TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
pathogen tetapi hanya strain dovin dan manusia yang patogenik terhadap manusia.
Basil tuberkel ini berukuran 0,3x 2 sampai 4 mm, ukuran ini lebih kecil daripada
Mycobacterium Tuberculosis atau basil tuberkel yang tahan asam. Bila seseorang
biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah (droplet), dari satu individu
(Corwin,2009).
B. Etiologi
dengan panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um. Struktur kuman ini terdiri atas
lipid(lemak) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam sehingga disebut
Bakteri Tahan Asam (BTA) dan juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan
fisik. Kuman ini juga dapat tahan berada di udara kering dan keadaan dingin
karena sifatnya yang dormant, yaitu dapat bangkit kembali dan menjadi lebih
Tuberculosis adalah
1. Usia
Usia bayi kemungkinan besar mudah terinfeksi karena imaturitas imun tubuh
bayi. Pada masa puber dan remaja terjadi masa pertumbuhan cepat namun
adekuat.
2. Jenis kelamin
Angka kematian dan kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan
3. Herediter
6
4. Keadaan stres
Kemungkinan mudah terinfeksi karena daya tahan tubuh anak ditekan oleh
C. Manifestasi Klinis
3. Nyeri dada
4. Hemoptisis
5. Dispnea
8. Anoreksia
9. Malaise
Gejala klinis yang tampak tergantung dari tipe infeksinya.Pada tipe infeksi
yang primer dapat tanpa gejala dan sembuh sendiri atau dapat berupa gejala
pneumonia, yakni batuk dan panas ringan.Gejala tuberculosis paru, primer dapat
7
juga terdapat dalam bentuk pleurtis dengan efusi pleura atau dalam bentuk yang
lebih berat lagi, yakni berupa nyeri pleura dan sesak napas.Tanpa pengobatan tipe
dingin pada malam hari, temperatur subfebris, batuk berdahak lebih dari dua
minggu, sesak napas, hemoptisis akibat dari terluka nya pembuluh dara disekitar
tubekulosis pada kelenjar limfe dileher yakni berupa skrofuloderma (Rab, 2010).
D. Patofisiologi
tuberculosis paru terjadi melalui udara yaitu melalui inhalansi droplet yang
mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
diperantarai oleh sel. Sel efektor adalah sel makrofag dan limfosit adalah sel
8
yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limfosit dan limfokinnya.Respon ini disebut
yang terdiri dari satu sampi tiga basil; gumpalan basil yang lebih besar cenderung
tertahan disaluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan
atas paru atau dibagian atas lobus bawah, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi
pertama, leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami
konsolidasi, dan timbul pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh
dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat
berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak dalam sel. Basil
juga menyebar melalui saluran getah bening menuju ke kelenjar gentah bening
hari(Price, 2012).
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran relatif padat dan seperti
keju disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami nekrosis kaseosa dan
9
menimbukan respon berbeda.Jaringan granulasi mnjadi lebih fibrosa, membentuk
Lesi primer paru disebut focus ghon dan gabungan terserangnya kelenjar
getah bening regional dan lesi primer disebut kompleks ghon. Kompleks ghon
yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang kebetulan
paru tidak terlihat secara klinis atau dengan radiografi (Price, 2012).
Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan, yaitu
bahan cair lepas kedalam bronkus yang berhubungan dan menimbulkan kavitas.
Bahan tubercular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk kedalam
diparu, atau basil dapat terbawa sampai kelaring, telinga tengah atau usus (Price,
2012).
dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdekat dengan taut
bronkus dan rongga. Bahan perkijuan dapat mengental dan tidak dapat mengalir
melalui saluran penghubung, sehingga kavitas penuh dengan bahan perkijuan, dan
lesi mirip lesi berkapsul yang tidak terlepas.Keadaan ini dapat tidak menimbulkan
gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan
10
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.
Organisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah
dalam jumlah kecil yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai
fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberculosis milier, ini terjadi apabila
11
E. Komplikasi
1. Komplikasi dini
a. Pleurtis
b. Efusi pleura
c. Emfisema
d. Laringitis
2. Komplikasi lanjut
b. Kor pulmonal
c. Amiloidosis
d. Karsinoma paru
(Ardiansyah, 2012)
F. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Isoniazid
Adalah obat anti tuberculosis yang sangat efektif saat ini, bersifat
terhadap kuman yang diam. Obat ini efektif pada intrasel dan ekstrasel
12
kuman, dapat berdifusi kedalam seluruh jaringan dan cairan tubuh
termasuk CSS, cairan pleura, cairan asites, jaringan kaseosa, dan memiliki
angka reaksi simpang yang sangat rendah. Isonozaid diberikan secara oral.
terjadi. Efek samping yang jarang terjadi antara lain adalah pellagra,
anemia hemolitik.
b. Rifampisin
Efek samping rifampisin lebih sering terjadi dari pada isonoziad. Efek
13
gastrointestinal (muntah dan mual), dan hepatotoksik (ikterus/hepatitis).
c. Pirazinamid
jaringan dan cairan tubuh dan diabsorbsi dengan baik pada saluran
d. Etambutol
pada mata. Obat ini memiliki aktivitas bakteriostatik tetapi dapat bersifat
e. Streptomisin
ekstraseluler pada keadaan basal atau netral, sehingga tidak efektif untuk
14
dalam pengobatan TB, tetapi penggunaannya penting pada pengobatan
berdifusi dengan baik pada jaringan dan cairan pleura, dan diekskresi
(Raharjo, 2008)
10mg/kgBB/hari
15
Berat badan (KG) 2 bulan tiap hari 4 bulan tiap hari
RHZ (75/150/150 mg) RH (75/50 mg)
5-9 1 tablet 1 tablet
10-14 2 tablet 2 tablet
15-19 3 tablet 3 tablet
20-32 4 tablet 4 tablet
a. Bila BB≥ 33 kg dosis disesuaikan denga table pertama (perhatikan dosis
maksimal
d. OAT KDT dapat diberikan dengan cara ditelan secara utuh atau digerus
2. Perawatan
2) Beri tahu semua staf dan pengujung agar menggunakan masker jika
16
c. Ajarkan pasien tindakan-tindakan untuk mengendalalikan penyebaran
infeksi.
e. Berikan makanan sedikit tapi sering dan suplemen cairan selam periode
simtomatik.
(Nettina, 2002)
G. Pemeriksaan penunjang
1. Uji tuberculin
antigenic yang kuat. Jika disuntikan secara intrkutan kepada seseorang yang
telah terinfeksi, maka akan terjadi reaksi berupa indurasi di lokasi suntikan.
Pada anak balita yang telah mendapat BCG, diameter indurasi 10-
alamiah, tetapi masih mungkin disebabkan oleh BCG nya. Akan tetapi, bila
17
ukuran indurasi ≥ 15 mm, hasil positif ini sangat mungkin karena infeksi TB
alamiah.Jika membaca hasil tuberculin pada anak berusia lebih dari 5 tahun,
Uji tuberculin negatif dapat dijumpai pada tiga keadaan yaitu tidak ada
2. Uji interferon
3. Radiologi
b. Konsolidasi segmen/lobar.
c. Milier
e. Atelektasis.
18
f. Kavitas.
g. Efusi pleura.
h. Tuberculoma.
4. Serologi
hingga saat ini belum ada satupun pemeriksaan serologis yang dapat
5. Mikrobiologi
(Raharjo,2008)
19
BAB II
TINJAUAN ASKEP
H. Proses keperawatan
1. Pengkajian
saat ini, bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien, guna
membuat suatu basis data yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari
20
d. Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang
(Deswani, 2009)
berikut :
a. Melakukan wawancara
b. Riwayat kesehatan/keperawatan
c. Pemeriksaan fisik
(Deswani, 2009).
Menurut Doenges (2012), pengkajian pada kasus TB paru adalah sebagai berikut
a. Aktivitas/istirahat
b. Integritas ego
21
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini), ansietas, ketakutan,
mudah terangsang.
c. Makanan/cairan
badan.
lemak subkutan.
d. Nyeri/kenyamanan
e. Pernapasan
(penyebaran bronkogenik).
22
f. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker, tes HIV
postif.
g. Interaksi sosial
h. Penyuluhan/pembelajaran
dalam terapi.
2. Diagnosa keperawatan
kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medis,
23
aktual dan potensial. Yang dimaksud dengan actual adalah masalah yang
yaitu :
3. Rencana Keperawatan
2009).
24
a. Berorientasi pada klien
Setiap pernyataan kriteria hasil harus bersifat spesifik dan hanya memiliki
satu makna.
c. Dapat diukur
e. Saling menguntungkan
(Doenges, 2012).
Tujuan :
penyebaran infeksi.
Intervensi
25
1) Kaji patologi penyakit (aktif/fase tak aktif; diseminasi infeksi melalui
karib/teman.
infeksi.
26
Rasional : periode singkat berakhir 2-3 hari setelah kemoterapi awal,
Tujuan :
Intervensi :
1) Kaji fungsi pernapsan, bunti napas, kecepatan, irama dan kedalama dan
pernapasan.
27
3) Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk
indikasi.
Tujuan :
Intervensi :
28
Rasional : TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil
29
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Tujuan :
yang tepat.
Intervensi
1) Catat status nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat
masukan diet.
cairan.
30
Rasional : membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan
5) Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk
dan pencegahan.
Tujuan :
Intervensi
1) Kaji kemampuan pasien untuk belajar, contoh tingkat takut, masalah,
belajar.
Rasional : belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan tingkat
31
Rasional : dapat menunjukan kemampuan atau pengaktifan ulang
menguatkan belajar.
lain.
4. Implementasi
Tindakan:
32
darah/sistem limfatik) dan potensial penyebaran infeksi melalui
menyanyi.
sahabat karib/teman.
demonstrasi.
Tindakan:
3) Memberikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk
indikasi.
33
5) Berkolaborasi : berikan obat-obatan sesuai indikasi
alveolar-kapiler.
Tindakan:
dan kelemahan.
dan kuku.
Tindakan:
1) Mencatat status nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat
34
kempuan/ketidakmampuan menelan, adanya tonus usus, riwayat
Tindakan:
obat/substansi lain.
35
f. Evaluasi
tujuan.
dihentikan.
36
f. Menunjukan berat badan meningkat
37