PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang
selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tidak
dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya.
Hubungan manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan
kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang disebut sebagai
interàksi sosial. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan
yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor Wilbur
Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak
mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak
mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982).
Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia
lainnya. Teori dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untük
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Harold D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu
komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab,
mengapa manusia perlu berkomunikasi :
B. Rumusan Masalah
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Komunikasi
Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa Latin ‘communicatus’
yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi
menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan
Secara harfiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: “Communis” yang
berarti keadaan yang biasa, membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu
proses di dalam upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi
biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar anggota
organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja
terjadi.Berikut merupakan definisi komunikasi menurut beberapa ahli :
Effendi (1995)
Komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat
atu prilaku baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung (tulisan).
Hoyland, Janis dan Kelley (1953)
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah
atau membentuk prilaku orang lain (khalayak).
2. Kesehatan
Kata dasarnya adalah sehat, yang berarti baik itu sehat jasmani maupun rohani.
Jadi, kesehatan adalah salah satu konsep yang sering digunakan namun sukar untuk
dijelaskan artinya. Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan
kesehatan,kesakitan dan penyakit (Gochman,1988. De Clereq,1993). Setidaknya
definisi kesehatan harus mengandung paling tidak komponen biomedis, personal dan
sosiokultural.
Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, bukan
hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi tersebut
tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati dan jelas. Tetapi
juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak
langsung.
3. Komunikasi Kesehatan
Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh
komunikator melalui saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk
mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang
mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial.
Komunikasi kesehatan lebih sempit daripada komunikasi manusia pada
umumnya. Komunikasi kesehatan berkaitan erat dengan bagaimana individu dalam
masyarakat berupaya menjaga kesehatannya, berurusan dengan berbagai isu yang
berhubungan dengan kesehatan. Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi
transaksi hubungan kesehatan secara spesifik, termasuk berbagai faktor yang ikut
berpengaruh terhadap transaksi yang dimaksud.
Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang –
bidang seperti program – program kesehatan nasional dan dunia, promosi kesehatan,
dan rencana kesehatan publik.
Dalam konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang –
bidang seperti rapat – rapat membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan
interaksi tim medis.
Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan termasuk dalam
komunikasi manusia yang secara langsung mempengaruhi profesional – profesional
dan profesional dengan klien. Komunikalevasi kesehatan dipandang sebagai bagian
dari bidang – bidang ilmu yang relevan, fokusnya lebih spesifik dalam hal pelayanan
kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, maka penulis menarik beberapa
kesimpulan, yakni sebagai berikut:
Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah komunikasi dalam kesehatan
hendaknya selalu mengalami perubahan seiring perubahan lingkungan dan
disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan pelaku atau komunikator hendaknya
lebih variatif dan inovatif dalam penyampaian pesan informasi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
2008. Transparansi KomunikasiKesehatan.http://sbektiistiyanto.iles.wordpress.
com/2008/02/transparansi-komkes.ppt