BAB I, II, III Fix
BAB I, II, III Fix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat, ini akan terus
berubah seiring dengan berubahnya masyarakat yang terus-menerus berkembang dan
mengalami perubahan, demikian pula dengan keperawatan. Dengan terjadinya
perubahan atau pergeseran dari berbagai faktor yang memengaruhi keperawatan,
maka akan berdampak pada perubahan dalam pelayanan/asuhan keperawatan,
perkembangan iptek keperawatan, maupun perubahan dalam masyarakat
keperawatan, baik sebagai masyarakat ilmuwan maupun sebagai masyarakat
profesional.
Masalah keperawatan sebagai bagian masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat juga terus-menerus berubah, karena berbagai faktor-faktor yang
mendasarinya juga terus mengalami perubahan. Dengan berkembangnya masyarakat
dan berbagai bentuk pelayanan profesional serta kemungkinan adanya perubahan
kebijakan dalam bidang kesehatan yang juga mencakup keperawatan, maka mungkin
saja akan terjadi pergeseran peran keperawatan dalam sistem pemberian pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.(Nursalam, 2011)
Perubahan yang terjadi akan mencakup seluruh aspek keperawatan yakni: (1)
penataan pendidikan tinggi keperawatan; (2) pelayanan dan asuhan keperawatan; (3)
pembinaan dan kehidupan keprofesian; dan (4) penataan lingkungan untuk
perkembangan keperawatan. Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan ini
bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling memengaruhi, dan saling
berkepentingan. Inovasi dalam keempat aspek di atas merupakan fokus utama
keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisasi serta mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya dalam menghadapi tantangan keperawatan di masa depan.
Sehingga mahasiswa juga memiliki peranan penting dalam memberikan inovasi
dalam profesinya sebagai perawat disebabkan salah satu fungsi mahasiswa adalah
agen perubahan. (Nursalam, 2011)
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit adalah institusi pelayanan
1
2
Selain itu berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 29-30
Januari 2018 diruangan Bedah Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang didapatkan
ketidakpatuhan keluarga pasien dalam tata tertib ruangan, dimana didapatkan keluarga
masih diingatkan oleh perawat tentang tata tertib ruangan seperti barang-barang yang
masih tertumpuk dimeja pasien, keluarga pasien yang tidur dilantai tanpa alas, dan
keluarga pasien yang tidur di bad pasien. Perawat harus mengingatkan dahulu
sebelum keluarga membereskannya.
Dari hasil wawancara dengan Kepala ruangan yang dilakukan pada tanggal 30
Januari 2018 di Ruang bedah anak RSUP Dr. M. Djamil Padang diketahui bahwa
masih banyaknya keluarga pasien yang tidak mematuhi tata tertib ruangan. Hasil
wawancara pada perawat didapatkan bahwa keluarga pasien sudah diberi LOI terlebih
dahulu saat baru pindah ruangan, sudah memiliki kartu tunggu dan perawat mengakui
sudah sering untuk mengingatkan keluarga membereskan barang setiap pagi. Pada
saat survey di temukannya 11 dari 17 pasien yang tidak mematuhi tata tertib ruangan
dan perawat selalu mengingatkan setiap pagi diruangan untuk membereskan barang-
barang.
Keluarga berperan penting dalam melindungi dan menjaga lingkungan sekitar
pasien. Tetapi saat dilapangan ditemukan bahwa masih banyaknya keluarga pasien
yang menjadi resiko penyebar infeksi. Hal ini dapat dilihat dari masih ditemukan
banyak pasien yang bermain di lantai, barang-barang yang menumpuk dapat menjadi
sumber penyakit yang dapat meningkatkan resiko infeksi pada pasien, masih
banyaknya keluarga yang tidak melakukan hand wash saat kontak dengan pasien
Selain adanya masalah pada keluarga pasien, masalah juga ditemukan pada
komunikasi SBAR, penggunaan alat-alat keperawatan dan kurang efektif pre dan post
conference. Berdasarkan hasil observasi, didapatkan belum maksimalnya penggunaan
komunikasi efektif dengan teknik SBAR pada kegiatan overan sesuai dengan SOP.
Masih sering perawat tidak melakukan write back, read back dan repeat back.
Sedangkan ketersediaan alat ditemukan bahwa dalam satu alat redressing digunakan
untuk beberapa pasien, kurangnya westafel cuci tangan, dan tidak ada tissue untuk lap
tangan sesudah mencuci tangan. Hasil observasi terhadap perawat di ruangan
didapatkan bahwa pre dan post conference belum dilakukan dengan maksimal, lebih
sering dilakukan oleh perwakilan perawat dinas pagi 1 orang dan perawat dinas siang
1 orang dan belum terklasifikasikan jumlah tingkat ketergantungan pasien pada
laporan tiap -tiap tim.
4
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem solving) yang
berkaitan dengan mutu pelayanan keperawatan di Ruangan Bedah Anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang.
2. Tujuan Khusus
Secara individu/ kelompok mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan:
a. Mengidentifikasi masalah ketidakpatuhan keluarga pasien dalam tata tertib di
Ruangan Bedah Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang.
b. Mengidentifikasi masalah resiko penyebaran infeksi pada keluarga di Ruangan
Bedah anak RSUP Dr. M. Djamil Padang.
c. Mengidentifikasi masalah komunikasi SBAR di Ruangan Bedah Anak RSUP Dr.
M. Djamil Padang.
d. Mengidentifikasi masalah penggunaan alat-alat keperawatan di Ruangan Bedah
Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang.
e. Mengidentifikasi masalah pre dan post confrence di Ruangan Bedah Anak RSUP
Dr. M. Djamil Padang.
C. Manfaat Penulisan
2. Bagi Institusi
Lokakarya ini menjadi tolak ukur bagi pihak akademik dalam mengevaluasi
tingkat kemampuan dan kemahiran mahasiswa dalam menerapkan aplikasi ilmu
manajemen pada situasi nyata dilapangan
5
3. Bagi mahasiswa
Lokakarya ini bisa menjadi sarana untuk menerapkan ilmu manajemen,
memecahkan suatu masalah dilapangan sekaligus menjadi pedoman dalam
pembuatan laporan-laporan kasus manajemen selanjutnya.
6
BAB II
ANALISIS SITUASI RUANGAN
Hasil Winshield Survey di Ruang Bedah Anak RSUP. DR. M. Djamil Padang pada
tanggal 29 dan 30 Januari 2018 terhadap manajemen asuhan keperawatan didapatkan
beberapa masalah yaitu mengenai ketidakpatuhan keluarga pasien dalam tata tertib ruangan,
resiko penyebaran infeksi, kurangnya penerapan metode modular khususnya pada kegiatan
pre-konferen, post-konfren dan overan, penerapan ronde dalam rangka meningkatkan transfer
ilmu, kurang tertata system ketenagakerjaan dan ketidakpatuhan dalam menerapkan 5
moments cuci tangan.
RSUP DR. M Djamil Padang merupakan rumah sakit rujukan Sumatera Tengah,
Sumatera Barat, Riau, Jambi yang memiliki beberapa instalasi rawat inap, salah satunya
Ruang Bedah Anak. Ruang Bedah Anak memiliki 3 ruangan dimana terdapat 1 ruang kelas
dan 2 ruang bangsal.
Gambaran umum situasi Ruang Bedah Anak RSUP DR.M Djamil Padang adalah
ruangan rawat inap kelas 1 yang dipimpin oleh kepala ruangan dengan pendidikan profesi
Ners yang dibantu 1 orang katim, dan 10 orang perawat pelaksana. Jumlah tenaga
keperawatan seluruhnya adalah 11 orang, dengan jenjang pendidikan profesi Ners sebanyak 2
orang dan 9 orang pendidikan D3 Keperawatan.
Ruang Bedah Anak memiliki 20 bed. Jumlah pasien pada tanggal 29 Januari 2018
sebanyak 18 orang dan tanggal 30 Januari sebanyak 18 orang.
A. Winshield Survey
Data di Ruang Bedah Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 29 Januari
2018 dilakukan dengan metode wawancara dan observasi yang dilakukan dengan kepala
ruangan, ketua tim, dan beberapa perawat pelaksana. Observasi dilakukan mahasiswa
profesi keperawatan manajemen pada shift pagi meliputi observasi situasi dan kondisi
ruangan, pelayanan asuhan keperawatan, penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja,
dan komunikasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
maupun di kursi tunggu. Setiap pagi masih banyak keluarga yang tidak membereskan
barang-barangnya sampai overan dilakukan dan harus diingatkan terlebih dahulu.
Wawancara
Hasil wawancara pada perawat didapatkan bahwa keluarga pasien sudah diberi LOI
terlebih dahulu saat baru pindah ruangan, sudah memiliki kartu tunggu dan perawat
mengakui sudah sering untuk mengingatkan keluarga membereskan barang setiap
pagi.
Identifikasi Masalah
Belum patuhnya keluarga pasien terhadap tata tertib yang sudah ditentukan ruangan.
Hasil Wawancara
Hasil wawancara didapatkan perawat mengatakan adanya keterbatasan alat redressing
sehingga perawat terpaksa memakai satu alat untuk beberapa pasien. Perawat
mengatakan bahwa masih banyak keluarga yang tidak mau mengikuti saran perawat
untuk menjaga anaknya supaya tidak main di lantai.
Identifikasi Masalah
Masih tingginya tingkat penyebaran resiko infeksi pada pasien yang umumnya adalah
anak-anak yang masih memiliki imunitas rendah.
3) Post Conference
Post conference merupakan kegiatan dimana perawat menjelaskan hasil
tindakan yang telah dilakukan dan merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
Observasi
Hasil observasi terhadap perawat di ruangan didapatkan bahwa post conference belum
dilakukan dengan maksimal, lebih sering dilakukan oleh perwakilan perawat dinas
pagi 1 orang dan perawat dinas siang 1 orang dan belum terklasifikasikan jumlah
tingkat ketergantungan pasien pada laporan tiap -tiap tim.
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara bersama kepala ruangan, hal demikian terjadi
dikarenakan kesibukan tindakan asuhan keperawatan yang lebih diperioritaskan oleh
8
Identifikasi Masalah
Belum optimalnya penerapan post conference setiap hari.
4) Ronde Keperawatan
Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 29 dan 30 Januari 2018
terkait pemantauan pelaksanaan ronde yang dilakukan perawat di ruangan, tidak
ditemukan adanya perawat yang melakukan ronde keperawatan terhadap pasien di
ruangan.
Wawancara
Selanjutnya dari hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan pada tanggal
30 Januari 2018 diperoleh informasi bahwa karu mengatakan ronde tidak termasuk
dalam perencanaan asuhan keperawatan tetapi dialihkan pada sharing secara tidak
langsung.
Identifikasi Masalah
Belum terlaksananya dengan maksimal Ronde Keperawatan di ruangan.
Wawancara
Pada saat diwawancara pada kepada kepala ruangan, karu mengakui bahwa kurangnya
ketenagakerjaan diruangan.
Identifikasi Masalah
Masih kurang tertata system ketenagakerjaan yang dimiliki ruangan.
9
Wawancara
Pada saat diwawancarai, keluarga pasien banyak mengatakan sudah diberitau perawat,
tapi sering malas menerapkan.
Identifikasi Pasien
Banyak keluarga pasien yang tidak menerapkan 5 momen cuci tangan terutama pada
pasien yang umumnya anak-anak
1. Daftar Masalah
a. Belum maksimalnya penggunaan komunikasi efektif dengan teknik SBAR pada
kegiatan overan sesuai dengan SPO.
b. Belum optimal penerapan post confference setiap hari
c. Belum terlaksanannya dengan maksimal Ronde Keperawatan di ruangan.
d. Belum optimalnya tindakan pelabelan pemasangan infus
2. Validasi Data
Kuesioner Observasi
No Masalah
Karu Katim PA Karu Katim PA
1. Belum maksimalnya penggunaan
komunikasi efektif dengan teknik
SBAR pada kegiatan overan sesuai
- V V - V V
dengan standar SPO. (Situation,
Background, Assesment,
Recomedation)
2 Belum optimalnya penerapan post
- V V - V V
conference setiap hari
3 Belum terlaksananya dengan
maksimal Ronde Keperawatan di - V V - V V
ruangan.
4 Belum optimalnya tindakan
- V V - V V
pelabelan pemasangan infus.
a. Identitas Responden
Keterangan :
1. 11 responden (100%) berjenis kelamin perempuan.
2. 9 dari 11 responden (82%) perawat berusia antara 26-35 tahun.
3. 11 responden (100%) responden berpendidikan D III keperawatan
4. 5 dari 11 responden (45%) dengan lama masa kerja 5 – 10 tahun
5. 7 dari 11 responden (64%) dengan jabatan perawat assosiate.
b. Post Conference
1) Pengetahuan Tentang Post Conference
Diagram 6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Post
Conference di Ruang Bougenville Pavilium Ambun Pagi RSUP
Dr. M. Djamil Padang
11
Keterangan:
1. 7 dari 11 responden (64%) responden menjawab dengan benar defenisi/pengertian
post conference
2. 10 dari 11 responden (91%) menjawab dengan benar tujuan dari pelaksanaan post
conference
3. 11 responden (100%) menjawab dengan benar tentang ketentuan post conference.
4. 7 dari 11 responden (64%) responden menjawab dengan benar tentang persiapan post
conference
5. 6 dari 11 responden (55%) menjawab dengan benar tentang pelaksana post conference
6. 6 dari 11 responden (55%) menjawab dengan benar tentang hal yang harus dilaporkan
pada saat post konference
Keterangan:
1. 11 responden (100%) setuju/ bersikap positif terhadap manfaat post conference yaitu
untuk menganalisa masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif pemecahan
masalah.
2. 11 responden (100%) setuju/ bersikap negatif terhadap peserta post conference yaitu
post conference diikuti oleh kepala ruangan, katim pada akhir shift dinas.
3. 11 responden (100%) setuju/ bersikap negatif terhadap peserta post conference yaitu
post conference diikuti oleh kepala ruangan, katim pada akhir shift dinas
4. 10 dari 11 responden (91%) tidak setuju/ bersikap positif terhadap kelengkapan post
conference yaitu tidak membawa catatan keperawatan, buku timbang terima
5. 9 dari 11 responden (82%) tidak setuju/ bersikap negatif terhadap masalah yang
dibicarakan saat post conference yaitu tidak seluruh masalah klien harus dibicarakan
c. Ronde Keperawatan
1) Pengetahuan
Diagram 9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Ronde
Keperawatan di Ruang Bougenville Pavilium Ambun Pagi
RSUP Dr. M. Djamil Padang
Keterangan:
1. 9 dari 11 responden (82%) menjawab dengan benar defenisi/ pengertian ronde
keperawatan
2. 11 responden (100%) menjawab dengan benar pelaksana ronde keperawatan.
14
d. Pemasangan Infus
1) Pengetahuan
Diagram 10.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang
Pemasangan Infus di Ruang Bougenville Pavilium Ambun Pagi
RSUP Dr. M. Djamil Padang
Keterangan:
1. 11 responden (100%) memahami tentang lima momen cuci tangan untuk
mencegah infeksi jarum infus.
2. 11 responden (100%) memahami tentang SPO pemasangan infus
2) Sikap
Diagram 11.Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Pemasangan
Infus di Ruang Bougenville Pavilium Ambun Pagi RSUP Dr. M.
Djamil Padang
15
Keterangan:
1. 11 responden (100%) setuju/ bersikap positif tentang pencegahan kejadian infeksi
pemasangan infus (flebitis)
2. 11 responden (100%) setuju/ bersikap positif tentang penerapan lima momen cuci
tangan untuk mencegah infeksi jarum infus
3. bahwa 11 responden (100%) setuju/ bersikap positif tentang penerapan penulisan
tanggal dan waktu pemasangan infus untuk mencegah infeksi (flebitis)
4. 11 responden (100%) setuju/bersikap positif tentang memberikan penyuluhan
kesehatan sebelum melakukan intervensi terhadap pasien
3) Keterampilan
Diagram 12.Distribusi Frekuensi Keterampilan Responden terhadap
Pemasangan Infus di Ruang Bougenville Pavilium Ambun Pagi
RSUP Dr. M. Djamil Padang
16
Keterangan:
1. 11 responden (100%) berpendapat sudah melakukan pemasangan infus sesuai SPO
pemasangan infus
2. 11responden (100%) berpendapat sudah melakukan pelayanan keperawatan sesuai
standar asuhan keperawatan
3. 8 dari 11 responden (100%) menyatakan sudah melakukan penyuluhan kesehatan
sebelum melakukan intervensi keperawatan untuk menurunkan infeksi pemasangan
infus pada pasien
Keterangan:
1. hari I: seluruh pasien (100%) yang terpasang infus tidak tercantum tanggal dan waktu
pemasangan
2. hari II: seluruh pasien (100%) yang terpasang infus tidak tercantum tanggal dan waktu
pemasangan
Keterangan:
1. 11 responden (100%) mengetahui kepanjangan SBAR
2. 11 responden (100%) mengetahui defenisi SBAR saat serah terima
3. 10 dari 11 responden (91%) mengetahui tujuan pelaksaan serah terima pasien
berdasarkan SBAR
18
2) Persepsi
Diagram 15.Distribusi Frekuensi Persepsi Responden tentang Komunikasi
SBAR di Ruang Bougenville Pavilium Ambun Pagi RSUP Dr.
M. Djamil Padang
Keterangan:
1. 8 dari 11 responden (73%) menyatakan faktor hambatan dalam serah terima
menggunakan SBAR yaitu perawat belum menyadari manfaat dan belum adanya SPO
serah terima pasien berdasarkan SBAR yang telah disetujui RS.
2. 7 dari 11 responden (64%) menyatakan Ruang Bougenville selalu melaksanakan
teknik komunikasi SBAR setiap overan antar shift, sedangkan 4 dari 11 responden
(36%) yang lain menyatakan sering melaksanakan teknik komunikasi SBAR pada saat
overan antar shift.
B. RUMUSAN MASALAH
No. Data Masalah
1. Tingkat Pengetahuan: Belum maksimalnya
11 responden (100%) mengetahui penggunaan komunikasi
kepanjangan SBAR. efektif dengan teknik SBAR
11 responden (100%) mengetahui defenisi pada kegiatan overan sesuai
SBAR saat serah terima dengan SPO
19
Persepsi:
8 dari 11 responden (73%) menyatakan
faktor hambatan dalam serah terima
menggunakan SBAR yaitu perawat belum
menyadari manfaat dan belum adanya SPO
serah terima pasien berdasarkan SBAR
yang telah disetujui RS.
Didapatkan bahwa 7 dari 11 responden
(64%) menyatakan Ruang Bougenville
selalu melaksanakan teknik komunikasi
SBAR setiap overan antar shift, sedangkan
4 dari 11 responden (36%) yang lain
menyatakan sering melaksanakan teknik
komunikasi SBAR pada saat overan antar
shift.
Observasi:
S (situation)
Seluruh perawat (100%) tidak menyebutkan
tanggal pasien masuk ruangan dan hari
perawatan
Sebagian besar (80%) perawat tidak
menyebutkan masalah keperawatan pasien
yang sudah dan belum teratasi
B (background)
Seluruh perawat (100%) tidak menjelaskan
20
conference
6 dari 11 responden (55%) menjawab
dengan benar tentang hal yang harus
dilaporkan pada saat post konference
Sikap:
11 responden (100%) setuju/ bersikap
positif terhadap manfaat post conference
yaitu untuk menganalisa masalah secara
kritis dan menjabarkan alternatif pemecahan
masalah.
11 responden (100%) setuju/ bersikap
negatif terhadap peserta post conference
yaitu post conference diikuti oleh kepala
ruangan, katim pada akhir shift dinas.
10 dari 11 responden (91%) tidak setuju/
bersikap positif terhadap kelengkapan post
conference yaitu tidak membawa catatan
keperawatan, buku timbang terima
11 responden (100%) setuju/bersikap positif
terhadap hal yang dibicarakan saat post
conference yaitu pada saat Post Conference
sebaiknya rencana medis juga dibicarakan.
9 dari 11 responden (82%) tidak setuju/
bersikap negatif terhadap masalah yang
dibicarakan saat post conference yaitu tidak
seluruh masalah klien harus dibicarakan.
Observasi:
hasil observasi selama 2 hari (sabtu & minggu,
23-24 juli 2016)
hari I : lebih dari separuh (67%) post
conference tidak dilakukan
hari II : lebih dari separuh (67%) post
conference tidak dilakukan
3 Tingkat Pengetahuan: Belum terlaksananya dengan
maksimal ronde keperawatan
22
Keterampilan:
seluruh responden (100%) berpendapat
sudah melakukan pemasangan infus sesuai
SPO pemasangan infus
seluruh responden (100%) berpendapat
sudah melakukan pelayanan keperawatan
sesuai standar asuhan keperawatan
lebih dari separuh responden (100%)
menyatakan sudah melakukan penyuluhan
kesehatan sebelum melakukan intervensi
keperawatan untuk menurunkan infeksi
pemasangan infus pada pasien
Observasi:
Hasil observasi yang dilakukan pada hari sabtu
dan minggu (23-24 Juli 2016), didapatkan:
hari I: seluruh pasien (100%) yang
terpasang infus tidak tercantum tanggal dan
waktu pemasangan
hari II: seluruh pasien (100%) yang
terpasang infus tidak tercantum tanggal dan
waktu pemasangan
25
Masalah
No Strength(S) Weakness(W) Opportunity(O) Threatned(T)
Keperawatan
1. Belum maksimalnya 11 responden (100%) Seluruh perawat RSUP DR. M. Djamil Tuntunan dari
penggunaan komunikasi mengetahui (100%) tidak Padang sudah melalui masyarakat akan
efektif dengan teknik kepanjangan SBAR. menyebutkan tanggal tahap akreditasi pelayanan yang
SBAR pada kegiatan 11 responden (100%) pasien masuk ruangan paripurna yang optimal
overan sesuai dengan mengetahui defenisi dan hari perawatan mengharuskan tenaga Adanya undang-
SPO. SBAR saat serah Sebagian besar (80%) pelayanan kesehatan undang
terima perawat tidak melakukan perlindungan
10 dari 11 responden menyebutkan masalah komunikasi efektif konsumen (undang-
(91%) mengetahui keperawatan pasien salah satunya undang no 8 tahun
tujuan pelaksaan serah yang sudah dan belum menggunakan teknik 1999 yang
terima pasien teratasi SBAR pada saat menyebutkan
berdasarkan SBAR Seluruh perawat overan. konsumen lebih
10 dari 11 responden (100%) tidak kritis dan berani
(91%) mengetahui menjelaskan dan dalam mengkritisi
maksud pelaksanaan mengidentifikasi pelayanan
serah terima pasien pengetahuan pasien keperawatan
berdasarkan SBAR terhadap diagnosa Adanya rumah sakit
secara langsung medis yang dialami swasta yang sudah
pasien menerapkan prinsip
pasien safety yang
lebih maksimal
2. Belum optimal 10 dari 11 responden Kurang dari separuh Adanya kerjasama Tuntutan untuk
penerapan post (91%) menjawab (45%) responden yang baik antara Menjadi rumah sakit
conference setiap hari dengan benar tujuan menjawab dengan salah mahasiswa FKEP pendidikan dan
dari pelaksanaan post waktu pelaksanaan dengan perawat rujukan nasional
26
4 Belum optimalnya Adanya SPO Hasil observasi yang Adanya sosialisasi Tuntunan dari
tindakan pelabelan pemasangan infus di dilakukan pada hari sabtu SPO pemasangan masyarakat akan
pemasangan infus ruangan dan minggu (23-24 Juli infus di ruangan pelayanan yang
11 responden (100%) 2016), didapatkan: optimal
memahami tentang hari I: seluruh pasien Adanya undang-
lima momen cuci (100%) yang terpasang undang
tangan untuk mencegah infus tidak tercantum perlindungan
infeksi jarum infus. tanggal dan waktu konsumen (undang-
11 responden (100%) pemasangan undang no 8 tahun
memahami tentang hari II: seluruh pasien 1999 yang
SPO pemasangan infus. (100%) yang terpasang menyebutkan
11 responden (100%) infus tidak tercantum konsumen lebih
setuju/ bersikap positif tanggal dan waktu kritis dan berani
tentang pencegahan pemasangan dalam mengkritisi
kejadian infeksi pelayanan
pemasangan infus keperawatan
(flebitis)
11 responden (100%)
setuju/ bersikap positif
tentang penerapan lima
momen cuci tangan
untuk mencegah infeksi
jarum infus
11 responden (100%)
28
infeksi pemasangan
infus pada pasien
30
METHOD
MAN MATERIAL
kurangnya motivasi
perawat ruangan untuk
MATERIAL Belum di terapkan
melakukan ronde
dan ditetapkan jadwal
keperawatan untuk ronde
MAN
keperawatan.
Keterbatasan kesempatan
latar belakang pendidikan untuk mendapatkan ilmu
perawat ruangan yang yang aktual
tidak beragam Belum terlaksanannya
Banyaknya kegiatan Kurangnya tenaga keperawatan
tindakan pelayanan diruangan dalam penerapan dengan maksimal
keperawatan di ruangan. pelaksanaan ronde keperawatan
Ronde Keperawatan di
ruangan
32
2 Role play Menerapkan post Perawat 29-30 Juli Ruang Bougenville Mahasiswa Profesi
conference 2016 Paviliun Ambun Pagi Manajemen
RSUP dr. M. Djamil Kelompok T F.Kep
Padang Unand
3 Evaluasi Menilai Perawat 1-2 Agustus Ruang Bougenville Mahasiswa Profesi
menilai pengetahuan dan Paviliun Ambun Pagi Manajemen
kemampuan kemampuan RSUP dr. M. Djamil Kelompok T F.Kep
perawat perawat tentang Padang Unand
post conference
35
1 Role play Menerapkan Perawat 29,30 Juli- 1 Ruang Bougenville Mahasiswa Profesi
tindakan pelabelan Agustus Paviliun Ambun Pagi Manajemen
pada pemasangan 2016 RSUP dr. M. Djamil Kelompok T F.Kep
infus Padang Unand
2 Evaluasi Melihat Perawat 1-2 Agustus Ruang Bougenville Mahasiswa Profesi
kemampuan dan 2016 Paviliun Ambun Pagi Manajemen
motivasi perawat RSUP dr. M. Djamil Kelompok T F.Kep
sebelum role play Padang Unand
sdan sesudah
pelaksanaan
37
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil Winshield Survey yang telah dilakukan dari tanggal 18-19 Juli
2016 di ruangan Bougenville Paviliun Ambun Pagi RSUP dr. M. Djamil Padang dan
hasil penyebaran kuesioner serta lembar observasi yang telah dilakukan didapatkan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Belum maksimalnya penggunaan komunikasi efektif dengan teknik SBAR pada
kegiatan overan sesuai dengan SPO.
2. Belum optimal penerapan post conference setiap hari.
3. Belum terlaksanannya dengan maksimal Ronde Keperawatan di ruangan.
4. Belum optimalnya tindakan pelabelan pemasangan infus.
B. SARAN
1. Diharapkan kepala ruangan beserta staf perawat di ruangan Bougenville Paviliun
Ambun Pagi RSUP dr. M. Djamil Padang dapat meningkatkan manajemen pelayanan
keperawatan.
2. Diharapkan kepala ruangan beserta staf perawat di ruangan Bougenville Paviliun
Ambun Pagi RSUP dr. M. Djamil Padang dapat mengidentifikasi masalah manajemen
pelayanan keperawatan.
3. Diharapkan kepala ruangan beserta staf perawat di ruangan Bougenville Paviliun
Ambun Pagi RSUP dr. M. Djamil Padang dapat mengidentifikasi alternatif pemecahan
masalah manajemen pelayanan keperawatan.
4. Diharapkan kepala ruangan beserta staf perawat di ruangan Bougenville Paviliun
Ambun Pagi RSUP dr. M. Djamil Padang dapat menetapkan solusi pemecahan
masalah manajemen pelayanan keperawatan.