net/publication/315114428
CITATIONS READS
0 467
8 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Bacterial Nanocellulose from Biomass Waste: Sinthesis, Characterization, and Application View project
All content following this page was uploaded by Heru Suryanto on 16 March 2017.
Abstract
Upaya untuk meningkatkan sifat-sifat material Aluminium diantaranya adalah dengan memberikan paduan non
logam yang sehingga membentuk komposit matrik logam (metal matriks composit) dengan partikel penguat
berupa grafit. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan sifat kekerasan dan keausan aluminium cor yang
ditambahkan grafit sebagai partikel penguat (reinforcement). Metode penelitian eksperimen laboratorium
dengan variabel penelitian antara lain: Variabel terikat adalah keausan adesif. Variabel bebas :(a) penambahan
partikel grafit dalam pengecoran dengan 4 macam variasi, yaitu 0%, 1,5%, 3%, 4,5% berat total aluminium cor.
Variabel control: proses penuangan coran, lama proses pengadukan selama peleburan dan cetakan. Bahan yang
digunakan adalah aluminium daur ulang dengan komposisi 93,6% Al, 0,4%P, 0,13%K, 0,24%Ca, 0,036%Ti,
0,01%V, 0,029Cr, 0,17%Mn, 2,93%Fe, sisanya unsur lain. Coran aluminium – grafit di cetak pada cetakan
logam untuk memperoleh bentuk silinder pejal, selanjutnya dibentuk menjadi spesimen uji keras, spesimen uji
keausan adesif dan pengamatan struktur mikro. Uji aus dilakukan dengan metode pin on disk menggunakan
kecepatan 400 rpm dengan pembebanan 1 kg. Pemeriksaan metalografi dilakukan dengan menggunakan
mikroskop Olympus yang dilengkapi dengan kamera digital dengan perbesaran 100 kali dengan menggunakan
etsa 2 mL HF + 3 mL HCl + 5 mL HNO3 + 190 mL Air. Analisis hasil penelitian menggunakan metode deskriptif
komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat ketahanan keausan Aluminium cor meningkat dengan
penambahan partikel grafit sampai dengan 4,5% berat yang diduga karena grafit yang dalam hal ini adalah
unsur karbon, disamping muncul dalam bentuk grafit bebas juga sebagian kecil dari karbon ini bereaksi dengan
Aluminium menghasilkan karbida Al4C3 dan fase terdispersi dalam batas butir Aluminium sehingga
menghasilkan penguatan dispersi.
Laju
u Keausan = (1)
0.03
0.025
(B)
Keausan (g)
0.02
Gambar 3. Peengamatan mikrostruktur
m
0.015
0% nium Cor. A. Bahan awal, (b)
Alumin
0.01 1,50
0% penamb
bahan grafit 4,,5%
0.005 3%
4,50
0%
0 Paada komposisi 0% grafit, paada hasil foto
20 40 60 mikrosstruktur beluum ditemuk kan adanya
Lam
ma Pengujian (me
enit) kandun ngan grafit. Kaandungan grafiit bebas pada
matrik aluminium akan ditunjukkkan berupa
Gammbar 2. Grafi
fik Hubungan Keausan adessif
butiran
n atau gumpalaan dan juga berrupa serpihan
Terhhadap Penambahan Grafit
berwarrna hitam, tetapi berbeeda dengan
porosittas. Dengan bertambahnyaa kandungan
grafit maka gambarran mikrostruk kturnya lebih
banyakk warna hitam m grafit bebas lebih banyak
terbenttuk
Pembahasan ruang kosong antar lapisan tersebut, selain itu
dengan jarak antar layer atau bidang basal yang
Pembentukan komposit bertujuan untuk
relatif besar maka gaya antar lapisannya lemah
menggabungkan sifat-sifat yang unggul dari
sekitar < 10 kJ/mol Selain itu pada struktur
komponen-komponennya untuk tujuan tertentu
grafit modulus elastisitas hingga pada daerah
yang dikehendaki. Pada pembentukan komposit
inter-layer sangat rendah yaitu 35 Gpa. Dengan
matriks Aluminium dengan penguatan grafit
lemahnya gaya antar lapisan mudah bergeser
maka grafit yang berstruktur lamellar memiliki
antara satu dengan lainnya dan mengakibatkan
koefisien gesekan yang rendah sehingga kondisi
layer yang terdiri dari struktur hexagonal atom
ini yang ingin dimanfaatkan untuk memperkuat
C dapat terlepas. Pada saat grafit mengalami
ketahanan terhadap keausan adesif dari
gerak luncur atau sliding maka layer dari sekian
Aluminium. Disamping keunggulan yang ingin
banyak layer yang ada akan terlepas pada
dimanfaatkan, grafit juga memiliki kelemahan
permukaan logam dalam bentuk platelet grafit.
yaitu kekerasannya rendah sehingga ini akan
Platelet grafit ini melekat pada permukaan
membawa pengaruh pula pada matriks
logam dengan merata dan membentuk lapisan-
kompositnya.
lapisan film pada permukaan benda atau logam
Dari pengujian kekerasan yang dilakukan
yang dikenai gaya gesek, dimana lapisan ini
diperoleh bahwa semakin besar kandungan
berfungsi sebagai pelumas padat. Sehingga
grafit dalam matriks aluminium maka kekerasan
mampu menurunkan nilai koefisien gesekan
komposit juga meningkat. Hal ini diduga karena
logam yang pada akhirnya dapat mengurangi
grafit yang dalam hal ini adalah unsur karbon,
tingkat keausan pada permukaan, maka dengan
disamping muncul dalam bentuk grafit bebas
kondisi seperti di atas dapat memperkecil
juga sebagian kecil dari karbon ini bereaksi
gesekan yang terjadi. Jadi semakin banyak
dengan Aluminium menghasilkan karbida Al4C3
kandungan karbonnya maka platelet grafit akan
[9] dan fase terdispersi dalam batas butir
semakin baik menutupi permukaan logam,
Aluminium sehingga menghasilkan penguatan
sehingga koefisien geseknya menjadi rendah
dispersi. Mekanisme penguatan karena adanya
dan dan menghasilkan keausan yang rendah [8].
interaksi antara partikel dan dislokasi dalam
Peran grafit adalah mencegah kontak langsung
matrik. Dalam hal ini partikel dispersi
metal selama sliding, akan tetapi traksi
menghambat slip yang terjadi akibat adanya
permukaan yang lebih besar akan memicu de-
beban dari luar seperti penetrasi pada uji
bonding dari partikel grafit dan memungkinkan
kekerasan. Partikel dispersi ini diduga berperan
fragmentasi dari bahan matriks yang
dalam meningkatkan kekerasan dari komposit
menghasilkan pertambahan laju keausan. Bahan
aluminium cor yang di perkuat grafit [11] dan
matriks akan aus dengan mekanisme delaminasi
komposit aluminium grafit mampu
dengan beberapa bagian abrasi [3].
meningkatkan kekuatan mekanis dalam hal ini
Pada penelitian ini, kendala yang dihadapi
kekuatan bending (flexural strength) [12].
peneliti adalah proses pengadukan aluminium
Pengujian keausan adesif menunjukkan
dengan grafit yang dilakukan secara manual.
bahwa semakin besar kandungan grafit bebas
Kondisi ini membatasi proses homogenisasi
pada aluminium menyebabkan ketahanan
serbuk grafit pada matriks aluminium dan juga
terhadap keausan semakin baik. Hal ini karena
membatasi jumlah grafit yang mampu
kandungan grafit yang semakin banyak
dicampurkan dalam matriks aluminium
menghasilkan pelumasan padat yang semakin
sehingga persentase grafit yang mampu
baik. Penambahan grafit pada paduan Fe-Cu-
dicampurkan hanya mencapai 4,5%. Bila
Sn-P-C menyebabkan bahan memiliki
dicampurkan lebih dari itu maka akan
kemampuan permesinan yang baik, ketahanan
menghasilkan grafit sisa yang tidak mampu
aus dan ketahanan seizure yang lebih baik [13].
bercampur dalam matriks aluminium.
Secara mikro dijelaskan bahwa grafit
memiliki jarak antara layer pada struktur grafit
cukup besar, yaitu hingga 3,4 Å (0,34 nm),
4. KESIMPULAN
dimana jarak antar layer pada umumnya hanya
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat
pada kisaran satu koma kecuali pada MoS2.
disimpulkan bahwa sifat ketahanan keausan
Dengan jarak antar layer yang lebar ini
Aluminium cor meningkat dengan penambahan
menjadikan morfologi fisik dari grafit berongga
partikel grafit sampai dengan 4,5% berat.
atau berpori, dengan keadaan ini
memungkinkan penyisipan atom-atom asing ke
DAFTAR RUJUKAN
[1] Hutching, I.M. Tribology, Friction and
Wear of Engineering Materials. Arnold,
London. 1995.
[2] Heinberg, J.A dan Zandbergen, H.W.
Superlubricity of Graphite. Physical Reviews
Letters. The American Physical Society. Vol.
92 No. 12, pp.126101-01 - 126101-04. 2004.
[3] Lim, S.C., Gupta, M., Ng., W.B. Friction
and Wear Characteristics of Al-Cu/C
composite Syntezed Using Partial Liquid
Phase Casting Process. Material and Design
Vol 18, No. 3, pp. 161-166. 1997.
[4] Sukandarrumidi. Bahan Galian Industri.
pp.30. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. 1998.
[5] Surdia, T., Saito. 1986. Pengetahuan Bahan
Teknik. Jakarta: Pradnya Paramitha
[6] Kalpakjian, Serope & Schmid, Steven R.
2003. Manufacturing Process For
Engineering Material. London: Prentice
Hall
[7] Smallman. Metalurgi Fisik Modern &
Rekayasa Material. Jakarta: Erlangga. 2000.
[8] Matthews, F. L dan Rawlings, R. D.
Composite Material; Engineering & Sience
London: Chapman & Hall. 1994.
[9] Besterci, Michal. Kinetics of Carbonisation,
Microstructure and Properties of Al-Al4C3
System Prepared by Mechanical Alloying.
Journal of Metals, Materials and Minerals.
Vol.16 No.1 pp.7-11.2006.
[10] Kim, J.K., Kestursatya, M., dan Rohatgi,
P.K. Tribological Properties of Centrifugally
Cast Copper Alloy–Graphite Particle
Composite. Metallurgical And Materials
Transactions A, Volume 31A, April, pp
1283-1289. 2000.
[11] Calister, William D. Material Science and
Engineering 7th edition. John Wiley &
Sons, Inc., New York. 2007.
[12] Etter , T., Papakyriacou, M., Schulz, P.,
Uggowitzer, P.J. Physical properties of
graphite /aluminium composites produced
by gas pressure infiltration method.
Carbon 41 (2003) 1017–1024. 2003.
[13] Chikahata, K. dan Hayashi, K. Study on
Fe-Cu-Sn-P Sintered Valve Guide Material
with High Machinability and Wear
Resistance, with Added Solid Lubrication.
Hitachi Powdered Metals Technical Report
Vol.1. 2002.