Anda di halaman 1dari 13

1.

TERAPI SUPPORTIVE
Terapi Supportive adalah suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk
menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk
mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya. Terapi
suportif menawarkan dukungan kepada pasien oleh seorang tokoh yang berkuasa selama
periode penyakit, kekacauan atau dekompensasi sementara. Pendekatan ini juga memiliki
tujuan untuk memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien dan mengintegrasikan
kapasitas yang telah terganggu. Cara ini memberikan suatu periode penerimaan dan
ketergantungan bagi pasien yang membutuhkan bantuan untuk menghadapi rasa bersalah,
malu dan kecemasan dan dalam menghadapi frustasi atau tekanan eksternal yang mungkin
terlalu kuat untuk dihadapi.

A.Tujuan :
1. menaikkan fungsi psikologi dan sosial
2. menyokong harga dirinya dan keyakina dirinya sebanyak mungkin
3. menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
4. mencegah terjadinya relaps
5. bertujuan agar penyesuaian baik
6. mencegah ketergantungan pada dokter
7. memindahkan dukungan profesional kepada keluarga

B. Syarat pemberian terapi :


Gangguan bersifat sedang kepribadian premorbid pasien yang kuat disertai dengan
adanya pemulihan diri yang kuat.

C.Macam-macam teknik terapi suportif


Guidance/Bimbingan, yakni prosedur pemberian pertolongan secara aktif dengan cara
memberikan fakta dan interpretasi' dalam bidang pendidikan, pekerjaan, hubungan sosial dan
bidang-bidang Kesehatan
Manipulasi lingkungan, yakni usaha untuk menyelesaikan problem-problem
emosional klien dengan cara menghilangkan atau mengubah unsur-unsur lingkungan yang
tidak menguntungkan
Eksternalisasi perhatian, yakni usaha untuk mengalihkan perhatian klien yang
mengalami keeeinasan atau depresi dengan jalan memberikan dorongan agar klien dapat
memulai lagi aktivitas yang pernah disenanginya ataupun mengembangkan kesenangan baru
untuk mengisi waktu senggangnya. Jenis-jenis eksternalisasi perhatian antara lain terapi
kerja, terapi musik,terapi gerak dan tari, terapi syair, terapi sosial
Sugesti-prestis, yakni usaha terapis untuk mensugesti klien, yakni memberikan
pengaruh psikis tanpa daya kritik
Meyakinkan kembali (reassurance), terapi ini biasanya menyertai pada setiap terapi.
Klien yang merasa dieengkam ketakutan yang irasional perlu ditenangkan dan
dihibur.Terapis perlu mendiskusikan ketakutan-ketakutan tersebut secara terbuka dengan
kliennya untuk menjelaskan bahwa ketakutan itu tidak rasional atau tidak berdasar
Dorongan dan paksaan, yakni dengan memberikan ren-'ara' dan punishment untuk
menstimulasi perilaku klien sesuai yang diharapkan. Di antaranya dengan cara klien diberi
tugas untuk melawan impuls-impuls yang menimbulkan neurotik, berusaha menghilangkan
atau mengurangi intcnsitasnya sampai di bawah titik kritis
Persuasi, yakni mendasari diri pada anggapan bahwa dalam diri klien mempunyai
sesuatu kekuatan untuk proses emosinya yang patologis dengan kekuatan dan
kemampuan ataupun dengan menggunakan common sensenya sendiri, sebab pada umumnya
orang yang menderita gangguan jiwa dalam keadaan intelek tertutup emosi
Pengakuan dan penyaluran, yakni dengan cara mengeluarkan isi hati kepada orang lain.
Pendekatan ini untuk mengurangi tekanan yang ada pada klien, sebab dengan adanya
pengakuan dan penyaluran maka segala rasa tertekan yang mengganjal dapat dilepaskan
(katarsis)
Terapi kelompok pemberi inspirasi, yakni terapi kelompok yang terdiri dari klien
yang memiliki problem sejenis.

2. Teknik Relaksasi Progresif

Relaksasi merupakan suatu bentuk teknik yang melibatkan pergerakan anggota badan
dan bisa dilakukan dimana saja (Potter & Perry, 2005). Tehnik ini didasarkan kepada
keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang merangsang karena nyeri atau kondisi
penyakitnya. Tehnik relaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis (Asmadi, 2008).
Relaksasi progresif adalah latihan terinstruksi yang meliputi pembelajaran untuk
mengerutkan dan merilekskan kelompok otot secara sistemik, dimulai dengan kelompok otot
wajah dan berakhir pada otot kaki. Tindakan ini biasanya memerlukan waktu 15-30 menit.,
dapat disertai dengan intruksi yang mengarahkan individu untuk memperhatikan kelompok
otot yang direlaksasikan (Johnson 2005). Selain itu manfaat teknik rilekasasi progresif bagi
pasien diantaranya mengurangi ketegangan dan kecemasan (Paula, 2002). Terapi latihan
adalah gerak tubuh, aktifitas fisik yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan :

a. memperbaiki atau menghindari keluhan.

b. memperbaiki atau meningkatkan aktifitas fungsional.

c. menghindari atau tindakan preventif dari adanya penurunan derajat kesehatan dari
faktor-faktor resiko.

d. optimalisasi status sehat, kebugaran atau kondisi yang baik (Kisner, 2007).

A. Kegunaan relaksasi

Menurut Burn (dikutip oleh beech, dkk 2000), ada beberapa keuntungan yang
diperoleh dari relaksasi yaitu:

a. Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang


berlebihan karena adanya stress

b. Masalah yang beruhubungan dengan stress seperti hipertensi, sakit kepala,


insomnia dapat diobati atau diatasi dengan relaksasi

c. Mengurangi tingkat kecemasan

d. Mengontrol antixipatory anxiety sebelum situasi yang menimbulkan kecemasan

e. Kelelahan, aktivitas mental, latihan fisik dapat diatasi lebih cepat dengan tehnik
relaksasi

f. Relaksasi merupakan bantuan untuk menyembuhkan penyakit tertentu dan pasca


operasi

Pengoptimalan stimulasi pada muscle spindle dan golgi tendon organ lebih
maksimal karena terdapat respon authogenic inhibition yang ditimbulkan oleh adanya
prinsip isometrik yang memberikan respon relaks melalui penegangan otot kemudian
dibantu dengan ekspirasi diakhir pelaksanaan isometric. Hal ini akan menyebabkan
pelepasan adhesi yang optimal pada jaringan ikat otot (fascia dan tendon), sehingga
relaksasi yang optimal pada otot terjadi kemudianyeri menurun (Silbernagl, 2009).
Terjadinya penurunan intensitas nyeri pada pasca pembedahan BPH sesudah latihan
relaksasi otot progresif didukung juga oleh teori bahwa latihan relaksasi yang
dikombinasikan dengan latihan pernapasan yang terkontrol dan rangkaian kontraksi
serta relaksasi kelompok otot, dapat menstimulasi respon relaksasi baik fisik maupun
psikologis. Respon tersebut dikarenakan terangsangnya aktivitas sistem saraf otonom
parasimpatis nuclei rafe yang terletak di separuh bagian bawah pons dan di medula
sehingga mengakibatkan penurunan metabolisme tubuh, denyut nadi, tekanan darah,
dan frekuensi pernapasan dan peningkatan sekresi serotonin (Guyton dan Hall, 1997).

Perangsangan pada beberapa area dalam nukleus traktus solitarius, yang


merupakan region sensorik medula dan pons yang dilewati oleh sinyal sensorik viseral
yang memasuki otak melalui saraf-saraf vagus dan glosovaringeus, juga menimbulkan
keadaan tidur. Latihan relaksasi otot progresif yang dikombinasikan dengan teknik
pernapasan yang dilakukan secara sadar dan menggunakan diafragma, memungkinkan
abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh. Teknik pernapasan
tersebut, mampu memberikan pijatan pada jantung yang menguntungkan akibat naik
turunnya diafragma, membuka sumbatan-sumbatan dan memperlancar aliran darah ke
jantung serta meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh. Aliran darah yang
meningkat juga dapat meningkatkan nutrien dan O2. Peningkatan O2 didalam otak
akan merangsang peningkatan sekresi serotonin sehingga membuat tubuh menjadi
tenang dan lebih mudah untuk tidur (Purwanto 2007).

Pada saat bernapas dalam di sebelah atas ketika udara dihembuskan keluar
secara perlahan-lahan, pernapasan itu mendorong dan menekan paru-paru. Dengan
demikian membebaskannya dari udara yang tergenang dan membebaskannya dari
gangguangangguan.

Sedangkan disebelah bawah pada saat menarik nafas, akan merangsang dan
membersihkan gerak peristaltik dari usus-usus untuk lebih membersihkan sisa-sisa
makanan yang telah lalu dan mengubah terjadinya sembelit, serta membersihkan
sedikit demi sedikit lemak, cairan dan gas-gas berlebihan, yang tidak berguna bagi
tubuh. Sedangkan pada saat merelaksasikan otot, sebuah sel saraf mengeluarkan
opiate peptides atau saripati kenikmatan ke seluruh tubuh sehingga yang dirasakan
adalah rasa nikmat dan tubuh menjadi rileks. Pelatihan relaksasi dapat memunculkan
keadaan tenang dan rileks dimana gelombang otak mulai melambat semakin lambat
akhirnya membuat seseorang dapat beristirahat dan tertidur.
B. Pelaksanaan latihan relaksasi progresif

Dalam pelaksanaan latihan tehnik relaksasi progresif terdapat beberapa tahap yaitu:

a. Tahap persiapan

Peneliti memposisikan tubuh pasien secara nyaman mungkin. pasien


diinstruksikan untuk duduk semi fowler dengan rileks, mata tertutup, melonggarkan
pakaian disekitar leher dan pinggang.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahapan ini responden melaksanakan latihan relaksasi otot progresif


dengan dibimbing langsung oleh peneliti sendiri.

c. Tahap penutupan

d. Pada tahapan ini responden bersiap-siap untuk istirahat. Sesudah latihan relaksasi
otot progresif.

e. Tahap pengukuran tingkat intensitas nyeri

f. Pengukuran dilakukan di kamar masing-masing pasien setelah dilakukan


intervensi latihan relaksasi otot progresif selama satu minggu yaitu setelah 7 kali
latihan relaksasi otot progresif.

g. Tahap evaluasi

h. Pada tahapan ini peneliti menanyakan kembali perasaan responden dan


menjelaskan bahwa intervensi telah selesai dilakukan.

C.Langkah melakukan teknik relaksasi progresif

Ada beberapa langkah melakukan teknik relaksasi progresif adalah:

a. Kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan bisep dan lengan bawah (sikap Charles
Atlas) selama lima sampai tujuh detik. Anjur klien untuk memikirkan rasanya dan
tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaksi selama 12 sampai 30 detik.

b. Kerutkan dahi ke atas, pada saat yang sama tekan dagu sejauh mungkin ke belakang,
putar searah jarum jam dan kebalikannya selanjutnya relakskan kembali kemudian
kerutkan otot muka seperti menari yaitu cemberut, mata dikedipkan, bibir
dimonyongkan kedepan lidah ditekan di langit-langit, dan bahu dibungkukkan. Di
lanjutkan selama lima sampai tujuh detik. Anjur klien untuk memikirkan rasanya dan
tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaks.selama 12 sampai 30 detik.

c. Lengkungkan punggung ke belakang sambil menarik napas dalam masuk, tekan


keluar lambung, ditahan dan Relaks, kemudian tarik nafas dalam tahan dalam perut
lalu relaksasi.

d. Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan relakskan Lipat ibu jari,
secara serentak kencangkan betis, paha, dan pantat selama lima sampai tujuh detik.
Anjur klien untuk

e. memikirkan rasanya dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaksasi selama 12


sampai 30 detik.

Selama melakukan teknik relaksasi catat respon non verbal klien, jika klien menjadi
agitasi atau tidak nyaman hentikan latihan dan jika klien terlihat kesulitan relaksing hanya
sebagian tubuh, perawat melambatkan kecepatan latihan dan berkonsentrasi pada bagian
tubuh yang tegang.

3. TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM


A. Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam,
nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas
secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam
juga dapat meningkatkanventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer &
Bare, 2002).
Latihan pernapasan adalah bentuk latihan dan praktek teratur yang dirancang dan
dijalankanuntuk mencapai ventilasi yang terkontrol dan efisien serta mengurangi kerja
pernapasan.Latihan pernafasan ini juga diindikasikan pada klien dispnea dan klien yang m
asih dalam tahap penyembuhan setelah pembedahan thoraks.

B. Tujuan
Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi nafas
dalam adalah untukmeningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektasi paru,meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress
fisik maupun emosional yaknimenurunkan intensitas nyeri dan menurunkan
kecemasan.

C. Indikasi
1. Terdapat penumpukan sekret pada saluran nafas yang dibuktikan dengan
pengkajianfisik, X Ray, dan data klinis.
2. Sulit mengeluarkan atau membatukkan sekret yang terdapat pada saluran
pernapasan.

D. Kontraindikasi
1. Hemoptisis
Batuk darah (hemoptisis) adalah darah atau dahak berdarah yang dibatukkan
berasal darisaluran pernafasan bagian bawah yaitu mulai dari glottis kearah distal,
batuk darah akan berhenti sendiri jika asal robekan pembuluh darah tidak luas,
sehingga penutupan lukadengan cepat terjadi. (Hood Alsagaff, 1995, hal 301).
Hemoptisis adalah ekspetorasidarah akibat pendarahan pada saluran napas di
bawah laring atau pendarahan yang keluarke saluran napas di bawah laring.
2. Penyakit jantung
Penyakit jantung adalah penyakit yang terjadi pada jantung dikarenakan
gangguankinerja jantung untuk memompa darah yang disebabkan oleh rokok, mak
an makanan yangmengandung banyak kolesterol tinggi, kurangnya berolahraga,
kurang istirahat, stressyang tinggi, kegemukan, darah tinggi, diabetes melitus, dan
riwayat.
3. Serangan asma akut
Serangan asma akut adalah suatu keadaan terjadinya spasme bronkus yang
reversibelyang ditandai dengan batuk mengi dan sesak nafas.
4. Deformitas struktur dinding dada dan tulang belakang.
5. Nyeri meningkat.
6. Sakit kepala (pusing).
7. Kelelahan.
E. Prosedur Teknik Relaksasi
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut
(Priharjo, 2003) :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udaramelalui
hitungan 1,2,3
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakanekstrimitas
atas dan bawah rileks
5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulutsecara
perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
12. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat

F. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Teknik Relaksasi Napas dalam Terhadap Penurunan Nyeri
Teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas
nyerimelalui mekanisme yaitu :
1. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan
oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan
akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemic.
2. Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh
untukmelepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin (Smeltzer &
Bare,2002).
3. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat. Relaksasi melibatkan sistemotot
dan respirasi dan tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukankapan saja
atau sewaktu-waktu.
Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi terletak
padafisiologi sistem syaraf otonom yang merupakan bagian dari sistem syaraf
periferyang mempertahankan homeostatis lingkungan internal individu. Pada
saatterjadi pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostaglandin dan
substansi,akan merangsang syaraf simpatis sehingga menyebabkan vasokostriksi
yangakhirnya meningkatkan tonus otot yang menimbulkan berbagai efek
sepertispasme otot yang akhirnya menekan pembuluh darah, mengurangi aliran
darah dan meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang menimbulkan
pengirimanimpuls nyeri dari medulla spinalis ke otak dan dipersepsikan sebagai
nyeri.

5. TERAPI IMAJINASI TERBIMBING


A. Definisi Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbing atau imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk
mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar untuk menciptakan bayangan
gambar yang membawa ketenangan dan keheningan (National Safety Council,2004).

Imajinasi terbimbing adalah sebuah teknik relaksasi yang bertujuan untuk


mengurangi stress dan meningkatkan perasaan tenang dan damai serta merupakan obat
penenang untuk situasi yang sulit dalam kehidupan.

B. Manfaat Imajinasi Terbimbing.

Imajinasi terbimbing merupakan salah satu jenis dari teknik relaksasi sehingga
manfaat dari teknik ini pada umumnya sama dengan manfaat dari teknik relaksasi yang
lain. Para ahli dalam bidang teknik imajinasi terbimbing berpendapat bahwa imajinasi
merupakan penyembuh yang efektif. Teknik ini dapat mengurangi nyeri, mempercepat
penyembuhan dan membantu tubuh mengurangi berbagai macam penyakit seperti
depresi, alergi dan asma (Holistic-online, 2006).

C. Dasar Imajinasi Terbimbing

Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk berkomunikasi


dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan akan diproses oleh tubuh melalui
bayangan. Imajinasi terbentuk melalui rangasangan yang diterima oleh berbagai indera
seperti gambar aroma, rasa suara dan sentuhan (Holistic-online, 2006). Respon tersebut
timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan antara bayangan dan aktifitasnyata.
Penelitian membuktikan bahwa dengan menstimulasi otak melaluiimajinasi dapat
menimbulkan pengaruh langsung pada system saraf dan endokrin (Tusek, 2000).
D. Proses Asosiasi Imajinasi

Imajinasi terbimbing merupakan suatu teknik yang menuntut seseorang untuk


membentuk sebuah bayangan atau imajinasi tentang hal-hal yang disukai. Imajinasi yang
terbentuk tersebut akan diterima sebagai rangsang oleh berbagai indra, kemudian
rangsangan tersebut akan dijalankan kebatang otak menuju sensor thalamus. Ditalamus
rangsang diformat sesuai dengan bahasa otak, sebagian kecil rangsangan itu
ditransmisikan ke amigdala dan hipokampus sekitarnya dan sebagian besar lagi dikirim ke
korteks serebri, dikorteks serebri terjadi proses asosiasi pengindraan dimana rangsangan
dianalisis, dipahami dan disusun menjadi sesuatu yang nyata sehingga otak mengenali
objek dan artike hadiran tersebut. Hipokampus berperan sebagai penentu sinyal sensorik
dianggap penting atau tidak sehingga jika hipokampus memutuskan sinyal yang masuk
adalah penting maka sinyal tersebutakan disimpan sebagai ingatan. Hal – hal yang disukai
dianggap sebagai sinyal penting oleh hipokampus sehingga diproses menjadi memori.
Ketika terdapat rangsangan berupa bayangan tentang hal – hal yang disukai tersebut,
memori yang telah tersimpan akan muncul kembali dan menimbulkan suatu persepsi dari
pengalaman sensasi yang sebenarnya, walaupun pengaruh / akibat yang timbul hanyalah
suatu memori dari suatu sensasi (Guyton & Hall, 1997).
Amigdala merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah
sadar. Amigdala berproyeksi pada jalur system limbic seseorang dalam hubungan dengan
alam sekitar dan pikiran. Berlandaskan pada informasi ini, amigdala dianggap membantu
menentukan pola respon perilaku seseorang sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
setiap keadaan. Dari hipokampus rangsangan yang telah mempunyai makna dikirim ke
amigdala. Amigdala mempunyai serangkaian tonjolan dengan reseptor yang di siagakan
untuk berbagai macam neurotransmitter yang mengirim rangsangan kewilayah sentralnya
sehingga terbentuk pola respons perilaku yang sesuai dengan makna rangsangan yang
diterima (Guyton & Hall, 1997).

E. Macam Teknik Imajinasi terbimbing

Berdasarkan pada penggunaannya terdapat beberapa macam teknik imajinasi


terbimbing (holistic-online.2006) :

1. Guided Walking Imagery


Teknik ini ditemukan oleh psikoleuner. Padatekni kini pasien dianjurkan untuk
mengimajinasikan pemandangan standar seperti padan grumput, pegunungan, pantai
dll. Kemudian imajinasi pasien dikaji untuk mengetahui sumber konflik.
2. Autogenic Abeaction
Dalam teknik ini pasien diminta untuk memilih sebuah perilaku negatif yang ada
dalam pikirannya kemudian pasien mengungkapkan secara verbal tanpa batasan.Bila
berhasil akan tampak perubahan dalam hal emosional dan raut muka pasien
3. Covert sensitization
Teknik ini berdasar pada paradigma reinforcement yang menyimpulkan bahwa proses
imajinasi dapat dimodifikasi berdasarkan pada prinsip yang sama dalam modifikasi
perilaku.
4. Covert Behaviour Rehearsal
Teknik ini mengajak seseorang untuk mengimajinasikan perilaku koping yang dia
inginkan. Teknik ini lebih banyak digunakan.

6. TERAPI KARTASIS

Istilah ‘katarsis’ berasal dari kata dalam Bahasa Yunani, kathoros, yang berarti ‘untuk
menyucikan’ atau ‘untuk membersihkan.’ Istilah ini telah digunakan dalam beberapa bidang
keahlian, salah satunya bidang psikologi yang mengaplikasikan istilah katarsis untuk
menggambarkan sebuah momen ketikapaling awal dari istilah katarsis. Aristoteles merupakan
salah seorang filsuf yang paling pertama memberi pemaparan mengenai istilah katarsis.

Katarsis adalah pelepasan emosi-emosi yang terpendam. Proses katarisis ini sangat
penting bagi orang-orang yang sedang menghadapi masalah-masalah emosional. Dan pada
umumnya, orang yang sedang menghadapi masalah-masalah emosional. Mereka menghadapi
situasi yang menyedihkan, mengecewakan, menjengkelkan, seringkali tidak mau
mengungkapkannya kepada orang lain. Mereka lebih suka memendam dalam qalbunya atau
berusaha untuk melupakannya. Dalam kenyataannya, suatu masalah makin dipendam dan
diusahakan untuk dilupakan, maka akan muncul berbagai macam ganguan fisik dan
psikologis seperti depresi, kecemasan dan berbagai bentuk penyakit psikologis.

Didalam konseling, biasanya seorang konselor hanya berperan sebagai media katarsis
atau penampung segala macam keluhan klien yang mengungkapkan segala macam perasaan,
emosi atau pikiran-pikiran yang mengganggunya. Setelah itu, klien akan merasa lebih ringan
akan beban yang dipikulnya. Apabila klien itu sampai menangis. Konselor biasanya akan
membiarkannya terus menangis sampai puas dan orang tersebut merasa lega. Sebab dengan
menangis akan tersalurkan emosi yang mencekam dirinya.

Katharsis berasal dari bahasa yunani yang berarti pembersihan (Purging).Meskipun


belum disebut katharsis, Seorang filsuf Yunani yaitu Aristoteles telah menggunakan konsep
katharsis dalam karyanya untuk menyampaikan emosi akan tragedy kepada audience-nya.
Teori Katharsis pertama kali diperkenalkan pada kisaran awal tahun 1960 dalam tulisan
berjudul The stimulating versus cathartic effect of a vicarious aggressive activity yang
dipublikasikan dalam journal of abnormal social psychology. Konsep teori ini berdiri diatas
psikoanalisa Sigmund freud, yaitu emosi yang tertahan bias menyebabkan ledakan emosi
berlebihan, maka dari itu diperlukan sebuah penyaluran atas emosi yang tertahan
tersebut.Penyaluran emosi yang konstruktif ini disebut dengan katharsis.

A. Asumsi teori katarsis

Kehidupan manusia yang dinamis, mengantarkan manusia pada pola


kehidupan yang relative kompleks dan semakin mendesak manusia berhadapan
dengan kenyataan bahwa manusia memiliki keterbatasan.Kondisi tersebut memicu
munculnya rasa frustasi dan cenderung bersifat agresif.Setiap emosi dan sikap agresif
tersebut lambat laun akan menumpuk dan harsu segera di salurkan. Dalam keadaan
tersebut, tidak semua emosi dan agresi tersebut bias disalurkan secara nyata dan
dibutuhkan satu cara aman untuk pelampiasan atau penyaluran. Katharsis yang
merupakan penyaluran emosi dan agresi yang bias berupa kekesalan, kesedihan,
kebahagiaan, impian dan lainnya ini dilakukan dengan pengalaman wakilan
(Vicarious experience) seperti mimpi, lelucon, fantasi atau khayalan. Dalam konteks
ini, seseorang tidak melakukan penyaluran emosi dan agresi-nya secara nyata oleh
individu tersebut, melainkan dilakukan hanya melihat atau membayangkan sesuatu
tersebut dilakukan, atau dengan istialah lain yaitu pengalaman wakilan. Seperti contoh
seorang remaja sambil mendengarkan musik Rock favoritnya, membayangkan dirinya
menjadi seorang bintang musik Rock yang sedang pentas dihadapan ribuan
penonton.Atau contoh lainnya seorang ibu yang menonton sebuah serial TV yang
menggambarkan sosok seorang anak yang baik dan berbakti pada orang tuanya, ibu
tersebut merasa tenang dan merasa puas karena emosinya tersalurkan, meskipun
dalam kenyataannya ibu tersebut tidak memiliki anak yang baik tersebut.

Penyaluran emosi dan agresi tersebut, terkadang didasari oleh sebuah tragedy atau
peristiwa yang pernah menimpa seseorang dimasa lalu dan menimbulkan rasa trauma.
Contohnya, Warga Indonesia yang jenuh melihat kondisi kehidupan Indonesia dengan
segala warna kecurangan, korupsi serta tindak ketidak adilan yang dilakukan oleh
pemrintah dan polisi, merasa senang dan emosi serta agresinya tersebut tersalurkan
ketika menonton film India, yang menceritakan tentang kepahlawanan seorang
inspektur polisi membasmi koruptor dan polisi jahat. Musik, film, gambar, peristiwa
merupakan contoh dari efek katarsis tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Andini, Alistia. 2019. SOP Teknik Reaksasi Nafas Dalam, (Online),


(https://www.scribd.com/document/365632101/Sop-Teknik-Relaksasi-Nafas-Dalam)
diakses tanggal 30 Januari 2019.
Priharjo, R. (2003). Perawatan nyeri. Jakarta. EGC.
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa :Agung
waluyo. Jakarta. EGC.
Tatik, Sri. 2019. Teknik Relaksasi Nafas Dalam, (Online),
(https://www.scribd.com/doc/185320116/KDM-Teknik-Relaksasi-Pernapasan-Dalam)
diakses tanggal 30 Januari 2019

Anda mungkin juga menyukai