Pada tahun 2005, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 17,5 juta. Sekitar 7,6 juta
diantaranya terjadi karena penyakit jantung koroner dan 5,7 juta karena stroke. Diperkirakan kematian global
akibat penyakit kardiovaskular mencapai sekitar 25 juta pada tahun 2020. Ini merupakan angka yang cukup
menghebohkan, meskipun di tahun-tahun berikutnya bisa lebih menghebohkan lagi.
Sementara dari sekitar 10 juta orang di dunia yang selamat dari stroke setiap tahunnya, lebih dari 5
juta diantaranya mengalami cacat permanen. Hal ini disebabkan penyakit stroke membuat darah muncrat
keluar dari pembuluh darah yang pecah di sekitar otak dan menghancurkan sel-sel otak yang seharusnya
terlindungi dari gangguan apapun. Mereka yang mengalami kecacatan akibat penyakit stroke cenderung tidak
bisa bekerja dan produktif lagi seperti orang dewasa yang sehat sehingga menjadi beban tersendiri bagi
keluarga dan masyarakat. Pada tahun 2020, penyakit kardiovaskular diperkirakan menempati posisi yang
lebih tinggi di atas penyakit menular sebagai penyebab kecacatan terbesar di seluruh dunia.
Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian yang utama di seluruh dunia. Penyakit ini
menyerang penduduk di negara-negara maju maupun negara berkembang di dunia. Penyakit ini merupakan
penyakit yang umumnya terbatas pada orang dewasa dan orang tua terutama yang berusia 60 tahun ke atas,
karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit kardiovaskuler, namun hal yang
mengkhawatirkan adalah kecenderungan terdapat semakin banyaknya orang-orang usia muda yang
menderita penyakit ini di seluruh dunia. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama
pada orang muda perkotaan modern. Kemajuan di bidang pariwisata, komunikasi, informasi, dan cara berpikir
justru menjadi pedang bermata dua yang dapat digunakan oleh manusia untuk memajukan kepentingannya
atau justru menghancurkan diri sendiri.
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, negara berkembang dapat
segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti
mengkonsumsi makanan siap saji (fast food), makanan berkadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok,
minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya hidup manusia
terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut merupakan faktor-faktor penyebab penyakit
kardiovaskuler. Masyarakat hanya ingin menikmati pemuasan perutnya saja, tanpa berpikir bahwa apa yang
dia makan dan kerjakan saat ini mungkin saja merupakan faktor penentu kelangsungan hidupnya kelak. Orang
tidak akan berpikir untuk berhenti ketika menikmati makanan cepat saji karena rasa yang dihidangkan. Akan
tetapi jika saja mereka memahami dengan baik bahwa makanan cepat saji yang beredar adalah makanan
yang tidak memiliki gizi dan merupakan salah satu faktor pembunuh jantung, mereka mungkin akan langsung
berhenti makan dan membuangnya. Hal ini berlaku juga untuk kebiasaan merokok, minum minuman
beralkohol, kurang berolahraga, dan lain-lain.
Pengobatan penyakit kardiovaskuler dimulai dari usaha mengubah gaya hidup dalam hal jenis
makanan, kebiasaan olah raga dan mengurangi faktro resiko yang dikenal seperti minum alkohol dan
merokok. Hal-hal ini kemudian dipadukan dengan obat-obatan yang dapat menjadi pilihan pengobatan
jangka panjang bagi pasien.
2. Penyakit serebrovaskular adalah penyakit pembuluh darah yang mensuplai otak. Implikasinya meliputi
transient ischaemic attack (kerusakan sementara pada penglihatan, kemampuan berbicara, rasa atau
gerakan).
3. Penyakit vaskular perifer (Peripheral vascular disease, PVD) atau penyakit arterial peripheral
(peripheral arterial disease, PAD) adalah penyakit pembuluh darah yang mensuplai tangan dan kaki
yang berakibat rasa sakit yang sebentar datang dan pergi, serta rasa sakit karena kram otot kaki saat
olah raga. Faktor resiko penyakit ini antara lain tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok,
obesitas, diabetes, tidak aktif bergerak, usia tua, dan faktor keturunan.
Sistem kardiovaskuler memengaruhi banyak organ di tubuh kita. Kerusakan pada sistem ini adalah
bahaya yang sangat mengancam jiwa kita.
2. Stroke
Stroke (cerebrovascular accident, CVA) terjadi jika suplai darah ke otak terhambat. Hal ini dapat terjadi
karena pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah. Orang beresiko mengalami stroke adalah
penderita darah tinggi, memiliki gangguan irama detak jantung, memiliki kolesterol tinggi, perokok,
penderita diabetes dan orang lanjut usia.
Upaya pencegahan untuk menghindari penyakit kardiovaskuler dimulai dengan memperbaiki gaya hidup
dan mengendalikan faktor risiko sehingga mengurangi peluang terkena penyakit tersebut. Untuk pencegahan
penyakit kardiovaskuler hindari obesitas/kegemukan dan kolesterol tinggi. pengobatan dapat dilakukan pada
hampir semua bentuk penyakit kardiovaskular termasuk hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes mellitus,
namun semua itu berpulang kepada individu untuk menjalankan pola hidup sehat. Sedapat mungkin
menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular merupakan langkah terbaik yang
dapat dilakukan.
Untuk mencegah timbulnya penyakit jantung, ada beberapa hal yang mesti dilakukan:
2. Pemeriksaan rutin
Kebanyakan penyakit kardiovaskular menyerang dengan tiba-tiba tanpa gejala apapun. Sebelum
semuanya terlambat, akan lebih baik jika Anda rutin melakukan check up atau pemeriksaan kesehatan
untuk mengetahui risiko tersembunyi dari penyakit kardiovaskular.
3. Yoga
Latihan pernapasan melalui yoga adalah salah satu cara untuk mencegah penyakit kardiovaskular.
Selain mampu melancarkan asupan oksigen melalui latihan pernapasan, yoga juga menurunkan stres
dan mencegah penyakit kardiovaskular.
4. Aktif bergerak
Seperti yang sudah disebutkan, gaya hidup yang tidak aktif menjadi salah satu penyebab dari penyakit
kardiovaskular. Oleh sebab itu, cara mencegahnya adalah dengan lebih aktif bergerak. Misalnya
membiasakan diri untuk jalan kaki , jalan cepat, atau jogging lebih sering setiap hari.
5. Berhenti merokok
Merupakan target yang harus dicapai, juga hindari asap rokok dari lingkungan. Merokok menyebabkan
elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri,
dan meningkatkan faktor pembekuan darah yang memicu penyakit kardiovaskuler. Perokok
mempunyai peluang terkena stroke dan jantung koroner sekitar dua kali lipat lebih tinggi dibanding
dengan bukan perokok.
9. Mengonsumsi antioksidan
Polusi udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan timbulnya radikal bebas dalam
tubuh. Untuk mengeluarkan kandungan radikal bebas dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang
akan menangkap dan membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dan berbagai macam buah dan
sayuran, seperti jeruk, pepaya, brokoli, stroberi, wortel, tomat, mangga, buah kiwi, buah naga, bunga
rosela, dan lain-lain. Vitamin C juga merupakan suatu antioksidan, karena itu mengonsumsi makanan
yang mengandung vitamin C yang cukup akan sangat membantu dalam melindungi tubuh.