*Program Studi Ilmu Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus, **Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
99
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 3, Oktober 2012
Penelitian di Finlandia menemukan bahwa anak sekolah nakan sumber data primer ini dilakukan dengan desain
yang mengantuk karena kurang tidur lebih sering penelitian cross sectional. Variabel dependen adalah ke-
mengonsumsi makanan tinggi energi seperti fast food dan jadian mengantuk sedangkan variabel independen
jarang mengonsumsi buah dan sayur. Konsumsi makanan meliputi asupan zat gizi, asupan energi, status gizi, dan
tinggi energi, terutama yang berasal dari karbohidrat, da- aktivitas sehari-hari. Populasi target penelitian adalah
pat meningkatkan konsentrasi triptofan di dalam otak seluruh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
yang merupakan prekursor dari serotonin, hormon Universitas Indonesia (FKM UI) pada tahun ajaran
penyebab tidur, yang menyebabkan seseorang jatuh ter- 2010/2011 dan populasi studi adalah mahasiswa S1
tidur lebih cepat.3,4 reguler FKM UI. Sampel dalam penelitian adalah maha-
Kejadian mengantuk yang tinggi juga berhubungan siswa S1 reguler angkatan 2008 – 2010 FKM UI yang
dengan penurunan kemampuan kognitif yang antara lain memenuhi kriteria inklusi. Besar sampel minimal diten-
disebabkan oleh defisiensi zat besi. Anemia yang dise- tukan dengan rumus estimasi proporsi pada sampel acak
babkan kekurangan zat besi mengakibatkan penurunan sederhana dengan presisi mutlak sebanyak 87 orang.
konsentrasi dan prestasi belajar.5 Defisiensi zat besi Responden yang bersedia dijadikan sampel dalam
mengubah proses kognitif yang berhubungan dengan penelitian ini berjumlah 139 mahasiswa dengan kriteria
perhatian secara visual dan konsep kemahiran.6 Setelah inklusi mahasiswa angkatan 2008 - 2010, tercatat seba-
suplementasi zat besi selama 8 minggu, remaja putri yang gai mahasiswa aktif S-1 reguler di FKM UI tahun ajaran
mengalami defisiensi zat besi memperlihatkan pen- 2010/2011, berusia 18 - 21 tahun. Penarikan sampel di-
ingkatan kemampuan mengingat kosakata, tetapi tidak lakukan dengan metode systematic random sampling.
mengalami peningkatan daya konsentrasi.7 Uji coba kuesioner sebelum penelitian dilakukan ter-
Keterpaparan gelombang elektromagnetik yang ting- hadap 15 orang mahasiswa S1 reguler angkatan tahun
gi dapat mengurangi durasi tidur. Hal ini menunjukkan 2008 – 2010 Fakultas Ilmu Budaya Universitas
terdapat hubungan kejadian kurang tidur dengan keter- Indonesia. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti
paparan gelombang elektromagnetik yang tinggi.8 Anak dan dibantu oleh 4 orang enumerator dengan latar be-
dan remaja yang mempunyai durasi tidur cukup mengon- lakang pendidikan D3 Gizi dan mahasiswa S1 Ilmu
sumsi media seperti menonton televisi (TV) dan meng- Kesehatan Masyarakat peminatan Gizi Kesehatan
gunakan komputer yang rendah.9 Sekitar 72% penduduk Masyarakat. Sebelum memulai pengumpulan data,
Asia cenderung menggunakan internet sebelum tidur peneliti dan enumerator berkumpul untuk menyamakan
dibanding etnik yang lain.10 Sekitar 76% remaja menon- persepsi.
ton TV sebelum tidur dan hampir semua remaja (97%) Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesio-
memiliki paling tidak satu jenis benda elektronik di ka- ner untuk mengukur masalah mengantuk, aktivitas se-
mar mereka.11 hari-hari, food recall, dan formulir frekuensi makanan
Pada saat mengantuk, seseorang cenderung memilih (food frequency questionnaire, FFQ). Data tentang ting-
aktivitas sedentari yang menyebabkan seseorang menja- gi dan berat badan diambil menggunakan microtoise dan
di kelebihan berat badan sehingga seseorang yang ku- seca. Kuesioner tentang mengantuk yang digunakan
rang tidur berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit adalah kuesioner Cleveland Adolescent Sleepiness
kardiovaskular dan diabetes melitus.12 Akivitas sedentari Questionnaire yang telah dimodifikasi dan diter-
tersebut juga dapat menjadi faktor risiko obesitas, jemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Beberapa pernya-
khususnya pada populasi yang berada di daerah perde- taan disesuaikan dengan kondisi dalam populasi.
saan.13 Mengantuk dapat menyebabkan aktivitas fisik Responden mengisi setiap item pernyataan yang ada di
yang bersifat spontan berkurang.14 Kurang tidur dapat kuesioner sesuai dengan kebiasaan setiap responden.
membuat mengantuk sepanjang hari dan mengarah pada Kuesioner aktivitas sehari-hari dimodifikasi dari recall.
penurunan aktivitas fisik.15 Orang dewasa yang tidur 6 Responden mengisi tabel aktivitas sehari-hari sejak
jam mempunyai waktu senggang tanpa beraktivitas se- bangun pagi hingga bangun pagi pada hari berikutnya.
kitar 39% dibandingkan dengan orang dewasa yang Semua kegiatan yang dilakukan ditulis secara rinci diser-
tidur 7 – 8 jam. tai dengan waktu yang digunakan untuk melakukan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kegiatan-kegiatan tersebut. Aktivitas sehari-hari tidak
asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, triptofan, se- membedakan olahraga dengan aktivitas di waktu luang.
rat, dan zat besi), asupan energi, status gizi, dan aktivitas Kuesioner ini mengukur aktivitas responden pada satu
sehari-hari (aktivitas fisik, durasi tidur, dan keterpaparan hari sebelum hari pengambilan data. Kuesioner ini juga
media) dengan kejadian mengantuk pada mahasiswa. digunakan untuk melihat keterpaparan media dan durasi
tidur. Pengambilan data aktivitas sehari-hari dilakukan
Metode dua kali meliputi satu kali weekdays dan satu kali week-
Penelitian dengan metode kuantitatif dan menggu- end.
100
Rasmada, Triyanti, Indrawani & Sartika, Asupan Gizi dan Mengantuk pada Mahasiswa
Hasil
Sebagian besar responden adalah perempuan
Tabel 1. Karakteristik Responden Mahasiswa S1 Reguler FKM UI Tahun 2011 (84,2%), berasal dari program studi Gizi (56,1%), dan
responden bersumber dari angkatan tahun 2010
Variabel Kategori Jumlah Persentase
(43,9%). Kelompok umur terbesar adalah 19 tahun
Jenis kelamin Laki-laki 22 15,8 (33,1%) (Tabel 1). Proporsi mahasiswa yang sering
Perempuan 117 84,2 mengantuk adalah 28,8% dan yang tidak mengantuk
Program studi Kesehatan masyarakat 61 43,9
Gizi 78 56,1
adalah 19,4% (Gambar 1). Rata-rata asupan energi
Angkatan 2008 39 28,1 adalah 1.427,82 kkal meliputi asupan karbohidrat
2009 39 28,1 185,37 gram, asupan protein 56,23 gram, asupan lemak
2010 61 43,9
Umur 18 tahun 35 25,1
54,26 gram, asupan triptofan 0,65 gram, asupan serat
19 tahun 46 33,1 9,45 gram, dan asupan zat besi 9,24 gram (Tabel 2).
20 tahun 39 28,1 Variabel yang berhubungan signifikan dengan
21 tahun 19 13,7
masalah mengantuk adalah durasi tidur (nilai p =
0,048). Responden yang mempunyai durasi tidur ≥ 8
jam per hari berisiko sebesar 0,50 kali lebih rendah un-
tuk mengalami kejadian mengantuk dibandingkan
dengan responden yang mempunyai durasi tidur < 8 jam
per hari (Tabel 3).
Variabel yang berhubungan dengan masalah mengan-
tuk adalah asupan protein, asupan lemak, aktivitas fisik,
durasi tidur, dan keterpaparan media. Analisis multivari-
at mendapatkan nilai odds ratio (OR) durasi tidur adalah
0,478. Durasi tidur < 8 jam per hari merupakan faktor
protektif yang berpengaruh paling kuat terhadap kejadi-
an mengantuk (Tabel 4).
Gambar 1. Gambaran Masalah Mengantuk
Pembahasan
Data konsumsi dikumpulkan dengan form 24 jam re- Pada mahasiswa FKM UI, kejadian mengantuk yang
call dengan pertanyaan yang meliputi waktu makan, tinggi disebabkan oleh jadwal kuliah yang padat, aktivi-
menu, bahan makanan, jumlah yang dimakan dalam uku- tas yang diikuti, dan tugas yang harus dikerjakan sehing-
ran rumah tangga dan dikonversi ke dalam satuan gram ga menyebabkan waktu tidur yang kurang, khususnya
dengan bantuan food model selama satu hari sebelum- pada hari perkuliahan. Waktu tidur pada hari kuliah
nya. Data bahan makanan yang terkumpul dihitung kan- lebih pendek daripada waktu tidur pada saat libur. 2
dungan energi, karbohidrat, lemak, protein, triptofan, Waktu tidur yang kurang merupakan salah satu penye-
serat, dan zat besi dengan bantuan tabel komposisi bahan bab kejadian mengantuk yang tinggi.17 Durasi tidur yang
pangan Indonesia. Data tersebut kemudian dianalisis kurang pada hari kuliah berhubungan dengan pola kon-
dengan menggunakan program Nutri Survey 2007. sumsi makanan yang lebih sering mengonsumsi makanan
Untuk mengurangi bias, pada saat pengambilan data di- dengan kandungan energi yang tinggi.2 Durasi tidur yang
lakukan klarifikasi jawaban responden dan pengecekan rendah menyebabkan seseorang merasa sangat mengan-
silang dengan data FFQ. tuk, sehingga tidak dapat bekerja dan berolahraga
Analisis data dilakukan menggunakan sistem kom- dengan baik dan efisien.
puterisasi dengan perangkat lunak pengolah statistik. Masalah mengantuk yang tinggi menyebabkan berku-
Analisis univariat digunakan untuk melihat gambaran rangnya konsentrasi pada mahasiswa. Konsentrasi yang
distribusi frekuensi pada setiap variabel dependen dan kurang dapat menyebabkan kesulitan belajar. Kesulitan
independen. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji belajar menyebabkan nilai atau hasil belajar yang didapat
hubungan antara variabel dependen dan independen ser- mahasiswa tidak maksimal. Sebagian responden menya-
ta memberikan gambaran kemungkinan adanya hubung- takan saat stres mereka mengalami susah tidur. Pada per-
an yang signifikan antara masing-masing variabel. tanyaan lain tentang penyebab kantuk, sebagian besar
Analisis ini menggunakan uji statistik chi square dengan menyatakan bosan dengan rutinitas dan dosen yang tidak
derajat kemaknaan nilai p < 0,05. Analisis multivariat di- asyik. Penyebab ini didukung oleh durasi tidur maha-
lakukan dengan uji regresi logistik ganda untuk melihat siswa yang kurang, sehingga angka kejadian mengantuk
hubungan variabel independen dan variabel dependen pada mahasiswa S1 reguler FKM UI tinggi. Proporsi ma-
secara bersama-sama. hasiswa yang sering mengantuk dan mempunyai durasi
101
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 3, Oktober 2012
AKG (%)
Variabel Rata-rata Median Standar Deviasi Minimal _ Maksimal
Rata-rata Median
Asupan energi (kkal) 1.427,82 1.350,70 69,79 64,81 469,11 628,54 _ 3.241,00
Asupan karbohidrat (gram) 185,37 165,66 - - 77,30 64,36 _ 472,92
Asupan protein (gram) 56,23 51,97 109,39 102,62 21,66 20,30 _ 136,40
Asupan lemak (gram) 54,26 20,32 - - 21,26 12,02 _ 138,71
Asupan triptofan (gram) 0,65 0,62 - - 0,26 0,14 _ 1,66
Asupan serat (gram) 9,45 7,52 - - 7,29 1,97 _ 60,01
Asupan Fe (miligram) 9,24 7,07 41,35 28,23 8,23 2,22 _ 60,31
102
Rasmada, Triyanti, Indrawani & Sartika, Asupan Gizi dan Mengantuk pada Mahasiswa
103
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 3, Oktober 2012
18. National Sleep Foundation. Sleep in AmericaTM Poll highlight and key lated-problems/idiopathic-hypersomnia-and-sleep.
findings. 2009 [cited 2011 March 12]. Available from: http://www. 21. National Sleep Foundation. Food and sleep. 2009 [cited 2011 June 16].
sleepfoundation.org/sites/default/files/2010%20POLL%20HIGH- Available from: http://www.sleepfoundation.org/article/sleep-
LIGHTS.pdf. topics/food-and-sleep. .
19. National Institute of Health. Problem sleepiness. United States: 22. Resta O, Barbaro MPF, Bonfitto P, Giliberti T, Depalo A, Pannacciulli N,
Departement of Health and Human Services; 1997. et al. Low sleep quality and daytime sleepiness in obese patients without
20. National Sleep Foundation. Extreme sleepiness. 2011 [cited 2011 June obstructive sleep apnoea syndrome. Journal of Internal Medicine. 2003;
16]. Available from: http://www.sleepfoundation.org/article/sleep-re- 253: 536-43.
104