Presentasi Kasus Di RSUD Wates
Presentasi Kasus Di RSUD Wates
Presentasi Kasus Di RSUD Wates
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sekitar 20% , menurut data dari WHO setiap tahun jumlah penderita
kanker payudara bertambah sekitar 7 juta dan terdapat 1,2 juta orang
wanita yang terdiagnosa kanker payudara pada tahun 2004 (Anik, 2007).
antara tahun 1950 dan 1989. Angka insiden meningkat secara konstan
terus meningkat sampai 49% di antara wanita yang lebih tua. Angka
yang terus meningkat, angka kematian yang tidak berubah, dan tidak
adanya perubahan, penderita yang bertahan dari kanker payudara.
Penasihat dan aktivis telah menarik perhatian social dan politik untuk
wanita. Resiko ini tidak sama untuk semua kelompok usia. Sebagai
pada tahun 1995, dengan perkiraan 46.240 kematian (Smeltzer & Bare,
2001)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
payudara
TINJAUAN TEORI
1. DEFINISI
diderita oleh wanita saat ini. Penyakit ini terjadi dimana sel-sel tidak
2. ETIOLOGI
mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein baik yang menekan
payudara.
c. Menarke dini
h. Obesitas
i. Kontraseptif oral
k. Masukan alkohol
3. MANIFESTASI KLINIS
tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar
terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur. Keluhan nyeri yang
menyebar pada pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi
susu dan lesi yang terfiksasi pada dinding dada dapat juga menjadi tanda
payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada
sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan
dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri.
Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan yang keluar dari
muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah
cepat terjadi kira kira 1-2% wanita dengan kanker payudara gejala-
gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas,
edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan limfe.
Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan
kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai
preoperatif, intra operatif dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor
kepada tubuh dan memicu respon neuron endokrine respon terdiri dari
system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera.
Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan banyak darah,
maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock
optimal.
yang deket maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke
kelenjar limfe aksilasis dan terjadi benjolan, dari sel epidermis penting
dini, nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama,
30 tahun
a. Obesitas
Pemajanan yang terus menerus
b. Kontraseptif oralresiko mengganggu
dari faktor
proses metabolisme sel mamae
c. Terapi pengganti hormone
Pembengkakan pada
mamae Gangguan Manajemen
citra tubuh nyeri
Masa tumor
mendesak ke
jaringan luar
Perfusi jaringan
terganggu
Ulkus
Kerusakan integritas
jaringan
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thoraks
Ultrasonografi (USG)
padat dan kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras;
Mammografi
untuk mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi
Gangguan Neurovaskuler
panjang.
Fraktur patologi
Fibrosis payudara
Kematian
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
b. Masektomi
c. Terapi radiasi
d. Rekonstruktif
e. Pengobatan sistemik
f. Terapi hormonal
h. Kemoterapi
a. Pengertian
umum.
b. Fisiologis/pengaturan
1) Resepsi
2) Persepsi
3) Reaksi
a) Respon fisiologis
b) Respon perilaku
Numeris
deskriptif
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Nyeri Nyeri berat Nyeri tak
nyeri ringan berat tertahankan
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Kebudayaan
4) Makna nyeri
5) Perhatian
massase.
6) Ansietas
7) Keletihan
kemampuan koping.
8) Pengalaman sebelumnya
menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang.
9) Gaya koping
anda merasa kesepian. Hal yang sering terjadi adalah klien merasa
kehilangan control terhadap lingkungan atau kehilangan control
terhadap klien.
e. Jenis gangguan
Luka bakar
Fraktur
Angina pectoris
a. Demografi
1) Biodata
2) Riwayat kesehatan
sama.
b. Aktivitas / istirahat
c. Nutrisi
d. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri pada penyakit yang luas. (nyeri lokal jarang terjadi pada
e. Seksualitas
suhu, raba puting, gatal, rasa terbakar atau puting meregang. Riwayat
menarke dini (lebih muda dari usia 12 tahun). Menopause lambat
f. DIAGNOSA KEPERAWATAN
22
menggunakan tehnik mengurangi nyeri
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan manajemen
nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi, dan tanda
nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
2 Kerusakan integritas Integritas jaringan : kulit dan Perawatan luka Kel.13
jaringan berhubungan membrane mukosa Angkat balutan dan plester
dengan Setelah dilakukan tindakan perekat
keperawatan 3x24 jam selama 3 hari Cukur rambut disekitar
diharapkan membrane mukosa jaringan daerah yang terkena luka
dan kulit yang rusak dapat diperbaiki Monitor karakteristik luka,
dengan kriteria hasil : termasuk drainage, warna
Suhu kulit ukuran dan bau
Sensasi Ukur luas luka
23
Elastisitas Singkirkan benda-benda
Integritas yang tertanam pada luka
Pertumbuhan rambut pada kulit Bersihkan dengan normal
salin
Tempatkan area yang luka
pada air mengalir
Berikan perawatan insisi
pada luka
Berikan perawatan ulukus
pada luka
Berikan balutan yang sesuai
dengan jenis luka
Pertahankan teknik balutan
steril ketika melakukan
perawatan luka
Periksa luka setiap
menggantikan balutan
Bandingkan dan catat setiap
perubahan
3 Gangguan citra tubuh Citra tubuh Peningkatan citra tubuh Kel.13
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Tentukan harapan citra diri
24
keperawatan 3x24 jam selama 3 hari pasien pasien didasarkan
diharapkan penilaian terhadap citra pada perkembangan
tubuh meningkat dengan kriteria hasil : Tentukan jika terdapat
Mampu memberikan gambaran perasaan tidak suka terhadap
internal diri karakteristik fisik
Mampu mendeskripsikan Tentukan perubahan fisik
bagian tubuh yang terkena saat ini apakah
dampak berkonstribusi pada citra diri
Mampu menunjukkan sikap pasien
menerima bagian tubuh yang Bantu pasien memisahkan
terkena dampak penampilan fisik dari
Mampu menunjukkan kepuasan perasaan berharga secara
terhadap gambaran tubuh pribadi
Mampu menyesuaikan dengan Bantu pasien menentukan
perubahan yang terjadi pada keberlanjutan daru
tubuh individu perubahan-perubahan actual
dari tubuh dan tingkat
fungsinya.
Bantu pasien untuk
menentukan pengaruh per
group terhadap persepsi
25
pasien mengenai citra tubuh.
26
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Nama Perawat : Kelompok 13
Tanggal Pengkajian : 6 September 2016
Jam Pengkajian : 10.30 WIB
1. Biodata
Pasien
Nama : Ny. P
Umur : 45 thn
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Kawin
Alamat : Cegulu, Kulon progo
Tanggal Masuk RS : 4 September 2016
Diagnosa Medis : Ca Mamae
Penanggung Jawab
Nama : Bp. S
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Status Pernikahan : Kawin
Alamat : Cegulu, Kulon progo
Hubungan dengan Klien: Suami
2. Keluhan Utama
Klien mengeluhkan nyeri di bagian payudara kiri serta mengeluarkan pus
Riwayat Kesehatan
27
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Wates, dengan keadaan sadar yang diantar oleh
keluarga. Klien datang dengan keluhan deman kurang lebih 20 hari serta nyeri
di payudara kiri serta mengeluarkan pus (nanah).
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan belum pernah masuk rumah sakit sebelumnya, kalaupun
sakit hanya demam dan pusing biasa. Klien juga mengatakan tidak memiliki
alergi. Untuk obat-obatan klien mengatakan tidak memiliki kebiasaan minum
obat-obatan apapun.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
seperti dirinya, dan hanya baru klien saja yang mengalami penyakit seperti
sekarang.
GENOGRAM
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal dunia
: pasien
28
: Tinggal dalam satu rumah
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
S :7
d. Nutrisi
Klien mengatakan sebelum sakit makannya tidak tentu, kadang 2x sehari dan
kadang juga 3x sehari dengan makan-makanan apa saja, bisa sayur dan tahu,
kadang juga makan daging. Sebelum sakit klien mengatakan berat badannya
52,5 kg. Setelah sakit klien mengatakan klien mau makan, dan klien juga
menghabiskan porsi makanan yang disediakan oleh pihak RS. Klien
mengatakan tidak memiliki makanan pantangan apapun.
e. Cairan, elektrolit dan asam basa
29
Klien mengatakan sebelum sakit klien mengatakan bisa minum 1 botol aqua
yang besar sekitar 1500 ml, semenjak sakit pun klien mengatakan bisa minum
1 botol aqua yang besar sekitar 1500 ml. Turgor kulit elastis. Saat ini klien
terpasang infus NaCl 20 tpm.
f. Oksigenasi
Klien mengatakan saat ini tidak mengalami sesak nafas, dengan frekuensi
nafas 16x/menit. Klien mengatakan sekarang tidak mengalami batuk, ataupun
sesak nafas. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat asma, TB, dan tidak
memiliki batuk darah.
g. Eliminasi fekal/bowel
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit rutin BAB 2x dalam sehari,
semenjak masuk RS klien mengatakan BAB 1x sehari. Pemenuhan kebutuhan
ADL bowel dibantu oleh suaminya.
h. Eliminasi urin
Klien mengatakan sebelum sakit, BAK kadang 3x sampai 4x sehari, setelah
sakit klien mengatakan sering BAK sampai 6-8x sehari. Klien mengatakan
tidak ada darah ataupun nyeri saat BAK, klien juga mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit batu ginjal, ataupun injury/trauma. Saat ini klien tidak
terpasang kateter, kebutuhan pemenuhan ADL bladder dibantu suami dengan
menggunakan pispot dengan warna urine normal kuning jernih.
i. Sensori, Persepsi dan Kognitif
Klien mengatakan tidak memiliki gangguan pendengaran, penciuman, sensasi
taktil, pengecapan, dan riwayat penyakit eye surgery.
4. Pemeriksaan Fisik:
a. Keadaan Umum
Klien dalam kondisi compos mentis, dengan GCS: 15, E:4, V:5, M:6
Vital sign:
TD :140/90 mmHg
Nadi :84x/m
Respirasi : 16x/m
Suhu : 36,5oc
b. Kepala
30
Kulit kepala klien normal, tidak kotor dan tanpa disertai hematoma maupun
lesi. Rambut kepala beruban, kering, kusam dan mudah rontok. Muka wajah
normal, tidak mengalami bells paslsy, hematoma dan lesi.
Mata, dengan konjungtiva anemis, sclera anikterik, pupil mata isokor, dengan
palpebra normal, tanpa disertai oedema maupun hordeolum. Lensa mata
normal, dengan visus normal antara kanan/kiri.
Hidung klien normal, tanpa adanya septum defiasi, polip, epistaksis, dan
gangguan indra penghidu.
Mulut, gigi: gigi graham ompong dan mengalami caries dentis. Bibir kering
tanpa disertai stomatitis dan sianosis.
Telinga simetris antara kiri dan kanan, tanpa disertai gangguan pendengaran
dan telinga bersih.
c. Leher
Pada leher tidak mengalami pembesaran kelenjar thyroid, tidak disertai
pelebaran JVP, kaku kuduk, hematoma maupun lesi.
Tenggorokan normal, tidak terdapat nyeri telan, hiperemis, dan pembesaran
tonsil.
d. Dada
Bentuk dada klien normal, tidak ada barrel chest, funel chest, maupun pigeon
chest.
Pulmo:
Inspeksi :normal, tidak terdapat bentuk dada pigeon chest. Tampak
pengembangan dada kanan dan kiri sama.
Palpasi :Fremiktus taktil kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor
Askultasi : vesikuler antara kanan dan kiri.
Cor:
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak di ICS 2, ICS 5, Midaxila dan midklavikula
Askultasi : S1 Lup, S2 Dup, dan tidak terdapat suara tambahan
e. Abdomen
Askultasi : peristaltik usus : 10x/menit
Inspeksi : normal, tidak terdapat ascites
31
Palpasi : normal, tidak terdapat hepatomegali, splenomegali, dan tumor
Perkusi : normal dengan suara timpani.
f. Genitalia
Perempuan : normal, klien tidak mengalami prolapsus uteri, perdarahan,
maupun keputihan.
g. Rectum
Rectum normal, klien tidak mengalami hemoroid, prolaps,maupun tumor.
h. Ektremitas Atas
Saat dikaji ektermitas kanan dan kiri klien sama kuat, klien dapat melakukan
aktivitas dengan kedua tangan, pada tangan kanan terpasang IV line, tidak
terdapat pembesaran pada kedua tangan, dan CRT < 2 detik
i. Ektremitas Bawah
Saat dikaji ektermitas kanan dan kiri klien sama kuat, klien dapat melakukan
aktivitas dengan kedua kakinya, tidak terdapat pembesaran (odema) pada
kedua kaki, dan CRT < 2 detik
5. Psiko, Sosio, Budaya, dan Spiritual
a. Psikologis
Klien mengatakan setelah mnegalami masalah ini merasakan cemas, kemudian
merasa takut kenapa dia bisa mengalami Ca mamae. Cara klien mengatasi
masalahnya hanya berpasrah saja dan mengobrol dengan keluarganya. Setelah
pulang nanti, klien mengatakan akan selalu menjaga kesehatan.
b. Sosial
Klien mengatakan kegiatan sehari – hari hanya berladang dan dirumah,
kadang mengikuti pengajian dengan ibu-ibu disekitar lingkungannya.
c. Budaya
Klien mengatakan dari kecil sudah mengikuti kebiasaan budaya jawa, klien
juga tidak memiliki pantangan terkait dengan makanan yang dimakan
kemudian tidak memiliki kebudayaan yang merugikan kesehatannya.
d. Spiritual
Aktivitas sehari- hari klien mengatakan beribadah secara rutin, dimana selalu
rutin melakukan sholat 5 waktu.
6. Pemeriksaan Penunjang
Nama Klien : Ny. W No. Register : 58293xx
Umur : 66 thn Diagnosa Medis : Anemia dd Hemel
32
Ruang Rawat : Gardenia Alamat : Tegowanu 22, Kaliagun
33
GULA DARAH
23 Glukosa darah sewaktu 249 <140 mg/dL
GINJAL
24 Ureum 71 10-50 mg/dL
25 Kreatinin 1,0 0,6-1,2 mg/dL
ELEKTROLIT
26 Natrium 137,0 135-146 Mmol/l
7. Terapi Medis
a. Cairan IV
Infus nacl 20 tpm
Inj keterolac /8 jam
Inj ranitidin 1000 mg/12 jam
Inj ceftriaxon 1000mg ampul/12 jam
Levemir 0-0-10 SC
b. Obat Peroral
Paracetamol 3x500 mg
c. Obat Parenteral
Tidak ada
d. Obat Topikal
Tidak ada
34
B. Analisa Data
ANALISA DATA
DO:
- Klien tampak meringis menahan
- TTV:
TD:140/90mmHg, N:84x/menit,
RR:16x/menit, Suhu: 365oC
7-9-2016 DS: Penyakit Resiko
10.35 - Klien mengatakan lubang dipayudara DM Infeksi
WIB kiri nyeri dan mengeluarkan nanah
DO:
- Lubang dipayudara klien tampak
kemerahan dan mengeluarkan nanah
35
(pus)
- Lekosit 14,81
36
RENCANA KEPERAWATAN
37
Ny. P, maka luka tidak terjadi infeksi sesudah tindakan keperawatan
dengan kriteria hasil sebagai berikut: 2. Monitor tanda dan gelaja infeksi
Knowledge: infection control 3. Berikan perawatan pada area
1. Klien bebas dari tanda dan yang luka
gejala infeksi 4. Ajarkan klien dan keluarga tanda
2. Menunjukkan kemampuan dan gejala infeksi
untuk mencegah timbulnya 5. Kolaborasi pemberian antibiotik
infeksi
3. Menunjukkan perilaku
kebersihan diri
3 Nyeri akut b.d agen cidera Setelah dilakukan tindakan Pain Management: Kel.13
biologis keperawatan selama 3x 24 jam pada 1. Kaji TTV
Ny. P maka nyeri klien dapat teratasi 2. Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan criteria hasil sebagai berikut: komprehensif
Pain control : 3. Observasi reaksi nonverbal dari
4. Mampu mengontrol nyeri (tahu ketidaknyamanan
penyebab nyeri, mampu 4. Ajarkan cara manajemen nyeri
menggunakan tehnik dengan tehnik nafas dalam
nonfarmakologi untuk 5. Kolaborasi pemberian analgesik
mengurangi nyeri, mencari
38
bantuan)
5. Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan manajemen
nyeri
6. Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi, dan tanda
nyeri)
7. Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
39
2. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
CATATAN PERKEMBANGAN I
40
2. Lavemir 0-0-10 secara SC
sebelum makan
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1, 2, 3,4,
5
2 7-9-2016 16.00 1. Mencuci tangan setiap sebelum dan S: Kel.13
sesudah tindakan keperawatan 1. Klien mengatakan nyeri diarea
2. Memonitor tanda dan gelaja infeksi luka dan merasa panas
2. Klien mengatakan kadang-
16.10 3. Memberikan perawatan pada area yang kadang nanah keluar dari
luka araea luka walaupun sudah
4. Mengajarkan klien dan keluarga tanda dan diperban
gejala infeksi O:
16.15 5. Berkolaborasi pemberian antibiotik 1. Luka klien tampak kemerahan
dan mengeluarkan nanah
2. Ceftriaxon 1 g/12 jam
A:
Masalah belum teratasi
41
P:
Lanjutkan intervensi 2,3,4,dan
5
3 7-9-1016 21.00 1. Mengkaji TTV S: Kel.13
2. Melakukan pengkajian nyeri secara 1. Klien mengatakan nyeri
komprehensif dibagian payudara kiri, dan
21.05 3. Mengobservasi reaksi nonverbal dari terasa seperti ditusuk-tusuk
ketidaknyamanan 2. Klien mengatakan skala
4. Ajarkan cara manajemen nyeri dengan nyerinya 7
tehnik nafas dalam 3. Klien mengatakan sudah
00.00 5. Kolaborasi pemberian analgesik pernah diajari cara nafas
dalam
O:
1. TD: 140/90
N : 84
S : 36,5
RR : 17
2. P : ketika sedang perawatan
luka, dan ketika bergerak
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: dipayudara kiri
42
S: skala 7
T: Kadang-kadang
3. Klien terlihat meringis
menahan nyeri
4. Keterolac 30 mg
A:
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan intervensi 1,2,3 dan
5
43
CATATAN PERKEMBANGAN II
44
sebelum makan
A:
masalah teratasi sebagian
P:
lanjutkan intervensi 1,2,dan 5
2 8-9-2016 10.00 1. Memonitor tanda dan gelaja infeksi S: Kel.13
2. Memberikan perawatan pada area yang 1. Klien mengatakan nyeri
luka diarea luka dan masih merasa
panas dan perih ketika
10.15 3. Mengajarkan klien dan keluarga tanda dan dibersihkan
gejala infeksi 2. Klien mengatakan kadang-
4. Berkolaborasi pemberian antibiotik kadang nanah masih keluar
dari araea luka walaupun
sudah diperban
O:
1. Klien tampak menahan sakit
2. Luka masih merah dan
mengeluarkan nanah
3. Ceftriaxon 1 g/12 jam
45
P: lanjutkan intervensi 1,2, dan 4
3 8-9-2016 11.00 1. Mengkaji TTV S: Shantos
2. Melakukan pengkajian nyeri secara 1. Klien mengatakan masih
komprehensif merasakan nyeri di area
3. Mengobservasi reaksi nonverbal dari payudara kiri
ketidaknyamanan 2. Klien mengatakan skala nyeri
4. Kolaborasi pemberian analgesik berkurang dari 7 menjadi 4
O:
1. Klien masih tampak meringis
menahan nyeri tetapi bisa
mengurangi rasa nyeri
dengan nafas dalam
2. TD: 120/80
N:84
S:36,8
RR: 17
3. Keterolac 30 mg
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2, dan 4
46
CATATAN PERKEMBANGAN III
47
2 9-9-2016 10.00 1. Memonitor tanda dan gelaja infeksi S: Kel.13
2. Memberikan perawatan pada area yang 1. Klien mengatakan nanah yang
luka kelua5 sudah sedikit
2. Klien mengatakan ingin cepat
11.00 3. Berkolaborasi pemberian antibiotik pulang
O
1. Luka klien tampak kering dan
disekitar luka tidak lagi tampak
kemerahan
2. Nanah yang keluar berkurang
3. Ceftriaxon 1g/12 jam
A
Masalah teratasi sebagaian
P
Lanjutkan intervensi 1,2, dan 3
48
berkurang dari 4 menjadi 2
O:
1. Klien tampak segar
2. TD: 120/70
N:84
S:36,5
RR: 18
3. Keterolac 30 mg
A: Masalah sudah teratasi
P: Hentikan Intervensi
49
BAB IV
PEMBAHASAN
yang diberikan pada pasien. Lima komponen tersebut terdiri dari pengkajian,
kenyamanan pasien berupa nyeri seperti tertusuk-tusuk pada payudara kiri saat
bergerak dan saat dilakukan perawatan dengan skala 7. Hal tersebut juga sesuai
denga teori Perry & Potter (2006) yang mengatakan bahwa tingkat kenyamanan
pasien dapat diukur dengan mengguna pengkajian nyeri secara objektif yaitu
atau lokasi nyeri), S (skala nyeri yang dirasakan), T (waktu nyeri muncul sudah
sejak kapan dan berapa lama). Berdasarkan asuhan keperawatan dan teori yang
agen cedera biologis dengan tujuannya pain control serta tindakan berupa
manajemen nyeri.
pasien berupa lubang pada payudara kiri yang disertai nanah. Perubahan tersebut
didukung oleh Smeltzer & Bare (2006) yang mengatakan bahwa metastasis sel
abnormal kekulit dapat dapat dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi
dan berjamur. Sehingga untuk masalah tersebut dapat ditegakkan diagnose resiko
50
infeksi dengan tujuan berupa Knowledge: infection control dan tindakan
Data yang lain juga berupa perubahan pada status gula darh klien berupa
peningkatan kadar gula darah yang juga menjadi faktor resiko dari kejadian
kanker payudara. Hal tersebut sesuai dengan teori dari Perry & Potter (2006) yang
mengatakan bahwa salah satu faktor resiko terjadinya kanker payudara adalah
ketidakseimbanagan kadar gula darah dan resiko infeksi serta tujuan tercapai pada
51
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Untuk mengetahui dan memberikan asuhan keperawatan pada
pasien yang disesuaikan dengan kebutuhan dasar manusia
Kanker payudara adalah pertumbuhan sel-sel abnormal pada
jaringan mamae
Kanker payudara disebabkan oleh faktor genetic, lingkungan dan
humoral serta dapat didukung oleh fakto resiko berikut Riwayat
kanker payudara sebelumnya, riwayat keluarga, menarke dini,
nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama,
menopause pada lansia, riwayat penyakit payudara jinak, pajanan
terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30
tahun, obesitas, kontraseptif oral, terapi pengganti hormone dan
masukan alkohol
Tanda dan gejala dari kanker payudara yaitu lesi yang tidak nyeri,
terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur. Retraksi
putting susu dan lesi yang terfiksasi pada dinding dada dapat juga
menjadi tanda dari kanker payudara. Metastasis kekulit dapat dapat
dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur.
Pemeriksaan penunjang kanker payudara berupa Biopsi payudara
52
Penetalaksanaan medis dari kanker payudara adalahh pengobatan
dan kemoterapi
2. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu memahami tahapan-tahapan asuhan
keperawatan pada klien dengan kanker payudara berdasarkan
kebutuhan dasar manusia.
b. Bagi perawat
Diharapkan agar dapat meningkatkan ketrampilan dalam memberikan
praktek asuhan keperawatan, khususnya tentang klien dengan status
kanker payudara sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
yang maksimal dan dapat menjadi educator bagi klien maupun
keluarga.
c. Bagi dunia dunia keperawatan
Diharapkan dengan adanya makalah ini, kita sebagai tenaga
keperawatan lebih memahami bagaimana gejala dan tanda-tanda
terjadinya kanker payudara serta asuhan keperawatannya dan
mempermudah masyarakat awam untuk mengetahui gangguan
tersebut.
53
Daftar Pustaka
http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/ensiklopedia-
Bulechek, G. M., et al. (2013). Nursing Intervention Classification. 6𝑡ℎ Ed. USA:
Mosby, Inc
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S., (Eds). (2014). NANDA International Nursing
Wiley Blackwell
Smeltzer & Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
54