Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandangan sebagian besar individu dalam masyarakat mengenai kesehatan dan

pelayanan kesehatan masih rendah. Hal ini tentunya akan mempengaruhi setiap perilaku

sehat sakit yang dimiliki oleh individu tersebut. Sebagian besar masyarakat belum

mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat dari tenaga medis karena pelayanan

kesehatan medis yang tidak merata. Hal ini banyak ditemukan pada daerah-daerah terpencil

yang belum dapat dijangkau oleh tenaga kesehatan. Selain itu masalah biaya juga menjadi

alasan bagi masyarakat untuk tidak mencari pelayanan kesehatan medis. Namun dilain

pihak, bagi penduduk individu, kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu

beberapa orang rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memperoleh kesehatan

dalam diri mereka.

Perilaku sehat sakit dari setiap individu tentunya akan berbeda. dapat dilihat dari

bagaimana individu dalam sebuah kelompok sosial menjalankan pola hidupnya. Pola hidup

dari setiap kelompok sosial tentunya akan berbeda sesuai dengan kebiasaan yang dianut

oleh setiap individu tersebut. Dalam tulisan ini, penyusun akan mengkaji definisi sehat

sakit, pandangan sehat sakit menurut dunia barat dan dunia timur, model kesehatan dunia

barat dan timur, serta beberapa perbedaan sehat sakit antara konsep budaya barat dengan

budaya timur.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan definisi sehat?

2. Apa yang dimaksud dengan definisi sakit?

3. Bagaimana pandangan sehat sakit menurut dunia barat?

4. Bagaimana pandangan sehat sakit menurut dunia timur?

5. Bagaimana model kesehatan dunia barat dan dunia timur?

6. Bagaiman perbedaan sehat sakit antara konsep budaya barat dengan budaya timur?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini, antara lain :

1. Dapat mengetahui definisi sehat.

2. Dapat mengetahui definisi sakit.

3. Dapat mengetahui pandangan sehat sakit menurut dunia barat.

4. Dapat mengetahui pandangan sehat sakit menurut dunia timur.

5. Dapat mengetahui model kesehatan dunia barat dan dunia timur.

6. Dapat mengetahui perbedaan sehat sakit antara konsep budaya barat dengan budaya

timur.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sehat

WHO mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan (status) sehat utuh secara fisik,

mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan

kelemahan (Smet, 1994 dalam Siswanto, 2007).

Perhatian mengenai kesehatan dalam kaitannya dengan keanekaragaman budaya juga

menjadi salah satu bidang kajian yang diminati oleh Psikologi Lintas Budaya (Berry,

1999 dalam Siswanto, 2007).

Schultz (1993) dalam Siswanto (2007) mengatakan bahwa pandangan baru dalam

memahami kepribadian yang sehat bukan hanya dari segi apakah pribadi tersebut berfungsi

secara normal seperti pada umumnya, tetapi lebih menekankan pada apakah potensi-potensi

yang dimiliki bisa dikembangkan secara optimal atau tidak. Berikut beberapa contoh perilaku

sehat:

1. Makan dengan menu seimbang

2. Olahraga teratur

3. Tidak merokok

4. Tidak minum-minuman keras dan narkoba

5. Istirahat cukup

6. Mengendalikan stress

7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan

3
2.2 Definisi Sakit

Secara ilmiah, terdapat perbedaan antara illness (sakit) dan disease (penyakit). Sakit

adalah penilaian individu terhadap pengalaman rasa menderita karena adanya suatu penyakit,

sedangkan penyakit menunjukkan adanya gangguan fungsi fisiologis. Dengan demikian sakit

bersifat subjektif, sedangkan penyakit bersifat objektif (Susanto, 2000).

Cassell dalam Helman (1990) dalam Siswanto (2007) mengatakan bahwa

illness menyatakan apa yang dirasakan oleh pasien ketika dia datang ke dokter,

sedangkan disease menyatakan apa yang dibawa si pasien ke rumah setelah dari ruang dokter.

Dengan demikian, disease adalah sesuatu yang diidap oleh organ tubuh,

sedangkan illness adalah respon subjektif pasien.

Kleinman’s dalam Freund (1991) dalam Siswanto (2007) mengatakan bahwa

disease mengacu pada kondisi biofisik, sedangkan illness mengacu pada bagaimana orang

yang sakit dan anggota keluarganya atau jaringan sosialnya yang lebih luas merasakan atau

hidup dengan serta bereaksi terhadap simtom-simtom dan ketidakmampuannya. Menurut

Mechanic sebagaimana diuraikan oleh Solita Sarwono (1993) bahwa penyebab perilaku sakit

adalah sebagai berikut :

1. Dikenal dan dirasakannya tanda dan gejala yang menyimpang dari keadaan normal.

2. Anggapan adanya gejala serius yang dapat menimbulkan bahaya.

3. Gejala penyakit dirasakan akan menimbulkan dampak terhadap hubungan keluarga,

hubungan kerja, dan kegiatan masyarakat.

4. Frekuensi dan persisten (terus-menerus, menetap) tanda dan gejala yang dapat

dilihat.

5. Kemungkinan individu untuk terserang penyakit.

4
Menurut Sri Kusmiyati Dan Desmaniarti (1990), terdapat 7 perilaku orang sakit yang

dapat diamati, yaitu:

1. Merasa ketakutan

2. Regresi

3. Egosentris

4. Reaksi emosional tinggi

5. Terlalu memperhatikan persoalan kecil

6. Berkurangnya minat

7. Perubahan persepsi terhadap orang lain

2.3 Pandangan Sehat Sakit Menurut Dunia Barat

Pengertian sehat menurut dunia barat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani,

rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang. Dan pengertian sakit menurut dunia barat

adalah sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai

siksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti

halnya orang yang sehat.

Di negara-negara maju, terdapat unsur-unsur kebudayaan yang dapat menunjang

tingginya status kesehatan masyarakat seperti pendidikan yang optimal, keadaan sosial-

ekonomi yang tinggi, dan kesehatan lingkungan yang baik. Dengan demikian, pelayanan

kesehatan menjadi sangat khusus sehingga dapat memenuhi kebutuhan klien.

Kebudayaan Barat adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara

mamahami ilmu pengetahuan dan filsafat. Mereka melakukan berbagai macam

cara diskusi dan debat untuk menemukan atau menentukan makna seperti apa yang sebenarnya

murni atau asli dari kesadaran. Mereka banyak belajar dan juga mengajar yang awalnya datang

5
dari proses diskusi dan perdebatan yang mereka lakukan. Melalui proses belajar dan mengajar,

para ahli kebudayaan barat dituntut untuk pandai dalam berceramah dan berdiskusi. Hal itu

dilakukan karena pada akhirnya akan banyak yang mengikuti ajarannya. Pelayanan kesehatan

barat meliputi:

1. Dunia barat sekarang ini sakit ditangani di rumah sakit oleh dokter dan perawat.

2. Kelompok non-medikal: anggota keluarga/kerabat menjalankan fungsi minimal

(selama tahap akut).

3. Dunia tradisional sebaliknya: kelompok non-medikal menjalankan peran yang sangat

besar, pendukung pengobatan tanpa dibantu personal medis.

Sistem Medis pada Dunia Barat

A. Penyakit dan Sakit

Rendahnya utilisasi (pengunaan) fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah

sakit dan sebagainya, seringkali kesalahan atau penyebabnya dilemparkan kepada

faktor jarak antara fasilitas tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh (baik jarak

secara fisik maupun secara sosial), tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan

dan sebagainya.

Pada kenyataannya di dalam masyarakat terdapat beraneka ragam konsep sehat-

sakit yang diberikan oleh pihak provider atau penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Timbulnya perbedaan konsep sehat-sakit yang diberikan oleh pihak penyelenggara

pelayanan kesehatan disebabkan adanya persepsi sakit yang berbeda antara

masyarakat dan provider. Ada perbedaan persepsi yang berkisar antara penyakit

(disease) dengan illness (rasa sakit).

Penyakit (disease) adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu

organism,benda asing atau luka (injury). Hal ini adalah suatu fonema yang objektif

6
yang ditandai oleh perubahan fungsi-fungsi tubuh sebagai organism biologis.

Sedangkan sakit (illnes) adalah penilaian seseorang terhadap penyakit sehubungan

dengan pengelaman yang langsung dialaminya. Hal ini merupakan fenomena

subjektif yang di tandai dengan perasaan tidak enak (feeling unwell).

Dari batasan kedua pengertian atau istilah yang berbeda tersebut, tampak

adanya perbedaan konsep sehat-sakit yang kemudian akan menimbulkan

permasalahan konsep sehat-sakit di dalam masyarakat. Secara objektif seseorang

terkena penyakit, salah satu organ tubuhnya terganggu fungsinya, namun dia tidak

merasa sakit. Atau sebaliknya, seseorang merasa sakit bila merasakan sesuatu di

dalam tubuhnya, tetapi dari pemeriksaan klinis tidak diperoleh bukti bahwa ia sakit

Suatu konsep sehat masyarakat, yaitu bahwa sehat adalah orang yang

dapat bekerja atau dapat menjalankan pekerjaannya sehari-hari, dan keluar konsep

sakit, di mana dirasakan oleh seseorang yang sudah tidak dapat bangkit dari tempat

tidurnya, tidak dapat menjalankan pekerjaanya sehari-hari.

Persepsi masyarakat tentang sakit yang notabene merupakan konsep sehat-sakit

masyarakat berbeda pada tiap kelompok masyarakat. Konsep kelompok masyarakat

yang satu berbeda dengan konsep sehat-sakit kelompok yang lain. Untuk itu maka

tiap-tiap unit pelayanan kesehatan komunitas perlu mencari sendiri konsep sehat-sakit

masyarakat yang dilayaninya. Untuk itu penelitian tentang aspek-aspek social budaya

kesehatan sangat diperlukan oleh tiap unit pelayanan kesehatan komonitas.

Jelasnya tiap-tiap puskesmas perlu menggumpulkan data sosial budaya

masyarakat yang dilayani guna meningkatkan jangkauan pelayanannya.

B. Rumah sakit dalam pandangan perilaku

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional

yang terorganisir serta sarana kedokteran yang parmanen menyelenggarakan pelayanan

7
kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan

penyakit yang diderita oleh pasien.

C. Sistem Informasi Rumah Sakit

Tidak mudah ternyata membuat sistem informasi rumah sakit. Sistem yang ideal

yang mampu mencakup keseluruhan bagian dalam rumah sakit. Dari sub-sistem yang

menangani data pasien sampai masalah keuangan perusahaan. Desain sistem

informasi rumah sakit sepenuhnya tergantung hasil negosiasi dengan pihak rumah

sakit. Bisa dibuat sebuah sistem yang besar yang mencakup keseluruhan aspek dalam

rumah sakit, atau bisa juga dipecah-pecah guna menyederhanakan pemetaan masalah.

Hal-hal yang dicakup dalam sebuah sistem informasi rumah sakit antara lain :

1. Penanganan pendaftaran pasien

2. Penanganan dan pengolahan data sosial pasien

3. Penanganan dan pengolahan data medis (diagnosa, tindakan, dan terapi) pasien

4. Penanganan dan pengolahan data kunjungan pasien

5. Penanganan pembayaran atas tindakan dan pelayanan (Tunai, Askes atau hutang)

6. Penanganan pasien dirujuk/ rujukan

7. Aplikasi Farmasi

8. Apliksai Gudang Material

9. Aplikasi Kepegawaian

10. Keuangan dan accounting rumah sakit

11. Pelaporan internal (pada pihak management)

12. Pelaporan eksternal

D. Pelayanan kesehatan barat meliputi:

1. Dunia barat sekarang ini sakit ditangani di RS oleh dokter dan perawat.

8
2. Kelompok non-medikal: anggota keluarga/kerabat menjalankan fungsi minimal

(selama tahap akut).

3. Dunia tradisional sebaliknya: kelompok non-medikal menjalankan peran yang

sangat besar, pendukung pengobatan tanpa dibantu personal medis.

E. Keterlibatan Asisten

1. Asisten dalam pengobatan dilibatkan bersifat seremonial

2. Peran sampingan sedikit memberikan sumbangan kesembuhan

3. Shaman (irian) menggunakan medium atau asisten yang disukai roh untuk

mengundang roh dihadapan penyembuh.

4. Manang (kalimantan) menggunakan asisten untuk penyembuhan.

2.4 Pandangan Sehat Sakit Menurut Dunia Timur

1. Dunia timur diwakili oleh kedokteran Cina klasik, berakar pada tradisi-tradisi

shamanistik

2. Dua aliran filsafat zaman klasik Taoisme dan Confusionisme.

3. Taoisme sangat menekankan cara berpikir korelatif dan dinamis.

4. Individu yang sehat merupakan bagian integral dan tatanan besar yang terpola.

2.5 Kesehatan Model Barat Dan Timur

Yang dimaksud dengan model adalah cara merekonstruksi realita, memberikan makna

kepada fenomena-fenomena alam yang pada dasarnya bersifat chaos.

(Eisenberg dalam Helman, 1990 dalam Siswanto, 2007).

9
Pada bidang kesehatan terdapat dua model utama, yaitu Model Barat dan Model Timur.

Model Barat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu model Biomedis atau sering disebut

model Medis, model Psikiatris, dan model Psikosomatis. Model Timur bersifat holistik.

(Siswanto, 2007).

a. Tidak dipungkuri pada awal peradaban dimulai, semua kejadian dikaitkan dengan

fenomena spiritual dan dikaitkan dengan dewa-dewa. Inipun terjadi di masa Yunani

Kuno.

b. Yunani kuno ini tempat lahirnya Kedokteran Barat yang di kenal saat ini, mereka

mempercayai adanya dewi yang merawat dan menyembuhkan penyakit.

1. Model Biomedis (Barat)

Model Biomedis berakar jauh pada pengobatan tradisional Yunani. Perkembangan ilmu

biologi yang pesat dengan ditemukannya virus dan bakteri sebagai sumber penyakit

menyebabkan model Biomedis berkembang sangat pesat. Dalam model Biomedis penyakit

dan kesehatan semata-mata dihubungkan dengan tubuh saja (Siswanto, 2007).

2. Model Psikiatris (Barat)

Model Psikiatris sebenarnya masih berkaitan dengan model Biomedis. Model ini masih

mendasarkan diri pada pencarian bukti-bukti fisik dari suatu penyakit dan

penggunaan treatment secara fisik, seperti obat-obatan dan pembedahan untuk mengoreksi

abnormalitas. Namun model ini menunjukkan dengan jelas adanya pertentangan-

pertentangan di antara para psikiater yang berbeda dalam menjelaskan gangguan psikosis.

Model-model itu meliputi model organik yang menekankan pada perubahan fisik dan

biokimia di otak, model psikodinamik yang berkonsentrasi pada faktor perkembangan dan

pengalaman, model behavioral yang mengatakan bahwa psikosis terjadi karena

kemungkinan-kemungkinan lingkungan, dan model sosial yang menekankan gangguan

dalam kerangka performansinya (Helman, 1990 dalam Siswanto, 2007).

10
3. Model Psikosomatis (Barat)

Model Psikosomatis merupakan model yang muncul kemudian karena adanya

ketidakpuasan terhadap model Biomedis. Model ini muncul setelah jurang antara aspek

biologis dan psikologis terjembatani lewat karya Sigmund Freud tentang ketidaksadaran,

Ivan Pavlov tentang respon terkondisi, dan W.B. Cannon tentang reaksi serang-kabur.

Model Psikosomatis menyatakan bahwa tidak ada penyakit somatik tanpa disebabkan

oleh antesenden emosional dan atau sosial. Sebaliknya, tidak ada penyakit psikis yang tidak

disertai oleh simtom-simtom somatik (Tamm, 1993 dalam Siswanto, 2007).

Menurut model Psikosomatik, penyakit berkembang melalui saling keterkaitan yang

berkesinambungan antara faktor fisik dengan faktor mental, yang saling memperkuat satu

sama lain melalui jaringan yang kompleks. Penyembuhan penyakit diasumsikan terjadi

melalui cara yang sama.

4. Model Holistik (Timur)

Siswanto (2007) mengatakan bahwa dalam dunia kedokteran, Holisme dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.

Dalam arti sempit, Holisme melihat organisme manusia sebagai suatu sistem kehidupan

yang semua komponennya saling terkait dan saling tergantung.

Dalam arti luas, Holisme melihat sistem Holisme dalam arti sempit itu merupakan suatu

bagian integral dari sistem-sistem yang lebih luas, di mana organisme individual

berinteraksi terus-menerus dengan lingkungan fisik dan sosialnya, yaitu terpengaruh oleh

lingkungan tetapi juga mempengaruhi dan mengubah lingkungannya.

2.6 Perbedaan Sehat Sakit Antara Konsep Budaya Barat dengan Budaya Timur

Kebudayaan Barat adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara

mamahami ilmu pengetahuan dan filsafat. Mereka melakukan berbagai macam

11
cara diskusi dan debat untuk menemukan atau menentukan makna seperti apa yang sebenarnya

murni atau asli dari kesadaran. Mereka banyak belajar dan juga mengajar yang awalnya datang

dari proses diskusi dan perdebatan yang mereka lakukan. Melalui proses belajar dan mengajar,

para ahli kebudayaan barat dituntut untuk pandai dalam berceramah dan berdiskusi. Hal itu

dilakukan karena pada akhirnya akan banyak yang mengikuti ajarannya.

Kebudayaan Timur adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara

melakukan berbagai macam pelatihan fisik dan mental. Pelatihan fisik dapat dicontohkan

dengan cara menjaga pola makan dan minum ataupun makanan apa saja yang boleh dimakan

dan minuman apa saja yang boleh di minum, karena hal tersebut dapat

berpengaruh pada pertumbuhan maupun terhadap fisik. Sedangkan untuk pelatihan

mental yaitu dapat berupa kegiatan yang umumnya atau mayoritas dilakukan sendiri, seperti

bersemedi, bertapa, berdoa, beribadah, dll.

Dapat disimpulkan perbedaan antara kebudayaan barat dan kebudayaan timur dibagi

menjadi 19 item, yaitu:

a. Opini atau pendapat

Orang Timur cenderung berbelit-belit dalam hal berargumen, terkadang harus berputar-

putar dahulu untuk mengatakan sesuatu, padahal maksud atau tujuannya tidak serumit yang

dimaksud. Sangat berbeda dengan orang Barat, mereka langsung pada pokok masalah dan

mereka tidak biasa basa-basi.

b. Waktu

Orang Timur terkenal kurang menghargai waktu kalau ada janji kadang tidak tepat

waktu. Berbeda dengan orang Barat mereka sangat menghargai waktu, sebab mereka paling

tidak suka jika janji jam karet atau telat waktu.

c. Gaya Hidup

12
Orang Timur khususnya Indonesia sangat senang jika tetap dekat dengan keluarga,

makan tidak makan yang penting kumpul. Berbeda dengan orang Barat mereka cenderung

individualis.

d. Hubungan.

Orang Timur sangat bersosialisasi atau menjalin hubungan lebih komplek, maka dari

itu situs jaring Facebook ataupun Friendster lebih banyak diminati oleh orang Timur,

khususnya Indonesia. Berbeda dengan orang Barat mereka lebih individualis/sangat jarang

menjalin hubungan dangan orang lain.

e. Perayaan atau pesta

Jika ada perayaan atau pesta orang Timur lebih suka mengundang orang sebanyak

mungkin, jika sedikit rasanya tidak afdol, contohnya dalam acara pernikahan, benar-benar

pemborosan, berbeda dengan orang Barat, acara pernikahan undangannya melewati Fa. dan

tidak semua orang diundang, cukup kerabat atau teman dekat, lebih sederhana dan tidak

boros biaya.

f. Terhadap sesuatu yang baru

Orang Timur ketika ada sesuatu yang baru, belum puas jika belum sampai memilikinya,

maka dari itu tidak heran jika orang Indonesia banyak yang konsumtive, mempunyai

handphone gonta-ganti, bahkan ada yang mengoleksi HP, mobil setiap tahun gonta-ganti,

hanya karena tidak ingin ketinggalan model. Berbeda dengan orang Barat jika ada sesuatu

yang baru, tidak serta merta keblinger ingin tahu dan ingin memiliki atau memakainya,

hanya sekedar tahu saja.

g. Anak

Dikeluarga orang Timur terutama di Indonesia, perlakuan orang tua terhadap anak

sudah sangat memanjakan, sehingga anak tidak mandiri, sampai usia dewasa pun sang orang

tua tetap masih saja mengurus anaknya, dengan harapan keturunan mereka bisa lebih

13
langgeng dan sukses. Berbeda dengan keluarga orang Barat, anak-anak mereka dididik

supaya mandiri semenjak kecil, setelah dewasa orang tua sudah melepaskannya.

h. Trend

Jika orang Barat lebih senang sesuatu yang berbau traditional dan alami, kebalikannya

dengan orang Asia belum disebut trend jika tidak bergaya ke barat-baratan, contohnya orang

Timur lebih merasa gengsi jika makan di tempat fast food, padahal di negara asalnya

makanan tersebut bisa dibilang makanan biasa saja.

i. Atasan atau bos

Ini yang menarik, orang Timur/Asia umumnya memperlakukan atasan lebih dari yang

lainnya, dan sang atasannya pun senang diperlakukan seperti itu. Berbeda jika di Barat,

atasan tidak terlalu menonjolkan diri sebagai yang punya kuasa penuh, tetap sejajar dengan

bawahan, namun tetap punya kekuasaan dan diakui sebagai atasan.

j. MasaTua

Orang Timur keika masa tua lebih banyak mengurus cucu, di Barat idak ada namanya

mengasuh cucu, hanya sekedar ketemuan itu pun ketika kangen saja, karena hidupnya sudah

masing-masing.

k. Transportasi

Dahulu orang Barat sewaktu muda lebih suka memakai mobil, sekarang malah lebih

suka memakai sepeda, mungkin karena faktor pentingnya kesehatan berbeda dengan orang

Timur, dulu masih memakai sepeda (mampunya membeli sepeda) sekarang sudah harus

memakai mobil, jika mampu lagi memakai supir pribadi.

l. Di tempat makan

Ditempat makan, orang barat cenderung tertib jika sedang makan, tidak ramai dan

seberisik orang timur.

m. Wisata

14
Ketika sedang wisata, orang timur sangat suka foto-foto, berbeda dengan orang barat,

jika ke tempat wisata mereka lebih suka mengamati keindahan suasana dibanding foto-foto.

n. Keindahan tubuh ideal

Orang barat merasa ideal jika mempunyai warna kulit tubuh kecoklat-coklatan, maka

dari itu sering berjemur dipantai, berbeda dengan orang timur terutama orang Indonesia,

mereka sangat mendambakan warna kulit putih.

o. Menghadapi masalah

Orang timur lebih umum berpikiran bagaimana supaya bisa menghindari masalah,

berbeda dengan orang barat, bagaimana jika saya menghadapi suatu masalah. Maka dari itu

jangan heran jika di Indonesia orang ingin sukses ambil jalan pintas, ingin bisnis sukses,

main suap rekan bisnis, ingin anak sukses jadi pegawai negeri, main suap sana suap sini,

ingin jadi caleg, asal punya duit jadi nomor urut 1, tidak sedikit yang datang ke dukun

supaya lebih tercapai cita-cita menjadi anggota dewan.

p. Marah

Ketika orang barat sedang marah, mereka memang benar-benar marah, berbeda dengan

orang Asia, mereka lebih banyak memedam amarah, terkadang ada istilah dibalik senyuman

ada kebencian.

q. Percaya Diri

Suka tidak suka orang barat lebih percaya diri dibanding orang timur.

r. Hari Minggu

Orang Timur lebih suka menghabiskan waktu hari libur Sabtu dan Minggu pergi jalan-

jalan sekedar pergi ke Mall, menonton bisokop, kongkow-kongkow, berbeda dengan orang

barat, lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dibanding pergi jalan-jalan.

s. Makan

15
Umumnya orang barat makan dibagi menjadi tiga, makan pembuka, makanan utama,

dan makanan penutup, berbeda dengan orang timur ketiga-tiganya merupakan makanan

utama.

16
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Pengertian sehat menurut dunia barat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani,

rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang. Dan pengertian sakit menurut dunia

barat adalah sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan

sebagai siksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-

hari seperti halnya orang yang sehat.

Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu

naturalistik dan personalistik. Konsep sehat sakit yang dianut pengobat tradisional (Battra)

sama dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan

dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan.

1.2 Saran

Sebagai tenaga kesehatan yaitu perawat kita sangat penting mengetahui pandangan

sehat sakit dari berbagai belahan dunia. Hal ini penting karena kita tidak hanya

berkomunikasi dengan orang indonesia saja, tetapi dalam sektor kesehatan kita akan

berkomunikasi dengan orang diseluruh dunia. Dalam implementasi asuhan keperawatan

penting bagi kita untuk mengetahui sosial budaya masing-masing negara.

17
DAFTAR RUJUKAN

Arie Walukow. Dari Pendidikan Kesehatan ke Promosi Kesehatan. Interaksi 2004; VI (XVII):4

Asmira. 2016. Pengaruh Sehat Sakit Menurut Pandangan Dunia Barat,

(http://asmiraputrijabal.blogspot.co.id/2016/09/pengaruh-sehat-sakit-menurut-

pandangan.html), diakses 4 Mei 2018

Eko. 2016. Pandangan Sehat Sakit Menurut Dunia,

(http://ekofahri.blogspot.co.id/2016/02/pandangan-sehatsakit-menurut-dunia.html?m=1),

diakses 20 April 2018

Kristina. 2014. Makalah Pandangan Sehat Sakit Menurut Dunia Barat Dan Timur,

(http://www.academia.edu/28798273/MAKALAH_PANDANGAN_SEHAT_SAKIT_MEN

URUT_DUNIA_BARAT_DAN_TIMUR), diakses 4 mei 2018

Ngurah. 2013. Konsep Sehat Sakit Menurut Budaya Cina,

(https://ngurahjayaantara.blogspot.co.id/2013/12/konsep-sehat-sakit-menurut-budaya-

cina.html), diakses 4 Mei 2018

Paradigma Sehat, Pola Hidup Sehat, dan Kaidah Sehat. Pusat Penyuluhan Kesehatan

Masyarakat. Departemen Kesehatan RI, 1998.

Priyanti Pakan, MF.Hatta Swa sono. Antropologi Kesehatan.Jakarta: Percetakan Universitas

Indonesia, 1986.

Sudarti, 198711. Loedin AA. Dalam: Lumenta B.Penyakit, Citra Alam dan Budaya Tinjauan

Fenomena Sosial. Cet.pertama Penerbit Kanisius, 1989. hal.7-8.

18

Anda mungkin juga menyukai