Anda di halaman 1dari 276

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA

GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN GONDOKUSUMAN


YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Nur Alimah
NIM 08101241035

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JANUARI 2013

i
 
 
 
 
MOTTO

1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu

telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhan-mulah hedaknya kamu berharap

(Q.S Al-Insyrah 6 – 8).

2. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga

kaum itu mengubah keadaan mereka sendiri ( Q.S. Ar Ra’d: 11).

3. Tuliskan keinginanmu, tanamkan dalam hati, kemudian berdo’a dan berusaha

dengan penuh keyakinan dan sungguh-sungguh untuk meraihnya (Penulis).

v
 
PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, karya ini saya

persembahkan:

1. Untuk Ayah dan Ibunda tercinta yang tak henti-hentinya memberikan kasih

sayang, dorongan, do’a dan kepercayaan dengan sepenuh hati dan keikhlasan

hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Nusa, Bangsa dan Agama

vi
 
UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA
GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN GONDOKUSUMAN
YOGYAKARTA

Oleh
Nur Alimah
NIM 08101241035

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) bagaimana upaya kepala


sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan
Gondokusuman Yogyakarta dilakukan; 2) sejauhmana upaya yang dilakukan
Kepala Sekolah efektif dalam meningkatkan kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
kepala sekolah dan guru SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.
Tempat penelitian dilakukan di SMP Negeri yang berada di kawasan Kecamatan
Gondokusuman Yogyakarta yaitu SMP N 1 Yogyakarta, SMP N 5 Yogyakarta
dan SMP N 8 Yogyakarta. Adapun metode pengumpulan datanya menggunakan
teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) upaya yang dilakukan kepala
sekolah dalam meningkatkan kinerja guru yaitu: a) mengikutsertakan guru dalam
diklat; b) menyediakan fasilitaas yang diperlukan dalam proses pembelajaran; c)
menghimbau/ mengingatkan guru untuk memanfaatkan fasilitas yang telah
disediakan; d) memberikan kebebasan kepada guru dalam penggunaan metode
pembelajaran; e) menyediakan presensi dan mengecek secara berkala; f)
melakukan pengaturan meja guru untuk mempermudah komunikasi; g) melakukan
pengawasan terhadap setiap kegiatan pembelajaran; h) memberikan motivasi,
arahan dan contoh kepada guru; i) memberikan teguran kepada guru yang kurang
disiplin; dan j) kepala sekolah terbuka dan memberikan teladan kepada guru. 2)
Upaya tersebut bisa dikatakan efektif dalam meningkatkan kinerja guru sebab
kinerja guru menjadi lebih baik dan tertib baik mulai dari merencanakan,
melaksanakan pembelajaran hingga evaluasi/ penilaian pembelajaran.

Kata kunci : upaya kepala sekolah, kinerja guru, kecamatan gondokusuman,


pembelajaran

vii
 
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir skripsi ini, dengan judul “Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan

Kinerja Guru SMP Negeri Di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan karya ini tidak

akan berhasil tanpa dukungan, bimbingan, partisipasi dan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., selaku Rektor Universitas

Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan penulis untuk

menimba ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta beserta staf yang telah memberikan izin dan

memberikan kemudahan dalam menyelesaikan penelitian ini.

3. Bapak Dr. Cepi Safrudin A. J., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Administrasi

Pendidikan sekaligus sebagai Pembimbing Skripsi yang telah membantu

selama proses studi dan dengan penuh kesabaran membimbing dan

mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Bapak Suyud, M.Pd. selaku Pembimbing Skripsi yang dengan sabar

membimbing dalam penyusunan skripsi.

viii
 
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 8

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 9

D. Perumusan Masalah ............................................................................ 9

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9

F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10

x
 
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kinerja Guru ........................................................................................ 11

1. Pengertian Kinerja ......................................................................... 11

2. Kualifikasi dan Kompetensi Guru ................................................. 16

3. Peran Guru .................................................................................... 20

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ...................... 25

5. Indikator Kinerja Guru .................................................................. 26

B. Kekepala Sekolahan ............................................................................ 33

1. Pengertian Kepala Sekolah ............................................................ 33

2. Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah ................................ 34

3. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah ................................................. 38

C. Kerangka Pikir ...................................................................................... 44

D. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 49

B. Subjek Penelitian ................................................................................. 49

C. Tempat Penelitian ................................................................................ 50

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 51

E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 52

F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 54

G. Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................................. 55

xi
 
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Lokasi ...................................................................... 56

1. SMP N 1 Yogyakarta .................................................................... 56

2. SMP N 5 Yogyakarta .................................................................... 59

3. SMP N 8 Yogyakarta .................................................................... 62

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 65

1. SMP N 1 Yogyakarta .................................................................... 65

a. Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru

SMP N 1 Yogyakarta .............................................................. 66

b. Sejauhmana Upaya yang Dilakukan Kepala Sekolah Efektif

dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP N 1 Yogyakarta ..... 79

2. SMP N 5 Yogyakarta .................................................................... 88

a. Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru

SMP N 5 Yogyakarta ............................................................... 88

b. Sejauhmana Upaya yang Dilakukan Kepala Sekolah Efektif

dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP N 5 Yogyakarta ...... 102

3. SMP N 8 Yogyakarta .................................................................... 110

a. Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru

SMP N 8 Yogyakarta .............................................................. 110

b. Sejauhmana Upaya yang Dilakukan Kepala Sekolah Efektif

dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP N 8 Yogyakarta ...... 133

C. Pembahasan ......................................................................................... 142

xii
 
1. Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP

Negeri Di Kecamatan Gondokusuman ......................................... 143

2. Sejauhmana Upaya yang Dilakukan Kepala Sekolah Efektif

dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP Negeri Di Kecamatan

Gondokusuman ............................................................................. 162

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 170

B. Saran .................................................................................................... 171

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 172

LAMPIRAN ................................................................................................... 175

xiii
 
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi - Kisi Instrumen Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

Kinerja Guru ..................................................................................... 53

Tabel 2. Keadaan Siswa SMP N 1 Yogyakarta dalam Tiga Tahun Terakhir ... 58

Tabel 3. Keadaan siswa SMP N 5 Yogyakarta per Kelas Menurut Rombong-

an Belajar dan Jenis Kelamin Tiga Tahun Terakhir ......................... 61

Tabel 4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP N 5 Yogyakarta

Tahun 2011/2012 ............................................................................... 62

Tabel 5. Keadaan Siswa SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 ...... 65

Tabel 6. Keadaan Tenaga Pendidik SMP N 8 Yogyakarta ............................. 65

xiv
 
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkat-

kan Kinerja Guru .......................................................................... 44

Gambar 2. Guru sedang Mengarahkan Siswa untuk Mempraktekan Materi

Pelajaran Menggunakan Meja ....................................................... 81

Gambar 3. Guru sedang Menjelaskan dengan Menulis di Papan Tulis ........... 81

Gambar 4. Guru Mengawasi Siswa yang sedang Mengerjakan Soal .............. 83

Gambar 5. Daftar Peminjaman Buku Guru/ Karyawan SMP N 1 Yogyakarta. 85

Gambar 6. Guru sedang Memaparkan Materi dengan LCD di Laboratorium

Komputer ....................................................................................... 105

Gambar 7. Tempat Membaca dengan Kursi ..................................................... 125

Gambar 8. Tempat Membaca dalam Bentuk Lesehan .................................... 125

Gambar 9. Siswa sedang Berkonsentrasi Mengerjakan Ulangan di Laborato-

rium Bahasa .................................................................................. 128

xv
 
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Penelitian ................................................................... 176

Lampiran 2. Ringkasan Hasil Wawancara ..................................................... 180

Lampiran 3. Transkrip Wawancara ................................................................ 196

Lampiran 4. Hasil Observasi .......................................................................... 217

Lampiran 5. Hasil Studi Dokumentasi ........................................................... 231

Lampiran 6. Foto Hasil Dokumentasi ............................................................ 232

Lampiran 7. Ringkasan Data Hasil Penelitian ............................................... 235

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................... 249

Lampiran 9. Daftar Hadir .............................................................................. 252

Lampiran 10. Daftar Nilai Siswa ..................................................................... 255

Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian ................................................................... 256

xvi
 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dikatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Untuk itulah, pendidikan di Indonesia secara terus-menerus berusaha untuk

ditingkatkan mutunya. Dengan demikian, akan mampu membentuk karakter

manusia Indonesia yang berilmu, cakap dan berakhlak mulia.

Pendidikan saat ini lebih dituntut agar mampu mengembangkan potensi

peserta didik. Masing – masing peserta didik memiliki potensi yang berbeda –

beda. Potensi peserta didik yang masih terpendam perlu dikembangkan melalui

pendidikan dengan mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Mengembangkan potensi peserta didik melalui tiga aspek tersebut akan mampu

membentuk karakter peserta didik khususnya dan karakter bangsa secara umum.

Indonesia dahulu menggunakan sistem sentralisasi pendidikan. Sistem

sentralisasi pendidikan ini maksudnya pemerintah pusat memiliki wewenang

secara penuh terhadap pendidikan. Misalnya saja dalam hal kebijakan. Pemerintah

memiliki wewenang penuh dalam menentukan kebijakan pendidikan. Setiap

sekolah hanya tinggal menunggu instruksi dari pemerintah pusat untuk

melaksanakan.

1
 
Sekarang Indonesia telah menganut sistem otonomi daerah yang kemudian

menuntut adanya otonomi di bidang pendidikan atau bisa dikatakan sistem

desentralisasi pendidikan. Di sini pemerintah pusat tetap memiliki wewenang

tetapi tidak secara penuh terhadap pendidikan. Menurut Hasbullah (2006: 44)

dikatakan bahwa otonomi di bidang pendidikan tidak hanya diartikan sebagai

pemberian kewenangan daerah untuk mengelola pendidikan, tetapi juga harus

diartikan untuk memberikan kewenangan yang lebih besar kepada kepala sekolah

untuk mengurus kegiatan proses pengelolaan pendidikan di sekolah dalam upaya

mengoptimalkan hasil pembelajaran. Sekolah diberikan wewenang untuk

mengelola sendiri sumber daya yang dimiliki sekolah, sehingga sekolah dituntut

untuk mampu mengelola dengan baik. Sumber daya tersebut misalnya, guru,

sarana prasarana, dana, dan lain-lain. Ide – ide kreatif dan inovatif di sini akan

sangat diperlukan untuk dapat mengelola dengan baik dan maksimal.

Desentralisasi pendidikan ini kemudian memunculkan akan sangat pentingnya

sosok pemimpin yaitu kepala sekolah. Kepala sekolah akan berperan sangat

penting dalam mengelola sumber daya yang dimiliki sekolah. Kepala sekolah

memiliki tugas dan wewenangnya yang harus dilaksanakan dengan baik. Untuk

itulah kepala sekolah dituntut harus benar – benar memiliki kemampuan agar

mampu melaksanakan tugas tersebut.

Kepala sekolah menjadi kunci keberhasilan dan kemajuan peningkatan mutu

sekolah. Dikatakan demikian karena sekolah itu sendiri bisa dikatakan sebuah

organisasi lembaga pendidikan yang didalamnya harus memiliki seorang

pemimpin yang berkualitas. Pemimpin yang berkualitas akan mampu membawa

2
 
sekolah pada arah tujuan yang hendak dicapai dan mampu mengatasi berbagai

hambatan yang dihadapi. Di dalam sebuah organisasi lembaga pendidikan yaitu

sekolah, kepala sekolah yang akan membawa sekolah pada arah tujuan yang

mengarah pada pencapaian mutu sekolah sesuai dengan yang telah ditargetkan.

Keberhasilan peningkatan mutu yang dicapai sekolah tentunya bukan hanya

kepala sekolah yang bergerak sendiri, tetapi ada campur tangan dari tenaga

pendidik. Di dalam UURI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dikatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembalajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakuka penelitian

dan pengembangan kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan

tinggi. Dalam hal ini yang dimaksud tenaga pendidik di sekolah adalah guru.

Bahkan dapat dikatakan bahwa guru sangat berpengaruh terhadap peningkatan

mutu sekolah. Dapat dikatakan demikian sebab guru lah yang berperan langsung

dalam proses pendidikan yaitu proses pembelajan. Keberhasilan peningkatan

mutu sekolah tentunya dilihat dari keberhasilan dalam proses pembelajaran

tersebut. Proses pembelajaran merupakan hal pokok dan utama yang harus ada di

dalam pendidikan.

Oleh karena proses pembelajaran merupakan hal pokok dalam pendidikan

yang kemudian akan dijadikan sebagai salah satu penentu dalam peningkatan

mutu sekolah, maka diperlukan kinerja yang baik dari guru. Loyalitas yang tinggi,

etos kerja dan kegigihan dituntut ada dalam diri seorang guru agar kinerjanya

bagus. Meskipun dalam UURI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

3
 
dikatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi tersebut meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi profesi.

Meskipun guru memiliki kualifikasi dan kompetensi tersebut tetapi ternyata

belum dapat menjamin guru memiliki kinerja yang bagus. Bahkan sampai

sekarang masih ada guru yang mengajar yang belum sesuai kualifikasi

akademiknya dengan mata pelajaran yang diajarkan, sehingga hal ini sedikit

banyak akan sangat mempengaruhi kinerja guru.

Seperti hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Imam Muchoyar (2007, vii)

yang berjudul “Kinerja Guru SMK Bidang Keahlian Teknik Pembangunan Di

DIY” disimpulkan bahwa hasil penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa

“terdapat perbedaan kinerja guru yang dilihat dari jenjang pendidikan, jumlah
pengalaman pelatihan yang pernah diikuti, dan masa kerja guru. Perbedaan
kinerja antara guru dengan latar belakang jenjang pendidikan S1 dibanding
dengan guru latar belakang jenjang pendidikan DII/ SM (rerata kinerja guru
S1 = 97,52; rerata kinerja DII/SM = 97,14). Ini berarti guru dengan jenjang
pendidikan S1 memiliki kinerja lebih baik dibanding guru dengan jenjang
pendidikan DIII/ SM. Selain itu, dikatakan bahwa terdapat perbedaan kinerja
antara guru dengan jumlah pengalaman pelatihan yang pernah diikuti oleh
guru. Menurut pendapat siswa, guru yang memiliki jumlah pelatihan
sebanyak 3 kali akan memiliki kinerja yang paling tinggi. Sedang menurut
pendapat kepala sekolah, guru mempunyai pengalaman pelatihan lebih dari 5
kali memiliki kinerja paling tinggi. Sementara dari sisi masa kerja guru, juga
terdapat perbedaan kinerja. Menurut pendapat siswa, guru yang kategori masa
kerjanya antara 9-12 tahun memiliki kinerja yang paling tinggi (102,00) dan
terendah masa kerja di atas 20 tahun (94,17), sedangkan menurut kepala
sekolah, kinerja guru yang paling tinggi adalah yang masa kerjanya 5-8 tahun
(30,67) dan terendah adalah yang masa kerjanya 13-16 tahun (28,13). Secara
umum kecenderungan tinggkat kinerja guru menutrut siswa adalah sangat
tinggi(8,1%), tinggi (40,0%), kurang tinggi (44,0%) dan rendah (7,1%),

4
 
sedangkan pendapat kepala sekolah sangat tinggi (3,8%), tinggi (35,4%) dan
kurang tinggi (60,8%)”.

Hasil penelitian tersebut dapat membuktikan bahwa memang kualifikasi

akademik guru juga mempengaruhi kinerja guru. Sebab guru yang memiliki

kualifikasi akademik S1 memang kinerjanya lebih baik daripada guru yang

memiliki kualifikasi akademik D III. Padahal yang terjadi di lapangan ternyata

masih ada guru yang memiliki kualifikasi D III.

Berdasarkan hasil pra observasi, ditemukan beberapa permasalahan yaitu dari

segi kedisiplinan masih ada guru yang masuk kelas agak terlambat meskipun

jumlahnya hanya sedikit. Sedangkan melihat dari segi kualifikasi serta tugas

mengajar ternyata masih ada guru yang kualifikasinya di bawah S1, selain itu

guru juga mengalami kendala ketika kualifikasi akademiknya berbeda dengan

tugas mengajar yang diberikan. Misalnya saja guru lulusan S1 Sosiologi, tetapi

harus mengajar mata pelajaran IPS secara terpadu. Di samping memiliki tugas

utama yaitu mengajar, guru juga diberikan tugas tambahan sehingga tugas

utamanya menjadi sedikit teranggu. Melihat dari segi kemampuan guru dalam

penguasaan IT ternyata masih ada bebrapa guru yang boleh dikatakan kurang

mampu mengoperasikan komputer. Guru tersebut bukan tidak mampu, tetapi guru

tersebut hanya mampu mengoperasikan komputer pada tingkat dasar.

Pendidikan sebagai gejala manusiawi dapat di analisis dan proses atau situasi

pendidikan. Proses atau situasi pendidikan tersebut ditandai dengan adanya

komponen pendidikan yang secara terpadu saling berinteraksi dalam suatu

rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dalam mencapai tujuan. Dwi Siswoyo,

dkk., (2008: 33) menyebutkan bahwa komponen-komponen pendidikan itu


5
 
meliputi: tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, isi pendidikan, metode

pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Namun, komponen yang

paling utama yaitu tujuan pendidikan, peserta didik, dan pendidik. Untuk itulah

sebagai salah satu komponen yang paling utama dalam sebuah pendidikan kinerja

seorang guru atau pendidik harus diperhatikan.

Kinerja guru yang sudah bagus perlu ditingkatkan atau minimal

dipertahankan, namun untuk guru yang kinerjanya kurang bagus perlu diberi

bimbingan dan motivasi agar lebih baik. Hal itulah yang memunculkan akan arti

pentingnya kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah harus mampu

membimbing, memotivasi dan mengarahkan guru agar dapat melaksanakan tugas

dan tanggungjawabnya sebagai guru dengan baik. Kepala sekolah harus mampu

menggerakan guru dengan baik tetapi bukan memaksa. Dalam menberikan

bimbingan, motivasi serta arahan kepada guru tentunya diperlukan pendekatan –

pendekatan yang sesuai dengan guru secara personal, sebab masing – masing guru

memiliki karakter yang berbeda – beda.

Kepala sekolah harus memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi agar mampu

menggerakan guru demi pencapaian tujuan sekolah sesuai yang telah

direncanakan sebelumnya. Namun tidak hanya itu saja, kepala sekolah juga harus

membimbing, memotivasi dan mengarahkan dalam proses pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab seorang guru. Kepala sekolah harus mampu menciptakan

lingkungan kerja yang nyaman bagi guru. Sehingga guru akan mampu

melaksanakan tugasnya dengan baik demi pencapaian tujuan serta peningkatan

6
 
mutu sekolah. Dari kepemimpinan kepala sekolah itulah akan menimbulkan

dampak pada lingkungan serta suasana kerja di sekolah.

Mengingat akan sangat pentingnya peran seorang guru dalam proses

pembelajaran di kelas, maka akan sangat dibutuhkan kinerja guru yang baik agar

mampu menyukseskan pembelajaran. Dengan susksesnya pembelajaran di kelas,

maka tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai. Sehingga, dengan melihat

permasalahan tersebut di atas akan sangat mempengaruhi prestasi peserta didik

dan tujuan pendidikan di sekolah.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai salah satunya

yaitu pimpinan organinsasi. Di dalam organisasi di sekolah, seorang kepala

sekolah menjadi pimpinan langsung dari guru memiliki wewenang menganalisis

penyebab guru memiliki kinerja yang kurang baik. Di sinilah kepala sekolah

memiliki peran dan tugas untuk meningkatkan kinerja guru. Dengan mengetahui

penyebab tersebut maka kepala sekolah sebagai pimpinan akan di tuntut untuk

mengupayakan peningkatan kinerja guru agar lebih baik. Sehingga, dengan

kemampuan yang dimiliki guru tersebut akan dapat dioptimalkan untuk mencapai

tujuan pendidikan di sekolah yang telah direncanakan.

Wahjosumidjo (2002:90) menyatakan bahwa peranan kepala sekolah sebagai

pemimpin adalah bertanggung jawab untuk menggerakkan seluruh sumber daya

sekolah, mengontrol segala aktifitas guru dan staf, meneliti persoalan-persoalan

yang ada di lingkungan sekolah sehingga melahirkan etos kerja dan pada akhirnya

meningkatkan kinerja para guru dan staf. Seorang kepala sekolah harus memiliki

kemampuan untuk menggerakkan seluruh sumber daya sekolah termasuk guru.

7
 
Dari sinilah dapat dilihat kepala sekolah memiliki wewenang untuk dapat

memberdayakan sumber daya termasuk guru agar mampu melaksanakan tugasnya

dengan baik yang sesuai dan sesuai dengan tujuan sekolah yang telah ditetapkan.

Kepala sekolah juga harus melakukan penilaian terhadap kinerja masing-

masing guru baik secara individu maupun secara keseluruhan agar mampu

mengukur seberapa baikkah guru tersebut dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya. Dari penilaian tersebut dapat dianalis penyebab apabila

kinerja guru kurang baik. Sehingga, kepala sekolah dapat mengambil tindakan

dengan berbagai upaya agar kinerja guru menjadi lebih baik.

Melihat dari masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti

permasalahan upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SMP

Negeri di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta (SMP N 1 Yogyakarta, SMP N

5 Yogyakarta dan SMP N 8 Yogyakarta).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikatakan bahwa

identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Masih ada guru yang disiplinnya rendah.

2. Masih ada guru memiliki banyak tugas tambahan, sehingga tugas utama

menjadi terganggu.

3. Masih ada guru yang belum menguasai IT.

4. Masih ada guru yang belum melaksanakan tugasnya dengan baik.

8
 
5. Masih ada guru yang tugas mengajarnya belum sesuai dengan bidang atau

pendidikannya.

6. Masih ada guru yang kualifikasi akademiknya belum sesuai.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas tersebut penulis membatasi hanya

pada “Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP Negeri di

Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SMP

Negeri di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta?

2. Sejauhmana upaya yang dilakukan Kepala Sekolah efektif dalam

meningkatkan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman

Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tersebut maka dapat dikatakan bahwa

tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru

SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta dilakukan.

9
 
2. Mengetahui sejauhmana upaya yang dilakukan Kepala Sekolah efektif dalam

meningkatkan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman

Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat baik secara

praktis maupun teoritis yaitu sebagai berikut:

1. Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dalam

implementasi Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di

SMP N 1 Yogyakarta, SMP N 5 Yogyakarta dan SMP N 8 Yogyakarta serta

dapat menjadi bahan evaluasi maupun pengembangan bagi Kepala Sekolah

dalam meningkatkan kinerja guru di SMP N 1 Yogyakarta, SMP N 5

Yogyakarta dan SMP N 8 Yogyakarta.

2. Teoretis

a. Memberikan kontribusi dan masukan-masukan untuk pengembangan

penelitian khususnya dalam bidang pendidikan.

b. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi ilmiah bagi penelitian yang

berkaitan dengan Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja

Guru.

10
 
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja

Istilah kinerja sering disebut dengan hasil atau prestasi atau tingkat

keberhasilan kerja baik secara individu maupun kelompok dalam sebuah

organisasi. Menurut Husaini Usman (2010: 487), mengemukakan bahwa kinerja

(performance) merupakan hasil kerja dan kemajuan yang telah dicapai seseorang

dalam bidang tuganya. Kinerja sama artinya dengan prestasi kerja atau

performance.

Menurut Wahjosumidjo (2002: 430) dikatakan bahwa kinerja merupakan

sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu

tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja.

Abdul Munis (2008: 31) mengatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja

berdasarkan penilaian tentang tugas dan fungsi jabatan sebagai pendidik, manajer

lembaga pendidikan, administrator, supervisor, innovator, dan motivator ataupun

yang penilaiannya dilaksanakan oleh suatu institusi tertentu, baik lembaga internal

maupun eksternal.

Veithzal Rivai (2006: 309) mengemukakan bahwa kinerja merupakan

perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang

dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Sedangkan pengukuran kinerja menurut H. Muhaimin (2010: 411) yaitu

proses yang dilakukan oleh lembaga dalam upaya untuk mengetahui tingkat
11
 
kinerja yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan

misi lembaga.

Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikatakan bahwa guru

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.

Menurut Dwi Siswoyo, dkk (2008: 33) disebutkan bahwa komponen-

komponen pendidikan itu meliputi: tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, isi

pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan pendidikan.

Namun, komponen yang paling utama yaitu tujuan pendidikan, peserta didik, dan

pendidik. Dengan demikian, dalam proses pendidikan sudah pasti terjadi interaksi

anatar ketiga komponen tersebut.

Oleh karena guru merupakan salah saru komponen utama dalam pendidikan,

maka guru harus memiliki kinerja yang baik dan memang dituntut untuk

demikian. Guru inilah yang menjadi kunci susksesnya dalam proses pembelajaran

di sekolah. Tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan terlihat dari bagaimana

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut.

Kinerja guru yang ada di Indonesia tertuang dalam SK MENPAN

NO.26/Menpan/1989, tentang angka kredit jabatan dalam Tesis Imam Muchoyar

(2007: 53). Secara garis besar kinerja guru tersebut yaitu meliputi:

a. Menyusun program pengajaran


b. Menyajikan program pengajaran
12
 
c. Melaksanakan evaluasi belajar
d. Melaksanakan analisis hasil belajar
e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa memang kinerja guru dapat dilihat

dari bagaiman guru merencanakan, melaksankan, hingga evaluasi pembelajaran.

Melihat dari kegiatan tersebut, maka akan dapat menilai bagaimana kinerja guru

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Menurut Keke T. Aritonang (2005) dikatakan bahwa kinerja guru adalah

presepsi guru terhadap prestasi kerja guru yang berkaitan dengan kualitas kerja,

tanggung jawab, kejujuran, kerjasama dan prakarsa.

Penilaian kinerja sangat penting untuk dilakukan demi terlaksananya proses

pendidikan yang maksimal. Surya Dharma (2009: 252) mengemukakan ada

beberapa alasan perlunya penilaian kinerja antara lain:

“untuk memperkuat budaya yang berorientasikan kinerja atau untuk


membantu mengubah suatu budaya yang ada untuk menjadi lebih
berorientasikan kinerja, untuk meningkatkan kinerja individu dan organisasi,
untuk mengembangkan keahlian, kompetensi, dan potensi individu, untuk
memberikan informasi tentang kinerja yang di perlukan bagi penentuan gaji/
upah yang didasarkan pada kinerja, untuk meningkatkan dan
mempertahankan motivasi, untuk membantu dalam pengintergrasian sasaran
organisasi, fungsi, depertemen, dan individu, untuk menyediakan suatu
saluran komunikasi ekstra tentang hal-hal yang berkenaan dengan pekerjaan,
serta untuk mendukung manajemen yang berkualitas total (total quality
management)”.

Prawirosentana (1999:236) mengemukakan bahwa dalam menilai kinerja

pegawai ada beberapa faktor yang dapat dinilai yakni:

“pengetahuan seseorang pegawai tentang pekerjaan yang menjadi tanggung


jawabnya, kemampuan membuat rencana dan jadwal pekerjaan, pengetahuan
tentang standar menilai pekerjaan yang dipersyaratkan, kualitas atau
banyaknya volume pekerjaan yang mampu diselesaikan, pengetahuan teknis
atau pekerjaan, kemandirian, kerjasama dan kemampuan menyampaikan
gagasan”.
13
 
Selain itu dikatakan pula bahwa pengukuran kinerja meliputi 2 hal :

a. Pengukuran kinerja kegiatan yakni tingkat pencapaian target dari masing


– masing kelompok indikator dari kinerja.
b. Pengukuran pencapaian sasaran yakni mengetahui tingkat capaian dari
masing – masing kelompok indikator dari kinerja sasaran. Yang
kemudian dipaparkan pengukurannya dilakukan melalui:
1) Evaluasi dan monitoring (monev)
Monev untuk melaksanakan pengukuran terhadap pelaksanaan
program yang bertujuan untuk:
a) Mengetahui tingkat efektifitas program
b) Mengetahui kesalahan/ penyimpangan program sedini mungkin.
2) Evaluasi diri atau kegiatan audit internal
Dapat dilaksanakan pada pelaksanaan program maupun pada
pencapaian sasaran (H. Muhaimin, 2010: 411)

Siagian (2008: 227) juga mengemukakan bahwa penilaian kerja sangat

penting untuk dilakukan karena sangat bermanfaat bagi suatu organisasi, yaitu:

dapat mendorong peningkatan prestasi kerja, sebagai bahan pengambilan

kepurusan dalam pemberian imbalan, berguna untuk menyusun program

pendidikan dan pelatihan, membantu para guru untuk menentukan rencana

kariernya, dan berguna untuk kepentingan mutasi pegawai.

Dari beberapa pendapat di atas mengenai pengukuran dan penilaian kinerja

tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pengukuran dan penilaian kinerja guru oleh

kepala sekolah sangat perlu dilakukan guna mengetahui ketercapaian tujuan yang

telah direncanakan dari kinerja guru. Hal tersebut akan dapat dijadikan sebagai

acuan bagi kepala sekolah untuk peningkatan kinerja guru agar tujuan yang telah

ditentukan dapat tercapai. Sehingga, dengan pengukuran dan penilaian tersebut

dapat meningkatkan kinerja guru secara terus menerus.

Menurut Ivancevich dalam buku Surya Dharma (2005: 14) dikatakan bahwa

evaluasi kinerja merupakan sistem formal yang digunakan mengevaluasi kinerja

14
 
pegawai secara periodik yang ditentukan oleh organisasi. Evaluasi kinerja

mempunyai tujuan antara lain:

a. Pengembangan, digunakan untuk menetukan pegawai yang perlu di-


training dan membantu evaluasi hasil training. Dan juga dapat membantu
pelaksanaan konseling antara atasan dan bawahan sehingga dapat dicapai
usaha-usaha pemecahan masalah yang dihadapi pegawai.
b. Pemberian reward, digunakan untuk proses kenaikan gaji, insentif dan
promosi. Berbagai organisasi juga menggunakan untuk memberhantikan
pegawai.
c. Motivasi, digunakan untuk memotivasi pegawai, mengembangkan
inisiatif, rasa tanggungjawab sehingga mereka terdorong untuk
meningkatkan kinerja.
d. Perencanaan SDM, bermanfaat bagi pengembangan keahlian dan
keterampilan serta perencanaan SDM.
e. Kompensasi, memberikan informasi yang digunakan untuk menentukan
apa yang harus diberikan kepada pegawai yang berkinerja tinggi atau
rendah dan bagaimana prinsip pemberian kompensasi yang adil.
f. Komunikasi, evaluasi merupakan dasar untuk komunikasi yang
berkelanjutan antara atasan dengan bawahan menyangkut kinerja pegawai.

Adapun ukuran kinerja menurut T.R. Mitchell di dalam Penilain Kinerja Guru

oleh Depdiknas (2008) dapat dilihat empat hal, yaitu:

a. Quality of work – kualitas hasil kerja


b. Promtness – ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan
c. Initiative – prakarsa dalam menyelesaikan tugas
d. Capability – kemampuan menyelesaikan tugas
e. Communication – kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain.

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan

diukur berdasarkan spesifikasi/ kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap

guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud dan perilaku yang dimaksud adalah

kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru

merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai

hasil belajar.

15
 
2. Kualifikasi dan Kompetensi Guru

Di dalam Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa standar kompetensi guru

dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi

dalam kinerja guru. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kemampuan pokok

yang harus dimiliki oleh setiap guru di jadikan tolok ukur kualitas kinerja

Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikatakan

bahwa kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang

harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan

pendidikan formal di tempat penugasan.

Adapun kualifikasi akademik untuk guru pada jenjang pendidikan SMP/MTs

yaitu guru pada jenjang pendidikan SMP/ MTs, atau bentuk lain yang sederajat,

harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-VI)

atau sarjana (S1) program studi yang sesuai mata pelajaran yang diajarkan/

diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikatakan

bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi yang harus dimiliki guru yang

sesuai dengan Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 bahwa standar kompetensi

guru yang perlu dikembangkan ada 4 kompetensi utama yaitu kompetensi

16
 
pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Empat kompetensi guru tersebut

akan dijabarkan sebagai berikut.

a. Kompetensi pedagogik

Menurut Permendiknas no. 16 tahun 2007 dikatakan bahwa kompetensi

pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Menurut

Rusman (2011: 54) dikatakan bahwa kompetensi pedagogik meliputi pemahaman

terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. Dan berkenaan

dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan

kurikulum berdasarkan tingkat satuan pendidikannya masing-masing dan

kebuuhan lokal.

Kompetensi pedagogik ini merupakan kemampuan guru dalam proses belajar

mengajar yakni persiapan mengajar yang mencakup merancanng dan

melaksanakan skenario pembelajaran, memilih metode, media, serta alat evaluasi

bagi anak didik agar tercapai tujuan pendidikan baik pada arah kognitif, afektif,

maupun psikomotorik siswa (Musyarofah, 2008:10).

b. Kompetensi kepribadian

Disebutkan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian

yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta

didik yang tertera di dalam Permendiknas no. 16 tahun 2007. Rusman (2011: 55)

menyatakan bahwa pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu

perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan

17
 
generasi kualitas masa depan bangsa. Guru sebagai pendidik harus dapat

mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan

berlaku di masyarakat. Tata nilai termasuk norma moral, estetika dan ilmu

pengetahuan, mempengaruhi etik siswa sebagai pribadi dan anggota masyarakat.

Kriteria kompetensi kepribadian menurut Depdiknas (2008) meliputi:

1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan


nasional Indonesia.
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Kriteria-kriteria tersebut tentunya akan memberikan gambaran bahwa guru

harus memiliki kepribadian yang baik, mantap dan dapat dijadikan teladan. Sebab

perilaku dan kepribadian guru akan diamati dan dicontoh oleh peserta didik.

Sehingga, guru harus benar-benar menjaga sikap dan perilakunya.

c. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial menurut Permendiknas no. 16 tahun 2007 dikatakan

bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang

tua/ wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Menurut Depdiknas (2008), kriteria

kinerja guru yang harus dilakukan adalah:

1) Bertindak objektif serta tidak disktiminatif karena pertimbangan jenis


kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status
sosial.
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

18
 
3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan atau bentuk lain.

Guru harus mampu membawa diri dalam masyarakat dan mampu manjalin

komunikasi yang baik dengan siapa pun tanpa membeda-bedakan. Dengan

demikian, guru akan dapat memperoleh pengalaman yang luas, sebab kemampuan

membawa diri dan komunikasi yang baik menjadi jembatan untuk memperoleh

informasi dan pengalaman-pengalaman baru dari orang lain.

d. Kompetensi professional

Menurut Permendiknas no. 16 tahun 2007 disebutkan bahwa kompetensi

profesional adalah kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan

mendalam. Pekerjaan seorang guru merupakan suatu profesi yang tidak bisa

dilakukan oleh sembarang orang. Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan

keahlian khusus dan biasanya dibuktikan dengan sertifikasi dalam bentuk ijazah.

Profesi guru ini memiliki prinsip yang dijelaskan dengan UU Guru dan Dosen No.

14 Tahun 2005 sebagai berikut:

1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.


2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia.
3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas.
4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan sepanjang hayat.
8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan yang
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

19
 
Pekerjaan seorang guru tidaklah mudah, sebab dibutuhkan keahlian khusus,

panggilan jiwa, komitmen, kualifikasi dan kompetensi yang harus ada dalam diri

seoarang guru. Guru tidak hanya sekedar memberikan materi pembelajaran

kepada siswa, tetapi juga harus ada panggilan jiwa dan memiliki komitmen untuk

meningkatkan mutu pendidikan, serta mengembangkan kemampuannya secara

terus-menerus. Sehingga, guru akan benar-benar mampu mengembangkan potensi

peserta didik secara optimal dan senantiasa meningkatkan kinerjanya.

3. Peran Guru

Terdapat beberapa peran guru dalam pemebelajaran yang dikemukakan Moon

dalam H. Hamzah B. Uno (2008: 22-28) guru sebagai perancang pembelajaran

(designer of instruction), guru sebagai pengelola pembelajaran (manager of

instruction), guru sebagai pengarah pembalajaran, guru sebagai evaluator

(evaluator of student learning), guru sebagai konselor, Guru sebagai pelaksana

kurikulum, Guru dalam pembelajaran yang menerapkan kurikulum berbasis

lingkungan. Kemudian peran guru tersebut dijabarkan sebagai berikut.

a. Guru sebagai perancang pembelajaran (designer of instruction)

Depdiknas telah memprogramkan bahan pembelajaran yang harus diberikan

guru kepada peserta didik. Guru harus dapat merancang dan mempersiapkan

semua komponen dengan mempersiapkan komponen agar berjalan dengan efektif

dan efisien dengan waktu yang terbatas. Di sini guru dituntut untuk berperan aktif

dalam merencanakan PBM tersebut dengan memperhatikan berbagai komponen

dalam sistem pembelajaran menurut Moon dalam Hamzah B. Uno (2008: 22)

yang meliputi:

20
 
1) Membuat dan merumuskan TIK
2) Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas,
perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa, komprehensif,
sistematis dan fungsional efektif.
3) Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.
4) Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai
fasilitator dalam pengajaran.
5) Media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator dengan
memperhatikan relevansi (seperti juga materi), efektif dan efisien,
keseuaian dengan metode, serta pertimbangan praktis.

Guru yang berperan langsung dalam proses pembelajaran juga dituntut untuk

mampu merencanakan pembelajaran. Oleh karena perencanaan sebagai patokan,

maka guru harus benar-benar merencanakan pembelajaran dengan matang mulai

dari mempersiapkan materi, metode, sumber belajar dan media yang akan

digunakan dalam pembelajaran. Dengan perencanaan yang matang, maka akan

mempermudah dan memperlancar proses pembelajaran.

b. Guru sebagai pengelola pembelajaran (manager of instruction)

Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan

fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan

khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-

alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar,

serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Manajemen

kelas yang baik adalah tersedianya kesempatan bagi siswa untuk sedikit demi

sedikit mengurangi ketergantungannya pada guru hingga mereka mampu

membimbing kegiatannya sendiri. Guru harus mampu menggunakan pengetahuan

tentang teori belajar mengajar dari teori perkembangan hingga memungkinkan

untuk menciptakan situasi belajar yang baik mengendalikan pelaksanaan

pengajaran dan pencapaian tujuan.


21
 
c. Guru sebagai pengarah pembalajaran

Guru harus berusaha menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi

peserta didik untuk belajar. Dalam hal ini guru mempunyai fungsi sebagai

motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Hal yang dapat dilakuan

guru dalam memberikan motivasi menurut Moon dalam Hamzah B. Uno (2008:

23) adalah sebagai berikut:

1) Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar.


2) Menjelaskan secara konkret, apa yang dapat dilakukan pada akhir
pengajaran.
3) Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat
merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik di kemudian hari.
4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

Guru sebagai pembimbing juga harus dapat mengenal dan memahami siswa

secara mendalam hingga dapat membantu dalam keseluruhan PBM. Menurut

Moon dalam Hamzah B. Uno (2008: 24) sebagai pembimbing dalam PBM, guru

diharapkan mampu:

1) Mengenal dan memahami setiap peserta didik, baik secara individual


maupun kelompok.
2) Membantu tiap peserta didik dalam mengatasi masalah pribadi yang
dihadapinya.
3) Memberikan kesempatan yang memadai agar tiap peserta didik dapat
belajar sesuai dengan kemampuan pribadinya.
4) Mengevaluasi keberhasilan rancangan Acara Pembelajaran dan langkah
kegiatan yang telah dilakukannya.

Guru dalam proses pembelajaran harus mampu mengarahkan siswa agar

menerima materi dan menggali potensinya dengan baik. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan berusaha memahami masing-masing karakter peserta didik,

sehingga masing-masing peserta didik mampu mengembangkan potensinya secara

optimal.

22
 
d. Guru sebagai evaluator (evaluator of student learning)

Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan, efektivitas

dan efisiensi dalam proses pembelajaran dan untukmengetahui kedudukan peserta

dalam kelas atau kelompoknya. Dalam hal ini guru harus mengikuti hasil belajar

siswa terus-menerus sebagai umpan balik terhadap proses pembelajaran yang

akan dijadikan sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan

pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian, proses pembelajaran akan terus

menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.

e. Guru sebagai konselor

Sebagai konselor, guru diharapkan dapat merespon segala masalah tingkah

laku yang terjadi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, menurut Moon

dalam Hamzah B. Uno (2008: 24) guru dipersiapkan agar:

1) Dapat menolong peserta didik memecahkan masalah-masalah yang


timbul antara peserta didik dengan orang tuanya.
2) Bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan yang manusiawi
dan dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan
macam-macam manusia.

Guru diharapkan mampu membantu peserta didik agar dapat mengikuti

proses pembelajaran dengan baik. Sehingga, guru harus peka terhadap tingkah

laku siswa saat pembelajaran.

f. Guru sebagai pelaksana kurikulum

Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung pada

faktor kemampuan yang dimiliki oleh guru. Artinya, guru adalah orang yang

bertanggung jawab dalam upaya mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang

23
 
dalam suatau kurikulum resmi. Bahkan dari pandangan mutakhir menyatakan

bahwa meskipun suatu kurikulum itu bagus, namun berhasil atau gagalnya

kurikulum tersebut pada akhirnya terletak di tangan guru.

g. Guru dalam pembelajaran yang menerapkan kurikulum berbasis lingkungan

Menurut Moon dalam Hamzah B. Uno (2008: 27) posisi dan peran guru yang

dikaitkan dengan konsep pendidikan berbasis lingkungan dalam proses

pembelajaran, di mana guru harus menempatkan diri sebagai:

1) Pemimpin belajar yaitu guru sebagai perencana, pengorganisasi, pelaksana,


dan pengontrol kegiatan belajar peserta didik.
2) Fasilitator belajar yaitu guru sebagai pemberi kemudahan kepada peserta
didik dalam melakukan kegiatan belajarnya melalui upaya dalam berbagai
bentuk.
3) Moderator belajar yaitu guru sebagai pengatur arus kegiatan belajar peserta
didik dan menarik kesimpulan atau jawaban masalah sebagai hasil belajar
peserta didik, atas dasar semua pendapat yang telah dibahas dan diajukan
peserta didik.
4) Motivator belajar yaitu guru sebagai pendorong peserta didik agar mau
melakukan kegiatan belajar. Guru harus dapat menciptakan kondisi kelas
yang merangsang peserta untuk mau melakukan kegiatan belajar, baik
individual maupun kelompok.
5) Evaluator belajar yaitu guru berkewajiban mengawasi, memantau proses
pembelajaran peserta didik dan hasil belajarnya secara komprehensif dan
objektif dan berkewajiban melakukan upaya perbaikan proses belajar peserta
didik baik secara individual maupun kelompok.

Menurut E. Mulyasa (2007: 37) dikatakan juga bahwa guru sebagai pendidik

yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi peserta didik dan

lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi

tertentu yaitu:

a. Tanggung jawab, guru harus mengetahui serta memahami nilai, norma moral
dan sosial serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan
norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala
tindakannya dalam pembelajaran di sekolah dan dalam kehidupan
bermasyarakat.

24
 
b. Wibawa, guru harus memiliki kelebihan dalam merealisaikan nilai spiritual,
emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya serta memiliki
kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai
dengan bidang yang dikembangkan.
c. Mengambil keputusan secara mandiri (independent), terutama dalam berbagai
hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta
bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan. Guru harus
mampu bertindak dan mengambil keputusan secara cepat, tepat waktu dan
tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah pemebalajaran dan peserta
didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah.
d. Disiplin, dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan
tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional, karena mereka
bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik di sekolah, terutama dalam
pembelajaran. Oleh karena itu, dalam menanamkan disiplin guru harus
memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakuknya.

Guru sebagai pendidik harus bisa dijadikan sebagai teladan bagi peserta

didik. Guru juga harus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam proses

pembelajaran dengan baik.

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Menurut Susilo Martoyo (2000: 92) kinerja selain berkenaan dengan derajat

penyelesaian tugas yang dicapai individu, juga merefleksikan seberapa baik

karyawan telah memenuhi persyaratan pekerjaannya, sehingga kinerja diukur

dalam arti hasil. Hasil dari penilaian terhadap pegawai akan sangat bermafaat bagi

atasan dalam membuat rancangan selanjutnya. Dengan menganalisis kinerja

pegawai, seorang atasan dapat menggunakan strategi-strategi yang tepat untuk

meningkatkan hasil kerja para pegawai agar memenuhi standar. Prestasi pegawai

yang rendah mungkin disesbabkan sejumlah faktor baik internal maupun

eksternal.

Faktor internal adalah kemampuan yang dimiliki seorang pegawai atau juga

dapat disebut sebagai kompetensi, dan faktor pendorong atau juga dapat disebut

25
 
motivasi diri seseorang untuk melakukan sesuatu karya atau pekerjaan. Sedang

faktor eksternal adalah lingkungan yang memberikan situasi dan pengaruh

terhadap hasil kerja. Masih banyak faktor–faktor lain yang dapat mempengaruhi

kinerja seseorang yang meliputi perilaku, sikap dan penampilan rekan kerja,

bawahan atau pimpinan, kedala-kendala sumber daya, keadaan ekonomi dan

sebagainya.

Secara umum memang kinerja pegawai sangat dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal, begitu pula dengan guru. Meskipun kinerja guru di

pengaruhi oleh berbagai faktor, tetapi kinerja guru dapat dioptimalkan. Kinerja

guru akan menjadi optimal apabila diintegrasikan dengan komponen sekolah baik

kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Pidarta (1995)

dalam Mutamimah Retno Utami (2012) mengemukakan ada beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu:

a. Kepemimpinan kepala sekolah

b. Iklim sekolah

c. Harapan-harapan

d. Kepercayaan personalia sekolah

Disebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kineja guru adalah

kepemimpinan kepala sekolah. Berangkat dari sinilah seorang kepala sekolah

harus mampu mengupayakan kinerja guru agar lebih baik.

5. Indikator Kinerja Guru

Menurut Rusman (2011: 75-80) dikatakan bahwa Alat Penilaian Kemampuan

Guru (APKG) yang telah dimodifikasi oleh Depdiknas, meliputi tiga aspek utama

26
 
kemampuan guru yaitu: (1) rencana pembelajaran (teaching plans and materials)

atau disebut dengann RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), (2) prosedur

pembelajaran (classroom procedure) dan hubungan antar pribadi (interpersonal

skill), dan (3) penilaian pembelajaran. Secara operasional selanjutnya indikator

penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran

yaitu perencanaan guru dalam program kegiatan pembelajaran, pelaksanaan

kegiatan pembelajaran dan evaluasi dalam kegiatan yang kemudian diuraikan

sebagai berikut.

a. Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran

Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang

berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru

dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), program cawu/ semester dan program pokok/ satuan

pelajaran.

1) Silabus

Menurut Abdul Majid (2006: 38) dikatakan bahwa silabus adalah rancangan

pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar matapelajaran tertentu pada jenjang

dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokkan, pengurutan, dan

penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan

kebutuhan daerah setempat.

Unsur/ komponen yang ada dalam silabus terdiri dari:

a) Identitas Silabus
b) Standar Kompetensi (SK)
27
 
c) Kompetensi Dasar (KD)
d) Materi Pembelajaran
e) Kegiatan Pembelajaran
f) Indikator
g) Penilaian
h) Alokasi waktu
i) Sumber pembelajaran

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Program pembelajaran jangka waktu singkat sering dikenal dengan istilah

RPP, yang merupakan penjabaran lebih rinci dan spesifik dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar.

Rusman (2011: 5) dikatakan bahwa setiap guru pada satuan pendidikan

berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap dan

sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi pesrta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat dan pendekatan fisik serta psikologis peserta didik.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun untuk setiap kompetensi dasar yang

dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ditandai oleh adanya komponen-

komponen :

a) Identitas RPP
b) Standar Kompetensi (SK)
c) Kompetensi dasar (KD)
d) Indikator
e) Tujuan pembelajaran
f) Materi pembelajaran
g) Metode pembelajaran
h) Langkah-langkah kegiatan
i) Sumber pembelajaran
j) Penilaian
28
 
3) Program cawu/ semesteran

Menurut Rusman (2011 :76) disebutkan bahwa unsur/ komponen yang ada di

dalam program cawu/ semester terdiri atas:

a) Tujuan/ kompetensi sesuai dengan kurikulum


b) Pokok materi sesuai dengan materi yang akan diajarkan
c) Alternatif metode yang akan digunakan
d) Alternatif media dan sumber belajar yang akan digunakan
e) Evaluasi pembelajaran
f) Alokasi waktu yang tersedia
g) Satuan pendidikan, kelas, semester/ cawu, topik bahasan

Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa program cawu/ semester ini

merupakan perencanaan pembelajaran yang dibuat guru untuk merencanakan

pembelajaran selama satu cawu/ semester.

4) Program pokok/ satuan pembelajaran

Menurut Rusman (2011 :76) menjelaskan bahwa program pokok/ satuan

pelajaran, merupakan penjabaran lebih rinci dan spesifik dari program cawu/

semester. Program pokok/ satuan pelajaran terdiri dari adanya unsur-unsur

berikut:

a) Tujuan pembelajaran khusus/ indikator


b) Pokok materi yang disajikan
c) Kegiatan pembelajaran
d) Alternatif penggunaan media dan sumber belajar
e) Alat evaluasi yang digunakan

b. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang

ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber

belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran. Semua tugas tersebut

29
 
merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam

pelaksanaanya menuntut kemampuan guru.

1) Pengelolaan Kelas

Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan

proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru

dalam pengelolaan kelas. Kemampuan guru dalam memupuk kerjasama dan

disiplin siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan piket kebersihan, ketepatan

waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi setiap akan memulai proses

pembelajaran, dan melakukan pengaturan tempat duduk siswa.

Kemampuan lainnya dalam pengelolaan kelas adalah pengaturan ruang/

setting tempat duduk siswa yang dilakukan pergantian, tujuannya memberikan

kesempatan belajar secara merata kepada siswa.

2) Penggunaan Media dan Sumber Belajar

Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran yang perlu dikuasi

guru di samping pengelolaan kelas adalah menggunakan media dan sumber

belajar. Menurut Suryosubroto (2004:115), terdapat tiga jenis media yaitu audio,

visual dan audio visual.

Abdul Majid (2006: 107) menyebutkan bahwa sumber belajar diartikan

sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang engandung

informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan

proses perubahan tingkah laku. Kemampuan menguasai sumber belajar di

samping mengerti dan memahami buku teks, seorang guru juga harus berusaha

mencari dan membaca buku-buku/ sumber-sumber lain yang relevan guna

30
 
meningkatkan kemampuan terutama untuk keperluan perluasan dan pendalaman

materi, dan pengayaan dalam proses pembelajaran. Kemampuan menggunakan

media dan sumber belajar tidak hanya menggunakan media yang sudah tersedia

seperti media cetak, media audio, dan media audio visual. Tatapi kemampuan

guru di sini lebih ditekankan pada penggunaan objek nyata yang ada di sekitar

sekolahnya.

3) Penggunaan Metode Pembelajaran

Kemampuan berikutnya adalah penggunaan metode pembelajaran. Menurut

Dwi Siswoyo, dkk (2008:133) disebutkan bahwa metode adalah cara yang

berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Menurut B. Suryosubroto (2002:

84) dikatakan bahwa metode mengajar merupakan salah satu cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pengajaran.

Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan

proses belajar mengajar. Tugas guru ialah memilih metode yang tepat untuk

menciptakan proses belajar mengajar yang baik. Ketepatan penggunaan metonde

mengajar sangat tergantung kepada tujuan, isi proses belajar mengajar dan

kegiatan belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan

siswa, dan menghindari terjadinya kejenuhan yang dialami siswa.

c. Evaluasi/ Penilaian Pembelajaran

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:4) dikatakan bahwa dalam pembelajaran

khususnya di kelas guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas

hasilnya. Dengan demikian, guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu

31
 
yang mendukung tugasnya yaitu mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini

guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari

siswa atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.

Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam

menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi,

pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Pendekatan atau cara yang dapat

digunakan untuk melakukan evaluasi/ penilaian hasil belajar adalah melalui

Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).

Menurut Suryosubroto (2002: 27) disebutkan bahwa kemampuan

mengevaluasi/ penilaian pengajaran, meliputi:

1) Melaksanakan tes

2) Mengolah hasil penilaian

3) Melaporkan hasil penilaian

4) Melaksanakan program remidial/ perbaikan pengajaran.

Kemampuan lainnya yang perlu dikuasai guru pada kegiatan evaluasi/

penilaian hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi meliputi: tes

tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Seorang guru dapat menentukan alat tes

tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan.

Indikasi kemampuan guru dalam penyusunan alat-alat tes ini dapat

digambarkan dari frekuensi penggunaan bentuk alat-alat tes secara variatif, karena

alat-alat tes yang telah disusun pada dasarnya digunakan sebagai alat penilaian

hasil belajar.

32
 
Selain itu, yang dapat dijadikan indikasi kemampuan guru dalam pengolahan

dan penggunaan hasil belajar dalam kegiatan pengembangan pembelajaran

menurut Rusman (2011: 81) meliputi:

1) Kegiatan remidial, yaitu penambahan jam pelajaran, mengadakan tes, dan


menyediakan waktu khusus untuk bimbingan siswa.
2) Kegiatan perbaikan program pembelajaran, baik dalam program semesteran
maupun program satuan pelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran,
yaitu menyangkut perbaikan berbagai aspek yang perlu diganti atau
disempurnakan.

Hal lain yang harus diperhatikan guru adalah pengolahan dan penggunaan

hasil belajar. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hasil belajar

menurut Rusman (2011: 81) yaitu:

1) Jika bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran yang tidak dipahami oleh
sebagian kecil siswa, guru tidak perlu memperbaiki program pembelajaran,
melainkan cukup memberikan kegiatan remidial bagi siswa-siswa yang
bersangkutan.
2) Jika bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran tidak dipahami oleh sebagian
besar siswa, maka diperlukan perbaikan terhadap program pembelajaran,
khususnya berkaitan dengan bagian-bagian yang sulit dipahami.

Kegiatan evaluasi/ penilaian terhadap hasil belajar siswa tersebut memang

wajib dilaksanakan oleh setiap guru. Hal tersebut dimaksudkan agar selain

mengetahui kemampuan masing-masing siswa juga dapat dijadikan patokan bagi

guru untuk pelaksanaan pembelajaran selanjutnya agar lebih baik.

B. Kekepalasekolahan

1. Pengertian Kepala Sekolah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas, (1988: 420 dan 796)

dijelaskan bahwa kepala sekolah terbentuk dari dua kata yaitu kepala dan sekolah.

Kata yang pertama yaitu kepala yang berarti ketua atau pemimpin dalam suatu
33
 
organisasi atau sebuah lembaga. Dan kata yang kedua yaitu sekolah yang berarti

sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan member pelajaran.

Selain itu Wahjosumidjo (2002: 83) dijelaskan bahwa kepala sekolah

didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk

memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau

tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang member pelajaran dan murid

yang menerima pelajaran.

2. Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah

Kepala sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan

dengan baik. Melihat dari hal tersebut, maka untuk menunjang kepala sekolah

dalam melaksanakan tugasnya tentunya diperlukan kualifikasi dan kompetensi

tertentu yang kemudian menjadi syarat agar seseorang dapat diangkat menjadi

kepala sekolah di suatu lembaga pendidikan. Seperti yang dikatakan H. Muhaimin

(2010: 35) bahwa “untuk menjadi seorang kepala sekolah/ madrasah tidak hanya

sekedar memiliki surat keputusan (SK), walaupun SK dapat digunakan untuk

membuka kesempatan menjadi kepala sekolah/ madrasah yang baik”. Sebab

kepala sekolah memiliki tugas ganda yaitu selain sebagai pendidik, kepala sekolah

juga harus mampu memimpin lembaga pendidikan yang dipimpinnya agar dapat

mencapai peningkatan mutu sesuai yang telah direncanakan. Menurut

Permendiknas No.13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah

terdapat kualifikasi secara umum dan khusus.

Berikut ini penjelasan mengenai kualifikasi umum dan khusus yang harus

dipenuhi sebagai kepala sekolah.

34
 
a. Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut.

1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)


kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi;
2) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56
tahun;
3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak
/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar
sekurangkurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan
4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang
dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

b. Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah Menengah Pertama /Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs) dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Berstatus sebagai guru SMP/MTs;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs;

3) Memiliki sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh lembaga yang

ditetapkan Pemerintah.

Selain diperlukan kualifikasi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah,

diperlukan pula beberapa kompetensi yang dapat dijadikan sebagai dasar agar

mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Berdasarkan

Permendiknas no. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah,

kompetensi yang harus dimiliki sebagai seorang kepala sekolah tersebut meliputi:

kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan,

kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Kemudian kompetensi tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut.

35
 
a. Kepribadian

1) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia dan


menjadi teladan bagi komunitas di sekolah/ madrasah.
2) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah/ madrasah.
4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai
kepala sekolah/ madrasah.
6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

b. Manajerial

1) Menyusun perencanaan sekolah/ madrasah untuk berbagai tingkatan


perencanaan.
2) Mengembangkan organisasi sekolah/ madrasah sesuai dengan kebutuhan.
3) Memimpin sekolah/ madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah/ madrasah secara optimal.
4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/ madrasah menuju
organisasi pembelajar yang efektif.
5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
8) Mengelola hubungan sekolah/ madrasah dan masyarakat dalam rangka
pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/
madrasah.
9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,
penempatan, dan pengembangan kapasitas peserta didik.
10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
11) Mengelola keuangan sekolah/ madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.
12) Mengelola ketatausahaan sekolah/ madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/ madrasah.
13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/ madrasah.
14) Mengelola sistem informasi sekolah/ madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan.
15) Memenfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah/ madrasah.

36
 
16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.

c. Kewirausahaan

1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/


madrasah.
2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/ madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif.
3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/ madrasah.
4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah/ madrasah.
5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/ jasa
sekolah/ madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

d. Supervisi

1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan


profesionalisme guru.
2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.

e. Sosial

1) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/ madrasah.


2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah yang telah dijelaskan di atas

tentunya akan sangat menunjang dalam pelaksanaan tugas kepala sekolah. Dengan

demikian, kepala sekolah akan dapat mengelola dan memberdayakan sumber daya

yang dimiliki sekolah secara optimal yang utamanya yaitu tenaga pendidik/ guru.

Kepala sekolah harus mampu menggerakan guru agar guru tersebut secara

sukarela tanpa ada paksaan sehingga mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

37
 
3. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah

Menjadi kepala sekolah tidaklah mudah. Kepala sekolah harus memiliki

memiliki kualifikasi dan kompetensi yang harus dipenuhi. Sebab kepala sekolah

memiliki tugas yang harus dilaksanakan dengan baik demi kemajuan pendidikan

di sekolah khususnya dan pendidikan nasional umumnya. Dalam perannya

sebagai kepala sekolah, kepala sekolah memiliki tugas dan fungsinya yang harus

diemban. Menurut E. Mulyasa (2004: 98-122) dikatakan bahwa tugas dan fungsi

kepala sekolah meliputi kepala sekolah sebagai educator (pendidik), kepala

sekolah sebagai manajer, kepala sekolah sebagai administrator, kepala sekolah

sebagai supervisor, kepala sekolah sebagai leader, kepala sekolah sebagai

innovator, kepala sekolah sebagai motivator. Tugas dan fungsi kepala sekolah

tersebut kemudian dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik).

Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki strategi yang tepat untuk

meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah. Menciptakan

iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah,

memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan

model pembelajaran yang menarik.

b. Kepala sekolah sebagai manajer.

Manajemen merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan,

melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta

mendayagunakan seluruh sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan.

Dikatakan suatu proses karena semua manajer dengan ketangkasan dan

38
 
keterampilanya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang

saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Kepala sekolah harus memiliki strategi

yang tepat untuk mendayagunakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau

kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk

meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga

kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

c. Kepala sekolah sebagai administrator.

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan erat dengan

aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan

pendokumenan seluruh program sekolah. Kepala sekolah harus memiliki

kemampuan untuk mengelola kurikulum, peserta didik, personalia, sarana dan

prasarana, kearsipan dan keuangan.

Menurut Nurkolis (2003:120) disebutkan bahwa kepala sekolah memiliki 2

tugas utama sebagai administrator yaitu:

1) Sebagai pengendali struktur organisasi yaitu bagaimana cara pelaporan,


dengan siapa tugas tersebut harus dikerjakan dan dengan siapa berinteraksi
dalam mengarjakan tugas.
2) Melaksanakan administrasi substansif yang mencakup administrasi
kurikulum, kesiswaan, personalia, keuangan, sarana, hubungan dengan
masyarakat, dan administrasi umum.

Kepala sekolah harus memiliki data-data lengkap baik itu mengenai

personalia maupun yang berhubungan dengan kurikulum seperti silabus/ RPP

guru. Sehingga kepala sekolah mengetahui dan dapat dijadikan sebagai kontrol

terhadap setiap kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.

39
 
d. Kepala sekolah sebagai supervisor.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:5), dikatakan bahwa supervisi merupakan

kegiatan mengamati, mengidentifikasi mana hal-hal yang sudah benar, mana yang

belum benar dan mana pula yang tidak benar, dengan maksud agar tepat dengan

tujuan memberikan pembinaan. Kegiatan pokok dalam supervisi itu sendiri adalah

melakukan pembinaan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya

agar kualitas pembelajarannya meningkat.

Kegiatan utama di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuan adalah kegiatan

pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada

pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Tugas kepala sekolah sebagai

supervisor yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga

kependidikan. Untuk itu kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai

pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan

sebagai kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan. Selain itu

sebagai tindakan preventif untuk mencegah agar tidak melakukan penyimpangan

dan lebih hari-hari dalam melaksanakan pekerjaannya.

e. Kepala sekolah sebagai leader.

Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan

pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi

dua arah dan mendelegasikan tugas. Selain itu, Nurkolis (2003: 121) mengatakan

bahwa “kepala sekolah juga harus mampu menggerakkan orang lain agar secara

sadar dan suka rela melaksanakan kewajibannya secara baik sesuai dengan yang

diharapkan pimpinan dalam rangka mencapai tujuan”. Implementasinya, kepala

40
 
sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari tiga sifat kepemimpinan yaitu

demokratis, otoriter dan laissez-faire. Ketiga sifat tersebut sering dimiliki secara

bersamaan, sehingga dalam melaksanakan kepemimpinannya, sifat terseebut

muncul secara situasional.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin perlu memperhatikan dan

mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki sekolah dengan baik. Berikut ini

beberapa pemimpin yang dapat dikatakan efektif menurut Nurkolis (2003:163)

yaitu:

1) Bersikap luwes.
2) Sadar mengenai diri, kelompok dan situasi.
3) Memberi tahu bawahan atas pengaruh dari setiap persoalan dan bagaimana
pemimpin akan menggunakan kewenangannya.
4) Memeakai pengawasan umum di mana bawahan mengerjakan secara terinci
pekerjaan harian mereka sendiri dan membuat keputusan mengenai pekerjaan
dalam batas waktu yang ditentukan.
5) Selalu ingat masalah mendesak ataupun keaktifan jangka panjang individual
dan kelompok dalam bertindak.
6) Memutuskan bahwa keputusan yang dibuat sesuai dan tepat waktu baik
secara individu maupun kelompok.
7) Selalu mudah ditemukan bila bawahan ingin membicarakan masalah dan
pemimpin menunjukkan minat dalam gagasannya.
8) Menepati janji yang diberikan kepada bawahan, cepat menangani keluhan dan
memberikan jawaban secara sungguh-sungguh dan tidak berbelit-belit.
9) Menyediakan instruksi mengenai metode pekerjaan dengan cukup,
meningkatkan keamanan dan menghindari kesalahan.

Kepemimpinan kepala sekolah yang mempunyai arti vital dalam proses

pendidikan harus mampu mengolah dan memanfaatkan segala sumber daya yang

ada, sehingga tercapai efektifitas sekolah yang melahirkan perubahan kepada anak

didik. Menurut Wahjosumidjo (2002: 272), efektifitas sekolah tercapai apabila

kepala sekolah selalu memperhatikan dan melaksanakan:

1) Sekolah harus secara terus menerus menyesuaikan dengan kondisi internal


dan eksternal yang mutakhir.
41
 
2) Mampu mengkoordinasikan dan mempersatukan usaha seluruh sumber daya
manusia kearah pencapaian tujuan.
3) Perilaku sumber daya manusia ke arah pencapaian tujuan dapat dipengaruhi
secara positif apabila kepala sekolah mampu melakukan pendekatan secara
manusiawi.
4) Sumber daya manusia merupakan suatau komponen yang penting dari
keseluruhan pencapaian organisasi.
5) Dalam rangka pengelolaan kepala sekolah harus mampu menegakkan
hubungan yang serasi antara tujuan sekolah dengan perilaku sumber daya
manusia yang ada.
6) Dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi sekolah, fungsi sumber daya
manusia harus ditumbuhkan sebagai satu kekuatan utama.

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus bisa menjadi contoh bagi warga

sekolah termasuk guru. Kepala sekolah harus mengawasi guru dalam

pembelajaran, menggerakkan guru agar dengan kemauannya melaksanakan

tugasnya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, serta terbuka.

f. Kepala sekolah sebagai innovator.

Sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk

menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,

mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga

kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model pembelajaran yang

inovatif. Untuk itulah menurut Nurkolis (2003:121), “kepala sekolah harus

mampu melaksanakan pembaruan-pembaruan terhadap pelaksanaan pendidikan di

sekolah yang dipimpin berdasarkan prediksi-prediksi yang telah dilakukan

sebelumnya”. Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara

melakukan pekerjaannya secara konstrukti, kreatif, delegatif, integratif, rasional

dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin serta adaptabel dan fleksibel.

42
 
g. Kepala sekolah sebagai motivator.

Menurut Sobri, dkk. (2009:24) Motivasi merupaka suatu kekuatan yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. Sebagai motivator,

kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi

kepada para tenaga kependidikan, sehingga mereka bersemangat dan bergairah

dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik,

pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan

penyediaan bebagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar

(PSB).

Adapun fungsi motivasi menurut Sardiman (2006:58) adalah sebagai berikut:

1) Mendorong manusia untuk berbuat jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah tujuan kegiatan yamg
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dalam hal bekerja, seorang karyawan maupun guru sangat membutuhkan

motivasi dari atasannya agar mampu mendorong dan meningkatkan girah untuk

bekerja. Melihat akan pentingnya motivasi bagi karyawan atau guru, untuk itulah

seorang kepala sekolah sebagai pemimpin bagi guru harus mampu memberikan

motivasi agar guru bersemangat untuk menjalankan tugasnya dengan baik.

Seorang pemimpin yang ingin meningkatkan motivasi karyawan bisa dengan

melaksanakan model berikut:

43
 
1) Model tradisional yaitu dengan memberikan intensif material kepada
karyawan yang berprestasi baik.
2) Model hubungan manusia yaitu dengan mengakui semua kebutuhan social
karyawan dan membuat mereka merasa berguna.
3) Model sumber daya manusia yaitu dengan memotivasi karyawan bukan
hanya dengan uang tetapi juga kebutuhan akan pencapaian tugas yang berarti
baginya dengan rasa tanggung jawab (Sobri, dkk., 2009:32).

Begitu banyaknya tugas kepala sekolah yang diemban tersebutlah, maka

kepala sekolah harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang harus dipenuhi.

Dengan terpenuhinya kualifikasi dan kompetensi tersebut, maka tugas-tugas

tersebut akan dapat terlaksana dengan baik. Dari tugas-tugas tersebut tersimpan

makna agar kepala sekolah mampu mendayagunakan guru ataupun mendorong

guru agar guru melaksanakan tugasnya dengan baik. Tugas-tugas kepala sekolah

tersebut dapat dijadikan untuk menggerakkan, mengarahkan, membimbing, dan

memotivasi agar guru memiliki kinerja yang lebih baik.

C. Kerangka Pikir

Kinerja guru merupakan hasil/ prestasi kerja yang telah dicapai guru dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Guru sebagai salah satu komponen

penting dalam pendidikan yaitu menjadi orang yang berperan langsung dalam

pembelajaran. Sebab guru memiliki peran yang kompleks dalam pembelajaran

yaitu sebagai pendidik, perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran,

pengarah pembelajaran, pelaksana kurikulum, konselor, dan menerapkan

kurikulum berbasis lingkungan.

Oleh karena pentingnya peran guru dalam pembelajaran, guru harus memiliki

kinerja yang bagus agar potensi peserta didik dapat dikembangkan secara optimal.

44
 
Kegiatan pokok yang dilakukan guru dalam pembelajaran yaitu merencanakan,

melaksanakan dan evaluasi pembelajaran, sehingga kegiatan tersebut harus dapat

dilakukan dengan baik. Hal tersebut tercermin dalam indikator kinerja guru yang

meliputi kemampuan guru dalam perencanaan program kegiatan pembelajaran,

pengelolaan kelas, penggunaan metode pembelajaran, metode pembelajaran,

pemahaman materi pembelajaran, pendayagunaan sumber pembelajaran dan

evaluasi/ penilaian pembelajaran.

Kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu iklim sekolah,

kepemimpinan kepala sekolah, harapan-harapan dan kepercayaan personalia.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kinerja guru. Kepala sekolah adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

setiap kegiatan di sekolah termasuk pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Kepala sekolah harus mampu mendayagunakan dan menggerakkan guru agar

lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Untuk itu, kepala sekolah

harus melakukan upaya agar guru dapat meningkatkan kinerjanya.

Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru akan

tampak pada langkah-langkah apa yang dilakuakan agar guru mampu

meningkatkan kemampuannya, dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

mulai dari merencanakan, melaksanakan hingga melaksanakan evaluasi/ penilaian

pembelajaran dengan baik, sehingga proses pembelajaran bisa dilakukan secara

optimal. Selain itu, upaya yang dilakukan kepala sekolah dapat dikatakan efektif

dalam meningkatkan kinerja guru akan apabila terdapat perubahan atau

45
 
peningkatan pada kinerja guru dalam hal merencanakan, melaksanakan, dan

melaksanakan evaluasi/ penilaian pembelajaran.

Kepercayaan
personalia sekolah

Harapan-harapan Upaya
Kepala
Faktor-Faktor yang Sekolah
Kinerja Dalam
Mempengaruhi Kepemimpinan
Guru Meningkat-
Kinerja Guru Kepala Sekolah
kan Kinerja
Guru
Iklim sekolah

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

Kinerja Guru

D. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dorce Bu’tu yang berjudul “Peranan

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di

SMP Negeri 2 Sentani Kabupaten Jayapura.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dorce Bu’tu menunjukkan bahwa:

a. Kepala sekolah memberikan keteladanan dilakukan melalui sikap yang

positif, sedangkan unjuk kerja ditunjukkan dengan bekerja keras, disiplin dan

bertanggung jawab.

46
 
b. Menggerakkan guru dilakukan dengan mengarahkan pada kesadaran untuk

bekerja daripada memberi hukuman.

c. Pemberian bimbingan dan pengawasan dilakukan dengan pemberian petunjuk

teknis kurikulum dan supervisi klinis.

d. Pemberdayaan guru dilakukan dengan pemberian kepercayaan dan tanggung

jawab.

e. Pemberian penghargaan dilakukan melalui pemberian insentif dan pujian di

depan khalayak. Namun di sisi lain pemberian insentif bagi guru yang

berprestasi belum dilaksanakan.

f. Penciptaan ikilim kerja dilakukan dengan berusaha berlaku adil dan tidak

otoriter, namun untuk penyediaan fasilitas yang menunjang kegiatan

pendidikan khususnya kenyamanan guru belum memadai.

g. Penumbuhan disiplin dilakukan dengan memberi contoh atau menjadi contoh

bagi semua warga sekolah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuningsih yang berjudul

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pembinaan Kinerja Guru Di SD

N Sosrowijayan Yogyakarta.

Hasil penelitiannya yang dilakukan oleh Sri Wahyuningsih menunjukkan

bahwa:

a. Kepemimpinana kepala sekolah dalam pembinaan kinerja guru menurut

peneliti belum teguh dalam pelaksanaan pembinaan kinerja guru sebagaimana

yang diharapkan.

47
 
b. Pembinaan kinerja guru yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan

pemberian bantuan dan dukungan kepada guru.

c. Kerjasama kepala sekolah dan guru dalam pembelajaran dalam bentuk diskusi

terhadap masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran.

d. Kepala sekolah dalam pembinaan kinerja guru di SD N Sosrowijayan

Yogyakrta mengalami beberapa hambatan yaitu:

1) Guru tidak mengindahkan amanat yang disampaikan oleh kepala sekolah,

solusinya sebaiknya kepala sekolah melakukan komunikasi yang sebaik-

baiknya dengan para guru.

2) Masih ada guru yang belum mengarah/ belum tentu membuat RPP, solusinya

kepala sekolah berusaha menegur dan menasehati guru.

3) Terdapatnya guru yang disiplinnya kurang/ jarang masuk tanpa ijin yang

pasti, solusinya kepal sekolah sudah berusaha meningkatkan, jika kepala

sekolah sudah kewalahan, maka langkah akhir melapor pada pengawas untuk

diberikan tindak lanjut.

4) Kunjungan kelas intensitasnya masih kurang, solusinya meningkatkan

kesadaran kepala sekolah betapa pentingnya pembinaan kinerja guru.

5) Sarana dan prasarana masih kurang memadai, solusinya mengusulkan minta

ke dinas pendidikan.

6) Konsultasi RPP tidak ada agenda khusus, solusinya sebaiknya kepala sekolah

membuat agenda khusus.

48
 
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penggunaan pendekatan kualitatif dianggap cocok dengan judul penelitian

ini karena dengan menggunakan pendekatan ini, maka peneliti akan dapat meneliti

secara mendalam mengenai objek yang akan diteliti. Peneliti menggunakan

analisis deskriptif kualitatif, sehingga dapat menggambarkan objek yang akan

diteliti secara sistematis sesuai dengan apa adanya.

Penelitian deskriptif menurut Nurul Zuriah (2007: 47) merupakan

penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau

kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau

daerah tertentu. Sedangkan Sugiyono (2009:9), menyatakan bahwa metode

penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada

filasafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah

dengan hasil penelitian lebih ditekankan pada makna daripada generaliasi. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber darimana data diperoleh. Untuk

menentukan dan memilih subjek penelitian yang tepat, peneliti memperhatikan

beberapa hal, antara lain subjek penelitian sudah cukup lama dan intensif menyatu

dalam kegiatan atau bidang yang menjadi kajian penelitian, subjek terlibat penuh

49
 
dengan kegiatan atau bidang tersebut dan subjek memiliki waktu yang cukup

untuk dimintai informasi.

Atas dasar pertimbangan tersebut, dalam penelitian ini yang dijadikan subjek

penelitian adalah kepala sekolah dan guru di SMP Negeri di Kecamatan

Gondokusuman yang meliputi SMP N 1 Yogyakarta, SMP N 5 Yogyakarta dan

SMP N 8 Yogyakarta. Dengan subjek penelitian yang dipilih tersebut diharapkan

dapat membantu penelitian dan pada akhirnya dalam waktu yang relatif singkat

banyak informasi yang yang didapatkan secara lengkap dan memadai tentang

upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.

C. Tempat Penelitian

Menurut Sukardi (2005: 53) dikatakan bahwa tempat penelitian adalah tempat

di mana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemebcahan masalah

penelitian berlangsung. Penelitian dilakukan guna mengetahui gambaran umum

mengenai keadaan sekolah yang sesuai dengan sasaran penelitian. Dengan

diadakannya penelitian di lapangan, maka akan memperoleh gambaran umum

mengenai sesuatu yang berhubungan dengan sasaran penelitian. Sehingga, sesuai

dengan kebutuhan peneliti.

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan tempat penelitian yaitu di SMP

Negeri yang berada di kawasan Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta yaitu

SMP N 1 Yogyakarta, SMP N 5 Yogyakarta dan SMP N 8 Yogyakarta yang

diharapkan akan memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan peneliti.

Untuk memperoleh informasi tersebut peneliti menentukan untuk menggali

50
 
informasi dari orang yang dianggap mengetahuinya yaitu kepala sekolah dan guru

dari sekolah yang bersangkutan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik yaitu :

1. Wawancara

Wawancara merupakan merupakan sebuah percakapan langsung antara si

peneliti dengan responden yang diteliti yang dilakukan dengan tujuan untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian inti peneliti

menggunakan pedoman wawancara yang sifatnya terbuka yang dimaksudkan agar

peneliti tidak keluar dari apa yang sedang diteliti.

Untuk lebih memantapkan hasil wawancara peneliti melakukan cross check

dengan melakukan wawancara selain dengan kepala sekolah juga dengan guru.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-

gejala yan diteliti (Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2001: 54). Dari

pengertian tersebut sudah jelas bahwa observasi merupakan pengamatan langsung

terhadap suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Sehingga, dalam penelitian ini

peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke SMP N 1 Yogyakarta, SMP N

5 Yogyakarta, dan SMP N 8 Yogyakarta untuk mengamati mengenai upaya

kepala sekolah dlam meningkatkan kinerja guru. Teknik ini digunakan untuk

mendapatkan data yang cermat dan faktual.

51
 
Obsevasi yang dilakukan di SMP N 1 Yogyakarta, SMP N 5 Yogyakarta, dan

SMP N 8 Yogyakarta ini dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan

situasi dan kondisi yang terjadi di sekolah tersebut, sehingga akan diperoleh

informasi yang sesuai dengan kebutuhan peneliti.

3. Studi dokumentasi

Penelitian kualitatif selain menggunakan observasi dan wawancara dalam

mencari sumber data, tetapi masih perlu dilakukan dengan studi dokumentasi

yang dilakukan dengan melihat, mengamati dan menganalisis dokumen-dokumen

agar mampu menguatkan hasil yang diperoleh dengan melakukan obsevasi dan

wawancara. Peneliti melakukan studi dokumentasi untuk dimanfaatkan sebagai

bahan triangulasi untuk pengecekan kesesuaian data.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Nurul Zuriah (2007: 168) dikatakan bahwa instrumen penelitian

merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam melakukan

penelitian, seorang peneliti harus mampu membuat instrumen sendiri termasuk

mengkaji indikator sejelas-jelasnya sehingga bisa diukur dan menghasilkan data

yang diinginkan. Instruman yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian

kualitatif adalah si peneliti itu sendiri sebab dibutuhkan pengamatan langsung

oleh peneliti untuk melihat objek di lapangan. Sehingga, peneliti bisa melakukan

pengamatan secara mendalam.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian dengan

wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

52
 
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

Kinerja Guru

Sumber
Komponen Indikator Metode
Data
Upaya 1. Upaya Meningkatkan Kepala Wawancara
Kepala Kemampuan Guru dalam Sekolah
Sekolah Perencanaan Program Guru Wawancara
Pembelajaran Pencermatan Studi
dokumentasi
2. Upaya Meningkatkan Kepala Wawancara
Kemampuan Guru dalam Sekolah
Pengelolaan Kelas Guru Wawancara
Pengamatan Observasi
3. Upaya Meningkatkan Kepala Wawancara
Kemampuan Guru dalam Sekolah
Penggunaan Media Guru Wawancara
Pembelajaran
4. Upaya Meningkatkan Kepala Wawancara
Kemampuan Guru dalam Sekolah
Penggunaan Metode Guru Wawancara
Pembelajaran
5. Upaya Meningkatkan Kepala Wawancara
Kemampuan Guru dalam Sekolah
Pemahaman Materi Guru Wawancara
Pembelajaran
6. Upaya Meningkatkan Kepala Wawancara
Kemampuan Guru dalam Sekolah
Pendayagunaan Sumber Guru Wawancara
Pembelajaran Pengamatan Observasi
7. Upaya Meningkatkan Kepala Wawancara
Kemampuan Guru dalam Sekolah
Evaluasi/ Penilaian Guru Wawancara
Pembelajaran Pencermatan Studi
dokumentasi
8. Upaya Meningkatkan Kepala Wawancara
Kemampuan Guru dalam Sekolah
Kedisiplinan Guru Wawancara
Pencermatan Studi
dokumentasi
9. Upaya Meningkatkan Kepala Wawancara
Kemampuan Guru dalam Sekolah
Kemampuan Interaksi dan Guru Wawancara
Komunikasi Pengamatan Observasi

53
 
F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Menurut Sugiyono (2009:246) kegiatan yang dilakukan yaitu data reduction, data

display dan conclusion drawing/ verification.

Data yang telah diperoleh dari lapangan, kemudian diolah agar lebih

sederhana. Kegiatan analisis data yang dilakukan yaitu :

1. Reduksi data

Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2009:247).

Mereduksi data akan mempermudah dan akan memperjelas dalam memberikan

gambaran yang telah diperoleh di lapangan serta dapat mempermudah peneliti

ketika melakukan pengumpulan data berikutnya. Selain itu, peneliti dapat

memilah-milah mana yang relevan atau sesuai dengan fokus penelitian, sehingga

akan dapat menjawab pertanyaan peneliti.

2. Penyajian data

Langkah selanjutnya setelah reduksi data yaitu men-display-kan data atau

penyajian data yang dimaksudkan agar mudah dipahami apa yang terjadi

sebenarnya di lapangan, dapat merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami (Sugiyono, 2009:249).

3. Penarikan kesimpulan

Langkah yang selanjutnya yaitu peneliti melakukan penarikan kesimpulan.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan dapat berubah

54
 
blia tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif akan dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak sebab rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara

dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan. Kesimpulan dalam

penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih

remang-remang, sehingga setelah diteliti menjadi jelas (Sugiyono, 2009:253).

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memerikasa keabsahan data penulis merencanakan menempuh cara

sebagai berikut:

1. Ketekunan pengamatan

Peneliti berupaya untuk memprtajam pengamatan agar mendapatkan data

yang lengkap, akurat yang sesuai dengan focus penelitian. Dengan melakukan

pengamatan dengan tekun maka penulis akan dapat memahami masalah yang

diteliti secara menyeluruh dan mendalam sehingga hasil penelitiannya akan valid.

2. Triangulasi

Triangulasi dilakukan melalui pengecekan data dari pihak lain sebagai

pembanding yaitu penulis membandingkan antara hasil obsevasi, wawancara dan

studi dokumentasi dengan sumber data yang merupakan subjek penelitian yaitu

kepala sekolah dan guru. Sehingga, data yang diperoleh nantinya benar-benar

dapat menggambarkan keadaan sebenarnya yang ada dilapangan.

55
 
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Lokasi

1. SMP Negeri 1 Yogyakarta

SMP N 1 Yogyakarta didirikan oleh Pemerintah Pendudukan Jepang pada

tanggal 11 September 1942. Dahulu hanya terdiri dari 13 ruang dan saat itu

menempati gedung bekas Neutrale Mulo dari penjajah yang terletak di Jln. Jati

Yogyakarta (sekarang SMP Yogyakarta). Saat itu siswa SMP 1 Yogyakarta terdiri

dari siswa siswi Mulo. Guru-guru pada umumnya memiliki ijasah Hoofdacto, HIK

atau HIKS. Karena pada saat itu dibawah kekuasaan Jepang, maka segala situasi

sekolah pun disesuaikan dengan keadaan Jepang.

Pada tahun 1943, SMP 1 Yogyakarta pindah ke Jln. Cik Di Tiro No. 25

(sekarang No. 29) Yogyakarta yaitu bekas gedung AMS A di zaman Belanda.

Tahun 1944 diadakan pemisahan, siswa putra di SMP 1 Yogyakarta dan siswa

putri menggunakan Gedung Kota Baru (sekarang SMA Stella Duce), tetapi

kemudian kedua SMP tersebut bergabung kembali menjadi SMP Campuran.

Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,

namun belanda dan Inggris ingin menguasai kembali. Untuk itu, para siswa SMP

1 Yogyakarta khususnya siswa kelas III terpaksa terpaksa harus menginggalkan

bangku sekolah untuk sementara demi mempertahankan kemerdekaan RI.

Pertempuran Kota Baru yaitu merebut markas Tentara Jepang dari siswa SMP 1

Yogyakarta ada 2 orang korban yaitu Djohar Nuradi dan Wardani.

56
 
Saat G 30 S/PKI, membawa perubahan terhadap lancar dan lajunya

pendidikan dan menimbulkan malapetaka yang sangat hebat bagi bangsa dan

negara yang baru laju dengan baik. Hal tersebut terbukti tahun ajaran pada saat itu

diperpanjang, seharusnya mulai 1 Agustus diundur menjadi 1 Januari. Siswa dan

guru dipecah dan diadu domba, namun SMP 1 selamat dari ancaman bahaya

tersebut. SMP N 1 Yogyakarta memiliki visi dan misi sebagai berikut.

Visi :

Berprestasi, Berdasarkan Imtaq, Berwawasan Iptek, Berpijak pada Budaya

Bangsa.

Indikator Visi:

a. Terwujudnya pendidikan yang adil dan merata.

b. Terwujudnya pendidikan yang bemutu, efisien, relevan serta berdaya saing

tinggi.

c. Terwujudnya sistem pendidikan yang transparan, akuntabel, efektif dan

partisipasif.

d. Terwujudnya kompetensi siswa yang mampu bertahan dalam menghadapi era

global.

e. Terwujudnya pengembangan kurikulum SMP Negeri 1 Yogyakarta yang

dinamis.

f. Terwujudnya lingkungan masyarakat belajar yang kondusif, partisipasif,

kreatif, inovatif yang berdasarkan pada imtaq.

Misi:

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.

57
 
b. Menumbuhkan semangat berrprestasi kepada warga sekolah.

c. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenal potensi dirinya

dijiwai saling asah, asih dan asuh.

d. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama

yang dianut siswa.

e. Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh warga sekolah

dengan stake holder.

SMP N 1 Yogyakarta pada tahun ajaran 2011/ 2012 ini telah memiliki jumlah

siswa sebanyak 267 untuk kelas VII, kelas VII sebanyak 226, dan kelas IX

sebanyak 192. Jumlah siswa selama tiga tahun terakhir di SMP N 1 Yogyakarta

dapat dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 2. Keadaan Siswa SMP N 1 Yogyakarta dalam Tiga Tahun Terakhir

Jumlah Siswa
Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
L P Jml L P Jml L P Jml
2009/2010 104 112 216 79 131 210 107 116 223
2010/2011 129 124 253 92 107 199 83 126 209
2011/2012 108 159 267 107 119 226 88 104 192

Dengan jumlah total siswa 685 anak, SMP N 1 Yogyakarta memiliki tenaga

pendidik yaitu guru tetap/ PNS sebanyak 48 dan guru tidak tetap (GTT) sebanyak

5, jadi di SMP N 1 Yogyakarta telah memiliki jumlah total guru sebanyak 53.

Tenaga karyawan yang dimiliki SMP N 1 Yogyakarta berjumlah total sebanyak

17 orang dengan rincian karyawan tetap sebanyak 9 orang dan jumlah karyawan

tidak tetap sebanyak 8 orang.

58
 
2. SMP Negeri 5 Yogyakarta

Awal berdirinya SMP N 5 Yogyakarta pada tahun 1944-1945 dahulu adalah

Sekolah Menengah Pertama Khusus Putri (SMPP) yang beralamat di Jalan Sarbini

Yogyakarta sekarang menjadi SMU Stella Duce. Saat itu dipimpin oleh Bpk.

Markoes Suparto yang kemudian dilanjutkan oleh Bpk Samadi dan kemudian Bp.

Dwidjo Hudjoyo. SMPP semasa kepemimpinan Bpk. Dwijo mengalami kesulitan

mendapatkan lokasi kegiatan yang sesuai dengan laju perkembangan dan kiprah

pengabdiannya, sehingga tempat kegiatannya berpindah-pindah beberapa kali.

Awalnya di Jln. Sarbini, Jln. Kaliurang (sekarang SMU 6 Yogyakarta), Dagen

(sekarang SMEA Negeri 3), dan kemudian di bekas asrama MILITER

ACADEMY (cikal bakal AKABRI).

Pada tanggal 23 Juli 1951, saat berada di bawah kepemimpinan Bpk.

Soemadi Gondoatmojo, SMPP berubah nama menjadi SMP Negeri V Yogyakarta

dengan menambah lingkup siswanya putri menjadi siswa putra dan putri. Pada

tanggal 17 Juli 1974, SMP Negeri V dipimpin oleh Bp. R.D. Soeprapto beralamat

di Jl. Wardani dan SMP Negeri IV diintegrasikan “Manunggal” dengan SMP

Negeri V Yogyakarta yang kemudian beralamatkan di Jl. Wardani 1 Yogyakarta.

SMP Negeri V (baru) ini menjadi sekolah besar ditilik dari jumlah siswa yang

tertampung dalam 33 kelas. Karena kesulitan pengadaan ruang guru, jumlah besar

itu disederhanakan menjadi 30 kelas sehingga masing-masing paralel kelas

terdapat 10 kelas. Bertepatan dengan pengintegrasian tersebut, pemerintah

membangun SMP Negeri IV yang baru di Jl. Wates Yogyakarta. Pada tahun 1980

masih di bawah pimpinan Bp. Drs. Soerjadi atas kebijaksanaan Kantor Wilayah

59
 
Depdikbud Prop. DIY, SMP Negeri V berubah nama (penulisannya) menjadi

SMP Negeri 5 Yogyakarta.

SMP Negeri 5 Yogyakarta memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi:

Mengukur Prestasi Tinggi, Piawai Mengasah Budi Pekerti dan Unggul dalam Era

Globalisasi

Indikator Visi:

a. Terciptanya iklim kerja keras.

b. Berdisiplin tinggi.

c. Kinerja profesional.

d. Pencapian terget sebagai acuan.

e. Aktualisasi diri dengan terus belajar.

f. Unggul dalam akademik/ nonakademik.

g. Pengalaman agama secara nyata.

h. Kepedulian sosial sebagai cerminan keluhuran budi pekerti.

Misi:

a. Menciptakan dan melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan efektif dalam

lingkungan belajar yang kondusif.

b. Menciptakan suasana persaingan sehat dan mengoptimalkan pencapaian

prestasi akademik maupun nonakademik.

c. Mengembangkan spirit dan melintas keunggulan sebagai pencerminan

perilaku keluhuran budi.

60
 
Hingga saat ini, di tahun ajaran 2011/2012, SMP N 5 Yogyakarta telah

menampung sebanyak 29 rombongan belajar. Kelas VII berjumlah 10 rombongan

belajar dengan jumlah siswa 298, kelas VIII berjumlah 9 rombongan belajar

dengan jumlah siswa 273, dan kelas IX berjumlah 10 rombongan belajar dengan

jumlah siswa sebanyak 293 siswa. Sehingga, jumlah total seluruh siswa di SMP N

5 Yogyakarta adalah 864.

Tabel 3. Keadaan siswa SMP N 5 Yogyakarta per Kelas Menurut

Rombongan Belajar dan Jenis Kelamin Tiga Tahun Terakhir

Tahun 2009/2010 Tahun 2010/2011 Tahun 2011/2012


Jml L P Jml Jml L P Jml Jml L P Jml
Kls
Rom Rom Rom
Bel Bel Bel
VII 10 131 177 308 10 128 172 300 10 118 180 298
VIII 10 126 199 325 10 121 174 295 9 116 157 273
IX 10 154 196 350 9 120 185 305 10 117 176 293
Jumlah 411 572 983 369 501 900 351 513 864

Tenaga pendidik yang dimiliki SMP N 5 Yogyakarta untuk mendidik

siswa dengan jumlah 864 adalah sebanyak 63 tenaga pendidik dengan rincian 51

guru tetap/ PNS dan 12 guru tidak tetap/ GTT. Selain itu juga memiki total 27

tenaga kependidikan untuk mendukung proses belajar mengajar yaitu dengan

rincian 10 pegawai tetap, dan 17 pegawai tidak tetap/ PTT. Rincian mengenai

jumlah guru di SMP N 5 Yogyakarta dapat dijelaskan sebagai berikut.

61
 
Tabel 4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP N 5 Yogyakarta

Tahun 2011/2012

No. Jenis Guru PNS GTT/ PTT Jmlh.


1. Kepala Sekolah 1 - 1
2. Pendidikan Agama 5 1 6
3. Kewarganegaraan 3 3
4. Bahasa dan Sastara Indonesia 5 1 6
5. Matematika 8 - 8
6. Sains 4 4 8
7. Pengetahuan Sosial 7 2 9
8. Bahasa Inggris 6 6
9. Pendidikan Jasmani 2 1 3
10. Kesenian 3 1 4
11. Teknologi Informasi dan 1 2 3
Komunikasi
12. Mulok 6 - 6
Jumlah Guru 51 12 63
13. KTU dan TU 9 4 13
14. Tukang Kebun/ Kebersihan 1 3 4
15. Satpam (outcor) - 5 5
16. Laboran - 2 2
17. Pustakawan - 1 2
18. Petugas UKS (outcor) - 1 1
Jumlah Pegawai 10 17 27

3. SMP Negeri 8 Yogyakarta

SMP Negeri 8 Yogyakarta berdiri pada awal tahun 1954 di atas tanah seluas

9.567 m2. Awal berdirinya merupakan tempat penyelenggaraan pendidikan SGP

(Sekolah Guru Pertama) yang kemudian berubah menjadi SGB II (Sekolah Guru

Biasa) saat dipimpin Bpk. Samidjo Hadi Supatmo, BA. Pada tanggal 1 Agustus

1960 saat dipimpin oleh Ibu Mandoyo Dewono sebagai Kepala Sekolah pertama,

gedung SGB II berubah menjadi gedung SMP N 8 Yogyakarta.

Kepemimpinan di SMP N 8 Yogyakarta terjadi beberapa kali. Ibu Mandooyo

Denowo kemudian pada tahun 1970 digantikan oleh Bpk. Drs. Soewondo

62
 
Dwiatmojo yang menjabat paling lama yaitu selama 12 tahun. Periode selanjutnya

pada tahun 1982 digantikan oleh Bpk. Drs. Suyadi selama 6 tahun 10 bulan dan

16 hari, tahun 1989 digantikan oleh Bpk. Drs. Suraji, tahun 1992-1994 dijabat

oleh Bpk. Drs. Soenarto, pada periode yang sama juga digantikan oleh Bpk.

Soetarman, BA dan menjabat selama 5 tahun.

Pada tanggal 9 Februari 1999, dipimpin oleh Bpk. Drs. H. Mas’udi Asy,

M.Pd. yang menjabat selam 9 tahun. Pada masa itulah SMP N 8 Yogyakarta

mengalami perkembangan pesat dengan membangun beberapa infrastruktur yang

dapat menunjang dalam pembelajaran. Tepat pada tahun ajaran 2004/2005 SMP N

8 Yogyakarta naik tingkat menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN) dan mendapat

akreditasi “amat baik”. Masa jabatan beliau kemudian berakhir karena dipindah

tugaskan di SMP N 1 Yogyakarta dan digantikan oleh Bpk. Pardi H.S, S.Pd.

Bpk. Pardi mulai menjabat pada tahun 2008, saat itu mulai diterapkan

program RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) yang diterapkan khusus

untuk 2 kelas. Pada tahun 2011 digantikan oleh Bpk. Drs. Martoyo, kemudian

pertengahan 2011 hingga sekarang dijabat oleh Bpk. H. Suharno, S.Pd. S.Pd.T,

M.Pd.

Dari tahun ke tahun SMP N 8 Yogyakarta mengalami kemajuan dan menjadi

SMP yang terdepan dengan visi dan misinya sebagai berikut:

Visi:

Mewujudkan Sekolah Sebagai Pusat Pendidikan Berwawwasan Lingkungan yang

Mampu Membentuk Manusia Yang Religius, Rasional, Reflektif, Teknologis,

Prospektif, Responsif, dan Komunikatif.

63
 
Indikator Visi:

a. Terwujudnya insan pendidikan yang religius.

b. Terwujudnya pendidikan yang rasional, tanggap terhadap kemajuan

teknologi.

c. Terwujudnya konsep pendidikan bermasa depan cerah, dapat merespon

harapan masyarakat dan bermasyarakat.

Misi, Mendidik Siswa:

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Mampu berfikir dan bertindak rasional.

c. Komunikatif terhadap lingkungan hidupnya.

d. Memiliki kepekaan terhadap perubahan lingkungan dan budaya global.

e. Mampu melakukan refleksi terhadap perkembangan lingkungan dan global.

f. Memiliki prospektif masa depan yang cerah dan mantap.

SMP N 8 Yogyakarta merupakan salah satu SMP RSBI di Kota Yogyakarta.

Pada tahun ajaran 2011/2012 SMP N 8 Yogyakarta memiliki jumlah siswa Kelas

Reguler hanya untuk kelas IX sebanyak 7 rombongan belajar dengan jumlah

siswa 233 dan untuk Kelas RSBI sebanyak 24 rombongan belajar dengan jumlah

siswa kelas VII sebanyak 10 rombongan belajar dengan jumlah siswa 300, kelas

VIII sebanyak 4 rombongan belajar dengan jumlah siswa 112, dan kelas IX

sebanyak 3 rombongan belajar dengan jumlah siswa 78. Kemudian dapat

digambarkan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut.

64
 
Tabel 5. Keadaan Siswa SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012

Reguler RSBI
No. Kelas
Jml. Siswa Jml. Rombel Jml. Siswa Jml. Rombel
1. VII - - 300 10
2. VIII - - 112 4
3. IX 233 7 78 3

Dengan jumlah siswa sebanyak 24 rombongan belajar, SMP N 8

Yogyakarta memiliki sebanyak 71 tenaga pendidik dengan jumlah guru tetap/

PNS sebanyak 60 orang dan jumlah guru naban sebanyak 11 orang ddengan

tingkat pendidikan yang berbeda-beda seperti dipaparkan dalam tabel berikut.

Tabel 6. Keadaan Tenaga Pendidik SMP N 8 Yogyakarta

Jumlah dan Status Guru


Tingkat Jumlah
No. PNS NABAN
Pendidikan Total
L P L P
1. S2 2 4 - 1 7
2. S1 15 30 3 6 55
3. D3 2 5 - 1 7
4. D2 2 - - - 2
5. D1 - - - - -
Jumlah 21 39 3 8 71

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh dari ketiga SMP Negeri di Kecamatan

Gondokusuman dapat digambarkan sebagai berikut.

1. SMP N 1 Yogyakarta

Hasil penelitian yang diperoleh dari SMP N 1 Yogyakarta yaitu mengenai

upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta dalam meningkatkan

kinerja guru serta sejauhmana upaya tersebut efektif dalam meningkatkan kinerja

guru dapat dipaparkan sebagai berikut.

65
 
a. Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP N 1

Yogyakarta

Kinerja guru meliputi 9 komponen yaitu 1) perencanaan program

pembelajaran; 2) pengelolaan kelas; 3) penggunaan media pembelajaran; 4)

metode pembelajaran; 5) pemahaman materi pembelajaran; 6) pendayagunaan

sumber pembelajaran; 7) evaluasi/ penilaian pembelajaran; 8) kedisiplinan; dan 9)

komunikasi dan interaksi yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Perencanaa program pembelajaran

Pembelajaran yang dilakukan di kelas perlu direncanakan dengan baik agar

bisa berjalan dengan lancar sesuai yang diinginkan. Perencanaan pembelajaran

yang dibuat guru disebut perangkat pembelajaran yang berupa program tahunan,

program semester, silabus dan RPP. Hal tersebut seperti hasil dokumentasi yang

diperoleh peneliti dari salah satu guru yang juga telah membuat perencanaan

program pembelajaran dan dapat dicermati bahwa di dalamnya memuat beberapa

komponen yang meliputi program tahunan, menghitung jumlah minggu efektif,

program semester, alokasi waktu, silabus dan RPP. Perangkat pembelajaran harus

dibuat dengan sebaik-baiknya oleh guru mengingat silabus/ RPP tersebut

dijadikan patokan dalam pembelajaran di kelas. Berbagai upaya dilakukan kepala

sekolah SMP N 1 Yogyakarta agar guru mampu membuat perencanaan dengan

baik yaitu sebagai berikut.

a) Diklat perencanaan pembelajaran

Kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta mengikutsertakan guru dalam diklat

perencanaan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan kepala sekolah

66
 
KS 1 yang menyatakan bahwa “Dari sisi SDM guru diikutkansertakan diklat

perencanaan. Ketika ada program diklat ya tinggal diikutkan saja”. Diklat tersebut

biasanya tidak tentu, sebab diklat dilaksanakan ketika ada pihak yang

mengadakan kegiatan diklat. Materi yang dibahas tentunya berupa kerja guru

seperti misalnya bagaimana guru harus membuat silabus/ RPP, tugas mengajar

dan kurikulum. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan guru NB yang menyatakan

bahwa “Ya tidak tentu. Biasanya ya membahas tentang kerja guru misalnya kita

buat RPP/ silabus ya semuanya”. Diklat ini tentunya akan sangat membantu guru

dalam penyusunan silabus/ RPP, sehingga guru dapat membuat perencanaan

pembelajaran dengan baik.

b) Pengawasan dan pemantauan

Pengawasan dan pemantauan juga dilakukan oleh kepala sekolah agar guru

dapat membuat perencanaan dengan baik. Kepala sekolah melakukan pengawasan

dan pemantauan secara rutin dan terus menerus dengan memeriksa perencanaa

pembelajaran yang dibuat guru dengan melihat bukti fisik berupa silabus, RPP,

satuan pelajaaran dan lainnya. Hal tersebut seperti diungkapkan kepala sekolah

KS 1 yang menyatakan bahwa “Dilakukan pengawasan dan pemantauan rutin atau

terus menerus dalam perencanaan pembelajaran. memeriksa perencanaan dan

evaluasi dengan melihat bukti fisik yang berupa RPP, satuan pelajaran (satpel),

program tindak lanjut dan lain-lain”. Hal tersebut juga sesuai dengan ungkapan

salah satu guru NB yang menyatakan bahwa “Ya kalau RPP ya membuat sendiri,

kalau kepala sekolah bertanggung jawab pada kegiatan perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, ulangan harian, ulangan semester

67
 
semuanya kepala sekolah mengkoreksi dan tanda tangan juga”. Hal tersebut juga

sesuai dengan dokumen salah satu guru yang dapat dicermati silabus/ RPP yang

telah ditandatangani oleh kepala sekolah. Jadi, dapat dikatakan bahwa dalam

penyusunan perencanaan pembelajaran kepala sekolah tidak hanya sekedar

menandatangani, tetapi juga mengkoreksi perencanaan yang dibuat oleh guru.

Kepala sekolah juga memberikan arahan-arahan secara umum dalam rapat

briefing yang diselenggarakan setiap hari senin setelah upacara di ruang guru.

c) Melengkapi fasilitas yang dibutuhkan guru

Fasilitas juga berperan untuk kelancaran dalam pembuatan perencanaan

pembelajaran oleh guru. Untuk itulah kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta

melengkapi fasilitas yang dibutuhkan guru untuk pembelajaran termasuk

pembuatan perencanaan pembelajaran. Kepala sekolah melengkapi fasilitas yang

mendukung pembelajaran berupa buku-buku, alat-alat, media pembelajaran,

layanan internet dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan guru. Pemenuhan fasilitas

tersebut tentunya dengan memperhatikan ketesediaan dana yang dimiliki sekolah

yaitu dari dana BOS. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan guru FE yang

mengatakan bahwa “Memenuhi semua kebutuhan buku, peralatan, perlengkapan

belajar dan lain-lain dengan dana BOS yang ada. Memfasilitasi internet dalam

ruangan untuk mencari media pembelajaran bagi guru”.

2) Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas memang menjadi tanggung jawab guru di dalam kelas,

namun kepala sekolah sebagai penangggung jawab semua kegiatan yang ada di

sekolah perlu memantau pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Beberapa

68
 
upaya memang dilakukan kepala sekolah agar pengelolaan kelas yang dilakukan

guru menjadi lebih baik. Kepala sekolah mengupayakan dengan mengikut serta

kan guru dalam diklat/ workshop pelaksanaaan pembelajaran, pengawasan dan

pantauan dari kepala sekolah terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru.

a) Diklat pelaksanaan pembelajaran

Saat ada lembaga yang mengundang atau mengadakan diklat, kalau memang

dibutuhkan guru diikutsertakan dalam diklat tersebut. Diharapkan setelah

mengikuti diklat tersebut bisa memberikan pengetahuan bagi guru tetang

pengelolaan kelas yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran

di kelas. Hal tersebut seperti yang diungkapkan kepala sekolah KS 1 yang

menyatakan bahwa “Guru diikutkansertakan diklat pelaksanaan kegiatan

pembelajaran.

b) Pengawasan dan pemantauan

Diklat menjadi salah satu upaya yang dilakukan kepala sekolah agar

pengelolaan kelas yang dilakukan guru menjadi lebih baik. Selain diklat, kepala

sekolah juga melakukan pengawasan dan pantauan dari kepala sekolah terhadap

pelaksanaan pembelajaran di kelas, agar kepala sekolah mengetahui bagaimana

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pengawasan dan pantauan

dilakukan dengan cara secara berkala kepala sekolah kelilng ke kelas-kelas. Hal

tersebut seperti yang diungkapkan kepala sekolah KS 1 yang menyatakan bahwa

“Dilakukan pengawasan dan pemantauan rutin atau terus menerus dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran”. Dengan demikian guru akan merasa bahwa

69
 
dirinya selalu diawasi dan dipantau oleh kepala sekolah, sehingga guru akan

menyadari sendiri untuk berusaha memperbaiki pelaksanaan pembelajaran di

kelas.

3) Media pembelajaran

Media pembelajaran akan sangat membantu guru untuk kelancaran

pembelajaran. Menggunakan media akan membantu mempermudah siswa dalam

memahami materi pembelajaran, sehingga guru memang harus kreatif

menggunakan media pembelajaran. Di sinilah muncul peranan kepala sekolah

untuk mengupayakan agar guru memiliki kreatifitas untuk menggunakan media

pembelajaran. Upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta agar

guru dapat menggunakan media dengan baik yaitu memfasilitasi sarana prasarana

dan menghimbau kepada guru untuk memanfaatkan fasilitas tersebut dengan baik.

a) Memfasilitasi sarana prasarana yang dibutuhkan

Kepala sekolah menyediakan fasilitas yang dapat digunakan guru sebagai

media pemebelajaran. Meskipun di SMP N 1 fasilitas LCD jumlahnya terbatas

hanya tersedia di laboratorium saja, guru tetap bisa menggunakannya. Kepala

sekolah juga melengkapi buku-buku maupun peralatan lain yang bisa dijadikan

sebagai media pembalajaran. Hal tersebut seperti yang diungkapkan kepala

sekolah KS 1 yang menyatakan bahwa “Melengkapi sarana dan prasarana

kegiatan pembelajaran dengan buku, alat atau media pembelajaran. Ya biasanya

saya menghimbau ketika briefing agar guru menggunakan Lab. untuk

pembelajaran”.

70
 
b) Himbauan atau anjuran untuk memanfaatkan fasilitas

Kepala Sekolah SMP 1 tidak hanya sekedar menyiapkan fasilitas saja, tetapi

juga menghimbau atau mengajurkan kepada guru untuk memanfaatkan fasilitas

tersebut untuk kelancaran proses pembelajaran. Himbauan atau anjuran tersebut

biasanya disampaikan oleh Kepala Sekolah SMP 1 dalam rapat briefing yang

dilaksanakan setiap hari Senin setelah upacara. Hal tersebut seperti yang

diungkapkan kepala sekolah KS 1 yang menyatakan bahwa “Ya biasanya saya

menghimbau ketika briefing agar guru menggunakan laboratorium untuk

pembelajaran”. Pernyataan tersebut diperkuat oleh ungkapan guru MY yang

menyatakan bahwa “Anjuran pemanfaatan media pendidikan secara maksimal

baik itu komputerisasi maupun alat-alat seperti alat Laboratorium Komputer,

Laboratorium Bahasa, Laboratorium IPA dan lain-lain”. Rapat briefing ternyata

dimanfaatkan kepala sekolah untuk memberikan arahan kepada guru agar

menggunakan fasilitas dan peralatan yang telah disediakan dengan baik.

4) Metode pembelajaran

Metode pembelajaran akan membantu guru untuk mempermudah dalam

penyampaian materi pembelajaran agar mudah dipahami siswa. Guru harus bisa

memilih metode yang tepat dan sesuai. Upaya yang dilakukan kepala sekolah

yaitu memberikan keleluasaan kepada guru untuk memilih atau menggunakan

metode pembelajaran yang memang tepat disesuaikan dengan materi dan siswa

yang dihadapi. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan kepala sekolah KS 1

yang menyatakan bahwa “Ya tergantung dari materi pembelajarannya, saya

membebaskan guru untuk memilih metode tertentu yaitu menyesuaikan matode,

71
 
materi dengan kelasnya”. Pernyataan tersebut diperkuat oleh ungkapan guru NB

yang menyatakan bahwa “Oh, iya mba memang dibebaskan penggunaan

metodenya baik itu dengan alat peraga ataupun buku dibebaskan”. Kepala sekolah

memberikan keleuasaan kepada guru dalam pemilihan dan penggunaan metode

pembalajaran agar guru lebih leluasa dalam kegiatan pembelajan termasuk

pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, sehingga guru akan mampu

mengembangkan kreatifitasnya dalam menggunakan metode agar siswa tidak

merasa bosan menerima materi pelajaran.

5) Materi pembelajaran

Materi pembelajan merupakan pokok dalam pembelajaran, sehingga guru

harus benar-benar memahami materi yang akan disampaikan. Penguasaan materi

tersebu diaksudkan agar tidak terjadi kesalahan dalam menyampaikan materi.

Kepala sekolah sebagai penanggung jawab semua kegiatan disekolah memiliki

peran untuk mengupayakan agar guru dapat memahami materi pembelajaran

dengan baik. Upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta yaitu

memfasilitasi yang dibutuhkan guru untuk keperluan pembelajaran.

Kepala sekolah memberikan fasilitas bagi guru dengan melihat anggaran

sekolah, sebab SMP N 1 Yogyakarta mengandalkan dana BOS untuk keperluan

pembelajaran. Kepala sekolah memberikan pemberitahuan kepada guru bahwa

sekolah memiliki dana dan menanyakan apa-apa saja yang dibutuhkan guru dalam

pembelajaran. Fasilitas yang diberikan kepala sekolah berupa buku-buku baik itu

buku pokok, buku penunjang maupun buku sumber, bahan dan alat praktek. Hal

tersebut seperti yang diungkapkan guru FE yang menyatakan bahwa

72
 
“Memfasilitasi pembelian buku materi. Memfasilitasi pembelian bahan dan alat

praktek dengan diberi tahu atau ada pemberitahuan bahwa ada uang sekian

misalanya untuk membeli apa-apa yang dibutuhkan guru dalam pembelajaran.

Sepertinya setengah tahun sekali mba”. Buku-buku tersebut digunakan untuk

melengkapi koleksi perpustakaan dan guru bisa meminjamnya melalui

perpustakaan. Hal tersebut seperti diungkapkan kepala sekolah KS 1 yang

menyatakan bahwa “Menyediakan buku sumber baik buku pokok maupun buku

penunjang. Melengkapi buku-buku reverensi di perpustakaan”. Ketersediaan dan

kelengkapan koleksi buku tentunya akan sangat membantu guru menambah dan

memperluas pengetahuan guru dalam memahami materi pembelajaran.

6) Pendayagunaan sumber pembelajaran

Apasaja yang dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi kelancaran

proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai sumber pembelajaran. Ketersediaan

dan kelengkapan fasilitas sarana prasarana di sekolah sangat dibutuhkan dan guru

pun harus bisa memanfaatkan dengan baik. Kepala sekolah memiliki peran untuk

mengupayakan ketersediaan, kelengkapan sekaligus mendorong guru agar

memanfaatkan fasilitas tersebut dengan baik untuk proses pembelajaran.

a) Menyediakan dan melengkapi fasilitas

Kepala Sekolah SMP N 1 Yogyakarta mengupayakannya agar guru bisa

mendayagunakan sumber pembelajaran dengan baik yaitu dengan menyediakan

dan melengkapi fasilitas agar dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dengan baik

untuk kelancaran pembelajaran. Upaya untuk menyediakan dan melengkapi

fasilitas sarana tersebut dilakukan tentunya dilakukan dengan memperhatikan

73
 
ketersediaan dana yang dimiliki sekolah yaitu untuk SMP N 1 Yogyakarta

menggunakan dana BOS. Dana BOS tersebut digunakan untuk melengkapi

keperluan pembelajaran seperti buku-buku, bahan praktek dan lain-lain. Kepala

sekolah memberikan pemberitahuan kepada guru dengan ketersedianaan dana

BOS tersebut apa saja yang dibutuhkan guru dalam pembelajaran. Dana BOS

yang ada digunakan untuk menambah atau melengkapi koleksi buku-buku di

perpustakaan SMP N 1 Yogyakarta yang kemudian bisa dibaca atau dipinjam oleh

guru dan membeli perlengkapan pembelajaran lainnya yang memang dibutuhkan.

Hal tersebut seperti diungkapkan guru FE yang menyatakan bahwa “Memfasilitasi

pembelian buku materi. Memfasilitasi pembelian alat dan bahan praktek dengan

diberi tahu atau ada pemberitahuan bahwa ada uang sekian misalanya untuk

membeli apa-apa yang dibutuhkan guru dalam pembelajaran. Sepertinya setengah

tahun sekali mba”.

b) Menghimbau dan menganjurkan untuk memanfaatkan fasilitas

Kepala Sekolah SMP N 1 Yogyakarta tidak hanya sekedar mengupayakan

ketersediaan dan kelengkapan fasilitas saja, tetapi juga menghimbau dan

menganjurkan kepada guru agar memanfaatkan fasilitas yang tersedia dengan

baik. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh guru MY yang menyatakan bahwa

“Guru dianjurkan untuk aktif ke perpustakaan meminjam atau sekedar membaca

buku di perpustakaan dan laboratoriumnya juga”. Pemanfaatan sumber

pembelajaran tersebut bisa dilakukan dengan membaca ataupun meminjam buku

perpustakaan untuk menambah pengetahuan mengenai materi yang akan

diajarkan. Guru juga bisa memanfaatkan laboratorium misalnya saja laboratorium

74
 
IPA untuk praktek dan bisa menggunakan laboratorium multimedia ketika ingin

menampilkan sesuatu dengan LCD karena di SMP N 1 di setiap kelas belum

tersedia LCD.

7) Evaluasi/ penilaian pembelajaran

Evaluasi/ penilaian pembelajaran sebagai salah satu cara untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru memang wajib

melaksanakan kegiatan evaluasi/ penilaian pembelajaran terhadap siswa untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan siswa menyerap materi pembelajaran

yang diajarkan. Guru harus bisa benar-benar bisa mengukur kemampuan siswa

dengan tepat sesuai kemampuan yang siswa. Kepala sekolah bertanggung jawab

terhadap semua kegiatan yang ada di sekolah termasuk kegiatan evaluasi/

penilaian pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah dan berperan untuk

mengupayakan agar guru dapat melaksanakan kegiatan evaluasi/ penilaian

pembelajaaran dengan baik. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 1

Yogyakarta dalam pelaksanaan evaluasi/ penilaian pembelajaan yaitu dengan

menyediakan perlengkapan fasilitas yang bisa menunjang pelaksanaan kegiatan

evaluasi/ penilaian pembelajaran.

Pelaksaan evaluasi/ penilaian pembelajaran tentunya membutuhkan

perlengkapan peralatan yang dapat mempermudah pelaksaan kegiatan tesrsebut

seperti misalnya buku, kertas dan alat-alat lain. Kepala Sekolah SMP N 1

Yogyakarta juga melengkapai peralatan tersebut untuk kelancaran kegiatan

evaluasi/ penilaian tersebut. Hal tersebut seperti yang diungkapkan guru MY yang

menyatakan bahwa “Memperlengkap alat-alat, kertas dan lain-lain. Ya dari alat-

75
 
alat itu maka bisa digunakan untuk membuat perangkat pembelajaran, kisi-kisi

soal dan lain-lain”.

8) Kedisiplinan

Disiplin merupakan kunci utama yang harus ada pada setiap guru agar

pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Guru harus memiliki

disiplin yang tinggi agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan lancar.

Kepala sekolah sebagai pemimpin bertanggung jawab terhadap kedisiplinan guru,

untuk itulah perlu melakukan berbagai upaya agar guru memiliki disiplin yang

tinggi. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 1 Yogyakarta dalam

meningkatkan kedisiplinan yaitu dengan menyediakan presensi yang dicek dan

memberikan pembinaan dan arahan terhadap guru yang kurang disiplin.

a) Menyediakan dan memeriksa presensi

Kepala Sekolah SMP 1 menyediakan presensi untuk mengetahui kehadiran

guru apakah disiplin atau tidak. Kepala sekolah secara berkala memeriksa daftar

hadir tersebut agar diketahui guru yang sudah disiplin dan yang belum, sehingga

dapat diambil tindakan. Hal tersebut seperti diungkapkan kepala sekolah KS 1

yang menyatakan bahwa “Memeriksa presensi atau daftar hadir”. Presensi di SMP

N 1 Yogyakarta belum menggunakan finger print tetapi masih bentuk manual

seperti biasa. Namun, dalam presensi tersebut juga mencantumkan jam datang dan

jam pulang masing-masing guru. Hal tersebut dapat dicermati melalui dokumen

yang diperoleh peneliti yaitu berupa daftar hadir dan presensi harian yaitu setiap

hari guru mengisi daftar hadir dan presensi, dalam presensi tersebut guru

mencantumkan jam saat guru datang dan pulang.

76
 
b) Memberi pembinaan dan pengarahaan

Guru yang kurang disiplin diberi pembinaan dan pengarahaan oleh kepala

sekolah. Guru diminta untuk disiplin waktu dalam melaksanakan tugas yaitu

pembelajaran agar tepat waktu. Hal tersebut seperti diungkapkan guru MY yang

menyatakan bahwa “Menganjurkan supaya disiplin waktu dalam tugas agar tepat

waktu. Bagi yang kurang baik ya dibina. Diberi pengarahan-pengarahan tentang

tugas dia sebagai guru”. Pembinaan dan pengarahan tersebut dilakukan secara

kelompok dalam rapat briefing maupun secara perorangan. Secara perorangan

guru tersebut dipanggil untuk dibina dan diberi arahan. Hal tersebut seperti

diungkapkan guru NB yang menyatakan bahwa “Pembinaan, ya bisa pembinaan

perorangan atau bisa juga kelompok”. Pembinaan dan pengarahan tersebut

diharapkan dapat menjadikan guru lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam

melaksanakan tugasnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti

dengan mengikuti rapat briefing kepala sekolah juga mengingatkan guru untuk

meningkatkan kedisiplinan.

9) Komunikasi dan interaksi

Komunikasi dan inertaksi antar guru, dan guru dengan kepala sekolah harus

berjalan dengan baik agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Jalinan

komunikasi dan interaksi yang baik akan menciptakan hubungan yang harmonis

dan kekeluargaan, sehingga sama-sama merasa nyaman dan tidak tertekan dalam

melakukan kegiatan apapun termasuk pembelajaran. Kepala sekolah sebagai

pemimpin sekaligus orang yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di

sekolah harus mengupayakan agar tercipta hubungan komunikasi dan interaksi

77
 
yang baik di lingkungan sekolah. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 1

Yogyakarta yaitu dengan pengaturan meja guru dan keterbukaan.

a) Pengaturan meja guru

Meja guru diatur mengelompok sesuai dengan mata pelajaran, jadi guru

dengan mata pelajaran sejenis tempat duduknya diatur berdekatan. Pengaturan

tersebut secara otomatis akan mempermudah guru dalam komunikasi terutama

dengan sesama mata pelajaran. Hal tersebut seperti yang diungkapkan kepala

sekolah KS 1 yang menyatakan bahwa “Memposisiskan tempat duduk sesuai

dengan mata pelajarannya yaitu guru-guru yang mengajar mata pelajaran yang

sama diposisikan tempat duduknya berdekatan sehingga mereka bisa saling

berkomunikasi dengan mudah tanpa harus susah mencari karena tempatnya sudah

berdekatan”. Guru akan mudah untuk berkomunikasi dengan guru mata pelajaran

sejenis agar bisa dicari solusinya bersama-sama ketika ada permasalahan tanpa

harus mecari-cari tempat duduknya karena sudah berdekatan.

b) Keterbukaan

Komunikasi sesama guru dapat dilakukan dengan mudah termasuk dengan

kepala sekolah. Kepala sekolah juga mudah untuk ditemui siapapun termasuk

guru dalam artian kepala sekolah selalu terbuka dengan siapapun, bahkan tidak

hanya dengan guru, dengan siswa pun kepala sekolah selalu terbuka. Hal tersebut

seperti diungkapkan guru MY yang menyatakan bahwa “Keterbukaan baik antar

guru maupun guru dengan kepala sekolah dengan siswa juga”. Terbukti ketika

siswa bertemu kepala sekolah selalu berjabat tangan dengan kepala sekolah. Hal

78
 
tersebut bisa menandakan bahwa kepala sekolah selalu terbuka. Kepala sekolah

juga selalu menjenguk guru ketika ada guru yang tidak masuk karena sakit.

b. Sejauhmana Upaya yang Dilakukan Kepala Sekolah Efektif dalam

Meningkatkan Kinerja Guru SMP N 1 Yogyakarta

1) Perencanaa program pembelajaran

Perencanaan pembelajaran memang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya,

sebab menjadi patokan guru dalam mengajar yang menyangkut apa, dan

bagaimana guru harus mengajar di kelas. Upaya kepala sekolah dengan

mengikutsertakan diklat, pemantauan dan pengawasan serta memfasilitasi guru

dalam perencanaa program pembelajaran ternyata efektif untuk meningkatkan

kinerja guru di SMP N 1 Yogyakarta. Perubahan terjadi pada guru dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Guru menjadi lebih tertib dalam

melakukan pembelajaran. Hal tersebut seperti diungkapkan kepala sekolah KS 1

yang menyatakan bahwa “Bisa dikatakan 90% efektif, artinya menjadikan mereka

tertib dalam melakukan pembelajaran”.

Guru pun mengakui bahwa upaya yang dilakukan kepala sekolah efektif bagi

peningkatan kinerjanya. Upaya yang dilakukan kepala sekolah ternyata sangat

membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu menjadikan cara kerja

guru menjadi lebih baik. Hal tersebut seperti diungkapkan guru NB yang

menyatakan bahwa “Ya jelas to, itu kan membuat cara kerja kita jadi lebih baik”.

Perencanaan pembelajaran yang baik dan matang tentu akan sangat membantu

guru dan memperlancar kegiatan pembelajaran. Ketersediaan fasilitas yang

mendukung, itu akan sangat memperlancar guru dalam proses pembelajaran

79
 
karena apa-apa yang dibutuhkan guru sudah tercukupi atau tersedia. Hal tersebut

sesuai dengan ungkaapan guru FE yang menyatakan bahwa “sangat efektif karena

menunjang pembelajaran dan sangat membantu sekali karena yang dibutuhkan

sudah mencukupi”.

2) Pengelolaan kelas

Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, agar kegiatan pembelajaran

dikelas bisa berjalan dengan baik dan tercipta suasanya yang kondusif di dalam

kelas. Seperti hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan mengikuti guru

mengajar ternyata pengelolaan kelas sudah baik, salah satunya dapat dilihat dari

guru menegur siswa yang ribut dengan melontarkan pertanyaan. Beberapa upaya

yang dilakukan kepala sekolah agar guru dapat mengelola kelas dengan baik yaitu

dengan mengikutsertakan dalam diklat/ workshop pelaksanaan pembelajaran serta

pengawasan dan pemantauan ternyata bisa dikatakan efektif dalam meningkatkan

kinerja guru. Guru menjadi lebih tertib dalam melaksanakan pembelajaran karena

kepala sekolah memantau dan menanyai guru bagaimana pembelajarannya, apa

kendalanya dan pemecahannya, sehingga menjadikan pembelajaran yang

dilakukan guru menjadi lebih baik. Hal tersebut seperti diungkapkan KS 1 yang

menyatakan bahwa “Efektif, artinya menjadikan mereka tertib dalam melakukan

pembelajaran karena selalu ditanya bagaimana pelaksanaan pembelajarannya, apa

ada kendalanya, dan bagaimana pemecahannya”.

3) Media pembelajaran

Media pembelajaran yang telah disediakan di sekolah memang harus

dimanfaatkan dengan baik untuk pembelajaran agar hasilnya lebih maksimal.

80
 
Upaya yang dilakukan kepala sekolah dengan memfasilitasi sarana dan prasarana

serta mengajak guru untuk memanfaatkan dengan baik ternyata efektif bagi

peningkatan kinerja guru. Upaya tersebut ternyata dapat membantu guru

memudahkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media

pembelajaran lain selain menggunakan buku. Fasilitas layanan internet di sekolah

juga akan menambah wawasan bagi guru dalam menggunakan media

pembelajaran. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh guru FE yang

menyatakan bahwa “Efektif, ya memudahkan pembelajaran dan menambah

wawasan menggunakan media selain buku. Bisa dijadikan pula sebagai media

pembelajaran”. Melihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan

mengikuti pembelajaran di kelas dapat dikatakan bahwa guru juga kreatif karena

menggunakan benda yang ada di kelas sebagai media pembelajaran yaitu

menggunakan papan tulis dan meja. Guru meminta 2 orang siswa untuk

mempraktekkan materi tentang gaya menggunakan meja di depan kelas.

Gambar 2. Guru sedang mengarahkan Gambar 3. Guru sedang menjelaskan

siswa untuk mempraktekan materi dengan menulis di papan tulis.

pelajaran menggunakan meja.

81
 
4) Metode pembelajaran

Metode yang dipilih dan digunakan guru dalam pembelajaran memang harus

tepat dan disesuaikan dengan materi dan siswa yang dihadapi agar pembelajaran

bisa berjalan sesuai yang diharapkan. Guru harus mengembangkan kreatifitasnya

agar pembelajaran yang dilakukannya menyenangkan dan tidak membosankan

bagi siswa. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dengan memberikan

keleluasaan kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaan ternyata efektif

bagi peningkatan kinerja guru. Keleluasaan tersebut akan membuat guru lebih

kreatif menggunakan metode pembelajaran mengingat karakteristik masing-

masing kelas berbeda-beda, untuk itu dibutuhkan metode yang berbeda pula. Hal

tersebut seperti diungkapkan kepala sekolah KS 1 yang menyatakan bahwa “Ya

boleh dibilang efektif karena kan guru diberikan keleluasaan itu tadi, disesuaikan

dengan materi dan kelasnya tentunya kan setiap kelas diperlukan metode yang

berbeda-beda”.

Guru juga mengakui bahwa keleluasaan yang diberikan kepada guru untuk

menggunakan metode pembelajaran dapat memacu kreatifitas guru dalam

pembelajaran. Guru diberi kepercayaan untuk menggunakan metode yang sesuai

dengan materi dan siswa yang dihadapi. Metode pembelajaran diakui guru sangat

membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Hal tersebut sesuai

dengan yang diungkapkan guru FE yang menyatakan bahwa “Ya sangat

membantu sekali dalam kreatifitas kita dalam mengajar dan di sisi lain juga

membantu siswa memudahkan untuk memahami pelajaran”. Berdasarkan hasil

pengamatan yang dilakukan peneliti dengan mengikuti pembelajaran di kelas,

82
 
terlihat guru kreatif dengan menggunakan metode lebih dari satu yaitu, metode

demonstrasi, ceramah, pemberian tugas dan tanya jawab.

Hal tersebut dapat dilihat dari foto yang diambil peneliti saat mengikuti

pembelajaran di kelas dengan salah satu guru.

Gambar 4. Guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal.

5) Materi pembelajaran

Materi pembelajaran yang akan diajarkan memang harus dipahami dengan

baik oleh guru. Upaya yang dilakukan kepala sekolah yaitu dengan memfasilitasi

yang dibutuhkan guru untuk keperluan pembelajaran ternyata efektif bagi

peningkatan kinerja guru dalam pemahaman materi pembelajaran. Fasilitas

memang sangant menunjang dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Ketersediaan fasilitas yang telah disediakan di SMP N 1 Yogyakarta juga sangat

diakui oleh guru sangat membantu dalam proses pembelajaran begitu pula ketika

melaksanakan praktek pembelajaran. Selain membantu guru, ternyata juga

membantu siswa yang memang tidak bisa membeli bahan-bahan praktek. Hal

tersebut seperti yang diungkapkan guru NB yang menyatakan bahwa “Ya bisa

dikatakan efektif, ya kan bukunya menunjang pembelajaran”. Pernyataan tersebut

83
 
diperkuat oleh guru FE yang menyatakan bahwa “Sangat membantu

pembelajaran. Sangat membantu praktek. Sangat membantu siswa yang memang

tidak mampu membeli bahan praktek”. Jadi, dengan adanya kelengkapan fasilitas

tersebut proses belajar mengajar bisa dilakukan dengan lancar dan sesuai yang

diharapkan. Dibuktikan pula dengan melihat dari hasil pembelajaran yaitu nilai

hasil penilaian siswa yang cukup tinggi karena keberhasilan pembelajaran juga

dapat dilihat dari hasil/ nilai siswa. Hal tersebut seperti yang diungkapkan kepala

sekolah KS 1 yang menyatakan bahwa “Ya bisa dibilang efektif kalau ternyata

melihat dari hasil kegiatan pembelajaran di sini cukup membanggakan karena

anak-anak di sini nilai-nilainya sudah lumayan tinggi. Kan keberhasilan

pembelajaran dilihat dari hasil atau tujuannya tercapai”.

6) Pendayagunaan sumber pembelajaran

Sumber pembelajaran yang memang sudah disediakan memang harus

digunakan dan dimanfaatkan dengan baik untuk kelancaran pembelajaran. Upaya

yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 1 Yogyakarta yaitu dengan menyediakan

dan melengkapi fasilitas sekaligus menganjurkan agar guru memanfaatkan

fasilitas tersebut dengan baik ternyata efektif bagi peningkatan kinerja guru dalam

hal pendayagunaan sumber pembelajaran bagi guru. Ketersediaan dan anjuran

untuk memanfaatkan fasilitas tersebut bisa membantu mempermudah guru dalam

pembelajaran. Terbukti dari hasil belajar siswa yang baik. Dengan nilai siswa

yang bagus tersebut berarti guru bisa dikatakan berhasil dalam melaksanakan

pembelajaran. Sebab nilai siswa juga sebenarnya menjadi salah satu patokan

bahwa kegiatan pembelajaran telah berjalan dengan baik. Hal tersebut seperti

84
 
diungkapkan kepala sekolah KS 1 yang menyatakan bahwa “Ya bisa dikatakan

efektif kalau ternyata melihat dari hasil kegiatan pembelajaran di sini cukup

membanggakan karena anak-anak di sini nilai-nilainya sudah lumayan tinggi. Kan

keberhasilan pembelajaran dilihat dari hasil atau tujuannya tercapai”. Berdasarkan

hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di perpustakaan tampak seorang guru

menanyakan sebuah buku kepada petugas, setelah itu guru tersebut meminjam

buku yang dimaksud. Berikut ini tampak gambar daftar guru yang meminjam

buku di perpustakaan.

Gambar 5. Daftar peminjaman buku guru/ karyawan SMP N 1 Yogyakarta

7) Evaluasi/ penilaian pembelajaran

Kegiatan evaluasi/ penialan pembelajaran harus dilaksanakan untuk melihat

seberapa besar kemampuan siswa dalam meneriama materi pembelajaran. Dalam

pelaksanaannya guru memang membuatauhkan fasilitas yang memang dapat

memperlancar terlaksananya kegiatan evaluasi/ penilaian pembelajaran. Untuk itu,

upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 1 Yogyakarta yaitu menyediakan

fasilitas peralatan yang dapat menunjang pelaksanaan evaluasi/ penilaian agar

guru dapat melaksanakannya dengan baik. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah

SMP N 1 Yogyakarta ternyata efektif dalam meningkatkan kinerja guru dalam hal
85
 
pelaksanaan evaluasi/ penilaian pembelajaran. Ketersediaan fasilitas peralatan

tersebut diakui dapat menunjang dan memperlancar pelaksanaan kegiatan

evaluasi/ penilaian pembelajaran baik dalam hal pembuatan kisi-kisi soal,

pembuatan soal maupun dalam melakukan penilaian terhadap hasil evaluasi siswa.

Hal tersbut seperti diungkapkan oleh guru MY yang menyatakan bahwa “Ya

tentu, kan jadi mempermudah guru dalam pembelajaran”.

8) Kedisiplinan

Kedisiplinan harus selalu ditekankan dalam semua kegiatan termasuk

kegiatan pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Guru juga

dituntut untuk memiliki kedisiplinan yang tinggi agar proses pembelajaran bisa

berjalan secara optimal. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 1

Yogyakarta agar guru lebih meningkatkan kedisiplinannya yaitu dengan

menyediakan presensi yang dicek dan memberikan pembinaan dan arahan

terhadap guru yang kurang disiplin. Upaya tersebut ternyata dapat dikatakan

efektif bagi peningkatan kinerja guru terutama dalam hal kedisiplinan guru.

Kedisiplinan juga menjadi salah satu syarat ketika guru ingin mengajukan

kenaikan pangkat, jadi apabila guru kurang disiplin bisa menghambat kenaikan

pangkat, sehingga guru akan mempertimbangkan diri untuk tidak disiplin. Hal

tersebut seperti diungkapkan kepala sekolah KS 1 yang menyatakan bahwa “80-

90% sangat efektif, kan kemudian mereka akan berpikir beberapa kali untuk tidak

disiplin karena nanti akan ditunda kenaikan pangkatnya dan lain-lainnya”. Guru

juga mengakui bahwa dengan upaya yang dilakukan kepala sekolah tersebut

menjadikan guru lebih disiplin dan lebih mengerti akan tugasnya sebagai guru.

86
 
Berdasarkan dokumenasi yang diperoleh peneliti yang berupa daftar hadir dapat

dicermati bahwa rata-rata guru di SMP N 1 Yogyakarta datang sebelum pukul

7:00 dan rata-rata pulang pada pukul 14:00. Hasil pengamatan yang dilakukan

peneliti dapat dilihat bahwa saat bel masuk berbunyi guru segera bergegas menuju

ke kelas, begitu pula dengan guru yang peneliti ikut serta dalam pembelajaran.

9) Komunikasi dan interaksi

Komunikasi dan interaksi harus selalu dipelihara dengan baik agar tercipta

hubungan baik dengan sesama warga sekolah. Hubungan yang baik tersebut

tentunya akan menciptakan suasana dan kondisi yang nyaman untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Upaya yang dilakukan kepala sekolah yaitu

dengan pengaturan meja guru dan keterbukaan ternyata efektif dalam

meningkatkan kinerja guru terutama dalam hal komunikasi dan interaksi. Guru

pun mengakui bahwa pengaturan tersebut mempermudah komunikasi dan saling

menambah wawasan dengan sesama guru. Hal tersebut seperti diungkapkan guru

FE yang menyatakan bahwa “Ya baik karena mempermudah komunikasi karena

saling menambah wawasan sesama guru”. Pengaturan tempat duduk guru

berdekatan sesuai mata pelajaran memang akan mempermudah dalam

berkomunikasi termasuk sharing mengenai materi pembelajaran atau hal lain

yang dapat memperluas pengetahuan.

Keterbukaan juga diakui guru bisa menjadikan lebih merasa senang dalam

melaksanakan tugasnya. Guru merasa lebih ringan dan nyaman dalam

melaksanakan tugasnya. Hal tersebut seperti diungkapkan guru MY yang

menyatakan bahwa “Ya guru merasa senang dalam melaksanakan tugasnya”.

87
 
Guru juga lebih merasa kekeluargaan, sehingga dalam melakukan sesuatu guru

tidak merasa canggung. Ketika guru mengalami permasalahan guru juga bisa

berkomunikasi dengan mudah baik dengan sesama guru maupun dengan kepala

sekolah.

2. SMP N 5 Yogyakarta

Hasil penelitian yang diperoleh dari SMP N 5 Yogyakarta yaitu mengenai

upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan

kinerja guru dan sejauhmana upaya yang dilakukan kepala sekolah efektif dalam

meningkatkan kinerja guru dapat dipaparkan sebagai berikut.

a. Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP N 5

Yogyakarta

Kinerja guru meliputi 9 komponen yaitu 1) perencanaan program

pembelajaran; 2) pengelolaan kelas; 3) penggunaan media pembelajaran; 4)

metode pembelajaran; 5) pemahaman materi pembelajaran; 6) pendayagunaan

sumber pembelajaran; 7) evaluasi/ penilaian pembelajaran; 8) kedisiplinan; dan 9)

komunikasi dan interaksi yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Perencanaa program pembelajaran

Perencanaan program pembelajaran memang wajib dan harus dibuat oleh

semua guru sebagai acuan untuk pembelajaran. Kepala sekolah memiliki peran

untuk mengupayakan agar guru dapat membuat perencanaan pembelajaran dengan

baik. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 5 Yogyakarta yaitu dengan

mengadakan rapat kerja di awal tahun ajaran yaitu mengenai pembagian tugas

mengajar guru, mengikutsertakan guru dalam diklat, pelatihan, maupun workshop,

88
 
dan menghidupkan forum MGMP sebagai upaya pengawasan terhadap guru

dalam pembuatan RPP/ silabus.

a) Diklat, pelatihan, maupun workshop

Guru diijinkan untuk mengikuti diklat, pelatihan maupun workshop diadakan

lembaga lain, misalnya dinas. Diklat dan pelatihan yaitu lembaga lain yang

mengadakan, tetapi workshop selain diadakan lembaga lain, sekolah juga kadang

mengadakan sendiri. Diklat, pelatihan dan workshop diadakan pada dasarnya

untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran, misalnya saja

mengenai perangkat pembelajaran. Kegiatan tersebut diadakan secara berkala

kurang lebih 1 tahun sebanyak 4 kali karena memang lembaga lain yang

mengadakan, sedangkan dari sekolah apabila memang sesuai kebutuhan guru

diijinkan untuk mengikuti dan melihat dari ketersediaan dananya. Hal tersebut

seperti diungkapkan guru BPR yang menyatakan bahwa “Diklat/ Pelatihan yang

dilaksanakan 1 tahun sebanyak 4 kali yang bertujuan untuk meningkatkan

kompetensi guru baik itu tentang perangkat pembelajaran”. Diperkuat pula dengan

ungkapan dari guru BB yang menyatakan bahwa “Pelatihan/ workshop mesti guru

diijinkan untuk ikut. Workshop itu biasanya diadakan sendiri atau kadang dari

pihak luar mengundang. Ya dilakukannya itu secara temporer ya kira-kira

dibutuhkan selain itu jug melihat dari dananya”.

b) Menghidupkan forum MGMP sebagai pengawasan

MGMP merupakan sebuah forum yang bisa digunakan guru untuk berdiskusi

mengenai semua yang berhubungan dengan pembelajaran termasuk dalam hal

pembuatan perencanaan program pembelajaran atau yang sering disebut perangkat

89
 
pembelajaran oleh guru. Dalam forum MGMP tesebut, perangkat pembelajaran

yang telah dibuat oleh guru dikoreksi bersama-sama. Hal tersebut seperti

diungkapkan guru SN yang menyatakan bahwa “Setiap semester diminta

membuat, ada supervisor sendiri di bagian kurikulum, kalo masing-masing

MGMP mengkoreksi”.

2) Pengelolaan kelas

Setiap kegiatan pembelajaran di kelas memang sepenuhnya menjadi

tanggung jawab guru, namun kepala sekolah ikut bertanggung jawab tehadap

semua kegiatan di sekolah. Kepala sekolah juga harus tahu bagaiman kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai upaya agar pengelolaan kelas

yang dilakukan guru lebih baik. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 5

Yogyakarta dalam meningkatkan pengelolan kelas yang dilakukan guru yaitu

dengan memantau dari CCTV, ditegur bila pengelolaan kelas yang dilakukan guru

belum baik, dan keliling melihat kelas.

a) Memantau dari CCTV

Pemantauan dilakukan kepala sekolah melalui CCTV yang dipasang di setiap

kelas. Kepala sekolah bisa memantau setiap saat melalui ruang kepala sekolah.

Hal tersebut seperti diungkapkan guru SN yang menyatakan bagwa “Di kelas

sudah ada CCTV bisa dilihat, dipantau kepala sekolah setiap saat”. Pemasangan

CCTV tersebut tentunya akan sangat membantu kepala sekolah dalam memantau

guru saat pelaksanaan pembelajaran, sebab kepala sekolah bisa memantau setiap

saat di rungannya. Melihat dari hasil pantauan tersebut, maka kepala sekolah akan

90
 
dapat memutuskan dan mengambil tindakan bila memang pengelolaan kelas yang

dilakukan guru kurang rapi atau terjadi kelas kosong.

b) Keliling melihat kelas

Kepala Sekolah SMP 5 ternyata tidak hanya sekedar memantau dari CCTV

saja, tetapi juga keliling ke kelas secara berkala. Kepala sekolah keliling melihat

ke kelas untuk melihat saat guru mengajar. Kepala sekolah akan mengambil

tindakan, jika memang kepala sekolah melihat kelas tersebut kurang rapi atau

kurang bersih yaitu menyampaikan kepada wali kelas yang bersangkutan. Hal

tersebut seperti diungkapkan guru SN yang menyatakan bahwa “Pak Kepala

sekolah sering keliling kelas, kalau kurang tertata nanti disampaikan ke wali kelas

kemudian wali kelas menyampaikan ke gurunya”.

c) Diingatkan dan diberi teguran

Setelah kepala sekolah memantau dari CCTV dan keliling melihat kelas

kemudian kepala sekolah melalui rapat briefing mengingatkan guru. Setiap

kegiatan rapat briefing pada hari Senin kepala sekolah selalu mengingatkan secara

umum untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapian kelas. Ketika dipantau terus

ternyata pengelolannya masih kurang baik, baik itu kelas kosong maupun kurang

rapi akan ditegur. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh guru SN yang meyatakan

bahwa “Sering ditegur kalau kelas kosong. Setiap rapat briefing hari Senin

diingatkan untuk kebersihan, kerapian kelas, dan lain-lain”.

3) Media pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar ada kalanya membutuhkan media agar materi

dapat dengan mudah diserap dan dipahami siswa. Guru harus kreatif

91
 
menggunakan media yang dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk

menerima materi. Dalam hal media pembelajaran, kepala sekolah memiliki

peranan untuk mengupayakan agar guru mampu dan kreatif menggunakan

fasilitas sekolah untuk keperluan pembelajaran. Upaya yang dilakukan Kepala

Sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan penggunaan media

pembelajaran yaitu dengan memfasilitasi sarana pembelajaran dan mengadakan

diklat/ pelatihan IT.

a) Memfasilitasi sarana pembelajaran

Kepala Sekolah SMP N 5 Yogyakarta memfasilitasi sarana prasarana yang

dibutuhkan dalam pembelajaran yaitu dengan menyediakan LCD di setiap kelas,

memberikan layanan internet dengan 10 lebih penguat sinyal, dan hingga tahun ini

kurang lebih tersedia 40 buah laptop sekaligus modem yang bisa digunakan oleh

guru. Hal tersebut seperti diungkapakan guru BPR yang menyatakan bahwa

“Menyediakan LCD di setiap kelas, disediakan layanan jaringan internet di

lingkungan sekolah dan ada 10 lebih untuk penguat sinyal, semua guru telah

diberi laptop termasuk modemnya tinggal kita mengisi pusanya”. Setiap kelas

telah di pasang LCD yang bisa dimanfaatkan guru untuk pembelajaran. Pada

tahun yang lalu Kepala Sekolah SMP N 5 Yogyakarta telah menyediakan 20 buah

laptop yang bisa di manfaatkan guru dan pada tahun ini ditambah 20 buah lagi,

sehingga berjumlah 40 buah sekaligus dengan modem dan guru hanya tinggal

mengisi modemnya saja. Selain bisa mengakses internet dengan modem, tentunya

guru bisa mengakses pula dengan layanan internet yang telah disediakan. Guru

92
 
bisa memanfaatkan dengan baik fasilitas tersebut untuk kelancaran pembelajaran

termasuk dalam hal media pembelajaran.

b) Mengadakan diklat/ pelatihan

Kepala Sekolah SMP N 5 Yogyakarta mengadakan diklat/ pelatihan terutama

diklat/ pelatihan IT bagi guru. Hal tersebut seperti diungkapkan guru SN yang

menyatakan bahwa “Ada semacam pelatihan utamanya IT”. Diklat/ pelatihan

diadakan utamanya bagi guru yang belum menguasai agar dapat menggunakan IT

dengan baik untuk pembelajaran, apa lagi SMP N 5 Yogyakarta merupakan

sekolah RSBI di mana guru dituntut untuk dapat melakukan pembelajaran

berbasis IT. Diklat/ pelatihan IT diadakan secara berkala minimal 1 kali dalam 1

semester sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaannya tidak mengganggu kegiatan

guru karena diadakan setelah pulang sekolah, jadi tidak mengganggu jam

mengajar guru dan setiap guru dijadwalkan per kelompok. Materi yang diberikan

dalam diklat/ pelatihan tersebut biasanya berupa bagaimana membuat powerpoint

yang menarik untuk pembelajaran di kelas. Hal tersebut seperti diungkapkan guru

BPR yang menyatakan bahwa “Mengadakan Diklat IT agar guru tidak gagap

teknologi, bisanya ini dilakukan sepulang sekolah dan setiap guru dijadwalkan per

kelmpok. Materinya biasanya berupa bagaimana membuat powerpoint yang

menarik untuk pembelajaran di kelas karena dalam RSBI sangat diharapkan

pembelajaranya berbasis IT”.

4) Metode pembelajaran

Metode pembelajaran sangat dibutuhkan agar bagaimana caranya materi yang

diajarkan guru bisa tersampaikan dengan baik kepada siswa. Guru harus benar-

93
 
benar bisa memilih metode yang sesuai dalam menyampaikan materi pelajaran.

Meskipun menjadi tanggung jawab guru, kepala sekolah juga tetap memiliki

peran untuk mengupayakan agar guru mampu memilih metode yang memang

tepat. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 5 Yoyakarta yaitu dengan

lebih memberikan keleluasaan pada guru untuk memilih metode yang memang

tepat.

Guru diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukan metode yang

sesuai dengan materi. Hal tersebut seperti diungkapkan guru BB yang menyatakan

bahwa “Ya pada intinya ya diserahkan ke masing-masing guru dan tergantung

materinya”. Guru harus memiliki inisiatif dan kreatifitas sendiri dalam memilih

dan menentukan metode yang tentunya disesuaikan dengan materi dan keadaan

siswa, sehingga siswa akan mudah memahami materi yang diajarkan.

5) Materi pembelajaran

Isi dari pembelajaran adalah menyampaikan materi kepada siswa agar dapat

dipahami, sehingga sebelum menyampaikan kepada siswa. Guru harus benar-

benar memahami materi yang akan diajarkan. Hal tersebut memuncul peranan dari

kepala sekolah untuk membantu guru dengan mengupayakan agar guru

memahami materi tersebut. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 5

Yogyakarta yaitu dengan mengadakan forum MGMP, memberikan berbagai

fasilitas dan mengingatkan guru.

a) Mengadakan forum MGMP

Forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) diadakan dengan maksud

untuk menyamakan presepsi mengenai materi pembelajaran baik itu antar guru

94
 
mata pelajaran sejenis di SMP N 5 maupun dengan guru sekota Yogyakarta.

Forum MGMP betujuan untuk menyamakan presepsi dan juga bisa dijadikan

wadah untuk sharing bagi guru dalam satu rumpun mata pelajaran. Hal tersebut

sesuai ungkapan guru BPR yang menyatakan bahwa “Melalui forum MGMP yaitu

sesama guru satu rumpun mata pelajaran. Yaitu dengan menyamakan presepsi

pembelajaran terhadap siswa yang dilakukan kadang 1 sekolah kadang kadang

dengan sekolah 1 kota 1 rumpun mata pelajaran. Selain itu juga sharing tentang

proses pembelajaran”.

b) Menyediakan fasilitas

Fasilitas yang tersedia di sekolah ternyata juga bisa membantu guru dalam

pemahaman materi pembelajaran. Kepala Sekolah SMP N 5 Yogyakarta

menyediakan fasilitas berupa buku-buku pelajaran baik itu buku paket maupun

buku penunjang, selain itu disediakan pula layanan internet. Buku-buku yang

disediakan bisa dibaca dan dipinjam guru di perpustakaan sekolah. Layanan

internet yang disediakan juga bisa dengan mudah diakses, sehingga bisa

memperluas wawasan dan pengetahuan guru. Hal tersebut seperti diungkapkan

guru BPR yang menyatakan bahwa “Dengan pemasangan wifi, sehingga guru

bebas untuk mengakses dan memperluas pengetahuan”.

c) Mengingatkan guru untuk memanfaatkan fasilitas

Kepala sekolah tidak hanya menyediakan fasilitas yang dibutuhkan dalam

pembelajaran, tetapi juga mengingatkan guru agar membaca dan mempelajari lagi

materinya sebelum mengajar. Dalam rapat briefing setiap hari Senin selain

mengingatkan untuk membaca dan mempelajari materi, kepala sekolah juga

95
 
menekankan kepada guru untuk sering-sering membuka internet. Hal tersebut

seperti diungkakan guru BB yang menyatakan bahwa “Ya setiap briefing

diberikan penjelasan berkali-kali setiap sebelum mengajar untuk dipelajari lagi,

dipelajari benar-benar dan supaya membaca lagi materinya. Kepala sekolah selalu

menekankan untuk sering-sering membuka internet”.

6) Pendayagunaan sumber pembelajaran

Keberadaan sumber pembelajaran sangat diperlukan karena akan sangat

membantu proses pembelajaran. Guru harus menggunakan dan memanfaatkan

dengan baik terutama untuk kelacaran proses pembelajaran. Dalam hal

pendayagunaan sumber pembelajaran kepala sekolah memiliki peranan untuk

mengupayakan agar guru memanfaatkan dengan baik untuk pembelajaran. Upaya

yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan

pendayagunaan sumber pembelajaran yaitu dengan melengkapi koleksi

perpustakaan dan menyediakan layanan internet di sekolah.

a) Melengkapi koleksi perpustakaan

Perpustakaan menjadi salah satu sumber pembelajaran yang sangat besar

manfaatnya dengan kelengkapan koleksi bahan pustaka. Kepala Sekolah SMP N 5

Yogyakarta berusaha melengkapi koleksi perpustakaan baik itu buku paket, BSE

(Buku Sekolah Elektronik), maupun buku penunjang. Secara berkala alumni

diminta untuk menyumbangkan buku ke perpustakaan. Kepala sekolah juga

menyetujui apabila ada buku rekomendasi dari guru dan diperbolehkan untuk

membeli dengan dana sekolah yang kemudian untuk melengkapi koleksi dan bisa

dipinjam. Hal tersebut seperti diungkapkan guru BPR yang menyatakan bahwa

96
 
“Menambah koleksi buku perpustakaan yaitu secara berkala meminta ada alumni

untuk menyumbangkan buku. Ada pula rekomendasi dari guru dan biasanya guru

membeli buku menggunakan dana dari sekolah untuk menambah koleksi yang

kemudian dapat dipinjamkan”.

b) Menyediakan layanan internet di sekolah

Pada saat ini internet juga bisa dijadikan sebagai sumber pembelajaran, sebab

dari internet akan didapat berbagai macam pengetahuan yang bisa menambah

wawasan. Kepala Sekolah SMP N 5 Yogyakarta juga melakukan pengadaan

layanan internet di sekolah. Layanan internet juga diakui guru dapat dijadikan

sebagai cara yang mudah untuk mencari data dan bahan-bahan yang diperlukan

untuk pembelajaran, sebab diakui pula bahwa guru jarang mengunjungi

perpustakaan. Hal tersebut seperti diungkapkan guru BB yang menanyakan bahwa

“Pengadaan inernet supaya guru mencari media ajar bagi guru. Ya jujur saja

kadang guru jarang mengunjungi perpustakaan artinya jarang meminjam buku di

perpustakaan”. Kepala sekolah dalam rapat briefing juga selalu memotivasi agar

pembelajaran yang dilakukan bisa lebih baik lagi.

7) Evaluasi/ penilaian pembelajaran

Evaluasi/ penilaian pembelajaran memang wajib dilaksanakan oleh setiap

guru. Guru juga harus mampu melakukan evaluasi/ penilaian agar benar-benar

dapat mengukur kemampuan siswa yang sesungguhnya. Dalam hal evaluasi/

penilaian pembelajaran kepala sekolah memiliki peranan untuk mengupayakan

agar guru dapat melaksanakan evaluasi/ penilaian dengan baik. Upaya yang

97
 
dilakukan Kepala Sekolah SMP N 5 Yogyakarta yaitu dengan menyediakan

fasilitas dan mengingatkan guru untuk melaksanakan kegiatan evaluasi/ penilaian.

a) Menyediakan fasilitas kebutuhan evaluasi/ penilaian pembelajaran

Kepala sekolah menyediakan peralatan yang dibutuhkan seperti kertas soal

maupun lembar jawaban, sekaligus menyediakan website untuk meng-up load

nilai. Hal tersebut seperti diungkapkan guru BPR yang menyatakan bahwa

“Dalam mengerjakan ulangan tersebut sudah menggunakan Lembar Jawab

Komputer (LJK) karena sekolah sudah memiliki scanner-nya di komputer.

Menyediakan sistikra untuk meng-up load nilai yang sudah jadi oleh masing-

masing guru, sehingga akan kelihtan sekali guru mana yang belum meng-up load

nilai”. Penyediaan fasilitas tersebut tentunya akan mempermudah guru dalam

melaksanakan evaluasi/ penilaian pembelajaran, apalagi seperti yang sudah

dipaparkan di atas bahwa guru dipinjami laptop yang dapat digunakan guru dalam

proses evaluasi/ penilaian pembelajaran.

b) Memantau dan mengingatkan guru

Kepala sekolah memantau atau melihat nilai-nilai siswa, jika terlihat masih

ada siswa yang nilanya di bawah KKM bisa segera diambil tindakan. Kepala

sekolah menghimbau untuk segera melakukan perbaikan atau remidial, apabila

masih ada yang nilainya di bawah KKM. Hal tersebut seperti diungkapkan guru

BB yang menyatakan bahwa “Saya sendiri kalo misalnya masalah evaluasi ngga

pernah ditanyakan, tapi kalau nilai ulangan biasanya langsung Pak Kepala

memantau, ketika masih ada nilai yang di bawah KKM ya kepala sekolah

meminta berkali-kali untuk segera melakukan remidi”.

98
 
8) Kedisiplinan

Disiplin perlu ditekankan pada setiap kegiatan apa pun termasuk kegiatan di

sekolah utamanya kegiatan pembelajaran. Guru harus memiliki disiplin yang

tinggi agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Kepala sekolah juga ikut

berperan untuk meningkatkan kedisiplinan guru dengan melakukan berbagai

upaya agar guru memiliki kedisiplinan yang tinggi demi lancarnya pembelajaran

di sekolah. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 5 Yogyakarta yaitu

dengan memberlakukan sistem tutup gerbang pada pukul 7:00, menyediakan

presensi finger print, dan mengingatkan guru setiap rapat briefing.

a) Memberlakukan sistem tutup gerbang pada pukul 7:00

Ketegasan dalam disiplin dimulai dari sistem menutup pintu gerbang tepat

pukul 7:00 kemudian baru dibuka kembali pada pukul 8:00. Sistem tersebut

berlaku untuk semua warga sekolah tidak terkecuali untuk guru. Hal tersebut

seperti diungkapkan guru BB yang menyatakan bahwa “Pintu pagar setiap jam

7:00 tepat sudah di tutup dan dibuka lagi jam 8:00 itu berlaku untuk siswa

maupun guru”. Pemberlakuan sistem tutup gerbang pada tepat jam 7:00 tentunya

akan sangat terlihat guru mana yang disiplin dan yang tidak, sebab guru yang

terlambat akan menunggu di luar gerbang hingga gerbang dibuka lagu jam 8:00.

b) Menyediakan presensi finger print

Kepala sekolah menyediakan presensi finger print sekaligus guru yang

terlambat diminta untuk mencatat dengan menyabutkan alasanya dalam buku

yang sudah disediakan. Hal tersebut seperti diungkapkan guru BB yang

menyatakan bahwa “Menyediakan finger print, juga di bawah finger print

99
 
disediakan buku, itu untuk mencatat siapa-siapa saja yang terlambat dan

alasananya juga”. Presensi finger print tersebut tentunya akan dapat dilihat

dengan pasti tanpa ada rekayasa penulisan jam berapa guru tersebut datang dan

pulang. Ketika memang guru terlambat bisa dilihat alasannya dan berapa kali guru

tersebut terlambat. Kepala sekolah bisa mengambil tindakan yang kemudian bisa

lebih mendisiplinkan guru tersebut dengan melihat presensi dan buku tersebut.

c) Mengingatkan guru agar disiplin

Saat rapat briefing yang diadakan setiap hari Senin, kepala sekolah juga

mengingatkan kepada guru untuk selalu disiplin masuk dan keluar kelas tepat

waktu serta melakukan presensi. Bagi guru yang sudah berkali-kali tidak masuk

tanpa keterangan dipanggil oleh kepala sekolah. Hal tersebut seperti diungkapkan

guru SN yang menyatakan bahwa “Selalu diingatkan untuk presensi, ini setiap

saat diingatkan. Diminta untuk masuk dan keluar tepat waktu. Ini selalu

diingatkan saat rapat briefing setiap hari Senin”.

9) Komunikasi dan interaksi

Komunikasi dan interaksi antar manusia dalam sebuah organisasi perlu

dilakukan dengan baik agar tercipta hubungan yang harmonis dan tidak terjadi

kesalahpahaman. Begitu pula di sekolah, baik antar guru maupun antara guru

dengan kepala sekolah perlu ada komunikasi yang baik agar pembelajaran bisa

berjalan dengan baik. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 5

Yogyakarta agar terjadi komunikasi yang baik yaitu dengan pengaturan meja guru

dan mengadakan rapat briefing.

100
 
a) Pengaturan meja guru

Pengaturan meja guru di SMP 5 dibuat mengelompok per mata pelajaran

dalam artian guru dengan mata pelajaran sejenis duduknya berdekatan.

Pengaturan per mata pelajaran tersebut tentunya akan mempermudah komunikasi

sesama guru dan bisa berkomunikasi lebih intensif dengan sesama guru mata

pelajaran. Ketika ada permasalahan guru bisa dengan mudah untuk berdiskusi

dengan guru mata pelajaran sejenis agar ditemukan solusinya bersama-sama. Hal

tersebut seperti diungkapkan guru SN yang menyatakan bahwa “Meja guru diatur

per blok mata pelajaran bidang studi. Supaya kalau ada masalah di mata pelajaran

itu tidak terlalu jauh komunikasinya”.

b) Mengadakan rapat briefing

Komunikasi dengan kepala sekolah bisa dilakukan ketika rapat briefing yang

diadakan setiap hari Senin pagi setelah upacara. Kepala sekolah memberikan

pengarahan-pengarahan kepada guru agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik

dan ketika ada permasalahan juga bisa dikomunikasikan. Hal tersebut seperti

diungkapkan guru SN yang menyatakan bahwa “Kepala sekolah dalam rapat

briefing memberi pengarahan. Komunikasi pada guru jarang kecuali kalau ada

masalah yang terlalu baru”. Dengan demikian, berarti kepala sekolah akan

melakukan komunikasi yang lebih intensif dengan guru ketika mengalami

permasalahan yang berarti.

101
 
b. Sejauhmana Upaya yang Dilakukan Kepala Sekolah Efektif dalam

Meningkatkan Kinerja Guru SMP N 5 Yogyakarta

1) Perencanaa program pembelajaran

Perencanaan program pembelajaran atau sering disebut perangkat

pembelajaran harus dibuat guru sebelum melaksanakan pembelajaran, sebab

perangkat terjadi tersebut menjadi patokan guru dalam pembelajaran. Guru harus

mampu membuat perangkat pembelajaran dengan baik. Upaya yang dilakukan

Kepala Sekolah SMP N 5 Yogykarta yaitu dengan mengikut sertakan guru dalam

diklat, pelatihan maupun workshop, dan menghidupkan forum MGMP sebagai

upaya pengawasan terhadap guru dalam pembuatan RPP/ silabus. Upaya tersebut

ternyata efektif bagi peningkatan kinerja guru yaitu dalam hal perencanaan

program pembelajaran.

Guru mengakui bahwa dengan adanya perencanaan tersebut kegiatan

pembelajaran menjadi lebih terarah. Hal tersebut seperti diungkapkan guru BPR

yang menyatakan bahwa “Guru menjadi terarah dalam melakukan pembelajaran

di kelas”. Adanya diklat, pelatihan dan workshop juga diakui guru sangat

membantu guru mengingatkan kembali materi yang pernah didapatnya saat

menempuh pendidikan. Guru mengakui walaupun pernah mendapat materi saat

menempuh pendidikan, tetapi kadang lupa. Diklat, pelatihan dan workshop dapat

mengingatkan kembali apa yang pernah dipelajarinya. Hal tersebut seperti

diungkapkan guru BB yang menyatakan bahwa “Efektifnya ya efektif, ketika

diberikan pelatihan atau workshop ya bisa mengingatkan kembali, walaupun dulu

102
 
pernah di pelajari kan kadang juga lupa ilmunya namanya manusia, kalo

diingatkan lagi jadi ingat”.

2) Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas memang merupakan tanggung jawab guru dalam mengajar.

Guru harus bisa mengelola kelas dengan baik agar suasana kelas menjadi kondusif

dan nyaman untuk belajar. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab semua

kegiatan di sekolah melakukan beberapa upaya agar pengelolaan kelas yang

dilakukan guru lebih baik yaitu dengan memantau dari CCTV, ditegur bila

pengelolaan kelas yang dilakukan guru belum baik, dan keliling melihat kelas.

Upaya tersebut ternyata efektif bagi peningkatan kinerja guru utamanya dalam hal

pengelolaan kelas.

Guru mengakui bahwa dengan upaya-upaya tersebut ternyata bisa menjadikan

pembelajaran yang dilakukan guru menjadi lebih baik. Guru menjadi lebih

memperhatikan kelas meskipun bukan sebagai wali kelas. Adanya teguran dari

kepala sekolah yang disampaikan secara umum dalam rapat briefing, meskipun

secara umum itu bisa membuat guru merasa diri dan berusaha menjadi lebih baik.

Hal tersebut seperti diungkapkan guru SN yang menyatakan bahwa “Ya efektif,

yang jelas dengan adanya teguran bisa lebih baik, walaupun teguran itu secara

umum”. Seperti hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dengan menikuti

pembelajaran di kelas salah satu guru yaitu guru menegur siswa yang tampak

asyik berbicara sendiri dan ketika siswa masih berbicara sendiri guru menegur

dengan memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut.

103
 
3) Media pembelajaran

Media sangat penting perannya dalam proses pembelajaran untuk

mempermudah siswa dalam memahami materi. Upaya yang dilakukan kepala

sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan penggunaan media

pembelajaran yaitu dengan memfasilitasi sarana prasarana pembelajaran serta

meminta guru untuk memanfaatkannya dan mengikut sertakan guru dalam diklat/

pelatihan IT. Ternyata upaya tersebut dapat dikatakan efektif bagi peningkatan

kinerja guru.

Upaya-upaya tersebut diakui guru efektif bagi peningkatan kinerjanya, sebab

dapat memacu guru dalam meningkatkan penggunaan IT dalam pembelajaran. Hal

tersebut seperti diungkapkan guru SN yang menyatakan bahwa “Ya efektif, bisa

meningkatkan guru untuk menggunakan IT”. Penggunaan IT ini tentunya sangat

membantu guru dalam pembelajaran baik itu dalam mempersiapkan maupun

dalam pelaksanaannya. Guru tetap masih menggunakan media papan tulis untuk

lebih memperjelas materi yang paparkan, meskipun guru sudah melaksanakan

pembelajaran dengan IT. Hal tersebut seperti hasil pengamatan yang dilakukan

peneliti dengan mengikuti pembelajaran di kelas dengan salah satu guru yaitu

guru memaparkan materi pembelajaran dengan LCD yang tersedia di

Laboratorium Komputer seperti dapat dilihat dari gambar berikut.

104
 
Gambar 6. Guru sedang memaparkan materi dengan LCD di Laboratoriun

Komputer.

4) Metode pembelajaran

Metode pembelajaran yang tepat akan dapat mempermudah siswa dalam

memahami materi yang diajarakan. Untuk itu guru harus memiliki inisitaif dan

kreatifitas untuk memilih dan menentukan metode yang sesuai. Upaya yang

dilakukan Kepala Sekolah SMP N 5 Yoyakarta dalam meningkatkan penggunaan

metode pembelajaran yaitu dengan lebih memberikan keleluasaan pada guru

untuk memilih metode yang memang tepat. Upaya tersebut ternyata efektif bagi

peningkatan kinerja guru.

Pada dasarnya guru memang menginginkan agar materi yang diajarkan

mudah dipahami siswa. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh guru SN yang

menyatakan bahwa “Ya efektif, karena kan guru itu sebenarnya menginginkan

biar materi yang diberikan lebih cepat dipahami anak”. Sehingga guru lebih

kreatif dan berinisiatif untuk menggunakan metode yang memang sesuai dengan

materi dan keadaan siswa di kelas.

105
 
5) Materi pembelajaran

Materi pembelajaran harus disampaikan kepada siswa, sehingga guru harus

benar-benar memahami materi yang akan diajarkan. Upaya yang dilakukan

Kepala Sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan pemahaman materi

pembelajaran bagi guru yaitu dengan mengadakan forum MGMP, memberikan

berbagai fasilitas dan mengingatkan guru. Upaya tersebut ternyata cukup efektif

bagi peningkatan kinerja guru.

Guru mengakui dengan adanya upaya tersebut dapat menambah pengetahuan

dan wawasan bagi guru, sebab pengetahuan dan wawasan itu luas dan dapat

diperoleh dari mana saja. Adanya forum MGMP ternyata juga sangat membantu

guru dalam hal menyamakan presepsi mengenai materi, sehingga guru menjadi

lebih jelas dan tidak bingung lagi dalam menyampaikan materi kepada siswa. Hal

tersebut seperti diungkapkan guru BPR yang menyatakan bahwa “Ya efektif,

dapat memperluas wawasan, menyamakan presepsi yang semula kurang tepat

menjadi lebih jelas, sehingga tidak terjadi kebingungan dalam penyampaian

materi pembelajaran”. Salah satu guru juga mengakui bahwa ketika mengajar dan

belum membaca lagi materinya kadang-kadang lupa ketika menjelaskan kepada

siswa.

6) Pendayagunaan sumber pembelajaran

Sumber pembelajaran memang harus digunakan dan dimanfaatkan dengan

baik untuk kelacaran proses pembelajaran. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah

SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan pendayagunaan sumber pembelajaran

yaitu dengan melengkapi koleksi perpustakaan dan memberikan motivasi kepada

106
 
guru. Upaya yang dilakukan tersebut ternyata efektif bagi peningkatan kinerja

guru.

Upaya tersebut nyatanya diakui dapat mempermudah dalam pelaksanaan

pembelajaran, pembelajaran menjadi semakin terarah dan terukur. Selain itu,

dengan adanya buku BSE juga sangat membantu dan mempermudah guru dalam

pembelajaran sebab buku yang dibaca guru dan siswa sama. Hal tersebut seperti

diungkapkan guru BPR yang menyatakan bahwa “Pembelajaran semakin terarah

dan terukur. Dengan adana buku BSE tersebut sangat membantu guru untuk

mempermudah dalam pembelajaran karena buku yang di baca sama”. Siswa

menjadi lebih mudah memahami materi dan guru tidak perlu menjelaskan panjang

lebar mengenai materi. Guru hanya perlu menjelaskan sedikit dan menambahkan

materi yang memang dianggap perlu. Seperti hasil pengamatan yang dilakukan

peneliti saat mengikuti pembelajaran di kelas dengan salah satu guru yaitu ketika

kabel yang menyambungkan laptop guru tidak bisa sambung dengang LCD, maka

pembelajaran dialihkan dengan memanfaatkan laboratorium komputer untuk

pembelajaran.

7) Evaluasi/ penilaian pembelajaran

Evaluasi/ penilaian pembelajaran harus dilaksanakan oleh setiap guru sebagai

alat ukur untuk kemampuan siswa. Kepala Sekolah SMP N 5 Yogyakarta

melakukan upaya untuk meningkatkan evaluasi/ penilaian pembelajaran oleh guru

yaitu dengan menyediakan fasilitas dan mengingatkan guru agar melaksanakan

evaluasi/ penilaian dengan baik. Upaya yang dilakukan tersebut ternyata efektif

dalam meningkatkan kinerja guru.

107
 
Hal tersebut dapat dilihat dari semua guru sudah melaksanakan evaluasi/

penilaian pembelajaran, begitu pula dengan remidial bagi siswa yang nilanya

masih di bawah KKM. Guru juga menyadari bahwa melalui pelaksanaan evaluasi/

penilaian tersebut akan dapat mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Hal

tersebut seperti diungkapkan guru SN yang menyatakan bahwa “Ya efektif, guru

sudah melaksanakan, kan untuk mengetahui kemampuan siswanya”. Guru

mengakui tetap melaksanakan remidial bagi siswa yang nilainya dibawah KKM,

meskipun pelaksanaannya itu sedikit terlambat. Guru juga meyadari bahwa

evaluasi/ penialian tersebut juga bisa digunakan sebagai bahan evaluasi untuk

pembelajaran yang selanjutnya agar lebih baik.

8) Kedisiplinan

Kedisiplinan memang harus selalu ditekankan, sebab disiplin akan membuat

semua kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan dengan lancar termasuk

pembelajaran. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam

meningkatkan kedisiplinan guru yaitu dengan memberlakukan sistem tutup

gerbang pada pukul 7:00, menyediakan presensi finger print, dan mengingatkan

guru setiap rapat briefing. Upaya tersebut ternyata efektif bagi peningkatan kinerja

guru.

Tersedianya buku catatan ternyata juga membuat guru menjadi risih apabila

datang terlambat, sehingga sebisa mungkin berusaha agar tidak terlambat. Hal

tersebut seperti diungkapkan guru BB yang menyatakan bahwa “Ya bisa dibilang

efketif, saya kira dengan mencatat di buku ya merasa risih kan jadi berpikir

bagaimana caranya untuk tidak telat”. Guru yang kadang datang terlambat pun

108
 
menjadi datang tepat waktu, sebab kedisiplinan guru juga nantinya akan dinilai

dan digunakan pada saat kenaikan pangkat.

9) Komunikasi dan interaksi

Komunikasi dan interaksi perlu dijaga dengan baik agar tercipta hubungan

yang harmonis dan kekeluargaan, sehingga dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran berjalan dengan baik tanpa ada rasa tertekan. Upaya yang dilakukan

Kepala Sekolah SMP N 5 Yogyakarta agar terjadi komunikasi yang baik yaitu

dengan pengaturan meja guru dan mengadakan rapat briefing. Upaya tersebut

ternyata efektif bagi peningkatan kinerja guru.

Guru menjadi mudah untuk menjalin komunikasi sesama guru, begitu pula

dengan kepala sekolah, melalui briefing guru bisa menjalin komunikasi dengan

kepala sekolah. Pengaturan tempat duduk berdekatan berdasarkan mata pelajaran

sejenias diakui guru dapat mempermudah komunikasi dan kerjasama dengan

sesama guru. Guru akan mudah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi

dengan berdiskusi sesama guru mata pelajaran sehingga akan mudah menemukan

solusinya bersama-sama karena mata pelajaran yang diajarkan memang sejenis.

Hal tersebut seperti diungkapkan guru SN yang menyatakan bahwa “Jelas efektif,

karena ada kerjasama dan komunikasi terus per bidang studi kalau ada masalah

bisa diselesaikan bersama”. Adanya kemudahan berkomunikasi sesama guru mata

pelajaran sejenis tidak akan terjadi keketimpangan antara guru yang satu dengan

yang lain dalam penyampaian materi.

109
 
3. SMP N 8 Yogyakarta

Hasil penelitian yang diperoleh dari SMP N 8 Yogyakarta yaitu mengenai

upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 8 Yogyakarta dalam meningkatkan

kinerja guru serta sejauhmana upaya yang dilakukan kepala sekolah efektif dalam

meningkatkan kinerja guru dapat dipaparkan sebagai berikut.

a. Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP N 8

Yogyakarta

Kinerja guru meliputi 9 komponen yaitu 1) perencanaan program

pembelajaran; 2) pengelolaan kelas; 3) penggunaan media pembelajaran; 4)

metode pembelajaran; 5) pemahaman materi pembelajaran; 6) pendayagunaan

sumber pembelajaran; 7) evaluasi/ penilaian pembelajaran; 8) kedisiplinan; dan 9)

komunikasi dan interaksi yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Perencanaan Program Pembelajaran

Perencanaan program pembelajaran wajib dibuat oleh guru, dan guru sering

menyebutnya dengan perangkat pembelajaran. Berdasarkan pencermatan yang

dilakukan peneliti terhadap dokumen perencanaan program pembelajaran milik

salah seorang guru dapat dilihat bahwa isi dari perangkat pembelajaran meliputi

kalender pendidikan, program tahunan, alokasi waktu, program semester, silabus,

RPP, analisis hasil ulangan, program remidi. Perencanaan tersebut harus dibuat

oleh guru sebab perencanaan tersebut memang dijadikan sebagai acuan guru

dalam melakukan pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran akan lebih teratur

dan tertata.

110
 
a) Memberikan arahan dan dorongan

Kepala sekolah mengharuskan dan mewajibkan semua guru untuk membuat

dan menyerahkan kepada kepala sekolah sekaligus untuk diberikan pengesahan.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh guru SI yang mengatakan bahwa

“Seluruh guru diharuskan memiliki, menyerahkan dan diberikan pengesahan oleh

kepala sekolah. Kepala sekolah memiliki data lengkapnya. Kepala sekolah

memberikan pengarahan agar dengan cara apa pun harus punya kan contohnya

banyak dari buku, internet, dan dinas”. Kepala sekolah memberikan arahan dan

dorongan agar mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan baik. Bagi

guru yang perencanaanya kurang baik ternyata kepala sekolah juga memberikan

arahan dengan memanggil guru tersebut. Hal tersebut seperti dituturkan oleh KS 8

berikut “Rapat briefing selalu mendorong guru untuk membuat perencanaan

pembelajaran dengan baik, rapat khusus ini diundang yang dipanggil yaitu guru-

guru yang dalam pembelajaran kurang baik setelah mengumpulkan RPP. Ini bagi

guru yang kurang sregep.

b) Workshop sesama guru mata pelajaran yang sejenis melalui forum MGMP

Kepala sekolah melakukan berbagai upaya agar guru bisa membuat

perencanaan pembelajaran dengan lebih baik, mengingat perencaan itulah yang

dijadikan sebagai acuan apa-apa saja yang akan dilakukan di kelas agar

pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan terencana. Berbagai macam upaya

yang dilakukan kepala sekolah sebagai upaya agar perencanaan yang dilakukan

oleh guru bisa lebih baik salah satunya yaitu dengan mengadakan workshop.

Workshop ini bisa dijadikan sebagai ajang untuk berdiskusi dan membahas

111
 
bersama-sama perencanaannya agar lebih menyatu dengan sesama guru mata

pelajaran yang sejenis melalui forum MGMP, sehingga tidak ada ketimpangan

antara guru satu dan guru lainnya. Hal tersebut diungkapkan oleh KS 8 yang

mengatakan bahwa “Membuat semacam workshop melalui MGMP dibahas

bersama-sama. Supaya perencanaannya menyatu, ada diskusi dari guru yang

duduknya sudah diatur per mata pelajaran”. Workshop juga bisa dijadikan sebagai

cara untuk bekerjasama untuk merevisi perencanaan tahun sebelumnya apakah

masih relevan atau tidak. Hal tersebut diungkap oleh guru SY yang mengatakan

bahwa “Beliau mengadakan workshop penulisan RPP dan sebagainya. Yang

benar-benar nyata ya itu workshop. Bekerja dengan mata pelajaran sejenis dengan

merevisi RPP tahun lalu di perbaiki, apakah masih relevan atau tidak”. Jadi,

workshop ini bisa dijadikan wadah bagi guru untuk berdiskusi, bekerjasama dan

perbaikan perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

c) Diklat dan pelatihan

Upaya lain yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu dengan mengadakan

pelatihan dan apabila ada undangan diklat, kepala sekolah selalu ikut serta dengan

mengirimkan guru untuk mengikuti diklat tersebut. Hal tersebut seperti

diungkapkan guru SD yang menyatakan bahwa “Mengadakan pelatihan,

workshop, diklat. Biasanya kalau diklat mengirim kalau ada yang mengundang”.

Selain diungkapkan oleh guru SD, hal serupa juga diungkapkan oleh guru VR

yang menyatakan bahwa "Diklat, diklat komputer misalnya microsoft office

seperti excel untuk guru-guru dan wali kelas. Selain itu, ada pelatihan Bahasa

Inggris dan komputer. Untuk pelatihan Bahasa Inggris biasanya mendatangkan

112
 
dari lembaga lain misalnya Wisma Bahasa”. Kepala sekolah dalam mengirimkan

guru untuk mengikuti diklat tentunya tidak asal tunjuk, tetapi disesuaikan dengan

jenis diklat dan dipilih guru yang belum pernah. Guru yang lain bukan berarti

tidak mendapatkan apa-apa, tapi juga bisa mendapatkan ilmunya dari guru yang

telah ditunjuk mengikuti diklat. Hal tersebut juga diungkapkan oleh guru VR yang

mengatakan bahwa” Biasanya yang diikutkan itu yang belum pernah, nanti yang

ikut itu mengajarkan sesama teman”. Jadi, keikutsertaan diklat ini tidak ada istilah

iri hari karena semua guru bisa mendapatkan ilmunya, walaupun tidak

mengikutinya. Ilmu tersebut bisa didapat dari guru yang telah mengikuti diklat.

Sehingga, tidak akan ada guru yang berkecil hati karena tidak diikutsertakan

dalam diklat.

d) Menyedikaan fasilitas

Dari segi fasilitas, kepala sekolah juga mengupayakan penyediaan fasilitas

yang menunjang untuk mempermudah guru dalam membuat perencanaan

pembelajaran. Kepala sekolah telah memfasilitasi sarana komputer, printer

sekaligus kertas yang bisa digunakan guru untuk membantu dalam proses

pembuatan perencanaan pembelajaran, sehingga ketika di sekolah ada waktu

luang bisa menyusun perencanaan pembelajaran. Hal tersebut diungkapkan oleh

guru SD yang menyatakan bahwa “Menyediakan sarana komputer, printer dan

kertasnya juga semua difasilitasi, jadi bisa untuk membuat RPP, silabus atau

keperluan mengajar di sekolah. Apalagi sekarang mau akreditasi semua yang

belum lengkap kan harus dilengkapi”. Hal tersebut sesuai dengan pengamatan

peneliti saat memasuki ruang guru nampak sejumlah unit komputer dan printer

113
 
berada di ruang guru. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan oleh guru untuk membuat

apasaja yang dibutuhkan dalam pembelajaran termasuk perangkat pembelajaran

dengan memanfaatkan jam kosong atau waktu luang yang ada, sehingga akan

sangat mempermudah guru untuk kelancaran proses pembelajarannya.

2) Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas ini memang menjadi tanggung jawab guru dalam proses

pembelajaran di kelas, namun kembali pada tujuan sekolah agar bisa tercapai.

Kepala sekolah tetap harus memantau kinerja guru dalam pengelaolaan kelas dan

mengupayakan agar pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru lebih baik.

Kepala sekolah bisa melakukan berbagai upaya agar guru dapat melakukan

pengelolaan kelas dalam pembelajaran dengan baik.

a) Memantau dari CCTV

Pemasangan CCTV pada setiap kelas bisa digunakan kepala sekolah untuk

memantau guru ketika melakukan pembelajaran di kelas. CCTV akan

menampilkan bagaimana, dan apasaja yang dilakukan guru dalam pembelajaran di

kelas, termasuk memantau guru ketika masuk atau keluar kelas tepat waktu atau

tidak. Kepala sekolah bisa memantau sewaktu-waktu dari ruang kepala sekolah

tanpa harus mendatangi ke kelas-kelas. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan KS

8 bahwa “Dengan monitoring dari CCTV, dari situ akan terlihat dari sini kalau

pengelolaanya kurang bagus guru yang bersangkutan dipanggil.” Dan diperkuat

pula dengan ungkapan salah satu guru BM yang mengatakan bahwa “Pemasangan

CCTV jelas sekali akan terlihat image guru, karena kan kepala sekolah memantau

114
 
proses pembelajara, monitoringnya bisa sewaktu-waktu. Ada semacam teguran itu

disampaikan saat rapat briefing”.

b) Memantau dari buku piket dan melihat guru mengajar di kelas

Guru harus meminta ijin kepada guru piket dan meninggalkan tugas kepada

siswa melalui guru piket apabila ada keperluan mendesak yang tidak bisa

ditinggalkan, sebab kepala sekolah selalu memantau agar jangan sampai ada kelas

yang kosong. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh guru SD berikut

“Kepala sekolah selalu memantau kelas saat jam pelajaran yang kosong, harus ada

guru yang masuk baik itu guru piket atau guru kelas. Kalau guru pergi itu dengan

ijin dan meninggalkan tugas, ya nanti akan digantikan guru piket kalau tidak ijin

ya ditegur”. Jadi, kepala sekolah selain memantau dari CCTV juga memantau dari

petugas piket dengan melihat buku piket. Kepala sekolah akan mengetahui guru

yang memang ijin tidak masuk ke kelas dengan melihat buku piket tersebut.

Kepala sekolah juga menunjuk guru untuk melakukan supervisi kelas atau kepala

sekolah sendiri secara bekala memantau dengan melihat dan menunggui saat guru

mengajar di kelas. Hal tersebut sesuai ungkapan guru SY yang mengatakan bahwa

“Beliau dengan bantuan staf dan guru yang ditunjuk secara berkala mengadakan

supervisi kelas. Guru atau kepala sekolah meunggui di tempat melihat guru

megajar dan dengan melihat perencanaan apa yang akan dilakukan guru di kelas,

bagaimana metode penyampaiannya dan diperiksa administrasinya”.

c) Memberikan teguran, arahan, contoh, dan masukan-masukan ringan

Kepala sekolah memantau dari CCTV, tetapi ketika pengelolaanya masih

kurang baik, guru diingatkan dan ditegur secara umum dalam briefing yang

115
 
diadakan pagi hari setelah upacara atau dipanggil. Oleh karena guru memiliki

tingkat sensitif yang berbeda-beda, sehingga dalam memberikan teguran kepada

guru Kepala Sekolah SMP 8 melakukannya dengan cara-cara yang lebih

diperhalus, atau bahkan bisa dengan teguran tetapi secara tidak langsung. Yaitu

dengan berbincang-bincang biasa tanpa ada kesan memberikan tekanan, dengan

memberikan arahan, contoh, dan masukan-masukan ringan. Hal itu untuk

menghindari agar guru tidak merasa tersinggung, sehingga guru menyadari

dengan sendirinya dan memperbaiki kekurangannya. Hal tersebut seperti

diungkapkan KS 8 yang menyatakan bahwa “Kalau biar ngga kelihatan, guru

diberi arahan, diberi contoh dan lama-lama akan berubah. Kalau biar lebih halus

lagi dan ngga kelihatan saya ngobrol biasa dan memberi masukan-masukan

ringan sehingga guru tidak tersinggung dan ada perubahan”. Pernyataan tersebut

diperkuat oleh salah satu guru SI yang mengungkapkan bahwa “Kelas-kelas yang

kosong nanti ada pembinaan, mungkin datang terlambat atau kelas berantakan,

kepala sekolah membina, memberi contoh kan ada kelas yang baik. Secara umum,

guru yang memiliki kesalahan yang keterlaluan, guru akan dipanggil dan ditegur”.

Jadi, dengan pemasangan CCTV sangat membantu kepala sekolah untuk

melakukan pemantauan terhadap aktivitas guru di dalam kelas yang kemudian

bisa dilakukan tindak lanjut terhadap guru, baik itu semacam himbauan atau

arahan secara umum yang disampaikan dalam briefing maupun dengan teguran

maupun dengan teguran yang diperhalus. Guru tentu akan menyadari sendiri

kekurangannya masing-masing dan memperbaikinya.

116
 
3) Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu upaya guru agar

penyampaian materi pembelajaran mudah dipahami oleh siswa. Media dijadikan

sebagai perantara yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai

materi yang diajarkan guru. Media pembelajaran tersebut akan mempermudah

guru dalam penyampaian materi, sehingga untuk membuat siswa mudah

memahami materi dan tidak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

menjelaskan materi. Guru dituntut untuk memiliki kreatifitas untuk menggunakan

media pembelajaran agar materi mudah dipahami dan tidak membosankan bagi

siswa. Guru juga harus mampu menggunakan dan memanfaatkan media yang ada.

Kemudian disinilah muncul peranan dari kepala sekolah untuk mengupayakan

agar bisa menggunakan media dan memunculkan kreativitas guru untuk

menggunakan media pembalajaran dengan baik.

a) Memantau dari CCTV dan memberi contoh

Kepala sekolah bisa memanfaatkan CCTV untuk memantau guru dalam

penggunaan media pembelajaran. Pemantauan tersebut kemudian bisa dijadikan

sebagai upaya tindak lanjut dengan memberikan saran dan contoh agar guru

menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Hal

diungkapan guru SY yang mengatakan bahwa “Termasuk dengan CCTV itu juga

untuk memantau”. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh kepala

sekolah KS 8 yang mengatakan bahwa “Menyangkut media saya juga bisa

memantau dari CCTV kalau guru belum memanfaatkan media biasanya saya

117
 
mengomentari kenapa ngga memakai media. Saya memberi contoh untuk

memanfaatkan media sesuai dengan kebutuhan”.

b) Penyediaan fasilitas sarana pembelajaran

Penyediaan fasilitas sarana pembelajaran juga sebagai salah satu upaya yang

dilakukan kepala sekolah agar guru bisa memanfaatkannya sebagai media

pembelajaran, seperti disediakannya komputer dan LCD di tiap kelas. Hal tersebut

seperti yang diungkapkan oleh guru SD yang mengatakan bahwa “Menyediakan

fasilitas komputer dan LCD di tiap kelas”. Guru hanya perlu menggunakan

kreatifitasnya agar bisa memanfaatkan fasilitas tersebut dengan baik untuk

kelancaran pembelajaran. Hal tersebut juga diungkapkan oleh guru BM yang

mengatakan bahwa “Itu lebih pada kreatifitas guru sendiri. Penyiapan sarana

prasarana, misalnya pemasangan LCD dan komputer di tiap kelas RSBI, jadi

penggunaan media dalam pembelajaran jadi lebih mudah”. Seperti hasil

pengamatan yang dilakukan peneliti saat mengikuti pembelajaran di kelas dengan

salah satu guru yaitu tampak tersedia LCD, komputer dan printer.

c) Diklat dan pelatihan

Upaya kepala sekolah yang lain yaitu dengan mengadakan pelatihan dan

diklat untuk pembuatan media pembelajaran. Pelaksanaan pelatihan dan diklat ini

tentunya dilaksanakan ketika guru ada waktu senggang secara bertahap dan

diharapkan semua guru bisa mengikuti, tentunya dengan melihat ketersediaan

dananya. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Guru SI yang mengatakan bahwa

“Beberapa kali diadakan, setiap semester biasanya lebih dari satu pelatihan, ya

tergantung dana, pelatihan untuk guru secara bertahap dan diharapkan semua guru

118
 
dapat mengikuti. Pelatihan ICT berupa macro media flash, membuat media

pembelajaran”. Dan diperkuat oleh pernyataan guru VR yang mengatakan bahwa

“Ya mengadakan semacam diklat, seperti yang baru-baru bulan kemarin diklat

lektora, bagaimana untuk membuat media pembelajaran, ya sama seperti

powerpoint tapi ini lebih dinamis”. Melihat dari penyediaan fasilitas komputer

dan LCD di tiap kelas, ini akan menunjang guru untuk mempersiapkan dan

menggunakan media pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan tidak

membosankan.

4) Metode Pembelajaran

Penggunaan metode pembelajaran perlu dilakukan dengan baik agar setiap

materi yang disampaikan dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh siswa.

Guru tentunya harus memilih-milih metode yang memang sesuai dengan materi

dan disesuaikan dengan siswa yang dihadapi. Pemilihan metode ini memang

menjadi tanggung jawab guru dan itu memang tergantung dari kreatifitas masing-

masing guru.

a) Memberikan keleluasaan dalam memilih metode pembelajaran

Secara umum kepala sekolah memberikan keleluasaan kepada guru untuk

memilih dan menyesuaikan dengan materi. Penyampaian mata pelajaran dan

pokok materi yang berbeda tentunya dibutuhkan metode yang berbeda pula agar

materi bisa terserap dengan mudah oleh siswa. Penggunaan metode memang tidak

bisa dipaksakan dalam pembelajaran harus menggunakan metode tertentu.

Pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran memang tergantung dari

kreatifitas masing-masing guru. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh

119
 
kepala sekolah KS 8 yang mengatakan bahwa “Metode dibebaskan sesuai dengan

materi, kan kalo metode itu ngga bisa dipaksakan harus menggunakan metode

tertentu”. Dan diperkuat oleh pernyataan dari guru SI yang menyatakan bahwa

“Kepala sekolah membebaskan guru menggunakan metode pembelajaran kan

masing-masing mata pelajaran tidak sama”.

b) Memantau

Kepala sekolah tetap memantau guru dalam penggunaan metode

pembelajaran karena kepala sekolah tetap ikut bertanggungjawab terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru. Pemantauan tetap dilakukan

kepala sekolah dengan melihat guru mengajar melalui CCTV yaitu mengamati

guru mengajar serta metode yang digunakan guru dalam pembelajaran. Hal

tersebut seperti diungkapkan kepala sekolah KS 8 yang menyatakan bahwa

“Mengenai metode saya bisa memantau dari CCTV”. Jadi Kepala Sekolah SMP 8

tetap memantau, meskipun memberikan kebebasan dalam penggunaan metode.

Hal tersebut dimaksudkan agar pembelajaran dapat berhasil secara optimal.

c) Memberi arahan, mengingatkan dan mendorong

Kepala seolah SMP 8 tidak hanya memantau saja tetapi melakukan tidak

lanjut yaitu mengingatkan dalam rapat briefing serta memberikan arahan-arahan

dalam penggunaan metode. Hal tersebut seperti yang telah diungkapkan oleh

kepala sekolah KS 8 yang mengatakan bahwa “Metode dibebaskan sesuai dengan

materi kalau kira-kira belum cocok diberi arahan karena kan di kelas sudah

tersedia LCD”. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh salah satu guru SP yang

mengatakan bahwa “Tindakan nyatanya ya briefing pasti mengingatkan untuk

120
 
menggunakan metode yang bervariasi”. Pemilihan dan penggunaan metode

pembelajaran memang tergantung dari kreatifitas masing-masing guru. Guru itu

sendiri memang seharusnya ada pengembangan diri, sehingga tidak monoton.

Kepala sekolah juga mendorong guru agar lebih kreatif dalam penggunaan metode

pembelajaran meskipun memberikan keleluasaan. Hal tersebut seperti yang

diungkapkan oleh guru SD yang mengatakan bahwa “Selalu mendorong supaya

guru lebih kreatif, menggunakan model pembelajaran yang lain, dari sumber-

sumber pembelajaran yang lain”.

d) Mengadakan workshop mengenai metode pembelajaran

Dari segi kemampuan, kepala sekolah mengadakan workshop mengenai

metode pembelajaran. Guru bisa memperoleh materi dari ahli tentang metode

pembelajaran yang didukung dengan adanya fasilitas yang disediakan di sekolah,

sehingga guru bisa mengembangkan sendiri sesuai dengan kreatifitas yang

dimiliki ketika pembelajaran di kelas agar materi bisa dipahami siswa dengan

baik. Hal tersebut diungkapkan oleh guru BM yang menyatakan bahwa “Dalam

workshop yang menghadirkan ahli, misalnya dosen, ada disampaikan penggunaan

model metode pembelajaran. Kepala sekolah memberikan fasilitas seperti LCD

tadi. Saat rapat briefing juga disampaikan kepada guru untuk menggunakan

metode yang sesuai”. Kemampuan guru dalam berkreasi tentunya memang harus

didukung dengan adanya fasilitas yang memadai di sekolah. Sehingga, guru dapat

mengaplikasikan dengan baik pengetahuan yang diperoleh dari workshop

tersebut.

121
 
5) Materi Pembelajaran

Materi merupakan inti dalam pembelajaran. Guru harus menyampaikan

materi pembelajaranan dengan baik dan dengan cara yang tepat agar dapat

dipahami oleh siswa. Guru juga harus benar-benar memahami materi yang akan

disampaikan, jangan sampai guru salah menyampaikan materi baik karena faktor

lupa maupun karena kurang persiapan. Guru harus benar-benar mempersiapkan

materi dengan baik dan memahami benar materi yang akan disampaikan. Kepala

sekolah sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang ada

di sekolah juga perlu memberikan berbagai upaya untuk membantu guru dalam

memahami materi pembelajaran dengan baik.

a) Pengaturan meja guru

Pengaturan tempat duduk guru disesuaikan dengan mata pelajaran

nampaknya menjadikan guru agar lebih mudah untuk berdiskusi mengenai materi

pembelajaran dengan sesama guru mata pelajaran serupa. Kepala sekolah pun ikut

mendukung dengan mengingatkan guru untuk memanfaatkan diskusi sesama guru

dan itu bisa dilakukan kapan saja saat guru tidak ada jam mengajar. Pengetahuan

akan materi juga perlu dikembangkan, selain itu kepala sekolah juga mendukung

untuk mengikutsertakan guru dalam kegiatan workshop dan seminar yang

diadakan oleh lembaga lain yang memang sesuai dengan kebutuhan. Hal tersebut

diungkapkan oleh kepala sekolah KS 8 yang mengatakan bahwa:

“Diskusi ini dilakukan di sekolah oleh tiap mata pelajaran dengan pengaturan
tempat duduk dibuat berdekatan, tetap saya ingatkan mbok dipakai untuk
diskusi. Workshop ini ada acara-acara dari dinas atau biasanya dari perguruan
tinggi kalau memang sesuai dengan kebutuhan ya guru di kirimkan untuk
mengikuti. Kalau seminar biasanya yang mengadakan Dinas Pendidikan
Kota, UNY, UIN juga”.
122
 
Diskusi itu nampaknya sangat membantu guru ketika menemukan masalah

sehingga bisa dipecahkan dan ditemukan solusinya bersama-sama. Hal tersebut

diungkapkan oleh guru VR yang mengatakan bahwa “Diskusi juga, misal kalau

ada masalah bisa menemui dan menceritakan, nanti kan pemecahan dan solusinya

bisa dicari”.

b) Menyediakan fasilitas buku dan layanan internet

Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari mana saja dan itu akan mendukung

untuk menambah wawasan yang bisa menunjang materi pembelajaran. Menambah

wawasan dapat diperoleh dari dari buku maupun dari media lain seperti zaman

sekarang yang lebih maju dan sangat mudah didapat yaitu melalui internet. Di

SMP 8, kepala sekolah menyediakan buku-buku yang memang dibutuhkan oleh

guru, serta menyediakan layanan internet di sekolah, sehingga akan

mempermudah guru dalam menambah wawasan. Seperti yang diungkapkan oleh

guru BM yang menyatakan bahwa “Diminta browsing di internet untuk

menambah pengetahuan. Pemilihan buku oleh MGMP, menetukan buku yang

akan dipakai kemudian diusulkan”.

c) Mendorong, mempermudah dan memberi kesempatan guru melanjutkan

pendidikan

Kepala sekolah juga mendorong, mempermudah dan memberi kesempatan

kepada guru yang akan melanjutkan pendidikan. Kepala sekolah mengkursuskan

guru untuk meningkatkan kompetensi dan mengikutsertakan guru dalam diklat IT

yang diadakan karena adanya kerjasama dengan lembaga lain. Diklat IT tersebut

sebagai contoh mengenai pembuatan blog. Dengan demikian kemampuan guru


123
 
akan diasah dan dapat memperluas wawasan guru dengan berbagi ilmu melalui

blog. Hal tersebut seperti yang diungkapkan guru SY yang mengatakan bahwa

“Mendorong/ mempermudah dan memberi kesempatan pada guru untuk


melanjutkan kuliah lagi, contohnya seperti Bu Ema yang baru menyelesaikan
S2 di tengah kesibukan mengajar. Mengkursuskan guru untuk meningkatkan
kompetensi dengan kursus Bahasa Inggris, ini kerja sama dengan pihak luar,
pernah juga dengan UNY. Diklat IT contohnya membuat blog, biasanya ini
kerja sama dengan Dinas Propinsi. Kan di sana ada yang memangani IT”.

6) Pendayagunaan Sumber Pembelajaran

Sumber pembelajaran merupakan apa-apa saja yang dapat dijadikan sebagai

sesuatu yang dapat menggali kemampuan dan menambah pengetahuan guru untuk

kelancaran proses pembelajaran. Sumber pembelajaran bisa diperloleh dari mana

saja termasuk dari fasilitas sarana prasarana, kelengkapan sarana prasarana yang

dilengkapi dengan peralatan yang memadai.

a) Kelengkapan fasilitas sarana prasarana

Pelaksanaan proses pembelajaran tentu membutuhkan fasilitas yang

mendukung untuk kelancaran proses kegiatan belajar mengajar. Kepala sekolah

berperan untuk mengupayakan kelengkapan fasilitas sarana prasarana yang

memadai dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan guru dan dana sekolah.

Baik itu berupa buku, media maupun peralatan. Hal tersebut seperti diungkapkan

oleh kepala sekolah KS 8 yang menyatakan bahwa “Diadakan dengan dasar

anggaran bisa berupa buku-buku, media, alat-alat dan lain-lain diadakan sesuai

dengan kebutuhan guru dengan merencanakan apa-apa saja kebutuhan guru untuk

proses pembelajaran”. Jadi, dalam pemenuhan fasilitas kepala sekolah juga perlu

memperhatikan kebutuhan guru serta ketersediaan dana yang dimiliki sekolah.

124
 
b) Penataan fasilitas perpustakaan

Kelengkapan sarana dan prasarana memang akan sangat membantu, namun

perlu juga didukung dengan penataan yang nyaman. Kenyamanan juga akan

mempengaruhi kelancaran dalam proses pembelajaran. Perpustakaan menjadi

salah satu sumber pembelajaran bagi guru yang dapat digunakan untuk menambah

ilmu pengetahuan. Penataan ruang perpustakaan dibuat senyaman mungkin

dengan menyediakan ruang membaca dengan lesehan dan ada pula yang di kursi,

sehingga pengunjung bisa memilih mana yang lebih nyaman. Guru juga dapat

meminjam beberapa buku dengan waktu peminjaman yang relatif lebih lama. Hal

tersebut seperti diungkapkan guru BM yang meyatakan bahwa “Perpustakaan

sudah diubah penataan ruangnya agar lebih santai, supaya belajaranya lebih

nyaman untuk membaca”. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan yang

dilakukan peneliti di perpustakaan yaitu disediakan 2 tempat mambaca yang

nyaman yaitu dalam bentuk lesehan dan menggunakan kursi. Berikut gambar

yang diambil peneliti.

Gambar 7. Tempat membaca dengan Gambar 8. Tempat membaca dalam

kursi. bentuk lesehan.

125
 
c) Mendorong dan mengingatkan

Kepala sekolah selain mengupayakan ketersediaan fasilitas juga perlu

mengupayakan agar guru dapat memanfaatkan fasilitas sarana prasarana yang

disediakan dengan optimal. Kepala sekolah mengingatkan agar guru untuk

mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkannya dengan baik. Hal tersebut

seperti diungkapkan guru SY yang mengatakan bahwa “Mengingatkan “Bapak/

Ibu silahkan ke perpustakaan” pernah juga di ingatkan “kalau ke perpustakaan

jangan hanya baca Al-Qur’an”. Guru didorong untuk menggunakan fasilitas

dengan baik, misalnya mendorong untuk menggunakan Laboratorium Komputer.

Saat ini IT memang sangat membantu dalam pembelajaran di sekolah, untuk

itulah kepala sekolah juga mendorong guru untuk memanfaatkan IT dan

mewajibkan kepada setiap guru agar mampu menggunakan komputer. Kepala

sekolah juga menyarankan kepada guru agar memiliki blog, karena itu juga akan

mempermudah sisiwa untuk mengakses materi pembelajaran.

7) Evaluasi/ Penilaian Pembelajaran

Evaluasi/ penilaian pembelajaran sangat penting untuk dilaksanakan

mengingat ini akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam

menyerap materi yang disampaikan guru. Oleh karena itu, evaluasi/ penilaian ini

wajib dilakukan oleh guru. Guru harus memiliki kemampuan agar benar-benar

dapat menilai kemampuan siswa yang sesuangguhnya. Guru dalam memberikan

penilaian harus berdasarkan keadaan siswa yang sesuangguhnya, baik itu dengan

mengadakan tugas, ulangan harian, ujian tengah semester maupun dengan ujian

semester. Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru SD yang menyatakan bahwa

126
 
“Guru wajib mengadakan penilaian, kepala sekolah menyampaikan guru mana

yang belum mengadakan penilaian diingatkan misalnya saja ulangan harian”.

a) Mengontrol dan mengingatkan

Kepala sekolah selalu ikut mengontrol hasil penilaian yang dilakukan oleh

guru dan bagi guru yang belum melaksanakan kepala sekolah mengingatkan. Hal

tersebut seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah KS 8 yang mengatakan

bahwa “Mengadakan ulangan harian 1 semester minimal 3 kali dan bisa lebih,

ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, jadi paling tidak 5 kali dalam

semester, itu dilaksanakan dan mesti saya kontrol”. Kepala sekolah

menyampaikan secara umum dalam rapat briefing yang diadakan setiap hari Senin

setelah upacara selesai. Kepala sekolah mengingatakan bagi guru yang belum

melakukan penilaian, misalnya saja ketika guru baru melaksanakan ulangan 1

kali, mengingatkan dan menekankan agar dalam melaksanakan evaluasi/ penilaian

harus berhati-hati dan teliti jangan sampai nilai yang diberikan kepada siswa

tersebut adalah nilai yang dikarang. Guru juga tidak perlu takut untuk

memberikan nilai yang kurang baik kepada siswa, asalkan kemampuan siswa

seperti itu. Guru juga diminta untuk membuat laporan penilaian untuk dilaporkan

kepada kepala sekolah. Jadi, disini kepala sekolah mengetahui kegiatan evaluasi/

penilaian yang dilakukan oleh guru.

b) Menyediakan fasilitas yang diperlukan

Fasilitas juga sangat diperlukan dalam melakukan evaluasi/ penilaian

pembelajaran. Kepala Sekolah SMP N 8 memfasilitasi guru dalam melakukan

evaluasi/ penilaian, seperti berupa kertas dan penggandaan soal. Hal tersebut

127
 
seperti diungkapkan guru SD yang menyatakan bahwa “Menyediakan kertas,

karena pernah ada keluhan ulangan harus menyobek kertas. Memfasilitasi proses

penilaian seperti kertas, memperbanyak soal”. Saat pelaksanaan ulangan siswa

sudah tidak perlu menyobek kertas dari bukunya untuk ulangan, sebab sudah

disediakan lembar jawabannya. Kepala sekolah juga memfasilitasi Laboratorium

Bahasa yang bisa digunakan untuk ulangan dan guru tidak perlu menggandakan

soal karena soal bisa ditampikan di komputer siswa dengan menyambungkan

antara komputer guru dengan komputer siswa. Hal tersebut sesuai dengan hasil

pengamatan yang dilakukan peneliti yaitu guru menggunakan Laboratorium

Bahasa untuk mengadakan ulangan, sehingga guru tidak perlu menggandakan soal

yang gambarnya bisa dilihat sebagai berikut.

Gambar 9. Siswa sedang berkonsentrasi mengerjakan ulangan di Laboratorium

Bahasa.

8) Kedisiplinan

Disiplin adalah hal utama yang perlu ditekankan agar kegiatan apapun yang

dilakukan dapat berhasil dengan optimal, tidak terkecuali kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru. Kepala Sekolah SMP N 8 mengupayakan agar guru

dapat meningkatkan kedisiplinan.

128
 
a) Keteladanan

Kepala Sekolah SMP N 8 memang sangat menekankan dan menggembor-

gemborkan kepada guru untuk selalu disiplin. Tidak hanya guru yang harus

disiplin, kepala sekolah juga sebagai peminpin memberikan contoh dan teladan

bagi guru dalam berdisiplin. Kepala sekolah selalu datang lebih awal ke sekolah

sebelum guru datang. Sebab setiap pagi ada kebiasaan salaman pagi, dan kepala

sekolah menjadi petugas tetap setiap pagi bersama guru yang telah ditunjuk

berdasarkan jadwal. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkakn kepala

sekolah KS 8 yang menyatakan bahwa “Keteladanan karena saya kepala sekolah

ngga mungkin datangnya setelah guru-guru datang ataupun datang terlambat,

karena saya biasa sudah disini pukul 06:30”. Dan diperkuat oleh guru SY yang

mengatakan bahwa “Memberi contoh beliau datang awal sekali, dan menjadi

petugas tetap yang menyalami anak di pintu aula dengan guru piket pukul 06:30

kalu hari biasa”. Kepala sekolah sendiri juga dapat mengetahui siapa yang datang

lebih awal dan tidak.

b) Menyediakan daftar hadir dan di cek

Kepala sekolah juga menyediakan presensi guru dengan finger print,

sehingga pada pukul berapa guru datang dan pulang akan dapat diketahui

sekaligus dijadikan sebagai alat kontrol bagi kepala sekolah dan selalu di cek

setiap bulan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh guru VR yang

menyatakan bahwa “Dari presensi finger print itu selalu di cek tiap bulannya”.

Presensi tersebut bisa memberikan keterangan mengenai kedisiplinan guru.

129
 
Kepala sekolah bisa mengambil tindakan ketika memang tingkat kedisiplinan

guru masih kurang.

c) Memberi teguran

Tindakan yang diambil kepala sekolah terhadap guru yang terlambat/ kurang

disipin justru lebih diperhalus, tidak secara langsung. Kepala Sekolah SMP N 8

jarang menegur, tetapi hanya menanyakan kabar dan menanyakan kalau baik-baik

saja dan tidak ada halangan. Tidak pernah secara langsung menanyakan kenapa

terlambat. Cara tersebut dilakukan agar guru tidak tersinggung dan membenahi

diri sendiri tanpa harus terpaksa, tertekan dan lebih legowo atau menerima dengan

lapang dada tanpa terpaksa dan lebih menyadari diri untuk lebih disiplin. Hal

tersebut seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah KS 8 yang menyatakan

bahwa “Kalau terlambat saya jarang menegur, paling saya hanya menanyakan

kesehatan saja dan saya lanjutkan bertanya “Tidak ada halangan to?” dan dari

kalimat itu kan secara tidak langsung guru juga sudah merasa sendiri. Dan saya

tidak pernah langsung menanyakan “Kenapa telat?”.

d) Memantau dari CCTV dan buku piket

CCTV digunakan kepala sekolah untuk memantau guru dalam pembelajaran

di kelas. Kepala sekolah memantau dari CCTV untuk memantau kapan guru

masuk dan keluar kelas maupun memantau kelas-kelas mana yang kosong. Kepala

sekolah juga memantau memalui buku pelaksanaan KBM yang ada di buku piket.

Setiap guru yang memang ada kepentingan dan tidak bisa masuk ke kelas bisa ijin

kepada petugas piket dan dicatat di buku piket tersebut. Hal tersebut seperti yang

diungkapkan oleh guru SD yang menyatakan bahwa “Pemantauan langsung dari

130
 
CCTV. Presensi sidik jari, jadi kapan guru berangkat dan pulang bisa diketahui.

Ada buku pelaksanaan KBM yang ada di buku piket”.

9) Komunikasi dan interaksi

Interaksi dan komunikasi di SMP N 8 dapat dilakukan dengan mudah baik

antara guru dengan kepala sekolah maupun antar sesama guru. Guru dapat dengan

mudah berkomunikasi langsung dengan kepala sekolah setiap saat.

a) Keterbukaan

Kepala sekolah pun selalu welcome dan menerima dengan tangan terbuka.

Kegiatan salaman pagi ternyata dapat membuka kesempatan bagi guru untuk

dapat berkomunikasi dengan mudah dengan kepala sekolah. Kegiatan salaman

pagi menjadikan guru bisa melakukan komunikasi ringan dengan kepala sekolah.

Bahkan ketika guru menghadapi permasalahan, kepala sekolah selalu welcome,

ditangani dengan baik dan memberikan solusi pemecahannya. Kepala sekolah

memberikan solusi pemecahan dan tidak pernah memarahai, meskipun guru

melakukan kesalahan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh guru SI yang

mengatakan bahwa “Saat jabat tangan ada kesempatan untuk ngobrol, bahkan

ketika guru permasalahan selalu welcome dan ditanggai dengan baik. Kalau ada

kesalahan pasti ikut memberikan solusi. Kalau ada yang keliru tidak dimarahi

ngga apa-apa, dibetulkan dulu nanti saya tanda tangani”.

b) Keteladanan

Kepala sekolah SMP N 8 juga memberikan teladan kepada guru dalam

berkomunikasi. Kepala sekolah tidak pernah menggunakan bahasa yang

seenaknya dalam berkomunikasi dengan guru, meskipun menjadi kepala sekolah.

131
 
Komunikasi yang dilakukan dengan guru selalu menggunakan bahasa yang sopan

dan santun atau dalam bahasa jawa dikatakan boso. Guru pun akan merasa lebih

dihargai. Kalaupun ada guru yang berbicara keras, kepala sekolah mengingatkan

agar berbicara dengan santun. Hal tersebut seperti ungkapan guru SY yang

mengatakan bahwa “Memberi contoh komunikasi dengan baik dan sopan, tidak

mentang-mentang beliau kepala sekolah, beliau tetap boso dengan memberikan

contoh langsung. Mengingatkan bila ada guru yang bicara agak keras, beliau

mengingatkan untuk bicara dengan santun”.

c) Pengaturan meja guru

Antar sesama guru pun di SMP N 8 sangat mudah dilaksanakan dan bisa

membangun komunikasi dengan baik. Pengaturan meja guru sudah diatur

berdekatan sesuai dengan mata pelajaran, sehingga bisa dimanfaatkan oleh guru

untuk saling sharing dan berdiskusi. Guru tetap bisa berkomunikasi dengan guru

lain dengan baik, meskipun diatur berdasarkan mata pelajaran. Pengaturan meja

tersebut tidak lain bertujuan agar ketika guru menemukan masalah mengenai mata

pelajaran bisa didiskusikan, dipecahkan dan dicari solusinya bersama-sama

dengan guru mata pelajaran sejenis atau kadang menyebutnya dengan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Kepala sekolah pun menghimbau

kepada guru agar dapat bekerjasama di kelompok MGMP dalam membuat

perangkat pembelajaran. Hal tersebut seperti diungkapkan guru SD yang

menyatakan bahwa “Semua guru jadi satu ruang dan penataannya per mata

pelajaran, jadi intensitas komunikasinya lebih tinggi”.

132
 
b. Sejauhmana Upaya yang Dilakukan Kepala Sekolah Efektif dalam

Meningkatkan Kinerja Guru SMP N 8 Yogyakarta

1) Perencanaan program pembelajaran

Perencanaan program pembelajaran amatlah penting untuk merencanakan dan

merancang pembelajaran yang akan dilakukan guru di kelas. Untuk itulah

dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam

melakukan perencanaan pembelajaran agar lebih baik. Upaya yang dilakukan

kepala sekolah ternyata efektif bagi guru agar dapat melakukan perencanaan

pembelajaran dengan baik. Rapat briefing dilakukan pagi hari ketika istirahat

setelah upacara dan itu tidak memerlukan waktu yang banyak. Sehingga, hal

tersebut tidak akan mengganggu waktu mengajar guru. Hal tersebut seperti yang

diungkapkan kepala sekolah KS 8 yang mengatakan bahwa “Efektif karena tidak

memerlukan waktu yang banyak briefing dilakukan 15 menit istirahat setelah

upacara dan semua guru sudah membuat perangkat pembelajaran”.

Guru pun mengakui bahwa upaya yang dilakukan kepala sekolah dapat

dikatakan efektif. Terbukti dengan guru yang sudah semakin disiplin dalam

membuat silabus/ RPP. Silabus/ RPP disadari sangat membantu guru ketika ada

kenaikan pangkat, mendukung kepentingan guru dan diharapkan yang telah

direncanakan tersebut dapat terlakasana. Hal tersebut seperti yang diungkapkan

guru SD yang mengatakan bahwa “Sangat efektif, banyak guru yang dalam artian

disiplin membuat RPP, silabus, karena untuk kenaikan pangkat itu sangat

berguna, mendukung kepentingan guru dan yang direncanakan diharapkan

terlaksana”. Mendukung kepentingan guru dalam hal ini tidak lain yaitu

133
 
pembelajaran. Silabus/ RPP itulah yang memang menjadi patokan guru dalam

mengajar, untuk itu guru harus memiliki perencanaan. Sehingga, guru akan

mengerti apa yang akan diajarkan dalam pembelajaran dan kegiatan belajar

mengajar bisa berjalan dengan maksimal.

2) Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas yang dilakukan guru dalam pembelajaran selalu dipantau

oleh kepala sekolah setiap saat karena adanya CCTV. Pantauan setiap saat yang

dilakukan kepala sekolah dengan CCTV dan memberi contoh kepada guru

ternyata terbukti efektif dalam peningkatan kinerja guru dalam hal pengelolaan

kelas sebab pengelolaan kelas menjadi lebih teratur dari pada sebelumnya. Hal

tersebut seperti diungkapkan kepala sekolah KS 8 yang menyatakan bahwa “Ya

ada peningkatan prosentasenya bisa dipastikan 60% lebih keteraturan dalam

pengelolaan kelas ada. Ya saya walaupun kepala sekolah ya tetap mengajar di

kelas, memberi contoh supaya pengelolaan kelas itu baik”.

Pemantauan dari CCTV, diingatkan dan ditegur sekaligus memberikan

contoh yang baik ternyata juga diakui guru efektif dalam meningkatkan kinerja

guru. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan guru yang menjadi lebih tertib dan

disiplin, serta guru terlambat dan kelas kosong menjadi berkurang apa lagi setelah

ada CCTV. Seperti yang diungkapkan oleh guru SD yang mengatakan bahwa “Ya

efektif, karena 2 periode 2 semester ini guru terlambat, kelas kosong berkurang,

lebih tertib dan disiplin, begitu juga dengan siswanya”. Dari hasil pengamatan

yang dilakukan peneliti saat mengikuti pembelajaran di kelas bersama salah satu

guru yaitu ketika masuk dan melihat kelas dalam keadaan kotor guru memberikan

134
 
waktu 10 menit kepada siswa untuk membersihkan kelas, setelah bersih kemudian

siswa masuk dan pelajaran dimulai. Guru mengakui bahwa selalu merasa dipantau

oleh kepala sekolah, jadi guru berpikir dua kali dan tidak bisa seenaknya untuk

meninggalkan kelas. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh guru SY yang

menyatakan bahwa “Efektif karena guru jadi berpikir untuk meninggalkan kelas

seenaknya karena selalu dipantau”.

3) Media pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran menjadi sarana yang digunakan oleh guru

untuk memberikan gambaran dan kemudahan kepada siswa agar mudah

memahami materi pembelajaran. Upaya yang dilakukan kepala sekolah agar guru

memanfaatkan media pembelajaran dengan baik yaitu dengan memantau dari

CCTV sekaligus memberi contoh, menyediakan fasilitas dan mengikutkan dalam

pelatihan/ diklat. Upaya yang dilakukan tersebut ternyata bisa dikatakan efektif

bagi peningkatan kinerja guru. Pantauan dari CCTV serta pemberian contoh yang

baik oleh kepala sekolah mampu menjadikan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru menjadi semakin baik karena guru merasa setiap saat dipantau oleh kepala

sekolah.

Penyediaan fasilitas pembelajaran seperti LCD di tiap kelas bagi guru juga

ternyata efektif bagi peningkatan kinerja guru sebab bisa memberikan kemudahan

bagi guru dan lebih leluasa dalam mengembangkan pembelajaran. Hal tersebut

juga dapat dilihat dari hasil pengamatan pada saat peneliti mengikuti

pembelajaran di kelas besama salah satu guru yaitu tampak guru memanfaatkan

LCD yang ada di kelas untuk pembelajaran, namun guru juga tetap menggunakan

135
 
papan tulis. Guru dapat dengan mudah menampilkan video maupun gambar yang

dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Guru pun

merasakan perbedaan ketika tersedia LCD dan tidak, selain mempermudah

pemahaman bagi siswa, pemasangan LCD menjadikan pembelajara lebih efektif

dari segi waktu. Selain itu, juga menjadikan guru lebih kreatif dalam

menggunakan fasilitas sarana prasarana yang disediakan oleh sekolah. Hal

tersebut seperti diungkapkan oleh guru BM yang menyatakan bahwa

“Ya efektif karena menjadikan kemudahan bagi guru, jadi lebih leluasa dalam
mengembangkan pembelajaran bisa menggunakan powerpoint bisa
menayangkan gambar maupun video. Karena saya juga merasakan
perbedaannya, kalau ada LCD kan mudah langsung bisa ditayangkan, kalau
tidak ada kan harus jalan ke Laboratorium Multimedia kan jadi ngga efektif
waktunya”.

Pelatihan/ diklat juga efektif bagi peningkatan kinerja guru. Guru yang

sebelumnya kurang bisa menggunakan IT menjadi bisa dan yang sebelumnya

kurang perhatian terhadap internet menjadi ingin melihat. Hal tersebut seperti

diungkapkan guru SI yang menyatakan bahwa “Ya tentu, tadinya orang yang tidak

pegang jadi pegang, yang tadinya tidak bisa IT jadi bisa menggunakan IT”. Hal

tersebut tentunya membuat guru lebih bisa menggali ilmu lebih luas, bukan hanya

materi yang diperoleh tetapi juga informasi lain yang dapat memperluas materi

pembelajaran untuk mempermudah siswa memahami materi pembelajaran.

4) Metode pembelajaran

Metode pembelajaran harus dipilih sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Kepala sekolah lebih memberikan keleluasaan kepada guru untuk menggunakan

metode yang memang sesuai dengan materi yang diajarkan. Upaya kepala sekolah

dengan membebaskan penggunaan metode pembelajaran ternyata efektif bagi


136
 
peningkatan kinerja guru. Kreatifitas yang dimiliki guru bisa lebih dikembangkan

sesuai kemampuan yang dimiliki. Guru bisa berkreasi, berekspresi dan tidak

tertekan karena tidak harus mengikuti aturan yang mengharuskan menggunakan

metode tertentu. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan guru VR yang

menyatakan bahwa “Ya sangat efektif, guru bisa berkreasi, berekspresi, tidak

terlalu tertekan dengan aturan-aturan yang ada yang mengharuskan ini itu”.

Penyampaian materi dalam pembelajaran seorang guru pasti menggunakan

metode agar dalam pembelajaran sehari-hari siswa tidak merasa bosan. Guru juga

harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan siswa yang dihadapi,

selain menyesuaikan dengan materi. Hal tersebut juga dapat dilihat pada hasil

pengamatan yang dilakukan peneliti saat mengikuti pembelajaran salah satu guru

yaitu nampak guru menggunakan metode ceramah yang kadang diselingi dengan

hal-hal yang membuat siswa tertawa, memberi contoh di kehidupan nyata dan

tanya jawab, sehingga siswa tampak antusias mengikuti pelajaran tersebut. Guru

manjadi terbantu dalam menyelesaikan pembelajaran sesuai dengan yang

ditargetkan, sebab penggunaan metode yang sesuai akan mempermudah siswa

dalam menerima dan memahami materi pembelajaran.

5) Materi pembelajaran

Pembelajaran di kelas pada intinya adalah penyampaian materi kepada siswa

agar dapat dipahami. Guru harus memiliki pemahaman yang matang mengenai

materi tersebut agar materi dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa. Upaya

yang dilakukan kepala sekolah dengan mengatur tempat duduk guru, sehingga

mudah untuk berdiskusi, workshop dan mengikut sertakan seminar, melengkapi

137
 
buku-buku dan menyediakan layanan internet ternyata efektif dalam

meningkatkan kinerja guru. Hal tersebut dapat mempermudah guru dalam

memahami materi pelajaran, sehingga memperlancar proses pembelajaran. Hal

tersebut seperti yang diungkapkan oleh guru BM yang mengatakan bahwa “Ya

efektif dengan memakai buku yang sudah ada, tentunya memberikan kemudahan

pemahaman materi, memperlancar pembelajaran”. Kepala sekolah juga meminta

guru untuk membuat laporan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan guru

setelah mengikuti seminar, sehingga bisa dikatakan seminar yang diikuti oleh

guru sebisa mungkin dituntut untuk dapat diaplikasikan dalam pembelajaran serta

memperluas pemahaman materi pembelajaran.

Layanan internet yang disediakan pun efektif membantu guru dalam

mengkatkan materi pembelajaran. Guru bisa memperluas wawasan mengenai

materi pembelajaran maupun mencari sesuatu yang memang menunjang dan

berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Saat proses pembelajaran

berlangsung bisa sangat membantu, misalnya ketika siswa menanyakan gambar

atau apapun bisa langsung browshing dan bisa langsung ditampilkan dan siswa

pun bisa langsung melihat dari sumbernya. Hal tersebut seperti yang diungkapkan

oleh guru SD yang menyatakan bahwa “Sangat efektif, sangat membantu

penyampaian materi di kelas secara langsung, bisa langsung lihat sumbernya”.

6) Pendayagunaan sumber pembelajaran

Sumber pembelajaran yang disediakan di sekolah harus dimanfaatkan dengan

baik karena dapat mempermudah dan memperlancar pembelajaran. Upaya yang

dilakukan kepala sekolah agar guru memanfaatkan sumber pembelajaran yaitu

138
 
dengan menyediakan dan melengkapi fasilias sarana prasarana seperti

laboratorium, perpustakaan beserta kelengkapan peralatan dan mengadakan buku

sesuai kebutuhan guru sekaligus mendorong guru untuk memanfaatkan fasilitas

tersebut dengan baik. Hal tersebut ternyata efektif dalam meningkatkan kinerja

guru. Seperti hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dapat dikatakan bahwa

guru menggunakan LCD yang tersedia di kelas, selain itu guru terlihat

menggunakan laboratorium bahasa untuk melaksanakan ulangan.

Fasilitas yang disediakan tersebut disadari menjadikan guru lebih mudah

dalam melaksanakan pembelajaran, selain itu pembelajaran juga menjadi lebih

menyenangkan. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh guru SD yang menyatakan

bahwa “Efektif karena pembelajaran lebih menyenangkan, gurunya lebih mudah

dalam melaksanakan pembelajaran”. Guru bisa mengembangkan kreatifitasnya

untuk menggunakan media dan metode yang bervariasi dengan memanfaatkan

fasilitas tersebut, sebab fasilitasi yang dibutuhkan sudah tersedia. Guru juga

menjadi mudah untuk memvisualiasikan materi pembelajaran dengan mudah.

Kepala sekolah bisa memenuhi 100% kebutuhan guru, asalkan itu memang

digunakan untuk pembelajaran. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan kepala

sekolah KS 8 yang menyatakan bahwa “Ya efektif, sekolah bisa 100%

mengabulkan kebutuhan guru, buku reverensi siswa juga”.

7) Evaluasi/ penilaian pembelajaran

Pelaksanaan evaluasi/ penilaian pembelajaran harus dilakukan dengan teliti

dan harus bisa mengukur kemampuan siswa yang sebenarnya. Upaya yang

dilakukan kepala sekolah agar evaluasi/ penilaian lebih baik yaitu kepala sekolah

139
 
selalu mengecek laporan penilaian, secara umum dalam rapat briefing

mengingatkan kepada guru untuk melaksanakan evaluasi/ penilaian pembelajaran

serta memfasilitasi kebutuhan evaluasi/ penilaian pembelajaran yang dibutuhkan

guru. Upaya yang dilakukan kepala sekolah terebut ternyata efektif dalam

meningkatkan kinerja guru. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan yang

dilakukan peneliti yang kebetulan ada salah satu guru yang sedang menggunakan

Laboratorium Bahasa untuk melaksanakan ulangan dengan menyambungkan

komputer guru dan siswa, sehingga guru tidak perlu menggandakan soal. Guru

menjadi terpacu dan terdorong untuk segera menyelesaikan materi pembelajaran

dan disiplin melaksanakan ulangan sesuai kompetensi yang harus dicapai siswa

serta membuat data penilaian siswa. Hal tersebut seperti yang diungkapkan guru

SD yang menyatakan bahwa “Efektif, karena guru jadi terpacu harus segera

menyelesaikan materi pelajaran, disiplin menyelenggarankan ulangan per

kompetensi dan melakukan penilaian”.

Guru pun menjadi lebih bertanggung jawab dalam memberikan penilaian

terhadap siswa. Evaluasi/ penilaian pembelajaran diadakan dengan

mempersiapkan diri dan guru berusaha melengkapi poin-poin yang harus dinilai

serta membuat data nilai siswa. Mulai dari tugas-tugas, ulangan harian, sampai

ulangan semester, guru harus memiliki data penilaiannya. Hal tersebut sesuai yang

diungkapkan oleh guru SI yang mengatakan bahwa “Ya, guru lebih bertanggung

jawab dalam memberikan penilaian, mengadakan dan mempersiapkan diri untuk

mengadakan penilaian, berusaha melengkapi poin-poin yang harus dinilai, untuk

tugas, ulangan, remidi diadakan kapan itu harus ada data-datanya”. Data penilaian

140
 
tersebut kemudian dicek oleh kepala sekolah, sehingga guru menjadi rajin untuk

membuat daftar penilaian karena selalu dicek. Guru akan bingung bila tidak

mempunyai data penilaian siswa, sehingga guru tetap membuat data penilaian

siswa, meskipun tidak dicek oleh kepala sekolah.

8) Kedisiplinan

Kedisiplinan memang sedang digembor-gemborkan di SMP N 8, jadi seluruh

warga sekolah dituntut untuk disiplin dalam segala hal. Upaya yang dilakukan

kepala sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan yaitu dengan keteladanan,

adanya salaman pagi, presensi finger print, pantauan CCTV serta teguran yang

diperhalus ternyata sangat efektif dalam meningkatkan kinerja guru. Seperti yang

diungkapkan kepala sekolah KS 8 yang menyatakan bahwa “Efektif karena 90%

sudah efektif dilihat dari jarang guru yang terlambat”. Jadi, bisa dikatakan guru

menjadi lebih meningkatkan kedisiplinannya.

Keteladanan dari kepala sekolah ternyata menjadikan guru termotivasi dan

merasa tercambuk untuk lebih disiplin, datang dan masuk kelas tepat waktu. Guru

menjadi lebih introspeksi diri dengan melihat keteladanan kepala sekolah. Hal

tersebut seperti yang diungkapkan guru SY yang meyatakan bahwa “Bagus, kami

merasa tersemangati tercambuk untuk datang pagi dan mengajar tepat waktu”.

Guru pun merasa malu ketika datang terlambat saat dijadwalkan menjadi petugas

salaman pagi bersama kepala sekolah.

9) Komunikasi dan interaksi

Komunikasi dan interaksi sangat dibutuhkan untuk menciptakan sebuah

hubungan yang harmonis dalam lembaga pendidikan seperti sekolah. Kepala

141
 
Sekolah SMP N 8 melakukan beberapa upaya agar komunikasi dan interaksi guru

dapat berjalan dengan harmonis yaitu dengan penataan meja guru yang

disesuaikan dengan mata pelajaran sejenis, memberikan contoh komunikasi yang

sopan dan kepala sekolah pun selalu welcome terhadap guru. Upaya tersebut

ternyata efektif dalam meningkatkan kinerja guru. Guru bisa berkomunikasi

dengan mudah antar sesama guru. Kerjasama, saling membantu kesulitan, dan

sharing dengan mudah, sehingga ketika ada permasalahan bisa dipecahkan dan

didiskusikan bersama-sama, sebab meja guru diatur sesuai dengan mata pelajaran

sejenis. Guru juga tetap dapat berkomunikasi dengan baik dengan guru-guru lain.

Hal tersebut diungkapkan oleh guru SD yang mengatakan bahwa “Efektif karena

meningkatkan kerjasama, saling membantu kesulitan dalam pembelajaran sebagai

sarana sharing”.

Kemudahan komunikasi yang dilakukan sesama guru maupun guru dengan

kepala sekolah, sehingga menjadikan suasana yang lebih kekeluargaan. Warga

sekolah menjadi lebih merasa kekeluargaan dan terasa lebih harmonis dengan

diadakannya kegiatan salaman pagi. Hal tersebut juga diungkapkan oleh kepala

sekolah KS 8 yang menyatakan bahwa “Kalau kegiatan salaman itu 100% efektif

dalam artian jadi lebih kekeluargaan”. Jadi, komunikasi antar sesama guru

maupun guru dengan kepala sekolah tidak ada rasa canggung.

C. Pembahasan

Pembelajaran merupakan hal yang paling pokok dalam sebuah lembaga

pendidikan atau sekolah. Guru adalah orang yang langsung berada di kelas dan

142
 
melaksanakan pembelajaran. Guru harus memiliki kinerja yang bagus agar tujuan

sekolah tercapai, untuk itu guru juga harus membuat perencanaan yang matang,

melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan perencanaan,

melaksanakan evaluasi pembelajaran dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Selain itu, juga yang tidak kalah penting yaitu kedisiplinan guru itu sendiri.

Kinerja guru ternyata juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya

yaitu kepemimpinan kepala sekolah. E. Mulyasa (2004: 111) mengatakan bahwa

“kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian

untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan sebagai kontrol agar kegiatan

pendidikan terarah pada tujuan”. Kepala sekolah harus memantau guru, melihat

bagaimana kinerja gurunya dan dengan mengupaya apasaja kebutuhan dalam

pembelajaran agar kinerja guru bisa menjadi lebih baik.

1. Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP Negeri

di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

Kinerja guru meliputi 9 komponen yaitu a. perencanaan program

pembelajaran; b. pengelolaan kelas; c. penggunaan media pembelajaran; d.

metode pembelajaran; e. pemahaman materi pembelajaran; f. pendayagunaan

sumber pembelajaran; g. evaluasi/ penilaian pembelajaran; h. kedisiplinan; dan i.

komunikasi dan interaksi yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Perencanaa program pembelajaran

Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman mewajibkan guru

untuk membuat perencanaan program pembelajaran yang sering disebut perangkat

pembelajaran yang berisikan program tahunan, progam semester, silabus dan

143
 
RPP. Hal tersebut seperti diungkapkan guru BPR yang menyatakan bahwa “Tentu

guru wajib membuat silabus, menghitung jam efektif, jadwal pembelajaran, RPP,

program semester, program tahunan”. Seperti dikatakan Rusman (2011: 5) bahwa

“setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis”. Perangkat

pembelajaran tersebut dijadikan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dan

berguna pula saat ada akreditasi. Jadi, langkah kepala sekolah untuk mewajibkan

guru untuk memang sudah seharusnya dilakukan agar pembelajaran menjadi lebih

tertata. Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman agar

guru dapat membuat perencanaan program pembelajaran dengan baik yaitu

dengan mengikutsertakan guru dalam diklat, mengaktifkan forum MGMP,

menyediakan fasilitas yang diperlukan, melakukan pengawasan, mendorong/

mengarahkan.

1) Mengikutsertakan guru dalam diklat

Sekolah biasanya diundang untuk mengikuti diklat yang diadakan oleh pihak

luar seperti dinas, jika diklat tersebut sesuai dengan kebutuhan pasti kepala

sekolah memberikan ijin untuk mengikuti diklat tersebut. Menurut Permendiknas

no. 13 tahun 2007 disebutkan bahwa “salah satu kompetensi manajerial yang

harus dimiliki seorang kepala sekolah yaitu mengelola guru dan staf dalam rangka

pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal”. Kepala Sekolah SMP

Negeri di Kecamatan Gondokusuman yang berusaha mendayagunakan dengan

meningkatkan kemampuan guru agar pembelajarannya menjadi lebih baik yang

salah satunya yaitu dengan mengikutsertakan diklat. Diklat dilaksanakan ketika

144
 
ada pihak yang mengadakannya dan memang diadakan secara berkala karena

berdasarkan pihak yang mengadakan. Hal tersebut seperti diungkapkan KS 1 yang

menyatakan bahwa “Dari sisi SDM guru diikutkansertakan diklat perencanaan.

Ketika ada program diklat ya tinggal diikutkan saja”. Materi yang dibahas

tentunya berupa kerja guru seperti misalnya bagaimana guru harus membuat

silabus/ RPP, tugas mengajar dan kurikulum. Keikutsertaan dalam diklat tersebut

tentunya akan menambah pengetahuan bagi guru tentang bagaimana membuat

perencanaan pembelajaran yang baik agar tujuan dapat tercapai.

2) Menyediakan fasilitas yang diperlukan

Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman juga

menyediakan fasiltas seperti komputer, printer sekaligus dengan kertasnya.

Fasilitas tersebut tentunya dapat digunakan dan menunjang dalam proses

menyusun perangkat pembelajaran. Hal tersebut seperti diungkapkan guru SD

yang menyatakan bahwa “Menyediakan sarana komputer, printer dan kertasnya

juga semua difasilitasi, jadi bisa membuat RPP, silabus atau keperluan mengajar

di sekolah”. Apalagi di SMP 5 guru dipinjami laptop yang tentu saja akan sangat

mendukung. Fasilitas tersebut dapat mempermudah guru dalam menyusun

perencanaan pembelajaran sebab saat waktu luang atau jam istirahat bisa

digunakan guru untuk membuat. Setiap sekolah memiliki perhitungannya sendiri

sebab masing-masing sekolah memiliki ketersediaan dana yang berbeda-beda.

3) Melakukan pengawasan, mendorong dan mengarahkan

Silabus/ RPP sebenarnya juga telah dibahas bersama-sama dengan guru mata

pelajaran sejenis dalam forum MGMP. Melalui forum MGMP tersebut guru bisa

145
 
berdiskusi dan membahas bersama-sama perencanaannya agar lebih menyatu

dengan sesama guru mata pelajaran yang sejenis melalui forum MGMP, sehingga

tidak ada ketimpangan antara guru satu dan guru lainnya. Bersama-sama guru

mata pelajaran sejenis bisa mengkoreksi silabus/ RPP tahun sebelumnya apakah

masih relevan atau tidak yang kemudian bisa direvisi bersama-sama. Pengawasan

dan pemantauan juga dilakukan oleh kepala sekolah yaitu dengan memeriksa

perencanaa pembelajaran yang dibuat guru dengan melihat silabus, RPP atau

perangkat pembelajaran. Hal tersebut seperti diungkapkan kepala sekolah KS 1

yang menyatakan bahwa “Dilakukan pengawasan dan pemantauan rutin atau terus

menerus dalam perencanaan pembelajaran. Memeriksa perencanaan dengan

melihat bukti fisik yang berupa RPP, satuan pelajaran (satpel)  dan lain-lain”.

Kepala sekolah juga memberikan arahan dan dorongan kepada guru. Arahan dan

dorongan diberikan secara umum dalam rapat briefing yang diselenggarakan

setiap hari Senin setelah upacara di ruang guru.

b. Pengelolaan kelas

Menurut E. Mulyasa (2004: 111), “tugas kepala sekolah sebagai supervisor

yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan”. Melihat

dari pendapat tersebut Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman

juga melakukan upaya yang dengan melakukan supervisi terhadap proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di

Kecamatan Gondokusuman agar dapat melakukan pengelolaan kelas dengan baik

yaitu dengan memantau, melihat ke kelas, menegur dan memberi contoh.

146
 
1) Memantau dan melihat ke kelas

Ada perbedaan cara yang dilakukan Kepala Sekolah SMP Negeri biasa yaitu

SMP N 1 Yogyakarta dan SMP RSBI yaitu SMP N 5 Yogyakarta serta SMP N 8

Yogyakarta dalam memantau guru mengajar. Hal tersebut disebabkan akan

ketersediaan dana yang dimiliki, SMP N 1 Yogyakarta hanya memiliki dana dari

BOS sedangkan SMP 5 dan SMP 8 juga memiliki dana dari iuran siswa. Kepala

Sekolah SMP RSBI memantau guru dari CCTV yang dipasang di setiap kelas.

CCTV akan menampilkan bagaimana, dan apasaja yang dilakukan guru selama

proses pembelajaran di kelas, termasuk memantau guru ketika masuk atau keluar

kelas tepat waktu atau tidak. Hal tersebut seperti diungkapkan guru SN yang

menyatakan bahwa “Di kelas sudah ada CCTV bisa dilihat, dipantau kepala

sekolah setiap saat”. Kepala sekolah bisa memantau kapan saja dan setiap saat

dari ruang kepala sekolah sekaligus keliling ke kelas. Kepala Sekolah SMP 1

hanya memantau guru mengajar dengan secara berkala berkeliling ke kelas. Hal

tersebut seperti diungkapkan kepala sekolah KS 1 yang menyatakan bahwa

“Secara berkala dipantau dalam 1 semester dengan didatangi ke ruang kelas saat

guru mengajar”. Kepala Sekolah SMP RSBI selain memantau dari CCTV, tetapi

tetap melakukan hal serupa dengan Kepala Sekolah SMP 1.

2) Menegur dan memberi contoh

Ketika dipantau dari CCTV ternyata pengelolaanya kurang baik, baik itu

kelas kosong maupun kurang rapi guru diingatkan dan ditegur secara umum

dalam briefing yang diadakan pagi hari setelah upacara atau dipanggil. Kepala

sekolah selalu mengingatkan secara umum untuk selalu menjaga kebersihan dan

147
 
kerapian kelas saat rapat briefing. Sedikit berbeda dengan Kepala Sekolah SMP 1

dan SMP 5, Kepala Sekolah SMP 8 selain melalui rapat briefing juga memberikan

teguran, tetapi dengan cara-cara yang lebih diperhalus atau bahkan bisa dengan

teguran tetapi secara tidak langsung. Yaitu dengan berbincang-bincang biasa

tanpa ada kesan memberikan tekanan, dengan memberikan arahan, contoh, dan

masukan-masukan ringan. Hal tersebut seperti diungkapkan KS 8 yang

menyatakan bahwa “Kalau biar ngga kelihatan, guru diberi arahan, di beri contoh

dan lama-lama akan berubah. Kalau biar lebih halus lagi dan ngga kelihatan saya

ngobrol biasa dan memberi masukan-masukan ringan sehingga guru tidak

tersinggung dan ada perubahan”. Hal itu untuk menghindari agar guru tidak

merasa tersinggung, sehingga guru menyadari dengan sendirinya dan

memperbaiki kekurangannya.

c. Media pembelajaran

Menurut E. Mulyasa (2004: 103), “kepala sekolah harus memiliki strategi

yang tepat untuk mendayagunakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau

kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk

meningkatkan profesinya”. Melihat dari pendapat tersebut Kepala Sekolah SMP

Negeri di Kecamatan Gondokusuman juga melakukan upaya yang dapat

memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan maupaun

meningkatakan profesinya. Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan

Gondokusuman dalam hal penggunaan media pembelajaran yaitu dengan

mengadakan diklat/ pelatihan, menyediakan fasilitas sekaligus menghimbau guru

untuk menggunakannya.

148
 
1) Mengadakan diklat/ pelatihan

Diklat/ pelatihan tentunya dilaksanakan ketika guru ada waktu senggang yaitu

setelah pulang sekolah secara bertahap dan diharapkan guru bisa mengikutinya,

tetapi tetap melihat ketersediaan dana dan kebutuhan. Materi yang diberikan

dalam diklat/ pelatihan tersebut biasanya berupa cara membuat powerpoint yang

menarik untuk pembelajaran di kelas. Hal tersebut seperti diungkapkan guru VR

yang menyatakan bahwa “Ya mengadakan semacam diklat, seperti yang baru-baru

bulan kemarin diklat lektora, bagaimana untuk membuat media pembelajaran, ya

sama seperti powerpoint tapi ini lebih dinamis”.

2) Menyediakan fasilitas sekaligus menghimbau guru untuk menggunakannya

Penyediaan fasilitas sarana pembelajaran juga sebagai salah satu upaya yang

dilakukan Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman agar guru

bisa memanfaatkannya sebagai media pembelajaran. Penyediaan fasilitasnya

berbeda dengan melihat ketersediaan dana masing-masing sekolah karena

perbedaan status sekolah. Di SMP 1 yang merupakan SMP Negeri biasa itu hanya

mengandalkan dana dari BOS, sehingga fasilitas yang disediakan seperti LCD dan

komputer yang hanya tersedia di Laboratorium Bahasa dan Laboratorium

Multimedia. Di SMP 5 dan SMP 8 yang merupakan SMP RSBI telah

menyediakan fasilitas LCD dan komputer di setiap kelas, selain itu di SMP 5

guru-guru juga dipinjami sejumlah 40 laptop beserta modemnya dan bisa

digunakan dengan baik. Di ketiga sekolah tersebut sama-sama menyediakan

layanan internet di sekolah. Kepala sekolah tidak hanya sekedar menyediakan

fasilitas tersebut, akan tetapi juga menghimbau kepada guru untuk memanfaatkan

149
 
fasilitas tersebut dengan baik. Rapat briefing digunakan kepala sekolah untuk

menghimbau kepada guru agar menggunakan fasilitas dan peralatan yang telah

disediakan dengan baik. Hal tersebut seperti yang diungkapkan kepala sekolah KS

1 yang menyatakan bahwa “Melengkapi sarana dan prasarana kegiatan

pembelajaran dengan buku, alat atau media pembelajaran. Ya biasanya saya

menghimbau ketika briefing agar guru menggunakan laboratorium untuk

pembelajaran”.

d. Metode pembelajaran

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman dalam hal

pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yaitu dengan memberikan

kebebasan dalam penggunaan metode pembelajaran dan menggunakan metode

pembelajaran dan memberi arahan serta dorongan kepada guru.

1) Memberikan kebebasan dalam penggunaan metode pembelajaran

Antara Kepala Sekolah SMP 1, SMP 5 dan SMP 8 sama-sama memberikan

keleluasaan kepada masing-masing guru untuk memilih metode pembelajaran

yang memang sesuai dengan materi dan kondisi siswa. Hal tersebut sesuai dengan

yang diungkapkan kepala sekolah KS 1 yang menyatakan bahwa “Ya tergantung

dari materi pembelajarannya, saya membebaskan guru untuk memilih metode

tertentu yaitu menyesuaikan matode, materi dengan kelasnya”. Pemilihan metode

pembelajaran itu sendiri sebenarnya bersifat fleksibel yaitu melihat dari materi

yang diajarkan, keadaan siswa yang bersangkutan di kelas dan kondisi siswa saat

pembelajaran berlangsung. B. Suryosubroto (2002: 84) mengemukakan bahwa

“ketepatan penggunaan metode mengajar sangat tergantung pada tujuan, isi proses

150
 
belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajar untuk menjembatani kebutuhn

siswa, dan menghindari terjadinya kejenuhan yang dialami siswa”. Jadi, langkah

yang dilakukan Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman

memberikan keleluasaan penggunaan metode sudah tepat, sebab memang

penggunaan metode tidak bisa dipaksakan dalam pembelajaran harus

menggunakan metode tertentu. Guru harus memiliki inisiatif dan kreatifitas

sendiri dalam memilih dan menentukan metode yang tentunya disesuaikan dengan

materi dan keadaan siswa. Guru harus mengembangkan kreatifitas serta

pengembangan diri agar pembelajaran tidak monoton dan siswa pun tidak bosan.

2) Memberi arahan serta dorongan kepada guru

Kepala sekolah tetap memantau dan memberikan arahan, meskipun guru

memang diberikan keleluasaan untuk memilih dan menggunakan metode

pembelajaran yang memang sesuai. Kepala sekolah bisa memantau pula dari

CCTV bagaimana guru dalam mengajar dan apakah memang metodenya sudah

sesuai. Saat rapat briefing dijadikan sebagai cara untuk meyampaikan arahan-

arahan kepada guru dalam pemilihan dan penggunaan metode. Guru merupakan

insan manusia yang membutuhkan dorongan/ motivasi dari orang lain termasuk

pemimpin, sehingga kepala sekolah juga bisa memberikan dorongan kepada guru

agar kreatif dalam pemilihan metode pembelajaran. Hal tersebut seperti yang

diungkapkan oleh guru SD dan SP yang mengatakan bahwa “Selalu mendorong

supaya guru lebih kreatif, menggunakan model pembelajaran yang lain. Tindakan

nyatanya ya briefing pasti mengingatkan untuk menggunakan metode yang

bervariasi”.

151
 
e. Materi pembelajaran

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman dalam hal

pemahaman materi pembelajaran yaitu dengan menyedikan fasilitas sekaligus

mengingatkan dan meminta guru untuk memanfaatkan dengan baik.

1) Menyedikan fasilitas

Kepala sekolah memberikan fasilitas bagi guru sesuai dengan kebutuhan

untuk keperluan pembelajaran dengan menyesuaikan dana yang dimiliki sekolah.

Fasilitas yang diberikan kepala sekolah berupa buku-buku baik itu buku pokok/

buku paket, serta buku penunjang maupun buku sumber lain. Buku-buku tersebut

digunakan untuk melengkapi koleksi perpustakaan dan guru bisa membaca

maupun meminjamnya melalui perpustakaan. Hal tersebut seperti diungkapkan

guru FE yang menyatakan bahwa “Memfasilitasi pembelian buku materi.

Memfasilitasi pembelian bahan dan alat praktek. dengan dikasih tahu atau ada

pemberitahuan bahwa ada uang sekian misalanya untuk membeli apa-apa yang

dibutuhkan guru dalam pembelajaran”. Ketersediaan dan kelengkapan koleksi

buku tentunya akan sangat membantu guru menambah dan memperluas

pengetahuan guru dalam memahami materi pembelajaran. Menambah

pengetahuan bisa diperoleh dari mana saja dan itu akan mendukung dalam

memperluas wawasan yang juga bisa menunjang materi pembelajaran. Wawasan

dapat diperoleh dari buku maupun dari media lain seperti jaman sekarang yang

lebih maju dan sangat mudah di dapat yaitu melalui internet. Kepala Sekolah SMP

Negeri di Kecamatan Gondokusuman juga menyediakan layanan internet untuk

152
 
mempermudah guru dalam mengakses informasi, sehingga bisa memperluas

wawasan dan pengetahuan guru.

2) Mengingatkan dan meminta guru untuk memanfaatkan dengan baik

Kepala sekolah juga mengingatkan guru untuk mengunjungi perpustakaan

baik itu sekedar membaca buku ataupun meminjam dan mengingatkan pula agar

membaca dan mempelajari lagi materinya sebelum mengajar. Rapat briefing

setiap hari Senin digunakan kepala sekolah untuk mengingatkan guru agar

membaca dan mempelajari materi, menekankan kepada guru untuk sering-sering

membuka internet. Hal tersebut seprti diungkakan guru BB yang menyatakan

bahwa “Ya cuma setiap briefing ya setiap waktu diberikan penjelasan berkali-kali

setiap sebelum mengajar untuk dipelajari lagi. Kepala sekolah selalu menekankan

untuk sering-sering membuka internet”.

f. Pendayagunaan sumber pembelajaran

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman dalam hal

pemahaman materi pembelajaran yaitu dengan menyediakan dan melengkapi

fasilitas, dan memberikan dorongan/ motivasi kepada guru.

1) Menyediakan dan melengkapi fasilitas

Abdul Majid (2006: 107) mengemukakan bahwa “kemampuan menguasai

sumber belajar di samping mengerti dan memahami buku teks, seorang guru juga

harus berusaha mencari dan membaca buku-buku/ sumber lain yang relevan guna

meningkatkan kemampuan terutama untuk keperluan perluasan dan pendalaman

materi”. Kepala sekolah berusaha menyadiakan dan melengkapi keperluan

pembelajaran seperti buku-buku, bahan praktek dan lain-lain. Buku-buku tersebut

153
 
digunakan untuk melengkapi koleksi perusatakaan yang bisa dibaca maupun

dipinjamkan oleh guru. Bahan praktek digunakan untuk melengkapi perlengkapan

praktek yang digunakan guru dalam pembelajaran. Hal tersebut seperti

diungkapkan guru FE yang menyatakan bahwa “Memfasilitasi pembelian buku

materi. Memfasilitasi pembelian alat dan bahan praktek dengan memberi tahu atau

ada pemberitahuan bahwa ada uang sekian misalanya untuk membeli apa-apa

yang dibutuhkan guru dalam pembelajaran”. Kepala sekolah juga menyadiakan

fasilitas layanan internet yang bisa dijadikan sumber pembelajaran yang dapat

mengakses informasi untuk memperluas pengetahuan, sebab saat ini materi

pembelajaran tidak hanya bisa didapat dari buku, tetapi juga dari sumber lain

seperti internet.

2) Memberikan dorongan/ motivasi kepada guru

Kepala sekolah selain mengupayakan ketersediaan fasilitas juga perlu

menghimbau dan menganjurkan kepada guru agar dapat memanfaatkan fasilitas

sarana prasarana yang disediakan dengan optimal. Menurut Sobri, dkk (2009: 24)

“kepala sekolah sebagai motivator harus memiliki strategi yang tepat untuk

memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan. Motivasi ini dapat

ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja

disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan sumber belajar”.

Melihat dari pendapat tersebut berarti langkah yang dilakukan Kepala Sekolah

SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman tepat yaitu dengan memberikan

motivasi yang berupa penyediaan sumber belajar sekaligus dorongan yaitu

menyediakan dan melengkapi keperluan pembelajaran seperti buku-buku, bahan

154
 
praktek, layanan internet dan lain-lain sekaligus guru didorong untuk

menggunakan fasilitas dengan baik. Kepala sekolah mendorong guru untuk

memanfaatkan fasilitas sarana prasarana yang sudah disediakan secara optimal

untuk kelancaran pembelajaran. Pemanfaatan sumber pembelajaran tersebut bisa

dilakukan dengan membaca ataupun meminjam buku perpustakaan maupun

mencari berbagai informasi yang berhubungan dengan pembelajaran untuk

menambah pengetahuan mengenai materi yang akan diajarkan. Hal tersebut

seperti diungkapkan oleh guru MY yang menyatakan bahwa “Guru dianjurkan

untuk aktif ke perpus meminjam atau sekedar membaca buku di perpustakaan dan

laboratoriumnya juga”. Guru bisa memanfaatkan laboratorium, misalnya

Laboratorium IPA untuk praktek dan bisa menggunakan Laboratorium

Multimedia ketika ingin menampilkan sesuatu dengan LCD karena di SMP N 1 di

setiap kelas belum tersedia LCD.

g. Evaluasi/ penilaian pembelajaran

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman dalam hal

evaluasi/ penilaian pembelajaran yaitu dengan menyediakan fasilitas atau

peralatan yang diperlukan dan mengingatkan guru untuk benar-benar

melaksanakannnya dengan baik. Evaluasi/ penilaian pembelajaran di SMP Negeri

di Kecamatan Gondokusuman memang wajib dilaksanakan oleh semua guru tanpa

terkecuali. Evaluasi/ penilaian pembelajaran tersebut digunakan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan siswa menyerap materi pembelajaran yang telah

diajarkan.

155
 
1) Menyediakan fasilitas atau peralatan yang diperlukan

Pelaksaan evaluasi/ penilaian pembelajaran tentunya membutuhkan

perlengkapan peralatan yang dapat mempermudah pelaksaan kegiatan tesrsebut.

Kepala sekolah memfasilitasi guru dalam melakukan evaluasi/ penilaian seperti

kertas, penggandaan soal dan komputer sekaligus printer yang disediakan yang

bisa dimanfaatkan untuk membuat soal saat ada waktu luang di sekolah. Hal

tersebut seperti diungkapkan guru SD yang menyatakan bahwa “Menyediakan

kertas, karena pernah ada keluhan ulangan harus menyobek kertas. Memfasilitasi

proses penilaian seperti kertas, memperbanyak soal”. Di SMP 8, Laboratorium

Bahasa yang bisa digunakan untuk melaksanakan ulangan yang tentunya dapat

mempermudah dalam melaksanakan evaluasi sebab guru tidak perlu

menggandakan soal karena soal bisa langsung ditampikan di komputer siswa

dengan menyambungkan antara komputer guru dengan komputer siswa.

2) Mengingatkan guru untuk benar-benar melaksanakan

Kepala sekolah menyampaikan secara umum dalam rapat briefing yang

diadakan setiap hari Senin setelah upacara selesai. Dalam rapat tersebut kepala

sekolah mengingatakan bagi guru yang belum melakukan penilaian sesuai yang

ditentukan untuk segera melaksanakannya. Pernyataan tersebut diperkuat oleh

guru SD yang menyatakan bahwa “Guru wajib mengadakan penilaian, kepala

sekolah menyampaikan guru mana yang belum mengadakan penilaian diingatkan

misalnya saja ulangan harian”. Begitu pula dengan pemberian nilai yang diberikan

guru kepada siswa, guru diingatkan agar teliti dan guru tidak perlu takut untuk

memberikan nilai yang kurang bagus bila memang kemampuan siswa seperti itu.

156
 
Jika memang nilai siswa kurang bagus atau di bawah KKM (Kriteria Kelulusan

Minimal), guru diingatkan untuk segera melaksanakan program remidial. Guru

juga diminta untuk membuat laporan penilaian untuk dilaporkan kepada kepala

sekolah. B. Suryosubroto (2002: 27) mengatakan bahwa “kemampuan

mengevaluasi/ penilaian pengajaran, meliputi: melaksanakan tes, mengolah hasil

penilaian, melaporkan hasil penilaian dan melaksanakan program remidial/

perbaikan pengajaran”. Berdasarkan keterangan tersebut langkah yang dilakukan

Kepala Sekoah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman bisa dikatakan

memang tepat yaitu dengan mengingatkan guru untuk melaksanakan evaluasi/

penilaian, memberi penilaian dengan teliti, melaksanakan remidial bila nilai siswa

masih di bawah KKM serta membuat laporannya. Jadi, kepala sekolah

mengetahui kegiatan evaluasi/ penilaian yang dilakukan oleh guru.

h. Kedisiplinan

Menurut E. Mulyasa (2004: 118), “kepala sekolah sebagai inovator akan

tercermin dari cara melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif,

integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin serta adaptabel

dan fleksibel”. Melihat dari pendapat tersebut Kepala Sekolah SMP Negeri di

Kecamatan Gondokusuman juga melakukan upaya yang dengan memberikan

keteladanan dan menanamkan kedisiplinan kepada guru. Upaya Kepala Sekolah

SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman dalam hal kedisiplinan yaitu dengan

menyediakan presensi serta ketegasan, pantauan dan keteladanan dari kepala

sekolah.

157
 
1) Menyediakan presensi

Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman semuanya sama

yaitu menyediakan presensi untuk guru, hanya saja SMP 5 dan SMP 8 presensi

yang disediakan berupa presensi finger print sedangkan di SMP 1 masih

menggunakan presensi manual biasa hanya saja sama-sama mencantumkan jam

datang dan pulang. Presensi tersebut secara berkala dicek oleh kepala sekolah. Hal

tersebut seperti diungkapkan kepala sekolah KS 1 dan guru VR yang menyatakan

bahwa “Memeriksa presensi atau daftar hadir. Dari presensi finger print itu selalu

dicek tiap bulannya”. Kepala sekolah tersebut juga memanfaatkan rapat briefing

untuk memberikan pembinaan secara kelompok, pengarahan, sekligus

mengingatkan kepada guru untuk selalu disiplin masuk dan keluar kelas tepat

waktu serta melakukan presensi. Selain itu, guru diberikan pengarahan dan

diingatkan agar lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan

tugasnya.

2) Ketegasan, pantauan dan keteladanan dari kepala sekolah

Masing-masing kepala sekolah juga memiliki caranya sendiri untuk

mendisiplinkan guru. Kepala Sekolah SMP 5 dan SMP 8 juga memiliki cara yang

dilakukan agar guru lebih disiplin. Di SMP 5 ketegasan peraturan benar-benar

dilaksanakan, sehingga sistem menutup pintu gerbang dimulai dari tepat pukul

7:00 kemudian baru dibuka kembali pada pukul 8:00. Sistem tersebut berlaku

untuk semua warga sekolah tidak terkecuali untuk guru. Hal tersebut seperti

diungkapkan guru BB yang menyatakan bahwa “Pintu pagar setiap jam 7:00 tepat

sudah di tutup dan dibuka lagi jam 8:00 itu berlaku untuk siswa maupun guru”.

158
 
Selain menyediakan presensi finger print juga disediakan buku untuk mencatat

guru yang datang terlambat dengan menyertakan alasannya, sehingga guru yang

terlambat harus menulis menulis dalam buku tersebut. Sedangkan Kepala Sekolah

SMP 8 memantau dari CCTV untuk memantau kapan guru masuk dan keluar

kelas maupun memantau kelas-kelas mana yang kosong, dan juga memantau

melalui buku pelaksanaan KBM yang ada di buku piket. Tindakan yang diambil

kepala sekolah terhadap guru yang terlambat/ kurang disipin justru lebih

diperhalus, tidak secara langsung. Kepala Sekolah SMP N 8 jarang menegur,

tetapi hanya menanyakan kabar dan menanyakan kalau baik-baik saja dan tidak

ada hambatan dan tidak pernah secara langsung menanyakan kenapa terlambat.

Kepala sekolah memberikan keteladanan dengan selalu datang lebih awal, sebab

setiap pagi ada kebiasaan salaman pagi. Kepala sekolah menjadi petugas tetap

setiap pagi bersama guru yang telah ditunjuk berdasarkan jadwal. Hal tersebut

sesuai dengan yang diungkapkakn kepala sekolah KS 8 dan guru SY yang

menyatakan bahwa “Keteladanan karena saya kepala sekolah ngga mungkin

datangnya setelah guru-guru datang ataupun datang terlambat, karena saya biasa

sudah disini pukul 06:30. Memberi contoh beliau datang awal sekali”.

i. Komunikasi dan interaksi

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman dalam hal

komunikasi dan interaksi yaitu dengan pengaturan meja guru, serta keterbukaan

dan keteladanan.

159
 
1) Pengaturan meja guru

Menurut Sobri, dkk. (2009: 24) “kepala sekolah sebagai motivator harus

memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga

kependidikan. Motivasi ini salah satunya dapat ditumbuhkan melalui pengaturan

lingkungan fisik”. Melihat dari pendapat tersebut Kepala Sekolah SMP Negeri di

Kecamatan Gondokusuman juga melakukan pengaturan lingkungan fisik dengan

upaya mengatur posisi tempat duduk guru. Ketiga sekolah di Kecamatan

Gondokusuman Yogyakarta yaitu SMP 1, SMP 5 dan SMP 8 untuk meningkatkan

komunikasi dan interaksi antar sesama guru kepala sekolah melakukan hal yang

sama yaitu dengan mengatur posisi meja guru. Pengaturan meja guru di ketiga

sekolah tersebut dibuat mengelompok atau diatur berdekatan dengan guru mata

pelajaran sejenis. Pengaturan per mata pelajaran tersebut tentunya akan

mempermudah komunikasi sesama guru dan bisa berkomunikasi lebih intensif

dan bisa dimanfaatkan oleh guru untuk saling sharing serta berdiskusi dengan

sesama guru mata pelajaran. Hal tersebut seperti diungkapkan guru SN dan SI

yang menyatakan bahwa “Meja guru diatur per blok mata pelajaran bidang studi.

Supaya kalau ada masalah di mata pelajaran itu tidak terlalu jauh komunikasinya,

sehingga sambil duduk bisa sharing”. Guru tetap bisa berkomunikasi dengan guru

lain dengan baik, meskipun diatur berdasarkan mata pelajaran. Pengaturan meja

tersebut tidak lain bertujuan agar ketika guru menemukan masalah mengenai mata

pelajaran bisa didiskusikan, dipecahkan dan dicari solusinya bersama-sama

dengan guru mata pelajaran sejenis.

160
 
2) Keterbukaan dan keteladanan

Komunikasi sesama guru dapat dilakukan dengan mudah, komunikasi guru

dengan kepala sekolah pun demikian. Komunikasi dengan kepala sekolah bisa

dilakukan ketika rapat briefing yang diadakan setiap hari Senin pagi setelah

upacara. Kepala sekolah memberikan pengarahan-pengarahan kepada guru agar

pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan ketika ada permasalahan juga bisa

dikomunikasikan. Nurkolis (2003:163) mengemukakan bahwa “salah satu

pemimpin yang dikatakan efektif yaitu pemimpin yang selalu mudah ditemukan

bila bawahan ingin membicarakan masalah dan pemimpin menunjukkan minat

dalam gagasannya”. Melihat pendapat tersebut, ternyata Kepala Sekolah SMP

Negeri di Kecamatan Gondokusuman bersifat terbuka terhadap guru. Guru juga

dapat dengan mudah berkomunikasi langsung dengan kepala sekolah setiap saat.

Kepala sekolah juga selalu welcome dan menerima dengan tangan terbuka. Ketika

guru menghadapi permasalahan, kepala sekolah selalu welcome dan ditangani

dengan baik. Kepala sekolah berusaha memberikan solusi pemecahannya. Hal

tersebut seperti diungkapkan guru MY dan SI yang menyatakan bahwa

“Keterbukaan baik antar guru maupun guru dengan kepala sekolah dengan siswa

juga. Bahkan ketika guru permasalahan selalu welcome dan ditanggai dengan

baik. Jika ada kesalahan pasti ikut memberikan solusi”. Kepala Sekolah SMP 8

juga memberikan teladan kepada guru dalam penggunaan bahasa yaitu ketika

berbicara dengan guru Kepala Sekolah SMP 8 selalu menggunakan bahasa yang

sopan dan santun serta tetap menghargai guru.

161
 
2. Sejauhmana Upaya yang Dilakukan Kepala Sekolah Efektif dalam

Meningkatkan Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman

Yogyakarta

a. Perencanaa program pembelajaran

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman agar guru

dapat membuat perencanaan program pembelajaran dengan baik yaitu dengan

mengikutsertakan guru dalam diklat, mengaktifkan forum MGMP, menyediakan

fasilitas yang diperlukan dan melakukan pengawasan, mendorong/ mengarahkan.

Upaya yang dilakukan kepala sekolah tersebut ternyata efektif dalam

meningkatkan kinerja guru, sebab guru menjadi semakin disiplin dalam membuat

silabus/ RPP. Silabus/ RPP itulah yang menjadi patokan guru dalam mengajar,

untuk itulah guru harus memiliki perencanaan. Hal tersebut seperti diungkapkan

guru BPR dan SD yang menyatakan bahwa “Sangat efektif, banyak guru yang

dalam artian disiplin membuat RPP, silabus, karena untuk kenaikan pangkat itu

sangat berguna, mendukung kepentingan guru dan yang direncanakan diharapkan

terlaksana. Guru menjadi terarah dalam melakukan pembelajaran di kelas”.

Silabus/ RPP tersebut akan membuat guru lebih mengerti apa yang akan diajarkan

dalam pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan

maksimal. Perencanaan pembelajaran yang baik dan matang tentu akan sangat

membantu guru dan memperlancar kegiatan pembelajaran serta didukung dengan

ketersediaan fasilitas tentu akan sangat mendukung guru dalam proses

pembelajaran, sebab apa saja yang dibutuhkan guru sudah tercukupi atau tersedia.

162
 
b. Pengelolaan kelas

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman agar dapat

melakukan pengelolaan kelas dengan baik yaitu dengan memantau, melihat ke

kelas, menegur dan memberi contoh. Upaya yang dilakukan tersebut ternyata

efektif bagi peningkatan kinerja guru. Pemantauan dari CCTV, diingatkan dan

ditegur sekaligus memberikan contoh yang baik ternyata diakui guru efektif dalam

meningkatkan kinerja guru. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan guru yang

menjadi lebih tertib dan disiplin, serta guru terlambat dan kelas kosong menjadi

berkurang apa lagi setelah ada CCTV. Guru juga mengakui bahwa guru merasa

selalu dipantau oleh kepala sekolah. Pantauan dari CCTV membuat guru berpikir

dua kali dan tidak bisa seenaknya untuk meninggalkan kelas. Teguran dari kepala

sekolah yang disampaikan secara umum dalam rapat briefing, meskipun secara

umum itu bisa membuat guru menjadi koreksi diri sendiri dan berusaha untuk

lebih baik. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh guru SD dan SN yang

mengatakan bahwa “Ya efektif, karena 2 periode 2 semester ini guru terlambat,

kelas kosong berkurang, lebih tertib dan disiplin. Jelas dengan adanya teguran

bisa lebih baik, walaupun teguran itu secara umum”.

c. Media pembelajaran

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman dalam hal

penggunaan media pembelajaran yaitu dengan mengadakan diklat/ pelatihan,

menyediakan fasilitas sekaligus menghimbau guru untuk menggunakannya.

Upaya yang dilakukan tersebut ternyata efektif dalam meningkatkan kinerja guru

sebab dapat membantu guru memudahkan dalam kegiatan belajar mengajar

163
 
dengan menggunakan media pembelajaran lain selain menggunakan buku.

Fasilitas tersebut bisa memberikan kemudahan bagi guru dan lebih leluasa dalam

mengembangkan pembelajaran. Guru dapat dengan mudah menampilkan video

maupun gambar yang dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran dengan LCD. Pelatihan/ diklat juga efektif bagi peningkatan kinerja

guru. Guru yang sebelumnya kurang bisa menggunakan IT menjadi bisa dan yang

sebelumnya kurang perhatian terhadap internet menjadi ingin melihat. Guru juga

menjadi terpacu untuk meningkatkan penggunaan IT dalam pembelajaran. Hal

tersebut seperti yang diungkapkan oleh guru FE, SN dan BM yang menyatakan

bahwa “Efektif, ya memudahkan pembelajaran dan menjadikan kemudahan bagi

guru, jadi lebih leluasa dalam mengembangkan pembelajaran. Bisa meningkatkan

guru untuk menggunakan IT”. Penggunaan IT ini tentunya sangat membantu guru

dalam pembelajaran baik itu dalam mempersiapkan maupun dalam

pelaksanaannya. Guru tetap masih menggunakan media papan tulis, meskipun

guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan IT untuk lebih memperjelas

materi yang paparkan.

d. Metode pembelajaran

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman dalam hal

pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yaitu dengan memberikan

kebebasan untuk memilih dan menggunakan metode pembelajaran dan memberi

arahan kepada guru. Upaya tersebut ternyata efektif dalam meningkatkan kinerja

guru. Keleluasaan tersebut tentunya akan membuat guru lebih kreatif

menggunakan metode pembelajaran mengingat karakteristik masing-masing kelas

164
 
berbeda-beda untuk itu dibutuhkan metode yang berbeda pula. Guru juga

mengakui bahwa keleluasaan yang diberikan kepada guru untuk menggunakan

metode pembelajaran dapat memacu kreatifitas guru dalam pembelajaran. Hal

tersebut sesuai dengan yang diungkapkan guru FE dan VR yang menyatakan

bahwa “Ya sangat efektif, sangat membantu sekali dalam kreatifitas kita dalam

mengajar bisa berkreasi, berekspresi dan di sisi lain juga membantu siswa

memudahkan untuk memahami pelajaran”. Guru merasa diberi kepercayaan untuk

menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan siswa yang dihadapi.

Metode pembelajaran diakui guru sangat membantu siswa dalam memahami

materi pembelajaran. Penyampaian materi dalam pembelajaran seorang guru harus

menggunakan metode agar dalam penyampaian materi siswa tidak merasa bosan.

Penggunaan metode yang sesuai akan mempermudah siswa dalam menerima dan

memahami materi pembelajaran.

e. Materi pembelajaran

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman dalam hal

pemahaman materi pembelajaran yaitu dengan menyedikan fasilitas sekaligus

mengingatkan dan meminta guru untuk memanfaatkan dengan baik. Upaya yang

dilakukan tersebut ternyata efektif dalam meningkatkan kinerja guru. Melihat dari

hasil pembelajaran yaitu nilai hasil penilaian siswa yang cukup tinggi karena

keberhasilan pembelajaran juga dapat dilihat dari hasil/ nilai siswa. Hal tersebut

seperti diungkapkan kepala sekolah KS 1 yang menyatakan bahwa “Ya bisa

dikatakan efektif kalau ternyata melihat dari hasil kegiatan pembelajaran di sini

cukup membanggakan karena anak-anak di sini nilai-nilainya sudah lumayan

165
 
tinggi. Kan keberhasilan pembelajaran dilihat dari hasil atau tujuannya tercapai”.

Fasilitas memang sangat menunjang dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Ketersediaan fasilitas diakui oleh guru sangat membantu dalam proses

pembelajaran begitu pula ketika pelaksanaan praktek pembelajaran. Adanya

layanan internet yang disediakan sekolah juga dapat membantu guru dalam

meningkatkan materi pembelajaran. Guru bisa memperluas wawasan mengenai

materi pembelajaran maupun mencari sesuatu yang memang menunjang dan

berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Pengetahuan bisa didapat dari

mana saja termasuk dari internet, apalagi saat ini pengetahuan tidak hanya bisa

diperoleh dari buku,.

f. Pendayagunaan sumber pembelajaran

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman dalam hal

pemahaman materi pembelajaran yaitu dengan menyediakan dan melengkapi

fasilitas, dan memberikan dorongan/ motivasi kepada guru. Upaya yang dilakukan

tersebut ternyata efektif dalam meningkatkan kinerja guru. Ketersediaan dan

anjuran untuk memanfaatkan fasilitas tersebut bisa membantu memperlancar guru

dalam pembelajaran. Fasilitas yang disediakan tersebut dapat mempermudah guru

dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh guru SD yang menyatakan

bahwa “Efektif karena pembelajaran lebih menyenangkan, gurunya lebih mudah

dalam melaksanakan pembelajaran”. Fasilitas yang ada tersebut bisa

mengembangkan kreatifitas guru untuk menggunakan media dan metode yang

lebih bervariasi dengan memanfaatkan fasilitas tersebut. Guru juga menjadi

166
 
mudah untuk memvisualiasikan materi pembelajaran dengan mudah, sehingga

siswa akan lebih mudah memahami materi dan guru tidak perlu menjelaskan

panjang lebar mengenai materi.

g. Evaluasi/ penilaian pembelajaran

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman dalam hal

evaluasi/ penilaian pembelajaran yaitu dengan menydiakan fasilitas atau peralatan

yang diperlukan dan mengingatkan guru untuk benar-benar melaksanakannnya

dengan baik. Upaya tersebut ternyata efektif dalam meningkatkan kinerja guru.

Guru menjadi terpacu dan terdorong untuk segera menyelesaikan materi

pembelajaran dan disiplin melaksanakan ulangan sesuai kompetensi yang harus

dicapai siswa serta membuat data penilaian siswa yang kemudian akan dicek oleh

kepala sekolah. Hal tersebut dapat dilihat dari semua guru sudah melaksanakan

evaluasi/ penilaian pembelajaran, begitu pula dengan remidial bagi siswa yang

nilanya masih di bawah KKM. Hal tersebut seperti yang diungkapkan guru SD

yang menyatakan bahwa “Efektif, karena guru jadi terpacu harus segera

menyelesaikan materi pelajaran, disiplin menyelenggarankan ulangan per

kompetensi dan lebih bertanggung jawab dalam memberikan penilaian, dan

mempersiapkan diri untuk mengadakan penilaian”. Guru juga menyadari bahwa

melalui pelaksanaan evaluasi/ penilaian tersebut akan dapat mengetahui

kemampuan masing-masing siswa dan bisa digunakan sebagai bahan evaluasi

untuk pembelajaran yang selanjutnya agar lebih baik.

167
 
h. Kedisiplinan

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman dalam hal

kedisiplinan yaitu dengan menyediakan presensi, memberikan pembinaan dan

arahan, dan keteladanan dari kepala sekolah. Upaya tersebut ternyata efektif

dalam meningkatkan kinerja guru. Guru juga mengakui bahwa dengan upaya yang

dilakukan kepala sekolah tersebut menjadikan guru lebih disiplin dan lebih

mengerti akan tugasnya. Guru yang kadang datang terlambat pun menjadi datang

tepat waktu, sebab kedisiplinan guru juga nantinya akan dinilai dan digunakan

pada saat kenaikan pangkat. Keteladanan dari kepala sekolah ternyata menjadikan

guru termotivasi dan merasa tercambuk untuk lebih disiplin, datang dan masuk

kelas tepat waktu. Hal tersebut seperti yang diungkapkan guru SY dan SN yang

meyatakan bahwa “Bagus, yang biasanya masuknya terlambat menjadi tepat

waktu dan merasa tersemangati tercambuk untuk datang pagi dan mengajar tepat

waktu”. Guru menjadi lebih introspeksi diri dengan melihat keteladanan kepala

sekolah. Guru pun merasa malu ketika datang terlambat dan sebisa mungkin

berusaha agar tidak terlambat. Kedisiplinan juga akan mempengaruhi penilaian

guru untuk kenaikan pangkat, jadi guru akan berpikir bila tidak disiplin.

i. Komunikasi dan interaksi

Upaya Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gondokusuman dalam hal

komunikasi dan interaksi yaitu dengan pengaturan meja guru, dan keterbukaan.

Upaya tersebut ternyata efektif dalam meningkatka kinerja guru. Guru bisa

berkomunikasi dengan mudah antar sesama guru. Pengaturan meja guru yang

diatur berdekatan berdasarkan mata pelajaran sejenis akan mempermudah

168
 
kerjasama, saling membantu kesulitan, dan sharing antar guru dengan mudah,

sehingga ketika ada permasalahan bisa dipecahkan dan didiskusikan bersama-

sama. Adanya kemudahan berkomunikasi sesama guru mata pelajaran sejenis,

sehingga tidak akan terjadi keketimpangan antara guru yang satu dengan yang lain

dalam penyampaian materi. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh guru SD yang

mengatakan bahwa “Efektif karena meningkatkan kerjasama dan komunikasi,

saling membantu kesulitan dalam pembelajaran sebagai sarana sharing”. Guru

juga tetap bisa berkomunikasi dengan baik sesama guru-guru lain. Kemudahan

komunikasi tidak hanya sesama guru tetapi juga dengan kepala sekolah, sehingga

menjadikan suasana yang lebih kekeluargaan.  Hal tersebut juga diungkapkan oleh

kepala sekolah KS 8 yang menyatakan bahwa “Kalau kegiatan salaman itu 100%

efektif dalam artian jadi lebih kekeluargaan”. Keterbukaan antara kepala sekolah

dengan guru, warga sekolah menjadi lebih merasa kekeluargaan dan terasa lebih

harmonis. Komunikasi antar sesama guru serta guru dengan kepala sekolah tidak

ada rasa canggung karena saling menghormati. Keterbukaan juga diakui guru bisa

menjadikan lebih merasa senang dan nyaman dalam melaksanakan tugasnya.

169
 
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru

dilihat dari beberapa hal yaitu perencanaan program pembelajaran, pengelolaan

kelas, penggunaan media pembelajaran, metode pembelajaran, evaluasi/ penilaian

pembelajaran, kedisiplinan serta komunikasi dan interaksi.

1. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan

Gondokusuman Yogyakarta dapat dilihat dari beberapa hal yaitu: a.

mengikutsertakan guru dalam diklat; b. menyediakan fasilitas yang

dibutuhkan guru dalam proses pembelajaran seperti komputer, kertas, printer,

LCD, dan layanan internet; c. menghimbau/ meminta guru saat rapat briefing

untuk menggunakan fasilitas tersebut untuk kelancaran proses pembelajaran;

d. memantau guru saat pembelajaran berlangsung dan secara berkala

berkeliling melihat ke kelas; e. memberikan keleluasaan kepada guru untuk

memilih metode yang tepat; f. menyediakan presensi dan mengecek secara

berkala; g. melakukan pengaturan meja guru agar mudah berkomunikasi baik

sharing maupun diskusi sesama guru; h. memberikan motivasi, arahan dan

contoh kepada guru; i. memberikan teguran kepada guru yang kurang disiplin

baik secara umum dalam rapat briefing maupun dengan memanggil guru; j.

kepala sekolah terbuka dan memberikan teladan kepada guru baik dalam hal

kedisiplinan maupun dalam berkomunikasi.

170
 
2. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SMP

Negeri di Kecamatan Gondokusuman ternyata efektif sebab guru menjadi

lebih baik, tertib dan disiplin dala melaksanakan tugasnya mulai dari

melakukan perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi/ penilaian

pembelajaran.

B. Saran

Bardasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti mengajukan

saran-saran berikut:

1. Kepala sekolah harus menegaskan dan menggalakkan kepada guru akan

pentingnya IT atau layanan internet di sekolah untuk menambah dan

memperluas ilmu pengetahuan untuk pembelajaran, sehingga guru dapat

memanfaatkan kemajuan ilmu dan teknologi, seperti membuat blog. Sebab

saat ini ilmu pengetahuan selalu berkembang dan guru perlu meng-up date

ilmu pengetahuan, sehingga materi yang diajarakan selalu tidak monoton.

2. Kepala sekolah perlu memberikan sanksi kepada guru yang telah berulang

kali tidak disiplin sebab sanksi tersebut tentunya akan membuat efek jera bagi

guru. Bila tidak dilakukan, dimungkinkan guru akan mengulangi kembali.

3. Kepala sekolah perlu memberikan penguatan kepada guru yang telah berhasil

melakukan tugasnya dengan baik, meskipun dengan penguatan yang

sederhana seperti pernyataan puas atau pujian. Penguatan diberikan agar guru

merasa hasil pekerjaannya dihargai dan diapresiasi, sehingga guru akan

merasa senang dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya. Bila tidak

dilakukan, maka akan dikhawatirkan guru akan merasa tidak diapresiasi.


171
 
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2006). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Abdul Munir. (2008). Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media.

B. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka


Cipta.

______________. (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka


Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1988). Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang


Guru dan Dosen. Diakses dari http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-
2005GuruDosen.pdf. Pada 7 Maret 2012 Jam 9:10 WIB.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/ Madrasah. Diakses dari
http://litbang.kemdiknas.go.id/content/Permen%20No_%2013%20Tentang
%20Standar%20Kepala%20Sekolah.pdf. Pada 7 Maret 2012 Jam 08.55
WIB.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi dan Sertifikasi Guru. Jakarta: Mini Jaya Abadi.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Penilaian Kinerja Guru. Diakses dari


http://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com/2010/06/22-kode-04-b3-
penilaian-kinerja-guru.pdf 27 Januari 2012. Pada 27 Januari 2012 Jam
09:39 WIB.

Dwi Siswoyo, dkk. (2008). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

E. Mulyasa. (2004). Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks


Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: Remaja Rosrakarya.

172
 
__________. (2007). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

H. Hamzah B. Uno. (2008). Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan


Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

H. Muhaimin. (2010). “Manajemen Pendidikan” Aplikasinya dalam Penyusunan


Rencana Pengembangan Sekolah/ Madrasah Ed. 1 Cet. 2. Jakarta:
Kencana.

Hasbullah. (2006). Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan


Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Edisi 1. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Husaini Usman. (2010). Manajemen: Teori Praktik dan Riset Pendidikan (Edisi
Tiga). Jakarta: Bumi Aksara.

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. (2001). Metodologi Penelitian


Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Imam Muchoyar. (2007). Kinerja Guru SMK Bidang Keahlian Teknik


Pembangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta:
Program Pascasarjan UNY.

Keke T. Aritonang. (2005). Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja
Guru SMP Kristen BPK PENABUR Jakarta. Diakses dari
http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.01-
16%20Kompensasi%20Kerja.pdf. Pada 22 Februari 2012 Jam 10:29 WIB.

Mutamimah Retno Utami. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja


Guru. Diakses dari http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2113806-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kinerja/.
Pada 27 November 2012 Jam 8:13 WIB.

Nurkolis. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo.

Nurul Zuriah. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori –


Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Prawirosentana, S. (1999). Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

Rusman. (2011). Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Siagian, S.P. (2008). Manajemen Sumber Daya Mnausia. Jakarta : Bumi Aksara.

Sardiman. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.
173
 
Sobri, dkk. (2009). Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2006). Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.

________________. (2009). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Sukardi. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta: Bumi Aksara.

Surya Dharma. (2005). Manajemen Kinerja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

___________. (2009). Manajemen Kinerja: Falsafah Teori dan Penerapannya.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susilo Martoyo. (2000). Mamanjemen Sumber Daya Manusia Edisi 3.


Yogyakarta: BPFE.

Veithzal Rivai. (2006). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Wahjosumidjo. (2002). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan


Permasalahannya Ed.1 Cet.3. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

174
 
LAMPIRAN

175
 
Lampiran 1. Pedoman Penelitian

Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

1. Apasaja upaya Bapak/Ibu dalam meningkatkan perencanaan program


pembelajaran bagi guru? Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan?
Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?
2. Apasaja upaya Bapak/Ibu dalam meningkatkan pengelolaan kelas bagi guru?
Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan? Sejauhmana upaya tersebut efektif
dalam peningkatan kinerja guru?
3. Apasaja upaya Bapak/Ibu dalam meningkatkan penggunaan media
pembelajaran bagi guru? Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan?
Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?
4. Apasaja upaya Bapak/Ibu dalam meningkatkan penggunaan metode
pembelajaran bagi guru? Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan?
Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?
5. Apasaja upaya Bapak/Ibu dalam meningkatkan pemahaman materi
pembelajaran guru bagi guru? Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan?
Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?
6. Apasaja upaya Bapak/Ibu dalam meningkatkan pendayagunaan sumber
pembelajaran guru bagi guru? Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan?
Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?
7. Apasaja upaya Bapak/Ibu dalam meningkatkan evaluasi/ penilaian
pembelajaran bagi guru? Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan?
Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?
8. Apasaja upaya Bapak/Ibu dalam meningkatkan kedisplinan guru? Bagaimana
upaya tersebut dilaksanakan? Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam
peningkatan kinerja guru?
9. Apasaja upaya Bapak/Ibu dalam meningkatkan kemampuan interaksi dan
komunikasi? Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan? Sejauhmana upaya
tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?

176
 
 

Pedoman Wawancara Guru

1. Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan


perencanaan program pembelajaran bagi Bapak/Ibu? Bagaimana upaya
tersebut dilaksanakan? Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan
kinerja Bapak/Ibu?
2. Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
pengelolaan kelas bagi Bapak/Ibu? Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan?
Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja Bapak/Ibu?
3. Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
penggunaan media pembelajaran bagi Bapak/Ibu? Bagaimana upaya tersebut
dilaksanakan? Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak/Ibu?
4. Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
penggunaan metode pembelajaran bagi Bapak/Ibu? Bagaimana upaya tersebut
dilaksanakan? Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak/Ibu?
5. Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
pemahaman materi pembelajaran bagi Bapak/Ibu? Bagaimana upaya tersebut
dilaksanakan? Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak/Ibu?
6. Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
pendayagunaan sumber pembelajaran bagi Bapak/Ibu? Bagaimana upaya
tersebut dilaksanakan? Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan
kinerja Bapak/Ibu?
7. Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan evaluasi/
penilaian pembelajaran bagi Bapak/Ibu? Bagaimana upaya tersebut
dilaksanakan? Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak/Ibu?

177
 
 

8. Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan


kedisplinan Bapak/Ibu? Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan?
Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja Bapak/Ibu?
9. Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
kemampuan interaksi dan komunikasi? Bagaimana upaya tersebut
dilaksanakan? Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak/Ibu?

178
 
 

Pedoman Observasi

No Hal yang Diamati Uraian


1. Pengelolaan kelas oleh guru ketika proses
belajar mengajar
2. Kelengkapan sumber belajar
a. Ruang kelas
b. Perpustakaan
c. Laboratorium
d. Buku sumber belajar
3. Kegiatan rapat kepala sekolah dengan guru

Pedoman Studi Dokumentasi

No Hal yang Diamati Ada/ Tidak Keterangan


1. Dokumen Silabus/ RPP
2. Dokumen evaluasi/ penilaian
pembelajaran
3. Dokumen presensi guru

179
 
 
 
 
Lampiran 2. Ringkasan Hasil Wawancara

Ringkasan Wawancara SMP Negeri 1 Yogyakarta

No. Pertanyaan Ringakasan Jawaban


1. Bagaiman upaya yang - Dari sisi SDM guru diikutkansertakan diklat
dilakukan kepala sekolah perencanaan. Waktu pelaksanaannya tidak
dalam meningkatkan tentu yaitu ketika ada program diklat guru
perencanaan program diikutkan. Dalam diklat secara keseluruhan
pembelajaran? membahas tentang kurikulum, tugas guru,
dan lain-lain misalnya membuat RPP/
Silabus.
- Melengkapi sarana dan prasarana kegiatan
pembelajaran dengan memenuhi kebutuhan
buku, peralatan, perlengkapan belajar dan
lain-lain dengan dana BOS yang ada sesuai
dengan kebutuhan mata pelajaran untuk
mendukung pembelajaran.
- Kepala sekolah melakukan pengawasan dan
pemantauan rutin atau terus menerus dalam
perencanaan pembelajaran yaitu memeriksa,
mengkoreksi perencanaan dan memberikan
tanda tangan dengan melihat bukti fisik yang
berupa RPP, satuan pelajaran (satpel),
program tindak lanjut dan lain-lain. kepala
sekolah dan tanda tangan juga. Kemudian
pembinaan melalui pengarahan secara
keseluruhan dalam rapat saat briefing.
2. Sejauhmana upaya Efektif karena menjadikan guru lebih tertib
tersebut efektif dalam dalam melakukan pembelajaran, cara kerja
meningkatkan kinerja guru menjadijadi lebih baik, menunjang
guru? pembelajaran dan sangat membantu sekali

180
 
karena yang dibutuhkan sudah mencukupi.
3. Bagaiman upaya yang - Guru diikutkansertakan diklat pelaksanaan
dilakukan kepala sekolah secara berkala biasanya setiap tahun sekali
dalam meningkatkan pada awal tahun atau ketika ada program
pengelolaan kelas? diklat diikutkan.
- Dilakukan pengawasan dan pemantauan rutin
atau terus menerusterhadap pelaksanaan
kegiatan pembelajaran. Dilakukan observasi
langsung saat guru mengajar dengan
didatangi ke ruang kelas secara berkala saat
guru mengajar.
- Melengkapi sarana dan prasarana kegiatan
pembelajaran dengan buku, alat atau media
pembelajaran dan lain-lain.
4. Sejauhmana upaya Efektif, karena tertib dalam melakukan
tersebut efektif dalam pembelajaran dan berusaha agar lebih baik
meningkatkan kinerja karena diawasi ditanya bagaimana pelaksanaan
guru? pembelajarannya, apa ada kendalanya, dan
bagaiman pemecahannya.
5. Bagaiman upaya yang - Melengkapi sarana dan prasarana kegiatan
dilakukan kepala sekolah pembelajaran dengan buku, alat atau media
dalam meningkatkan pembelajaran dan lain-lain. Misalnya saja
penggunaan media LCD tetapi hanya tersedia di Laboratorium.
pembelajaran? - Kepala sekolah menganjurkan pemanfaatan
media pendidikan secara maksimal baik itu
komputerisasi maupun alat-alat seperti alat
Lab. Komputer, Lab. Bahasa, Lab. IPA dan
lain-lain dengan baik yang disampaikan saat
briefing.
6. Sejauhmana upaya Efektif, memudahkan pembelajaran dan

181
 
tersebut efektif dalam menambah wawasan menggunakan media
meningkatkan kinerja selain buku untuk menambah keterampilan
guru? siswa.
7. Bagaiman upaya yang Kepala sekolah sebenarnya membebaskan
dilakukan kepala sekolah guru akan menggunakan metode apa dalam
dalam meningkatkan pembelajaran yaitu materi dan kelasnya.
penggunaan metode
pembelajaran?
8. Sejauhmana upaya Efektif, karena guru menjadi lebih kreatif
tersebut efektif dalam dalam mengajar sebab setiap materi dan kelas
meningkatkan kinerja diperlukan metode yang berbeda-beda
guru? sehingga membantu siswa memudahkan untuk
memahami pelajaran.
9. Bagaiman upaya yang Memfasilitasi pembelian bahan dan alat-alat
dilakukan kepala sekolah praktek,buku materi baik buku pokok maupun
dalam meningkatkan buku penunjang untuk melengkapi koleksi
pemahaman materi buku di perpustakaan. Hal tersebut dilakukan
pembelajaran? dengan mengambil dana dari BOS dan
BOSDA.
10. Sejauhmana upaya Efektif, sebab sangat membantu dan
tersebut efektif dalam menunjang dalam proses pembelajaran. Selain
meningkatkan kinerja itu melihat dari hasil kegiatan pembelajaran di
guru? sini cukup membanggakan nilai siswa sudah
cukup tinggi sebab keberhasilan pembelajaran
juga bisa dilihat dari hasil atau tujuannya yang
tercapai.
11. Bagaiman upaya yang - Menyediakan dan melengkapi bahan dan alat
dilakukan kepala sekolah praktek, buku sumber baik itu buku pokok
dalam meningkatkan maupun buku penunjang untuk koleksi di
pemahaman materi perpustakaan. Hal tersebut dilakukan dengan

182
 
pembelajaran? mengambil dana dari dana BOS dan BOSDA.
- Kepala sekolah menganjurkan aktif ke perpus
meminjam atau sekedar membaca buku di
perpustakaan dan memanfaatkan
laboratorium.
12. Sejauhmana upaya Efektif, sebab membantu dan menunjang
tersebut efektif dalam pembelajaran, selain itu melihat hasil
meningkatkan kinerja pembelajaran cukup membanggakan nilainya
guru? lumayan tinggi sebab keberhasilan
pembelajaran juga dapat dilihat dari hasilnya.
13. Bagaiman upaya yang Kepala sekolah itu menyediakan peralatan
dilakukan kepala sekolah misalnya alat-alat, kertas dan lain-lain yang
dalam meningkatkan bisa digunakan untuk membuat perangkat
evaluasi/ penilaian pembelajaran, kisi-kisi soal dan lain-lain
pembelajaran?
14. Sejauhmana upaya - Efektif, sebab peralatan dapat mempermudah
tersebut efektif dalam pelaksanaan evaluasi sehingga
meningkatkan kinerja mempermudah guru dalam pembelajaran.
guru?
15. Bagaiman upaya yang - Memeriksa presensi atau daftar hadir
dilakukan kepala sekolah - Diberi pembinaan baik itu perorangan
dalam meningkatkan maupun kelompok dan diberi pengarahan-
kedisiplinan? pengarahan tentang tugas guru serta
menganjurkan supaya disiplin waktu dalam
tugas agar tepat waktu
16. Sejauhmana upaya - Efektif, guru menjadi lebih tertib, mengerti
tersebut efektif dalam akan tugasnya dan berpikir beberapa kali
meningkatkan kinerja untuk tidak disiplin sebab mempengaruhi
guru? kenaikan pangkatnya dan lain-lainnya.
17. Bagaiman upaya yang - Memposisiskan tempat duduk yaitu guru-

183
 
dilakukan kepala sekolah guru mata pelajaran sejenis diposisikan
dalam meningkatkan tempatnya berdekatan sehingga mereka bisa
komunikasi dan saling berkomunikasi dengan mudah sebab
interaksi? sudah berdekatan
- Kepala sekolah terbuka baik antar guru
maupun guru dengan kepala sekolah.
18. Sejauhmana upaya - Efektif, sebab guru merasa senang dalam
tersebut efektif dalam melaksanakan tugasnya, lebih merasa
meningkatkan kinerja kekeluargaan, penuh kasih sayang dan
guru? mempermudah komunikasi dan saling
menambah wawasan dengan sesama guru.

Ringkasan Wawancara SMP Negeri 5 Yogyakarta

No. Pertanyaan Ringakasan Jawaban


1. Bagaiman upaya yang - Guru wajib membuat perencanaan program
dilakukan kepala pembelajaran. RPP dibuat dengan merevisi
sekolah dalam RPP yang tahun sebelaumnya tetap dalam
meningkatkan pengawasan kepala sekolah melalui MGMP
perencanaan program dengan mengkoreksi dan ada supervisor
pembelajaran? sendiri di bagian kurikulum.
- Guru diikutsertakan diklat, pelatihan maupun
workshop yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru tentang
perangkat pembelajaran yang dilakukannya
itu secara temporer kira-kira dibutuhkan
selain itu jug melihat dari dananya.

184
 
2. Sejauhmana upaya Efektif , sebab guru menjadi terarah dalam
tersebut efektif dalam melakukan pembelajaran di kelas. Selain itu
meningkatkan kinerja dengan adanya diklat, pelatihan maupun
guru? workshop bisa mengingatkan kembali.
3. Bagaiman upaya yang - Setiap kelas dilengkapi CCTV, sehingga
dilakukan kepala kepala sekolah bisa memantau guru
sekolah dalam mengajar setiap saat dari ruang kepala
meningkatkan sekolah.
pengelolaan kelas? - Kepala sekolah mengitari kelas atau melihat
ke kelas secara langsung.
- Kelas yang kurang rapi atau sering kosong
ditegur dan diingatkan melalui rapat
briefing untuk menjaga kebersihan, kerapian
kelas dan lain-lain atau disampaikan ke wali
kelas sehingga wali kelas akan
menyampaikan ke guru.
4. Sejauhmana upaya Efektif, dengan adanya teguran guru bisa lebih
tersebut efektif dalam baik, lebih memperhatikan ke kelas, walaupun
meningkatkan kinerja teguran itu secara umum.
guru?
5. Bagaiman upaya yang - Mengadakan Diklat IT bagaimana membuat
dilakukan kepala powerpoint yang menarik untuk pembelajaran
sekolah dalam dikelas Diadakan secara berkala, di mana
meningkatkan diperlukan ya diadakan dilakukan sepulang
penggunaan media sekolah dan setiap guru dijadwalkan per
pembelajaran? kelompok.
- Menyediakan sarana dan prasarana seperti
misalnya proyektor, komputer dan LCD
disetiap kelas, guru dipinjami laptop
sekaligus modemnya serta disediakan layanan

185
 
jaringan internet di lingkungan sekolah.
6. Sejauhmana upaya Efektif, bisa meningkatkan guru untuk
tersebut efektif dalam menggunakan IT sehingga mempermudah
meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan pembelajaran.
guru?
7. Bagaiman upaya yang Kepala sekolah memberikan kebebasan
dilakukan kepala kepada guru untuk menggunakan metode
sekolah dalam yang memang sesuai dengan materinya.
meningkatkan
penggunaan metode
pembelajaran?
8. Sejauhmana upaya Efektif, menjadikan guru memiliki inisiatif
tersebut efektif dalam untuk menggunakan metode yang sesuai.
meningkatkan kinerja Sebab guru juga menginginkan agar materi
guru? yang diberikan lebih cepat dipahami anak.
9. Bagaiman upaya yang - Mengadakan forum MGMP untuk
dilakukan kepala menyamakan presepsi tentang materi
sekolah dalam pembelajaran, sharing tentang proses
meningkatkan pembelajaran dan membahas mengenai
pemahaman materi menambah pengayaan materi pembelajara.
pembelajaran? - Menyediakan fasilitas seperti pemasangan
wifi untuk mengakses dan memperluas
pengetahuan dan buku-buku.
- Mengingatkan guru setiap rapat brefing agar
dipelajari, dibaca lagi materinya sebelum
mengajar dan menekankan untuk sering-
sering membuka internet.
10. Sejauhmana upaya Efektif, memperluas wawasan, dan
tersebut efektif dalam menyamakan presepsi sehingga tidak terjadi
meningkatkan kinerja kebingungan dalam penyampaian materi

186
 
guru? pembelajaran.
11. Bagaiman upaya yang - Melengkapi koleksi buku perpustakaan yaitu
dilakukan kepala yang berupa buku BSE (Buku Sekolah
sekolah dalam Elektronik) baik cetak maupun file dan buku
meningkatkan penunjang lainnya rekomendasi dari guru
pendayagunaan sumber untuk menambah koleksi perpustakaan yang
pembelajaran? kemudian dapat dipinjamkan.
- Layanan internet yang disediakan sekolah
dapat dimanfaatkan untuk mencari data dan
bahan-bahan yang diperlukan untuk
pembelajaran.
12. Sejauhmana upaya Efektif, sebab pembeajaran semakin terarah
tersebut efektif dalam dan terukur, sangat membantu guru untuk
meningkatkan kinerja mempermudah dalam pembelajaran.
guru?
13. Bagaiman upaya yang - Menyediakan fasilitas kebutuhan evaluasi/
dilakukan kepala penilaian pembelajaran yaitu dengan
sekolah dalam menyediakan Lembar Jawab Komputer (LJK)
meningkatkan evaluasi/ dan pengkoreksiannya dilakukan dibagian
penilaian kurikulum dan menyediakan web untuk
pembelajaran? meng-up load nilai.
- Kepala sekolah menghimbau agar guru tertib
melaksanakan ulangan, dan meminta berkali-
kali untuk segera melaksanakan remidi bagi
siswa yang nilainya masih kurang
14. Sejauhmana upaya Efektif, sebab untuk mengetahui kemampuan
tersebut efektif dalam siswanya sehingga guru sudah melaksanakan.
meningkatkan kinerja Guru tetap melaksana meskipun masih ada
guru? yang terlambat melakukan remidi
15. Bagaiman upaya yang - Pintu gerbang setiap jam 7 tepat sudah di

187
 
dilakukan kepala tutup dan dibuka lagi jam 8 itu berlaku untuk
sekolah dalam semuanya.
meningkatkan - Menyediakan presensi finger print, juga dan
kedisiplinan? juga disediakan buku untuk mencatat yang
terlambat disertai alasananya.
- Guru diingatkan untuk presensi, diminta
untuk masuk dan keluar tepat waktu melalui
rapat briefing setiap hari Senin.
16. Sejauhmana upaya Efektif, guru yang terlambat berkurang sebab
tersebut efektif dalam dengan mencatat di buku guru merasa tidak
meningkatkan kinerja nyaman, sehingga berpikir bagaimana caranya
guru? agar tidak telat selain itu juga mempengaruhi
kenaikan pangkat.
17. Bagaiman upaya yang - Pengaturan meja guru diatur per blok mata
dilakukan kepala pelajaran bidang studi sehingga ketika
sekolah dalam terdapat masalah di mata pelajaran dapat
meningkatkan dengan mudah untuk berkomunikasi sesama
komunikasi dan guru mata pelajaran sejenis.
interaksi? - Kepala sekolah mengadakan rapat briefing
untuk memberi pengarahan sekaligus sebagai
bentuk komunikasi kepala sekolah dengan
guru. Komunikasi pada guru jarang kecuali
ketika ada masalah yang keterlaluan.
18. Sejauhmana upaya Efektif, karena ada kerjasama dan komunikasi
tersebut efektif dalam secara terus menerus per bidang studi dan
meningkatkan kinerja ketika menghadapi masalah dapat
guru? diselesaikan bersama.

188
 
Ringkasan Wawancara SMP Negeri 8 Yogyakarta

No. Pertanyaan Ringakasan Jawaban


1. Bagaiman upaya yang - Guru harus memiliki dan menyerahkan untuk
dilakukan kepala dicek dan diberikan pengesahan kepala
sekolah dalam sekolah. Kepala sekolah mengarahkan dan
meningkatkan mendorong guru untuk membuat perencanaan
perencanaan program pembelajaran dengan baik melalui rapat
pembelajaran? briefing dan bagi guru yang kurang rajin
dipanggil.
- Mengadakan workshop dibahas bersama
agar perencanaannya menyatu, ada diskusi
melalui MGMP mengenai penulisan RPP
dengan merevisi RPP yang diadakan awal
tahun pelajaran.
- Mengikutsertakankan guru dalam diklat
ketika ada yang mengundang seperti diklat
komputer dan mengadakan pelatihan seperti
pelatihan Bahasa Inggris untuk guru-guru dan
wali kelas.
- Menyediakan sarana pembelajaran yang
dibutuhkan seperti pemasangan LCD dan
komputer di setiap kelas, komputer, printer
dan kertasnya yang bisa digunakan untuk
buat RPP, silabus atau keperluan mengajar di
sekolah.
2. Sejauhmana upaya Efektif , guru lebih disiplin membuat RPP/
tersebut efektif dalam silabus, sebab menjadi patokan mengajar
meningkatkan kinerja sehingga kegiatan belajar mengajar bisa
guru? berjalan dengan maksimal dan sangat berguna

189
 
untuk kenaikan pangkat.
3. Bagaiman upaya yang - Pemasangan CCTV di setiap kelas untuk
dilakukan kepala memantau guru setiap saat dari ruang kepala
sekolah dalam sekolah dalam proses pembelajaran, jadi guru
meningkatkan selalu terpantau. Guru atau kepala sekolah
pengelolaan kelas? meunggui di tempat melihat guru megajar.
- Kepala sekolah memantau dari buku piket
untuk itu jika guru tidak bisa mengajar harus
ijin dan meninggalkan tugas sehingga
digantikan guru piket bila tidak ijin ditegur.
- Memberikan teguran, arahan, contoh
pengelolaan kelas yang baik dan masukan
ringan bila terpantau kelas kosong, terlambat
atau kelas berantakan yang secara umum
disampaikan saat rapat briefing dan bila
keterlaluan dipanggil. Kepala sekolah
memberi arahan, contoh secara tidak
langsung dan lebih halus dengan berbincang-
bincang biasa memberi masukan-masukan
ringan sehingga guru tidak tersinggung dan
ada perubahan.
4. Sejauhmana upaya Efektif, ada peningkatan lebih ada keteraturan
tersebut efektif dalam dalam pengelolaan kelas, guru terlambat, kelas
meningkatkan kinerja kosong berkurang, lebih tertib dan disiplin
guru? sebab selalu dipantau sehingga guru berpikir
dua kali untuk meninggalkan kelas seenaknya.
5. Bagaiman upaya yang - Kepala sekolah memantau dari CCTV jika
dilakukan kepala terlihat guru belum memanfaatkan media
sekolah dalam diberi contoh untuk memanfaatkan media
meningkatkan sesuai dengan kebutuhan.

190
 
penggunaan media - Menyediakan fasilitas komputer dan LCD di
pembelajaran? tiap kelas, disediakan layanan internet,
kelengkapan laboratorium dan perpustakaan
jika perlu direnovasi maka direnovasi dan
dibuat senyaman mungkin.
- Mengadakan diklat dan pelatihan seperti
diklat lektora yang membahas tentang
bagaimana untuk membuat media
pembelajaran, pelatihan ICT berupa macro
media flash, membuat media pembelajaran
yang diadakan secara bertahap dan saat
waktu senggang sehingga diharapkan dapat
mengikuti.
- Menyediakan fasilitas komputer dan LCD di
tiap kelas, disediakan layanan internet,
kelengkapan laboratorium dan perpustakaan
jika perlu direnovasi maka direnovasi dan
dibuat senyaman mungkin.
6. Sejauhmana upaya Efektif karena memudahkan guru dalam
tersebut efektif dalam pembelajaran, guru lebih leluasa dalam
meningkatkan kinerja mengembangkan pembelajaran, guru lebih
guru? kreatif menggunakan sarana yang disediakan,
guru yang tadinya tidak bisa IT jadi bisa
menggunakan IT.
7. Bagaiman upaya yang - Kepala sekolah memberi kebebasan kepada
dilakukan kepala guru dalam menggunakan metode
sekolah dalam pembelajaran sebab harus disesuaikan dengan
meningkatkan materi dan kadaan siswa di kelas, sehingga
penggunaan metode guru lebih leluasa untuk berkreasi dalam
pembelajaran? pembelajaran dan ada pengembangan diri

191
 
dari guru.
- Kepala sekolah memantau dari CCTV dari
ruangannya
- Saat briefing kepala sekolah mingatkan untuk
menggunakan metode yang sesuai dan
bervariasi, mengarahkan untuk melihat dari
internet juga dari buku-buku dan mendorong
agar guru lebih kreatif
- Mengadakan workshop yang menghadirkan
ahli seperti dosen, yang membahas mengenai
penggunaan model metode pembelajaran.
8. Sejauhmana upaya Efektif, guru lebih memiliki kreatifitas dari
tersebut efektif dalam sebelumnya untuk berkreasi dan berekspresi
meningkatkan kinerja sehingga pembelajaran tidak membosankan
guru? sebab meyesuaikan materi dan kelas yang
dihadapi.
9. Bagaiman upaya yang - Kepala sekolah mengatur meja guru
dilakukan kepala berdasarkan mata pelajaran kemudian
sekolah dalam diingatkan untuk diskusi sehingga ketika
meningkatkan menemui permasalahan bisa diselesaikan
pemahaman materi bersama-sama.
pembelajaran? - Menyediakan layanan internet dan buku-buku
yang diperlukan untuk pembelajaran baik itu
buku paket maupun penunjang, jika ada guru
yang mengusulkan selama untuk kepentingan
pembelajaran kepala sekolah menyetujui dan
kemudian menjadi buku koleksi di
perpustakaan untuk dibaca atu dipinjamkan.
- Mendorong/ mempermudah dan memberi
kesempatan pada guru untuk melanjutkan

192
 
pendidikan.
10. Sejauhmana upaya Efektif, dengan adanya buku-buku yang
tersebut efektif dalam disediakan memberikan kemudahan
meningkatkan kinerja pemahaman materi bagi guru, sehingga
guru? memperlancar proses pembelajaran dan
membantu penyampaian materi di kelas sebab
bisa melihat langsung sumbernya.
11. Bagaiman upaya yang - Kepala sekolah menyediakan kelengkapan
dilakukan kepala sarana prasarana sesuai dengan kebutuhan
sekolah dalam guru dan anggaran dana yang dimiliki seperti
meningkatkan buku-buku, media, alat-alat dan lain-lain
pendayagunaan sumber sekaligus menambah jika memang diperlukan
pembelajaran? untuk proses pembelajaran.
- Ruang perpustakaan dilakukan penataan
kembali sehingga menjadi lebih santai dan
nyaman untuk membaca.
- Kepala sekolah mendorong guru untuk
memanfaatkan IT dan menggunakan
Laboratorium untuk pembelajaran. selain itu
mengingatkan guru untuk membaca maupun
meminjam buku di perpustakaan sebab guru
diperbolehkan meminjam bebrapa buku
dalam waktu yang lebih lama.
12. Sejauhmana upaya Efektif, kebutuhan guru untuk pembelajaran
tersebut efektif dalam termasuk buku reverensi dapat terpenuhi
meningkatkan kinerja sehingga pembelajaran lebih menyenangkan
guru? selain itu, gurunya jadi lebih mudah dalam
melaksanakan pembelajaran.
13. Bagaiman upaya yang - Guru diwajibkan untuk mengadakan evaluasi/
dilakukan kepala penilaian. Kepala sekolah mengingatkan

193
 
sekolah dalam kepada guru untuk melaksanakan ulangan
meningkatkan evaluasi/ dan memberikan penilaian dengan teliti
penilaian pembelajaran? sekaligus diminta untuk membuat laporannya
dan selalu dikontrol oleh kepala sekolah.
- Menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam
kegiatan evaluasi/ penilaian pembelajaran
seperti menyediakan kertas, memperbanyak
soal dan lain-lain. Selain itu Lab. Bahasa juga
bisa digunakan untuk melaksanakan evaluasi
tanpa harus memperbanyak soal karena bisa
langsung melalui komputer.
14. Sejauhmana upaya Efaktif, guru lebih bertanggung jawab, displin
tersebut efektif dalam menyelenggarakan evaluasi dan dalam
meningkatkan kinerja memberikan penilaian, berusaha
guru? mempersiapkan diri untuk mengadakan
penilaian.
15. Bagaiman upaya yang - Kepala sekolah memberi contoh/ teladan
dilakukan kepala kepada guru yaitu selalu datang lebih awal
sekolah dalam pukul 06:30 di sekolah.
meningkatkan - Menyediakan daftar hadir yang sudah
kedisiplinan? menggunakan presensi finger print dan selalu
di cek setiap bulan.
- Kepala sekolah memberi teguran yang
diperhalus kepada guru yang sering terlambat
yaitu tidak menegur langsung, tetapi hanya
menanyakan kesehatan dan baik-baik saja
terlambat.
- CCTV dan buku pelaksanaan KBM di buku
piket digunakan kepala sekolah untuk
memantau ketika guru masuk dan mengakhiri

194
 
pelajaran.
16. Sejauhmana upaya Efektif, guru mulai disiplin masuk dan guru
tersebut efektif dalam terlambat berkurang, datang dan pulang tepat
meningkatkan kinerja waktu sehingga guru merasa tersemangati.
guru?
17. Bagaiman upaya yang - Diadakan kegiatan salaman pagi sehingga ada
dilakukan kepala kesempatan untuk berbincang-bincang dan
sekolah dalam saat guru menghadapi permasalahan selalu
meningkatkan terbuka dan ditanggai dengan memberikan
komunikasi dan solusi.
interaksi? - Kepala sekolah memberi contoh komunikasi
dengan baik dan sopan yaitu saat
berkomunikasi dengan guru kepala sekolah
tetap menggunakan bahasa yang santun.
- Mengatur posisi meja guru mengelompok
berdasarkan mata pelajaran, sehingga lebih
mudah untuk berdiskusi dan menemukan
solusinya bersama-sama.
18. Sejauhmana upaya Efektif, sebab dapat meningkatkan kerjasama,
tersebut efektif dalam saling membantu dan lebih kekeluargaan.
meningkatkan kinerja
guru?

195
 
 
Lampiran 3. Transkrip Wawancara

Nama : KS 1
Hari, Tanggal : Rabu, 18 Juli 2012
Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan perencanaan program


pembelajaran bagi guru?
KS 1 : Dari sisi SDM guru diikutkansertakan diklat perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan pembelajaran.
Dilakukan pengawasan dan pemantauan rutin atau terus menerus
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
pembelajaran.
Melengkapi sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran dengan
buku, alat atau media pembelajaran dan lain-lain.
Peneliti : Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan?
KS 1 : Ketika ada program diklat ya tinggal diikutkan saja, dilakukan
observasi langsung saat guru mengajar, memeriksa perencanaan
dan evaluasi dengan melihat bukti fisik yang berupa RPP, satuan
pelajaran (satpel), program tindak lanjut dan lain-lain.
Secara berkala dipantau dalam 1 semester dengan didatangi ke
ruang kelas saat guru mengajar.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
guru?
KS 1 : Bisa dikatakan 90% efektif, artinya menjadikan mereka tertib
dalam melakukan pembelajaran karena selalu ditanya bagaimana
pelaksanaan pembelajarannya, apa ada kendalanya, dan bagaiman
pemecahannya.
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan pengelolaan kelas bagi
guru dan bagainama pelaksanaannya?
KS 1 : Ya yaitu tadi mba, kan tadi sudah mencakup perencanaannya,
pelaksanaan dan evaluasinya
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan penggunaan media

196
 
pembelajaran bagi guru dan bagaimana pelaksanaannya?
KS 1 : Ya sama dengan yang tadi itu juga termasuk pada pelaksanaan,
kalo mengenai media kan juga ada bagaimana perangkat lunak dan
perangkat kerasnya. Tapi ya biasanya saya menghimbau ketika
briefing agar guru menggunakan Lab. Untuk pembelajaran.
Peneliti : Mengenai media, apakah ada guru yang membuat media
pembelajaran sendiri?
KS 1 : Ya ada mba, tergantung pada masing-masing mata pelajaran agar
materi tersebut mudah diserap oleh siswa.
Peneliti : Bagaimana upaya Bapak agar guru membuat media pembelajaran
sendiri?
KS 1 : Ada sanksi, hukuman dan hadiah dengan pujian/ surprise/ promosi
jabatan/ diberi kesempatan menduduki suatu jabatan dan lain-lain.
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan penggunaan metode
pembelajaran bagi guru dan bagaimana pelaksanaannya?
KS 1 : Ya tergantung dari materi pembelajarannya, saya membebaskan
guru untuk memilih metode tertentu yaitu menyesuaikan matode,
materi dengan kelasnya.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
guru?
KS 1 : Ya boleh dibilang efektif karena kan guru diberikan keleluasaan
itu tadi, disesuaikan dengan materi dan kelasnya tentunya kan
setiap kelas diperlukan metode yang berbeda-beda.
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan pemahaman materi
pembelajaran guru bagi guru?
KS 1 : Menyediakan buku sumber baik buku pokok maupun buku
penunjang.
Melengkapi buku-buku reverensi di perpustakaan
Peneliti : Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan?
KS 1 : Dilakukan tergantung anggarannya yang biasanya dilakukan 3
bulan sekali yang diambil dari dana BOS dan BOSDA. Kita kan

197
 
anggarannya dari situ semua.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
guru?
KS 1 : Ya bisa dibilang efektif kalau ternyata melihat dari hasil kegiatan
pembelajaran di sini cukup membanggakan karena anak-anak di
sini nilai-nilainya sudah lumayan tinggi. Kan keberhasilan
pembelajaran dilihat dari hasil atau tujuannya tercapai.
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan pendayagunaan
sumber pembelajaran guru bagi guru dan bagaimana
pelaksanaannya?
KS 1 : Ya yang itu tadi, sama dengan yang tadi mba, menyediakan buku
dan melengkapi buku perpus itu.
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan evaluasi/ penilaian
pembelajaran bagi guru dan bagaimana pelaksanaannya?
KS 1 : Ya sama dengan jawaban yang pertama tadi, kan di situ sudah
mencakup pada evaluasinya tadi.
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan kedisiplinan guru dan
bagaimana pelaksanaannya?
KS 1 : - Diberikan sanksi dan hadiah
Sanksinya bisa berupa penundaan pangkat kurang lebih 1 tahun
atau 2 tahun tergantung, kemudian saya minta untuk diperbaiki
terlebih dahulu.
- Memeriksa presensi atau daftar hadir
- Kesulitan mendapatkan pengesahan
Misalnya saja saat minta legalisasi pengajuan angka kredit,
pengesahan sertifikasi, pengesahan pencairan anggaran,
pengesahan pengembangan profesi dan lain-lain.
- Tidak diberikan tugas tambahan
- Tidak diberikan promosi jabatan
- Disamping mungkin pernyataan tidak puas, teguran lisan,
teguran tertulis, dimutasi, diberhentikan dan lain-lain

198
 
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
guru?
KS 1 : 80-90% sangat efektif, kan kemudian mereka akan berpikir
beberapa kali untuk tidak disiplin karena nanti akan ditunda
kenaikan pangkatnya dan lain-lainnya.
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan kemampuan interaksi
dan komunikasi dan bagaimana pelaksanaannya?
KS 1 : Menyediakan fasilitas internet.
Memposisiskan tempat duduk sesuai dengan mata pelajarannya
yaitu guru-guru yang mengajar mata pelajaran yang sama
diposisikan tempat duduknya berdekatan sehingga mereka bisa
saling berkomunikasi dengan mudah tanpa harus susah mencari
karena tempatnya sudah berdekatan.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
guru?
KS 1 : 80-90% efektif dengan melihat dari tingkat keberhasilan hasil
kegiatan pembelajaran karena kan untuk sekolah selalu
pembelaaran yang menjadi ininya.

Nama : MY
Hari, Tanggal : Selasa, 31 Juli 2012
Tempat : Ruang Guru

Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan


perencanaan program pembelajaran bagi Bapak dan bagaimana
pelaksanaannya?
MY : Pembinaan melalui pengarahan-pengarahan
Pada saat brefing secara keseluruhan dalam rapat-rapat
Peneliti : Dalam brefing biasanya membahas mengenai apa?
MY : Secara keseluruhan membahas kurikulum, tugas guru dll
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja

199
 
Bapak?
MY : Ya relatif dampaknya positif bagus dilihat dari ujian UNAS masuk
kelas A semua lulusannya
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
pengelolaan kelas bagi Bapak dan bagaimana pelaksanaannya?
MY : Penataran-penataran guru setiap tahun sekali
Semacam workshop biasanya awal tahun
Peneliti : Dalam penataran atau workshop biasanya membahas mengenai apa?
MY : Tentang kurikulum, tugas guru, membuat perangkat pembelajaran
dll
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
MY : Ya dilihat dari hasil pembelajaran nilai-nilai UNAS itu yang
dipandang dari masyarakat si biasanya tapi sebenernya yang penting
itu pada prosesnya.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
penggunaan media pembelajaran bagi Bapak dan bagaimana upaya
tersebut dilaksanakan?
MY : Anjuran pemanfaatan media pendidikan secara maksimal baik itu
komputerisasi maupun alat-alat seperti alat Lab. Komputer, Lab.
Bahasa, Lab. IPA dll
Peneliti : Biasanya Kepala Sekolah menganjurkan pemanfaatan tersebut
kapan Pak?
MY : Disampaikan pada saat brefing itu
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
MY : Ya tentu saja, untuk menambah keterampilan anak-anak
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
penggunaan metode pembelajaran bagi Bapak dan bagaimana
pelaksanaannya?
MY : Saya kira sama dengan yang tadi itu

200
 
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
pemahaman materi pembelajaran bagi Bapak dan bagaimana
pelaksanaannya?
MY : Workshop itu melalui LPMP mata pelajaran tertentu
Peneliti : Kapan workshop itu dilakukan Pak?
MY : Dilakukan setiap minggu
Peneliti : Biasanya membahas tentang apa?
MY : Tentang materi pembelajaran
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
MY : Ya guru semakin trampil dan mengerti tugasnya masing-masing
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
pendayagunaan sumber pembelajaran bagi Bapak dan bagaimana
pelaksanaannya?
MY : Guru dianjurkan untuk aktif ke perpus meminjam atau sekedar
membaca buku di perpustakaan dan laboratoriumnya juga.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
MY : Ya efektif tentunya dilihat dari hasil pembelajarannya, itu kan
ukurannya misalnya UNAS.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
evaluasi/ penilaian pembelajaran bagi Bapak dan bagaimana
dilaksanaannya?
MY : Memperlengkap alat-alat, kertas dan lain-lain
Peneliti : Alat-alat seperti apa Pak?
MY : Ya dari alat-alat itu maka bisa digunakan untuk membuat perangkat
pembelajaran, kisi-kisi soal dan lain-lain
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
MY : Ya tentu, kan jadi mempermudah guru dalam pembelajaran
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan

201
 
kedisplinan Bapak dan bagaimana pelaksanaannya?
MY : Menganjurkan supaya disiplin waktu dalam tugas agar tepat waktu
Peneliti : Mungkin ada semacam sanksi Pak?
MY : Tidak ada sanksi, kan biasanya kalo ada sanksi mesti ada hadiah,
tentunya sulit untuk mengupayakn hadiah mengingat dananya.
Peneliti : Bagaimana untuk yang kurang disiplin?
MY : Bagi yang kurang baik ya dibina
Diberi pengarahan-pengarahan tentang tugas dia sebagai guru
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
MY : Ya efektif, guru lebih tertib dan mengerti akan tugasnya
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
kemampuan interaksi dan komunikasi dan bagaimana
pelaksanaannya?
MY : Keterbukaan baik antar guru maupun guru dengan kepala sekolah
dengan siswa juga.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
MY : Ya guru merasa senang dalam melaksanakan tugasnya

Nama : BB
Hari, Tanggal : Senen, 30 Juli 2012
Tempat : di Ruang Unit Penjamin Mutu (UPM)

Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan


perencanaan program pembelajaran bagi Bapak dan bagaimana
pelaksanaannya?
BB : - Perangkat pembelajaran harus sudah ada tiap tahun dan harus di
up load ke web http://smpn5yogyakarta.sch.id
- masalah penilaian remidi misalnya harus segera dikoreksi dan

202
 
ssegera diselesaikan biar tidak tertunda-tunda, ketika ulangan
harus segera dikoreksi paling tidak seminggu sudah selesai
- pelatihan/ workshop mesti guru diijinkan untuk ikut. workshop itu
biasanya diadakan sendiri atau kadang dari pihak luar
mengundang, misalnya yang terakhir ini diadakan mengenai
pembuatan soal yang baik, pokoknya yang kaitannya dengan
pembelajaran.
Peneliti : Kapan hal tersebut dilaksanakan Pak?
BB : Ya dilakukannya itu secara temporer ya kira-kira dibutuhkan selain
itu jug melihat dari dananya
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
BB : Efektifnya ya efektif, ketika diberikan pelatihan atau workshop ya
bisa mengingatkan kembali, walaupun dulu pernah di pelajari kan
kadang juga lupa ilmunya namanya manusia, kalo diingatkan lagi
jadi ingat.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
pengelolaan kelas bagi Bapak dan bagaimana pelaksanaannya?
BB : - Memonitor guru yang masuk, saat bel masuk guru sudah masuk
atau belum, kepla sekolah bisa memantau dari ruangannya kan
setiap kelas dipasang CCTV
- mengitari kelas atau melihat ke kelas secara langsung, misalnya
melihat kelasnya sudah rapi atau belum, nanti dalam briefing
dibahas, dan menghimbau wali kelas untuk merapikan kelas
- kepala sekolah kan mengajar juga, mengajar mata pelajaran BK,
kalau tidak sibuk sekali, ada waktu ya masuk kelas juga
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
BB : Ya paling tidak karena mengingat saya nggak jadi wali kelas, lebih
memperhatikan ke kelas karena juga kepala sekolah menganjurkan
ya walaupun tidak mengenakkan ya tetap disampaikan juga kepada

203
 
siswa
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
penggunaan media pembelajaran bagi Bapak dan bagaimana upaya
tersebut dilaksanakan?
BB : - Menyediakan sarana dan prasarana seperti misalnya proyektor,
komputer disetiap kelas kecuali kelas 9 itu belum ada, sejak tahun
yang lalu laptop sebanyak 20 untuk dipinjamkan kepada guru,
tahun ini juga sebanyak 20 termasuk modemnya tinggal kita
mengisi pusanya karena kan untuk mempermudah guru dalam
pembelajarannya, ya tinggal gurunya memanfaatkan atau tidak.
- meminta guru memanfaatkan laptop tersebut untuk pembelajaran
dan untuk meng-up load perangkat pembelajaran ke web
http://smpn5yogyakarta.sch.id tadi.
Peneliti : Apakah Bapak membuat media pembelajaran sendiri?
BB : Ya sebatas power point ya membuat sendiri karena ya saya hanya
sebatas menggunakan power point.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
BB : Ya efektif itu ya kalau guru memanfaatkan tadi itu, mungkin
awalnya berat kalau misal sudah membuat membuat tiba-tiba mati
lampu kan jadi yang dibuat itu sia-sia. Tapi sekrang sudah ada
genset sumbangan dari alumni jadi ya bisa digunakan. Dengan
membuat media pembelajaran walaupun awalnya berat tapi nanti di
kelas memperlacar pembelajaran di kelas. Ya walaupun begitu saya
tetap menggunakan papan tulis, apa-apa yang belum tercantum
didalamnya saya tulis di sana. Ketika pembelajaran siswa bisa
konsen memperhatikan ke mata pelajaran kan nanti bisa mengopi
file kalo membutuhkan untuk belajar.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
penggunaan metode pembelajaran bagi Bapak dan bagaimana
pelaksanaannya?

204
 
BB : Ya pada intinya ya diserahkan ke masing-masing guru dan
tergantung materinya.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
BB : Ya efektif, kan ya kadang-kadang ini misalnya saja pembelajaran
program ya ngga pake diskusi biasanya dengan penjelasan yang
kemudian diberi tugas. Ya begini kalau latihan TIK misalnya kan
siswa harus mampu begini maka dilakukan dengan cara latihan
yang begini, itu kan menuntut kemampuan pribadi siswa, sehingga
ya siswa akan mampu secara pribadi, karena yang ditekankan disini
siswa harus mampu.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
pemahaman materi pembelajaran bagi Bapak dan bagaimana
pelaksanaannya?
BB : - Ya cuma setiap briefing ya setiap waktu diberikan penjelasan
berkali-kali setiap sebelum mengajar untuk dipelajari lagi,
dipelajari benar-benar dan supaya membaca lagi materinya.
- Ya dengan adanya buku, contoh saja ketikan ada penerbit
menawarkan buku pada guru ya itu perlu dibaca, kalau buku BSE
yang sudah dicetak ya tinggal dipinjam di perpus
- Kepala sekolah selalu menekankan untuk sering-sering membuka
internet
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
BB : Saya kira kalo melaksanakan hal tersebut, ya menyiapkan diri dulu
sebelum pembelajaran
Ya ini pengalaman saya saja, kalo saya ngga membaca dulu kok
kadang lupa jadi salah langkah begitu padahal ya sebenarnya dibuku
itu sudah ada.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
pendayagunaan sumber pembelajaran bagi Bapak dan bagaimana

205
 
pelaksanaannya?
BB : - Melengkapi buku-buku di pepustakaan
- Pengadaan inernet supaya guru mencari media ajar bagi guru. Ya
jujur saja kadang guru jarang mengunjungi perpus artinya jarang
meminjam buku di perpustakaan
- Buku paket BSE dalam bentuk file maupun cetak
- Buku dari penerbit sebagai penunjang, misalnya di buku BSE itu
kan materinya tentang SBI nah kalau disitu tidak ada ya
menggunakan buku penunjang.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
BB : Ya saya ngga tahu persisnya ya karena jujur saja saya materinya di
buku BSE ada tetapi beda sistem operasinya.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
evaluasi/ penilaian pembelajaran bagi Bapak dan bagaimana
dilaksanaannya?
BB : Saya sendiri kalo misalnya masalah evaluasi ngga pernah
ditanyakan, tapi kalau nilai ulangan biasanya langsung Pak Kepala
memantau, ketika masih ada nilai yang di bawah KKM ya Kepala
Sekolah meminta berkali-kali untuk segera melakukan remidi.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
BB : Anjuran itu ya efektif juga, tapi efektif atau tidak ya tetap masih ada
saja yang terlambat remidi, ya itu tergantung gurunya sendiri sih.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
kedisplinan Bapak dan bagaimana pelaksanaannya?
BB : - Pintu pagar setiap jam 7 tepat sudah di tutup dan dibuka lagi jam 8
itu berlaku untuk siswa maupun guru
- Menyediakan finger print, juga di bawah finger print disediakan
buku, itu untuk mencatat siapa-siapa saja yang terlambat dan
alasananya juga.

206
 
- Ya yang sering mbolos ya dipanggil kalau sudah berkali-kali tanpa
ijin yang jelas. Saya juga pernah di sms pak kepala tapi pas waktu
itu acara out bond
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
BB : Ya bisa dibilang efketif, saya kira dengan mencatat di buku ya
merasa risih kan jadi berpikir bagaimana caranya untuk tidak telat
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
kemampuan interaksi dan komunikasi dan bagaimana
pelaksanaannya?
BB : Ya minimal perkelompok MGMP nya diaktifkan agar proses
pembelajarannya nanti dalam menyampaikan tidak terlalu jauh, jadi
unutk menyamakan. Kalo penyampaian materinya disamakan
mempermudah pas ulangan umum. Antar guru minimal per mata
pelajaran itu ada komunikasi.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja
Bapak?
BB : Ya efektif karena dengan adanya komunikasi jadi siswa tidak ada
yang dirugikan , misalnya guru X baru menyampaikan 7 materi,
sedangkan guru Y sudah menyampaikan 8 materi sedangkan pas
ulangan umumnya sama, jadi kan siswa ada yang dirugikan,
misalnya kelas saya belum pernah diajarkan materi ini kok keluar di
ulangan umum.

Nama : SI
Hari, Tanggal : Sabtu, 12 Agustus 2012
Tempat : Ruang Guru

Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan


perencanaan program pembelajaran bagi Ibu dan bagaimana

207
 
pelaksanaannya?
SI : - Memberi pembinaan setiap 2 minggu sekali
- Setiap kegiatan ada pengarahan
Peneliti : Pembinaannya seperti apa Bu?
SI : Ya agar suapaya pembelajaran baik, datang tepat waktu, pulang
tepat waktu dan diusahakan ngajarnya yang bener terutama
kedisiplinan
Peneliti : Bagaimana dengan silabus, RPP, Prota dan Prosem?
SI : Seluruh guru diharuskan memiliki, menyerahkan dan diberikan
pengesahan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah memiliki data
lengkapnya. Kepala sekolah memberikan pengarahan agar dengan
cara apa pun harus punya kan contohnya banyak dari buku, internet,
dinas, tapi ada adopsi dari masing-masing pembelajaran.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja Ibu?
SI : Tentu, otomatis kalau tepat waktu pembelajaran jadi lebih baik,
kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan maksimal
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
pengelolaan kelas bagi Ibu dan bagaimana pelaksanaannya?
SI : - Terutama wali kelas diharapkan masuk kelas dan mengecek
- Dipantau dari CCTV
- Kelas-kelas yang kosong nanti ada pembinaan, mungkin daang
terlambat atau kelas berantakan, kepala sekolah membina,
memberi contoh kan ada kelas yang baik
- Diutamakan guru menggunakan LCD supaya anak tidak bosan
- Secara umum, guru yang memiliki kesalahan yang keterlaluan,
guru akan dipanggil dan ditegur
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja Ibu?
SI : Ya, guru menjadi lebih disiplin, punya tanggung jawab, lebih
mempersiapkan diri, seuai dengan tujuan kurikulum dan berusaha
untuk lebih baik
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan

208
 
penggunaan media pembelajaran bagi Ibu dan bagaimana upaya
tersebut dilaksanakan?
SI : - Menyetujui adanya pelatihan
- Penggunaan internet
- Pembelajaran menggunakan IT, beberapa kali diadakan pelatihan
untuk guru secara bertahap dan diharapkan semua guru dapat
mengikuti
- Guru MIPA dikursuskan Bhs. Inggris, dan pelatihan ICT berupa
macro media flash, membuat media pembelajaran, membuat rapor
kan tidak manual, dan penilaian
Peneliti : Kapan pelatihan itu dilaksanakan dan pelaksanaannya seperti apa
Bu?
SI : setiap semester biasanya lebih dari satu peatihan, ya tergantung
dana untuk pengikutnya. Dalam pelatihan dikelompokan mana yang
sudah pintar, mana yang masih kurang dari sekolah biar yang
kurang pintar nantinya tidak kewalahan mengikuti. Kalau ada yang
diitunjuk untuk mrngikuti diklat di Dinas pasti Kepala sekolah
mendukung.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja Ibu?
SI : Ya tentu, tadinya orang yang tidak pegang jadi pegang, yang
tadinya tidak bisa IT jadi bisa menggunakan IT, yang tadinya tidak
perhatian dari internet jadi ingin melihat ya tidak hanya materi tapi
wawasan semua.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
penggunaan metode pembelajaran bagi Ibu dan bagaimana
pelaksanaannya?
SI : - Mestinya guru tidak hanya menyuruh siswa mengerjakan tugas
LKS saja, kalau bisa lebih dari itu. Kepala sekolah mengarahkan
untuk melihat dari internet juga dari buku-buku
- Kepala sekolah membebaskan guru menggunakan metode
pembelajaran kan masing-masing mata pelajaran tidak sama.

209
 
Namanya guru harus ada pengembangan diri, tidak monoton.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja Ibu?
SI : Ya tentu, guru kemudian lebih memiliki kreatifitas dari sebelumnya,
pembelajaran tidak membosankan di keseharian.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
pemahaman materi pembelajaran bagi Ibu dan bagaimana
pelaksanaannya?
SI : Membantu guru untuk dapat memahami materi pembelajaran, ketika
ada guru yang mengajukan usul untuk buku apa saja yang
berhubungan dengan pembelajaran asal mengajukan untuk
kepentingan siswa pasti kepala sekolah menyetujui.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja Ibu?
SI : Ya, memperlancar kegiatan belajar mengajar, guru tidak asal bicara
karena ada bukti otentiknya dan siswa bisa membaca. Untuk
memperlancar ada LCD, CCTV dan printer di kelas.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
pendayagunaan sumber pembelajaran bagi Ibu dan bagaimana
pelaksanaannya?
SI : - Melengkapi media pembelajaran di sekolah
- Melengkapi dan menjaga supaya tidak rusak
- Buku-buku sekolah di perpustakaan dijaga keutuhannya, disampul
dan kalau hilang harus diganti dengan buku yang sama
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja Ibu?
SI : Efektif karena buku kalau bersih, kalau meminjam dengan bukunya
utuh kan senang belajar dengan buku yang bersih, guru
mengingatkan kepada siswa untuk tidak mencoret-coret di buku,
kan kadang ada siswa yang mencoret-coret buku, mengerjakan
pekerjaannya di buku paket.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
evaluasi/ penilaian pembelajaran bagi Ibu dan bagaimana
dilaksanaannya?

210
 
SI : Mengingatkan dalam memberikan penilaian harus teliti, harus
mempunyai data-data laporan penilaian. Kalau ada komplain, guru
mempunyai data nilai yang benar, guru tidak takut kalau memang
nilainya jelek ya tidak apa-apa, nilai itu tidak mengada-ada saja tapi
itu benar. Nilai ulangan, MID, semester, tugas, dan nilai diskusi
pada akhirnya guru harus menyerahkan ke wali kelas, kalau
sewaktu-waktu ada penilaian, guru harus siap.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja Ibu?
SI : Ya, guru lebih bertanggung jawab dalam memberikan penilaian,
mengadakan dan mempersiapkan diri untuk mengadakan penilaian,
berusaha melengkapi poin-poin yang harus dinilai, untuk tugas,
ulangan, remidi diadakan kapan itu harus ada data-datanya.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
kedisplinan Ibu dan bagaimana pelaksanaannya?
SI : - Kehadiran tepat waktu
- Kepala sekolah selalu datang lebih awal
- Setiap hari ada piket salaman, ada jadwalnya dalam 1 bulan untuk
bersalaman kepada guru dan siswa yang hadir
- Selalu berusaha meningkatkan ketakwaan, pada awal pelajaran
ada tadarus selama 15 menit, di setiap ruangan ada guru yang
memimpin, tapi guru agama yang menentukan akan membaca
yang mana. Guru yang tadinya tidak peduli dengan Al-Qur’an jadi
ada hasrat untuk belajar. Guru di arahkan untuk tidak perlu malu
walaupun kurang bisa membaca.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja Ibu?
SI : Efektif, kita jadi malu terutama pada saat jabat tangan, setengah jam
sebelumnya harus sudah ada di sana, ada rasa ngga enak kalau misal
lupa ya minta maaf. Kepala sekolah selalu memberi contoh untuk
solat di masjid sekolah, kan kadang guru malas karena karus naik
turun tangga kan masjidnya di lantai atas.
Peneliti : Apasaja upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan

211
 
kemampuan interaksi dan komunikasi dan bagaimana
pelaksanaannya?
SI : - Ada jabat tangan, dari situ kepala sekolah bisa apal. Saat jabat
tangan ada kesempatan unutk ngobrol, bahkan ketika guru
permasalahan selalu welcome dan ditanggai dengan baik.
- Kalau ada kesalahan pasti ikut memberikan solusi.
- Kalau ada yang keliru tidak dimarahi ngga apa-apa, dibetulkan
dulu anti saya tanda tangani
Peneliti : Bagaimana dengan pengaturan meja guru? dan bagaimana menurut
Ibu?
SI : Dibuat mengelompok per mata pelajaran, sehingga sambil duduk
bisa sharing. Tidak ada rasa canggung ketika membahas mengenai
materi pelajaran karena guru kan tidak memiliki kemampuan yang
sama, sama-sama belajar kalau ngga bisa ya tanya, kalau ada apa-
apa misal ada kegiatan sosial, ada yang melahirkan, menikah, kita
bareng ke sana, kalau tidak ya kita satu rumpun iuran dan nitip.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja Ibu?
SI : Ya, ada hubungan kedekatan, terutama dengan mata pelajaran yang
sama kedekatannya lebih besar tapi ya kalau dengan yang lain ya
tetap ada.

Nama : KS 8
Hari, Tanggal : Sabtu, 04 Agustus 2012
Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan perencanaan program


pembelajaran bagi guru?
KS 8 : - Rapat Brefing selalu mendorong guru untuk membuat perencanaan
pembelajaran dengan baik
- Rapat khusus ini diundang yang dipanggil yaitu guru-guru yang

212
 
dalam pembelajaran kurang baik setelah mengumpulkan RPP. Ini
bagi guru yaang kurang sregep
- Supaya perencanaannya menyatu, ada diskusi dari guru yang
duduknya sudah diatur per mata pelajaran
- Membuat semacam workshop melalui MGMP dibahas bersama-
sama
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?
KS 8 : Efektif karena tidak memerlukan waktu yang banyak brefing
dilakukan 15 menit istirahat setelah upacara dan semua guru sudah
membuat perangkat pembelajaran
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan pengelolaan kelas bagi
guru dan bagainama pelaksanaannya?
KS 8 : - Dengan monitoring dari CCTV, dari situ akan terlihat dari sini
kalau pengelolaanya kurang bagus guru yang bersangkutan
dipanggil
- Kalau biar ngga kelihatan guru diberi arahan, di beri contoh dan
lama-lama akan berubah. Kalau biar lebih halus lagi dan ngga
kelihatan saya ngobrol biasa dan memberi masukan-masukan
ringan sehingga guru tidak tersinggung dan ada perubahan
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?
KS 8 : Ya ada peningkatan prosentasenya bisa dipastikan 60% lebih
keteraturan dalam pengelolaan kelas ada. Ya saya walaupun kepala
sekolah ya tetap mengajar di kelas, memberi contoh supaya
pengelolaan kelas itu baik. Ya seperti ini, mba sekarang wawancara
tapi nanti ketika waktunya ngajar ya saya tetap masuk mengajar
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan penggunaan media
pembelajaran bagi guru dan bagaimana pelaksanaannya?
KS 8 : - Ini mengenai media dan metode pembelajaran sebenarnya juga
hampir sama jawabannya dengan yang di atas tadi ya.
- Ketika berbicara mengenai metode itu bisa dibilang juga secara
menyeluruh menyangkut juga dengan media saya juga bisa

213
 
memantau dari CCTV kalau guru belum memanfaatkan media
baisanya saya mengomentari kenapa ngga memakai media
- Metode dibebaskan sesuai dengan materi kalau kira-kira belum
cocok diberi arahan karena kan dikelas sudah tersedia LCD.
Karena kan kalo metode itu ngga bisa dipaksakan harus
menggunakan metode tertentu, kadang juga aula depan sini
digunakan untuk pembelajaran jadi ya tidak harus di dalam kelas.
- Saya memberi contoh untuk memanfaatkan media sesuai dengan
kebutuhan
- Ya secara global saya mengecek laporan guru setiap semerter.
Begitu juga dengan evaluasinya saya meminta untuk
mengumpulkan tepat waktu dan saya cek
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?
KS 8 : Ya tentu saja, pembelajaran menjadi semakin baik
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan pemahaman materi
pembelajaran guru bagi guru?
KS 8 : Diskusi, workshop, seminar
Peneliti : Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan?
KS 8 : - Diskusi ini dilakukan di sekolah oleh tiap mapel dengan
pengaturan tempat duduk dibuat berdekatan, tetap saya ingatkan
mbok dipakai untuk diskusi
- Workshop dilakukan 1 semester 1 kali awal pelajaran dan tengah
semester. Workshop ini ada acara-acara dari dinas atau biasanya
dari perguruan tigga kalau memang sesuai dengan kebutuhan ya
guru di kirimkan untuk mengikuti contohnya dari UNY biasanya
banyak unutk mapel IPS, kalau mapel MTK kadang UNY kadang
Sanata Dharma
- Kalau seminar biasanya yang mengadakan dinas pendidikan Kota,
UNY, UIN juga tapi kalo sekolah tidak mengadakan seminar
sendiri.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?

214
 
KS 8 : Tentu saja, kan begini setelah mengikuti seminar kan akan ada
laporan apa saja yang akan diperbuat, ya tentunya efektif dan sangat
mendukung
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan pendayagunaan sumber
pembelajaran guru bagi guru dan bagaimana pelaksanaannya?
KS 8 : Diadakan dengan dasar anggaran bisa berupa buku-buku, media,
alat-alat dan lain-lain diadakan sesuai dengan kebutuhan guru
dengan merencanakan apa-apa saja kebutuhan guru untuk proses
pembelajaran
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?
KS 8 : Ya efektif, sekolah bisa 100% mengabulkan kebutuhan guru, buku
reverensi siswa juga
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan evaluasi/ penilaian
pembelajaran bagi guru dan bagaimana pelaksanaannya?
KS 8 : Mengadakan ulangan harian 1 semester minimal 3 kali dan bisa
lebih, ulangan tengah semster, ulangan akhir semester, jadi paling
tidak 5 kali dalam semester, itu dilaksanakan dan mesti saya
kontrol.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?
KS 8 : Efektif 100% karena tidak mungkin guru tidak melaksanakan.
Dianalisa hasil dan butir soalnya
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan kedisiplinan guru dan
bagaimana pelaksanaannya?
KS 8 : - Keteladanan karena saya kepala sekolah ngga mungkin datangnya
setelah guru-guru datang ataupun datang terlambat, karena saya
biasa sudah disini pukul 06:30
- Presensi guru
- Saya meminta kalau ada yang telat pengurus kelas menjemput
guru tersebut
- Kalo terlambat saya jarang menegur, paling saya hanya
menanyakasn kesehatan saja dan saya lanjutkan bertanya “Tidak

215
 
ada halangan to?” dan dari kalimat itu kan secara tidak langsung
guru juga sudah merasa sendiri. Dan saya tidak pernah langsung
menanyakan “Kenapa telat?”
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?
KS 8 : Efektif karena 90% sudah efektif dilihat dari jarang guru yang
terlambat.
Peneliti : Apasaja upaya Bapak dalam meningkatkan kemampuan interaksi
dan komunikasi dan bagaimana pelaksanaannya?
KS 8 : - Kegiatan salaman pagi, setiap pagi saya dan guru yang bertugas
lainnya menyalami siswa dan guru di sana yang datang, kalo mba
tidak percaya mba bisa datang pagi-pagi dan melihat secara
langsung
- Meningkatkan pelayanan siswa kalo ada siswa yang mencari, guru
harus siap melayani, bahkan ada guru yang pulang sampai sore, ya
itu ngga apa-apa karena untuk memaksimalkan pelayanan bagi
siswa.
Peneliti : Sejauhmana upaya tersebut efektif dalam peningkatan kinerja guru?
KS 8 : Kalau kegiatan salaman itu 100% efektif dalam artian jadi lebih
kekeluargaan, kalo yang kedua hanya 90% saja karena masih ada
beberapa guru yang belum mau.

216
 
 
 
 
Lampiran 4. Hasil Observasi

Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran di Kelas


Nama Guru : M. Yunus
Guru Mapel : Fisika
Kelas : VIII C
Hari, Tanggal: Selasa, 31 Juli 2012

Saat guru masuk ke kelas, ketua kelas memberi aba-aba dan semua siswa
secara bersama-sama berdiri dan kemudian mengucapkan salam “Selamat Pagi
Pak” guru pun menjawab “Selamat Pagi”.
Guru duduk dan kemudian menanyakan siapa yang tidak masuk. Dan saat
itu juga ada salah satu siswa maju ke depan untuk menghapus papan tulis setelah
tadi digunakan oleh guru sebelumnya. Sementara yang lain menjawab pertanyaan
guru. Kemudian guru berdiri dan mulai memuali pelajaran dengan mengingatkan
kembali pelajaran yang kemarin. Guru pun bertanya “Seingat kalian gaya itu apa
anak-anak?”. Murid pun menjawab pertanyaan tersebut meskipun tidak semuanya.
Dan kemudian mengajukan pertanyaan kembali dan menunjuk salah satu siswa
untuk menjawabnya.
Setelah mengulas sedikit pelajaran kemarin kemudian guru berjalan
menuju papan tulis dan menggambar sebuah bentuk ilustrasi dan mulai
menjelaskan. Karena masih membahas tentang materi gaya, kemudian guru
memberikan contoh dan mengatakan “kalau ketua kelas sama sampingnya tarik-
tarikan yang menang mana?” kemudian serentak menjawab “ketua”. Setelah
dirasa paham, siswa muali mecatat yang telah ditulis di papan tulis. Sambil guru
sedikit menjelaskan agar siswa benar-benar paham.
Kemudian 2 orang siswa diminta maju ke depan untuk mempraktekkan
gaya sesuai materi yang sedang diajarkan menggunakan meja. Guru pun
memberikan arahan kepada siswa yang kemudian dipraktekkan. Setelah
dipraktekkan, guru pun bertanya “setelah ditarik arah mejanya kemana?” dengan
melihat praktek tadi siswa pun serempak menjawab. Berdasarkan praktek tersebut
kemudian guru menggambarkan dan menjelaskan grafiknya di papan tulis dan
menuliskan rumus fisika.

217
 
Melihat rumus tersebut, ada salah satu siswa yang membenarkan karena
ternyata rumusnya kurang tepat. Kemudian guru menanggapi “oh, iya betul”
sambil membetulkan tulisan dan berkata “ini sebenarnya lebih pada pelajaran
matematik, yang pake kacamata pinter matematik ya?”. Kemudian siswa
menulisnya. Setelah dirasa cukup, guru mengajukan pertanyaan “sampe disini,
ada pertanyaan?” dan siswa diam. Kemudian siswa diberikan soal, setelah itu
berkata “silahkan dikerjakan, nanti didiskusikan”. Kemudian guru menghapus
papan tulis dan berjalan-jalan ke meja siswa untuk melihat siswa mengerjakan.
Selang waktu sebentar terdengar bel istirahat, guru pun berkata “ya, pelajaran
dilanjutkan setelah istirahat” kemudian siswa memberikan salam seperti saat guru
masuk ke kelas.
Setelah istirahat, guru masuk kembali ke kelas dan disambut salam seperti
awal tadi dan mengisi buku laporan harian kelas. Karena di meja ada tumpukan
buku paket kemudian guru meminta siswa untuk membagikan sambil
menyarankan untuk merawat buku tersebut.guru kemudian menanyakan soal yang
diberikan dan meminta siswa untuk mengerjakan di papan tulis “yang maju di
tunjuk apa ngacung sendiri?” siswa diam, kmudian guru memutuskan untuk
menunjuk. Kemudian siswa yang ditunjuk maju ke depan untuk mengerjakan soal
no.1 di papan tulis. Guru memperhatikan pengerjaan siswa tersebut sebentar
kemudian berjalan melihat-lihat pekerjaan siswa lain.
Setelah selesai, kemudian guru meminta siswa untuk memperhatikan ke
papan tulis. Guru menjelaskan pengerjaan tersebut sambil melontarkan pertanyaan
pada siswa dan siswa menjawab serentak. Ketika sedang berlangsung, ada siswa
yang sedang ngobrol sendiri, guru pun melontarkan pertanyaan ke siswa tersebut
“setuju ngga dengan jawaban ini”. Karena tidak mendengarkan siswa tersebut
siswa pun berkata “apa Pak?” kemudian guru mengulanginya, setelah dijawab
guru melontarkan pertanyaan lanjutan “pekerjaan mu hasilnya berapa?”. Siswa
tersebut menjawab dan pelajaran dilanjutkan kembali. Di tengah penjelasan ada
siswa yang bertanya, karena agak ribut, guru meminta untuk diam kemudian guru
melemparkan pertanyaan tersebut kepada siswa untuk menjawabnya, karena siswa
diam kemudian dijawab bersama-sama.

218
 
Soal no.1 telah dikerjakan dan dijelaskan guru, kemudian guru menunjuk
siswa lagi untuk mengerjakan soal no.2 di papan tulis. Karena tadi yang maju
siswa laki-laki yang kebetulan Ketua Kelas kemudian guru menunjuk salah satu
siswa perempuan berdasarkan tanggal yaitu no urut siswa 31. Karena jumlah
siswa tidak ada 31, guru menunjuk siswa perempuan yang duduk di meja no.2,
kebetulan Ketua kelas juga menginginkan siswa tersebut maju. Guru pun berkata
“ya silahkan maju kedepan itu keinginan ketua kelas dari hati yang paling dalam”
serentak siswa-siswa pun menjadi tertawa. Sebelum siswa tersebut maju, ternyata
berbunyi bel, tanda selesai pelajaran. Guru pun berkata “ya dilanjutkan pertemuan
yang akan datang”. Kemudian siswa berdiri dengan aba-aba dari ketua kelas dan
memberi salam seperti pada awal guru masuk ke kelas.[

Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Di Kelas


Nama Guru : Ben Brilianto, S.T (1 jam pelajaran)
Mata Pelajaran : TIK
Kelas : VII SBI 5
Hari/ Tanggal : Kamis, 2 Agustus 2012 (07:30)

Begitu bel masuk berbunyi, guru langsung menuju ke kelas. Sampai di


kelas selang beberapa menit terdengar bunyi dari sound yang terpasang di kelas
tersebut dan ada di tiap-tiap kelas dan meminta siswa untuk membuka Al-Qur’an
dan membaca bersama-sama. Kemudian siswa pun membaca Al-Qur’an bersama-
sama kurang lebih selama 15 menit yang dipandu oleh salah satu guru melalui
sound. Setelah selesai, kemudian siswa diminta untuk berdiri dan menyanyikan
lagu Indonesia Raya bersama-sama. Selanjutnya pelajaran dilanjutkan di
Laboratorium Komputer karena kabel tidak bisa menyalurkan komputer guru
dengan LCD di kelas.
Ketika masuk guru langsung segera mempersiapkan pembelajaran
sementara siswa meilih tempat dudukanya masing-masing. Karena kelas sedikit
gaduh guru meminta kepada siswa “tolong jangan ramai” kemudian guru

219
 
membuka pelajaran “assalamu’alaikum wr.wb” dan siswa menjawab salam
serempak.
Guru menanyakan sampai di mana materi pelajaran yang kemarin,
kemudian melanjutkan materi pelajaran. Dalam pembelajaran guru menggunakan
power point karena tersedianya LCD di kelas atau pun di laboratorium komputer.
Guru telah mempersiapkan bahan materi pelajaran di laptop, dalam presentasi
power point yang dibuat hanya berupa pokok-pokok materi dengan disertai
gambar yang ada di kehidupan sehari-hari sesuai dengan materi tersebut. Disela-
sela menjelaskan guru bertanya kepada siswa “gambar mana yang paling safety?”
karena pelajarannya mengenai keselamatan kerja. Siswa menjawab seretak
“orange”. Kemudian guru melanjutkan pada paparan power point selanjutnya
sambil menjelaskan lebih luas materinya.
Saat guru menjelaskan dan suasana sedikit ribut lagi salah satu sisa berkata
“sssstt” guru pun berrkata “tolong jangan ribut ya” kemudian kembali
menjelaskan. Setelah itu guru berkata “apa ada yang ditanyakan?” siswa diam,
kemudian guru memberikan sedikit pertanyaan dan siswa menjawab secara
serentak. Setelah itu guru melanjutkan penjelasan. Melihat dari tampilan power
point guru bertanya “ini biasanya digunakan untuk apa?” siswa menjawab
“gunung merapi meletus” “dokter” guru menjawab “ya betul”. Kemudian guru
memberikan pertanyaan lagi “ini alat apa?” siswa menjawab “alat press” guru
mengatakan “bukan, namanya mirip partai” berusaha memancing jawaban yang
lebih tepat, karena tidak mampu menjawab guru berkata “gerenda”. Kemudian
menjelaskan lagi dan berkata “sampai di sini ada pertanyaan?” siswa diam dan
pelajaran pun dilanjutkan.
Ketika sedang menjelaskan ada murid yang ngobrol sendiri kemudian guru
menegur “ayo mas jangan ngobrol sendiri” kemudian siswa tersebut diam dan
pelajaran dilanjutkan. Kemudian guru bertanya “sampai di sini ada yang mau
ditanyakan?” kemudian dilanjutkan kembali. Guru menampilkan sebuah pokok
materi pelajaran disertai gambarnya yang di searching dari internet dan
mengingatkan kepada siswa kalau soal semacam itu akan sering muncul.
Kemudian menjelaskan sedikit. Tiba-tiba bel tanda pelajaran selesai berbunyi.

220
 
Guru berkata “ya kelanjutannya akan saya jelaskan lain waktu, saya akhiri
assalamu’alaikum wr.wb.”

Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran di Kelas


Nama Guru : Sudarmi
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas : 8.2
Hari/ Tanggal : Senin, 3 September 2012

Saat guru masuk ke kelas, karena melihat keadaan kelas yang kotor, guru
meminta siswa terutama yang piket untuk membersihkan terlebih dahulu kurang
lebih 10 menit. Setelah selesai kemudian masuk dan guru mengingatkan siswa
untuk menjaga kebersihan. Kemudian melanjutkan pelajaran.
Di kelas tersebut telah tersedia komputer dan LCD, namun guru tersebut
telah mempersiapkan materi pelajarannya di laptopnya. Sambil mempersiapkan
materi yang akan ditampilkan dengan LCD, guru mengingatkan kepada siswa
yang belum mengumpulkan tugas kamarin untuk segera mengumpulkan. Dan
melemparkan sebuah pertanyaan mengenai materi pelajaran yang kemarin. Karena
siswa diam kemudian guru berkata “setelah libur buku ngga pernah pernah dibaca
jadi lupa”, tapi kemudian ada salah satu siswa yang menjawab, kemudian guru
meminta siswa untuk membuka buku paket.
Guru menampilkan gambar sesuai dengan materi pembelajaran, kemudian
menanyakan kepada siswa, dan dengan tawa siswa laki-laki menjawab “sperma”.
Kemudian guru melanjutkan menjelaskan materi mengenai proses pertumbuhan
manusia dari sperma hingga jadi bayi dengan menampilkan gambar-gambarnya.
Selain menampilkan gambar guru juga mengaitkan dengan ayat Al-Qur’an yang
menyatakan bahwa manusia itu bentuknya semakin disempurnakan. Dan kalau
cacat itu karena pengaruh-pengaruh lain seperti alkohol dan lain-lain. Kemudian
juga menambahkan peringatan untuk mencintai ibunya karena telah mengandung

221
 
selama 9 bulan. Di sini berarti guru telah menanamkan pesan moral terhadap
siswa.
Di sela-sela menjelaskan kemudian ada siswa yang bertanya karena belum
jelas. Kemudian guru sedikit menjelaskan dengan menulis di papan tulis,sehingga
siswa lebih paham dan melanjutkan menjelaskan. Dalam menjelaskan guru tidak
hanya duduk di tempat tetapi berdiri menuju tempat duduk siswa. Tempat duduk
siswa terdiri dari 5 baris, 2 baris di tempati laki-laki dan 3 baris di tempati
perempuan. Untuk itu guru kadang menjelaskan sambil berjalan maupun
melempar pandangan kearah barisan laki-laki dan juga perempuan. Dan
nampaknya siswa yang lebih pendek duduknya di depan.
Materi mengenai perkembangan manusia dari sperma hingga jadi bayi
selesai, kemudian dilanjutkan mengenai pertumbuhan dari bayi sampai kanak-
kanak hingga masa pubertas dan dewasa. Pada pembahasan mengenai pubertaslah
banyak terjadi suasana humor karena hal tersebut masa-masa yang sedang dialami
pada usia-usia siswa tersebut.
Penyampaian materi guru tidak hanya menjelaskan tapi juga sesekali guru
melemparkan pertanyaan baik menunjuk salah satu siswa maupun kepada siswa
secara keseluruhan. Fokus pandangan guru pun tidak hanya kepada salah satu
siswa saja, tapi juga melihat kepada siswa secara keseluruhan, kadang melihat ke
arah barisan laki-laki dan kadang melemparkan pandangan ke siswa perempuan.
Di tengah-tengah guru tenjelaskan tiba-tiba siswa laki-laki yang duduk di pojok
depan tampak ngobrol sendiri, kemudian guru melemparkan pandangannya
kepada siswa tersebut dan terus melanjutkan menjelaskan. Guru selalau
menjelaskan dengan memeberikan contoh yang ada di kehidupan sehari-hari
ataupun yang ada di sekitar/ di kelas.
Ketika menjelaskan, tiba-tiba bel istirahat berbunyi. Guru meminta kepada
siswa untuk membaca materi selanjutnya untuk persiapan pertemuan berikutnya.
Kemudian guru menutup pelajaran dengan pengantar Bahasa Inggris.

222
 
Hasil Observasi Kelengkapan Sumber Pembelajaran SMP N 1 Yogyakarta

No. Kelengkapan Sumber


Keterangan
Pembelajaran
1. Ruang Kelas Ruang kelas terdiri dari 24 ruang dengan kondisi
bangunan baik dan representatif untuk
pelaksanaan proses pembelajaran.
2. Perpustakaan Perpustakaan SMP N 1 Yogyakarta terletak di
depan ruang guru menghadap ke arah barat.
Perpustakaan dikelolah oleh 2 orang petugas
yang membuka layanan sirkulasi dan referensi.
Buku-buku tertata rapi di rak buku dan lemari,
disediakan meja dan kursi untuk membaca. Guru
diperbolehkan untuk meminjam buku dengan
waktu yang tidak ditentukan selama masih
mengajar di SMP N 1 Yogyakarta dengan
mencatat di buku daftar peminjaman.
3. Laboratorium Laboratorium di SMP N 1 Yogyakarta terdiri
dari 8 ruang laboratorium yaitu 1 ruang
Laboratorium Biologi, 1 ruang Laboratorium
Fisika, 1 ruang Laboratorium IPA, 1 ruang
Laboratorium Multimedia, 2 ruang Laboratorium
Komputer, dan 2 Laboratorium Bahasa.
Laboratorium tersebut dalam kondisi bangunan
yang baik dan dilengkapi dengan alat dan bahan
yang dibutuhkan untuk pembelajaran serta
almari yang dapat digunakan untuk menyimpan
alat dan bahan tersebut.
4. Buku Sumber Buku sumber pembelajaran di SMP N 1
Pembelajaran Yogyakarta terdiri dari buku teks utama/ buku

223
 
paket sebanyak 34 judul dan 12.121 eksemplar,
teks pelengkap sebanyak 2.383 judul dan 5.476
eksemplar, buku sumber/ referensi sebanyak 692
judul dan 1.819 eksempar, bacaan/ fiksi
sebanyak 1.805 judul dan 2.308 eksemplar serta
lain-lain sebanyak 61 judul dan 347 eksempar.
Jadi total buku sumber yang tersedia yaitu 4.975
judul dan 22.071 eksemplar.

Hasil Observasi Kelengkapan Sumber Pembelajaran SMP N 5 Yogyakarta

No. Kelengkapan Sumber


Keterangan
Pembelajaran
1. Ruang Kelas Ruang kelas terdiri dari 29 ruang dengan kondisi
bangunan baik dan representatif untuk
pelaksanaan proses pembelajaran dan dilengkapi
dengan komuter, LCD dan CCTV
2. Perpustakaan Perpustakaan SMP N 5 Yogyakarta terletak di
lantai 2 tepat di atas ruang guru, namun saat
peneliti akan melihat perpustakaan tersebut tutup
karena sedang dilakukan penataan.
3. Laboratorium Laboratorium di SMP N 5 Yogyakarta terdiri
dari 9 ruang laboratorium yaitu 1 ruang
Laboratorium Biologi, 1 ruang Laboratorium
Fisika, 1 ruang Laboratorium IPA, 2 ruang
Laboratorium Multimedia, 2 ruang Laboratorium
Komputer, dan 2 Laboratorium Bahasa.
Laboratorium tersebut dalam kondisi bangunan
yang baik dan dilengkapi dengan alat dan bahan

224
 
yang dibutuhkan untuk pembelajaran serta
almari yang dapat digunakan untuk menyimpan
alat dan bahan tersebut.
4. Buku Sumber Buku sumber pembelajaran yang ada di SMP N
Pembelajaran 5 Yogyakarta yaitu buku sumber pokok dan
buku perpustakaan. Buku sumber pokok berupa
buku paket semua mata pelajaran yang terdiri
dari 20 judul buku dan 5.950 eksemplar. Buku
perpustakaan terdiri dari buku referensi,
ensiklopedi dan kamus yang terdiri dari 1.616
judul dan 3.232 eksemplar.

Hasil Observasi Kelengkapan Sumber Pembelajaran SMP N 8 Yogyakarta

No. Kelengkapan Sumber


Keterangan
Pembelajaran
1. Ruang Kelas Ruang kelas terdiri dari 30 ruang dengan kondisi
bangunan baik dan representatif untuk
pelaksanaan proses pembelajaran dan dilengkapi
dengan komuter, LCD dan CCTV
2. Perpustakaan Perpustakaan SMP N 8 Yogyakarta terletak di
samping ruang guru menghadap ke arah timur.
Perpustakaan dikelolah oleh 4 orang petugas
yang membuka layanan sirkulasi dan referensi.
Buku-buku tertata rapi di rak buku dan lemari,
disediakan tempat membaca 2 macam yaitu
menggunakan meja, kursi dan lesehan. Guru
diperbolehkan untuk meminjam buku dengan
waktu yang tidak ditentukan selama masih

225
 
mengajar di SMP N 8 Yogyakarta dengan
mencatat di buku daftar peminjaman.
3. Laboratorium Laboratorium di SMP N 8 Yogyakarta terdiri
dari 9 ruang laboratorium yaitu 2 ruang
Laboratorium Biologi, 1 ruang Laboratorium
Fisika, 1 ruang Laboratorium IPA, 1 ruang
Laboratorium Multimedia, 3 ruang Laboratorium
Komputer, dan 1 Laboratorium Bahasa.
Laboratorium tersebut dalam kondisi bangunan
yang baik dan dilengkapi dengan alat dan bahan
yang dibutuhkan untuk pembelajaran serta
almari yang dapat digunakan untuk menyimpan
alat dan bahan tersebut.
4. Buku Sumber Buku sumber pembelajaran di SMP N 8
Pembelajaran Yogyakarta terdiri dari teks utama sebanyak 68
judul dan 21.960 eksemplar dan buku sumber/
referensi yang terdiri dari ensiklopedia, kamus
dan atlas sebanyak 224 judul dan 395 eksemplar,
sedangkan jenis buku lain diklasifikasikan yang
terdiri dari karya umum, filsafat, agama, IPS,
bahasa, ilmu pengelahuan murni, teknologi,
kesenian, olahraga dan hiburan, kesusastraan,
geografi dan fiksi dengan jumlah 2.616 judul dan
5.889 eksemplar. Jadi keseluruhan buku sumber
pembelajaran berjumlah 2.908 judul dan 28.244
eksemplar

226
 
Hasil Observasi Rapat Briefing SMP N 1 Yogyakarta

Hari/ Tanggal : Senin, 17 September 2012


Tempat : di Ruang Guru
Pukul : 7. 15

Rapat briefing di SMP N 1 Yogyakarta dipimpin langsung oleh kepala sekolah.


Rapat dibuka dengan salam oleh kepala sekolah. Kepala sekolah menyampaikan
bahwa semua pihak menginginkan kemajuan dari sekolah dengan peningkatan
kedisiplinan. hal lain yang disampaikan kepala sekolah yaitu:
1. Kepala sekolah mengajak, mari hari ini Senin, mengawali pembelajaran
dengan efektif dan hari-hari berikutnya.
2. Memberitahukan bahwa mendapat undangan dan minggu depan ada kegiatan
Hari Olahraga Guru dan Karyawan. Bahwa itu kegiatan dari Dikpora Kota
Yogya, kepala sekolah mengharapkan partisipasinya meskipun itu
pertandingan, dan menharapkan itu dijadikan refreshing. Kemenangan bukan
tujuan utama, kalau ada kesalahan bisa dijadikan lelucon biasa tidak apa-apa
dan menghimbau pada guru agar kalu guru diminta tampilharus diiyakan saja
jangan bilang tidak bisa, tidak apa-apa. Kegiatan tersebut diadakan bagi guru
PNS dan Naban resmi, diharapkan Bapak/ Ibu bisa mengikuti.
3. Nanti siang bertemu untuk mempersiapkan UTS, yang sudah mendapatkan
undangan tempatnya di Lab. Multimedia
4. Kepala sekolah mengingatkan, tadi kalau upacara seperti itu apa yang terpikir
dan kepala sekolah menyarankan untuk disikapi dengan baik, yang tidak
pantas disekitar kita ya disikngkirkan saja.
5. Kemudian kepala sekolah mendelegasikan kepada salah satu guru yang
ditunjuk untuk mengkoordinir kegiatan keikutsertaan guru dalam Hari
Olahraga Nasional.
Rapat ditutu dengan salam dan berdo’a sebelum kegiatan belajar mengajar
dimulai.

227
 
Hasil Observasi Rapat Briefing SMP N 5 Yogyakarta

Hari/ Tanggal : Senin, 10 September 2012


Tempat : di Ruang Guru
Pukul : 07.30

Rapat briefing di SMP 5 dipimpin oleh salah satu guru yang ditunjuk oleh
kepala sekolah. Rapat diawali dan diakhiri dengan salam. Isi dalam rapat briefing
tersebut yaitu:
1. Menghimbau agar ada guru yang mengikuti Hari Olahraga Nasional di
Kridosono.
2. Diberitahukan ada bingkisan dari salah satu guru dan diminta untuk datang ke
rumahnya karena sedang ada hajatan sunat.
3. Atas prakarsa dari salah satu guru, merencanakan ke Jakarta bagi yang ingin
mengikuti bisa mendaftar ke salah satu guru yang telah ditunjuk, secara
swadana berangkat bersama naik kereta api dan yang sudah mendaftar ada 50
orang.
4. Tanggal 13 dan 14 akan ada psikotes, dimohon kepada guru untuk ikut
berpartisipasi.
5. Kepala sekolah mengucapkan terimakasih karena sudah banyak guru yang
mengikuit upacara
Tambahan dari beberapa guru:
1. Dari bagian sarana prasarana mengajak untuk mengaktifkan kembali
karawitan untuk harinya bisa disepakati bersama-sama.
2. Tugas piket salaman pagi sudah bisa berjalan besok pagi dimulai pukul 6.30,
1 hari ada 3 guru.
3. Ada form diharapkan untuk guru yang belum mengoreksi harap dikoreksi lagi
untuk yang belum benar karena hari ini harus selesai.
4. Harap kalau memberi saran kritik harus yang benar-benar perlu, seperti ketika
pembaigian tugas guru, karena kemaren baru diburu-buru dan dioyak-oyak,
jadi ya pengetikannya juga terburu-buru. Saya sebenarnya tidak sengaja

228
 
membuat kesalahan, saya minta maaf. Saya bukan anti kritik, tapi kalau
memang fatal dan penting ya terima. Untuk pembagian tugas mengajar kalau
ada yang minta diralat saya kan ralat.
5. Pemberitahuan ada syukuran dari salah satu guru dengan makan bersama.
6. Dari bagian kurikulum menyediakan buku, yang akan da keperluan untuk
menuliskan dibuku, jadi kurikulum bisa memantau kegiatan belajar mengajar.
Untuk menandatangani nanti saya sowani satu per satu. Tanggal 12 dan 13
dibutuhkan 10 pengawas, kalau ada yang longgarr bisa mendaftarkan diri.
Himbauan untuk belajar saling berkorelasi dan saling bekerjasama dari
pemimpin rapat dan berdo’a bersama-sama sebelum kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan, keudian rapat ditutup dengan salam.

229
 
Hasil Observasi Rapat Briefing SMP N 8 Yogyakarta

Hari/ Tanggal : Senin, 3 September 2012


Tempat : di Ruang Guru
Waktu : 07.15

Rapat briefing dipimpin oleh salah satu guru yang ditujuk kepala sekolah,
karena kepala sekolah ada keperluan. Rapat diawali dan diakiri dengan salam.
Dalam rapat briefing tersebut diberitahukan bahwa sudah di downloadkan file
mengenai tunjangan profesi guru, tetapi masih perlu ada koordinasi dengan dinas.
Jadi ini sifatnya masih pemberitahuan saja dan masih menunggu. Selain itu,
diberitahuan pula bahwa di SMP 8 akan ada akrediatasi dan guru dihimbau untuk
mempersiapkan untuk keperluan akrediatasi. Guru diminta untuk melengkapi dan
harus memiliki perangkat pembelajaran dan keperluan akreditasi lainnya seperti
fotocopy ijasah dan sebagainya. Guru pun diminta untuk iuran untuk keperluan
fotocopy struktur kurikulum, materai, jadwal pelajaran dan lain-lain.
Diberitahukan pula bahwa ada syukuran dari salah satu guru yang telah
sembuh dari sakit dan mohon do’a agar diberikan kesehatan seterusnya. Jadwal
mengajar guru yang semula masih perlu pembetulan telah dibetulkan. Mengenai
masalah istirahat karena siswa kadang terlambat masuk kelas karena shalat dzuhur
jadi rencana dan wacana untuk istirahat shalat akan diubah menjadi 30 menit.
Guru, siswa dan semua warga sekolah dihimbau untuk menjaga kebersihan
karena akan ada lomba sekolah sehat. Selain itu untuk kegiatan ekstrakuliuker,
guru pembina ekstrakulikuler diminta untuk memberikan pengumuman kepada
siswa.

230
 
 
 
 
Lampiran 5. Hasil Studi Dokumentasi

Hasil Studi Dokumentasi

No Hal yang Diamati Ada/ Tidak Keterangan


1. Dokumen Silabus/ RPP Ada Metode yang digunakan
guru dalam
pembelajaran lebih dari
satu artinya guru
menggunakan metode
yang bervariasi. Guru
juga tidak hanya
menggunakan satu buku
sumber belajar, selain
menggunakan buku
paket juga
menggunakan buku
penunjang lainnya.
Guru juga
menggunakan beberapa
peralatan yang
digunakan untuk
pembelajaran
2. Dokumen evaluasi/ penilaian Ada Guru merekap nilai
pembelajaran siswa mulai dari nilai
ulangan, nilai tugas,
hingga pada nilai rapor.
3. Dokumen presensi guru Ada Guru setiap hari
mengisi daftar hadir
dengan membubuhi
tanda tangan.

231
 
 
 
 
Lampiran 5. Foto Hasil Dokumentasi

Foto Hasil Dokumentasi SMP N 1 Yogyakarta

Proses pembelajaran di kelas diambil Alat peraga di Lab. Biologi diambil


pukul 8:55 tanggal 30 Juli 2012 pukul 10:28 tanggal 30 Juli 2012

Almari untuk menyimpan alat ukur di Sejumlah set peralatan di Lab.


Lab. Fisika diambil pukul 10:35 pada Multimedia diambil pukul 10:16
tanggal 30 Juli 2012 pada tanggal 6 Agustus 2012

Rak buku perpustakaan diambil pukul Ruang baca perpustakaan diambil


9:53 pada tanggal 6 Agustus 2012 pukul 9:00 tanggal 6 Agustus 2012

232
 
Foto Hasil Dokumentasi SMP N 5 Yogyakarta

Pembelajaran di Lab. Komputer Lab. Komputer diambil pukul 8:22


diambil pukul 8:07 tanggal 2 Agustus tanggal 2 Agustus 2012
2012

Alat praktek di Lab. Fisika diambil Alat dan bahan prakterk di Lab.
pukul 8:41 tanggal 30 Agustur 2012 Biologi diambil pukul 8:46 tanggal
30 Agustus 2012

Lab. Bahasa diambil pukul 8:51 Perpustakaan diambil pukul 8:55

233
 
tanggal 30 Agustus 2012 tanggal 30 Agustus 2012
Foto Hasil Dokumentasi SMP N 8 Yogyakarta

Guru sedang menjelaskan diambil Lab. Komputer diambil pada pukul


pukul 8:46 tanggal 3 September 2012 10:36 tanggal 1 September 2012

Perpustakaan diambil pada pukul Alat peraga di Lab Biologi diambil


9:27 tanggal 8 September 2012 pukul 10:04 tanggal 8 September 2012

Lab. Bahasa sedang digunakan untuk


ulangan diambil pukul 9:12 tanggal 8
September 2012

234
 
 
 
 
Lampiran 7. Ringkasan Data Hasil Penelitian

Ringkasan Data Hasil Penelitian SMP Negeri 1 Yogyakarta

1. Perencanaan Pembelajaran Pembelajaran


Upaya kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta dalam meningkatkan
perencanaan program pembelajaran yaitu:
a. Diklat perencanaan pembelajaran
Guru diikutkansertakan diklat perencanaan yang pelaksanaannya temporer
yaitu ketika ada pihak yang mengadakan dan biasanya membahas tentang
kurikulum, tugas guru, dan lain-lain misalnya membuat RPP/ Silabus.
b. Melengkapi fasilitas
Melengkapi sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran dengan memenuhi
kebutuhan buku, peralatan, perlengkapan belajar dan lain-lain dengan dana
BOS sesuai dengan kebutuhan mata.
c. Pengawasan dan pemantauan
Kepala sekolah melakukan pengawasan dan pemantauan rutin atau terus
menerus dalam perencanaan pembelajaran yaitu memeriksa, mengkoreksi
perencanaan dan memberikan tanda tangan dengan melihat bukti fisik yang
berupa RPP, satuan pelajaran (satpel), program tindak lanjut dan lain-lain.
Pembinaan dengan mengarahkan guru pada rapat briefing.
Upaya tersebut efektif karena menjadikan guru lebih tertib dalam melakukan
pembelajaran, cara kerja guru menjadijadi lebih baik, menunjang pembelajaran
dan sangat membantu sekali karena yang dibutuhkan sudah mencukupi.
2. Pengelolaan Kelas
Upaya kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta dalam meningkatkan
pengelolaan kelas yaitu:
a. Diklat pelaksanaan pembelajaran
Guru diikutkansertakan diklat pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
secara berkala yaitu ketika ada pihak yang mengadakan program diklat.
b. Pengawasan dan pemantauan

235
 
Pengawasan dan pemantauan rutin atau terus menerus terhadap pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yaitu secara berkala malakukan observasi langsung
saat guru mengajar.
c. Melengkapi sarana dan prasarana
Kepala sekolah melengkapi sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran
dengan buku, alat atau media pembelajaran dan lain-lain.
Upaya tersebut efektif, karena tertib dalam melakukan pembelajaran dan
berusaha agar lebih baik karena diawasi, ditanya bagaimana pelaksanaan
pembelajarannya, apa ada kendalanya, dan bagaiman pemecahannya.
3. Media Pembelajaran
Upaya kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta dalam meningkatkan
penggunaan media pembelajaran yaitu:
a. Melengkapi sarana prasarana
Kepala sekolah melengkapi sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran
dengan buku, alat atau media pembelajaran dan lain-lain. Misalnya saja LCD
yang tersedia di Laboratorium.
d. Himbauan/ anjuran untuk menggunakan
Kepala sekolah menganjurkan pemanfaatan media pendidikan secara
maksimal baik itu komputerisasi maupun alat-alat seperti alat Lab.
Komputer, Lab. Bahasa, Lab. IPA dan lain-lain dengan baik yang
disampaikan saat briefing.
Upaya tersebut efektif, memudahkan pembelajaran dan menambah wawasan
menggunakan media selain buku untuk menambah keterampilan siswa.
4. Metode Pembelajaran
Upaya kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta dalam meningkatkan
penggunaan metode pembelajaran yaitu kepala sekolah memberikan keleluasaan
kepada guru dalam penggunaan metode pembelajaran menyesuaikan materi dan
kelasnya.
Upaya tersebut efektif, karena guru menjadi lebih kreatif dalam mengajar
sebab setiap materi dan kelas diperlukan metode yang berbeda-beda sehingga
membantu siswa memudahkan untuk memahami pelajaran.

236
 
5. Pemahaman Materi Pembelajaran
Upaya kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta dalam meningkatkan
pemahaman materi pembelajaran yaitu memfasilitasi pembelian bahan dan alat-
alat praktek, buku materi baik buku pokok maupun buku penunjang untuk
melengkapi koleksi buku di perpustakaan dengan menggunakan dana BOS dan
BOSDA.
Upaya tersebut efektif, sebab sangat membantu dan menunjang dalam proses
pembelajaran. Selain itu melihat dari hasil kegiatan pembelajaran di sini cukup
membanggakan nilai siswa sudah cukup tinggi sebab keberhasilan pembelajaran
juga bisa dilihat dari hasil atau tujuannya yang tercapai.
6. Pendayagunaan Sumber Pembelajaran
Upaya kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta dalam meningkatkan
pendayagunaan sumber pembelajaran yaitu:
a. Menyediakan dan melengkapi fasilitas
Menyediakan dan melengkapi bahan dan alat praktek, buku sumber baik itu
buku pokok maupun buku penunjang untuk koleksi di perpustakaan dengan
menggunakan dana BOS dan BOSDA.
b. Menghimbau dan menganjurkan
Kepala sekolah menganjurkan aktif ke perpustakaan baik meminjam atau
sekedar membaca buku serta memanfaatkan laboratorium.
Upaya tersebut efektif, sebab membantu dan menunjang pembelajaran, selain
itu melihat hasil pembelajaran cukup membanggakan nilainya lumayan tinggi
sebab keberhasilan pembelajaran juga dapat dilihat dari hasilnya.
7. Evaluasi/ Penilaian Pembelajaran
Upaya kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta dalam meningkatkan evaluasi/
penilaian pembelajaran yaitu kepala sekolah itu menyediakan peralatan misalnya
alat-alat, kertas dan lain-lain yang bisa digunakan saat membuat perangkat
pembelajaran, kisi-kisi soal dan lain-lain.
Upaya tersebut efektif, sebab peralatan dapat mempermudah pelaksanaan
evaluasi sehingga mempermudah guru dalam pembelajaran.

237
 
8. Kedisiplinan
Upaya kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta dalam meningkatkan
kedisiplinan yaitu:
a. Menyediakan dan memeriksa presensi. Kepala sekolah secara berkala
memeriksa presensi atau daftar hadir
b. Diberi pembinaan dan pengarahan
Kepala sekolah memberi pembinaan baik perorangan maupun kelompok dan
pengarahan tentang tugas guru serta menganjurkan agar disiplin waktu dalam
melaksanakan tugas.
Upaya tersebut efektif, guru menjadi lebih tertib, mengerti akan tugasnya dan
berpikir beberapa kali untuk tidak disiplin sebab mempengaruhi kenaikan
pangkatnya dan lain-lainnya.
9. Komunikasi dan Interaksi
Upaya kepala sekolah SMP N 1 Yogyakarta dalam meningkatkan komunikasi
dan interaksi yaitu:
a. Mengatur meja guru
Guru mata pelajaran sejenis diposisikan tempatnya berdekatan sehingga bisa
saling berkomunikasi dengan mudah sebab sudah berdekatan
b. Kererbukaan
Kepala sekolah terbuka baik antar guru maupun semua warga sekolah.
Upaya tersebut efektif, sebab guru merasa senang dalam melaksanakan
tugasnya, lebih merasa kekeluargaan, penuh kasih sayang dan mempermudah
komunikasi dan saling menambah wawasan dengan sesama guru.

Ringkasan Data Hasil Penelitian SMP Negeri 5 Yogyakarta

1. Perencanaan Pembelajaran Pembelajaran


Upaya kepala sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan
perencanaan program pembelajaran yaitu:

238
 
a. Menghidupkan forum MGMP sebagai pengawasan
Guru wajib membuat perencanaan program pembelajaran. RPP dibuat dengan
merevisi RPP yang tahun sebelaumnya tetap dalam pengawasan kepala
sekolah melalui MGMP dengan mengkoreksi dan ada supervisor sendiri di
bagian kurikulum.
b. Diklat, pelatihan maupun workshop
Guru diikutsertakan diklat, pelatihan maupun workshop secara temporer
sesuai kebutuhan dan dana untuk meningkatkan kompetensi guru tentang
perangkat pembelajaran.
Upaya tersebut efektif, sebab guru menjadi terarah dalam melakukan
pembelajaran di kelas. Selain itu dengan adanya diklat, pelatihan maupun
workshop bisa mengingatkan kembali.
2. Pengelolaan Kelas
Upaya kepala sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan
pengelolaan kelas yaitu:
a. Memantau dari CCTV
Kepala sekolah bisa memantau guru mengajar setiap saat dari ruang kepala
sekolah sebab setiap kelas dilengkapi CCTV.
b. Keliling melihat ke kelas
Kepala sekolah juga keliling kelas atau melihat ke kelas langsung secara
berkala.
c. Diingatkan dan diberi teguran
Kepala sekolah metegur dan mengingatkan melalui rapat briefing atau
disampaikan ke wali kelas jika ada kelas yang kurang rapi atau sering kosong
untuk menjaga kebersihan, kerapian kelas dan lain-lain.
Upaya tersebut efektif, sebab dengan adanya teguran guru bisa lebih baik,
lebih memperhatikan ke kelas, walaupun teguran itu secara umum.
3. Media Pembelajaran
Upaya kepala sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan
penggunaan media pembelajaran yaitu:

239
 
a. Mengadakan diklat/ pelatihan
Mengadakan Diklat IT yang diadakan secara berkala di luar jam mengajar
sesuai kebutuhan misalnya saja tentang bagaimana membuat powerpoint yang
menarik untuk pembelajaran di kelas.
b. Memfasilitasi sarana pembelajaran
Kepala sekolah menyediakan sarana dan prasarana seperti proyektor,
komputer dan LCD disetiap kelas, guru dipinjami laptop sekaligus modem
serta disediakan layanan jaringan internet di lingkungan sekolah.
Upaya tersebut efektif, sebab bisa meningkatkan guru untuk menggunakan IT
sehingga mempermudah dalam pelaksanaan pembelajaran.
4. Metode Pembelajaran
Upaya kepala sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan
penggunaan metode pembelajaran yaitu kepala sekolah memberikan kebebasan
kepada guru untuk menggunakan metode yang memang sesuai dengan materinya.
Upaya tersebut efektif, sebab menjadikan guru memiliki inisiatif untuk
menggunakan metode yang sesuai. Sebab guru juga menginginkan agar materi
yang diberikan lebih cepat dipahami anak.
5. Pemahaman Materi Pembelajaran
Upaya kepala sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan
pemahaman materi pembelajaran yaitu:
a. Mengadakan forum MGMP
Mengadakan forum MGMP untuk menyamakan presepsi tentang materi
pembelajaran, sharing tentang proses pembelajaran dan membahas mengenai
menambah pengayaan materi pembelajara.
b. Menyediakan fasilitas
Menyediakan fasilitas seperti pemasangan wifi untuk mengakses dan
memperluas pengetahuan dan buku-buku.
c. Mengingatkan guru untuk menggunakan
Mengingatkan guru setiap rapat brefing agar mempelajari, membaca ulang
materinya sebelum mengajar dan menekankan untuk sering-sering membuka
internet.

240
 
Upaya tersebut efektif, memperluas wawasan, dan menyamakan presepsi
sehingga tidak terjadi kebingungan dalam penyampaian materi pembelajaran.
6. Pendayagunaan Sumber Pembelajaran
Upaya kepala sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan
pendayagunaan sumber pembelajaran yaitu:
a. Melengkapi koleksi perpustakaan
Melengkapi koleksi buku perpustakaan yaitu yang berupa buku BSE (Buku
Sekolah Elektronik) baik cetak maupun file dan buku penunjang rekomendasi
dari guru untuk menambah koleksi perpustakaan yang dapat dipinjamkan.
b. Menyediakan layanan internet
Kepala sekolah menyediakan layanan internet di sekolah yang dapat
dimanfaatkan untuk mencari data dan bahan yang diperlukan untuk
pembelajaran.
Upaya tersebut efektif, sebab pembeajaran semakin terarah dan terukur,
sangat membantu guru untuk mempermudah dalam pembelajaran.
7. Evaluasi/ Penilaian Pembelajaran
Upaya kepala sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan evaluasi/
penilaian pembelajaran yaitu:
a. Menyediakan fasilitas
Menyediakan fasilitas kebutuhan evaluasi/ penilaian pembelajaran yaitu
menyediakan Lembar Jawab Komputer (LJK) dan pengkoreksiannya
dilakukan dibagian kurikulum dan menyediakan web untuk meng-up load
nilai.
c. Memantau dan mengingatkan
Kepala sekolah menghimbau agar guru tertib melaksanakan ulangan, dan
meminta berkali-kali untuk segera melaksanakan remidi jika ada siswa yang
nilainya masih kurang.
Upaya tersebut efektif, sebab untuk mengetahui kemampuan siswanya
sehingga guru sudah melaksanakan. Guru tetap melaksanakan meskipun masih
ada yang terlambat melakukan remidi.

241
 
8. Kedisiplinan
Upaya kepala sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan
kedisiplinan yaitu:
a. Memberlakukan sistem tutup gerbang
Pintu gerbang setiap jam 7 tepat sudah di tutup dan dibuka lagi jam 8 yang
berlaku untuk semua warga sekolah.
b. Menyediakan presensi
Menyediakan presensi finger print, dan disediakan buku untuk mencatat jika
terlambat disertai alasananya.
c. Mengingatkan guru
Guru diingatkan untuk presensi, masuk dan keluar tepat waktu melalui rapat
briefing setiap hari Senin.
Upaya tersebut efektif, guru yang terlambat berkurang sebab dengan mencatat
di buku guru merasa risih sehingga berpikir bagaimana caranya agar tidak telat
selain itu juga mempengaruhi kenaikan pangkat.
9. Komunikasi dan Interaksi
Upaya kepala sekolah SMP N 5 Yogyakarta dalam meningkatkan komunikasi
dan interaksi yaitu:
a. Pengaturan meja guru
Meja guru diatur per blok mata pelajaran sehingga ketika terdapat masalah
dalam mata pelajaran dapat dengan mudah untuk berkomunikasi sesama guru
mata pelajaran sejenis.
b. Mengadakan rapat briefing
Kepala sekolah mengadakan rapat briefing setiap hari Senin pagi setelah
upacara untuk memberi pengarahan sekaligus sebagai bentuk komunikasi
kepala sekolah dengan guru. Komunikasi pada guru jarang kecuali ketika ada
masalah yang keterlaluan.
Upaya tersebut efektif, karena ada kerjasama dan komunikasi secara terus
menerus per bidang studi dan ketika menghadapi masalah dapat diselesaikan
bersama.

242
 
Ringkasan Data Hasil Penelitian SMP Negeri 8 Yogyakarta

1. Perencanaan Program Pembelajaran


Upaya kepala sekolah SMP N 8 Yogyakarta dalam meningkatkan
perencanaan program pembelajaran yaitu:
a. Memberikan arahan dan dorongan
Guru harus memiliki dan menyerahkan untuk dicek dan diberikan pengesahan
kepala sekolah. Kepala sekolah mengarahkan dan mendorong guru untuk
membuat perencanaan pembelajaran dengan baik melalui rapat brefing dan
bagi guru yang kurang rajin dipanggil.
b. Workshop guru dalam forum MGMP
Mengadakan workshop dibahas bersama dengan diskusi melalui MGMP
mengenai penulisan RPP dengan merevisi RPP sebelumnya yang diadakan
awal tahun pelajaran.
c. Diklat dan pelatihan
Mengikutsertakankan guru dalam diklat ketika ada yang mengundang seperti
diklat komputer dan mengadakan pelatihan seperti pelatihan Bahasa Inggris
untuk guru-guru dan wali kelas.
d. Menyediakan fasilitas
Menyediakan sarana pembelajaran yang dibutuhkan seperti pemasangan LCD
dan komputer di setiap kelas, komputer, printer dan kertasnya yang bisa
digunakan untuk membuat RPP, silabus atau keperluan mengajar di sekolah.
Upaya tersebut efektif, sebab guru lebih disiplin membuat RPP/ silabus,
sebab menjadi patokan mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan
dengan maksimal dan sangat berguna untuk kenaikan pangkat.
2. Pengelolaan Kelas
Upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 8 Yogyakarta dalam
meningkatkan pengelolaan kelas yaitu:
a. Memantau dari CCTV
Kepala sekolah memantau guru setiap saat dari ruang kepala sekolah dalam
proses pembelajaran melalui CCTV yang diapasang di setiap kelas.

243
 
b. Memantau buku piket dan melihat ke kelas
Kepala sekolah memantau dari buku piket untuk itu jika guru tidak bisa
mengajar harus ijin dan meninggalkan tugas sehingga digantikan guru piket
bila tidak ijin ditegur. Selain itu, kepala sekolah atau guru yang ditunjuk
secara berkala menunggui di tempat melihat guru mengajar.
c. Memberikan teguran, arahan, contoh dan masukan ringan
Memberikan teguran, arahan, contoh pengelolaan kelas yang baik dan
masukan ringan bila terpantau kelas kosong, terlambat atau kelas berantakan
yang secara umum disampaikan saat rapat briefing dan bila keterlaluan
dipanggil. Kepala sekolah memberi arahan, contoh secara tidak langsung dan
lebih halus dengan berbincang-bincang biasa memberi masukan-masukan
ringan sehingga guru tidak tersinggung dan ada perubahan.
Upaya tersebut efektif, ada peningkatan lebih ada keteraturan dalam
pengelolaan kelas, guru terlambat, kelas kosong berkurang, lebih tertib dan
disiplin sebab selalu dipantau sehingga guru berpikir dua kali untuk meninggalkan
kelas seenaknya.
3. Media Pembelajaran
Upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 8 Yogyakarta dalam
meningkatkan penggunaan media pembelajaran yaitu:
a. Memantau dari CCTV dan memberi contoh
Kepala sekolah memantau dari CCTV, jika guru belum memanfaatkan media
diberi contoh untuk memanfaatkan media sesuai dengan kebutuhan.
b. Menyediakan fasilitas sarana pembelajaran
Menyediakan fasilitas komputer dan LCD di tiap kelas, disediakan layanan
internet, kelengkapan laboratorium dan perpustakaan, jika perlu direnovasi
maka direnovasi dan dibuat senyaman mungkin.
c. Diklat dan pelatihan
Mengadakan diklat dan pelatihan seperti diklat lektora yang membahas
tentang bagaimana untuk membuat media pembelajaran, pelatihan ICT
berupa macro media flash, membuat media pembelajaran yang diadakan
secara bertahap dan saat waktu.

244
 
Upaya tersebut efektif karena memudahkan guru dalam pembelajaran, guru
lebih leluasa dalam mengembangkan pembelajaran, guru lebih kreatif
menggunakan sarana yang disediakan, guru yang tadinya tidak bisa IT jadi bisa
menggunakan IT.
4. Metode Pembelajaran
Upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 8 Yogyakarta dalam
meningkatkan penggunaan metode pembelajaran yaitu:
a. Memberikan keleluasaan
Kepala sekolah memberi kebebasan kepada guru untuk berkreasi dalam
menggunakan metode pembelajaran sebab harus disesuaikan dengan materi
dan kadaan siswa di kelas agar ada pengembangan diri dari guru.
b. Memantau
Kepala sekolah memantau dari CCTV dari ruangannya setiap saat melihat
metode yang digunakan guru.
c. Memberi arahan, mengingatkan dan mendorong
Saat briefing kepala sekolah meingatkan untuk menggunakan metode yang
sesuai dan bervariasi, mengarahkan untuk melihat dari internet juga dari
buku-buku dan mendorong agar guru lebih kreatif
d. Mengadakan workshop
Mengadakan workshop yang menghadirkan ahli seperti dosen, yang
membahas mengenai penggunaan model metode pembelajaran.
Upaya tersebut efektif, guru lebih memiliki kreatifitas dari sebelumnya untuk
berkreasi dan berekspresi sehingga pembelajaran tidak membosankan sebab
meyesuaikan materi dan kelas yang dihadapi.
5. Pemahaman Materi Pembelajaran
Upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 8 Yogyakarta dalam
meningkatkan pemahaman materi pembelajaran yaitu:
a. Pengaturan meja guru
Kepala sekolah mengatur meja guru berdasarkan mata pelajaran dan
diingatkan untuk diskusi sehingga ketika menemui permasalahan bisa
diselesaikan bersama-sama.

245
 
b. Menyediakan fasilitas buku dan layanan internet
Menyediakan layanan internet dan buku-buku baik itu buku paket maupun
penunjang, jika ada guru yang mengusulkan selama untuk kepentingan
pembelajaran kepala sekolah menyetujui dan kemudian menjadi buku koleksi
di perpustakaan untuk dibaca dan dipinjamkan.
c. Mendorong/ mempermudah dan memberi kesempatan
Mendorong/ mempermudah dan memberi kesempatan pada guru untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Upaya tersebut efektif, dengan adanya buku-buku yang disediakan
memberikan kemudahan pemahaman materi bagi guru, sehingga memperlancar
proses pembelajaran dan membantu penyampaian materi di kelas sebab bisa
melihat langsung sumbernya.
6. Pendayagunaan Sumber Pembelajaran
Upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 8 Yogyakarta dalam
meningkatkan pendayagunaan sumber pembelajaran yaitu:
a. Kelengkapan sarana prasarana
Kepala sekolah menyediakan kelengkapan sarana prasarana sesuai dengan
kebutuhan guru dan anggaran dana yang dimiliki seperti buku-buku, media,
alat-alat dan lain-lain sekaligus menambah jika memang diperlukan untuk
proses pembelajaran.
b. Penataan fasilitas perpustakaan
Ruang perpustakaan dilakukan penataan kembali sehingga menjadi lebih
santai dan nyaman untuk membaca.
c. Mendorong dan mengingatkan
Kepala sekolah mendorong guru untuk memanfaatkan IT dan menggunakan
Laboratorium untuk pembelajaran dan mengingatkan guru untuk membaca
maupun meminjam buku di perpustakaan sebab guru diperbolehkan
meminjam beberapa buku dalam waktu yang lebih lama.
Upaya tersebut efektif, kebutuhan guru untuk pembelajaran termasuk buku
reverensi dapat terpenuhi sehingga pembelajaran lebih menyenangkan selain itu,
gurunya jadi lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran.

246
 
7. Evaluasi/ Penilaian Pembelajaran
Upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 8 Yogyakarta dalam
meningkatkan evaluasi/ penilaian pembelajaran yaitu:
a. Mengontrol dan mengingatkan guru
Guru diwajibkan untuk mengadakan evaluasi/ penilaian. Kepala sekolah
mengingatkan kepada guru untuk melaksanakan ulangan dan memberikan
penilaian dengan teliti sekaligus diminta untuk membuat laporannya dan
selalu dikontrol oleh kepala sekolah.
b. Menyediakan fasilitas yang diperlukan
Menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan evaluasi/ penilaian
pembelajaran seperti menyediakan kertas, memperbanyak soal dan lain-lain.
Lab. Bahasa juga bisa digunakan untuk melaksanakan evaluasi tanpa harus
memperbanyak soal karena bisa langsung melalui komputer.
Upaya tersebut efaktif, guru lebih bertanggung jawab, displin
menyelenggarakan evaluasi dan dalam memberikan penilaian, berusaha
mempersiapkan diri untuk mengadakan penilaian.
8. Kedisiplinan
Upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 8 Yogyakarta dalam
meningkatkan kedisiplinan yaitu:
a. Keteladanan
Kepala sekolah memberi contoh/ teladan kepada guru yaitu selalu datang
lebih awal pukul 06:30 di sekolah.
b. Menyediakan daftar hadir dan di cek
Menyediakan daftar hadir yang sudah menggunakan presensi finger print dan
selalu dicek setiap bulan.
c. Memberi teguran
Kepala sekolah memberi teguran yang diperhalus kepada guru yang sering
terlambat yaitu tidak menegur langsung, tetapi hanya menanyakan kesehatan
dan baik-baik.

247
 
d. Memantau dari CCTV dan buku piket
Kepala sekolah memantau guru masuk dan mengakhiri pelajaran melalui
CCTV dan melihat buku pelaksanaan KBM di buku piket.
Upaya tersebut efektif, guru mulai disiplin masuk dan guru terlambat
berkurang, datang dan pulang tepat waktu sehingga guru merasa tersemangati.
9. Komunikasi dan Interaksi
Upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 8 Yogyakarta dalam
meningkatkan komunikasi dan interaksi yaitu:
a. Keterbukaan
Diadakan kegiatan salaman pagi sehingga ada kesempatan untuk berbincang-
bincang dan saat guru menghadapi permasalahan selalu terbuka dan ditanggai
dengan memberikan solusi.
b. Keteladanan
Kepala sekolah memberi contoh komunikasi dengan baik dan sopan yaitu saat
berkomunikasi dengan guru kepala sekolah tetap menggunakan bahasa yang
santun.
c. Pengaturan meja guru
Mengatur posisi meja guru mengelompok berdasarkan mata pelajaran
sehingga lebih mudah untuk berdiskusidan menemukan solusinya bersama-
sama.
Upaya tersebut efektif, sebab dapat meningkatkan kerjasama, saling
membantu dan lebih kekeluargaan.

248
 
 
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai