Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315114428

PENGARUH PENAMBAHAN GRAFIT PADA ALUMINIUM COR TERHADAP


KEAUSAN

Conference Paper · January 2011

CITATIONS READS

0 467

8 authors, including:

Heru Suryanto Hasan Ismail


State University of Malang National Chiao Tung University
60 PUBLICATIONS   66 CITATIONS    3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Natural fiber for composite View project

Bacterial Nanocellulose from Biomass Waste: Sinthesis, Characterization, and Application View project

All content following this page was uploaded by Heru Suryanto on 16 March 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH PENAMBAHAN GRAFIT PADA ALUMINIUM COR
TERHADAP KEAUSAN

Heru Suryanto, Hasan Ismail


Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 5, Malang
Email: suryantoheru@yahoo.com

Abstract

Upaya untuk meningkatkan sifat-sifat material Aluminium diantaranya adalah dengan memberikan paduan non
logam yang sehingga membentuk komposit matrik logam (metal matriks composit) dengan partikel penguat
berupa grafit. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan sifat kekerasan dan keausan aluminium cor yang
ditambahkan grafit sebagai partikel penguat (reinforcement). Metode penelitian eksperimen laboratorium
dengan variabel penelitian antara lain: Variabel terikat adalah keausan adesif. Variabel bebas :(a) penambahan
partikel grafit dalam pengecoran dengan 4 macam variasi, yaitu 0%, 1,5%, 3%, 4,5% berat total aluminium cor.
Variabel control: proses penuangan coran, lama proses pengadukan selama peleburan dan cetakan. Bahan yang
digunakan adalah aluminium daur ulang dengan komposisi 93,6% Al, 0,4%P, 0,13%K, 0,24%Ca, 0,036%Ti,
0,01%V, 0,029Cr, 0,17%Mn, 2,93%Fe, sisanya unsur lain. Coran aluminium – grafit di cetak pada cetakan
logam untuk memperoleh bentuk silinder pejal, selanjutnya dibentuk menjadi spesimen uji keras, spesimen uji
keausan adesif dan pengamatan struktur mikro. Uji aus dilakukan dengan metode pin on disk menggunakan
kecepatan 400 rpm dengan pembebanan 1 kg. Pemeriksaan metalografi dilakukan dengan menggunakan
mikroskop Olympus yang dilengkapi dengan kamera digital dengan perbesaran 100 kali dengan menggunakan
etsa 2 mL HF + 3 mL HCl + 5 mL HNO3 + 190 mL Air. Analisis hasil penelitian menggunakan metode deskriptif
komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat ketahanan keausan Aluminium cor meningkat dengan
penambahan partikel grafit sampai dengan 4,5% berat yang diduga karena grafit yang dalam hal ini adalah
unsur karbon, disamping muncul dalam bentuk grafit bebas juga sebagian kecil dari karbon ini bereaksi dengan
Aluminium menghasilkan karbida Al4C3 dan fase terdispersi dalam batas butir Aluminium sehingga
menghasilkan penguatan dispersi.

Keywords : aluminium cor, grafit, kekerasan, keausan

1. PENDAHULUAN tetapi disamping kerugian tersebut. Porositas


dalam kondisi tertentu akan memperbaiki
Aluminium merupakan salah satu bahan logam
karakteristik tribologi logam karena membentuk
non ferro yang banyak dimanfaatkan untuk
reservoir pelumas dan memudahkan pelumas
memenuhi kebutuhan kehidupan manusia, baik
untuk bersirkulasi sehingga menghasilkan
untuk keperluan umum seperti untuk rel papan
pelumasan yang lebih baik [1].
hubung, kabel-kabel, plat-plat kondensor
Sebagian besar aluminium digunakan
ataupun keperluan khusus yang membutuhkan
dalam dunia metalurgi, khususnya aluminium
daya tahan terhadap keausan seperti pada
paduan yang penggunaannya sangat luas di
bagian-bagian mesin (bantalan, bus), mesin-
bidang konstruksi maupun permesinan. Fungsi
mesin hidrolis (pompa), dan bagian-bagian
dari penambahan unsur paduan adalah untuk
kapal (baling-baling) dan lain sebagainya. Cor
memberikan pengaruh atau melengkapi sifat
ulang yang dilakukan pada aluminium dapat
dasar Aluminium murni. Selain itu, unsur
menyebabkan kekerasan meningkat dan
paduan juga berfungsi untuk memperkuat sifat
ketangguhan menurun, serta porositasnya akan
dasar Alumunium dan memperbaiki kualitasnya
bertambah. Porositas ini tentunya akan
sehingga menghasilkan Alumunium paduan
mengurangi kekuatan dari aluminium cor, akan
yang sesuai dengan kebutuhan. Aluminium
paduan ini dituntut memiliki sifat-sifat tertentu, sempurna memiliki lapisan penumpukan
misalnya tahan aus akibat gesekan antar hexagonal teratur ABABAB [7]. Dalam tiap
komponen, tahan terhadap suhu tinggi, tahan layer terdapat klaster lokasi kosongan yang
terhadap pembebanan dalam waktu lama, dan berbentuk lubang, namun sangat sulit bagi atom
beberapa sifat lainnya. Kekuatan dan kekerasan asing untuk memasuki lubang kosong diantara
aluminium tidak begitu tinggi tetapi dapat ikatan C tersebut, penyisipan hanya dapat
diperbaiki dengan pemaduan, pengerjaan terjadi pada daerah kosong antar layer atau
dingin, perlakuan panas maupun pembentukan lapisan. Hal ini karena ikatan kovalen C dalam
komposit. tiap lapisan yang cukup besar yaitu ~ 525
Upaya untuk meningkatkan sifat-sifat kJ/mol [8].
material logam diantaranya adalah dengan Jarak antara layer pada struktur grafit
memberikan paduan non logam yang sehingga cukup besar, yaitu hingga 3,4 A (0,34 nm).
membentuk komposit matrik logam (metal Dimana jarak antar layer lapisan pada umumnya
matriks composite). Unsur non logam yang hanya pada kisaran satu koma kecuali pada
umumnya memiliki sifat koefisien gesek yang MoS2. Dengan jarak antar layer yang lebar ini
rendah dan digunakan secara luas sebagai menjadikan morfologi fisik dari grafit berongga
pelumas padat adalah grafit maupun silicon atau berpori, dengan keadaan ini
karbida [2]. Keberadaan grafit dalam matriks memungkinkan penyisipan atom-atom asing ke
logam mampu membuat kondisi running ruang kosong antar lapisan tersebut, selain itu
komponen lebih halus dan akibat dengan jarak antar layer atau bidang basal yang
keberadaannya diantara interface permukaan relatif besar maka gaya antar lapisannya lemah
sliding dari logam menyebabkan kontak yaitu < 10 kJ/mol [8].
langsung antar permukaan berkurang sehingga Jumlah dan distribusi dispersi dari partikel
laju keausan logam menjadi berkurang [3]. penguat komposit matriks logam sangat
Grafit merupakan demorphiesme dari intan, berpengaruh terhadap sifat-sifat mekanis dari
tetapi memiliki tingkat kekerasan yang rendah. komposit. Penambahan jumlah partikel dispersi
Grafit tidak terbakar dan larut dengan mudah belum tentu mampu meningkatkan ketahanan
dalam lelehan logam. Grafit terbentuk pada aus dari komposit namun jelas akan
metamorfosa tingkat tinggi dari batuan yang menurunkan sifat keliatannya [9]. Untuk itu
mengandung zat organik, dapat terjadi pula perlu diketahui jumlah fraksi partikel dispersi
karena proses magmatisme. Grafit secara umum yang optimal pada matriks logam dalam
didapatkan dalam: granit, sekis maupun batu komposit matriks logam sehingga diperoleh
gamping kristalis [4]. Grafit memiliki koefisen ketahanan aus yang baik.
gesek yang rendah, material ini dapat digunakan Upaya untuk meningkatkan sifat ketahanan
sebagi solid lubrication atau pelumas padat. aus dengan bahan dasar aluminium dilakukan
Grafit adalah bentuk kristal karbon lunak dan dengan memberikan porositas yang baik dan
getas, memiliki memiliki kekerasan Brinell Hb memberi sifat mampu melumasi sendiri (self
kira-kira 1, kekuatan tarik 2 kgf/mm2 dan berat lubricating) dengan penambahan grafit, dimana
jenisnya 2,2 kg/mm3[5]. Dalam bentuk grafit dalam matriks aluminium telah diketahui
partikular, grafit sangat tahan terhadap gesekan. mampu memperbaiki karakteristik gesekan
Koefisien gaya gesek yang dimiliki oleh grafit komposit matriks aluminium-tembaga [3] dan
(µ ≈ 0,1). Sistem kristal grafit adalah hexagonal partikel grafit mampu menurunkan koefisien
namun bukan hexagonal tumpukan padat (hcp), gesek tembaga hingga mencapai 52-75% [10].
yang merupakan massa berfoliasi atau Disamping ada sifat mekanis aluminum cor
lembaran-lembaran tipis yang terlepas [6]. yang ditingkatkan seperti ketahanan terhadap
Grafit alami memiliki struktur mikro keausan, maka penambahan grafit pada
rhombohedral ABCABC yang kurang stabil. aluminum cor juga mempengaruhi sifat-sifat
Struktur berlapis dari grafit memiliki tiga mekanis yang lainnya. Untuk itu tujuan
lengan yang dapat mengikat atom C lainnya. penelitian ini adalah mengetahui sifat ketahanan
Sistem ikatan atom C pada satu lapisan (layer) aus aluminium cor yang ditambahkan grafit
berbentuk hexagonal. Jarak antara atom yang sebagai partikel penguat (reinforcement).
bersebelahan adalah 1,415 A (0,1415 nm).
Struktur pada grafit terpisah oleh layer-layer
(bidang basal), dimana tiap layer mengandung
beberapa ikatan hexagonal. Kristal grafit paling
2. METODE PENELITIAN menggunakan autosol sampai bekas goresan-
goresan hilang. Pengujian kekerasan
Bahan penelitian berupa komposit
menggunakan metode kekerasan Vickers
aluminium dengan penguatan yang diperoleh
dengan beban indentasi 5 kgf. Ukuran diagonal
dari peleburan aluminium dan ditambahkan
indentasi diukur dengan mikroskop selanjutnya
partikel grafit dalam komposisi tertentu. Bahan
ditentukan nilai kekerasannya. Pengulangan
aluminium yang digunakan adalah aluminium
pengujian dilakukan sebanyak 4 kali, (3)
daur ulang. Berdasarkan hasil uji komposisi
Pengujian dilakukan dengan metode pin on disk
yang dilakukan dengan alat uji X-Ray
untuk menentukan tingkat keausan adhesive.
Fluorescence (XRF), minipal-4 (Jurusan Fisika
Spesimen berupa pin komposit dengan diameter
UM) diperoleh komposisi sebagai berikut:
5 mm dan panjang 5 cm. Sebelum pengujian
93,6% Al, 0,4%P, 0,13%K, 0,24%Ca,
spesimen ditimbang dengan ketelitian 0,1 mg.
0,036%Ti, 0,01%V, 0,029Cr, 0,17%Mn,
Disk terbuat dari baja MS709 yang diperkeras.
2,93%Fe, 0,0036%Ni, 1,11%Cu, 0,729%Zn,
Permukaan spesimen dibuat datar kemudian
0,035%Ga, 0,015%Y, 0,23%Ru, 0,2%In,
dipasang pada holder selanjutnya dibebani
0,004%Pr, 0,02%Eu, 0,004%Yb, 0,15%Pb.
dengan beban 1 kg. Pengujian dilakukan selama
Coran aluminium – grafit di cetak pada
20, 40 dan 60 menit dengan kecepatan putaran
cetakan logam untuk memperoleh bentuk
400 rpm dan diameter jalur keausan sebesar 5
silinder pejal, selanjutnya dibentuk menjadi
cm. Setelah pengujian spesimen ditimbang
spesimen uji keras, spesimen uji keausan adesif
kembali dan pengujian dilakukan sebanyak 4
dan pengamatan struktur mikro.
kali pengulangan. (4). Pengamatan
Rancangan penelitian yang digunakan
mikrostruktur. Struktur mikro diamati dengan
penelitian eksperimental laboratorium dengan
mikroskop optik perbesaran 100 kali.
variabel penelitian antara lain: Variabel terikat
Sebelumnya permukaan spesimen dihaluskan
adalah ketahanan aus adesif komposit
dengan amplas no. 180, 400, 600 dan 1000.
aluminium/grafit. Variabel bebas meliputi (a)
Setelah permukaan halus, dilakukan lagi
penambahan partikel grafit dalam pengecoran
penghalusan menggunakan autosol sampai
dengan 4 macam variasi, yaitu 0%, 1,5%, 3%,
permukaan menjadi mengkilat, kemudian dietsa
4,5% berat total aluminium cor, dan Variabel
dengan larutan : 2 ml HF + 3 ml HCl + 5 ml
kontrol meliputi proses penuangan coran, lama
HNO3 + 190 ml air.
proses pengadukan selama peleburan dan
cetakan.
Analisis Hasil Penelitian
Prosedur pengambilan data Metode yang digunakan untuk menganalisis
Proses pengambilan data penelitian meliputi (1) hasil penelitian adalah: metode deskriptif
Proses Pengecoran, dengan prosedur: komparatif yaitu mengamati dan
aluminium dimasukkan dalam kowi kemudian membandingkan ketahanan aus pada setiap
dilakukan pemanasan dapur peleburan sampai proses yang dilakukan.
logam mencair seluruhnya. Selanjutnya
masukkan grafit sebanyak 4,5% dari berat total
logam yang dicairkan, selanjutnya logam cair 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
diaduk (strirer) selama 10 menit sampai grafit
Pada proses eksperimen pengecoran logam
terdistribusi secara merata. Selanjutnya
aluminium dengan penambahan variasi
dilakukan penuangan logam cair kedalam
persentasi penguat grafit, maka diperoleh data
cetakan dengan bentuk coran silinder pejal
tingkat kekerasan, dimana data tingkat
dengan diameter 25 mm. Hasil coran dibongkar
kekerasan diperoleh melalui pengujian. Proses
dan dibersihkan untuk dilakukan proses
pengambilan data pengujian kekerasan
permesinan untuk membuat spesimen uji.
dilakukan dengan mengambil 4 titik pada
Proses ini diulang untuk pembuatan komposit
masing-masing variasi penguat grafit
dengan penambahan grafit sebesar 3%, 1,5%,
menggunakan metode Vickers penetrator
dan tanpa tambahan grafit (0%) sebagai control,
piramid intan 136o dan beban 5 Kgf. Hasil
(2) Pengujian Kekerasan Vickers, dengan
pengujian kekerasan dari masing-masing
prosedur spesimen uji dipotong sepanjang 2 cm
perlakuan ditunjukkan pada Gambar 1.
kemudian permukaan spesimen dihaluskan
dengan kertas amplas no. 180, 400, 600 dan
1000. Selanjutnya dilakukan lagi penghalusan
Pengam
matan Mikroostruktur
Peemeriksaan meetalografi dilaakukan untuk
mengettahui sebaraan grafit pada matrik
aluminnium. Pemerikksaan dilakukkan dengan
mengggunakan mikkroskop Olym mpus yang
dilengkkapi dengan kamera diggital dengan
perbesaaran 100 kali ddengan mengguunakan etsa 2
mL HF F + 3 mL HCll + 5 mL HNO O3 + 190 mL
Air. Gambaran A Aluminium Cor C tersebut
Gammbar 1 Grafikk hubungan pennambahan graffit ditunju
ukkan pada Gam mbar 3.
padaa aluminium co
or terhadap kek
kerasan

Penngujian Keaussan Adesif


Karakteristik tribologi aluminium
a coor
dipeeroleh melallui pendekattan pengujiaan
keauusan adesif. Pengujian keausan
k adessif
dilakkukan dengann metode Pin on Disk yanng
mennggunakan keecepatan 4000 rpm dengaan
pemmbebanan 1 kg.. Pencarian nillai keausan padda
penggujian ini adaalah dengan menimbang
m berrat
awaal dari spesimen yang diuji d kemudiaan
dikuurangi dengan n berat spesim
men yang sudaah
diauuskan.
Setelah nilai keausan rataa-rata diperoleh,
langgkah selanjutnnya adalah meenentukan lajju (A)
keauusan untuk masing-masing
m variasi dengaan
rum
mus sebagai berrikut:

Laju
u Keausan = (1)

Hassil dari pengujian dapat diviisualisasikan kke


dalaam Gambar 2 yang menunjukkaan
karaakteristik laju keausan kompposit aluminium m
yangg diperkuat grafit,
g semakinn banyak kadar
graffit mengakibatkkan laju keausaan yang rendahh

0.03

0.025
(B)
Keausan (g)

0.02
Gambar 3. Peengamatan mikrostruktur
m
0.015
0% nium Cor. A. Bahan awal, (b)
Alumin
0.01 1,50
0% penamb
bahan grafit 4,,5%
0.005 3%
4,50
0%
0 Paada komposisi 0% grafit, paada hasil foto
20 40 60 mikrosstruktur beluum ditemuk kan adanya
Lam
ma Pengujian (me
enit) kandun ngan grafit. Kaandungan grafiit bebas pada
matrik aluminium akan ditunjukkkan berupa
Gammbar 2. Grafi
fik Hubungan Keausan adessif
butiran
n atau gumpalaan dan juga berrupa serpihan
Terhhadap Penambahan Grafit
berwarrna hitam, tetapi berbeeda dengan
porosittas. Dengan bertambahnyaa kandungan
grafit maka gambarran mikrostruk kturnya lebih
banyakk warna hitam m grafit bebas lebih banyak
terbenttuk
Pembahasan ruang kosong antar lapisan tersebut, selain itu
dengan jarak antar layer atau bidang basal yang
Pembentukan komposit bertujuan untuk
relatif besar maka gaya antar lapisannya lemah
menggabungkan sifat-sifat yang unggul dari
sekitar < 10 kJ/mol Selain itu pada struktur
komponen-komponennya untuk tujuan tertentu
grafit modulus elastisitas hingga pada daerah
yang dikehendaki. Pada pembentukan komposit
inter-layer sangat rendah yaitu 35 Gpa. Dengan
matriks Aluminium dengan penguatan grafit
lemahnya gaya antar lapisan mudah bergeser
maka grafit yang berstruktur lamellar memiliki
antara satu dengan lainnya dan mengakibatkan
koefisien gesekan yang rendah sehingga kondisi
layer yang terdiri dari struktur hexagonal atom
ini yang ingin dimanfaatkan untuk memperkuat
C dapat terlepas. Pada saat grafit mengalami
ketahanan terhadap keausan adesif dari
gerak luncur atau sliding maka layer dari sekian
Aluminium. Disamping keunggulan yang ingin
banyak layer yang ada akan terlepas pada
dimanfaatkan, grafit juga memiliki kelemahan
permukaan logam dalam bentuk platelet grafit.
yaitu kekerasannya rendah sehingga ini akan
Platelet grafit ini melekat pada permukaan
membawa pengaruh pula pada matriks
logam dengan merata dan membentuk lapisan-
kompositnya.
lapisan film pada permukaan benda atau logam
Dari pengujian kekerasan yang dilakukan
yang dikenai gaya gesek, dimana lapisan ini
diperoleh bahwa semakin besar kandungan
berfungsi sebagai pelumas padat. Sehingga
grafit dalam matriks aluminium maka kekerasan
mampu menurunkan nilai koefisien gesekan
komposit juga meningkat. Hal ini diduga karena
logam yang pada akhirnya dapat mengurangi
grafit yang dalam hal ini adalah unsur karbon,
tingkat keausan pada permukaan, maka dengan
disamping muncul dalam bentuk grafit bebas
kondisi seperti di atas dapat memperkecil
juga sebagian kecil dari karbon ini bereaksi
gesekan yang terjadi. Jadi semakin banyak
dengan Aluminium menghasilkan karbida Al4C3
kandungan karbonnya maka platelet grafit akan
[9] dan fase terdispersi dalam batas butir
semakin baik menutupi permukaan logam,
Aluminium sehingga menghasilkan penguatan
sehingga koefisien geseknya menjadi rendah
dispersi. Mekanisme penguatan karena adanya
dan dan menghasilkan keausan yang rendah [8].
interaksi antara partikel dan dislokasi dalam
Peran grafit adalah mencegah kontak langsung
matrik. Dalam hal ini partikel dispersi
metal selama sliding, akan tetapi traksi
menghambat slip yang terjadi akibat adanya
permukaan yang lebih besar akan memicu de-
beban dari luar seperti penetrasi pada uji
bonding dari partikel grafit dan memungkinkan
kekerasan. Partikel dispersi ini diduga berperan
fragmentasi dari bahan matriks yang
dalam meningkatkan kekerasan dari komposit
menghasilkan pertambahan laju keausan. Bahan
aluminium cor yang di perkuat grafit [11] dan
matriks akan aus dengan mekanisme delaminasi
komposit aluminium grafit mampu
dengan beberapa bagian abrasi [3].
meningkatkan kekuatan mekanis dalam hal ini
Pada penelitian ini, kendala yang dihadapi
kekuatan bending (flexural strength) [12].
peneliti adalah proses pengadukan aluminium
Pengujian keausan adesif menunjukkan
dengan grafit yang dilakukan secara manual.
bahwa semakin besar kandungan grafit bebas
Kondisi ini membatasi proses homogenisasi
pada aluminium menyebabkan ketahanan
serbuk grafit pada matriks aluminium dan juga
terhadap keausan semakin baik. Hal ini karena
membatasi jumlah grafit yang mampu
kandungan grafit yang semakin banyak
dicampurkan dalam matriks aluminium
menghasilkan pelumasan padat yang semakin
sehingga persentase grafit yang mampu
baik. Penambahan grafit pada paduan Fe-Cu-
dicampurkan hanya mencapai 4,5%. Bila
Sn-P-C menyebabkan bahan memiliki
dicampurkan lebih dari itu maka akan
kemampuan permesinan yang baik, ketahanan
menghasilkan grafit sisa yang tidak mampu
aus dan ketahanan seizure yang lebih baik [13].
bercampur dalam matriks aluminium.
Secara mikro dijelaskan bahwa grafit
memiliki jarak antara layer pada struktur grafit
cukup besar, yaitu hingga 3,4 Å (0,34 nm),
4. KESIMPULAN
dimana jarak antar layer pada umumnya hanya
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat
pada kisaran satu koma kecuali pada MoS2.
disimpulkan bahwa sifat ketahanan keausan
Dengan jarak antar layer yang lebar ini
Aluminium cor meningkat dengan penambahan
menjadikan morfologi fisik dari grafit berongga
partikel grafit sampai dengan 4,5% berat.
atau berpori, dengan keadaan ini
memungkinkan penyisipan atom-atom asing ke
DAFTAR RUJUKAN
[1] Hutching, I.M. Tribology, Friction and
Wear of Engineering Materials. Arnold,
London. 1995.
[2] Heinberg, J.A dan Zandbergen, H.W.
Superlubricity of Graphite. Physical Reviews
Letters. The American Physical Society. Vol.
92 No. 12, pp.126101-01 - 126101-04. 2004.
[3] Lim, S.C., Gupta, M., Ng., W.B. Friction
and Wear Characteristics of Al-Cu/C
composite Syntezed Using Partial Liquid
Phase Casting Process. Material and Design
Vol 18, No. 3, pp. 161-166. 1997.
[4] Sukandarrumidi. Bahan Galian Industri.
pp.30. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. 1998.
[5] Surdia, T., Saito. 1986. Pengetahuan Bahan
Teknik. Jakarta: Pradnya Paramitha
[6] Kalpakjian, Serope & Schmid, Steven R.
2003. Manufacturing Process For
Engineering Material. London: Prentice
Hall
[7] Smallman. Metalurgi Fisik Modern &
Rekayasa Material. Jakarta: Erlangga. 2000.
[8] Matthews, F. L dan Rawlings, R. D.
Composite Material; Engineering & Sience
London: Chapman & Hall. 1994.
[9] Besterci, Michal. Kinetics of Carbonisation,
Microstructure and Properties of Al-Al4C3
System Prepared by Mechanical Alloying.
Journal of Metals, Materials and Minerals.
Vol.16 No.1 pp.7-11.2006.
[10] Kim, J.K., Kestursatya, M., dan Rohatgi,
P.K. Tribological Properties of Centrifugally
Cast Copper Alloy–Graphite Particle
Composite. Metallurgical And Materials
Transactions A, Volume 31A, April, pp
1283-1289. 2000.
[11] Calister, William D. Material Science and
Engineering 7th edition. John Wiley &
Sons, Inc., New York. 2007.
[12] Etter , T., Papakyriacou, M., Schulz, P.,
Uggowitzer, P.J. Physical properties of
graphite /aluminium composites produced
by gas pressure infiltration method.
Carbon 41 (2003) 1017–1024. 2003.
[13] Chikahata, K. dan Hayashi, K. Study on
Fe-Cu-Sn-P Sintered Valve Guide Material
with High Machinability and Wear
Resistance, with Added Solid Lubrication.
Hitachi Powdered Metals Technical Report
Vol.1. 2002.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai