Anda di halaman 1dari 29

SOP LATIHAN NAFAS DALAM

Pengertian
Latihan napas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan menggunakan diafragma,
sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh

Indikasi
1. Pada klien yang mengalami keterbatasan ekspansi dada
2. Klien dengan gangguan paru obstruksi dan restriktif
3. Klien yang mengalami PPOM (asma dan bronchitis)
4. Klien yang menjalani tahap penyembuhan post-operasi toraks.

Prosedur
1. Mengucapkan salam terapeutik kepada pasien
2. Menjelaskan prosedur pada klien
3. Membantu klien memperoleh posisi setengah duduk di tempat tidur atau di kursi,
atau dengan posisi berbaring di tempat tidur menggunakan satu bantal.
Memastikan klien merasa nyaman
4. Menekuk lutut klien untuk mengistirahatkan otot abdomen.
5. Meletakkan satu atau dua tangan klien pada abdomen, tepat di bawah kosta.
6. Meminta klien untuk menarik napas dalam melalui hidung, dengan mulut tetap
tertutup. Hitung hingga tiga hitungan selama inspirasi.
7. Menganjurkan klien untuk berkonsentrasi dan merasakan pergerakan abdomen
naik sejauh mungkin, tetapi tetap dalam kondisi relaks. Hindari lekukan pada
punggung. Jika klien mengalami kesulitan menaikkan abdomen, anjurkan untuk
mengambil napas kuat yang cepat melalui hidung.
8. Meminta klien untuk mendorong bibir, seperti meniup lilin, melakukan ekspirasi
secara perlahan dan kuat sehingga terdengar suara hembusan tanpa
menggembungkan pipi.
9. Meminta klien untuk berkonsentrasi dan merasakan penurunan abdomen, serta
mengencangkan otot abdomen selama ekspirasi.
10. Menganjurkan klien untuk melakukan latihan ini setiap kali mengalami napas
pendek dan tingkatan secara bertahap hingga 5-10 menit, empat kali sehari.
Latihan ini dapat dilakukan dalam posisi duduk tegak, berdiri, dan berjalan

Evaluasi
1. Kapasitas vital dan evaluasi paru membaik
2. Menghematnya pengeluaran energy klien
3. Level volume tidal membaik ketika menggunakan spirometer intensif
4. Sekresi jalan napas berkurang dan kemampuan ekspansi paru klien dapat optimal.
5. Secara otomatis melakukan pernapasan abdominal dan pernapasan lebih efisien.
SOP LATIHAN BATUK EFEKTIF

Pengertian
Latihan batuk efektif adalah latihan mengeluarkan secret yang terakumulasi dan
mengganggu di saluran nafas dengan cara di batukkan

Tujuan
1. Untuk mempertahankan kepatenan jalan napas
2. Mengeluarkan sekresi dari jalan napas bagian atas dan bawah
3. Meningkatkan mobilisasi sekresi dan mencegah resiko tinggi retensi sekresi
(pneumonia, atelektasis, demam)

Indikasi
1. Klien dengan gangguan saluran napas akibat akumulasi secret
2. Pemeriksaan diagnostic sputum di laboratorium
3. Klien dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas dan
masalah resiko tinggi infeksi salauran pernapasan bagian bawah yang
berhubungan dengan akumulasi secret pada jalan napas yang sering disebabkan
oleh kemampuan batuk yang menurun atau adanya nyeri setelah pembedahan
thoraks atau pembedahan abdomen bagian atas sehingga klien merasa malas
untuk melakukan batuk.

Persiapan alat
1. Wadah sputum
2. Larutan lisol 2-3%
3. Handuk pengalas
4. Bantal jika perlu
5. Kertas tisu
6. Bengkok
Prosedur pelaksanaan
1. Periksa progam terapi medic
2. Ucapkan salam therapeutic
3. Lakukan evaluasi/validasi
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
5. Cuci tangan
6. Persiapkan alat
7. Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan secret pada jalan napas
8. Atur posisi klien dengan posisi duduk dan bagian depan disangga dengan bantal,
atur bagian atas tubuh dengan sikap lentur
9. Instruksikan klien untuk bernapas dalam, kemudian mintalah pada klien untuk
menahannya selama 1-2 detik, dan lakukan batuk dengan menggunakan otot
abdominal dan otot-otot bantu pernapasan lainnya.
10. Instruksikan klien untuk batuk dengan menggunakan seluruh isi pernapasan
(bukan menggunakan isi akhir pernapasan dala). Anjurkan klien untuk melakukan
2x batuk kuat (kasar) supaya didapatkan aliran deras dalam saluran pernapasan
selama ekshalasi
11. Sangga (support)sisi insisi abdominal pascapembedahan tanpa membuka balutan
pembedahan
12. Evaluasi respons klien untuk melakukan frekuansi batuk dan jelaskan kegunaan
dari latihan batuk

Evaluasi
1. Observasi respon klien untuk menentukan apakah latihan sudah sesuai atau
belum.
2. Observasi respon klien untuk melakukan frekuensi batuk. Dengan frekuensi
optimal dapat meningkatkanpembersihan secret pada jalan napas.
3. Observasi sputum/ secret
SOP MEMBANTU PASIEN BAB

Pengertian
Membantu pasien buang air besar adalah suatu tindakan membantu pasien buang air
besar yang dilakukan diatas tempat tidur.

Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membantu pasien buang air besar di
tempat tidur.

Persiapan Alat
1. Pispot
2. Kom berisi air hangat +sabun+waslap+handuk bawah
3. Tissu
4. Perlak/pengalas
5. Sabun
6. Urinal (untuk pasien pria )
7. Linen k/p
8. Sarung tangan disposibel

Pelaksanaan Tindakan
1. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga serta menjelaskan
mengenai prosedur yang akan dilakukan
2. Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada pasien/keluarganya
3. Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
4. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur
5. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur
6. Perawat mengenakan APD sesuai dengan prosedur
7. Perawat menempatkan pasien pada posisi yang nyaman
8. Perawat memasang aling-aling TT pada sisi yang berlawanan dengan perawat
9. Perawat meletakkan pispot dekat di pasien
10. Perawat memakai sarung tangan dan masker k/p
11. Perawat membuka pakaian bawah pasien dan tutup dengan selimut
12. Perawat memasang perlak kemudian pispot dibawah bokong pasien.
13. Perawat memberikan posisi yang berlawanan dengan perawat yang menolong
14. Perawat mengangkat bokong dan meletakkan pispot tepat di bagian bokong
pasien bila pasien dapat mobilisasi
15. Perawat meninggikan bagian kepala 30 derajad diatas TT bila tidak ada
kontraindikasi
16. Perawat memberikan urinal pada pasien pria
17. Perawat memberikan posisi yang nyaman dan menutup bagian bawah dengan
selimut.
18. Perawat memberikan dan mendekatkan bel dengan pasien, tinggalkan pasien
sendiri dan monitor pasien
19. Perawat menurunkan bagian kepala TT pasien bila sudah selesai BAB
20. Perawat membantu atau memberi posisi miring ke sisi yang berlawanan dari
perawat bersamaan dengan itu memegang pispot dengan kuat dan menarik dari
bawah bokong pasien
21. Perawat menempatkan pispot pada tempat yang amandan ditutup
22. Perawat membersihkan daerah anus dan bokong dengan kertas toilet,bersihkan
dengan air hangat, sabun, waslap dan mengeringkan dengan handuk bawah
23. Perawat membantu pasien untuk memakai pakaian bagian bawah
24. Perawat mengganti pakaian atau alat tenun yang kotor
25. Perawat memberikan posisi yang menyenangkan bagi pasien
26. Perawat membersihkan pispot dan membuang sampah sesuai jenisnya
27. Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan membuang sampah sesuai
dengan prosedur
28. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan selesai dilakukan
dan mohon undur diri
29. Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
30. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
31. Perawat mendokumentasikan tindakan dan respon pasien pada catatan
perkembangan terintegrasi
SOP MEMBANTU PASIEN BAK

Pengertian
Suatu tindakan untuk membantu pasien buang air kecil diatas tempat tidur

Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan menolong buang
air kecil (BAK)

Persiapan Alat
1. Pispot / urinal
2. Kertas kloset
3. Kom + air hangat + sabun + handuk bawah / selimut
4. Sarung tangan
5. Air dalam botol
6. Perlak/pengalas

PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga serta menjelaskan
mengenai prosedur yang akan dilakukan
2. Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada pasien/keluarganya
3. Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
4. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur
5. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur
6. Perawat mengenakan APD sesuai dengan prosedur
7. Perawat/petugas memposisikan pasien senyaman mungkin
8. Perawat/petugas membuka pakaian bawah pasien dan tutup dengan
selimut/handuk bawah
9. Perawat/petugas meletakkan perlak/pengalas dibawah bokong pasien.
10. Perawat/petugas membantu pasien untuk BAK :
PASIEN PRIA :
Perawat/petugas memasukkan ujung penis pasien ke dalam urinal dan anjurkan
pasien untuk memegang urinal (bila mampu) atau perawat memegang urinal (bila
pasien tidak mampu) dengan dialasi handuk.
PASIEN WANITA :
Perawat/petugas memberikan pispot.letakkan tepat dibawah bokong pasien.
11. Perawat/petugas mengeluarkan penis dari urinal (pria), pispot dari bokong (
wanita ) bila pasien sudah selesai BAK
12. Perawat/petugas membersihkan dengan kertas toilet,b/p bersihkan dengan air
hangat + sabun + waslap dan keringkan dengan handuk bawah.
13. Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan membuang sampah sesuai
dengan prosedur
14. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan selesai dilakukan
dan mohon undur diri
15. Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
16. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
17. Perawat melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan pada catatan
perkembangan terintegrasi
PROSEDUR PEMASANGAN INFUS INTRAVENA

Persiapan alat
1. Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.
2. Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus, penjepit selang
infus untuk mengatur kecepatan tetesan
3. Kateter intravena (IV catheter)
4. Desinfektan : kapas alkohol, larutan povidone iodine 10%
5. Kassa steril, plester, kassa pembalut
6. Torniket
7. Gunting
8. Bengkok
9. Tiang infus
10. Perlak kecil
11. Bidai, jika diperlukan (untuk pasien anak)
12. Sarung tangan steril yang tidak mengandung bedak
13. Masker
14. Tempat sampah medis

Persiapan penderita
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai tujuan dan
prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infuse :
- Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak
kidal, tangan kanan bila pasien kidal).
- Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi.
- Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.

Prosedur tindakan
1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang mudah
dijangkau oleh dokter/ petugas.
- Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai dengan
identitas atau kebutuhan pasien.
- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat, obat
dan cairan yang akan diberikan kepada pasien.
2. Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
3. Memasang infuse set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus, didesinfeksi dengan dengan kapas alkohol.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran selang
sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum ditutup
kembali. Tabung tetesan diisi sampai ½ penuh.
- Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.
4. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih dan kering.
5. Lengan penderita bagian proksimal dibendung dengan torniket.
6. Kenakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah tempat suntikan.
7. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas,
membentuk sudut 30-40o terhadap permukaan kulit.
8. Bila jarum berhasil masuk ke dalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir
keluar.
9. Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum tajam dalam kateter vena (stylet) kira-
kira 1 cm ke arah luar untuk membebaskan ujung kateter vena dari jarum agar
jarum tidak melukai dinding vena bagian dalam. Dorong kateter vena sejauh 0.5 – 1
cm untuk menstabilkannya.
10. Tarik stylet keluar sampai ½ panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang memfiksasi
bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang berwarna putih ke
dalam vena.
11. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter vena.
12. Pasang infus set atau blood set yang telah terhubung ujungnya dengan kantung infus
atau kantung darah.
13. Penjepit selang infus dilonggarkan untuk melihat kelancaran tetesan.
14. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan plester.
15. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
16. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan plester.
17. Pada anak, anggota gerak yang dipasang infus dipasang bidai (spalk) supaya jarum
tidak mudah bergeser.
18. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang ke dalam sharp
disposal (jarum tidak perlu ditutup kembali).
19. Bereskan alat-alat yang digunakan.
20. Cara melepas infus : bila infus sudah selesai diberikan, plester dilepas, jarum dicabut
dengan menekan lokasi masuknya jarum dengan kapas alkohol, kemudian diplester.
PROSEDUR TINDAKAN INJEKSI INTRA VENA

1. Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat kedalam pembuluh darah vena
2. Injeksi intravena diberikan jika diperlukan reaksi obat yang cepat
3. Sudut penyuntikan 15o-30 o kemudian sejajar dengan vena
4. Tempat penyuntikan pada vena yang terlebih dahulu dicari vena bagian distal
kemudian ke bagian proksimal

Persiapan Alat
1. Spuit dengan jarum no.22-25
2. Kapas alkohol
3. Obat dari ampul atau vial
4. Sarung tangan bersih
5. Catatan pengobatan
6. Tourniquet
7. Bak injeksi
8. Bengkok
9. Perlak

Persiapan Pasien
1. Sapa pasien dengan senyum ramah
2. Jelaskan prosedur tindakan

Prosedur Tindakan
1. Tutup tirai atau pintu
2. Cuci tangan
3. Ambil obat sesuai dosis
4. Pakai sarung tangan
5. Posisikan pasien nyaman dan rileks
6. Tentukan vena yang akan ditusuk ( vena basilika dan vena chefalika), syarat
vena: tidak bercabang, bukan bekas tusukan, kulit tidak berbulu.
7. Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
8. Bila vena sudah ditemukan ( misal vena basilika) atur lengan lurus dan pasang
tourniquet sampai vena benar-benar dapat dilihat dan diraba
9. Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila masih terdapat udara dalam spuit,
maka udara harus dikeluarkan
10. Bila klien terpasang veinflon, bersihkan port penyuntikan yang mengarah ke
aliran iv yang utama dengan kapas alkohol.
11. Buka aliran port i.v tersebut dan buka jarum spuit kemudian masukkan spuit
tanpa jarum ke dalam veinflon dan suntikkan obat.
12. Tusukkan jarum ke dalam vena dengan posisi jarum sejajar dengan vena
dengan sudut 15-30
13. Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger spuit. Bila darah sudah terhisap
lepaskan tourniquet dan dorong obat pelan-pelan ke dalam vena
14. Setelah obat masuk vena, segera tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan
sedikit menekan
15. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
16. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia (sampah
medis untuk benda tajam)
17. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
18. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
19. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat
waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
20. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)
PROSEDUR TINDAKAN INJEKSI INTRA MUSCULAR

1. Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat pada jaringan otot


2. Vaskularisasi pada otot lebih baik daripada subcutan sehingga absorbsi pada
jaringan otot akan lebih cepat. Absorbsi obat cair pada IM akan terjadi sekitar 10-30
menit, sedangkan secara SC bisa mencapai hingga 30 menit.
3. Jarum yang digunakan adalah nomor 21-23, sedangkan untuk klien kurus
digunakan ukuran jarum lebih kecil dan pendek.
4. Sudut penyuntikan 90o dengan melewati lapisan SC hingga masuk ke lapisan otot
dalam
5. Injeksi IM lebih toleran terhadap jumlah volume lebih banyak daripada secara SC
sehingga bisa disuntikkan obat 4 cc atau lebih
6. Jika memberikan obat yang dapat mengiritasi, gunakan teknik Z-track saat
menyuntik yaitu dengan cara menghisapkan 0,5 ml udara ke dalam spuit untuk
membentuk sumbatan udara. Tarik kulit dibawahnya dan jaringan subkutan 2,5
cm-3,5 cm ke arah lateral ke samping. Tahan bagian belakang kulit dan suntikan
jarum dengan cepat.

Persiapan Alat
1. Spuit dengan jarum no.22-25
2. Jarum ukuran diameter 20-30
3. Kapas alkohol
4. Obat dari ampul atau vial (0.5 mL)
5. Sarung tangan bersih
6. Catatan pengobatan
7. Bak injeksi
8. Bengkok
9. Perlak

Prosedur Tindakan
1. Tutup tirai atau pintu
2. Cuci tangan
3. Ambil obat sesuai dosis
4. Pakai sarung tangan
5. Kaji Area penyuntikan: tidak ada lesi, tidak terdapat infeksi, tidak terdapat
penonjolan tulang, tidak terdapat saraf dan pembuluh darah
6. Posisikan pasien nyaman dan rileks disesuaikan dengan area penyuntikan yang
akan digunakan:
a. Ventro gluteal: posisi tengkurap atau miring dengan lutut fleksi
b. Vastus lateralis: posisi flat, supine dengan lutut sedikit fleksi
c. Dorso gluteal: posisi prone dengan lutut fleksi
d. Deltoid: posisi duduk atau berbaring dengan lengan fleksi, rileks atau
diletakkan diatas abdomen
7. Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
8. Lakukan Z-track dengan tangan tidak dominan
9. Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan mengusap secara
sirkular arah keluar sekitar 5 cm
10. Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit dan pegang
spuit pada tangan dominan (antara ibu jari dan telunjuk)
11. Injeksikan jarum dengan sudut 90° (vastus latralis jarum masuk dengan
kedalaman 1,5-2,5 cm; ventro gluteal jarum masuk dengan kedalaman: 1,25- 2,5
cm; dorso gluteal jarum masuk dengan kedalaman: 1,25-3,75 cm; deltoid jarum
masuk dengan kedalaman: 1,25-2,5 cm)
12. Setelah jarum masuk ke dalam otot, pindahkan tangan non dominan kebawah
spuit ( untuk memfiksasi agar posisi jarum tidak bergerak) dan tangan dominan
pindah ke bagian pengokang spuit untuk siap mengaspirasi
13. Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk pembuluh darah, jika tidak
terdapat darah injeksikan obat tersebut dengan kecepatan 10 detik/mL. Jika
terdapat darah segera cabut spuit dan ganti pada posisi penyuntikan lainnya
14. Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan
15. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
16. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia (sampah medis
untuk benda tajam)
17. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
18. Lepas sarung tangan masukkan kedalam larutan klorin dan cuci tangan
19. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat
waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
20. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)

Terminasi
1. Berikan pujian atas kerjasama klien
2. Ucapkan terima kasih
INJEKSI SUB CUTAN

1. Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat pada jaringan di bawah kulit
2. Pada sub cutan terdapat sedikit sirkulasi darah sehingga obat akan diabsorbsi
secara lambat (tidak secspat jika diberikan secara IM)
3. Obat yang diberikan secara SC biasanya bersifat isotonic, noniritatif, larut dalam air,
dan dapat ditoleransi hingga 0,5-1 cc
4. Contoh obat yang diberikan secara SC adalah: insulin, TT (tetanus toxoid),
epineprin, obat-obat alergi dan heparin (dapat diabsorbsi dengan baik melalui SC
dan IM)
5. Lokasi penyuntikan SC: deltoid, abdomen, paha, area scapula, ventral gluteal
6. Lokasi penyuntikan harus tidak terdapat lesi, tidak ada infeksi, bukan pada
penonjolan tulang dan jaringan dibawahnya tidak terdapat syaraf dan pembuluh
darah
7. Sudut penyuntikan 45o. Untuk klien yang gemuk bisa dengan sudut 90o. Pada klien
yang kurus sebaiknya di abdomen bagian atas

Persiapan
1. Spuit dengan jarum no.22-25
2. Kapas alkohol
3. Obat dari ampul atau vial (0.5 mL)
4. Sarung tangan bersih
5. Catatan pengobatan
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8. Perlak

Prosedur
1. Tutup tirai atau pintu
2. Cuci tangan
3. Ambil obat sesuai dosis
4. Pilih tempat penyuntikan : deltoid, abdomen di tempat yang tidak ada lesi, tidak
terdapat infeksi, tidak terdapat penonjolan tulang, tidak terdapat saraf dan
pembuluh darah
5. Posisikan pasien nyaman dan rileks
6. Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
7. Pakai sarung tangan
8. Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan mengusap secara
sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali arah proksimal ke distal
9. Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit dan pegang
spuit pada tangan dominan ( antara ibu jari dan telunjuk)
10. Dengan tangan non dominan cubit area deltoid
11. Injeksikan obat dengan sudut 45-90°
12. Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk pembuluh darah, jika tidak
terdapat darah injeksikan obat tersebut. Jika terdapat darah segera cabut spuit dan
ganti pada posisi penyuntikan lainnya
13. Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan
14. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman
15. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia (sampah medis
untuk benda tajam)
16. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
17. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
18. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat
waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
19. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)

Terminasi
1. Berikan pujian pada klien atas kerjasamanya
2. Ucapkan terima kasih
INJEKSI INTRA DERMAL / INTRA CUTAN
1. Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat dibawah permukaan kulit
antebrachii bagian dalam
2. Digunakan untuk skin test atau tes tuberculin
3. Intradermal memiliki sirkulasi darah yang minimal dan obat obat akan diabsorbsi
secara perlahan (sangat lambat). Bermanfaat untuk skin tes karena beberapa klien
akan mengalami reaksi anafilaktik jika obat masuk kedalam tubuh secara cepat
4. Menggunakan jarum ukuran kecil (1/4-1/2 inci) atau jarum khusus tes tuberculin
5. Sudut penyuntikan 5-15o
6. Tempat penyuntikan: permukaan kulit yang terang, sedikit rambut, tidak ada lesi
dan oedem
7. Jumlah cairan yang disuntikkan 0,01-0,1 cc
Contoh: 1 gram ampicillin diencerkan 5 cc aquades. Ambil larutan tersebut 0,1 cc
kemudian diencerkan himgga 1 cc. Masukkan obat secara intradermal/intracutan
0,01-0,1 cc

Persiapan
1. Spuit dengan jarum no.22-25
2. Kapas alkohol
3. Obat dari ampul atau vial (untuk usia <1 tahun:0.05mL, untuk usia >1 tahun:0.10
mL)
4. Sarung tangan bersih
5. Catatan pengobatan
6. Pensil kulit
7. Bak injeksi
8. Bengkok
9. Perlak

Prosedur
1. Tutup tirai atau pintu
2. Cuci tangan
3. Ambil obat sesuai dosis
4. Pilih tempat penyuntikan ( permukaan kulit yang terang, sedikit rambut, tidak ada
lesi atau udem ) 3-4 jari dibawah ante kubital
5. Posisikan pasien nyaman dengan siku ekstensi dan letakkan lengan diatas
permukaan yang rata
6. Pakai sarung tangan
7. Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan mengusap secara
sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali arah proksimal ke distal
8. Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit dan pegang
spuit pada tangan dominan ( antara ibu jari dan telunjuk )
9. Dengan tangan non dominan regangkan permukaan kulit
10. Injeksikan obat dengan sudut 5-15°, jarum masuk ± 3 mm. Masuknya jarum bisa
tampak dari permukaan kulit
11. Hasil yang tepat adalah terdapat undulasi pada tempat penyuntikan
12. Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol tetapi tidak boleh ditekan
13. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman, berikan tanda pada kulit dengan
menggunakan pensil. Anjurkan klien untuk tidak membasuh tempat penyuntikan
tersebut
14. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia (sampah medis
untuk benda tajam)
15. Lepas sarung tangan dan cucu tangan
16. Evaluasi : hasil tes positif jika terdapat kemerahan, bengkak .
17. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat
waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
18. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)

Terminasi
1. Berikan pujian pada klien atas kerjasamanya
2. Ucapkan terima kasih
SOP PENGAMBILAN DARAH VENA

Definisi
Pengambilan darah vena adalah indakan pengambilan darah vena melalui penusukan
jarum langsung ke vena pasien.

Tujuan
Pemeriksaan diagnostik

Prinsip
1. Steril
2. Nyaman, nyeri minimal

Alat dan Bahan


1. Spuit disposible dengan jarum atau vacumtainer sesuai ukuran
2. Tabung pemeriksaan darah yang sesuai
3. Kapas alkohol dan plester
4. Manset/ tourniquet
5. Sarung tangan bersih
6. Pengalas
7. Bengkok

Prosedur Tindakan
1. Cuci tangan, persiapkan alat dan bahan
2. Jelaskan prosedZur kepada pasien dan tujuan pengambilan darah
3. Pilih dan kaji kondisi vena. Pasang pengalas dibawah area vena yang akan diambil
4. Lakukan pembendungan pada lengan diatas vena, anjurkan klien untuk membuka
dan menutup tangannya, atau tepuk-tepuk perlahan vena tersebut. Bersihkan area
penusukan dengan kapas alkohol
5. Bukajarum, pegang dengan tangan dominan, tusukan jarum dengan sudut 15-45˚.
Pertahankan tehnik steril
6. Bila jarum sudah masuk vena, tarik jarum sampai darah mengisi spuit sesuai
kebutuhan. Bila menggunakan vacutainer, pegang plastik adapter, tekan tabung
vacum dan iarkan darah masuk sesuai kebutuhan.
7. Lepaskan tournikuet
8. Cabutt jarum dari vena secara perlahan dan gunakan kapas alkohol untuk menekan
tempat penusukan. Bila darah sudah erhenti keluar, berikan plester.
9. Tempatkan darah pada tabung yang sesuai jika dibutuhkan beri label pada tabung
10. Rapihkan alat dan lakukan dokumentasi
SOP TRANSFUSI DARAH

Pengertian
Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien yang memerlukan darah
dengan memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set tranfusi.

Tujuan :
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien anemia berat.
3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misalnya, faktor
pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).

Persiapan Alat
1. Kateter besar (18G atau 19G)
2. Cairan IV salin normal (Nacl 0.9%)
3. Set infuse darah dengan filter
4. Produk darah yang tepat
5. Sarung tangan sekali pakai
6. Kapas alcohol
7. Plester
8. Manset tekanan darah
9. Stetoskop
10. Thermometer
11. Format persetujuan pemberian transfusi yang ditanda tangani

Prosedur
1. Jelaskan prosedur kepada klien, kaji pernah atau tidak klien menerima transfusi
sebelumnya dan catat reaksi yang timbul
2. Minta klien untuk melaporkan adanya menggigil, sakit kepala, gatal-gatal atau ruam
dengan segera
3. Pastikan bahwa klien telah menandatangani surat persetujuan
4. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
5. Pasang selang IV dengan menggunakan kateter berukuran besar
6. Gunakan selang infuse yan memiliki filter didalam selang
7. Gantungkan botol larutan salin normal 0.9% untuk diberikan setelah pemberian
infuse darah selesai
8. Ikuti protokol lembaga dalam mendapatkan produk darah dari bank darah
9. Identifikasi produk darah dan klien dengan benar
10. Ukur tanda vital dasar klien
11. Berikan dahulu larutan salin normal. Mulai berikan transfuse secara perlahan
diawali dengan pengisian filter didalam selang
12. Atur kecepatan sampai 2ml/menit untuk 15 menit pertama dan tetaplah bersama
klien.
13. Monitor tanda vital setiap 5 menit selama 15 menit pertama transfuse, selanjutnya
ukur setiap jam.
14. Pertahankan kecepatan infuse yang di programkan dengan menggunakan pompa
infuse.
15. Lepas dan buang sarung tangan, cuci tangan.
PENGAMBILAN SAMPEL SPUTUM

Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah didalam sputum pasien terdapat kuman
2. Mycobacterium Tuberculosa
3. Untuk menegakkan diagnosis TB Paru dan pemberian OAT

Kebijakan
1. Pengambilan sampel sputum dilakukan pada tempat khusus yang telah
2. ditentukan(Tempat terbuka, Teras, tempet khusus dengan sirkulasi udara yang
3. baik)
4. Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana
5. kemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar, atau juga bisa
6. diambil sputum sewaktu. Pengambilan sputum juga harus dilakukan sebelum
7. pasien menyikat gigi
8. Agar sputum mudah dikeluarkan, pasien dianjurkan mengkonsumsi air yang
9. banyak pada malam hari sebelum pengambilan sputum
10. Dalam pengambilan sputum untuk bakteri tahan asam(BTA)
11. diperlukan 3 kali pengambilan sputum yang disebut sputum SPS (Sewaktu
12. pemeriksaan awal hari pertama /(malam jam 23.00), Pagi hari sesaat bangun
13. tidur sebelum makan dan minum, Sewaktu yang kedua saat px mau mengantar
14. sampel sputum ke laboratorium

Persiapan alat
1. Tempat pot sputum sebanyak tiga buah yg telah diberikan etiket pada sisi
2. luarnya (jangan pada tutupnya)
3. Blanko permintaan pemeriksaan sputum BTA disertai dengan blanko TB 05
4. Tissue
5. Tempat khusus penempatan pot sputum yang sudah diambil
6. Blanko permintaan pemeriksaan sputum BTA
7. Air minum.
Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum (dahak) agar yang
2. dibatukkan benar-benar merupakan sputum, bukan air liur , darah atau
3. campuran antara keduanya
4. Jelaskan cara mengeluarkan sputum
5. Berikan pot sputum sebanyak tiga buah.

Prosedur
1. Cara pengambilan sputum
a. Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh berkumur-kumur dengan air,
b. lepaskan gigi palsu jika ada
c. Pasien dipersilakan ke tempat khusus pengambilan sputum
d. Sputum diambil dari batukkan yang pertama
e. Ajarkan cara batuk efektif.
f. Cara membatukkan sputum dengan menarik napas dalam dan kuat
(pernapasan dada) kemudian batukkan sputum ke pot penampung
g. Bila sudah, periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan
adalah air liur (saliva), maka pasien harus mengulang membatukkan sputum
h. Sebaiknya pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus seperti butir
keju, darah dan unsur-unsur lain
i. Bila sputum susah keluar, dapat diberikan obat glyseril gulaykolat
(ekspektoran) 200 mg atau dengan minum ait teh manis saat malam sebelum
pengambilan sputum
j. Pot penampung sputum diletakkan ditempat khusus yang telah ditentukan,
dilengkapi data-datanya dan siap dikirim ke laboratorium untuk dilakukan
pemeriksaan.
2. Cara pengiriman sputum
a. Sampel sputum yang dikirim ke laboratorium pemeriksaan harus
disertai dengan data sebagai berikut :
b. Pot sputum diberi label dengan menulis /menempelkan label pada dinding luar
pot.
c. Proses directing labeling yang berisi data nama, umur, jenis kelamin, jenis
specimen, jenis test yang diminta dan tanggal pengambilan.
d. Formulir/ kertas/ buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yang
mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir
(minima l3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu
pengambilan spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien.
e. Antar specimen dengan blanko permintaan ke laboratorium
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN

Pengertian
Terapi oksigen adalah salah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen
pada inspirasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan nasal kanul, simple mask,
RBM mask dan NRBM mask.

Tujuan
1. Mempertahankan dan meningkatkan oksigen
2. Mencegah atau mengatasi hipoksia

Persiapan alat
1. Tabung oksigen ( oksigen dinding ) berisi oksigen lengkap dengan flowmeter dan
humidifier yang berisi aquades sampai batas pengisian
2. Nasal kanul (pemilihan alat sesuai kebutuhan)
3. Plester (jika di butuhkan)
4. Gunting plester (jika di butuhkan)
5. Cotton budd

Persiapan perawat
1. Mengkaji data-data mengenai kekurangan oksigen ( sesak nafas, nafas cuping
hitung, penggunaan otot pernafasan tambahan, takikardi, gelisah, bimbang dan
sianosis)
2. Perawat mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan

Persiapan pasien
1. Menyapa pasien (ucapkan salam)
2. Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman (semi fowler)

Prosedur Kerja
1. Siapkan nasal kanul 1 set tabung oksigen ( oksigen central )
2. Hubungkan nasal kanul dengan flowmeter pada tabung oksigen atau oksigen
dinding
3. Bila hidung pasien kotor, bersihkan lubang hidung pasien dengan cotton budd atau
tissu
4. Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen dan mengamati
adanya gelembung udara dalam humidifier
5. Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui nasal kanul
kepunggung tangan perawat
6. Pasang nasal kanul kelubang hidung pasien dengan tepat
7. Tanyakan pada pasien, apakah aliran oksigennya terasa atau tidak
8. Atur pengikat nasal kanul dengan benar, jangan terlalu kencang dan jangan terlalu
kendor
9. Pastikkan nasal kanul terpasang dengan aman
10. Atur aliran oksigen sesuai dengan program
11. Alat-alat dikembalikan di tempat semula
12. Perawat mencuci tangan setelah melakukan tindakan
13. Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam

Evaluasi
Respon pasien 15 menit setelah dilakukan tindakan Dokumentasikan: a) Waktu
pelaksanaan b) Respon pasien

Anda mungkin juga menyukai