Oleh:
12115027
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
i. Menentukan validitas hasil data dari pengujian laboratorium.
ii. Mengklasifikasikan sample airtanah berdasarkan diagram piper.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini adalah:
i. Pengukuran dilakukan di sekitar dan di dalam area Taman Hutan Raya Ir. H
Djuanda yaitu mataair di perumahan warga dan di dalam Kawasan Taman Hutan
Raya.
ii. Pengujian dan analisa sampel menggunakan alat IC dan ICP-MS di Laboratorium
Hidrologi dan Hidrogeologi, Institut Teknologi Bandung.
Untuk keperluan interpretasi dari data kualitas airtanah, cukup berdasarkan ion-ion
penyusun utama airtanah baik berupa kation maupun anion. Kation terdiri dari Ca, Mg, Na&K,
Fe, Mn, sedangkan anion terdiri dari Cl, SO4, HCO3, CO3, NO3 dan kadang – kadang F. Di
samping itu sering ditambah pula dengan SiO2, TDS, EC, suhu dan pH.
Komposisi kimia terlarut yang terkandung dalam air alami, mencerminkan kondisi
geologi serta proses geologi yang terjadi selama perjalanan air tersebut. Kation dan Anion
Utama dalam Airtanah adalah Ca2+, Mg2+, Na+, K+ (Kation) dan HCO3‐, SO42‐, Cl‐ (Anion).
Komponen kation dan anion lain relatif kecil dibandingkan komponen‐komponen tersebut.
Keseimbangan Anion dan Kation dalam air tanah merupakan cross check validitas hasil
lab dalam epm (equivalent parts per million) dimana Total meq Kation~ Total meq Anion yang
didapatkan dengan menggunakan persamaan di bawah ini.
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐼𝑜𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑡𝑜𝑚 (𝑀𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙)
𝑚𝑒𝑞 = dimana 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐸𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐸𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
Kedua rumus berlaku untuk Kation maupun Anion. Selanjutnya memvalidasi data
dengan perbandingan antara jumlah kumulatif meq Kation dan meq Anion menggunakan
rumus.
∑ 𝑐𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 − ∑ 𝑎𝑛𝑖𝑜𝑛
% 𝐷𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑒 = × 100%
∑ 𝑐𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 + ∑ 𝑎𝑛𝑖𝑜𝑛
Dimana ketika:
% Difference ≤ 10% → Valid
% Difference ˃ 10% → Invalid
Metode yang digunakan dalam interpretasi dan analisi kimia airtanah adalah metode
diagram Trilinier Piper. Diagram Trilinier Piper adalah metode yang penting dalam studi
genetik airtanah, dimana metode ini sangat efektif dalam pemisahan analisis data mengenai
sumber unsur penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan sifat-sifat air yang melewati suatu
wilayah tertentu serta hubungannya dengan permasalahan-permasalahan geokimia. Diagram
ini meliputi dua segitiga samasisi yang terletak di bawah kanan untuk pengplotan anion dan di
sebelah kiri untuk pengplotan kation (Suharyadi, 1984). Diagram Trilinier Piper dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
Kation (ppm) Konsentrasi B.E Meq % Kation (ppm) Konsentrasi B.E Meq %
Natrium Na 18.912 23 0.8223 12.7341 Natrium Na 22.962 23 0.9983 14.7561
Ammonium NH4+ 0.102 18 0.0057 0.0878 Ammonium NH4+ 0.322 18 0.0179 0.2644
Kalium K+ 7.91 39 0.2028 3.1410 Kalium K+ 10.634 39 0.2727 4.0302
Calcium Ca++ 28.215 6 4.7025 72.8261 Calcium Ca++ 28.537 6 4.7562 70.2987
Magnesium Mg++ 8.687 12 0.7239 11.2111 Magnesium Mg++ 8.647 12 0.7206 10.6506
Total 6.4572 100 Total 6.7657 100
Kation (ppm) Konsentrasi B.E Meq % Kation (ppm) Konsentrasi B.E Meq %
Natrium Na 16.299 23 0.7087 11.4416 Natrium Na 23.831 23 1.0361 18.6933
Ammonium NH4+ 0.084 18 0.0047 0.0753 Ammonium NH4+ 0.21 18 0.0117 0.2105
Kalium K+ 7.927 39 0.2033 3.2817 Kalium K+ 10.166 39 0.2607 4.7028
Calcium Ca++ 27.47 6 4.5783 73.9197 Calcium Ca++ 21.835 6 3.6392 65.6558
Magnesium Mg++ 8.385 12 0.6988 11.2817 Magnesium Mg++ 7.142 12 0.5952 10.7377
Total 6.1937 100 Total 5.5428 100
THR-02-3 THR-03-3
THR-02-3 THR 03-3
Kation (ppm) Konsentrasi B.E Meq % Kation (ppm) Konsentrasi B.E Meq %
Natrium Na 25.145 23 1.0933 19.1760 Natrium Na 9.522 23 0.4140 15.2872
Ammonium NH4+ 0.507 18 0.0282 0.4940 Ammonium NH4+ 0.02 18 0.0011 0.0410
Kalium K+ 10.592 39 0.2716 4.7637 Kalium K+ 6.703 39 0.1719 6.3465
Calcium Ca++ 22.271 6 3.7118 65.1064 Calcium Ca++ 11.056 6 1.8427 68.0415
Magnesium Mg++ 7.156 12 0.5963 10.4598 Magnesium Mg++ 3.342 12 0.2785 10.2838
Total 5.7012 100 Total 2.7081 100
T HR-03-1
THR-03-1
Ca-HCO3 waters
THR-01-1
Ca-HCO3 waters
THR-01-2
THR-01-3 Ca-HCO3 waters
THR-02-1 Ca-SO4 waters
THR-02-2 Ca-SO4 waters
THR-02-3 Ca-SO4 waters
THR-03-1 Ca-HCO3 waters
THR-03-2 Ca-HCO3 waters
THR-03-3 Ca-HCO3 waters
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari pengolahan data 9 sample yang telah di sampling sebelumnya di Taman Hutan
Raya Ir. H. Djuanda. Tidak terdapat satupun data yang valid karena persen validasi dari semua
sample lebih dari batas maksimum yaitu 10%.
Berdasarkan hasil interpretasi data ke diagram pipe dan dengan dasar klasifikasi,
didapatkan bahwa mata air pada lokasi pertama yaitu sampel THR-01-1, THR-01.-2, dan THR-
01-3 merupakan tipe Ca-HCO3 waters yang merupakan ciri dari Shallow water dan Fresh Ground
Water. Sedangkan untuk lokasi kedua (THR-02-1, THR-02.-2, dan THR-02-3) yaitu
pemukiman warga, mata air merupakan tipe Ca-SO4 waters yang merupakan ciri dari gypsum
ground water. Hal disebabkan keran kondisi lingkungan sekitar yang sudah menjadi
pemukiman warga dan untuk lokasi ketiga (THR-03-1, THR-03.-2, dan THR-03-3) merupakan
tipe Ca-HCO3 waters yang merupakan ciri dari Shallow water dan Fresh Ground Water.
4.2. Saran
Sebelum pengambilan sampel, dilakukan pengecekan terhadap alat yang digunakan
sehingga sudah dapat di gunakan di lapangan tanpa hambatan apapun. Ikut dalam Pengujian
lab agar dapat langsung mengamati sampel di laboratorium.