilan keputusan.
3. Hubungan Sosial
Masalah keperawatan:
Isolasi Sosial
4. Spiritual
1. Penampilan
2. Pembicaraan
Jelaskan : saat di kaji klien sedikit kooperatif, cara bicara klien cepat dan
hanya berbicara saat di kaji.
3. Aktivitas Motorik:
Masalah Keperawatan :
4. Alam perasaaan
Jelaskan : Klien mengatakan sudah putus asa kerena tidak pernah dijenguk
oleh keluarganya
Masalah Keperawatan :
5. Afek
Datar √ Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : Kontak mata klien kurang tetapi mau berkomunikasi dengan perawat.
7. Persepsi
Pengecapan Penghiduan
Jelaskan : Klien mengatakan sering melihat hal yang tidak masuk akal
seperti terdapat bulan pada tubuhnya
8. Proses Pikir
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
9. Isi Pikir
Disorientasi
Jelaskan : Klien sadar dan terlihat tenang, dan klien sering lupa mengoentasi
waktu, tempat, dan orang
11. Memori
√
Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
Masalah Keperawatan :
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Jelaskan : Saat pengkajian klien sedikit mengalami kessulitan dalam berpikir logis
Masalah Keperawatan :
1. Makan
Bantuan minimal √ Bantuan total
2. BAB/BAK
√
Bantuan minimal Bantual total
Masalah Keperawatan :
3. Mandi
4. Berpakaian/berhias
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
√
Belanja Ya tidak
Transportasi Ya √ tidak
Lain-lain Ya √ tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Lainnya lainnya :
Jelaskan : Klien sering menyendiri dan tidak berinteraksi dengan orang sekitarnya
Masalah keperawatan :
√
Penyakit jiwa system pendukung
Koping obat-obatan
Lainnya
Diagnosa Medik :
Terapi Medik :
THP 2x1mg per oral
Isolasi soisal
Harga diri rendah
Resiko gangguan sensorik persepsi halusinasi
Pohon masalah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi soisal
Harga diri rendah
Resiko gangguan Persepsi Sensori
ANALISA DATA
Objektif
- Klien Nampak
menyendiri
- Klien tampak
selalu melamun
- kontak mata
kurang
- klien jarang
berkomunikasi
dengan
temannya
- klien sadar dan
terlihat tenang
dan sering lupa
mengerontasi
waktu, tempat
dan orang
- klien
mengingkari
penyakit yang
diderita
- reaksi lambat
Objektif:
- klien nampak
menyendiri
- klien jarang
berkomunikasi
- Tidak ada
keluarga yang
pernah
menjenguknya
3 Subjektif Resiko
. - Klien Gangguan
mengatakan Sensori
sering melihat Persepsi :
hal yang tidak Halusinasi
mungkin seperti
terdapat bulan
pada tubuhnya
objektif
- Klien Nampak
gelisah
‘’ISOLASI SOSIAL’’
SP 1 Hari Kedua
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ds :
- klien mengatakan lebih senang sendiri dari pada berkumpul dengan
teman-teman
Do :
SP 1
Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab isolasi sosial kerugian dan
keuntungan isolasi sosial
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamu’alaikum Wr.Wb bapak perkenalkan nama saya bella vicka
abdullah saya mahasiswa Poltekes Kemenkes Gorontalo saya akan dinas
diruangan ini selama kurang lebih 2 minggu dari pukul 08.00 sampai 14.00
WIB. Nama bapak siapa ? senangnya dipanggil apa ?
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini ?
c. Kontrak
Topik : hari ini kita akan berbincang-bincang mengenai keluhan yang
bapakrasakan hari ini ?
Waktu : bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 15 menit saja ?
Tempat : kita akan berbincang-bincang diruangan ini saja
2. Fase kerja
Sudah berapa lama bapak dirawat dirumah sakit ini ? bagaimana perasaan bapak
selama dirumah sakit ini ? ada kejadian apa dirumah, saya perhatikan
bapakserimg menyendiri, kenapa ? apa bapakingin berbincang-bincang dengan
teman-teman yang ada disini ? apa bapak ingin menyendiri atau tidak mau
berbincang-bincang dengan orang lain, ananti bapak tidak memiliki teman untuk
bercerita , apakah bapak tidak merasakan kesepian ? bapak coba dengarkan saya,
jika bapak memiliki teman untuk bercerita dan lain-lain pekerjaan bapak menjadi
lebih mudah karena ada yang membantu.tetapi jika tidak ada teman pekerjaan
akan terasa berat. Apakah bapak mau mencari teman ?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
DS : Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tadi ?
DO : Nah, coba bapak ulangi keuntungan dan kerugian jika bapak tidak
mempunyai teman.
b. Tindak lanjut
Saya harap bapak mau atau bisa melakukan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain dan memasukannya kedalam jadwal harian bapak