Anda di halaman 1dari 90

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah berkembang


menjadi masalah kesehatan dunia. Infeksi HIV bila tidak terdiagnosis dan
mendapatkan penanganan yang tepat dapat memberikan gejala yang
asimptomatik dan dapat berkembang menjadi Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS). Insidensi infeksi HIV-AIDS bagaikan fenomena gunung es
yang hanya tampak puncaknya saja pada permukaan air laut, yaitu hanya
sebagian kecil kasus yang teridentifikasi dan dapat penanganan tenaga
kesehatan.1 Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan
gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. Penyebabnya
adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV).2
Salah satu cara penularan HIV adalah melalui hubungan seksual. Selain
itu, HIV dapat menular melalui pemakaian jarum suntik bekas orang yang
terinfeksi virus HIV, menerima transfusi darah yang tercemar HIV, atau dari
ibu hamil yang terinfeksi virus HIV kepada bayi yang dikandungannya. Di
Indonesia, penularan HIV/AIDS paling banyak melalui hubungan seksual
yang tidak aman serta melalui jarun suntik (bagi pecandu narkoba).2
Beberapa fakta global mengenai anak dan HIV yang diungkapkan oleh
UNAIDS, terdapat kurang lebih 3,2 juta anak hidup dengan HIV; 240 ribu
anak terinfeksi baru; 190 ribu anak meninggal karena AIDS; 660 anak
terinfeksi HIV setiap harinya; 530 anak meninggal karena AIDS setiap
harinya dan baru 24% anak dengan HIV yang mendapatkan terapi ARV.3* Di
Indonesia, data dari Kemenkes RI Triwulan I Tahun 2015, anak yang
terinfeksi HIV yang dilaporkan menurut kelompok umur dari tahun 2010
hingga 2014 cenderung mengalami kenaikan. Jumlah anak yang terinfeksi
pada tahun 2010 sebanyak 795 anak, kemudian pada tahun 2013 mencapai
1075 anak dan pada tahun 2014 mencapai hingga 1388 anak.4
Tingginya angka HIV/AIDS dapat menyebabkan hilangnya masa
produktif penderita, sehingga berdampak pada berkurangnya usia produktif di

1
Indonesia. Hal ini disebabkan karena perilaku orang yang berisiko, salah
satunya terjadi di kalangan anak sekolah yang merupakan kelompok rentan
tertularnya HIV/AIDS. Pengetahuan yang kurang mengenai HIV/AIDS dapat
memberikan dampak yang buruk.
Peneliti akan melakukan penelitian mengenai pengetahuan, sikap, dan
perilaku siswa SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017 mengenai HIV/AIDS.
Peneliti memilih untuk melakukan penelitian di SMAN 78 karena SMAN 78
merupakan salah satu sekolah negeri yang berlokasi di Jakarta dan belum
pernah dilakukan penelitian sebelumnya mengenai pengetahuan, sikap, dan
perilaku mengenai HIV/AIDS di SMA tersebut.

1.2 Tujuan Penelitian


1.2.1 Tujuan umum :
 Mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMAN 78 tahun ajaran
2016/2017 terhadap HIV/AIDS
 Mengetahui sikap siswa SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017 terhadap
HIV/AIDS
 Mengetahui perilaku siswa SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017
terhadap HIV/AIDS

1.2.2 Tujuan khusus :


 Mengetahui faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam pengetahuan,
sikap, dan perilaku siswa SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017
terhadap HIV-AIDS

1.3 Rumusan Masalah


 Bagaimana pengetahuan siswa SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017 tentang
HIV-AIDS?
 Bagaimana sikap siswa SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017 terhadap HIV-
AIDS?
 Bagaimana perilaku siswa SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017 terhadap
orang terkena HIV-AIDS?
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi penulis:

 Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana


Kedokteran di Universitas Kristen KridaWacana
 Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian
mengenai masalah kesehatan
 Menambah wawasan mengenai peran pengetahuan terhadap
perilaku dalam pencegahan HIV/AIDS.

1.4.2 Bagi bidang akademik:


 Mengetahui tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS pada
remaja, sehingga dapat diberikan pelajaran mengenai
HIV/AIDS
 Memberikan pengetahuan mengenai tindakan preventif
terhadap terjadinya infeksi HIV/AIDS pada remaja.

1.4.3 Bagi pelayanan masyarakat:


 Memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai
banyaknya kejadian HIV/AIDS, sehingga masyarakat dapat
lebih sadar dan waspada terhadap HIV/AIDS.
 Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai
HIV/AIDS sehingga masyarakat dapat melakukan
pencegahan agar tidak terkena HIV/AIDS

1.4.4 Bagi pengembang penelitian:

 Mengetahui tingkat pengetahuan anak sekolah mengenai


HIV/AIDS agar dapat digunakan sebagai bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.5,6

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan


Seseorang dengan pengetahuan memiliki beberapa tingkatan,
diantaranya ialah:5,6,7

1. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah


dipelajari sebelumnya dan merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, mendatakan dan lain sebagainya.
2. Memahami (comprehension) diartikan sebagai kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
mengintepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application) diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
penggunaan hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks
lain.
4. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata-kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis) merupakan suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru atau dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun,
merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian
didasarkan pada kriteria tertentu.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 5,6,7


Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pendidikan,
pengalaman, usia, status ekonomi, dan informasi atau media massa. Berikut
ialah penjabarannya:

1. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan


kemampuan di dalam dan di luar sekolah serta berlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin mudah orang tersebut menerima
informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung
untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media
massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat
kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal,
akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua
aspek yaitu aspek positif dan negatif. Jadi walaupun mahasiwi
kedokteran memiliki tingkat pendidikan yang sama, kedua aspek
tersebut yang akan menentukan sikap. Semakin banyak aspek positif dari
obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap
obyek tersebut.
2. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu. Pengalaman akan memperkuat kemampuan dalam melakukan
sebuah tindakan (keterampilan).
3. Usia. Semakin tua usia semakin bijaksana karena semakin banyak
informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan
sehingga menambah pengetahuannya.
4. Status ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas
yang diperlukan untuk kegiatan tertentu. Semakin tinggi status ekonomi,
semakin mudahnya seseorang mengikuti berbagai seminar kesehatan
sehingga pengetahuan meningkat.
5. Informasi atau media massa adalah media yang secara khusus didesain
untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media
massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah. Semakin besar akses
seseorang terhadap media massa, semakin besar juga pengetahuannya.

2.2. Sikap
2.2.1 Definisi Sikap
Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan
untuk berespons (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek
atau situasi tertentu. Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologi
sosial (dikutip oleh Notoadmojo) menyatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan
suatu perilaku.6
2.2.2 Tingkatan Sikap
Sama halnya dengan pengetahuan, sikap memiliki beberapa
tingkatan, yaitu:6

1. Menerima (receiving) adalah mau dan memperhatikan stimulus


yang diberikan.
2. Merespon (responding) adalah memberikan jawaban jika
ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
3. Menghargai (valuing) adalah mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap
suatu masalah.
4. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resikonya.
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi sikap
Faktor yang mempengaruhi sikap yaitu:6

a. Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap


apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat.
Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Individu pada
umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau
searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
c. Media massa. Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau
media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual
disampaikan secara obyektif berpengaruh terhadap sikap
konsumennya.
d. Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Konsep moral dan
ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat
menentukan sistem kepercayaan.Tidaklah mengherankan apabila
pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.Seorang
yang berpendidikan tinggi kebanyakan memiliki sikap yang lebih
baik dibanding pendidikan rendah.
e. Faktor emosional. Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan
pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai sebagai
semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego. Seseorang yang sedang emosi akan
mempengaruhi sikapnya.
2.3 Perilaku
2.3.1 Definisi Perilaku

Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme, baik


dapat diamati secara langsung maupun secara tidak langsung. Green et
al. dalam Notoadmojo menyebutkan perilaku adalah suatu tindakan
yang mempunyai frekuensi, lama dan tujuan khusus. Perilaku dari
pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya
adalah suatu aktivitas daripada manusia itu sendiri. Pandangan
behavioristik mengatakan bahwa perilaku sebagai respon terhadap
stimulus, akan sangat ditentukan oleh keadaan stimulusnya, dan
individu atau organisme seakan-akan tidak mempunyai kemampuan
untuk menentukan perilakunya.8 Hubungan stimulus dan respon
seakan-akan bersifat mekanistis. Pandangan kognitif mengenai
perilaku, yaitu bahwa perilaku individu merupakan respon dari
stimulus, namun dalam diri individu itu ada kemampuan untuk
menentukan perilaku yang diambilnya.9
Perilaku ditentukan oleh individu yang meliputi motif, nilai-
nilai, dan sikap yang saling berinteraksi dengan lingkungan.Perilaku
dipengaruhi oleh faktor kognitif (pengetahuan) dan afektif (sikap).
Faktor kognitif merupakan pengetahuan seseorang tentang sesuatu dan
afektif merupakan sikap seseorang tentang sesuatu.9
Bentuk perilaku manusia terdiri dari perilaku yang tidak
tampak/terselubung (convert behavior) dan perilaku yang tampak
(overt behavior).Perilaku yang tidak tampak dapat berupa berpikir,
tanggapan, sikap, persepsi, emosi, pengetahuan, dan lain
sebagainya.Sedangkan perilaku yang tampak misalnya berjalan,
berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya.Perilaku dan
gejala perilaku yang tampak pada kegiatan dipengaruhi baik faktor
intern maupun ekstren. Termasuk faktor intern adalah pengetahuan,
kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan lain sebagainya yang
berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Sedangkan faktor
ekstren meliputi lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik,
seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, budaya dan lain sebagainya.9
Menurut Notoatmodjo perilaku kesehatan pada dasarnya
adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan serta lingkungan. Adapun perilaku kesehatan mencakup :8
a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit. Perilaku ini
sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
1) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan (health promotion behavior), misalnya makan
makanan yang bergizi, olah raga dan sebagainya.
2) Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior)
adalah respon untuk melakukan pencegah penyakit. Misalnya
: tidak minum kopi, tidak minum beralkohol, tidak makan
berlemak, menghentikan kebiasaan merokok dan sebagainya.
3) Perilaku sehubungan dengan pencarian bantuan pengobatan
(health seeking behavior), yaitu perilaku untuk melakukan
atau mencari pengobatan. Misalnya : usaha-usaha mengobati
sendiri penyakitnya, atau mencari pengobatan ke fasilitas-
fasilitas kesehatan modern (rumah sakit, mantri, dokter
praktek dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatan
tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).
4) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health
rehabilitation behavior) yaitu perilaku yang berhubungan
dengan usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari
suatupenyakit. Misalnya melakukan diet (rendah lemak,
rendah garam), mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam
rangka pemulihan kesehatannya.8
b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respon
seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem
pelayanan kesehatan modern ataupun tradisional.
c. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yaitu respon
seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi
kehidupan.
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health
behavior) adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai
determinan kesehatan manusia.

Menurut Bogardus dikutip oleh Azwar menyatakan bahwa


Perilaku merupakan suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
objek dengan cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang
dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan
cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang
menghendaki adanya respons. 10
Manifestasi perilaku itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Perilaku merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan
bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Dapat diartikan juga
Perilaku adalah kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi, dan
merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Perilaku
bukanlah perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk
berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek perilaku. Perilaku
relatif lebih menetap atau jarang mengalami perubahan.10

2.4 Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immuno Deficiency Syndrome


Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah
sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya
sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi Human Immunodeficiency
Virus (HIV). Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus
yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena
virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah
terkena rumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat
laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan.11,12,13
Perjalanan klinis pasien dari tahap terinfeksi HIV sampai tahap
AIDS sejalan dengan penurunan derajat imunitas pasien, terutama
imunitas seluler. Penurunan imunitas biasanya diikuti oleh adanya
peningkatan risiko dan derajat keparahan infeksi oportunistik serta
penyakit keganasan. Terjadinya penurunan imunitas dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor yang perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan
adalah stressor psikososial. Reaksi pertama kali yang ditunjukkan setelah
seseorang didiagnosis mengidap HIV adalah penolakan dan terkejut/syok
atau tidak percaya. Pasien beranggapan bahwa sudah tidak ada harapan
lagi dan HIV merupakan penderitaan sepanjang hidup mereka.14
Insidensi infeksi HIV-AIDS secara global cenderung semakin
meningkat dan disertai berbagai koinfeksi yang mengakibatkan mortalitas
penderita. Insidensi infeksi HIV-AIDS bagaikan fenomena gunung es
yang hanya tampak puncaknya saja pada permukaan air laut, yaitu hanya
sebagian kecil kasus yang teridentifikasi dan dapat penanganan tenaga
kesehatan.1
Beberapa fakta global mengenai anak dan HIV yang diungkapkan
oleh UNAIDS, terdapat kurang lebih 3,2 juta anak hidup dengan HIV; 240
ribu anak terinfeksi baru; 190 ribu anak meninggal karena AIDS; 660 anak
terinfeksi HIV setiap harinya; 530 anak meninggal karena AIDS setiap
harinya dan baru 24% anak dengan HIV yang mendapatkan terapi
ARV.3* Di Indonesia, data dari Kemenkes RI Triwulan I Tahun 2015,
anak yang terinfeksi HIV yang dilaporkan menurut kelompok umur dari
tahun 2010 hingga 2014 cenderung mengalami kenaikan. Jumlah anak
yang terinfeksi pada tahun 2010 sebanyak 795 anak, kemudian pada tahun
2013 mencapai 1075 anak dan pada tahun 2014 mencapai hingga 1388
anak.4
Di Indonesia, kelompok yang rentan terhadap pengabaian hak-hak
kesehatan reproduksi adalah remaja. Padahal usia remaja adalah usia di
mana organ reproduksi rentan terhadap infeksi saluran reproduksi,
kehamilan, dan penggunaan obat-obatan.2 Sikap dan perilaku masyarakat
modern dewasa ini cenderung menganut pola hidup seks bebas yang
akibatnya insidensi infeksi menular seksual (IMS) dan infeksi HIV-AIDS
semakin meningkat. Wanita penjaja seksual (WPS) juga merupakan salah
satu kelompok risiko tinggi terkena infeksi HIV-AIDS sebagai risiko
profesi mereka. WPS berisiko tinggi terinfeksi HIV akibat perilaku sering
berganti-ganti pasangan seksual terutama bila melakukan seks tidak aman
tanpa menggunakan kondom.1
Situasi berisiko lain yang ikut menyuburkan terjadinya perilaku
berisiko adalah masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang
cara penularan AIDS (aspek kemiskinan pengetahuan). Situasi ini dapat
dilihat dari masih berkembangnya stigma dan persepsi salah tentang cara
penularan HIV yang berakibat pada pengucilan pengidap HIV. Masih
berkembangnya sikap masyarakat yang hanya menyalahkan kelompok
tertentu (denial attitude) sebagai sumber penularan HIV di masyarakat
juga merupakan indikator masih rendahnya kesadaran masyarakat akan
masalah HIV/AIDS. Kemiskinan iman dan kemiskinan ekonomi adalah
situasi yang juga ikut mendorong berkembangnya masyarakat yang “serba
boleh” (permissive society) terutama di bidang seksual. Peningkatan
mobilitas penduduk dari desa ke kota, karena migrasi atau kemajuan
transporasi, juga merupakan situasi yang ikut mempercepat penularan HIV
di masyarakat.15
Meskipun belum ada data yang akurat, beberapa faktor sisiko
penularan HIV (situasi dan perilaku) yang berkembang di masyarakat
patut di waspadai karena kemungkinan akan menjadi pemicu ledakan HIV
di Indonesia.15 HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan
melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa)
atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti
darah, air mani, cairan vagina, cairan presemmal, dan air susu ibu.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun
oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan
bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak
lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.13,14 Di Indonesia, penularan
HIV/AIDS paling banyak melalui hubungan seksual yang tidak aman serta
melalui jarum suntik (bagi pecandu narkoba).2
Angka penderita HIV/AIDS semakin meningkat tahun demi tahun.
Jumlah itu belum termasuk kepada orang-orang yang tidak terdeteksi. Hal
ini disebabkan keluarga atau orang yang bersangkutan menutup diri dari
lingkungan. Kita tidak bisa mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV
atau tidak tanpa melakukan tes HIV/AIDS lewat pemeriksaan darah orang
yang bersangkutan. Pemeriksaan ini sama seperti pemeriksaan imunologik
lainnya yakni untuk mengetahui kadar antibody seseorang terhadap kuman
HIV penyebab AIDS.16
Di Indonesia, pemeriksaan HIV yang dilakukan di laboratorium
biasanya menggunakan tiga jenis reagen (bahan laboratorium untuk
menunjang pemeriksaan). Pemeriksaan bisa dilakukan dengan cara tes
elisa, tes western blot, dan tes dipstick. Tes western blot biasanya
mempunyai nilai spesivisitas (keakuratan) lebih tinggi di banding dua tes
yang lain.16
Cara yang paling aman untuk menghindari terinfeksi HIV dan
terkena AIDS adalah melakukan hubungan seksual dengan pasangan tetap
(tidak berganti-ganti pasangan seksual), hindari hubungan seksual diluar
nikah, gunakan kondom jika melakukan hubungan seksual berisiko tinggi
seperti dengan pekerja seks komersial, sedapat mungkin hindari transfuse
darah yang tidak jelas sumber asalnya, serta gunakan alat-alat medis dan
nonmedis yang terjamin steril.2
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-
orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan
kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang
biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang
dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS.
HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga
berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma kaposi, kanker leher
rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.12 Biasanya
penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam,
berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar,
kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi
oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada
tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat
hidup pasien.11
BAB III
KERANGKA DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan


menggunakan metode study cross-sectional dengan pendekatan secara
deskriptif yang berupa penelitian non eksperimental. Desain ini digunakan
karena mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variabel –
variabelnya dilakukan hanya satu kali dan pada satu saat yang sama. Jadi pada
desain ini nilai yang diukur bedasarkan keadaan atau statusnya pada waktu
observasi, sehingga pada desain cross sectional tidak ada prosedur tindak
lanjut.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Pengambilan sampel penelitian dan pengisian kuisioner dilakukan pada bulan


November 2016 di SMAN 78 Kemanggisan, Jakarta Barat.

3.3 Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


dengan menggunakan data primer. Data primer merupakan sumber data
yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).
Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau
kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau
kegiatan, dan hasil pengujian. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuisioner. Pengisian kuisioner oleh subjek penelitian (sp)
dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sp. Pengumpulan data pada
penelitian ini dilakukan melalui pemberian kuesioner kepada siswa SMAN
78 tahun ajaran 2016/2017.
3.4 Alur Penelitian

Penyusunan proposal
penelitian

Penyusunan kuisioner Pengumpulan


dan lembar informed Pencarian sekolah untuk proposal dan
consent dilakukan penelitian pengujian proposal
(SMAN 78) oleh dokter

Pengisian validitas Pengurusan izin dan


kuesioner oleh dokter etik penelitian
pembimbing (SpKK)

Pengambilan data sampel


dengan menyeleksi subjek
penelitian berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi

Penyerahan kuisioner ke SMAN


78

Pengisian kuesioner oleh subjek


penelitian

Pengumpulan data sampel

Analisis data sampel

Penyusunan laporan penelitian


(Skripsi)
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 78 tahun ajaran


2016/2017 yang bersedia menjadi responden.

3.5.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode simple


random sampling. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa
SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017. Jumlah sampel tersebut
menggunakan rumus sampel berdasarkan data prevalensi yang tidak
diketahui sebelumnya di SMAN 78, Kemanggisan, dengan
menggunakan rumus:

n= Zα2 x P x Q
d2

Keterangan :

Zα = derifat baku alfa (untuk penelitian ini nilai Z=1,960 untuk α=5%)

P = proporsi kategori variable yang diteliti (P =0,5)

Q = 1- P (1 - 0,5 = 0,5)

d = presisi 10%

Karena belum ada data penelitian sebelumnya di SMAN 78,


Kemanggisan, maka peneliti menetapkan nilai P (pravelensi) sebesar
50% karena perkalian P x Q akan maksimal jika nilai P = 50%.
Sehingga nilai Q (derajat kepercayaan) adalah 1- P. Nilai α sebesar 5%
sehingga nilai Zα = 1,96 dengan nilai presisi (d) 10%. Dengan
demikian, besar sampel yang digunakan adalah :
n = Zα2 x P x Q

d2

= (1,96)2 x 0,5 x 0,5 = 96,04 (dibulatkan jadi 97)

0,102

Jadi, jumlah subjek penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini mencapai
97 orang.

3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.6.1 Kriteria Inklusi

- Siswa SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017

- Bersedia mengisi kuesioner atau bersedia menjadi responden

3.6.2 Kriteria Eksklusi

- Siswa SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017 yang tidak bersedia menjadi


responden

- Siswa SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017 yang karena alasan apapun


tidak mengikuti pengambilan data setelah minimal 3 kali permintaan,
karena dapat menghambat kelancaran jalannya penelitian.

3.7 Alat, Bahan, dan Cara Penelitian

3.7.1 Alat dan Bahan Penelitian

Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan dalam


penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner.

3.7.2 Cara Kerja

Peneliti akan memberikan kuisioner kepada siswa SMAN 78


tahun ajaran 2015/2016 secara acak (menggunakan metode simple
random sampling). Siswa akan mengisi kuisioner berdasarkan dari apa
yang mereka ketahui mengenai HIV/AIDS, sehingga peneliti dapat
mengetahui respon siswa SMAN 78 mengenai HIV/AIDS berdasarkan
dari tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa SMAN 78.

Seluruh data yang terkumpul akan diolah melalui tahap-tahap


sebagai berikut. Sebelum data dimasukkan ke komputer, setiap
variabel yang telah diteliti diberi kode untuk memudahkan dalam
pengolahan selanjutnya (mengkode data (data coding)).Data yang
telah dikumpulkan diperiksa kelengkapannya terlebih dahulu, yaitu
kelengkapan jawaban kuesioner, konsistensi atas jawaban dan
kesalahan jawaban pada kuesioner. Data ini merupakan data input
utama untuk penelitian ini (menyunting data (data editing)). Setelah
dilakukan penyuntingan data, kemudian memasukkan data (data entry)
dari hasil kuesioner yang sudah di berikan kode pada masing-masing
variabel. Setelah itu dilakukan analisis data dengan memasukan data-
data tersebut dengan software statistik untuk dilakukan analisis
univariat (untuk mengetahui gambaran secara umum). Tahap terakhir
yaitu pengecekkan kembali data yang telah dimasukkan untuk
memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan
demikian data tersebut telah siap untuk dianalis (membersihkan data
(data cleaning)).

3.8 Variabel Penelitian

- Variabel terikat : HIV/AIDS

- Variabel bebas : Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

3.9 Analisis Data


Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, yaitu
menganalisis data untuk mengetahui distribusi frekuensi pada tiap variabel
dalam penelitian. Dalam penelitian deskriptif ini, data dari hasil penelitian
yang merupakan jawaban responden terhadap pertanyaan dalam kuesioner
dianalisis secara diskriptif (gambaran nyata) yang digunakan untuk
mengetahui besarnya presentase keberadaanya di dalam populasi.11
3.10 Parameter yang diperiksa

 Pengetahuan
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi pengetahuan
siswa SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017 mengenai pengertian, penyebab,
efek, serta pencegahan terhadap HIV-AIDS. Kriteria:

Baik: Nilai = 75%-100%

Cukup: Nilai = 60%-75%

Kurang : Nilai = < 60%

 Sikap
Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah respon atau
tanggapan yang diberikan siswa SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017
mengenai HIV/AIDS. Kriteria:

Positif: Nilai = 50% - 100%

Negatif: Nilai = < 50%

 Perilaku
Perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana perilaku
siswa SMAN 78 tahun ajaran 2016/2017 terhadap pencegahan HIV/AIDS.
Kriteria:

Baik : Nilai = 70% - 100%

Cukup : Nilai = 50 - 69%

Kurang : Nilai = < 50%


3.11 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

3.11.1 Kerangka Teori

Sikap HIV/AIDS

Jenis Usia
Pengetahuan
Kelamin
HIV/AIDS
Sumber
Agama Informasi
Perilaku
Pendidikan
HIV/AIDS
(kelas)

3.11.2 Kerangka Konsep

Pengetahuan

Sikap

Perilaku HIV/AIDS

Pendidikan (kelas)

Sumber Informasi
3.12 Dana Penelitian

Fotokopi lembar kuesioner = Rp. 150.000;


Bulpen (2 kotak) = Rp. 50.000;
Souvenir untuk responden = Rp. 200.000;
Transportasi = Rp. 50.000;
Total = Rp. 450.000;

3.13 Jadwal Penelitian

Bulan (Tahun 2016)


No Kegiatan
Sept Okt Nov Des Jan Feb

1 Studi pustaka ü ü

Persiapan alat dan


2 ü
bahan penelitian

3 Penelitian ü ü

4 Penulisan ü ü

3.14 Definisi Operasional

Sesuai fokus kajian dan tujuan penelitian, deskripsi fokus penelitian akan
disusun berdasarkan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa SMAN 78 tahun
ajaran 2016/2017 mengenai HIV/AIDS. Sebagai pedoman awal untuk
pengumpulan informasi sesuai fokus penelitian, digunakan defenisi yang
dikembangkan seperti uraian dibawah ini.
Variabel Definisi Operasional
HIV (Human Suatu virus yang menyerang sistem kekebalan
Immunodeficiency Virus) tubuh manusia, yaitu sistem yang melindungi
tubuh terhadap infeksi.
AIDS ( Acquired Immuno Sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang
Deficiency Syndrome) timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.

Pengetahuan Informasi atau maklumat yang diketahui atau


disadari oleh seseorang.

Sikap Pernyataan evaluatif terhadap objek, orang


atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan
seseorang terhadap sesuatu.

Perilaku Tindakan atau aktivitas dari manusia itu


sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas.
Siswa Komponen masukan dalam sistem pendidikan,
yang selanjutnya diproses dalam proses
pendidikan, sehingga menjadi manusia yang
berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
Sekolah Sebuah lembaga yang dirancang untuk
pengajaran siswa/murid di bawah pengawasan
guru.

Penularan Proses terjangkitnya virus dari satu individu


terhadap individu lainnya yang disebabkan
adanya kontak langsung maupun tidak
langsung diantara kedua individu tersebut.
Tempat Tinggal Tempat Tinggal adalah rumah ataupun
bangunan untuk menetap responden dalam
beraktifitas selain di universitas.

Internet Jaringan atau sistem pada jaringan komputer


yang saling berhubungan (terhubung) dengan
menggunakan System Global Transmission
Control Protocol/Internet Protocol Suite
(TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket
(packet switching communication protocol)
untuk melayani miliaran pengguna di seluruh
dunia.
Majalah Salah satu media informasi cetak yang terbit
perminggu, perbulan ataupun pertahun.

Surat Kabar Salah satu media informasi cetak yang terbit


setiap hari

Televisi Salah satu media informasi elektronik yang


menampilkan suara dan gambar hidup yang
bergerak.
Radio Salah satu media informasi elektronik yang
memperdengarkan suara melalui gelombang
elektromagnetik.
Petugas Kesehatan Semua orang yang bekerja dan beraktifitas
untuk tujuan menyehatkan orang lain mulai
dari pencegahan sampai pada pengobatan.

Poster/selebaran Media informasi cetak yang menampilkan


gambar- gambar yang dapat menarik perhatian
orang yang melihat gambar dan informasi
yang terkandung di dalamnya.
Sakit Berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian
tubuh karena menderita sesuatu (demam, sakit
perut, dan sebagainya)
Virus Parasit berukuran mikroskopik yang
menginfeksi sel organisme biologis.
Narkoba Singkatan dari narkotika dan obat/bahan
berbahaya
Kondom Untuk pria merupakan salah satu alat
kontrasepsi yang banyak dipilih karena praktis
dan mudah diperoleh. Jika digunakan dengan
tepat, kondom dapat mencegah kehamilan
sekaligus melindungi dari infeksi menular
seksual (IMS)
PSK Para pekerja yang bertugas melayani aktivitas
seksual dengan tujuan untuk mendapatkan
upah atau imbalan dari yang telah memakai
jasa mereka tersebut
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Adapun gambaran karakteristik siswa SMAN 78 berdasarkan umur,
kelas, jenis kelamin, dan agama.
a. Umur Subjek Penelitian
Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur
Umur Jumlah (orang) Persentase (%)
14 tahun 6 6,2
15 tahun 24 24,7
16 tahun 48 49,5
17 tahun 18 28,6
18 tahun 1 1,0
Total 97 100

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa sebagian


besar umur sp yaitu berusia 16 tahun sebanyak 48 orang (49,5%)
dan sebagian kecil responden yaitu berusia 18 tahun sebanyak 1
orang (1,0%). Selain itu, responden yang berusia 14 tahun
sebanyak 6 orang (6,2%), responden yang berusia 15 tahun
sebanyak 24 orang (24,7%), dan responden yang berusia 17 tahun
sebanyak 18 orang (28,6%).

b. Kelas
Tabel 4.2 Distribusi Kelas
Kelas Jumlah (orang) Persentase (%)
10 (1 SMA) 29 29,9
11 (2 SMA) 47 48,5
12 (3 SMA) 21 21,6
Total 97 100

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sp dari kelas 10 (1


SMA) sebanyak 29 orang (29,9%), dari kelas 11 (2 SMA) 47 orang
(48,5%), dan dari kelas 12 (3 SMA) sebanyak 21 orang (21,6%).

c. Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Karakteristik Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Laki-Laki 38 39,2
Perempuan 59 60,8
Total 97 100

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa jumlah sp


laki-laki sebanyak 38 orang (39,2%) dan sp perempuan sebanyak
59 orang (60,8%).

d. Agama
Tabel 4.4 Karakteristik Agama
Agama Jumlah (orang) Persentase (%)
Islam 67 69,1
Katolik 8 8,2
Kristen 18 18,6
Buddha 4 4,1
Total 97 100
Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui bahwa sebagian
besar sp beragama Islam yaitu sebanyak 67 orang (69,1%), dan
sebagian kecil sp beragama Buddha sebanyak 4 orang (4,1%).
Selain itu, terdapat juga sp yang beragama Katolik sebanyak 8
orang (8,2%) dan sp yang beragama Kristen sebanyak 18 orang
(18,6%).

4.1.2 Pengetahuan
Tabel 4.5 Pengetahuan siswa SMAN 78 mengenai HIV/AIDS
Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)
Baik 96 99,0
Cukup 1 1,0
Kurang 0 0
Total 97 100

Pengetahuan siswa SMAN 78 mengenai HIV/AIDS diperoleh


dari 8 pertanyaan. Kemudian dilakukan skoring terhadap pertanyaan-
pertanyaan tersebut. Skor 2 diberikan untuk jawaban yang benar, skor
1 diberikan untuk jawaban yang salah dan skor 0 untuk yang tidak
menjawab. Sehingga jika seluruh jawaban benar maka total skornya
adalah 16. Setelah dilakukan skoring kemudian dilakukan
pengkategorian terhadap skor, yaitu kategori baik jika total skor yang
didapat 75%-100%, kategori cukup jika total skor yang didapat 60%-
75%, dan katogeri kurang jika total skor yang didapat <60%.
Pengkategorian ini didasarkan pada nilai rata-rata dan nilai tengah dari
hasil skoring perilaku seluruh responden. Pada penelitian
menunjukkan sebanyak 96 orang (99%) memiliki pengetahuan yang
baik mengenai HIV/AIDS dan 1 orang (1%) memiliki pengetahuan
cukup mengenai HIV/AIDS. Data ini dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.6 Apakah anda pernah mengetahui atau
mendengar tentang HIV/AIDS
Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)
Ya 97 100
Tidak 0 0
Tidak tahu 0 0
Total 97 100

Semua sp pernah mengetahui atau mendengar tentang


HIV/AIDS yaitu sebanyak 97 orang (100%). Data ini dapat di lihat
pada tabel 4.6.

Tabel 4.7 Sumber informasi HIV/AIDS


Media Informasi Jumlah (orang) Persentase (%)
Majalah 6 6,2
Surat Kabar 4 4,1
Televisi 24 24,7
Radio 1 1
Internet 38 39,2
Petugas Kesehatan 6 6,2
Anggota Keluarga 3 3,1
Teman 4 4,1
Poster 4 4,1
Lain-lain 7 7,2
Total 97 100

Siswa SMAN 78 mendapatkan informasi mengenai


HIV/AIDS dari berbagai macam media, dimana paling banyak adalah
melalui internet yaitu sebanyak 38 orang (39,2%). Selain itu siswa
SMAN 78 mendapatkan informasi mengenai HIV/AIDS melalui
televisi sebanyak 24 orang (24,7%), lain-lain (pelajaran sekolah)
sebanyak 7 orang (7,2%), melalui majalah sebanyak 6 orang (6,2%),
melalui petugas kesehatan sebanyak 6 orang (6,2%), melalui surat
kabar sebanyak 4 orang (4,1%), melalui teman sebanyak 4 orang
(4,1%), melalui poster sebanyak 4 orang (4,1%), melalui anggota
keluarga sebanyak 3 orang (3,1%), dan melalui radio sebanyak 1
orang (1%). Data ini dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.8 Apakah HIV/AIDS merupakan penyakit menular


Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)
Ya 97 100
Tidak 0 0
Tidak tahu 0 0
Total 97 100

Sebagian besar siswa SMAN 78 menjawab bahwa HIV/AIDS


merupakan penyakit menular yaitu sebanyak 97 orang (100%). Data
ini dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.9 Pengetahuan sp tentang penularan HIV/AIDS


Penularan Jumlah (orang) Persentase (%)
Hubungan seks 59 60,8
Air liur 7 7,2
Jarum suntik 26 26,8
Pakaian bersama 2 2,1
Ciuman pipi 1 1
Gigitan nyamuk 2 2,1
Total 97 100

Pengetahuan siswa SMAN 78 mengenai penularan HIV/AIDS


dapat dilihat di tabel 4.9, dimana siswa yang menjawab penularan
HIV/AIDS melalui hubungan seks sebanyak 59 orang (60,8%),
melalui air liur sebanyak 7 orang (7%), melalui jarum suntik sebanyak
26 orang (26,8%), melalui penggunaan pakaian bersama sebanyak 2
orang (2,1%), melalui ciuman pipi sebanyak 1 orang (1%), melalui
gigitan nyamuk sebanyak 2 orang (2,1%).

Tabel 4.10 Apakah HIV dan AIDS merupakan hal yang sama
Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)
Berbeda. HIV 95 97,9
merupakan nama
virus sedangkan
AIDS adalah
kumpulan gejala
Berbeda, HIV 2 2.1
merupakan
kumpulan gejala
sedangkan AIDS
adalah nama virus
Total 97 100

Sebagian besar siswa SMAN 78 mengatakan bahwa HIV dan


AIDS berbeda. Siswa yang mengatakan bahwa HIV merupakan nama
virus sedangkan AIDS adalah kumpulan gejala sebanyak 95 orang
(97,9%). Siswa yang mengatakan bahwa HIV merupakan kumpulan
gejala sedangkan AIDS adalah nama virus sebanyak 2 orang (2,1%).
Data ini dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.11 Apakah penularan HIV/AIDS dapat dicegah


Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)
Ya 93 95,9
Tidak 2 2,1
Tidak tahu 2 2,1
Total 97 100

Sebagian besar sp mengatakan bahwa penularan HIV/AIDS


dapat dicegah yaitu sebanyak 93 orang (95,9%). Subjek penelitian
yang mengatakan bahwa penularan HIV/AIDS tidak dapat dicegah
sebanyak 2 orang (2,1%), dan sp yang tidak tahu apakah penularan
HIV/AIDS dapat dicegah atau tidak sebanyak 2 orang (2,1%). Data ini
dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.12 Pengetahuan sp tentang cara pencegahan HIV/AIDS


Pencegahan Jumlah (orang) Persentase (%)
Istirahat yang cukup 1 1
Jaga kesehatan 8 8,2
Uji darah donor 32 33,3
Hubungan seks sehat 47 48,5
Tidak tahu 8 8,2
Tidak menjawab 1 1
Total 97 100

Pengetahuan siswa SMAN 78 mengenai cara pencegahan


HIV/AIDS dapat dilihat di tabel 4.12, dimana siswa yang menjawab
dengan hubungan seks yang sehat sebanyak 47 orang (48,5%),
melakukan uji darah donor sebanyak 32 orang (32%), menjaga
kesehatan sebanyak 8 orang (8,2%), istirahat cukup sebanyak 1 orang
(1%). Serta terdapat 8 orang (8,2%) yang tidak tahu dan 1 orang (1%)
yang tidak menjawab.

Tabel 4.13 Apakah penderita HIV/AIDS dapat sembuh


Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)
Ya 19 19,6
Tidak 47 48,5
Tidak tahu 30 30,9
Tidak menjawab 1 1,0
Total 97 100

Sebagian besar sp mengatakan bahwa penderita HIV/AIDS


tidak dapat sembuh yaitu sebanyak 47 orang (48,5%). Subjek
penelitian yang berpendapat bahwa penderita HIV/AIDS dapat
sembuh sebanyak 19 orang (19,6%). Subjek penelitian yang tidak
mengetahui apakah penderita HIV/AIDS dapat sembuh atau tidak
sebanyak 30 orang (30,9%) dan sp yang tidak menjawab sebanyak 1
orang (1%). Data ini dapat dilihat pada tabel4.13.

Tabel 4.14 Distribusi pengetahuan siswa SMAN 78 kelas 10


Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)
Baik 29 100
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Total 29 100

Pengetahuan siswa SMAN 78 mengenai HIV/AIDS


berdasarkan kelas, diperoleh hasil bahwa di kelas 10 (1 SMA)
sebanyak 29 orang (100%) yang memiliki pengetahuan baik. Data ini
dapat dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.15 Distribusi pengetahuan siswa SMAN 78 kelas 11


Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)
Baik 46 97,9
Cukup 1 2,1
Kurang 0 0
Total 47 100
Siswa kelas 11 (2 SMA) yang memiliki pengetahuan baik sebanyak
46 orang (97,9%) dan pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (2,1%). Data ini
dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.16 Distribusi pengetahuan siswa SMAN 78 kelas 12


Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)
Baik 21 100
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Total 47 100

Pada siswa kelas 12 (3 SMA) sebanyak 21 orang (100%) memiliki


pengetahuan baik mengenai HIV/AIDS. Data ini dapat dilihat pada tabel
4.16

4.1.3 Sikap
Tabel 4.17 Distribusi Sikap Siswa SMAN 78 Mengenai HIV/AIDS
Sikap Jumlah (orang) Persentase (%)
Positif 97 100
Negatif 0 0
Total 97 100

Sikap siswa SMAN 78 mengenai HIV/AIDS diperoleh dari 6


pertanyaan. Setiap pertanyaan diberi skor 2 apabila responden
menjawab pertanyaan dengan benar/respon positif, skor 1 apabila
responden menjawab pertanyaan dengan salah/respon negatif, dan
skor 0 bila responden tidak menjawab pertanyaan yang diberikan. Dari
skor yang diperoleh, kemudian dilakukan pengkategorian, yaitu
kategori positif bila skor yang diperoleh 50%-100% dan kategori
negatif bila skornya < 50%. Pengkategorian ini didasarkan pada nilai
rata-rata dan nilai tengah dari hasil skoring perilaku seluruh responden
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 97 orang (100%)
memiliki sikap yang baik/respon yang positif terhadap HIV/AIDS.
Data ini dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.18 Distribusi Sikap Siswa SMAN 78 Terhadap Penderita HIV


Sikap Jumlah (orang) Persentase (%)
Menjauhi 8 8,2
Mengucilkan 3 3,1
Tetap berteman 75 77,3
Tidak mau berbagi 4 4,1
Lain-lain 7 7,2
Total 97 100

Sikap siswa SMAN 78 terhadap penderita HIV/AIDS secara


garis besar yaitu siswa yang ingin tetap berteman dengan penderita
HIV/AIDS sebanyak 75 orang (77,3%), siswa yang mengucilkan
sebanyak 3 orang (3,1%), siswa yang menjauhi penderita HIV/AIDS
sebanyak 8 orang (8,2%), siswa yang tidak ingin berbagi
makanan/minuman pada penderita HIV/AIDS sebanyak 4 orang
(4,1%), dan jawaban lainnya sebanyak 7 orang (7,2%). Data ini dapat
dilihat dalam tabel 4.18.

Tabel 4.19 Apakah penderita HIV/AIDS harus diisolasi


Sikap Jumlah (orang) Persentase (%)
Ya 16 16,5
Tidak 59 60,8
Tidak tahu 21 21,7
Tidak menjawab 1 1,0
Total 97 100

Sebagian besar sp mengatakan bahwa penderita HIV/AIDS


tidak harus diisolasi yaitu sebanyak 59 orang (60,8%). Subjek
penelitian yang mengatakan bahwa penderita HIV/AIDS perlu
diisolasi sebanyak 16 orang (16,5%). Subjek penelitian yang tidak
tahu sebanyak 21 orang (21,7%), dan sp yang tidak menjawab
sebanyak 1 orang (1%). Data ini dapat dilihat pada tabel 4.19.

Tabel 4.20 Apakah anda setuju jika penderita HIV/AIDS


perlu ditolong
Sikap Jumlah (orang) Persentase (%)
Ya 96 99,0
Tidak 1 1,0
Tidak tahu 0 0
Total 97 100

Sebagian besar sp setuju jika penderita HIV/AIDS perlu


ditolong yaitu sebanyak 96 orang (99%). Sebagian kecil sp yang tidak
setuju jika penderita HIV/AIDS perlu ditolong sebanyak 1 orang
(1%). Data ini dapat dilihat pada tabel 4.20.

Tabel 4.21 Apakah anda setuju jika kita harus membantu


penderita HIV/AIDS dalam memberikan semangat hidup
Sikap Jumlah (orang) Persentase (%)
Setuju 95 97,9
Tidak setuju 2 2,1
Tidak tahu 0 0
Total 97 100
Sebagian besar sp setuju jika kita harus membantu penderita
HIV/AIDS dalam memberikan semangat hidup yaitu sebanyak 95
orang (97,9%). Sebagian kecil sp yang tidak setuju jika kita harus
membantu penderita HIV/AIDS dalam memberikan semangat hidup
yaitu sebanyak 2 orang (2,1%). Data ini dapat dilihat pada tabel 4.21.

Tabel 4.22 Pendapat sp dalam menurunkan angka kejadian HIV/AIDS


Sikap Jumlah (orang) Persentase (%)
Setuju 93 95,9
Tidak Setuju 0 0
Tidak Tahu 4 4,1
Total 97 100

Sebagian besar siswa SMAN 78 setuju untuk menurunkan


angka kejadian HIV/AIDS yaitu sebanyak 93 orang (95,9%),
Sebagian kecil menjawab tidak tau yaitu sebesar 4 orang (4,1%).
Tidak terdapat responden yang tidak setuju dalam menurunkan angka
kejadian HIV/AIDS. Data ini dapat dilihat pada tabel 4.22.

Tabel 4.23 Cara sp dalam menurunkan angka kejadian HIV/AIDS


Sikap Jumlah (orang) Persentase (%)
Hubungan seks sehat 37 38,1
Tidak donor darah 3 3,1
Mengurangi pergaulan bebas 40 41,2
Menjaga kesehatan 11 11,3
Tidak tahu 4 4,1
Lain-lain 2 2,1
Total 97 100
Sikap siswa SMAN 78 dalam menurunkan angka kejadian
HIV/AIDS terdapat dalam tabel 4.23, dimana siswa yang menjawab
bahwa dengan melakukan hubungan seks yang sehat (tidak berganti-
ganti pasangan) dapat menurunkan angka kejadian HIV/AIDS
sebanyak 37 orang (38,1%), siswa yang menjawab untuk tidak
melakukan donor darah sebanyak 3 orang (3,1%), mengurangi
pergaulan bebas sebanyak 40 orang (41,2%), menjaga kesehatan
sebanyak 11 orang (11,3%), siswa yang tidak tahu sebanyak 4 orang
(4,1%) dan jawaban lainnya sebanyak 2 orang (2%).

4.1.4 Perilaku
Tabel 4.24 Distribusi Perilaku Siswa SMAN 78 Mengenai HIV/AIDS
Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)
Baik 94 96,9
Cukup 1 1
Kurang 2 2,1
Total 97 100

Perilaku siswa SMAN 78 mengenai HIV/AIDS diperoleh dari


13 pertanyaan mengenai keterkaitan dengan HIV/AIDS, konsumsi
narkoba, dan hubungan seksual. Skor 2 diberikan untuk jawaban yang
benar, skor 1 diberikan untuk jawaban yang salah, dan skor 0 bila
responden tidak menjawab. Setelah dilakukan skoring kemudian
dilakukan pengkategorian terhadap skor, yaitu kategori baik jika total
skor yang didapat 70%-100%, sedangkan katogeri cukup bila total
skor yang didapat 50-69%, dan kategori kurang jika total skor yang
didapat < 50%. Pengkategorian ini didasarkan pada nilai rata-rata dan
nilai tengah dari hasil skoring perilaku seluruh responden. Dari hasil
penelitan siswa yang memiliki perilaku baik sebanyak 94 orang
(96,9%), siswa yang memiliki perilaku cukup sebanyak 1 orang (1%),
dan siswa yang memiliki perilaku kurang sebanyak 2 orang (2,1%).
Data ini dapat dilihat pada tabel 4.24.
Tabel 4.25 Status HIV/AIDS subjek penelitian
Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)
Ya 0 0
Tidak 94 96,9
Tidak tahu 3 3,1
Total 97 100

Berdasarkan penelitian di SMAN 78, didapatkan bahwa


sebanyak 94 orang (96,9%) tidak menderita HIV/AIDS dan 3 orang
(3,1%) tidak tahu apakah mereka menderita HIV/AIDS atau tidak.
Data ini dapat di lihat pada tabel 4.25.

Tabel 4.26 Jika ya, bagaimana cara anda tertular HIV/AIDS


Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)
Hubungan seksual 0 0
yang tidak sehat
Penggunaan jarum 0 0
suntik secara bersama-
sama
Tidak tahu 2 2,1
Tidak menjawab 95 97,9
Total 97 100

Sebagian besar sp tidak menjawab pertanyaan mengenai cara


tertular HIV/AIDS sebanyak 95 orang (97,0%), sebagian kecil sp
mengatakan tidak tahu yaitu sebanyak 2 orang (2,1%). Data ini dapat
dilihat pada tabel 4.26.

Tabel 4.27 Distribusi Perilaku Penggunaan Narkoba di SMAN 78


Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)
Pernah 0 0
Tidak pernah 92 94,8
Tidak tahu 3 3,1
Tidak menjawab 2 2,1
Total 97 100

Berdasarkan penelitian, terdapat 92 orang (94,8%) yang tidak


pernah menggunakan narkoba dan terdapat 3 orang (3,1%) yang tidak tahu
apakah mereka pernah menggunakan narkoba atau tidak, dan terdapat 2
orang (2,1%) sp yang tidak menjawab. Data ini dapat dilihat pada tabel 4.27

Tabel 4.28 Jika pernah sejak kapan anda menggunakan narkoba


Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)
Tidak menjawab 97 100

Total 97 100

Berdasarkan data tabel 4.28, semua sp tidak menjawab


pertanyaan mengenai sejak kapan sp menggunakan narkoba, yaitu
sebanyak 97 orang (100%).

Tabel 4.29 Jika pernah, apakah sampai sekarang masih


menggunakan narkoba
Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)
Ya 0 0
Tidak 6 6,2
Tidak menjawab 91 93,8
Total 97 100

Sebagian besar sp tidak menjawab pertanyaan mengenai


apakah sampai sekarang masuk menggunakan narkoba, yaitu
sebanyak 91 orang (93,8%), dan sp yang menjawab tidak sebanyak 6
orang (6,2%). Data ini dapat dilihat pada tabel 4.29.
Tabel 4.30 Jika pernah, apa jenis narkoba yang anda gunakan
Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)
Tidak tahu 2 2,1
Tidak menjawab 95 97,9
Total 97 100

Berdasarkan tabel 4.30, sebagian besar sp tidak menjawab


pertanyaan mengenai jenis narkoba apa yang digunakan yaitu
sebanyak 95 orang (97,9%). Sebagian kecil sp yang menjawab tidak
tahu sebanyak 2 orang (2,1%).

Tabel 4.31 Distribusi Perilaku Hubungan Seksual Siswa SMAN 78


Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)
Pernah 0 0
Tidak pernah 95 97,9
Tidak tahu 2 2,1
Total 97 100

Berdasarkan penelitian, sebagian besar sp yaitu sebanyak 95 orang


(97,9%) tidak pernah melakukan hubungan seksual dan sebagian kecil sp
yaitu sebanyak 2 orang (2,1%) menjawab tidak tahu. Data ini dapat dilihat
pada tabel 4.31

Tabel 4.32 Jika pernah, dengan siapa anda melakukannya


Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)
Tidak menjawab 97 100
Total 97 100

Berdasarkan tabel 4.32, semua sp tidak menjawab pertanyaan


dengan siapa sp melakukan hubungan seksual yaitu sebanyak 97
orang (100%).
Tabel 4.33 Jika pernah, apakah anda sering berganti
pasangan dalam berhubungan seksual
Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)
Tidak menjawab 97 100
Total 97 100

Berdasarkan tabel 4.33, semua sp tidak menjawab pertanyaan


mengenai apakah anda sering berganti pasangan, yaitu sebanyak 97
orang (100%).

Tabel 4.34 Jika pernah, apakah anda menggunakan pengaman dalam


berhubungan seksual (kondom)
Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)
Tidak menjawab 97 100
Total 97 100

Berdasarkan tabel 4.34, semua sp tidak menjawab pertanyaan


apakah sp menggunakan pengaman dalam berhubungan seskual, yaitu
sebanyak 97 orang (100%).

Tabel 4.35 Apakah anda memiliki teman yang menderita


HIV/AIDS
Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)
Ya 1 1,0
Tidak 52 53,6
Tidak tahu 39 40,2
Tidak menjawab 5 5,2
Total 97 100

Sebagian besar sp menjawab tidak memiliki teman yang


menderita HIV/AIDS, yaitu sebanyak 52 orang (53,6%). Sebanyak 39
orang (40,2%) tidak tahu apakah sp memiliki teman yang menderita
HIV/AIDS atau tidak. Sebanyak 5 orang (5,2%) tidak menjawab
pertanyaan mengenai apakah sp memiliki teman yang menderita
HIV/AIDS atau tidak. Sebanyak 1 orang (1%) mengatakan bahwa sp
memiliki teman yang menderita HIV/AIDS. Data ini dapat dilihat
pada tabel 4.35.

Tabel 4.36 Jika ya, apa yang anda lakukan kepada teman yang
menderita HIV/AIDS tersebut
Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)
Menjauhi 2 2,1
Tetap berteman 12 12,4
Mengucilkan 2 2,1
Tidak ingin berbagi 1 1,0
Tidak tahu 2 2,1
Tidak menjawab 78 80,4
Total 97 100

Berdasarkan tabel 4.36, sebagian besar sp tidak menjawab


pertanyaan mengenai apa yang dilakukan kepada teman yang
menderita HIV/AIDS, yaitu sebanyak 78 orang (80,4%). Sebanyak 12
orang (12,4%) menjawab akan tetap berteman dengan teman yang
menderita HIV/AIDS. Terdapat sebanyak 2 orang (2,1%) yang
menjawab akan menjauhi teman yang menderita HIV/AIDS, terdapat
sebanyak 2 orang (2,1%) yang menjawab mengucilkan teman yang
menderita HIV/AIDS, terdapat 1 orang (1%) yang tidak ingin berbagi
dengan teman penderita HIV/AIDS, dan terdapat 2 orang (2,1%) yang
menjawab tidak tahu.

Tabel 4.37 Distribusi pengetahuan berdasarkan jenis kelamin


Jenis kelamin Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang Persentase (%)
Laki-laki 37 1 0 38
(%) 39,2
Perempuan 59 0 0 59
(%) 60,8
Total 96 1 0 97
99.0 1.0 0 100
Berdasarkan hasil pada tabel 4.37, sebagian besar perempuan
memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 59 orang (60,8%). Subjek
penelitian laki-laki memiliki pengetahuan baik sebanyak 37 orang
(38,2%) dan memiliki pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (1%).

Tabel 4.38 Distribusi sikap berdasarkan jenis kelamin


Jenis kelamin Sikap Jumlah
Positif Negatif Persentase (%)
Laki-laki 38 0 38
(%) 39,2
Perempuan 59 0 59
(%) 60,8
Total 97 0 97
100 0 100

Berdasarkan hasil tabel 4.38, sebagian besar sp perempuan


memiliki sikap positif yaitu sebanyak 59 orang (60,8%). Sebagian
besar sp laki-laki juga memiliki sikap positif yaitu sebanyak 38 orang
(39,2%).

Tabel 4.39 Distribusi perilaku berdasarkan jenis kelamin


Jenis kelamin Perilaku Jumlah
Baik Cukup Kurang Persentase
(%)
Laki-laki 37 1 0 38
(%) 39,2
Perempuan 57 0 2 59
(%) 60,8
Total 94 1 2 97
96.9 1.0 2.1 100

Berdasarkan hasil tabel 4.39, sebagian besar perempuan


memiliki perilaku baik yaitu sebanyak 57 orang (58,7%) dan sebagian
kecil perempuan memiliki perilaku kurang yaitu sebanyak 2 orang
(2,1%). Sebagian besar sp laki-laki memiliki perilaku baik yaitu
sebanyak 37 orang (38,2%) dan sebagian kecil laki-laki memiliki
perilaku cukup yaitu sebanyak 1 orang (1%).

Tabel 4.40 Distribusi pengetahuan berdasarkan umur


Umur Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang Persentase
(%)
14 tahun 6 0 0 6
(%) 6,2
15 tahun 24 0 0 24
(%) 24,7
16 tahun 48 0 0 48
(%) 49,5
17 tahun 17 1 0 18
(%) 18,6
18 tahun 1 0 0 1
(%) 1,0
Total 96 1 0 97
99,0 1,0 0 100

Berdasarkan hasil tabel 4.40, sebagian besar sp memiliki


pengetahuan baik mengenai HIV/AIDS antara lain sp yang berumur
14 tahun sebanyak 6 orang (6,2%), sp yang berusia 15 tahun sebanyak
24 orang (24,7%), sp yang berusia 16 tahun yaitu sebanyak 48 orang
(49,5%), dan sp yang berusia 18 tahun sebanyak 1 orang (1%).
Sebagian besar sp yang berumur 17 tahun memiliki pengetahuan baik
mengenai HIV/AIDS yaitu sebanyak 17 orang (17,6%) dan sebagian
kecil memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 1 orang (1%).
Tabel 4.41 Distribusi sikap berdasarkan umur
Umur Sikap Jumlah
Positif Negatif Persentase (%)
14 tahun 6 0 6
(%) 6,2
15 tahun 24 0 24
(%) 24,7
16 tahun 48 0 48
(%) 49,5
17 tahun 18 0 18
(%) 18,6
18 tahun 1 0 1
(%) 1,0
Total 97 0 97
100 0 100

Berdasarkan hasil tabel 4.41, sebagian besar sp memiliki sikap


positif terhadap HIV/AIDS yaitu pada umur 14 tahun sebanyak 6
orang (6,2%), pada umur 15 tahun sebanyak 24 orang (24,7%), pada
umur 16 tahun sebanyak 48 orang (49,5%), pada umur 17 tahun
sebanyak 18 orang (18,6%), dan pada umur 18 tahun sebanyak 1
orang (1%).
Tabel 4.42 Distribusi perilaku berdasarkan umur
Umur Perilaku Jumlah
Baik Cukup Kurang Persentase
(%)
14 tahun 6 0 0 6
(%) 6,2
15 tahun 24 0 0 24
(%) 24,7
16 tahun 46 1 1 48
(%) 49,5
17 tahun 17 0 1 18
(%) 18,6
18 tahun 1 0 0 1
(%) 1,0
Total 94 1 2 97
96,9 1,0 2,1 100

Berdasarkan hasil tabel 4.42, sebagian besar perilaku sp


terhadap HIV/AIDS baik, yaitu pada umur 14 tahun sebanyak 6 orang
(6,2%), pada usia 15 tahun sebanyak 24 orang (24,7%), dan pada usia
18 tahun sebanyak 1 orang (1%). Perilaku sp umur 16 tahun sebagian
besar baik yaitu sebanyak 46 orang (47,5%), sebagian kecil perilaku
sp umur 16 tahun yang cukup yaitu sebanyak 1 orang (1%), dan
perilaku sp umur 16 tahun yang kurang sebanyak 1 orang (1%).
Subjek penelitian umur 17 tahun sebagian besar memiliki perilaku
yang baik yaitu sebanyak 17 orang (17,6%) dan sebagian kecil sp
memiliki perilaku kurang yaitu sebanyak 1 orang (1%).
Tabel 4.43 Distribusi pengetahuan berdasarkan kelas
Kelas Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang Persentase (%)
10 SMA 29 0 0 29
(%) 29,9
11 SMA 47 0 0 47
(%) 48,5
12 SMA 20 1 0 21
(%) 21,6
Total 96 1 0 97
99.0 1.0 0 100

Berdasarkan hasil tabel 4.43, sebagian besar sp memiliki


pengetahuan baik yaitu pada kelas 10 SMA sebanyak 29 orang
(29,9%), pada kelas 11 SMA sebanyak 47 (48,5%), pada kelas 12
SMA sebanyak 20 orang (20,6%), dan sebagian kecil sp yang
memiliki pengetahuan cukup adalah sp kelas 12 SMA yaitu sebanyak
1 orang (1%).

Tabel 4.44 Distribusi sikap berdasarkan kelas


Kelas Sikap Jumlah
Positif Negatif Persentase (%)
10 SMA 29 0 29
(%) 29,9
11 SMA 47 0 47
(%) 48,5
12 SMA 21 0 21
(%) 21,6
Total 97 0 97
100 0 100

Berdasarkan hasil tabel 4.44, sebagian besar sp memiliki sikap


positif terhadap HIV/AIDS yaitu pada kelas 10 SMA sebanyak 29
orang (29,9%), pada kelas 11 SMA yaitu sebanyak 47 orang (48,5%),
dan pada kelas 12 SMA yaitu sebanyak 21 orang (21,6%).

Tabel 4.45 Distribusi perilaku berdasarkan kelas


Kelas Perilaku Jumlah
Baik Cukup Kurang Persentase (%)
10 SMA 29 0 0 29
(%) 29,9
11 SMA 45 1 1 47
(%) 48,5
12 SMA 20 0 1 21
(%) 21,6
Total 94 1 2 97
96.9 1.0 2.1 100

Berdasarkan hasil tabel 4.45, sebagian besar sp memiliki


perilaku yang baik terhadap HIV/AIDS yaitu pada kelas 10 SMA
sebanyak 29 orang (29,9%). Pada kelas 11 SMA terdapat sebanyak 45
orang (46,5%) yang memiliki perilaku baik, sebanyak 1 orang (1%)
yang memiliki perilaku cukup, dan sebanyak 1 orang (1%) yang
memiliki perilaku kurang. Pada kelas 12 SMA terdapat 20 orang
(20,6%) yang memiliki perilaku baik terhadap HIV/AIDS dan
terdapat 1 orang (1%) yang memiliki perilaku kurang.
Tabel 4.46 Distribusi pengetahuan berdasarkan agama
Agama Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang Persentase (%)
Islam 65 0 2 67
(%) 69,1
Katolik 7 1 0 8
(%) 8,2
Kristen 18 0 0 18
(%) 18,6
Buddha 4 0 0 4
(%) 4,1
Hindu 0 0 0 0
(%) 0
Total 94 1 2 97
96.9 1.0 2,1 100

Pada hasil tabel 4.46, sebagian besar sp memiliki pengetahuan


baik mengenai HIV/AIDS. Pada agama Islam sebanyak 65 orang
(67%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai HIV/AIDS dan
sebagian kecil memiliki pengetahuan yang kurang mengenai
HIV/AIDS yaitu sebanyak 2 orang (2,1%). Pada agama Katolik
sebanyak 7 orang (7,2%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai
HIV/AIDS dan sebanyak 1 orang (1%) memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai HIV/AIDS. Sebagian besar sp yang beragama
Kristen memiliki pengetahuan baik mengenai HIV/AIDS yaitu
sebanyak 18 orang (18,6%), dan pada sp yang beragama Buddha
sebanyak 4 orang (4,1%) memiliki pengetahuan baik mengenai
HIV/AIDS. Pada agama Hindu tidak didapatkan hasil dikarenakan sp
yang mengisi kuisioner tidak ada yang beragama Hindu.
Tabel 4.47 Distribusi sikap berdasarkan agama
Agama Sikap Jumlah
Positif Negatif Persentase (%)
Islam 67 0 67
(%) 69,1
Katolik 8 0 8
(%) 8,2
Kristen 18 0 18
(%) 18,6
Buddha 4 0 4
(%) 4,1
Hindu 0 0 0
(%) 0
Total 97 0 97
100 0 100

Sebagian besar sp memiliki sikap positif terhadap HIV/AIDS,


yaitu pada agama Islam sebanyak 67 orang (69,1%), pada agama
Katolik sebanyak 8 orang (8,2%), pada agama Kristen sebanyak 18
orang (188,6%), pada agama Buddha sebanyak 4 orang (4%). Pada
agama Hindu tidak didapatkan hasil dikarenakan sp yang mengisi
kuisioner tidak ada yang beragama Hindu. Data ini dapat dilihat pada
tabel 4.47.
Tabel 4.48 Distribusi perilaku berdasarkan agama
Agama Perilaku Jumlah
Baik Cukup Kurang Persentase (%)
Islam 65 0 2 67
(%) 69,1
Katolik 7 1 0 8
(%) 8,2
Kristen 18 0 0 18
(%) 18,6
Buddha 4 0 0 4
(%) 4,1
Hindu 0 0 0 0
(%) 0
Total 94 1 2 97
96.9 1.0 2,1 100

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar sp memiliki


perilaku baik terhadap HIV/AIDS. Pada agama Islam didapatkan
sebanyak 65 orang (67%) memiliki perilaku baik terhadap HIV/AIDS
dan sebagian kecil memiliki perilaku yang kurang mengenai
HIV/AIDS yaitu sebanyak 2 orang (2,1%). Pada agama Katolik
sebanyak 7 orang (7,2%) memiliki perilaku baik terhadap HIV/AIDS
dan sebanyak 1 orang (1%) memiliki perilaku yang cukup terhadap
HIV/AIDS. Sebagian besar sp yang beragama Kristen memiliki
perilaku baik terhadap HIV/AIDS yaitu sebanyak 18 orang (18,6%).
Pada sp yang beragama Buddha didapatkan sebanyak 4 orang (4,1%)
memiliki perilaku baik terhadap HIV/AIDS. Pada agama Hindu tidak
didapatkan hasil dikarenakan sp yang mengisi kuisioner tidak ada
yang beragama Hindu. Data ini dapat dilihat pada tabel 4.48.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner yang telah diberi skor dapat di
lihat bahwa umur responden bervariasi antara 14 sampai 18
tahun. Jumlah responden yang berusia 14 tahun sebanyak 6
orang (6,2%), responden yang berusia 15 tahun sebanyak
24 orang (24,7%), responden yang berusia 16 tahun
sebanyak 48 orang (49,5%), responden yang berusia 17
tahun sebanyak 18 orang (28,6%), dan responden 18 tahun
sebanyak 1 orang (1,0%). Jumlah responden yang paling
banyak berada pada umur 16 tahun sebesar 49,5%,
sedangkan yang paling sedikit berumur 18 tahun sebesar
1%. (Tabel 4.1). Berdasarkan kelas diketahui bahwa
responden paling banyak berasal dari kelas 11 (2 SMA)
sebesar 48,5%, dan yang paling sedikit berasal dari kelas 12
(3 SMA) sebesar 21,6%. Sedangkan dari kelas 10 (1 SMA)
sebesar 29,9% (Tabel 4.2). Berdasarkan jenis kelamin,
sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan
sebesar 60,8%, sedangkan paling sedikit adalah laki-laki
sebesar 39,2% (Tabel 4.3). Berdasarkan agama, sebagian
besar responden beragama Islam yaitu sebesar 69,1%, dan
sebagian kecil responden beragama Buddha sebanyak 4
orang 4,1%. Selain itu, terdapat juga responden yang
beragama Katolik sebesar 8,2% dan responden yang
beragama Kristen sebesar 18,6% (Tabel 4.4).

4.2.2 Pengetahuan Responden


Semua responden yang ikut serta dalam pengisian
kuesioner mengatakan bahwa responden mengetahui atau
pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Untuk mengetahui
pengetahuan responden mengenai HIV/AIDS, dapat dilihat
dari (1) sumber informasi responden mengenai HIV/AIDS,
(2) pengetahuan responden tentang penularan HIV/AIDS,
dan (3) pengetahuan responden tentang cara pencegahan
HIV/AIDS.

4.2.3 Sumber Informasi Responden Mengenai HIV/AIDS


Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
responden mendapatkan informasi paling banyak melalui
internet yaitu sebesar 39,2%. Sebagian besar responden
mendapatkan informasi paling banyak melalui internet,
menurut pendapat peneliti hal ini dapat terjadi akibat
perkembangan teknologi yang sangat pesat di zaman
modern ini. Dimana hampir semua orang memiliki akses
untuk menggunakan internet setiap harinya. Selain itu,
responden juga mendapat informasi mengenai HIV/AIDS
melalui televisi sebesar 24,7%, lain-lain (pelajaran sekolah)
sebesar 7,2%, melalui majalah sebesar 6,2%, melalui
petugas kesehatan sebesar 6,2%, melalui surat kabar
sebesar 4,1%, melalui teman sebesar 4,1%, melalui poster
sebesar 4,1%, melalui anggota keluarga sebesar 3,1%, dan
melalui radio sebesar 1%. Sebagian kecil responden
mendapat informasi mengenai HIV/AIDS dari radio,
menurut pendapat peneliti sedikit atau jarang sekali radio
yang menyiarkan masalah kesehatan seperti HIV/AIDS,
kalaupun ada kebanyakan dewasa muda lebih suka untuk
mendengarkan radio yang menyiarkan lagu-lagu terbaru.

4.2.4 Pengetahuan Responden Tentang Penularan HIV/AIDS


Berdasarkan hasil penelitian, semua responden
menjawab bahwa HIV/AIDS merupakan penyakit menular.
Dimana paling banyak responden menjawab bahwa
penularan HIV/AIDS berasal dari hubungan seksual yaitu
sebesar 60,8%. Selain itu, responden yang menjawab
bahwa pemakainan jarum suntik juga dapat menyebabkan
penularan HIV/AIDS sebesar 26,8%. Responden yang
menjawab penularan HIV/AIDS melalui air liur sebesar
7,2%, melalui penggunaan pakaian bersama sebesar 2,1%,
melalui ciuman pipi sebesar 1%, serta melalui gigitan
nyamuk sebesar 2,1%. Menurut asumsi peneliti, sebagian
besar responden menjawab penularan HIV/AIDS akibat
hubungan seksual dikarenakan masyarakat modern dewasa
ini cenderung menganut pola hidup seks bebas yang
nantinya akan berdampak pada infeksi menular seksual
(IMS) dan infeksi HIV/AIDS. HIV dan virus-virus
sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung
antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran
darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti
darah, air mani, cairan vagina, cairan presemmal, dan air
susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim
(vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik
yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan,
bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya
dengan cairan-cairan tubuh tersebut.13,14 Di Indonesia,
penularan HIV/AIDS paling banyak melalui hubungan
seksual yang tidak aman serta melalui jarum suntik (bagi
pecandu narkoba).2

4.2.5 Pengetahuan Responden tentang Cara Pencegahan


HIV/AIDS
Pengetahuan responden tentang cara pencegahan
HIV/AIDS sangat beragam. Sebagian banyak responden
mengatakan bahwa cara pencegahan HIV/AIDS adalah
melalui hubungan seksual sehat yaitu sebesar 48,5%.
Responden juga mengatakan bahwa uji darah donor dapat
dilakukan untuk mencegah HIV/AIDS yaitu sebesar 33%.
Menurut asumsi peneliti, seperti yang diketahui penularan
HIV/AIDS paling banyak melalui hubungan seksual yang
tidak aman serta melalui jarum suntik (bagi pecandu
narkoba), oleh karena itu responden berpikir bahwa dengan
melakukan hubungan seksual yang sehat dan melakukan uji
darah donor dapat mengurangi risiko terkenanya
HIV/AIDS. Selain itu, terdapat responden yang menjawab
bahwa pencegahan HIV/AIDS bisa dilakukan dengan
menjaga kesehatan yaitu sebesar 8,2% serta istirahat yang
cukup sebesar 1% (Tabel 4.8).

4.2.6 Sikap Responden


Untuk mengetahui sikap responden, peneliti melihat
dari (1) sikap responden terhadap penderita HIV/AIDS dan
(2) cara menurunkan angka kejadian HIV/AIDS.

4.2.7 Sikap Responden terhadap penderita HIV/AIDS


Berdasarkan hasil penelitian, sikap responden
terhadap penderita HIV/AIDS sangat bervariasi. Dimana
sebagian besar responden beranggapan bila tetap berteman
dengan penderita HIV/AIDS bukanlah hal yang salah, yaitu
sebesar 77,3%; dan sebagian kecil responden merasa
penderita HIV/ AIDS perlu dikucilkan yaitu sebesar 3,1%.
Selain itu responden juga ada yang memilih untuk menjauhi
penderita HIV/AIDS yaitu sebesar 8,2%, tidak mau berbagi
makanan dan minuman dengan penderita HIV/AIDS
sebesar 4%, dan lain-lain sebesar 7,2% (Tabel 4.13).
Tetap berteman dengan penderita HIV/AIDS menurut
asumsi peneliti dikarenakan pemikiran sebagian besar
responden, merupakan hal yang baik selama individu
tersebut mengetahui bagaimana proses penularan
HIV/AIDS agar tidak tertular. Apabila responden
beranggapan untuk menjauhi penderita HIV/AIDS atau
tidak mau berbagi makanan dan minuman dengan penderita
HIV/AIDS, menurut asumsi peneliti responden berusaha
agar tidak tertular HIV/AIDS. Mengucilkan seseorang
bukan merupakan hal yang baik, menurut asumsi peneliti
responden mengucilkan penderita HIV/AIDS dikarenakan
penularan HIV/AIDS yang paling sering terjadi adalah
melalui hubungan seksual dan melalui penggunaan jarum
suntik (bagi pengguna narkoba), sehingga responden akan
mengira setiap orang yang menderita HIV/AIDS
merupakan orang yang menggunakan narkoba atau orang
yang sering melakukan hubungan seksual yang tidak sehat
(berganti-ganti pasangan/hubungan seksual diluar nikah).

4.2.8 Cara Menurunkan Angka Kejadian HIV/AIDS


Berdasarkan hasil penelitian, semua responden setuju
untuk menurunkan angka kejadian HIV/AIDS (Tabel 4.14).
Sebagian besar responden memilih untuk mengurangi
pergaulan bebas dalam upaya menurunkan angka kejadian
HIV/AIDS yaitu sebesar 41,2%. Selain itu responden
beranggapan bahwa hubungan seksual yang sehat dapat
menurunkan angka kejadian HIV/AIDS yaitu sebesar
38,1%, tidak melakukan donor darah yaitu sebesar 3,1%,
dan selalu menjaga kesehatan yaitu sebesar 11,3%.
Menurut asumsi peneliti, sebagian besar responden
memilih untuk mengurangi pergaulan bebas dalam upaya
menurunkan angka kejadian HIV/AIDS dikarenakan
pergaulan bebas identik dengan seks bebas, konsumsi
minuman keras, dan penggunaan obat terlarang. Responden
beranggapan bahwa hubungan seks yang sehat dapat
menurunkan angka kejadian HIV/AIDS, menurut asumsi
peneliti responden merasa hubungan seks yang sehat itu
merupakan hubungan seks yang dilakukan saat sudah
menikah dan tidak berganti-ganti pasangan, sehingga dapat
menurunkan angka kejadian HIV/AIDS. Tidak melakukan
donor darah, menurut asumsi peneliti responden takut bila
saat melakukan donor darah jarum yang digunakan untuk
mengambil darah responden merupakan jarum yang tidak
steril dan pernah digunakan oleh penderita HIV/AIDS.
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam setiap
kehidupan manusia. Entah itu dari segi gaya hidup atau
juga asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Responden yang merasa dengan menjaga kesehatan dapat
menurunkan angka kejadian HIV/AIDS, menurut asumsi
peneliti responden merasa apabila daya tahan tubuh
individu baik, maka individu tersebut tidak akan rentan
terkena penyakit. (Tabel 4.15)

4.2.9 Perilaku Responden


Untuk mengetahui perilaku responden, peneliti
melihat dari (1) responden merupakan penderita HIV/AIDS
atau tidak, (2) perilaku responden terhadap penggunaan
narkoba, dan (3) perilaku hubungan seksual responden.

4.2.10 Responden Merupakan Penderita HIV/AIDS atau


Tidak
Berdasarkan penelitian di SMAN 78, didapatkan
bahwa sebagian besar responden tidak menderita
HIV/AIDS yaitu sebesar 96,9%, serta terdapat 3,1% tidak
tahu apakah mereka menderita HIV/AIDS atau tidak (Tabel
4.17). Menurut asumsi peneliti, sebagian besar responden
merasa tidak menderita HIV/AIDS dikarenakan responden
beranggapan bahwa mereka sudah melakukan pola hidup
yang baik dan sudah menjauhi kemungkinan penyebab
tertularnya HIV. Sebagian kecil responden yang tidak tahu
apakah mereka menderita HIV/AIDS atau tidak, menurut
asumsi peneliti hal ini dikarenakan responden belum pernah
melakukan pengecekan secara spesifik untuk mengetahui
apakah responden merupakan penderita HIV/AIDS atau
tidak. Di Indonesia, pemeriksaan HIV yang dilakukan di
laboratorium biasanya menggunakan tiga jenis reagen
(bahan laboratorium untuk menunjang pemeriksaan).
Pemeriksaan bisa dilakukan dengan cara tes elisa, tes
western blot, dan tes dipstick. Tes western blot biasanya
mempunyai nilai spesivisitas (keakuratan) lebih tinggi
dibanding dua tes yang lain.16

4.2.11 Perilaku Responden Terhadap Penggunaan Narkoba

Berdasarkan penelitian, sebagian besar responden


tidak pernah menggunakan narkoba yaitu sebanyak 96,8%,
serta terdapat 3 orang (3,1%) yang tidak tahu apakah
mereka pernah menggunakan narkoba atau tidak (Tabel
4.18). Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat
berbahaya. Selain “narkoba”, istilah lain yang
diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia adalah napza yang merupakan
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Semua istilah ini, baik narkoba atau napza, mengacu pada
sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko
kecanduan bagi penggunanya. Narkoba atau NAPZA
merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan
mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak
sehingga jika disalahgunakan akan menyebabkan gangguan
fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah
memberlakukan undang - undang (UU) untuk
penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang
Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang
Narkotika.17 Menurut asumsi peneliti, berdasarkan sebagian
kecil responden yang tidak tahu apakah mereka pernah
menggunakan narkoba atau tidak, hal ini dikarenakan
banyak.17 Menurut peneliti sebagian besar responden tidak
pernah menggunakan narkoba dikarenakan responden tahu
bahaya dari penggunaan narkoba sehingga responden tidak
ingin mencoba untuk mengkonsumsi obat yang belum
diketahui pasti kegunaannya.

4.2.12 Perilaku Hubungan Seksual Responden

Berdasarkan penelitian, sebanyak 97 orang (100%)


siswa SMAN 78 tidak pernah melakukan hubungan
seksual. Menurut pendapat peneliti, hal ini dikarenakan
responden masih duduk dibangku SMA (remaja) dan
responden mengetahui dampak yang akan diterima bila
responden melakukan hubungan seksual sebelum menikah
terutama bila masih duduk dibangku sekolah. Banyak
faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku seks sebelum
menikah. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah tempat
tinggal (Reschovsky dan Gerner, 1991), keluarga, kawan,
dan komunitas 85 (Thornton dan Camburn, 1987; Udry dan
Billy, 1987). Faktor-faktor lainnya dapat diidentifikasi dari
dalam individu.18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat sebanyak 96 orang siswa memiliki pengetahuan yang baik
mengenai HIV/AIDS (99%) dan sebanyak 1 orang siswa yang memiliki
pengetahuan cukup mengenai HIV/AIDS (1%).
2. Sebanyak 97 orang siswa memiliki sikap yang positif mengenai
HIV/AIDS (100%).
3. Terdapat 94 orang siswa yang memiliki perilaku baik mengenai
HIV/AIDS (96,9%), 1 orang siswa yang memiliki perilaku cukup
mengenai HIV/AIDS dan 2 orang siswa yang memiliki perilaku kurang
baik mengenai HIV/AIDS (2,1%) .
5.2 Saran
1. Diharapkan SMAN 78 dapat mempertahankan pengetahuan, sikap, dan
perilaku siswa SMAN 78 angkatan selanjutnya mengenai HIV/AIDS
2. Diharapkan siswa SMAN 78 dapat diberikan seminar mengenai
HIV/AIDS dengan mendatangkan ahli; agar generasi muda selanjutnya
dari SMAN 78 dapat mengerti dengan baik mengenai HIV/AIDS serta
cara pencegahan penularannya.
3. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk membantu dalam
pencegahan dan penganggulangan penularan HIV pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan


Penularan HIV-AIDS dan IMS bagi Kabupaten/Kota Jakarta: Direktorat
Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2010.
2. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.h.223-7
3. Children and HIV. Factsheet. 2014. UNAIDS. Diunduh dari:
http://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/artikel/artikel-tematik/1462-
anak-dan-hiv-mungkinkah-sekolah-mendukung-anak-anak-yang-
terdampak-hiv-dan-aids 15 September 2016
4. Laporan Perkembangan HIV-AIDS Triwulan I Tahun 2015. Kemenkes RI.
Diunduh dari: http://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/artikel/artikel-
tematik/1462-anak-dan-hiv-mungkinkah-sekolah-mendukung-anak-anak-
yang-terdampak-hiv-dan-aids 15 September 2016
5. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta; 2007.
6. Notoatmodjo S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2003.
7. Notoatmodjo S. Konsep perilaku kesehatan. Dalam: Promosi kesehatan
teori & aplikasi edisi revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
8. Notoatmodjo S. Ilmu kesehatan masyarakat (prinsip-prinsip dasar).
Jakarta: Rineka Cipta; 2010.h.20-5;100-9;140-5.
9. Dedi, Ratna. Pilar dasar ilmu kesehatan masyarakat. Yogyakarta. Nuha
Medika; 2013.
10. Azwar, Saifuddin.Sikap Manusia, Teori dan Penerapannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar; 2011.
11. Marx, J. L. (1982). "New disease baffles medical community".Science 217
(4560): 618-621.PubMed.
12. Divisions of HIV/AIDS Prevention (2003). "HIVand Its Transmission".
Centers for Disease Control & Prevention Diunduh dari
id.wikipedia.org/wiki/AIDS.
13. San Francisco AIDS Foundation (2006-04-14). "How HIV is spread".
Diunduh dari id.wikipedia.org/wiki/AIDS.
14. Nursalam, Kurniawati ND. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi
HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika; 2007.h.10-1.
15. Muninjaya AAG. AIDS di Indonesia: masalah dan kebijakan
penanggulangannya. Jakarta: EGC; 1999.h.11.
16. Bastiansyah E. Panduan lengkap membaca hasil tes kesehatan. Jakarta:
Penebar plus; 2008.h.92.
17. Badan narkotika nasional provinsi kepulauan riau. 2015. BNN. Diunduh
dari:http://kepri.bnn.go.id/2014/10/apa-itu-narkoba-dan-bagaimana-
penyebaran-narkoba-di-kalangan-anak-anak-serta-remaja/# 31 Desember
2016
18. Perilaku seks pranikah dikalangan remaja. Diunduh dari:
https://eprints.uns.ac.id/10458/1/148181608201010361.pdf 31 Desember
2016
19. Dahlan, M. Sopiyudin. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : SalembaMedika.
20. Sastroasmoro SS, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.
Jakarta: 2011.
KUISIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 TAHUN AJARAN 2016/2017
MENGENAI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ACQUIRED
IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME

I. Data Responden
1. No Responden:
2. Umur :
3. Jenis Kelamin : Pria/Wanita
4. Alamat :
5. Kelas :
6. Agama :

II. Pengetahuan
1. Apakah Anda mengetahui atau pernah mendengar tentang
HIV/AIDS?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
2. Jika “Ya”, dari mana Anda mendapat informasi tentang
HIV/AIDS?
a. Majalah
b. Surat kabar
c. Televisi
d. Radio
e. Internet
f. Petugas kesehatan
g. Anggota keluarga
h. Teman
i. Poster
j. Lain-lain: ……………………………………..

3. Apakah HIV/AIDS merupakan penyakit menular?


a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu

4. Jika “Ya”, bagaimana penularan HIV/AIDS bisa terjadi? (Jawaban


boleh lebih dari 1)
a. Hubungan seksual
b. Sentuhan
c. Air liur
d. Jarum suntik
e. Penggunaan pakaian bersama
f. Ciuman pipi
g. Gigitan nyamuk
h. Tidak tahu
i. Lain-lain: ………………………………

5. Apakah HIV dan AIDS merupakan hal yang sama?


a. Sama-sama merupakan kumpulan gejala penyakit
b. Berbeda, HIV merupakan nama virus, sedangkan AIDS
merupakan kumpulan gejala
c. Berbeda, HIV merupakan kumpulan gejala, sedangkan
AIDS merupakan nama virus
d. Sama-sama merupakan nama virus
e. Tidak tahu
f. Lain-lain: …………………………………….

6. Apakah penularan HIV/AIDS dapat dicegah?


a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu

7. Jika “Ya”, bagaimana cara mencegahnya?


a. Istirahat yang cukup
b. Menjaga kesehatan dengan makan dan olahraga teratur
c. Melakukan uji pada darah yang akan di donor
d. Perilaku hubungan seksual yang sehat (tidak berganti-ganti
pasangan)
e. Tidak tahu
f. Lain-lain: ………………………………

8. Apakan penderita HIV/AIDS dapat sembuh?


a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
III. Sikap
9. Bagaimana sikap Anda bila ada orang yang terkena HIV/AIDS di
sekitar anda?
a. Menjauhi orang tersebut karena takut tertular
b. Mengucilkan orang tersebut
c. Tetap berteman dengan orang tersebut
d. Tidak mau berbagi makanan/minuman pada orang tersebut
e. Lain-lain:………………………………………

10. Apakan penderita HIV/AIDS harus di isolasi? Mengapa?


a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
d. Jawaban: ……………………………………..
11. Apakah Anda setuju bila penderita HIV/AIDS merupakan orang
yang perlu di tolong?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu

12. Apakah Anda setuju bila kita harus membantu penderita


HIV/AIDS dalam memberikan semangat hidup?
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Tidak tahu

13. Apakah Anda setuju bila kita harus ikut serta dalam menurunkan
angka kejadian HIV/AIDS di Indonesia?
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Tidak tahu

14. Jika “Setuju”, Bagaimana cara Anda dalam menurunkan angka


kejadian HIV/AIDS di Indonesia?
a. Melakukan hubungan seksual yang sehat
b. Tidak melakukan donor darah
c. Mengurangi pergaulan bebas
d. Menjaga kesehatan tubuh
e. Tidak tahu
f. Lain-lain: ……………………………………
IV. Perilaku
15. Apakah Anda merupakan orang yang terkena HIV/AIDS?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu

16. Jika “Ya”, sejak kapan Anda menderita HIV/AIDS?

17. Jika “Ya”, bagaimana cara Anda tertular HIV/AIDS?


a. Hubungan seksual yang tidak sehat
b. Penggunaan jarum suntik secara bersama-sama
c. Tidak tahu
d. Lain-lain: ……………………………………..

18. Apakan Anda pernah menggunakan narkoba?


a. Pernah
b. Tidak Pernah
c. Tidak tahu

19. Jika “Pernah”, sejak kapan Anda menggunakan narkoba?

20. Jika “Pernah”, apakah sampai sekarang Anda masih menggunakan


narkoba?
a. Ya
b. Tidak

21. Jika “Pernah”, apakan jenis narkoba yang Anda gunakan?


a. Pil
b. Suntik
c. Hirup
d. Tidak tahu
e. Lain-lain: …………………………..

22. Apakan Anda pernah melakukan hubungan seksual?


a. Pernah
b. Tidak Pernah

23. Jika “Pernah”, dengan siapa anda melakukannya?


a. Teman
b. Pacar
c. PSK
d. Sesama jenis
e. Lain-lain: ……………………………….

24. Jika “Pernah”, apakah Anda sering berganti pasangan dalam


berhubungan seksual?
a. Ya
b. Tidak

25. Jika “Pernah”, apakah Anda menggunakan pengaman dalam


berhubungan seksual (kondom)?
a. Ya
b. Tidak

26. Apakah Anda memiliki teman yang menderita HIV/AIDS?


a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
27. Jika “Ya”, apa yang Anda lakukan kepada teman yang menderita
HIV/AIDS tersebut?
a. Menjauhinya karena takut tertular
b. Tetap berteman dengan orang tersebut
c. Mengucilkan orang tersebut
d. Tidak ingin berbagi makanan dan minuman dengan orang
tersebut
e. Tidak tahu
f. Lain-lain: …………………………………

Frequency Table

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 14 tahun 6 6.2 6.2 6.2

15 tahun 24 24.7 24.7 30.9

16 tahun 48 49.5 49.5 80.4

17 tahun 18 18.6 18.6 99.0

18 tahun 1 1.0 1.0 100.0

Total 97 100.0 100.0

Kelas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 10 (1 SMA) 29 29.9 29.9 29.9

11 (2 SMA) 47 48.5 48.5 78.4

12 (3 SMA) 21 21.6 21.6 100.0

Total 97 100.0 100.0

Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Islam 67 69.1 69.1 69.1

Katolik 8 8.2 8.2 77.3

Kristen 18 18.6 18.6 95.9

Buddha 4 4.1 4.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

JenisKelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 38 39.2 39.2 39.2

perempuan 59 60.8 60.8 100.0

Total 97 100.0 100.0

PENGETAHUAN

Apakah anda pernah mengetahui atau mendengar tentang


HIV/AIDS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 97 100.0 100.0 100.0

Jika Ya, darimana anda mendapat informasi tentang HIV/AIDS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Majalah 6 6.2 6.2 6.2

SuratKabar 4 4.1 4.1 10.3

Televisi 24 24.7 24.7 35.1


Radio 1 1.0 1.0 36.1

Internet 38 39.2 39.2 75.3

PetugasKesehatan 6 6.2 6.2 81.4

AnggotaKeluarga 3 3.1 3.1 84.5

Teman 4 4.1 4.1 88.7

Poster 4 4.1 4.1 92.8

Lain-lain 7 7.2 7.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

Apakah HIV/AIDS merupakan penyakit menular

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 97 100.0 100.0 100.0

Jika ya, bagaimana penularan HIV/AIDS bisa terjadi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Hub sex 59 60.8 60.8 60.8

Air liur 7 7.2 7.2 68.0

Jarumsuntik 26 26.8 26.8 94.8

Pakaianbersama 2 2.1 2.1 96.9

Ciumanpipi 1 1.0 1.0 97.9

Gigitannyamuk 2 2.1 2.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

Apakah HIV dan AIDS merupakan hal yang sama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Berbeda, HIV merupakan


nama virus sedangkan AIDS 95 97.9 97.9 97.9
adalah kumpulan gejala
Berbeda, HIV merupakan
kumpulan gejala sedangkan 2 2.1 2.1 100.0
AIDS adalah nama virus

Total 97 100.0 100.0

Apakah penularan HIV/AIDS dapat dicegah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 93 95.9 95.9 95.9

Tidak 2 2.1 2.1 97.9

TidakTahu 2 2.1 2.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

Jika ya, bagaimana cara mencegahnya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Istirahat yang cukup 1 1.0 1.0 1.0

Jagakesehatan 8 8.2 8.3 9.4

Ujidarah donor 32 33.0 33.3 42.7

Hubungan sex sehat 47 48.5 49.0 91.7

Tidaktahu 8 8.2 8.3 100.0

Total 96 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 97 100.0

Apakah penderita HIV/AIDS dapat sembuh


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 19 19.6 19.8 19.8

Tidak 47 48.5 49.0 68.8

TidakTahu 30 30.9 31.2 100.0

Total 96 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 97 100.0

SIKAP

Bagaimana sikap anda bila ada orang yang terkena HIV/AIDS di sekitar anda

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Menjauhi 8 8.2 8.2 8.2

Mengucilkan 3 3.1 3.1 11.3

Tetapberteman 75 77.3 77.3 88.7

Tidakmauberbagi 4 4.1 4.1 92.8

Lain-lain 7 7.2 7.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

Apakah penderita HIV/AIDS harus diisolasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 16 16.5 16.7 16.7

Tidak 59 60.8 61.5 78.1

Tidaktahu 18 18.6 18.8 96.9

3 3 3.1 3.1 100.0

Total 96 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 97 100.0
Apakah anda setuju jika penderita HIV/AIDS perlu ditolong

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 96 99.0 99.0 99.0

Tidak 1 1.0 1.0 100.0

Total 97 100.0 100.0

Apakah anda setuju jika kita harus membantu penderita HIV/AIDS dalam
memberikan semangat hidup

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Setuju 95 97.9 97.9 97.9

Tidaksetuju 2 2.1 2.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

Apakah anda setuju bila kita harus ikut serta dalam menurunkan angka
kejadian HIV/AIDS di Indonesia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Setuju 93 95.9 95.9 95.9

Tidaktahu 4 4.1 4.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

Jika setuju, bagimana cara anda dalam menurunkan angka kejadian HIV/AIDS di Indonesia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Hubungan sex sehat 37 38.1 38.1 38.1

Tidak donor darah 3 3.1 3.1 41.2

Mengurangipergaulanbebas 40 41.2 41.2 82.5


Menjagakesehatan 11 11.3 11.3 93.8

Tidaktahu 4 4.1 4.1 97.9

Lain-lain 2 2.1 2.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

PERILAKU

Apakah anda terkena HIV/AIDS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 94 96.9 96.9 96.9

Tidaktahu 3 3.1 3.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

Jika ya, bagaimana cara anda tertular HIV/AIDS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidaktahu 2 2.1 100.0 100.0

Missing System 95 97.9

Total 97 100.0

Apakah anda pernah menggunakan narkoba

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidakpernah 92 94.8 96.8 96.8

Tidaktahu 3 3.1 3.2 100.0

Total 95 97.9 100.0


Missing System 2 2.1

Total 97 100.0

Jika pernah, sejak kapan anda menggunakan narkoba

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidakmenjawab 97 100.0 100.0 100.0

Jika pernah, apakah sampai sekarang anda menggunakan narkoba

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 6 6.2 100.0 100.0

Missing System 91 93.8

Total 97 100.0

Jika pernah, apa jenis narkoba yang anda gunakan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidaktahu 2 2.1 100.0 100.0

Missing System 95 97.9

Total 97 100.0

Apakah anda pernah melakukan hubungan seksual

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid
Tidakpernah 95 97.9 100.0 100.0

Missing System 2 2.1

Total 97 100.0

Jika pernah, dengan siapa anda melakukannya


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Missing System 97 100.0 100.0 100.0

Jika pernah, apakah anda sering berganti pasangan dalam berhubungan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Missing System 97 100.0 100.0 100.0

Jika pernah, apakah anda menggunakan pengaman dalam berhubungan seksual


(kondom)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Missing System 97 100.0 100.0 100.0

Apakah anda memiliki teman yang menderita HIV/AIDS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 1 1.0 1.1 1.1

Tidak 52 53.6 56.5 57.6

Tidaktahu 39 40.2 42.4 100.0

Total 92 94.8 100.0

Missing System 5 5.2

Total 97 100.0

Jika ya, apa yang anda lakukan kepada teman yang menderita HIV/AIDS tersebut

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Menjauhi 2 2.1 10.5 10.5

Tetapberteman 12 12.4 63.2 73.7


Mengucilkan 2 2.1 10.5 84.2

Tidakinginberbagi 1 1.0 5.3 89.5

Tidaktahu 2 2.1 10.5 100.0

Total 19 19.6 100.0

Missing System 78 80.4

Total 97 100.0

JenisKelamin * PengetahuanCrosstabulation

Pengetahuan

Cukup Baik Total

JenisKelamin Laki-laki Count 1 37 38

% within JenisKelamin 2.6% 97.4% 100.0%

% within Pengetahuan 100.0% 38.5% 39.2%

Perempuan Count 0 59 59

% within JenisKelamin .0% 100.0% 100.0%

% within Pengetahuan .0% 61.5% 60.8%

Total Count 1 96 97

% within JenisKelamin 1.0% 99.0% 100.0%

% within Pengetahuan 100.0% 100.0% 100.0%

JenisKelamin * SikapCrosstabulation

Sikap

Positif Total

JenisKelamin Laki-laki Count 38 38

% within JenisKelamin 100.0% 100.0%

% within Sikap 39.2% 39.2%

Perempuan Count 59 59
% within JenisKelamin 100.0% 100.0%

% within Sikap 60.8% 60.8%

Total Count 97 97

% within JenisKelamin 100.0% 100.0%

% within Sikap 100.0% 100.0%

JenisKelamin * PerilakuCrosstabulation

Perilaku

Kurang Cukup Baik Total

JenisKelamin Laki-laki Count 0 1 37 38

% within JenisKelamin .0% 2.6% 97.4% 100.0%

% within Perilaku .0% 100.0% 39.4% 39.2%

Perempuan Count 2 0 57 59

% within JenisKelamin 3.4% .0% 96.6% 100.0%

% within Perilaku 100.0% .0% 60.6% 60.8%

Total Count 2 1 94 97

% within JenisKelamin 2.1% 1.0% 96.9% 100.0%

% within Perilaku 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


Umur * PengetahuanCrosstabulation

Pengetahuan

Cukup Baik Total

Umur 14 Tahun Count 0 6 6

% within Umur .0% 100.0% 100.0%

% within Pengetahuan .0% 6.2% 6.2%

15 Tahun Count 0 24 24

% within Umur .0% 100.0% 100.0%

% within Pengetahuan .0% 25.0% 24.7%

16 Tahun Count 0 48 48

% within Umur .0% 100.0% 100.0%

% within Pengetahuan .0% 50.0% 49.5%

17 Tahun Count 1 17 18

% within Umur 5.6% 94.4% 100.0%

% within Pengetahuan 100.0% 17.7% 18.6%

18 Tahun Count 0 1 1

% within Umur .0% 100.0% 100.0%

% within Pengetahuan .0% 1.0% 1.0%

Total Count 1 96 97
% within Umur 1.0% 99.0% 100.0%

% within Pengetahuan 100.0% 100.0% 100.0%

Umur * SikapCrosstabulation

Sikap

Positif Total

Umur 14 Tahun Count 6 6

% within Umur 100.0% 100.0%

% within Sikap 6.2% 6.2%

15 Tahun Count 24 24

% within Umur 100.0% 100.0%

% within Sikap 24.7% 24.7%

16 Tahun Count 48 48

% within Umur 100.0% 100.0%

% within Sikap 49.5% 49.5%

17 Tahun Count 18 18

% within Umur 100.0% 100.0%

% within Sikap 18.6% 18.6%

18 Tahun Count 1 1

% within Umur 100.0% 100.0%

% within Sikap 1.0% 1.0%

Total Count 97 97
% within Umur 100.0% 100.0%

% within Sikap 100.0% 100.0%

Umur * PerilakuCrosstabulation

Perilaku

Kurang Cukup Baik Total

Umur 14 Tahun Count 0 0 6 6

% within Umur .0% .0% 100.0% 100.0%

% within Perilaku .0% .0% 6.4% 6.2%

15 Tahun Count 0 0 24 24

% within Umur .0% .0% 100.0% 100.0%

% within Perilaku .0% .0% 25.5% 24.7%

16 Tahun Count 1 1 46 48

% within Umur 2.1% 2.1% 95.8% 100.0%

% within Perilaku 50.0% 100.0% 48.9% 49.5%

17 Tahun Count 1 0 17 18

% within Umur 5.6% .0% 94.4% 100.0%

% within Perilaku 50.0% .0% 18.1% 18.6%

18 Tahun Count 0 0 1 1

% within Umur .0% .0% 100.0% 100.0%

% within Perilaku .0% .0% 1.1% 1.0%

Total Count 2 1 94 97
% within Umur 2.1% 1.0% 96.9% 100.0%

% within Perilaku 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Agama * PengetahuanCrosstabulation

Pengetahuan

Cukup Baik Total

Agama Islam Count 1 66 67

% within Agama 1.5% 98.5% 100.0%

% within Pengetahuan 100.0% 68.8% 69.1%

Katolik Count 0 8 8

% within Agama .0% 100.0% 100.0%

% within Pengetahuan .0% 8.3% 8.2%

Kristen Count 0 18 18

% within Agama .0% 100.0% 100.0%

% within Pengetahuan .0% 18.8% 18.6%

Buddha Count 0 4 4

% within Agama .0% 100.0% 100.0%

% within Pengetahuan .0% 4.2% 4.1%

Total Count 1 96 97

% within Agama 1.0% 99.0% 100.0%

% within Pengetahuan 100.0% 100.0% 100.0%


Agama * SikapCrosstabulation

Sikap

Positif Total

Agama Islam Count 67 67

% within Agama 100.0% 100.0%

% within Sikap 69.1% 69.1%

Katolik Count 8 8

% within Agama 100.0% 100.0%

% within Sikap 8.2% 8.2%

Kristen Count 18 18

% within Agama 100.0% 100.0%

% within Sikap 18.6% 18.6%

Buddha Count 4 4

% within Agama 100.0% 100.0%

% within Sikap 4.1% 4.1%

Total Count 97 97

% within Agama 100.0% 100.0%

% within Sikap 100.0% 100.0%


Agama * PerilakuCrosstabulation

Perilaku

Kurang Cukup Baik Total

Agama Islam Count 2 0 65 67

% within Agama 3.0% .0% 97.0% 100.0%

% within Perilaku 100.0% .0% 69.1% 69.1%

Katolik Count 0 1 7 8

% within Agama .0% 12.5% 87.5% 100.0%

% within Perilaku .0% 100.0% 7.4% 8.2%

Kristen Count 0 0 18 18

% within Agama .0% .0% 100.0% 100.0%

% within Perilaku .0% .0% 19.1% 18.6%

Buddha Count 0 0 4 4

% within Agama .0% .0% 100.0% 100.0%

% within Perilaku .0% .0% 4.3% 4.1%

Total Count 2 1 94 97

% within Agama 2.1% 1.0% 96.9% 100.0%

% within Perilaku 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


Kelas * PengetahuanCrosstabulation

Pengetahuan

Cukup Baik Total

Kelas 10 SMA Count 0 29 29

% within Kelas .0% 100.0% 100.0%

% within Pengetahuan .0% 30.2% 29.9%

11 SMA Count 0 47 47

% within Kelas .0% 100.0% 100.0%

% within Pengetahuan .0% 49.0% 48.5%

12 SMA Count 1 20 21

% within Kelas 4.8% 95.2% 100.0%

% within Pengetahuan 100.0% 20.8% 21.6%

Total Count 1 96 97

% within Kelas 1.0% 99.0% 100.0%

% within Pengetahuan 100.0% 100.0% 100.0%

Kelas * SikapCrosstabulation

Sikap

Positif Total
Kelas 10 SMA Count 29 29

% within Kelas 100.0% 100.0%

% within Sikap 29.9% 29.9%

11 SMA Count 47 47

% within Kelas 100.0% 100.0%

% within Sikap 48.5% 48.5%

12 SMA Count 21 21

% within Kelas 100.0% 100.0%

% within Sikap 21.6% 21.6%

Total Count 97 97

% within Kelas 100.0% 100.0%

% within Sikap 100.0% 100.0%

Kelas * PerilakuCrosstabulation

Perilaku

Kurang Cukup Baik Total

Kelas 10 SMA Count 0 0 29 29

% within Kelas .0% .0% 100.0% 100.0%

% within Perilaku .0% .0% 30.9% 29.9%

11 SMA Count 1 1 45 47

% within Kelas 2.1% 2.1% 95.7% 100.0%

% within Perilaku 50.0% 100.0% 47.9% 48.5%

12 SMA Count 1 0 20 21

% within Kelas 4.8% .0% 95.2% 100.0%

% within Perilaku 50.0% .0% 21.3% 21.6%

Total Count 2 1 94 97

% within Kelas 2.1% 1.0% 96.9% 100.0%

% within Perilaku 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 1 1.0 1.0 1.0

Baik 96 99.0 99.0 100.0

Total 97 100.0 100.0

Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Positif 97 100.0 100.0 100.0

Perilaku

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 2 2.1 2.1 2.1

Cukup 1 1.0 1.0 3.1

Baik 94 96.9 96.9 100.0

Total 97 100.0 100.0

Diagram Hasil
120

100

80
Baik/Positif
60
Cukup

40 Kurang/Negatif

20

0
Pengetahuan Sikap Perilaku

Anda mungkin juga menyukai