Anda di halaman 1dari 2

NAMA : IRAWATI

NIM : G1C216013

KELAS : A

RESPON ANTIBODI MANUSIA TERHADAP VIRUS DENGUE : IMPLIKASI UNTUK


DESAIN VAKSIN DENGUE

Virus dengue (DENV) setiap tahunnya menginfeksi hingga 390 juta orang yang tinggal
didaerah tropis dan subtropis, Diperkirakan bahwa setengah dari populasi dunia beresiko
terinfeksi DENV. Faktor yang berkontribusi terhadap kasus DENV yang meningkat pesat
dalam 70 tahun terakhir yaitu meluasnya habitat vektor nyamuk. Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, karena peristiwa urbanisasi dan perubahan iklim, serta peningkatan jumlah
populasi. A. aegypti nyamuk di daerah tropis sangat erat kaitannya dengan epidemi dengue
yang besar karena kemampuannya yang secara efisien menyebarkan DENV.

RESPON IMUN INANG TERHADAP DENV

Respon imun selular dan humoral berperan penting dalam patogenesis penyakit dan
perlindungan terhadap penyakit. Peran yang berlawanan dari respon imun tubuh inang pada
keadaan penyakit yang timbul berkaitan dengan infeksi berturut- turut oleh dua serotipe
DENV. Terdapat 4 serotipe dari DENV masing – masing memiliki antigen tersendiri. Hal
yang mendasar dari imunitas inang pada penyakit adalah antibodi yang melawan virus
diaktifkan untuk melawan protein dari virus dan rantai aktivasi imunitas terpicu oleh sel T
memori yang diaktivasi oleh epitop virus (viral epitope actived memory T celss). Studi
epidemologi menemukan bahwa pasien dengue setelah periode cross-protective memiliki
resiko yang tinggi untuk mengalami dengue parah selama infeksi yang berlanjut oleh
serotipe DENV yang lain. Peningkatan resiko dengue parah diperkirakan berkaitan dengan
reaksi silang ( cross-reactife) dari imunitas dengan serotipe non-protektif setelah infeksi awal
DENV. Hal yang mendasar dari ini memperlihatkan bahwa setelah infeksi DENV pertama
imunitas serotipe reaksi-silang protektif berkurang dalam beberapa bulan. Aktivitas
penetralan dalam percobaan invitro memperlihatkan sampel serum cair dari pasien
menunjukkan ambang batas antibodi tertentu dibutuhkan untuk penetralan virus. Meski
serotipe reaksi-silang antibodi penetral memberikan perlindungan pada ambang batas
tertentu. Penurunan imunitas atau penurunan konsentrasi antibodi menyebabkan
kerentanan terhadap infeksi terhadap serotipe DENV yang lain.

Pada kejadian infeksi sekunder oleh serotipe yang berada menyebabkan penurunan
imunitas, sel memori T dan B homotipe spesifik serotipe (homotypic serotype-spesific
memory T and B cells) akan aktif. Respon dari komponen imun spesifik serotipe ini akan
menuju lokasi infeksi dengan mengenali serotipe DENV sebelumnya bukan dengan serotipe
yang menginfeksi saat itu. Selama infeksi sekunder respon sel T akan ditujukan melawan
agen infeksi serotipe sebelumnya sehingga tidak memberikan perlindungan dan memicu
pengaktifan rantai imun ( immune cascade) yang menyebabkan gejalan yang parah.
Sementara kejadian penyakit terus menuju ke fase penyembuhan, Imunitas serotipe reaksi-
silang (serotype cross-reactive immunit) dengan avidita syang tinggi terhadap keempat
serotipe DENV akan berkembang. Antibodi yang sangat reaktif ini akan memberikan
perlindungan terhadap keempat serotipe DENV. Infeksi ketiga dan keempat dapat timbul
pada kawasan hiperendemik , meskipun mayoritas dari infeksi tersebut diperkirakan tanpa
gejala yang ringan.

PERLINDUNGAN ANTIBODI TERHADAP INFEKSI DENV

Antibodi penetral disebut sebagai pusat perlindungan melawan infeksi DENV, antibodi yang
menarget DENV memiliki dua aktivitas yang berlawanan terkait dengan patogenesis,
netralisasi virus dan peningkatan infeksi. Pada aktivitas yang tinggi, antibodi membunuh
DENV, sedangkan pada konsentrasi yang rendah antibodi akan meningkatkan infeksi DENV
dan menghambat netralisasi virus. Konsep tersebut telah dikonfirmasi pada beberapa studi
yang sampelnya diperoleh dari pasien dengue, yang mana aktivitasnya memiliki
kemampuan penetral terhadap beberapa serotipe DENV menggunakan sel non-FcγR,
namun aktivitas ADE yang menurunkan tingkat kemampuan penetralan antibodi
ditemukan pada serotipe penginfeksi saat itu (DENV-1 dan DENV-3). Setelah fase
perlindungan-silang pada pasien dengan infeksi primer, antibodi menunjukkan
aktivitas penetralan yang tinggi terhadap serotipe homotip, namun aktivitas
penetralan terhadap serotipe yang lain tidak ditemukan. Antibodi dengan aktivitas
penetralan yang tinggi disebabkan oleh serotipe penginfeksi sebelumnya
menunjukkan reaksi-silang terhadap serotipe lainnya, juga pada aktivitas
peningkatan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai