METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di beberapa lokasi. Pada sintesis seopolimer berbahan dasar abu
layang dengan penambahan ketela di lakukan di laboratorium Anorganik Jurusan Kimia
Universitas Negeri Semarang. Pengukuran kuat tekan geopolimer dilakukan di Laboratorium
Bahan dan Struktur Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang. Analisis ikatan kimia dengan
FTIR (Fourier Transform Infra Red) dilakukan di Laboratorium Kimia Instrumen Universitas
Negeri Semarang. Analisis fasa amorf geopolimer menggunakan XRD dilakukan di
Laboratorium Kimia Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Analisis morfologi partikel
menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy) dilakukan di Laboratorium Penelitian
dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
3.2 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah abu layang yang berasal dari
PLTU Tanjungjati Jepara. Ketela diambil dari jenis ketela pohon pada petani di sekitar
Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara.
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka variabel yang akan dipelajari
dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi variabel bebas, variabel terikat dan variabel
terkendali.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variasi yang haranya divariasi dan diselidiki pengaruh
terhadap variabel terikat dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil analisis.
Variabel bebas dalam penelitian kali ini adalah persen (b/b) serbuk ketela pohon
yang ditambahkan pada sintesis geopolimer.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah faktor yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel
terikat yang digunakan pada penelitian ini adalah nilai kuat tekan dan kuat tarik.
c. Variabel terkendali
Variabel terkendali adalah faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil
reaksi, namun dapat dikendalikan agar tidak mempengaruhi variabel bebas. Variabel
terkendali dalam penelitian ini meliputi konsentrasi dan jumlah NaOH 99%
sebanyak 4gr, H2O 9gr, jumlah Na Silikat sebanyak 10gr dalam tiap resep, jenis
serbuk ketela pohon, jumlah serbuk aluminium sebanyak 0,2gr dalam tiap resep,
waktu pengadukan pada saat sintesis eopolimer selama 5menit, waktu curing 24 jam
suhu curing 60˚C, dan umur penyimpanan selama 28 hari.
Alat yang dipakai dalam penelitian kali ini meliputi alat untuk sintesis geopolimer dan
alat untuk karakterisasi geopolimer. Alat yang dibutuhkan dalam sintesis geopolimer meliputi
ayakan Tatonas 100 dan 170 mesh, lumpang, alu, neraca analitik Denver, beaker polipropilen
Vit Lab 50 mL, beaker glass Pyrex, pengaduk plastik, wadah plastik, pengaduk (mixer),
cetakan silinder plastik, loyang, dan oven Memmert. Alat yang dibutuhkan dalam
karakterisasi geopolimer meliputi mesin penguji kuat tekan (universal testing machine), X-
Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD) BRUKER 6000, Scanning Electron
Microscopy (SEM) JEOL JSM-6360LA, dan Fourier Transform Infrared (FT-IR) Shimadzu
8201 PC.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi abu layang batubara yang
diambil dari PLTU Tanjungjati Jepara, natrium silikat (Na2SiO3 28,5% p.a.), natrium
hidroksida (NaOH 99%, Merck), aquades (H2O), ketela pohon dan serbuk aluminium dengan
kadar Al 51,185%.
Ketela yang sudah dikupas dan dicuci bersih kemudian diparut. Hasil parutan diperas
dan diambil airnya. Hasil saringan diendapkan selama 24 jam. Selanjutnya air dibuang dan
sisakan endapan. Endapan kemudian dikeringkan. (Otoko.2014)
Larutan pengaktif yang digunakan adalah larutan alkali yang dilakukan dengan
melarutkan natrium hidroksida (NaOH) dalam aquades (H2O) (NaOH : H2O = 1 : 2 b/b)
(Kusumastuti, 2009). Selanjutnya larutan didiamkan selama 24 jam. Larutan NaOH yang
telah didiamkan, dicampurkan dengan natrium silikat sesuai dengan Tabel 3.1 (Van Jaarsveld
et al., 2003 & Duxson, 2007)
Berat
Abu Na Berat Serbuk
Serbuk
Layang Silikat Berat H2O Ketela
No. SiO2/Al2O3 Al
NaOH
(g) (g) (g) (g) (b/b)*(%)
1. 33 4,9 10 4 8 0,2 0
2. 33 4,9 10 4 8 0,2 0,5
3. 33 4,9 10 4 8 0,2 1
4. 33 4,9 10 4 8 0,2 1,5
5. 33 4,9 10 4 8 0,2 2
Tabel 3.1 Variasi Geopolimer dengan penambahan Ketela