Anda di halaman 1dari 4

3. Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.

Maslow pada intinya berkisar pada pendapat mengenai konsep motivasi manusia dan
mempunyai lima hierarki kebutuhan, yaitu :

 · Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah)àManifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan.
Teori ini bisa dikatakan sebagai suatu hal yang memang mendasari seseorang untuk melakukan sesuatu demi mendapatkan kebutuhan
ini.
 · Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs)à Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan
jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja
dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.
 · Kebutuhan sosial (Social Needs) àKebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok.
Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk
adanya sense of belonging dalam organisasi.
 Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs)à Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbol-
simbol dalam statusnya se¬seorang serta prestise yang ditampilkannya.
 Kebutuhan Akutualisasi Diri (Self Actualization)à Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan
kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra
dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan
antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.

Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan
pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai
subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya
masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.

6.
Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan

Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung
jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat tersebut antara lain :

a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan

b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan atas fakta – fakta yang
diketahui

c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target
yang akan dicapai.

2. Fungsi memandang ke depan

Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu
waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat
berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin
harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-
hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

3. Fungsi pengembangan loyalitas

Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah
dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran,
kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya
pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali
berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .

5. Fungsi mengambil keputusan


Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang
menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan
usul tertulis dan lain sebagainya.

6. Fungsi memberi motivasi

Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat,
membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi
yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan
oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.

Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng,
yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman
yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu
menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua hadiah maupun hukuman
yang telah diberikan kepada mereka.

7. Pemimpin di lahirkan atau dibentuk

Teori Genetik Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu dilahirkan dan bukan dibentuk” [Leaders are born and not
made]. Pandangan terori ini bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin karena “keturunan” atau ia telah dilahirkan dengan
“membawa bakat” kepemimpinan. Teori keturunan ini, dapat saja terjadi, karena seseorang dilahirkan telah “memiliki potensi”
termasuk “memiliki potensi atau bakat” untuk memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor “dasar”.

Teori Sosial Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang yang menjadi pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan [Leaders

are made and not born]. Penganut teori berkeyakinan bahwa semua orang itu sama dan mempunyai potensi untuk menjadi

pemimpin. Tiap orang mempunyai potensi atau bakat untuk menjadi pemimpin, hanya saja paktor lingkungan atau faktor

pendukung yang mengakibatkan potensi tersebut teraktualkan atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang disebut dengan

faktor “ajar” atau “latihan”.

Teori Ekologik, Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin yang baik “manakala dilahirkan” telah

memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian bakat tersebut dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman -

pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki.

Menurut sudut pandang saya secara pribadi mengenai pemimpin, seorang pemimpin dapat dilahirkan dan juga dapat dibentuk.
Karena menurut saya semua orang mempunyai jiwa kepemimpian dari sejak mereka hidup. Manusia hidup di dunia ini untuk
memimpin diri sendiri dan juga memimpin di ruang lingkup mereka. Jiwa kepemimpinan itu dibentuk juga untuk membuat
seseorang menjadi seorang pemimpin yang baik.

2. Cara mengembangkan kemampuan interpersonal

1. Tersenyum. Sedikit orang yang ingin berada di sekitar seseorang yang selalu terlihat tak bahagia. Lakukan yang terbaik untuk
menjadi seseorang yang friendly dan antusias dengan rekan-rekan kerja anda. Bangun sikap positif dan ceria mengenai pekerjaan dan
mengenai kehidupan. Seringlah tersenyum. Energi positif yang anda pancarkan akan menarik yang lain kepada anda.

2. Jadilah apresiatif. Carilah satu hal positif tentang setiap orang yang anda bekerja sama dan biarlah mereka mendengarnya. Jadilah
murah hati dengan pujian dan kata-kata yang mengobarkan semangat. Ucapkan terima kasih ketika seseorang menolong anda.
Buatlah kolega anda merasa diterima ketika mereka menelepon atau datang ke kantor anda. Jika anda membiarkan orang lain
mengetahui bahwa mereka dihargai, mereka akan mau memberikan yang terbaik untuk anda.

3. Perhatikanlah orang lain. Cermatilah apa yang sedang terjadi dalam kehidupan orang lain. Ketahuilah momen-momen bahagia
mereka, dan tunjukkanlah perhatian dan simpati pada situasi-situasi sulit seperti waktu sakit atau kematian. Buatlah eye contact dan
ingatlah orang dari nama pertama mereka. Tanyakan yang lain akan opini-opini mereka.
4. Latihlah mendengarkan dengan aktif. Untuk mendengarkan dengan aktif adalah dengan mendemonstrasikan bahwa anda memang
mau untuk mendengar dan mengerti akan pandangan orang lain. Itu berarti menegaskan kembali, dengan bahasa anda sendiri, apa
yang orang lain telah katakan. Dengan cara ini, anda mengetahui bahwa anda mengerti apa yang mereka maksudkan dan mereka
mengetahui bahwa respon anda melebihi lip service. Rekan-rekan kerja anda akan menghargai mengetahui bahwa anda benar-benar
mendengarkan dengan apa yang telah mereka katakan.

5. Bawalah kebersamaan. Ciptakanlah lingkungan yang mengajak orang lain untuk bekerja sama. Perlakukanlah setiap orang dengan
sama, dan jangan bermain `siapa yang favorit.` Hindari berbicara tentang orang lain di belakang mereka. Tindak lanjutkan apa yang
orang lain sarankan atau minta. Ketika anda membuat pernyataan atau pengumuman, pastikan bahwa anda telah dimengerti. Jika
rekan-rekan anda melihat anda sebagai seseorang yang solid dan fair, mereka akan mempercayai anda.

6. Tangani konflik-konflik. Ambillah sebuah langkah mudah untuk membawa kebersamaan, dan menjadi seseorang yang menangani
konflik-konflik ketika akan terjadi. Pelajari bagaimana menjadi mediator yang efektif. Jika ada rekan-rekan kerja yang ber-cekcok
mengenai permasalahan personal atau professional, aturlah agar kedua pihak duduk bersama dan bantu mengatasi perbedaan
mereka. Dengan mengambil peranan memimpin, anda akan mendapatkan respek dan kekaguman dari orang sekitar anda.

7. Berkomunikasi dengan jelas. Perhatikanlah apa yang anda katakan dan bagaimana anda mengatakannya. Seorang komunikator
yang jelas dan efektif menghindari salah pengertian dengan rekan-rekan kerja, kolega-kolega, dan rekan sejawat anda. Kelancaran
verbal anda memproyeksikan gambaran akan intelijensi dan kedewasaan, tidak peduli berapa pun usia anda. Jika anda tetap
mengeluarkan semua apa yang ada di pikiran anda, orang tidak akan terlalu menaruh perhatian dengan kata-kata ataupun opini anda.

8. Hiburlah mereka. Janganlah takut untuk menjadi lucu ataupun pandai. Banyak orang yang mau
berada di dekat orang-orang yang bisa membuat mereka tertawa. Gunakanlah rasa humor anda
sebagai alat efektif untuk menurunkan batas dan menghimpun perhatian orang.

9. Lihatlah dari sisi mereka. Empati berarti menjadi mampu untuk menaruh diri anda dalam sepatu
orang lain dan mengerti apa yang mereka rasakan. Cobalah untuk melihat situasi dan respon-respon
dari perspektif orang lain. Ini bisa terjadi dengan tetap berhubungan dengan emosi-emosi anda
sendiri; orang-orang yang menghindari perasaan mereka sendiri terkadang menjadi sulit untuk ber-
empati dengan orang lain.

10. Janganlah mengeluh. Tidak ada yang lebih buruk dibandingkan seorang pengeluh yang kronis ataupun perengek. Jika anda harus
mengemukakan tentang sesuatu, simpanlah itu dalam buku harian anda. Jika anda harus mengungkapkan dengan kata-kata keluhan-
keluhan anda, ungkapkan kepada teman terdekat anda dan keluarga saja, dan jadikanlah singkat. Bagikan itu kepada semua orang
sekitar anda atau yang lainnya dan anda akan mendapatkan reputasi buruk.

1. Komunikasi efektif personal

Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah
hubungan baik antara pemberi pesan dan penerima pesan. Pengukuran efektifitas dari suatu proses komunikasi dapat dilihat
dari tercapainya tujuan si pengirim pesan.

Komunikasi Antar Personal

•Suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Komunikasi terjadi secara tatap muka (face to face)
antara dua individu atau dengan perantaraan non media massa.

4. Delegasi pekerjaan
Leader memiliki arti sebagai pemimpin “namun memimpin siapa dan bagaimana?” merupakan pertanyaan klasik yang sering
didengar. Yang terpenting untuk diketahui adalah seorang pemimpin tidak asal memimpin dan memerintah namun harus
memahami dan membaur dengan orang-orang yang dipimpin. Apakah dengan memahami dan membaur mampu membuat
semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Anda? Tidak selalu.

Namun dengan hal-hal berikut, Anda dapat menciptakan team yang excelent:

1. Sesuaikan jobdesk dengan kemampuan bawahan

Bukan berarti bawahan yang tidak memiliki keahlian tidak perlu diberikan pekerjaan dan dikeluarkan dari perusahaan. Ini adalah
tugas seorang leader yang sesungguhnya, Anda harus membantu bawahan-bawahan Anda menemukan pekerjaan yang mampu
dikerjakannya dengan sangat baik. Jadi jangan bebankan pekerjaan yang tidak dikuasai bawahan kecuali Anda meemberikan sedikit
waktu tenggang baginya untuk belajar dan menguasai pekerjaan baru tersebut.

2. Delegasikan tugas dengan cara yang tepat

Bagaimana cara mendelegasikan tugas yang tepat?Inilah guna komunikasi 2 arah. Awalnya Anda perlu mendatangi pegawai Anda,
ajak dia sedikit ngobrol dan merasa nyaman dengan kehadiran Anda, baru Anda informasikan bahwa Anda memberikannya satu
tugas penting lagi yang harus dikerjakannya dalam kurun waktu sekian lama, setelah Anda selesai menginformasikan bagaimana
tugasnya coba untuk menanyakan padanya apakah dia sanggup dengan pekerjaan baru tersebut dan mampu menyelesaikannya
dalam kurun waktu yang ditentukan. Ohh ya, timeline juga perlu Anda persiapkan untuk memudahkan bawahan Anda
menyelesaikan tugasnya.

3. Selalu tanyakan progress pekerjaannya sudah sampai mana

Followup adalah tahap penting dalam setiap pendelegasian tugas. Timeline memang membantu membuat bawahan fokus pada
suatu pekerjaan, namun timeline hanya akan jadi timeline jika tidak flexible dengan hal yang tidak diduga. Inilah pentingnya
seorang leader selalu menanyakan progress pekerjaan bawahannya agar dapat mengurangi bebannya atau mungkin merubah
beban pekerjaannya. Semuanya dilakukan demi kebaikan Anda dan bawahan.

4. Dampingi bawahan

Jika dalam pengerjaan tugasnya seorang bawahan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya atau mengalami kendala maka
dampingi mereka untuk membantu menyelesaikan masalah. Ingatlah, terkadang banyak bawahan yang terlalu takut atau malu
menanyakan penyelesaian suatu masalah pada atasan, sehingga pekerjaan lain akan terbengkalai karena suatu kendala yang tidak
terselesaikan ini.

5. Berikan apresiasi

Saat seorang bawahan menyelesaikan pekerjaannya, berikan apresiasi atas pekerjaannya meskipun dalam bentuk ucapan
terimakasih saja. Hal tersebut mampu meningkatkan kebahagiaan dari dalam dirinya dan terus menjadi yang terbaik dihadapan
Anda.

5.

Anda mungkin juga menyukai