Anda di halaman 1dari 7

Assalamualaikum wrwb.

Perkenalkan saya Dimes Atika Permanasari berprofesi sebagai dokter.


Sampai sekarang saya tidak lepas dari lingkungan yang mengharuskan saya dan
teman-teman seprofesi maupun bukan untuk berkontribusi dalam masalah
lingkungan dan sosial, yang dimana dapat dilakukan tindakan promotif, preventif
maupun rehabilitatif.

Di Indonesia, sejumlah persoalan lingkungan masih menjadi pekerjaan


rumah yang membutuhkan penyelesaian. Persoalan ini menjadi sangat krusial
karena menyangkut kualitas kehidupan di masa datang. Indonesia termasuk dalam
10 besar negara dengan jumlah penduduk terbanak di dunia. Hal ini tak dielakan
menimbulkan sejumlah persoalan produksi sampah dan pembuangannya. Menurut
data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia memproduksi
sampah hingga 65 juta ton pada 2016. Salah satu persoalan ini yang membuat
saya tergerak bersama komunitas lingkungan untuk berkontibusi menyelamatkan
bumi. Sebagai contoh kegiatan lingkungan Hilo green Community Surabaya
bekerjasama dengan Nol Sampah Surabaya, Serikat Pekerja Pertamina dan Badan
Lingkungan Hidup Jawa Timur bergerak menggelar aksi ‘Indonesia Bebas
Sampah 2020’ di Car Free Day (CFD) Taman Bungkul, Darmo Surabaya.
Kegiatan dimulai pukul 06.00 pagi denga menggandeng 30 komunitas
kepemudaan dan lingkungan di Surabaya dan sekitarnya. 300 volunteer
berpartisipasi dan turut mengajak masyarakat yang membawa kantong plastik
ditukarkan dengan reusable bag. Tidak hanya menukar, namun juga diberikan
edukasi serta sosialisasi mengenai bahaya plastik dan kantong plastik (Gambar 1).

Selain itu untuk menambah wawasan dan saling bertukar pikiran mengenai
isu-isu kesadaran masyarakat dan isu mengenai lingkungan yang dilaksanakan
setiap acara ngabuburit hijau Hilo Green Community Surabaya yang dihadiri
beberapa komunitas. Kegiatan tersebut ditujukan untuk bersilahturahmi dan
menambah ilmu dan wawasan tentang isu lingkungan yang terjadi di Indonesia,
salah satunya terdapat materi yang membiasakan agar menggunakan reusable
bag, stainless straw dan tumblr untuk menurangi sampah plastik yang tentunya
dapat membahayakan ekosistem (Gambar 2).

Tidak hanya mengakarkan isu lingkungan melalui kegiatan bermediasi


diskusi dan presentasi, kamipun mennginformasikan kegiatan dan pengetahuan
tentang lingkungan dengan siaran media komunikasi radio dan stasiun TV. Hal ini
sebagai wujud aksi cara edukasi dan promotif untuk sadar akan isu lingkungan
kepada masyarakat luas (Gambar 3).
Project lainnya yaitu Panti Asuhan Binaan, kegiatan ini bertujuan
mngedukasi tentang sampah plastik, recycle sampah, pemanasan global, dll. Di
sela kegiatan juga dilakukan praktek recycle barang bekas untuk dijadikan hal
yang lebih bermanfaat, contohnya botol bekas dapat dijadikan sebagai tempat
tanaman hias di dinding atau bisa disebut sebagai vertical garden. Hal ini dapat
menambah pengetahuan adik-adik atau generasi muda agar lebih memanfaatkan
barang bekas dan dapat mengurangi sampah plastik. Kegiatan tersebut dilakukan
secara follow up agar memberikan feedback yang baik untuk adik-adik dan
komunitas HGC Surabaya (Gambar 4).

Konco Mangrove adalah aksi tanam mangrove berkolaborasi dengan


kelompok tani swadaya Trunodjoyo di kawasan konservasi Wonorejo. Kegiatan
ini melibatkan masyarakat umum, komunitas lingkungan dan komunitas
kepemudaan. Tidak hanya tanam mangrove, terkadang kami juga melakukan aksi
resik-resik mangrove. Dimana kegiatan ini dan masih banyak kegiatan lain yang
dapat meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat dalam menjaga
lingkungan (Gambar 5).

Merupakan pengalaman yang berharga dan juga menjadi pelajaran bagi


saya dari semua kegiatan dan teman-teman komunitas, saya menjadi lebih
menghargai dan bisa berkontribusi terhadap lingkungan bersama teman-teman.

Kutipan dari Harimar Siregar, Mari kita baca beban sejarah yang ada di
depan kita. Beban kita adalah membebaskan rakyat dari penderitaan hidup sehari-
hari. Beban kita adalah membuat rakyat yang mengganggur untuk mmpersoalkan
kesempatan kerja dan pembangunan ekonomi yang tidak menguntungkan rakyat.
Beban kita adalah mengetatkan gandengan dengan sesama generasi muda
memikirkan masa kini dan masa depan. Kutipan tersebut menjadi alasan mengapa
saya terjun diberbagai organisasi untuk berkontribusi di setiap visinya.

Kesehatan merupakan salah satu unsur yang berpengaruh pada


kehidupan manusia untuk diperlukan berbagai usaha untuk meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat Indonesia. Baik pemerintah maupun lembaga non
pemerintah semakin gencarnya menjalankan program-program kesehatan.
Indonesia Gives Back (IGB) merupakan wujud pergerakan mahasiwa kedokteran
untuk ikut kontribusi membangun kesehatan masyarakat berupa kegiatan
Penggalangan Dana yang dilakukan 22 institusi anggota ISMKI Wilayah 4
menyebar dari Jawa Timur, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku hingga
Papua. Hasil penggalangan dana kemudian akan disalurkan kepada penderita
kurang gizi, gizi buruk dan masyarakat berperokonomian rendah di salah satu
daerah di provinsi Nusa Tenggara Timur .
Gizi merupakan salah satu indikator yang menentukan apakah suatu
daerah memiliki kualitas kesehatan yang baik atau tidak. Hal ini menjadikan
perbaikan gizi sebagai faktor penting yang perlu diupayakan. Salah satu desa di
Kupang dijadikan sasaran kegiatan dan penyaluran dana. Kegiatan yang dilakukan
mencakup penyuluhan, small group discussion, pembentukan kader gizi dan
pemberian sumbangan. Walaupun terhalang oleh bahasa untuk berkomunikasi
namun tidak ada alasan untuk mencoba berkomunikasi dengan baik dan
memberikan kontribusi untuk pengembangan desa. Disana sayapun merasa
tergerak lagi akan kepedulian dan membantu pengembangan kesehatan didesa-
desa terpencil yang cukup berisiko, ekonomi dan akses jalan juga menjadi
permasalahan dalam peningkatan kesehatan warga diwilayah tersebut.

Hari anak sedunia menurut UNICEF merupakan dimana hari untuk


memperingati dan mengingat kita akan kesejahteraan dan keselamatan anak.
Dimana saya dan organisasi ISMKI tergerak melakukan aksi di salah satu Sekolah
Dasar di Palu dengan memberikan pengetahuan dan kesadaran kesehatan sejak
usia dini. Dengan mengajarkan mencuci tangan 6 langkah dengan benar, cara
menggosok gigi yang baik dan mengedukasi akan PHBS. Kegiatan berlangsung
pagi hingga sore dilaksanakan oleh mahasiswa kedokteran di wilayah 4. Di
Semarang kita melakukan aksi turun jalan di CFD kota Semarang dengan
memberikan informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan ibu dan anak yang
merupakan salah satu indikator kesehatan suatu wilayah. Karena mengandalkan
keterbatasan tenaga medis tidak bisa menjadi acuan, maka perlunya kesadaran
masyarakat untuk dapat bersikap preventif.

Hari tematik merupakan hari penting untuk kita mengingat beberapa


hal penting, mulai dari kesehatan, lingkungan dan sosial. Hari Diabetes Mellitus
merupakan salah satu hari tematik kesehatan, dimana saya bertindak sebagai
koordinasi acara kegiatan tematik di kampus untuk menyusun acara dan
melakukan skrining awal deteksi dini. Kegiatan dilaksanakan di Taman Tengah
kota Jember agar masyarakat sekitar lebih memiliki kesadaran untuk mendeteksi
kesehatan secara dini dan rutin. Hari tematik lainnya yaitu Hari Tanpa Tembakau
Sedunia dimana kita dari pengurus BEM melakukan aksi di CFD kota Jember
dengan menukarkan rokok bagi pejalan yang diketahui merokok dengan susu
kotak. Hal ini ditujukan agar dapat mengganti kebiasaan merokok yang tentunya
akan mempengaruhi kesehatan perokok aktif maupun pasif kedepannya (Gambar
6).

Menjadi seorang dokter merupakan profesi yang mencakup kriteria five


star doctor, meliputi care provider, decision maker, communicator, community
leader dan manajer. Kriteria tersebut menjadi pacuan agar dapat bersikap
profesional dan melayani pasien dengan baik. Communicator dimana seorang
dokter mampu mempromosikan kesehatan, memberikan penjelasan dan edukasi
yang efektif. Sama halnya dalam berorganisasi dalam lingkup apapun kita dituntut
untuk berkomunikasi, menyampaikan dan mengaplikasikan suatu misi dan visi
setiap organisasi. Suatu pengalaman yang menantang saya dipercayai untuk
memberikan materi seputar organisasi dimana tujuannya untuk membangun para
teman-teman masiswa fakultas kedokteran untuk tidak takut berorganisasi dan
mampu untuk berkontribusi dibidang kesehatan maupun bukan. Kesempatan
tersebut merupakan kesempatan pembelajaran bagi saya untuk dapat
berkomunikasi dan feedback yang baik agar mencapai manfaat kedepannya.
Bagaimana menyusun materi dan menjadi public speaker yang baik agar mampu
mengajak hal positif dan dapat berpengaruh kedepannya (Gambar 7).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa apapun profesi dan latar belakang


seorang harus menumbuhkan jiwa sosial untuk memberikan dampak positif bagi
sekitar. Tidak perlu dilakukan aksi yang besar untuk memulai, diawali dengann
hal kecil seperti memberika empati yang baik bagi orang yang membutuhkan akan
memberikan proses yang baik untuk membangun kesadaran sosial. Semua hal
tersebut tentunya akan semakin baik jika dilakukan berkelompok atau bersama-
sama agar memberikan dampak besar dan luas. Karena hal besar dimulai dari niat
yang kuat.
LAMPIRAN

(Gambar 1. Indonesia Bebas Sampah 2020)

(Gambar 2. Sharing Hilo Green Community Sby)

(Gambar 3. Hilo Green Community Surabaya)


(Gambar 4. Panti Binaan HGC Surabaya)

(Gambar 5. Tanam Mangrove dan resik-resik)


(Gambar 6. Kegiatan sosial)

(Gambar 7. Speaker materi organisasi)

Anda mungkin juga menyukai