Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SEJARAH ASIA BARAT

AFGANISTAN

Disusun Oleh:

Ulfa Yanti (1506101020028)


Kharuzah (17101020058)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat dan
salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabat beliau, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada kami, sehingga makalah
ini dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang telah diberikan untuk memenuhi
salah satu tugas kami. Makalah ini berjudul “Afganistan”.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pengasuh
mata kuliah Sejarah Asia Barat yang telah memberikan pengetahuan kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran-saran yang membangun dan
memotivasi tim penyusun untuk lebih baik lagi dalam membuat makalah. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis. Amin yarabbal a’lamiin.

Banda Aceh, 01 Januari 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 1

C. TUJUAN PEMBELAJARAN..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2

A. LETAK GEOGRAFIS AFGHANISTAN ................................................................................... 2

B. AFGHANISTAN SEBELUM ISLAM ....................................................................................... 3

C. AFGHANISTAN MASA ISLAM .............................................................................................. 5

D. PENJAJAHAN BANGSA BARAT DI AFGHANISTAN ......................................................... 6

E. KEMERDEKAAN AFGHANISTAN ...................................................................................... 10

F. AFGHANISTAN MASA MODERN ....................................................................................... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 17

A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 18

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ................................................................................................................................. 2
Gambar 2 .................................................................................................................................. 4
Gambar 3 .................................................................................................................................. 4

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Posisi negara Afghanistan telah menyebabkan negara tersebut menjadi titik
persimpangan utama yaitu persimpangan Asia. Umumnya dianggap sebagai bagian dari Asia
Tengah, terkadang juga dianggap berasal dari sebuah blok regional baik di Asia Selatan
maupun Timur Tengah, karena memiliki hubungan budaya, etnolinguistik, dan geografis
sebagian besar tentangnya. Hal ini berbatasan dengan Iran di sebelah barat, Pakistan di
Selatan dan Timur, Turmenistan, Uzbekistan dan Tajikistan di utara dan Cina ke timur.
Bangsa Afghanistan satu keturunan dengan bangsa Persia, yaitu sama-sama dari
keturunan Iran. Namun, karena perbedaan Mazhab yang dianut, bangsa Afghanistan merasa
dirinya lebih dekat kepada bangsa Turki yang berdarah Tauran itu. Umumnya Afghanistan
memeluk mazhab Ahli-Sunnah Wal-Jamaah dan mengikut ajaran Imam Hanafi, sama dengan
orang Turki. Kedudukan negeri ini di tepi pengunungan Hindukusy, dan terbatas dengan
Anak Benua India dengan Khyber-Pass. Pengaruh dekat dengan Pengunungan menyebabkan
bangsa ini mempunyai watak tersendiri. Mereka berani dan tahan berperang, dan sangat lekas
tersinggung rasa kehormatan diri. Selain itu negeri ini juga dikenal dengan negara yang
sering berperang sampai saat ini pun negeri ini masih dilanda dalam peperangan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimakah letak geografis negara Afghanistan?
2. Bagaimana keadaan Aghanistan sebelum masuknya Islam?
3. Bagaimanakah keadaan Afghanistan sesudah masuknya Islam?
4. Apa yang melatarbelakangi Invansi Barat ke Afghanistan?
5. Apa yang melatarbelkangi Afghanistan menjadi negara merdeka?
6. Bagaimana keadaan Afghanistan setelah merdeka?

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mengetahui letak geografis negara Afghanistan
2. Mengetahui keadaan Aghanistan sebelum masuknya Islam
3. Mengetahui keadaan Afghanistan sesudah masuknya Islam
4. Mengetahui latar belakang Invansi Barat ke Afghanistan
5. Mengetahui latar belakang Afghanistan menjadi negara merdeka
6. Mengetahui keadaan Afghanistan setelah merdeka
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. LETAK GEOGRAFIS AFGHANISTAN


Afghanistan merupakan daerah daratan yang terletak di “jantung” Asia Tengah.
Afghanistan beribukota di Kota Kabul. Kota tersebut sekaligus menjadi kota terbesar di
negara tersebut. Afghanistan berbatasan langsung dengan negara-negara tetangganya, yakni
Timur dan Selatan berbatasan dengan Pakistan, disebelah barat berbatasan dengan Iran dan
sebelah utara berbatasan dengan negara-negara Asia Tengah seperti Turkmenistan,
Uzbekistan dan Tajikistan. Afghanistan sendiri merupakan negara yang porak-poranda akibat
dilanda perang. Akibatnya, negara ini pun menjadi salah satu negara termiskin di dunia.
Negara ini juga tidak memiliki akses sama sekali ke laut sehingga menyulitkannya dalam hal
perdagangan. Luas wilayah Afghanistan mencapai 652.230 km2.
Terlepas dari sebagian besar wilayah agrarisnya, Afghanistan memiliki beberapa pusat-
pusat kota yang sedang berkembang. Yang terbesar adalah ibukota Kabul. Terletak di bagian
timur negara tersebut, saat ini kota Kabul merupakan pusat pemerintahan nasional, transaksi
ekonomi, sosial dan budaya. Kandahar, terletak di selatan dekat perbatasan Pakistan sebagai
kota terbesar kedua. Selain menjadi ibukota lama, posisinya begitu dekat dengan perbatasan
membuat Kandahar memainkan peran penting dalam perang yang terjadi di negara tersebut
selama lebih dari 3 dekade. Kota terbesar ketiga adalah kota yang terletak di bagian barat
laut, Herat. Banyak Muslim Syiah yang merupakan kelompok agama minoritas di
Afghanistan telah menduduki kota tersebut selama bertahun-tahun dan memiliki hubungan
kerja sama dengan Iran, di mana mayoritas warga Iran juga Muslim. Mazar-e-Sharif terletak
dibagian di utara dekat Uzbekistan, dan Ghanzi yang terletak di tengah wilayah timur antara
Kabul dan Kandahar juga menjadi negara berkembang sebagai kota-kota bersejarah yang
memainkan peran penting di masa lalu Afghanistan.

Gambar 1. Peta Afghanistan

2
B. AFGHANISTAN SEBELUM ISLAM
Pada tahun 2000 SM pemukiman di Afghanistan telah menciptakan jaringan
perdagangan dengan masyarakat dari lembah Sungai Indus di Pakistan, Mesopotamia, dan
Aegea. Pada saat itu bangsa bahwa Indo-Eropa atau yang dikenal dengan bangsa Arya
memasuki Asia Tengah membawa budaya dan bahasa mereka. Banyak warisan budaya
Afghanistan modern dapat ditelusuri dan memiliki persamaan dengan budaya bangsa Indo-
Eropa. Meskipun pengaruh Indo-Eropa tersebar di sebagian besar Asia Tengah bagian
selatan, Afghanistan lebih erat terkait dengan Iran, keturunan bangsa Indo-Eropa. Sebuah
hubungan langsung dapat dilihat melalui bahasa. Sebagian besar masyarakat Afghanistan
berbicara dengan Bahasa Dari, yang merupakan bentuk dari bahasa Persia yang masih juga
berkaitan dengan bangsa Indo-Eropa. Setelah masuknya bangsa Indo-Eropa, raja-raja dari
beberapa kerajaan di luar wilayah Afghanistan masuk dan memerintah wilayah Afghanistan.
Kerajaan Iran adalah yang pertama menegaskan otoritas politik mereka atas wilayah
Afghanistan kuno. Orang-orang Asyur, Media, dan Persia memerintah semua bagian dari
Afghanistan antara 900 dan 550 SM.
Sebelum masuknya Islam, Afghanistan memiliki sejarah peradaban yang panjang dari
kerajaan Budha. Sekitar abad ke-1, dinasti Kushan, kerajaan yang berasal dari Asia tengah,
mengalahkan kerjaan Aryana di Afghanistan. Buddhisme adalah agama dominan dari abad
ke-3 sampai abad ke-8 di Afghanistan. Sisa-sisa Vihara dan Stupa, atau gundukan relik
(struktur tempat relik suci disimpan atau dipajang), dari periode itu masih tetap ada sampai
sekarang. Benda-benda bersejarah tersebut menandakan bahwa perjalanan Budha dari India
ke Balkh, bagian Afghanistan Utara, dan kemudian masuk ke Asia Tengah memang pernah
terjadi di lokasi yang dimaksud. Dengan demikian dapat dilihat bahwasanya periode sejarah
Afghanistan ini terjadi dalam beberapa periode sampai masuknya Islam.
Periode Kushan di Afghanistan dimulai pada pertengahan abad pertama dengan Bamian
sebagai pusatnya. Dalam beberapa tahun terakhir potongan-potongan peninggalan zaman ini
digali dan telah berada di Museum Nasional Kabul. Peninggalan budaya dari periode ini yang
masih tersisa adalah dua patung Budha besar di Bamian. Penjelasan rinci dan tepat mengenai
patung-patung tersebut telah diberikan pada abad ke- 6 Masehi oleh seorang peziarah Cina,
Hsiwan Tsang. Dalam tulisannya kota Bamian disebut dengan Fonjen atau Fonjentah.
Dalam bahasa Pahlewi Bamian disebut Bamika. Salah satu raja yang paling kuat dan paling
terkenal dari periode Kushan pada abad ke-1 Masehi adalah Kanishka, memerintah sebuah
kerajaan luas sampai ke Laut Arab termasuk sebagian dari India. Pada masa ini seni,
perdagangan dan pertanian mengalami banyak kemajuan.
3
Pada 224 Masehi, Kekaisaran Kushan jatuh ke Persia Dinasti Sassanid baru. Sekitar
waktu yang sama, Hun memasuki Afghanistan dan mulai menghancurkan kota, membantai
warga, dan menekan banyak agama di wilayah tersebut. Hun pada akhirnya terusir oleh Turki
dan raja-raja Sassanid pada 565 Masehi, yang kemudian terus memerintah sampai negara itu
ditaklukkan oleh penjajah Muslim pada sekitar abad ketujuh. Kombinasi antara dominasi
keyakinan Zoroaster dari Kekaisaran Persia di Timur, penyebaran Hindu di bagian barat
Afghanistan, dan kerusuhan sipil sebagai pertanda berakhirnya masa Dinasti Hun dan
pengaruh ajaran Buddha pada masyarakat Afghanistan.

Gambar 2. Patung Peninggalan Budha

Gambar 3. Budha Bamiyan

4
Setelah itu orang-orang Yunani kemudian menginvasi Afghanistan melalui Seistan dan
Dashte Marghaiu di sebelah barat daya Afghanistan hari ini. mendirikan bangunan baru,
membentuk tentara, dan standar kehidupan populasi penduduk sipil pun membaik. Pada
dinasti ini menekankan bagaimana seni harus maju. Wakil raja atau gubernur dari Yunani
yang memerintah di wilayah Afghanistan selama 200 tahun menyelesaikan pembangunan
kota-kota dan selanjutnya mengangkat standar hidup. Tidak ada keraguan bahwa orang-orang
Yunani dan terutama guru terbaik mereka Aesof memiliki pengaruh luar biasa pada
konstruksi kota dan gaya pahatan Afghanistan.
Koin bergambar dari mitos dewa-dewi Yunani dapat dengan mudah ditemui di kota-kota
Ghandahara, Hadda dan Taxila yang semuanya terletak di distrik yang sama. Dalam
tulisannya, Hsiwang Tsang Hadda menyebutnya sebagai Hilo. Dapat dilihat dari koin ini
bagaimana budaya bercampur pada masa itu. Alexander Yang Agung pun telah memberikan
nama untuk beberapa kota di Afghanistan. Seperti Alexander Prophtasia yang kini disebut
sebagai Wala-i-Kang di Seistan, Alexandria Areion yang kini disebut sebagai kota Heart,
Alexandria yang kini disebut sebagai Kandahar, dan Alexanderia yang kini disebut sebagai
kota Ghazn. Budaya material mungkin masih bertahan hingga sekarang, namun pengaruh
sosial telah hilang oleh pengenalan Islam pada abad ke 7 Masehi.

C. AFGHANISTAN MASA ISLAM


Pada zaman pemerintahan Khalifah Usman bin Affan (644 - 656 M), tepatnya pada tahun
647 M dilaksanakan dakwah Islam yang pertama ke daerah Afghanistan atau dahulu dikenal
dengan nama Khurasan, yang dipimpin oleh sahabat Sa’ad bin Ash dan di antara sahabat lain
yang ikut adalah Hudzaifah bin Yaman, hasan bin Abi Thalib, Husen bin Abi Thalib,
Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin ‘Amru bin Ash, Abdullah bin Zubair
dan lain-lain.
Kegiatan sampai di negeri Thabristan terjadi peperangan dengan penduduk setempat yang
kemudian dimenangkan oleh rombongan Sa’ad bin Ash. Dan sejak itulah Islam berkembang
di Afghanistan. Kemenangan di Thabristan ini membuka jalan memudahkan masuk ke
Khurasan, pada dewasa ini Khurasan sebelah timur masuk wilayah Afghanistan. Namun,
ketika orang-orang Arab pergi, penduduk setempat kembali lagi ke kepercayaan lama
mereka.
Pada abad ke-10, penguasa Muslim yang disebut Samanid, yang berasal dari Bukhara-
sekarang Uzbekistan, memperluas pengaruhnya ke wilayah Afghanistan. Dinasti Islam
pertama yang menguasai Afghanistan adalah Ghaznawi, didirikan oleh Mahmud dari Ghazni.
5
Dinasti ini galak dalam melakukan panggilan Islam dan membawa Hindu benar-benar keluar
dari wilayah Afghanista untuk pertama kalinya. Kota Ghazni berkembang di bawah
pemerintahan Mahmud karena ia menirukan struktur pengadilan Persia dan membawa para
sarjana Muslim untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, sejarah, dan seni di universitas yang
dibangun wilayah Afghanistan kuno. Tentu hal ini membawa perubahan besar untuk
masyarakat.
Setelah dinasti Ghaznawi, tidak ada lagi penguasa asing yang datang di Afghanistan, dan
penguasa asing terakhir Afghanistan berasal dari Persia bernama Nadir Shah. Dia
menyatakan dirinya penguasa tahun 1736, tetapi tidak pernah mampu mengkonsolidasi dan
menontrol penuh kekaisaran, terutama suku-suku Afghanistan yang sangat beragam dan
tersebar di seluruh wilayah. Pada tahun 1947 Nadir Shah kemudian meninggal dunia dibunuh
oleh pengawal-pengawalnya sendiri. Maka kerajaan yang didirikannya itu menjadi porak
poranda, dan orang Afghan dengan cepat memisahkan diri daripada pengaruh Iran, dan
mengangkat Ahmad Durrani menjadi kepala mereka. Dia adalah seorang pahlawan yang
gagah perkasa dan telah banyak belajar dari Nadir Syah dalam peperangan dan pertempuran.
Kepercayaan yang ditimpakan oleh kaum dan bangsanya tidaklah disia-siakan oleh Ahmad
Khan Durrani atau dikenal dengan Ahmad Syah Baba.
Semenjak Islam menduduki Afghanistan terdapat beberapa kerajaan Islam yang pernah
berkuasa di Afghanistan, segitu juga dengan para pemimpinnya yang silih berganti
menggantikan posisi Raja di Afghanistan saat itu. Saat itu sistem pemerintahnya yaitu
bersifat Monarki yang dipimpin oleh Raja.
Afghanistan kemudian dipimpin oleh
1. Ahmad Syah Baba
2. Dust Muhammad Khan
3. Syir Ali dan Saudara-saudaranya
4. Amir Abdur Rahman Khan
5. Habibullah Khan
6. Amanullah Khan
7. Nadir Syah
8. Zahir Syah

D. PENJAJAHAN BANGSA BARAT DI AFGHANISTAN


Tidak banyak negeri Muslim yang menderita perang sebanyak Afghanistan. Intervensi
dan invasi asing telah menjadi ancaman terus menerus negeri ini sejak awal 1800-an. Uni
6
Soviet pada 1980-an dan AS di 2000-an menghadapi perang brutal di Afghanistan. Negara
pertama yang mengalami kekalahan dalam perang di Afghanistan adalah Inggris. Pada 1800-
an, ketika Inggris mencoba mengkonsolidasikan kekuasaannya di India, negara itu
melirik wilayah Barat Laut, yakni Afghanistan menjadi wilayah penyangga untuk
menghadapi imperium Tzar di Rusia. Hasilnya adalah Perang Anglo-Afghan yang
berlangsung dari 1839 hingga 1842.
Bagi Inggris, pergerakan invasi Rusia menjadi ancaman. Mereka khawatir jika Rusia terus
melanjutkan invasinya ke selatan, maka mereka dapat menggunakan Afghanistan sebagai
basis untuk menyerang Inggris di India. Dengan gunung Himalaya sebagai benteng alami di
sebelah utara, maka satu-satunya jalan untuk menghadapi invasi darat adalah lewat
pegunungan Hindu Kush yang dikontrol Afghanistan. Faktanya, sepanjang sejarah, Hindu
Khus sering digunakan sebagai pintu masuk menyerang India.

Maka Inggris berniat menjadikan Afghanistan sebagai daerah penyangga untuk


menghadang ancaman invasi Rusia pada 1830-an. Amir di Afghanistan pada waktu itu
adalah Dust Muhammad Khan, yang berkuasa di Kabul. Kabul terletak di bagian timur
Afghanistan, yang merupakan jalur terdekat menuju India. Jika Dust Muhammad dapat
mencegah Rusia menginvasi Afghanistan, maka Inggris akan merasa aman di
India. Hubungan damai tetap terjaga dan tidak ada perang.
Namun Dust Muhammad dipandang Inggris tidak cakap karena pada akhir 1830-an,
Rusia yang bersekutu dengan Persia menyerang Afghanistan dengan dalih mengambil
wilayah kota Herat untuk Persia. Maka, keinginan Inggris mencegah Rusia melalui jalur
diplomatik gagal, dan pada akhirnya memutuskan menginvasi Afghanistan sebelum didahului
oleh Rusia.
Pada akhir 1838, Inggris memobilisasi lebih dari 20 ribu tentaranya untuk menginvasi
Afghanistan, mayoritasnya para Sepoy, pekerja yang direkrut dari penduduk asli India.
Tentara Inggris bersenjata modern, disiplin dan terlatih. Sebaliknya, pasukan Afghanistan
minim persenjataan dan tidak terbiasa dengan model perang Eropa. Jika pasukan Inggris
menggunakan taktik barisan infantri yang rapat dan bersenjata senapan api, sebaliknya
pasukan Afghanistan tidak teratur dan bukan tentara profesional. Meskipun Dust Muhammad
memiliki tidak kurang 40 ribu pasukan kaveleri dan puluhan ribu pasukan
cadangan Ghilzai yang sewaktu-waktu dikerahkan dari penduduk di sekitar Kabul, namun
mereka bukan pasukan profesional yang memiliki loyalitas dan kedisiplinan tinggi.

7
Alih-alih perselisihan dan konflik sering terjadi di antara suku dalam pasukan
Afghanistan sehingga sulit bekerja sebagai satu unit. Meskipun demikian Ghilzai adalah
pasukan sangat yang efektif karena keberanian dan kemampuan mereka menyerang secara
tiba-tiba. Setelah menyerang, mereka kembali ke kampung halaman berbaur dengan
penduduk lainnya. Kemampuan ini pula yang terbukti menentukan kekalahan Inggris.
Ketika Inggris menginvasi pada awal 1839, mereka masuk melalui Bolan Pass di selatan
Afghanistan, di luar jalur Khyber Pass yang biasa dilalui. Akibatnya, Kandahar jatuh cepat
pada April 1839. Artileri modern dengan pasukan yang profesional dengan cepat pula
menjebol benteng. Antara 500-1200 pasukan Afghan tewas, sementara Inggris hanya
kehilangan 17 orang selama pengepungan. Dust Muhammad tahu bahwa sebentar lagi Inggris
sampai ke Kabul sehingga dia berniat menghadang mereka dengan seluruh pasukannya di
luar kota Kabul. Namun, berita tentang kehebatan pasukan Inggris menjadikan Dust
Muhammad mengalami kesulitan memobilisasi pasukan. Hanya 3000 orang saja yang
bersedia bertempur. Sementara mayoritas tentara lainnya telah bubar dan kembali ke
kampung halamannya. Dust Muhammad terpaksa melarikan diri ke Asia Tengah dengan
harapan dia dapat merekrut kembali pasukan dalam pengasingannya. Inggris akhirnya masuk
ke Kabul pada Agustus 1839.
Pengusiran tentara Inggris dari Afghanistan justru tidak berasal dari upaya Dost
Mohammad. Dia sendiri pada 1840 menyerahkan diri dan dibuang ke Calcutta, India.
Kemenangan Afghanistan justru terjadi karena perlawanan rakyat yang tidak sudi hidup
dalam penjajahan Inggris. Inflasi yang disebabkan penjajahan Inggris menjadikan kota-kota
di Afghanistan, khususnya Kabul dan Kandahar juga mengalami kesulitan. Inggris membawa
mata uangnya sendiri, sehingga menjadikan mata uang lokal menjadi tidak berharga.
Pendapatan jatuh dan harga-harga melonjak. Para ulama, yang sebelumnya
mendapatkan honor pemerintah kini tidak mereka terima lagi.
Ketidakpuasan dan frustasi ini berujung demonstasi besar-besaran anti Inggris pecah
pada November 1841. Para demonstran yang marah, yang dipimpin para kepala suku dan
ulama, menyebar ke seluruh kota menentang pengaruh Inggris di ibukota. Akibatnya, seorang
pejabat Inggris terbunuh. Ketika Inggris tidak bertindak, aksi perlawanan semakin membesar.
Sekitar 15 ribu Ghalzai, tentara dari berbagai suku berkumpul di Kabul sehingga berhasil
mengusir pasukan Inggris.
Terlebih pasukan Inggris tersebar di seluruh kota-kota Afghanistan, maka mudah untuk
dikepung dan dikalahkan oleh pasukan Ghilzai. Bahkan di Kabul yang menjadi pusat
konsentrasi pasukan, mereka tidak dapat berbuat banyak ketika pasukan Afghanistan mulai
8
merebut depot suplai makanan mereka. Jendral Inggris di Kabul William Elphinstone
akhirnya menyerah karena kalah jumlah. Anak Dust Muhammad, Muhammad Akbar masuk
ke kota Kabul dan juga menggerakkan perlawanan. Elphinstone akhirnya menandatangani
perjanjian penyerahan dan pasukannya bersedia mundur ke Jalalabad, 150 Km di sebelah
timur Kabul.
Ditengah konflik dan permusuhan etnik, mereka masih bersatu sehingga dapat
mengalahkan pasukan superpower Inggris pada waktu itu. Dust Muhammad dibebaskan dari
penjara oleh Inggris dan kembali ke Afghanistan untuk menduduki kembali jabatan Amir
setahun kemudian. Kekalahan Inggris membantu memperkuat ikatan nasional di Afghanistan,
meskipun afiliasi suku masih tetap terkuat. Dalam perspektif Inggris, kekalahan mereka
dianggap sebagai tertutupnya segala kemungkinan pertemanan antara dua negara. Bangsa
Afghan digambarkan oleh mereka bangsa yang barbar, biadab dan pengkhianat serta
menjadi mindset mereka ketika berinteraksi dengan bangsa Afghanistan. Namun demikian
kekalahan tersebut juga mempengaruhi posisi Inggris di India. Wibawa Inggris anjlok di mata
rakyat India sehingga berujung pemberontak Sepoy pada 1857 di India.
Pada tahun 1878 untuk yang kedua kalinya Inggris memasuki Afghanistan dan cukup berhasil
menekan raja yang disukungnya, Timbulnya perang ini ternyata berakibat jatuhnya Amir
Sher Ali dan naiknya Amir Abdur Rahman ke kursi kerajaan Afghanistan. Dimana Inggris
bisa menguasai politik luar Negeri Afghanistan. Selama Amir Abdur Rahman berkuasa pada
tahun 1880 – 1901, Inggris dan Rusia telah mematoki wilayah perbatasan Afghanistan
sebagaimana yang eksis sampai sekarang ini. Selama Afghanistan dibawah Amir Abdur
Rahman Inggris mengontrol penuh politik luar negeri Afghanistan. Ketika pecah Perang
Dunia I, pihak Jerman telah membangkitkan semangat anti Inggris dari pihak para gerilyawan
Afghanistan yang ada disepanjang perbatasan India.
Disamping itu kebijaksanaan politik Habibullah, putra Amir Abdur Rahman, yang
menyatakan Afghanistan netral tidak begitu populer diantara rakyat Afghanistan. Ketika
Habibullah dibunuh pada tahun 1919 oleh anggota keluarga yang menentang pengaruh
Inggris, digantikan oleh Amanullah putra ketiga Abdur Rahman. Dimana Amanullah inilah
yang tampil memimpin perang Afghanistan-Inggris ke tiga. Setelah perang tahun 1919 inilah
Afghanistan mendapat lagi kekuasaan untuk menguasai politik luar negerinya dengan
menandatangani Perjanjian Rawalpindi pada tanggal 19 Agustus 1919. Begitulah, Inggris
tidak pernah bosan untuk mencoba menguasai Afghanistan.

9
E. KEMERDEKAAN AFGHANISTAN
Pada tanggal 19 Agustus 1919 inilah Afghanistan menyatakan hari kemerdekaan dari
Inggris. Raja Amanullah Khan yang berkuasa dari 1919 – 1929 telah berhasil mengalahkan
Ingris dan mendapat kemerdekaan politik luar negeri Afghanistan dari Inggris, telah
melakukan diplomasi untuk menjalin hubungan internasional dengan negara-negara lain.
Ketika Raja Amanullah Khan melakukan kunjungan ke negara-negara Eropa dan Turki
ternyata situasi dan politik Eropa dan Turki telah mempengaruhi banyak pemikiran Raja
Amanullah Khan ini (pemikiran sekuler mempengaruhi kebijakan politik Raja). Tetapi
kebijaksanaan politik yang radikal ini ternyata mendapat tantangan dari kaum ulama, para
pimpinan muslim, dan pasukan angkatan bersenjata, sehingga Raja Amanullah Khan dipaksa
turun tahta pada bulan Januari 1929.
Setelah Raja Amanullah Khan dijatuhkan, muncullah sepupu Amanullah Khan, Nadir
Khan dari suku Pashtun pada bulan Oktober 1929 dideklarasikan sebagai Raja Afghanistan.
Dimana Raja Nadir Khan ini mengembalikan kembali kebijaksanaan politik sekular yang
telah dijalankan oleh Raja Amanullah Khan. Tetapi 4 tahun kemudian pada tahun 1933 Raja
Nadir Khan dibunuh oleh seorang pelajar dari Kabul.
Muhammad Zahir Shah naik tahta dan berkuasa dari tahun 1933 sampai 1973.
Keponakan Zahir, Muhammad Daud Khan, menjadi Perdana Menteri Afganistan dari tahun
1953. Pada tahun 1956, pemerintah Afghanistan memulai suatu program untuk memperbaiki
keadaan ekonomi dan sosial, sarana transportasi dan perawatan kesehatan diperbaiki dan
berbagai sekolah dibangun. Bendungan, tandor air, dan terusan dibangun untuk menyediakan
air bagi irigasi dan hidro elektrik.
Pengaruh Amerika Serikat terhadap Raja Zhahir Shah justru membuat kepemimpinan
Zhahir Shah semakin tidak efektif bagi negara. Perpecahan dalam negeri muncul dan semakin
menunjukkan tanda-tanda dominasi keadaan politik. Menyebabkan sepupunya Muhammad
Daud khan ingin melakukan kudeta. Selama dua-puluh tahun ia menunggu kesempatan untuk
melancarkan semacam kudeta militer terhadap kerajaan lemah yang dipimpin oleh Zhahir
Shah itu. Naiknya Daud Khan menuju kepemimpinan tertinggi secara sah di Afghanistan
menunjukkan aktifitas ideologis yang tajam di bawah bayang-bayang komunisme Uni Soviet.
Tahun 1973, Daud Khan memimpin sebuah kudeta militer, yang kemudian berhasil
membuatnya mendirikan sebuah negara republik untuk menggantikan sistem monarkial.
Dalam sistem republik yang berhasil didirikan Daud Khan tersebut, kalangan elite politik
tidak banyak berubah secara berarti. Ini berarti masih banyak anggota kerajaan yang tak
dicopot jabatannya, seperti yang terjadi pada Zhahir Shah.
10
Daud Khan justru cenderung meneruskan program-program modernisasi. Modernisasi
yang telah dilakukan sejak Zhahir Shah berkuasa sebenarnya merupakan pertimbangan yang
dilakukan berdasarkan alasan-alasan ekonomis. Afghanistan yang relatif miskin
membutuhkan suplai dana bagi kepentingan tubuh ekonomi dan politik dalam negeri. Hal itu
hanya bisa dilakukan kalau saja Afghanistan menerima pasokan dana bantuan asing. Dalam
situasi Perang Dingin yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet tersebut, negara-
negara miskin layaknya Afghanistan yang ingin berkompromi untuk kepentingan ekonomi
semata, justru mendapat pilihan untuk “bersama Amerika Serikat atau bersama Uni Soviet”.
Hal yang terjadi di Afghanistan menunjukkan sebuah hubungan yang fluktuatif terhadap
Amerika Serikat ataupun Uni Soviet.

F. AFGHANISTAN MASA MODERN


Saat Daud Khan yang kemudian mengubah sistem Monarki menjadi sistem Republik,
dan mengumumkan dirinya sebagai presiden Republik Afghanistan (1973-1978). Namun
lima tahun berikutnya ia menjadi korban kudeta dari Partai Demokratis Rakyat Afghanistan.
Taraqi, Karmal dan Amin menjadi tiga figur yang berperan penting dalam kudeta April
1978. Oleh karena itu, masalah kepemimpinan di Afghanistan menjadi semakin larut dalam
kompetisi internal pemerintahan. Namun kompetisi tersebut akhirnya mengerucut setelah
Faksi Percham dengan Karmal sebagai pemimpinnya didepak dalam persaingan internal
tersebut. Karmal akhirnya menjadi pengungsi politik di Eropa Timur.

Kompetisi yang mengerucut tersebut kini diwakili oleh wakil-wakil dari Faksi Khalq: Taraqi
dan Amin. Hal ini setidaknya membuktikan bahwa di dalam pemerintahan komunis
sebenarnya terjadi persaingan tajam, di samping intervensi Uni Soviet sebagai “majikan”
sedang mengharapkan suatu integritas dan stabilitas ideologi doktriner di Afghanistan.
Dalam hal itu, Uni Soviet mulai putus asa dalam mengharapkan stabilitas atas “boneka-
boneka”nya di Afghanistan. Terbunuhnya Taraqi oleh Amin pada bulan Oktober 1979
menegaskan campur-tangan Uni Soviet yang semakin mendalam, karena dua bulan setelah
peristiwa pembunuhan tersebut Uni Soviet melakukan invasi dan membunuh Amin sebagai
bagian dari agenda invasi. Babrak Karmal kemudian kembali ke Afghanistan dan ditegaskan
menjadi boneka Uni Soviet di Afghanistan dengan pola secara langsung. Invasi Soviet
tersebut bukan sekedar memiliki visi stabilisasi komunisme di Afghanistan. Lebih dari itu,
invasi tersebut kemudian menampilkan wajah konfrontasi terhadap Islam, dan itulah agenda
utama invasi Soviet ke Afghanistan.

11
Sudah sejak lama, kekuatan modernisasi menjangkau Afghanistan untuk merubah struktur
yang berbasis Islam seperti yang terjadi pada zaman monarki berlangsung. Bagi Uni Soviet,
Afghanistan memberi peluang besar sebagai basis kekuatan komunisme di Asia Selatan
maupun Asia Tengah, dan itu hanya bisa dilakukan kalau saja Uni Soviet mampu menjadikan
Afghanistan sebagai negara satelit yang berbasis komunisme.
Di Afghanistan, Soviet merasa perlu untuk mengkomuniskan dan bahkan menetralkan sikap
anti-Barat, bahkan memperkenalkan kepada umat Muslim Afghanistan bahwa Soviet
bukanlah “negara Barat” yang serupa dengan negara negara Barat, layaknya AS dan sekutu-
sekutu liberalnya. Sikap tersebut jelas tak berhasil, mengingat di Afghanistan umat Muslim
telah mengambil sikap melawan sejak pembaharuan (modernisasi) yang digarap oleh AS
maupun Soviet digalakan.
Dua hari setelah kematian Amin, karena invasi Soviet yang tiba tepat pada tanggal 27
Desember 1979, Babrak Karmal telah didatangkan kembali untuk menjadi presiden
Afghanistan menggantikan Amin yang dianggap “telah menyimpang” dari cita-cita Uni
Soviet. Akibat keadaan-keadaan tersebut timbullah Revolusioner-revolusioner dari
Afghanistan.
Gagasan revolusioner Islam di Afghanistan sebenarnya datang dari Mesir melalui para
sarjana Afghanistan yang belajar di Al-Azhar Kairo, dan juga dari Syaikh Al-Azhar yang
mengajar di Fakultas Syara’iyat (Studi-studi Islam) di Kabul. Gerakan-gerakan politik
mereka mula-mula di tingkat fakultas secara rahasia dan di dunia kemahasiswaan secara
terbuka, seperti organisasi Nahzhat-i Javanan-I Musulman (Gerakan Pemuda Islam).
Mereka umumnya bergerak di perkotaan. Gerakan ini dipimpin dan diorganisasi oleh
generasi muda berpendidikan formal, menggugat legitimasi sistem politik yang ada dan
menyerukan reformasi radikal positif yang berhubungan dengan kekuasaan serta menuntut
pemerintahan Islam. Gerakan ini akhirnya dapat memaklumkan Afghanistan sebagai Negara
Islam pada April 1992.
Gerakan jihad di Afghanistan secara umum dipelopori oleh dua faksi utama gerakan
Islami orisinal, yakni Jam’iyat-I Islami (masyarakat Islam) yang dipimpin oleh Burhanuddin
Rabbani dan Hizb-I Islami (Partai Islam), yang dipimpin oleh Gulbuddin Hekmatyar.
Dampak perbedaan pandangan politik antar Rabbani dan Hekmatyar ini semakin
memperkeruh masalah etnis di Afghanistan.
Dua kekuatan besar, Jami’at Islami, pimpinan Burhanuddin Rabbani terjebak dalam
konflik berdarah dengan Hizb-e Islami pimpinan Hekmatyar untuk mencapai kekuasaan. Hal
ini terjadi antara lain karena adanya konflik personal antara para pemimpin maupun
12
perbedaan tradisional etnolinguistik. Jami’at Islami didominasi etnis Tajik yang secara
historis hanya berjumlah tiga puluh persen dari seluruh populasi Afghanistan. Sedangkan
Hizb-e Islami mayoritas terdiri dari etnis Pustun yang merupakan jumlah terbesar penduduk
terbesar dari seluruh populasi Afghanistan, berkisar antara 40-50 persen.
Konflik antara dua golongan ini semakin memanas dikemudian hari. Hekmatyar yang
mendapatkan bantuan secara penuh intelegent Pakistan (ISI) terus berusaha merongrong
kekuasaan Rabbani. Ia tidak segan melakukan serangan ke kota Kabul dengan menggunakan
persentaan roket yang merengut ribuan nyawa rakyat sipil. Tujuannya, melemahkan dominasi
Jamiat dengan koalisinya. Ia juga berusaha menciptakan konflik antara Jamiat dan Wahdat.
Bahkan setelah Hekmatyar telah menjadi Perdana Menteri sesuai kesepakatan di Islamabad
Maret 1993, dia masih saja berada di luar Kabul. Puncaknya, pada januari 1994 melalui
koalisi dengan musuh lamanya Dostum dan Mujjadi, Hekmatyar melancarkan serangan roket
ke Kabul secara membabi-buta yang menewaskan 25.000 penduduk kota.
Target operasi Hekmatyar ada tiga. Pertama, membuat Rabbani dan Mas’ud tidak punya
kesempatan melakukan konsolidasi kekuatan. Kedua, menegaskan, bahwa pemerintahan
Rabbani membangun aliansi serta meminta penduduk Kabul memberikan dukungan lebih
lanjut pada pemerintah. Ketiga menjadikan Kabul sebagai kota yang tidak aman bagi
perwakilan-perwakilan masyarakat Internasional.
Dengan demikian pemerintah Rabbani akan kesulitan untuk mendapatkan dukungan dari
dunia Internasional, dan roda ekonomi pun akan berhenti. Ini membuat kepercayaan terhadap
Rabbani menurun, sejauh ini usaha dari Hekmatyar sukses. Namun ternyata usaha-usaha
tersebut belum bisa membawa Hekmatyar menaklukan Kabul, malah hubungan dia dengan
intelegent Pakistan yang selama ini memasok modal dan persenjataan bagi dia, mulai
merenggang. Hal ini mendorong badan Intelegent Pakistan (ISI) mengalihkan dukungan pada
kekuatan baru, yaitu milisi Taliban.

Ketika konflik antara golongan Rabbani dan golongan Hekmatyar masih berkobar.
Muncul kekuatan baru dari wilayah selatan Afganistan, kekuatan baru ini tumbuh dengan
cepat, nama kekuatan baru ini adalah “Taliban”. Taliban sendiri berarti penuntut ilmu. Istilah
imi berasal dari bahasa Arab yang di-Persiakan (Iran) dalam bentuk jamak. Gerakan ini
dipersenjatai dan didanai oleh Pakistan maupun etnis Pustun di perbatasan, yang dengan
cepat telah melebihi kekuatan Hekmatyar. Dan ini menjadi musuh baru pemerintahan
Rabbani.

13
Awal mula kemunculan Taliban menurut pejabat resminya adalah dari madrasah-
madrasah sederhana di desa Singesar wilayah Maiwand, provinsi Kandahar tempat dimana
Mohammad Omar pimpinan, dan beberapa mantan mujahidin belajar. Bersamaan dengan
adanya tingkah laku yang kurang simpatik dari mujahidin dengan cara melakukan
perampokan di jalan-jalan yang mereka angap sebagai upeti, pemerkosaan yang telah menjadi
norma yang sangat menekan, Mohammad Omar bersama tiga puluh kawan seperjuangannya
akhirnya memutuskan untuk mengangkat senjata 1994. Bersamaan dengan kemarahan rakyat
yang telah memuncak pada kondisi Afghanistan yang semakin makin semrawut mereka
bangkit dari Kandahar.
Dengan bantuan persenjataan dan modal dari intelegent Pakistan (ISI), Taliban dengan
cepat menjelma menjadi kekuatan baru yang diperhitungkan. Mereka kemudian mulai
melakukan wilayah-wilayah Afghanistan yang dikuasai para Mujahiddin. Mereka tidak
peduli wilayah tersebut dikuasai oleh Jami’a Islami atau Hizib Islami, karena Taliban
memang tidak memihak salah satu dari dua golongan tersebut. Taliban terus menguasai
wilayah-wilayah pemerintahan pada masa itu, tanpa menghela nafas mereka terus bergerak
menuju kota Kabul. Hal ini membuat komandan tempur pemerintah terperangah dengan
strategi Taliban. Puncaknya pada 26 september 1996, pasukan pemerintah yang dibawah
pimpinan jenderal Mas’ud memutuskan menarik pasukan dari Kabul. Dengan demikian kota
Kabul resmi menjadi wilayah kekuasaan Taliban. Mereka mengubah nama Afghanistan
menjadi Negara IslamAfghanistan.
Tanpa memperdulikan reaksi dunia, mereka menerapkan aturan baru di Kabul secara
paksa. Penduduk Kabul kemudian dibuat tercengang ketika mendapatkan Najibullah (mantan
presiden Afghanistan) bersama adiknya, mati tergantung di lapangan Ariana dengan tali
nilon. Hanya dalam hitungan hari, para pemimpin Taliban mengeluarkan sederet aturan sosial
yang melumpuhkan aktivitas kota Kabul.
Taliban mengubah kembali nama negara menjadi Emirat Islam Afghanistan. Pada tahun
2001 Talibanakhirnya ditumbangkan oleh partai internal yang mendapat dukungan dari
Amerika Serikat. Negara ini pada akhirnya menggunakan Hukum Islam sebagai landasan
konstitusinya.
Meskipun sering terjadi instabilitas politik di negara ini, namun Afghanistan
masihmampu untuk menyelenggarakan pemerintahannya sampai ketingkat pemerintah
daerah.Pemerintah Daerah Afghanistan mengatur masalah perekonomian di tingkat regional.
Dalammenjalankan pemerintahannya, pemerintah daerah ini menggunakan hukum suku dan

14
adat-istiadat setempat. Pemerintahan daerah di Afghanistan terdiri dari provinsi, kabupaten
dankecamatan. Masing-masing pemerintah daerah dipilih untuk masa jabatan empat tahun.
Dalam menjalankan roda pemerintahannya, pemerintah pusat maupun daerah dibantu
oleh lembaga-Lembaga informal. Lembaga-lembaga ini bersifat konsultatif dengan
ikutmemberikan saran pada proses pembuatan kebijakan. Lembaga-lembaga ini diantaranya
adalah: Komunitas Shūrās dan Jirgas. Keduanya merupakan majelis adat di Afghanistan yang
berkedudukan di masing-masing provinsi. Sistem peradilan Afghanistan terdiri
dariMahkamah Agung, Pengadilan tingkat banding, dan pengadilan dasar. Mahkamah
Agungmerupakan pengadilan di tingkat pusat. Keputusan yang diambil pada pengadilan ini
adalah bersifat mutlak. Mahkamah Agung terdiri dari 9 orang hakim yang diangkat oleh
Presiden.Pengadilan Tingkat Banding berada di masing-masing provinsi di Afghanistan.
SedangkanPengadilan Dasar berada pada tingkat distrik dan merupakan tingkat peradilan
paling rendahdi Afghanistan. Selain itu terdapat juga hukum di masing-masing suku yang
dikenal dengan sebutan Pashtunwali.
Pada tingkat pusat, Afghanistan dipimpin oleh seorang Presiden yang menjabatsebagai
kepala pemerintahan maupun kepala negara. Wewenang-wewenang yang dikuasaioleh pusat
antara lain: mengawasi penerapan konstitusi serta menentukan kebijakan strategisdan
fundamental. Jabatan Presiden Afghanistan dipilih dengan masa jabatan lima tahundengan
menggunakan sistem pemilu dua putaran. Pemerintahan pusat Afghanistan lebihlemah
kedudukannya jika dibandingkan dengan pemerintah daerahnya. Hal ini
dikarenakanmasyarakat Afghanistan sangat menghormati tokoh masyarakat lokal yang duduk
di kursi pemerintah daerah.
Sistem parlemen Afghanistan menganut sistem tiga kamar yang terdiri dari Wolesi Jirga
(House of Representatives), Mesrhano Jirga (House of Elders), dan Loya Jirga (Dewan
Agung). Wolesi Jirga merupakan majelis rendah yang bertugas untuk menyusun undang-
undang. Majelis ini terdiri dari 249 orang yang dipilih melalui sistem pemilu untuk
masa jabatan lima tahun. Dalam majelis ini setidak-tidaknya harus ada 68 wakil perempuan
yang diambil dari masing masing provinsi. Berbeda dengan Wolesi Jirga, anggota Mesrhano
Jirga tidak dipilih melainkan diangkat. Anggota Mesrhano Jirga merupakan perwakilan
daridewan provinsi dan distrik, masing-masing provinsi dan distrik mengirimkan satu
delegasinya untuk duduk pada Mesrhano Jirga ini. Selain itu terdapat juga orang-
orang pilihan presiden, perwakilan warga difabel dan juga perwakilan warga
nomadenAfghanisthan yang duduk pada kursi Mesrhano Jirga ini. Loya Jirga merupakan
lembaga perwakilan khas Afghanistan. Lembaga perwakilan ini merupakan lembaga
15
perwakilan tertinggi di Afghanistan. Lembaga ini terdiri dari para tetua adat dari masing-
masing suku yang ada di Afghanistan. Tugas dari lembaga ini adalah mendiskusikan masalah
penyelesaian sengketa, mendiskusikan masalah sosial hingga perumusan konstitusi baru.
Nilai dan tujuan politik luar negeri Afghanistan tertuang dalam artikel 7 dan 8konstitusi
Afghanistan. Dalam konstitusi tersebut menyebutkan bahwa diplomasi yangdilakukan
Afghanistan harus berlandaskan atas Piagam PBB dan Deklarasi HAM PBB.Selain itu
terdapat juga ayat yang menyebutkan bahwa Afghanistan dalam menjalankandiplomasinya
harus memperhatikan integritas negara lain, tidak ikut campur urusan negaralain. Selain itu
Afghanistan juga ingin membangun hubungan yang baik di tingkat regionaldengan
menggunakan asas saling menghormati. Pasca runtuhnya Taliban, diplomasi Afghanistan
berubah dari yang semula tertutup menjadi lebih terbuka. Afghanistan kini lebihmau terlibat
dalam kerjasama-kerjasama internasional. Mengingat letaknya yang stategis,yakni antara
Asia Tengah dan Asia Selatan, Afghanistan juga ingin berperan aktif dalammenjembatani
kepentingan kedua kawasan tersebut, khususnya dalam hal pemenuhan sumber daya energi.
Saat ini Afghanistan telah menerapkan sistem Republik sehingga dipimpin oleh seorang
Presiden dimana presiden saat ini yaitu Dr. Ashraf Ghani Ahmadzai (lahir tahun 1949) atau
lebih dikenal dengan sapaan Ashraf Ghani adalah mantan kandidat Sekjen PBB serta presiden
Afganistan yang ke 13. Pada tahun 2014, Ashraf menjadi presiden Afganistan
menggantikan Hamid Karzai.

16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Afghanistan merupakan negara yang berada dalam batas persimpangan antara Asia
Selatan dengan Asia Tengah. Afghanistan dilihat dari sejarahnya memiliki berbagai suku dan
etnis sehingga memicu terjadinya perang antar suku tersebut tidak dapat terbendung. Ketika
Inggris ingin menginvansi Afghanistan timbullah kekuatan agama dari masyarakat dalam
mengusir Inggris. Hingga Invansi kedua dilakukan Inggris karena masyarakatnya bersatu.
Watak orang Afghanistan yaitu lebih baik diperintah oleh Raja yang zalim dan berasal dari
Afghanistan daripada dipeintah oleh orang-orang Barat. Afghanistan tidak terlepas dengan
namanya Perang.jika dilihat sampai sekarang Afghanistan masih juga terus melakukan
peperangan.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.hidayatullah.com/spesial/analisis/read/2017/08/26/122247/perang-di
afghanistan-sebuah-perang-sumberdaya-alam.html
Maley, William. 1999. Taliban dan Multi Konflik di Afghanistan Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar
Tohir, Ajid. 2011. Studi Kawasan Dunia Islam: Perspektif Etno-Linguistik dan Geo
Politik (Jakarta: Rajawali Pers).
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/10/20/oy46hb313-
jejak-islam-di-afghanistan
http://permatafm.com/the-lost-history/perang-anglo-afghan-pertama-jatuhnya-
imperium-inggris-di-afghanistan/
Soepratignyo. 1994/1995.Sejarah Negara-Negara Asia Selatan Abad X-XX Masehi. Malang:
Depdikbud IKIP Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas.
Tobing, Maruli. 2010.Afghanistan, Perang Terlama dalam Sejarah AS.Kompas, Selasa 2
November 2010.
Warsito, T dan Wahyuni, K. 2007. Diplomasi Kebudayaan. Yogyakarta: Ombak.
Hamka. 1981. Sejarah Umat Islam (Jilid III). Jakarta: Bulan Bintang

http://inzpirasikuw.blogspot.co.id/2010/12/kolonialisme-dan-imperialisme-barat-di.html
http://kota-islam.blogspot.co.id/2014/02/sejarah-masuk-islam-afghanistan.html
http://readwan45.blogspot.co.id/2014/04/sejarah-afghanistan-pembentukan-dan.html

18

Anda mungkin juga menyukai