TERAPI SUPPORTIVE
Terapi Supportive adalah suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk
menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk
mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya. Terapi
suportif menawarkan dukungan kepada pasien oleh seorang tokoh yang berkuasa selama
periode penyakit, kekacauan atau dekompensasi sementara. Pendekatan ini juga memiliki
tujuan untuk memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien dan mengintegrasikan
kapasitas yang telah terganggu. Cara ini memberikan suatu periode penerimaan dan
ketergantungan bagi pasien yang membutuhkan bantuan untuk menghadapi rasa bersalah,
malu dan kecemasan dan dalam menghadapi frustasi atau tekanan eksternal yang mungkin
terlalu kuat untuk dihadapi.
A.Tujuan :
1. menaikkan fungsi psikologi dan sosial
2. menyokong harga dirinya dan keyakina dirinya sebanyak mungkin
3. menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
4. mencegah terjadinya relaps
5. bertujuan agar penyesuaian baik
6. mencegah ketergantungan pada dokter
7. memindahkan dukungan profesional kepada keluarga
Relaksasi merupakan suatu bentuk teknik yang melibatkan pergerakan anggota badan
dan bisa dilakukan dimana saja (Potter & Perry, 2005). Tehnik ini didasarkan kepada
keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang merangsang karena nyeri atau kondisi
penyakitnya. Tehnik relaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis (Asmadi, 2008).
Relaksasi progresif adalah latihan terinstruksi yang meliputi pembelajaran untuk
mengerutkan dan merilekskan kelompok otot secara sistemik, dimulai dengan kelompok otot
wajah dan berakhir pada otot kaki. Tindakan ini biasanya memerlukan waktu 15-30 menit.,
dapat disertai dengan intruksi yang mengarahkan individu untuk memperhatikan kelompok
otot yang direlaksasikan (Johnson 2005). Selain itu manfaat teknik rilekasasi progresif bagi
pasien diantaranya mengurangi ketegangan dan kecemasan (Paula, 2002). Terapi latihan
adalah gerak tubuh, aktifitas fisik yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan :
c. menghindari atau tindakan preventif dari adanya penurunan derajat kesehatan dari
faktor-faktor resiko.
d. optimalisasi status sehat, kebugaran atau kondisi yang baik (Kisner, 2007).
A. Kegunaan relaksasi
Menurut Burn (dikutip oleh beech, dkk 2000), ada beberapa keuntungan yang
diperoleh dari relaksasi yaitu:
e. Kelelahan, aktivitas mental, latihan fisik dapat diatasi lebih cepat dengan tehnik
relaksasi
Pengoptimalan stimulasi pada muscle spindle dan golgi tendon organ lebih
maksimal karena terdapat respon authogenic inhibition yang ditimbulkan oleh adanya
prinsip isometrik yang memberikan respon relaks melalui penegangan otot kemudian
dibantu dengan ekspirasi diakhir pelaksanaan isometric. Hal ini akan menyebabkan
pelepasan adhesi yang optimal pada jaringan ikat otot (fascia dan tendon), sehingga
relaksasi yang optimal pada otot terjadi kemudianyeri menurun (Silbernagl, 2009).
Terjadinya penurunan intensitas nyeri pada pasca pembedahan BPH sesudah latihan
relaksasi otot progresif didukung juga oleh teori bahwa latihan relaksasi yang
dikombinasikan dengan latihan pernapasan yang terkontrol dan rangkaian kontraksi
serta relaksasi kelompok otot, dapat menstimulasi respon relaksasi baik fisik maupun
psikologis. Respon tersebut dikarenakan terangsangnya aktivitas sistem saraf otonom
parasimpatis nuclei rafe yang terletak di separuh bagian bawah pons dan di medula
sehingga mengakibatkan penurunan metabolisme tubuh, denyut nadi, tekanan darah,
dan frekuensi pernapasan dan peningkatan sekresi serotonin (Guyton dan Hall, 1997).
Pada saat bernapas dalam di sebelah atas ketika udara dihembuskan keluar
secara perlahan-lahan, pernapasan itu mendorong dan menekan paru-paru. Dengan
demikian membebaskannya dari udara yang tergenang dan membebaskannya dari
gangguangangguan.
Sedangkan disebelah bawah pada saat menarik nafas, akan merangsang dan
membersihkan gerak peristaltik dari usus-usus untuk lebih membersihkan sisa-sisa
makanan yang telah lalu dan mengubah terjadinya sembelit, serta membersihkan
sedikit demi sedikit lemak, cairan dan gas-gas berlebihan, yang tidak berguna bagi
tubuh. Sedangkan pada saat merelaksasikan otot, sebuah sel saraf mengeluarkan
opiate peptides atau saripati kenikmatan ke seluruh tubuh sehingga yang dirasakan
adalah rasa nikmat dan tubuh menjadi rileks. Pelatihan relaksasi dapat memunculkan
keadaan tenang dan rileks dimana gelombang otak mulai melambat semakin lambat
akhirnya membuat seseorang dapat beristirahat dan tertidur.
B. Pelaksanaan latihan relaksasi progresif
Dalam pelaksanaan latihan tehnik relaksasi progresif terdapat beberapa tahap yaitu:
a. Tahap persiapan
b. Tahap pelaksanaan
c. Tahap penutupan
d. Pada tahapan ini responden bersiap-siap untuk istirahat. Sesudah latihan relaksasi
otot progresif.
g. Tahap evaluasi
a. Kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan bisep dan lengan bawah (sikap Charles
Atlas) selama lima sampai tujuh detik. Anjur klien untuk memikirkan rasanya dan
tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaksi selama 12 sampai 30 detik.
b. Kerutkan dahi ke atas, pada saat yang sama tekan dagu sejauh mungkin ke belakang,
putar searah jarum jam dan kebalikannya selanjutnya relakskan kembali kemudian
kerutkan otot muka seperti menari yaitu cemberut, mata dikedipkan, bibir
dimonyongkan kedepan lidah ditekan di langit-langit, dan bahu dibungkukkan. Di
lanjutkan selama lima sampai tujuh detik. Anjur klien untuk memikirkan rasanya dan
tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaks.selama 12 sampai 30 detik.
d. Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan relakskan Lipat ibu jari,
secara serentak kencangkan betis, paha, dan pantat selama lima sampai tujuh detik.
Anjur klien untuk
Selama melakukan teknik relaksasi catat respon non verbal klien, jika klien menjadi
agitasi atau tidak nyaman hentikan latihan dan jika klien terlihat kesulitan relaksing hanya
sebagian tubuh, perawat melambatkan kecepatan latihan dan berkonsentrasi pada bagian
tubuh yang tegang.
B. Tujuan
Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi nafas
dalam adalah untukmeningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektasi paru,meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress
fisik maupun emosional yaknimenurunkan intensitas nyeri dan menurunkan
kecemasan.
C. Indikasi
1. Terdapat penumpukan sekret pada saluran nafas yang dibuktikan dengan
pengkajianfisik, X Ray, dan data klinis.
2. Sulit mengeluarkan atau membatukkan sekret yang terdapat pada saluran
pernapasan.
D. Kontraindikasi
1. Hemoptisis
Batuk darah (hemoptisis) adalah darah atau dahak berdarah yang dibatukkan
berasal darisaluran pernafasan bagian bawah yaitu mulai dari glottis kearah distal,
batuk darah akan berhenti sendiri jika asal robekan pembuluh darah tidak luas,
sehingga penutupan lukadengan cepat terjadi. (Hood Alsagaff, 1995, hal 301).
Hemoptisis adalah ekspetorasidarah akibat pendarahan pada saluran napas di
bawah laring atau pendarahan yang keluarke saluran napas di bawah laring.
2. Penyakit jantung
Penyakit jantung adalah penyakit yang terjadi pada jantung dikarenakan
gangguankinerja jantung untuk memompa darah yang disebabkan oleh rokok, mak
an makanan yangmengandung banyak kolesterol tinggi, kurangnya berolahraga,
kurang istirahat, stressyang tinggi, kegemukan, darah tinggi, diabetes melitus, dan
riwayat.
3. Serangan asma akut
Serangan asma akut adalah suatu keadaan terjadinya spasme bronkus yang
reversibelyang ditandai dengan batuk mengi dan sesak nafas.
4. Deformitas struktur dinding dada dan tulang belakang.
5. Nyeri meningkat.
6. Sakit kepala (pusing).
7. Kelelahan.
E. Prosedur Teknik Relaksasi
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut
(Priharjo, 2003) :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udaramelalui
hitungan 1,2,3
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakanekstrimitas
atas dan bawah rileks
5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulutsecara
perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
12. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat
F. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Teknik Relaksasi Napas dalam Terhadap Penurunan Nyeri
Teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas
nyerimelalui mekanisme yaitu :
1. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan
oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan
akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemic.
2. Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh
untukmelepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin (Smeltzer &
Bare,2002).
3. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat. Relaksasi melibatkan sistemotot
dan respirasi dan tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukankapan saja
atau sewaktu-waktu.
Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi terletak
padafisiologi sistem syaraf otonom yang merupakan bagian dari sistem syaraf
periferyang mempertahankan homeostatis lingkungan internal individu. Pada
saatterjadi pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostaglandin dan
substansi,akan merangsang syaraf simpatis sehingga menyebabkan vasokostriksi
yangakhirnya meningkatkan tonus otot yang menimbulkan berbagai efek
sepertispasme otot yang akhirnya menekan pembuluh darah, mengurangi aliran
darah dan meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang menimbulkan
pengirimanimpuls nyeri dari medulla spinalis ke otak dan dipersepsikan sebagai
nyeri.
Imajinasi terbimbing merupakan salah satu jenis dari teknik relaksasi sehingga
manfaat dari teknik ini pada umumnya sama dengan manfaat dari teknik relaksasi yang
lain. Para ahli dalam bidang teknik imajinasi terbimbing berpendapat bahwa imajinasi
merupakan penyembuh yang efektif. Teknik ini dapat mengurangi nyeri, mempercepat
penyembuhan dan membantu tubuh mengurangi berbagai macam penyakit seperti
depresi, alergi dan asma (Holistic-online, 2006).
6. TERAPI KARTASIS
Istilah ‘katarsis’ berasal dari kata dalam Bahasa Yunani, kathoros, yang berarti ‘untuk
menyucikan’ atau ‘untuk membersihkan.’ Istilah ini telah digunakan dalam beberapa bidang
keahlian, salah satunya bidang psikologi yang mengaplikasikan istilah katarsis untuk
menggambarkan sebuah momen ketikapaling awal dari istilah katarsis. Aristoteles merupakan
salah seorang filsuf yang paling pertama memberi pemaparan mengenai istilah katarsis.
Katarsis adalah pelepasan emosi-emosi yang terpendam. Proses katarisis ini sangat
penting bagi orang-orang yang sedang menghadapi masalah-masalah emosional. Dan pada
umumnya, orang yang sedang menghadapi masalah-masalah emosional. Mereka menghadapi
situasi yang menyedihkan, mengecewakan, menjengkelkan, seringkali tidak mau
mengungkapkannya kepada orang lain. Mereka lebih suka memendam dalam qalbunya atau
berusaha untuk melupakannya. Dalam kenyataannya, suatu masalah makin dipendam dan
diusahakan untuk dilupakan, maka akan muncul berbagai macam ganguan fisik dan
psikologis seperti depresi, kecemasan dan berbagai bentuk penyakit psikologis.
Didalam konseling, biasanya seorang konselor hanya berperan sebagai media katarsis
atau penampung segala macam keluhan klien yang mengungkapkan segala macam perasaan,
emosi atau pikiran-pikiran yang mengganggunya. Setelah itu, klien akan merasa lebih ringan
akan beban yang dipikulnya. Apabila klien itu sampai menangis. Konselor biasanya akan
membiarkannya terus menangis sampai puas dan orang tersebut merasa lega. Sebab dengan
menangis akan tersalurkan emosi yang mencekam dirinya.
Penyaluran emosi dan agresi tersebut, terkadang didasari oleh sebuah tragedy atau
peristiwa yang pernah menimpa seseorang dimasa lalu dan menimbulkan rasa trauma.
Contohnya, Warga Indonesia yang jenuh melihat kondisi kehidupan Indonesia dengan
segala warna kecurangan, korupsi serta tindak ketidak adilan yang dilakukan oleh
pemrintah dan polisi, merasa senang dan emosi serta agresinya tersebut tersalurkan
ketika menonton film India, yang menceritakan tentang kepahlawanan seorang
inspektur polisi membasmi koruptor dan polisi jahat. Musik, film, gambar, peristiwa
merupakan contoh dari efek katarsis tersebut
DAFTAR PUSTAKA