Anda di halaman 1dari 15

A.

Pengambilan darah vena


1. Pengertian pengambilan darah vena
Suatu tindakan memasukkan jarum ke dalam pembuluh darah vena
klien untuk mendapat spesimen darah (sampel).Pengambilan sampel
tidak boleh dilakukan pada lengan yang terpasang infus, jika salah satu
lengan terpasang infus maka pengambilan harus dilakukan pada lengan
yang lain yang tidak terpasang infus. Jika kedua lengan terpasang infus
dilakukan pengambilan pada vena kaki.
Darah vena diperoleh dengan jalan pungsi vena. Jarum yang
digunakan untuk menembus vena itu hendaknya cukup besar,
sedangkan ujungnya harus runcing, tajam dan lurus. Dianjurkan untuk
memakai jarum dan spuit yang dispossible; spuit semacam itu biasanya
dibuat dari semacam plastik. Baik spuit maupun jarum hendaknya
dibuang setelah dipakai, janganlah disterilkan lagi guna pemakaian
berulang.
a. Pengertian pembuluh balik (vena)
Pembuluh balik (vena) adalah pembuluh darah yang menghantar
darah menuju ke jantung. Darah dari kapiler dalam jaringan tubuh
kembali ke jantung melalui venula, setelah itu ke pembuluh balik atau
vena. Pembuluh balik memiliki dinding lebih tipis, tidak elastis, dan
berdiamater lebih lebar dari pada pembuluh nadi. Ini terjadi karena
darah dalam perjalanannya kembali ke jantung memiliki tekanan yang
sangat rendah.
Tekanan yang rendah tersebut menyebabkan darah cenderung
mengalir kembali meninggalkan jantung. Untuk mencegah peristiwa itu,
pembuluh balik memiliki banyak katup yang memastikan darah
mengalir ke satu arah menuju jantung. Tekanan darah yang rendah
dalam pembuluh balik menyebabkan tidak terasa adanya denyutan
sehingga darah hanya menetes (tidak memancar) apabila pembuluh
balik terluka. Pembuluh balik terletak di dekat dengan permukaan tubuh
tampak kebiru-biruan. Pembuluh balik berfungsi menyalurkan darah
dari seluruh tubuh menuju ke jantung. Pembuluh ini dilalui darah yang
mengandung banyak karbondioksida, kecuali pada pembuluh balik dari
paru-paru menuju ke jantung (pembuluh balik paru-paru atau vena
pulmonalis) yang dilalui darah mengandung banyak oksigen.
Pembuluh balik yang besar ada dua macam, yaitu pembuluh balik
besar atas (vena kava superior) dan pembuluh balik besar bawah (vena
kava inferior). Pembuluh balik besar atas menerima darah dari tubuh
bagian atas, yaitu kepala dan lengan. Pembuluh balik besar bawah
menerima darah dari tubuh bagian bawah, yaitu badan dan kaki.
b. Fungsi pembuluh balik (Vena)
Menyalurkan darah dari seluruh tubuh menuju jantung
c. Jenis-jenis pembuluh balik (Vena)
1) Vena Pulmonalis
Pembuluh darah yang banyak mengandung oksigen dari paru-
paru menuju ke antrium kiri jantung. Vena pulmonalis terbagi
atas dua macam atau jenis yakni vena pulmonalis kanan dan
vena pulmonalis kiri.
2) Vena Cava atau vena sistemik
Pembuluh darah yang membawa darah dari seluruh tubuh
menuju ke jantung bagian antrium kanan. Vena cava terbagi atas
dua yakni vena cava superior dan vena cava interior.
3) Vena Superfisialis
Pembuluh balik yang terletak dekat dengan permukaan kulit dan
tidak terletak dekat dengan arteri yang tepat.
4) Vena Dalam atau deep
Pembuluh darah vena yang menyertai arteri dan biasanya
tersimpan dalam selubung pembungkus vena dan arteri.
d. Ciri-ciri pembuluh balik (Vena)
1) Pembuluh balik yang dinding lebih tipis
2) Pembuluh yang tidak elastis, dan berdiamater lebih lebar
daripada pembuluh nadi
3) Pada umumnya terletak didekat dengan permukaan tubuh dan
tampak kebiru-biruan
4) Memiliki ukuran yang berdiamater i hingga 1,5 centimeter
5) Mengandung banyak karbondioksida
2. Tujuan
a. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi
syarat untuk dilakukan pemeriksaan.
b. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi,
needle stick injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun
penderita.
c. Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan
darah (phlebotomy).
3. Indikasi
Semua klien yang membutuhkan pemeriksaan spesimen darah
4. Kontraindikasi
a. Pengambilan darah vena pada sebelah tangan yang mengalami
gangguan sirkulasi darah pada klien dengan mastektomi (operasi
pengangkatan payudara)
b. Daerah edema
c. Hematome
d. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
e. Daerah bekas luka atau terdapat tanda tanda infeksi , infiltrasi, atau
thrombosis pada tempat penusukan.
f. Daerah bekas cangkokan vascular (avsan) pada penderita gangguan
ginjal
g. Daerah intra-vena lines. Pengambilan darah pada daerah ini dapat
menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan
atau menurunkan kadar zat tertentu.
h. Lengan yang mengalami gangguan atau kelumpuhan (kelumpuhan
otot dan saraf)
i. Lengan dengan gangguan sirkulasi ataupun neurologi
5. Lokasi
Vena yang cukup besar dan letaknya superficial. Pada orang dewasa
biasanya vena difosa cubiti sedangkan pada anak-anak dan bayi diambil
pada: Vena Jugularis Externa, Vena Femolaris (paha), Vena Sinus
Sagitalis Superior (kepala).
6. Prosedur pengambilan darah vena
a. Pengambilan spesimen darah vena dengan syring (alat suntik)
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik
(syring) merupakan cara yang masih sering dilakukan di berbagai
laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat
suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari
sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai
ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar
sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien
usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan
(rapuh atau kecil).
Alat dan bahan:
1. 1 pasang sarung tangan bersih
2. 1 botol kecil alcohol
3. Kapas (secukupnya)
4. Satu buah bantal kecil sebagai penopang
5. 1 buah pengalas
6. 1 buah tourniquet
7. 1 buah spuit (sesuaikan ukuran spuit dengan dengan jumlah
darah yang akan diambil)
8. Plester (secukupnya)
9. 1 buah kertas label
10. 1 berkas form permintaan pemeriksaan laboratarium
11. 1 buah wadah spesimen dan tutupnya
12. 1 buah plastik specimen

Prosedur pelaksanaan:
1. Jaga privasi klien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Beri klien posisi fowler di tempat tidur atau posisi duduk di
kursi
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan bersih
6. Pasang pengalas di bawah tangan klien
7. Pilih lokasi yang akan dilakukan pengambilan (biasanya di fossa
antecubital)
8. Pasang tourniquet 5-10 cm di atas vena yang dipilih
9. Bersihkan lokasi penusukan dengan kapas alkohol dengan arah
sirkuler dari dalam ke luar (± 5 cm). biarkan kulit mongering
10. Tempatkan jari telunjuk tangan non domianant di bawah
lokasi penusukan (± 2,5 cm) dan tarik kulit secara perlahan.
11. Masukkan jarum suntik dengan arah 15-30 derajat dengan
perlahan
12. Lakukan aspirasi sampai jumlah darah mencukupi
13. Lepaskan tourniquet
14. Cabut jarum suntik dan tutup lokasi penyuntikan dengan kapas
alcohol
15. Pasang plester di lokasi penyuntikan
16. Lepaskan jarum suntik dari syingernya
17. Masukkan darah ke dalam wadah specimen
18. Berikan label pada wadah spesimen ( nama klien, tanggal, jenis
pemeriksaan, nama ruangan)
19. Masukkan wadah spesimen kedalam palstik spesimen
20. Rapikan alat dank klien
21. Lepaskan sarung tangan
22. Cuci tangan
23. Dokumentasi tindakan
24. Antarkan wadah spesimen ke laboratarium beserta form
permintaan pemeriksaan laboratarium

2. Pengambilan spesimen darah vena dengan vakum


Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD
(Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung
ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau
plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir
masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah
volume tertentu telah tercapai.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang
dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior
digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior
ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan
dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir
keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada
sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung
menancap pada jarum posterior.

Keuntungan dan Kekurangan pengambilan darah dengan vakum

Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah tidak perlu membagi-


bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat
digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang
diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena
darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media
biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada
pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika
vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi
hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle). Jarum bersayap
atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum
vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah antara jarum
anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior
dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat
mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Alat dan Bahan:
• Jarum vakutainer atau winged needle (jarum bersayap)
• Kapas
• Alkohol 70%
• Tali pembendung (turniket)
• Plester
• Tabung vakum
• Kontainer khusus benda tajam (wadah sampah)

Prosedur pelaksanaan:
1. Jaga privasi klien
2. Cuci tangan
3. Pakai sarung tangan bersih
4. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
5. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan
aktifitas.
6. Minta pasien mengepalkan tangan.
7. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
8. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan
memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah
pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
9. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
10. Dengan hati-hati buka tutup jarum, masukkan ke dalam holder dan
sekrupkan
11. Angkat pelindung jarum dan buka tutup jarun
12. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan
tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada
tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah
berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi,
cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
13. Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah
yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
14. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan
kapas beberapa saat, lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum
sebelum turniket dibuka.
15. Lipat pelindung jarum kembali ke tempatnya
16. Buang jarum ke kontainer khusus benda tajam
17. Rapikan alat dan klien
18. Lepaskan sarung tangan
19. Cuci tangan
20. Dokumentasi tindakan
21. Antarkan wadah spesimen ke laboratarium beserta form permintaan
pemeriksaan laboratarium

6. Hal- hal yang perlu diperhatikan:


1. Pemasangan turniket (tali pembendung)
• Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/ PCV dan elemen sel), peningkatan
kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total)
• Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
2. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan
masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
3. Penusukan
• Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-
kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
• Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah
bocor dengan akibat hematoma
4. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel
akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada
pasien ketika dilakukan penusukan.

1. Pengambilan sampel darah arteri


1. Pengertian
Pengambilan darah arteri adalah suatu tindakan untuk mengambil darah
arteri yaitu pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding
tebal dan kaku.
a. Pengertian pembuluh nadi (arteri)
Pembuluh nadi (arteri) adalah pembuluh darah yang berotot dan membawa
darah ke jantung. Dinding pembuluh nadi tersusun dari tiga lapisan,yakni
lapisan luar yang bersifat elastis, lapisan tengah yang berupa sel-sel otot
polos, dan lapisan dalam yang disusun oleh selapis sel berdinding tipis.
Pembuluh nadi memiliki dinding tebal, kuat, dan elastis, yang membantu
tenaga pemompaan jantung untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh.
Pemompaan oleh jantung menyebabkan darah didorong untuk mengalir.
Hal itu memberi tekanan di sepanjang dinding pembuluh yang dilaluinya
dan menimbulkan denyutan. maka terjadi, darah akan memancar keluar
apabila pembuluh nadi terluka.
Pada umumnya, pembuluh nadi berada di bagian dalam tubuh. Pembuluh
nadi yang paling besar disebut aorta. Pembuluh ini berpangkal pada bilik
kiri jantung dan bertugas membawa darah yang mengandung banyak
oksigen (darah bersih) ke seluruh tubuh. Pembuluh ini memiliki sebuah
katup yang terletak tepat di luar jantung.
Selanjutnya, aorta bercabang dua, satu cabang menuju kekepala dan satu
cabang lagi menuju ke tubuh bagian bawah. Kedua pembuluh nadi (arteri).
yang keluar dari jantung tersebut kemudian bercabang-cabang lagi menjadi
pembuluh nadi yang lebih kecil. Pembuluh nadi yang paling kecil, disebut
arteriol. Arteriol berukuran lebih tipis dari satu sisir rambut. Arteriol ini
bercabang-cabang lagi menjadi pembuluh kapiler.

Gambar: pembuluh nadi (arteri)


Selain aorta, pembuluh nadi lain yang membawa darah meninggalkan
jantung adalah pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis). Pembuluh itu
berpangkal pada bilik kanan jantung dan berukuran lebih kecil daripada
aorta. Tugasnya membawa darah yang mengandung karbon dioksida (darah
kotor). dan uap air ke paru-paru. Melalui pembuluh nadi, darah dari jantung
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh termasuk jaringan penyusun jantung.
Pembuluh nadi yang bertugas mengalirkan oksigen dan zat makanan ke
jantung disebut nadi tajuk (arteri koronaria). Pembuluh ini berukuran sangat
kecil sehingga mudah tersumbat oleh gumpalan lemak. Penyumbatan aliran
darah menyebabkan sebagian sel-sel pada organ jantung menjadi
kekurangan makanan dan oksigen. Peristiwa penyumbatan pembuluh nadi
jantung ini disebut koronariasis.

b. Fungsi pembuluh nadi (arteri)


• Mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh
• Menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel
• Mengangkut zat buangan misalnya karbon dioksida
• Menjaga keseimbangan mobilitasi protein, kimia, unsur-unsur dari
sistem kekebalan tubuh dan sel.

c. Jenis-jenis pembuluh nadi (arteri)


• Arteri Pulmonalis
Arteri pulmonalis atau nadi paru-paru adalah pembuluh yang dilewati darah
dari bilik menuju ke paru-paru. Pembuluh ini mengandung banyak karbon
dioksida yang akan dilepaskan keparu-paru yakni di alveolus
• Arteri Sistemik
Arteri sistemik adalah pembulu yang mengantar darah ke arteriol setelah itu
ke pembuluh kapiler tempat dimana zat nutrisi dan oksigen ditukarkan
• Aorta
Aorta adalah pembuluh terbesar yang ada dalam tubuh dan keluar dari
ventrikel yang membawa banyak oksigen
• Arteriol
Arteriol adalah pembuluh nadi yang paling kecil yang berhubungan dengan
pembuluh kapiler
• Pembuluh Kapiler
Pembuluh kapiler adalah tempat pertukaran zat yang menjadi fungsi utama
dalam sistem sirkulasi, pembuluh kapiler merupakan pembuluh yang bukan
sesungguhnya. Pembuluh kapiler merupakan pembuluh yang
menghubungkan cabang-cabang dan cabang-cabang dari pembuluh balik
dengan sel-sel tubuh.

d. Ciri-ciri pembuluh arteri


• Dinding pembuluh nadi tersusun atas tiga lapis
• Lapisan luar berupa sel-sel otot elastis
• Lapisan tengah berupa sel-sel otot polos
• Lapisan dalam yang hanya disusun oleh selapis sel berdinding tipis.
• Pembuluh nadi memiliki dinding tebal, kuat, dan elastik
• Membawa darah yang bersih
• Mempunyai satu kutup yaitu awal pembuluh yang berada di dekat
jantung
• Jika terluka, darah akan memancar
• Umumnya terletak dibagian dalam tubuh

e. Lokasi pengambilan darah arteri


Arteri Radialis, merupakan pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk
fungsi arteri kecuali terdapat banyak bekas tusukan atau haematoem, juga
apabila Allen test negatif.
2. Arteri Dorsalis Pedis, merupakan pilihan kedua.
3. Arteri Brachialis, merupakan pilihan ketiga karena lebih banyak resikonya
bila terjadi obstruksi pembuluh darah.
4. Arteri Femoralis, merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri di
atas tidak dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan
menghambat aliran darah ke seluruh tubuh atau tungkai bawah dan bila
berlangsung lama dapat menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis
berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat terjadi pencampuran antara
darah vena dan arteri.

2. Tujuan
Pengambilan darah arteri dilakukan untuk pemeriksaan analisa gas darah yang
digunakan untuk mendiagnosa dan mengevaluasi penyakit pernafasan serta
kondisi yang mempengaruhi seberapa efektif paru-paru mengirimkan oksigen
ke darah dan mengeleminasi karbondioksida dari darah.
Tekanan parsial oksigen (PO2) normal : 75-100 mmHg, biasanya menurun
sesuai pertambahan usia
Tekanan parsial karbondioksida (PCO2) normal : 35-45 mmHg
pH normal : 7,35-7,45
Saturasi oksigen (SaO2) : 94-100%
Kandungan oksigen (O2CT) : 15-23 volume%
Konsentrasi Bikarbonat (HCO3-) : 22-26 millimols per liter (mEq/liter)

Perubahan pH disebabkan oleh:


1. Fungsi pernafasan abnormal.
2. Fungsi ginjal abnormal.
3. Jumlah asam atau basa yang berlebihan.

Perubahan dalam pH, PaCO2, dan bikarbonat standar


pada gangguan asam-basa
pH PaCO2 Bikarbonat standar
Asidosis Respiratory Rendah Tinggi Normal-tinggi
Alkalosis Respiratory Tinggi Rendah Normal-tinggi
Asidosis Metabolik Rendah Normal-rendah Rendah
Alakalosis Metabolik Tinggi Normal Tinggi

3. Indikasi
Pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur dengan penyakit paru,
Diabetes Melitus berhubungan dengan kondisi asidosis diabetik. Pasien dengan
edema pulmo.Pasien akut respirastori distress sindrome (ARDS),Infark
miokard,Pneumonia,Klien syok,Post pembedahan coronary arteri baypas,Klien
dengan perubahan status respiratori,Anastesi yang terlalu lama.

1.
4. Kontraindikasi
Pada pasien dengan penyakit perdarahan seperti hemofilia dan trombosit
rendah, Pasien yang sedang menjalani terapi koagulan, dan pasien dengan
riwayat gangguan pembekuan darah

5. Komplikasi
Pengambilan darah arteri akan minimal terjadi jika dilakukan dengan benar.
a. Apabila jarum sampai menembus periosteum tulang akan menumbulkan
nyeri.
b. Pendarahan.
c. Cidera syaraf.
d. Spasme arteri.

6. Alat dan Bahan:

 1 buah spuit 2,5 cc yang dispossible.


 Gabus atau karet sebagai penutup jarum.
 2 lembar kain kasa steril.
 Bengkok, plester, gunting.
 Obat lokal anastesi bila perlu.
 Kapas alkohol dengan campuran bethadine.
 Heparin injeksi 5000 unit.

Cara Kerja:

1. Siapkan peralatan di tempat atau ruangan dimana akan dilakukan sampling.


2. Pilih bagian arteri radialis.
3. Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.
4. Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak
arteri.
5. Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan
kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
6. Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan
jarum di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jaum tegak atau agak
miring. Jika tusukan berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong
torak ke atas.
7. Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan atau tarik jarum
dan segera letakkan kapas pada tempat tusukkan lalu tekan kapas kuat-kuat
selama kurang lebih 2 menit. Pasang plester pada bagian ini selama 15
menit.

Persiapan Pasien:

1. Persiapan secara umum, seperti: puasa selama 8 - 10 jam sebelum


pengambilan spesimen (untuk pengambilan glukosa darah puasa, profil
lipid, profil besi), tidak melakukan aktifitas fisik yang berat, tidak merokok,
tidak minum alkohol dan sebagainya.
2. Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri (urin, dahak,
fease), jelaskan tata cara pengambilannya. Misalnya: kapan harus diambil,
bagaimana menampung spesimen dalam wadahyang disediakan, mencuci
tangan sebelum dan sesudah mengambil spesimen, membersihkan daerah
genital untuk pengambilan sampel urin, dan sebagainya.
3. Jika pengambilan sampel bersifat invasif (misalnya pengambilan sampel
darah, cairan pleura, ascites, sumsum tulang, dsb), jelaskan macam tindakan
yang akan dilakukan.
4. Anjurkan klien mengepalkan tangannya dengan kuat supaya darah sebanyak
mungkin keluar sehingga telapak tangan pucat.
5. Tekan arteri radialis dan ulnaris agar tertutup sambil pasien membuka
tangannya beberapa kali dan menutupnya kembali. Kemudian tangan
dibuka, lepaskan tekanan pada arteri ulnaris.

Antikoagulan

Antikoagulan adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk mencegah


pembekuan darah. Umumnya yang digunakan adalah EDTA (Ethilendiamin
Tetraaceticacid), natrium citrat, heparin dan natrium fosfat. Pemilihan antikoagulan
harus sesuai dengan jenis pemeriksaan dan takaran volumenya harus tepat.

Anda mungkin juga menyukai