| 1
Tim Asesmen
Laboratorium Keterampilan Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah M
ada
P a g e
|
2
CHECKLIST
FOR
INTEGRATED
PATIENT
MANAGEMENT
(ADULT,
GENERAL
COMPLAINT
CASES)
Nama
:
_______________________________
No.Mahasiswa
:
_______________________________
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
SKOR
0
1
2
3
MENGUMPULKAN
INFORMASI:
ANAMNESIS
1. Melakukan
penggalian
informasi
(anamnesis)
*Tidak
lupa
menanyakan
tentang
persepsi
pasien
terhadap
penyakitnya,
hal-‐
hal
yang
meringankan
dan
memberatkan
derajat
keluhan
2. Meringkas
hasil
anamnesis
dan
menyebutkan
hipotesisnya
MENGUMPULKAN
INFORMASI:
PEMERIKSAAN
FISIK
3. Mencuci
tangan
sebelum
dan
setelah
melakukan
pemeriksaan
4. Melakukan
pemeriksaan
tanda
vital
dengan
cara
yang
benar
(TD/RR/N/Suhu)
5. Melakukan
pemeriksaan
fisik
dengan
penalaran
klinik
yang
logis
6. Melakukan
pemeriksaan
fisik
yang
relevan
dilanjutkan
pemeriksaan
fisik
general
(Px
Umum)
dengan
cara
yang
benar
untuk
tujuan
skrining
PENALARAN
KLINIS
7. Anamnesis
dengan
penalaran
klinik
yang
logis
8. Pemeriksaan
fisik
dilakukan
secara
sistematis
menggunakan
penalaran
klinik
yg
baik
9. Menentukan
terapi
/
tindakan
(medikamentosa/non
medikamentosa)
dan
rencana
tindakan
sesuai
dengan
penalaran
klinik
INTERAKSI
DOKTER
PASIEN
10. GREET
(Salam,
memperkenalkan
diri,
perilaku
non
verbal),
serta
menanyakan
identitas
pasien
secara
sekuensial
dan
empati)
11. INVITES
(Kemampuan
memulai
pembicaraan
Mengidentifikasi
tujuan
kedatangan
pasien)
12. DISCUSS
(Menyampaikan
hasil
pemeriksaan
dan
Melakukan
negosiasi
dengan
pasien
untuk
tindakan
selanjutnya)
PROFESIONALISME
13. Menunjukkan
kepercayaan
diri
sebagai
seorang
profesional
kesehatan
14. Etika
(Hormati
pasien,
menunjukkan
norma
lokal
&
nilai-‐nilai
lokal)
15. Melakukan
keterampilan
dengan
kesalahan
minimal
(sistematis
dalam
prosedur,
tidak
membahayakan,
lege
artis)
Total
Keterangan:
Yogyakarta,
……………………………….
Skor
0
=
Tidak
dilakukan
Skor
1
=
Dilakukan
dengan
buruk
Skor
2
=
Dilakukan
dengan
baik
Skor
3
=
Sempurna
(lengkap)
……………………………...
(Skor
Total)
OVERALL
PERFORMANCE*
(CENTANG
SALAH
SATU)
Nilai
=
-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐
x
100%
=
…………%
FAIL
PASS
45
BORDERLINE
EXCELENT
*
mahasiswa
dapat
dinyatakan
fail
apabila
melakukan
kesalahan
yang
dianggap
fatal
P a g e
|
3
CHECKLIST
INTEGRATED
PATIENT
MANAGEMENT
(EDUCATION
AND
COUNSELING)
Nama
:
_______________________________
No.Mahasiswa
:
_______________________________
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
SKOR
0
1
2
3
MENGUMPULKAN
INFORMASI
1.
Menggali
masalah
pasien,
melalui
pemeriksaan
fisik,
dan
data
pendukung.
2. Menetapkan
Hipotesis
(differential
diagnosis).
PATIENT
MANAGEMENT
(CARE-‐PLAN+
INFORMED
AND
SHARED
DECISION
MAKING)
3. ASK
Eksplorasi
identitas,
permasalahan
pasien
dan
kehidupan
sehari-‐harinya
(kebiasaan,
pola
makan,
pola
istirahat,
pola
kerja,
hobi,
rekreasi,
hubungan
dengan
keluarga,
hubungan
dengan
lingkungan,
kekhawatiran,
harapan,
latar
belakang
pasien,
dan
ekspresi
verbal
maupun
non-‐verbal,
dsb.)
yang
terkait
dengan
kondisi
kesehatan
pasien
saat
ini.
4. ASSESS
Menilai
gaya
hidup,
kebiasaan,
kekhawatiran,
harapan,
latar
belakang
pasien,
dan
ekspresi
verbal
maupun
non-‐verbal.
5. ADVICE
Terdiri
dari
edukasi
dan/atau
konseling.
Dokter
memberikan
informasi
mengenai
segala
hal
yang
berkaitan
dengan
permasalahan
pasien
dan
mendiskusikan
bersama
pasien
langkah-‐langkah
penyelesaian
yang
dapat
dipilih.
6. ASSIST
Mampu
menunjukkan
kesediaan
untuk
membantu
pasien
melaksanakan
alternatif
solusi
yang
telah
disepakati
bersama
oleh
dokter
dan
pasien.
7. ARRANGE
FOLLOW-‐UP
Mendiskusikan
waktu
pertemuan
kembali
dan
target
yang
diharapkan
sudah
dipenuhi
oleh
pasien.
PENALARAN
KLINIS
8. Mengeksplorasi
permasalahan
pasien
dengan
penalaran
klinik
yang
logis.
9. Menentukan
terapi
/
tindakan
(non
medikamentosa)
dan
rencana
penanganan
sesuai
dengan
penalaran
klinik.
INTERAKSI
DOKTER
PASIEN
10. GREET
(Salam,
memperkenalkan
diri,
perilaku
non
verbal),
serta
menanyakan
identitas
pasien
secara
sekuensial
dan
empati).
11. INVITES
(Kemampuan
mengidentifikasi
tujuan
kedatangan
pasien)
.
12. DISCUSS
(Menyampaikan
hasil
pemeriksaan
dan
Melakukan
negosiasi
dengan
pasien
untuk
tindakan
selanjutnya).
PROFESIONALISME
13. Menunjukkan
kepercayaan
diri
sebagai
seorang
profesional
kesehatan.
14. Etika
(Hormati
pasien,
menunjukkan
norma
lokal
&
nilai-‐nilai
lokal).
15. Melakukan
keterampilan
dengan
kesalahan
minimal
(sistematis
dalam
prosedur,
tidak
membahayakan,
lege
artis).
Total
Keterangan:
Yogyakarta,
……………………………….
Skor
0
=
Tidak
dilakukan
Skor
1
=
Dilakukan
dengan
buruk
Skor
2
=
Dilakukan
dengan
baik
Skor
3
=
Sempurna
(lengkap)
……………………………...
(Skor
Total)
OVERALL
PERFORMANCE*
(CENTANG
SALAH
Nilai
=
-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐
x
100%
=
…………%
SATU)
45
FAIL
PASS
BORDERLINE
EXCELENT
*
mahasiswa
dapat
dinyatakan
fail
apabila
melakukan
kesalahan
yang
dianggap
fatal
P a g e
|
4
P a g e
|
5
CHECKLIST
INTEGRATED
PATIENT
MANAGEMENT
(ENT-‐RELATED
COMPLAINT
CASES)
Nama
:
_______________________________
No.Mahasiswa
:
_______________________________
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
SKOR
0
1
2
3
MENGUMPULKAN
INFORMASI:
ANAMNESIS
1.
Melakukan
penggalian
informasi
(anamnesis)
*Tidak
lupa
menanyakan
tentang
persepsi
pasien
terhadap
penyakitnya,
hal-‐
hal
yang
meringankan
dan
memberatkan
derajat
keluhan
2. Meringkas
hasil
anamnesis
dan
menyebutkan
hipotesisnya
MENGUMPULKAN
INFORMASI:
PEMERIKSAAN
FISIK
3. Mencuci
tangan
sebelum
dan
setelah
melakukan
pemeriksaan
4. Melakukan
pemeriksaan
fisik
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
yang
logis
- Pemeriksaan
fisik
telinga
(lengkap)
5. - Pemeriksaan
fisik
hidung
(lengkap)
6. - Pemeriksaan
fisik
tenggorok
(lengkap)
7. Melakukan
pemeriksaan
fungsi
pendengaran
:
-‐ Tes
Rinne
8. -‐ Tes
Weber
9. -‐ Tes
Swabach
PENALARAN
KLINIS
10. Anamnesis
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
yang
logis
11. Pemeriksaan
fisik
dilakukan
secara
sistematis
menggunakan
penalaran
klinik
yg
baik
12. Menentukan
terapi
/
tindakan
(medikamentosa/non
medikamentosa)
dan
rencana
tindakan
sesuai
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
INTERAKSI
DOKTER
PASIEN
13. GREET
(Salam,
memperkenalkan
diri,
perilaku
non
verbal),
serta
menanyakan
identitas
pasien
secara
sekuensial
dan
empati)
14. INVITES
(Kemampuan
mengidentifikasi
tujuan
kedatangan
pasien)
15. DISCUSS
(Menyampaikan
hasil
pemeriksaan
dan
Melakukan
negosiasi
dengan
pasien
untuk
tindakan
selanjutnya)
PROFESIONALISME
16. Menunjukkan
kepercayaan
diri
sebagai
seorang
profesional
kesehatan
17. Etika
(Hormati
pasien,
menunjukkan
norma
lokal
&
nilai-‐nilai
lokal)
18. Melakukan
keterampilan
dengan
kesalahan
minimal
(sistematis
dalam
prosedur,
tidak
membahayakan,
lege
artis)
Total
Keterangan:
Yogyakarta,
……………………………….
Skor
0
=
Tidak
dilakukan
Skor
1
=
Dilakukan
dengan
buruk
Skor
2
=
Dilakukan
dengan
baik
Skor
3
=
Sempurna
(lengkap)
……………………………...
(Skor
Total)
OVERALL
PERFORMANCE*
(CENTANG
SALAH
Nilai
=
-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐
x
100%
=
…………%
SATU)
54
FAIL
PASS
BORDERLINE
EXCELENT
*
mahasiswa
dapat
dinyatakan
fail
apabila
melakukan
kesalahan
yang
dianggap
fatal
P a g e
|
6
CHECKLIST
INTEGRATED
PATIENT
MANAGEMENT
(LEPRA
CASE)
Nama
:
_______________________________
No.Mahasiswa
:
_______________________________
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
SKOR
0
1
2
3
MENGUMPULKAN
INFORMASI:
ANAMNESIS
1.
Melakukan
penggalian
informasi
(anamnesis)
*Tidak
lupa
menanyakan
tentang
persepsi
pasien
terhadap
penyakitnya,
hal-‐
hal
yang
meringankan
dan
memberatkan
derajat
keluhan
2. Meringkas
hasil
anamnesis
dan
menyebutkan
hipotesisnya
MENGUMPULKAN
INFORMASI:
PEMERIKSAAN
FISIK
3. Mencuci
tangan
sebelum
dan
setelah
melakukan
pemeriksaan
4. Melakukan
pemeriksaan
fisik
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
yang
logis
- Inspeksi
head-‐to-‐toe
5. - Gangguan
sensibilitas
lesi
kulit
(+)
6. - Pembesaran
saraf
perifer
(+)
7. - Gangguan
fungsi
saraf
sensorik
8. - Gangguan
fungsi
saraf
motorik
9. Melakukan
pemeriksaan
fisik
yang
relevan
dilanjutkan
pemeriksaan
fisik
general
(General
Px)
dengan
cara
yang
benar
untuk
tujuan
skrining
PENALARAN
KLINIS
10. Anamnesis
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
yang
logis
11. Pemeriksaan
fisik
dilakukan
secara
sistematis
menggunakan
penalaran
klinik
yg
baik
12. Menentukan
terapi
/
tindakan
(medikamentosa/non
medikamentosa)
dan
rencana
tindakan
sesuai
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
INTERAKSI
DOKTER
PASIEN
13. GREET
(Salam,
memperkenalkan
diri,
perilaku
non
verbal),
serta
menanyakan
identitas
pasien
secara
sekuensial
dan
empati)
14. INVITES
(Kemampuan
mengidentifikasi
tujuan
kedatangan
pasien)
15. DISCUSS
(Menyampaikan
hasil
pemeriksaan
dan
Melakukan
negosiasi
dengan
pasien
untuk
tindakan
selanjutnya)
PROFESIONALISME
16. Menunjukkan
kepercayaan
diri
sebagai
seorang
profesional
kesehatan
17. Etika
(Hormati
pasien,
menunjukkan
norma
lokal
&
nilai-‐nilai
lokal)
18. Melakukan
keterampilan
dengan
kesalahan
minimal
(sistematis
dalam
prosedur,
tidak
membahayakan,
lege
artis)
Total
Keterangan:
Yogyakarta,
……………………………….
Skor
0
=
Tidak
dilakukan
Skor
1
=
Dilakukan
dengan
buruk
Skor
2
=
Dilakukan
dengan
baik
Skor
3
=
Sempurna
(lengkap)
……………………………...
(Skor
Total)
OVERALL
PERFORMANCE*
(CENTANG
SALAH
Nilai
=
-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐
x
100%
=
…………%
SATU)
54
FAIL
PASS
BORDERLINE
EXCELENT
*
mahasiswa
dapat
dinyatakan
fail
apabila
melakukan
kesalahan
yang
dianggap
fatal
P a g e
|
7
LAMPIRAN:
CARA
PEMERIKSAAN
FISIK
PADA
KASUS
LEPRA
PEMERIKSAAN
PANDANG
(INSPEKSI)
• Pemeriksa
berdiri
berhadapan
dengan
pasien.
• Periksa
pandang
pada
wajah,
perhatikan
adanya
bercak
kulit,
hilangnya
alis
(madarosis),
hidung
pelana,
pasien
diminta
untuk
memejamkan
mata
untuk
mengetahui
adanya
celah
mata
pada
mata
yang
terpejam
(lagoftalmos).
• Periksa
pandang
pada
cuping
telinga
kanan
dan
kiri,
mencari
adanya
infiltrat
pada
cuping
telinga.
• Periksa
pandang
pada
leher
bagian
kanan
dan
kiri
untuk
melihat
adanya
pembesaran
saraf
aurikularis
magnus.
• Pasien
diminta
untuk
meluruskan
kedua
lengan
ke
depan
dengan
telapak
tangan
menghadap
ke
atas.
Periksa
pandang
pada
pundak,
lengan,
telapak
tangan,
punggung
tangan,
dan
jari-‐jari
tangan
pada
sisi
kanan
dan
kiri,
dada
dan
perut,
untuk
mencari
adanya
bercak
kulit,
benjolan
(nodul),
atrofi
tenar
dan
hipotenar,
jari
kiting,
pemendekan
jari,
ulkus.
• Periksa
pandang
pada
tungkai
bawah,
punggung
kaki,
dan
jari-‐jari
kaki
pada
sisi
kanan
dan
kiri,
untuk
mencari
adanya
bercak
kulit,
benjolan
(nodul),
jari
kiting,
pemendekan
jari,
ulkus.
• Pasien
diminta
untuk
berdiri
membelakangi
pemeriksa.
Periksa
pandang
pada
bagian
belakang
telinga,
bagian
belakang
leher,
punggung,
pantat,
tungkai
bagian
belakang
dan
telapak
kaki,
untuk
mencari
adanya
bercak
kulit,
benjolan
(nodul),
jari
kiting,
pemendekan
jari,
ulkus.
PEMERIKSAAN
GANGGUAN
SENSIBILITAS
PADA
BERCAK
KULIT
• Rasa
raba
– Pemeriksa
berdiri
atau
duduk
berhadapan
dengan
pasien.
– Menjelaskan
kepada
pasien
bahwa
jika
ia
merasakan
sentuhan
kapas,
ia
harus
menunjuk
daerah
kulit
yang
disentuh
tersebut
dengan
jari
telunjuknya.
– Awalnya
dilakukan
uji
coba
pemeriksaan
pada
daerah
kulit
normal
dengan
mata
terbuka,
Setelah
pasien
jelas
memahami
prosedur,
pasien
diminta
menutup
mata.
– Pemeriksaan
rasa
raba
ini
dilakukan
terhadap
bercak
yang
dicurigai,
dan
pada
kulit
normal
(tanpa
bercak).
– Bercak
diperiksa
di
bagian
tengah,
bukan
di
bagian
pinggir.
– Bercak
di
telapak
tangan
atau
telapak
kaki
kurang
tepat
diperiksa
dengan
kapas,
tetapi
menggunakan
ujung
bolpoin.
– Jika
pasien
tidak
dapat
menunjuk
daerah
kulit
yang
disentuh
kapas
atau
ujung
bolpoin
dengan
benar,
berarti
sensasi
raba
telah
terganggu.
• Rasa
nyeri
– Pemeriksa
berdiri
atau
duduk
berhadapan
dengan
pasien.
– Menjelaskan
kepada
pasien
bahwa
jika
ia
merasakan
tusukan
ujung
jarum
yang
tajam
ia
harus
mengatakan
tajam,
jika
merasakan
tusukan
pangkal
jarum
yang
tumpul
ia
harus
mengatakan
tumpul.
– Awalnya
dilakukan
uji
coba
pemeriksaan
pada
daerah
kulit
normal
dengan
mata
terbuka,
Setelah
pasien
jelas
memahami
prosedur,
pasien
diminta
menutup
mata.
– Pemeriksaan
rasa
raba
ini
dilakukan
terhadap
bercak
yang
dicurigai,
dan
pada
kulit
normal
(tanpa
bercak).
– Bercak
diperiksa
di
bagian
tengah,
bukan
di
bagian
pinggir.
– Jika
pasien
tidak
dapat
membedakan
tajam
dengan
tumpul,
berarti
sensasi
nyeri
telah
terganggu.
• Rasa
suhu
– Pemeriksa
berdiri
atau
duduk
berhadapan
dengan
pasien.
– Menjelaskan
kepada
pasien
bahwa
jika
ia
merasakan
sentuhan
panas
ia
harus
mengatakan
panas,
jika
merasakan
sentuhan
dingin
ia
harus
mengatakan
dingin.
– Awalnya
dilakukan
uji
coba
pemeriksaan
pada
daerah
kulit
normal
dengan
mata
terbuka,
Setelah
pasien
jelas
memahami
prosedur,
pasien
diminta
menutup
mata.
P a g e
|
8
– Pemeriksaan
rasa
raba
ini
dilakukan
terhadap
bercak
yang
dicurigai,
dan
pada
kulit
normal
(tanpa
bercak).
– Jika
pasien
beberapa
kali
salah
menyebutkan
jenis
rasa
suhu,
berarti
sensasi
suhu
telah
terganggu.
P a g e
|
9
– Awalnya
dilakukan
uji
coba
pemeriksaan
pada
daerah
kulit
normal
(misalnya
kulit
lengan
dan
telapak
tangan)
dengan
mata
terbuka,
Setelah
pasien
jelas
memahami
prosedur,
pasien
diminta
menutup
mata.
– Ujung
bolpoin
disentuhkan
ke
beberapa
titik
pada
telapak
tangan,
pasien
diminta
menunjuk
daerah
kulit
yang
disentuh
tersebut
dengan
jari
telunjuknya.
letak
titik-‐titik
pada
telapak
tangan
diusahakan
tidak
berurutan
(acak).
– Pasien
diminta
menunjuk
letak
titik
di
telapak
tangan
yang
disentuh,diamati
tepat
atau
tidak
– Melakukan
hal
yang
sama
untuk
tangan
kiri
pasien.
• Pemeriksaan
fungsi
sensorik
saraf
tibialis
– Pemeriksa
duduk
berhadapan
dengan
pasien.
– Pasien
diminta
untuk
meletakkan
kaki
kanannya
pada
paha
kirinya,
usahakan
telapak
kaki
menghadap
ke
atas.
– Tangan
kiri
pemeriksa
menyangga
ujung
jari
kaki
pasien.
– Terlebih
dahulu
dijelaskan
kepada
pasien
bahwa
jika
ia
merasakan
sentuhan
ujung
bolpoin,
ia
harus
menunjuk
daerah
kulit
yang
disentuh
tersebut
dengan
jari
telunjuknya.
– Awalnya
dilakukan
uji
coba
pemeriksaan
pada
daerah
kulit
normal
(misalnya
kulit
tungkai
bawah
dan
telapak
kaki)
dengan
mata
terbuka,
Setelah
pasien
jelas
memahami
prosedur,
pasien
diminta
menutup
mata.
– Ujung
bolpoin
disentuhkan
ke
beberapa
titik
pada
telapak
kaki,
pasien
diminta
menunjuk
daerah
kulit
yang
disentuh
tersebut
dengan
jari
telunjuknya.
Letak
titik-‐titik
pada
telapak
kaki
diusahakan
tidak
berurutan
(acak).
– Pasien
diminta
menunjuk
letak
titik
di
telapak
kaki
yang
disentuh,diamati
tepat
atau
tidak
– Melakukan
hal
yang
sama
untuk
kaki
kiri
pasien.
PEMERIKSAAN
FUNGSI
MOTORIK
SARAF
TEPI
• Pemeriksaan
fungsi
motorik
saraf
fasialis
– Pasien
diminta
memejamkan
mata.
– Pemeriksa
melihat
mata
pasien
dari
depan
atau
samping
untuk
mengetahui
apakah
mata
tertutup
dengan
sempurna
atau
ada
celah.
– Bila
terdapat
celah
mata,
diukur
celahnya
dengan
penggaris
lalu
dicatat
• Pemeriksaan
fungsi
motorik
saraf
ulnaris
– Pemeriksa
duduk
berhadapan
dengan
pasien.
– Tangan
kiri
pemeriksa
memegang
ujung
jari
manis,
jari
tengah
dan
telunjuk
tangan
kanan
penderita
dengan
telapak
tangan
pasien
menghadap
ke
atas
dalam
posisi
ekstensi
(jari
ke-‐5
atau
kelingking
pasien
bebas
bergerak
tidak
terhalang
oleh
tangan
pemeriksa).
– Pasien
diminta
mendekatkan
(aduksi)
dan
menjauhkan
(abduksi)
jari
kelingking
dari
jari-‐jari
lainnya.
– Bila
pasien
dapat
menjauhkan
jari
kelingkingnya,
ibu
jari
pemeriksa
mendorong
bagian
pangkal
jari
kelingking
tersebut.
– Melakukan
Penilaian
:
§ Bila
jari
kelingking
pasien
dapat
menahan
dorongan
ibu
jari
pemeriksa,
berarti
kuat.
§ Bila
jari
kelingking
pasien
tidak
dapat
menahan
dorongan
ibu
jari
pemeriksa,
berarti
sedang.
§ Bila
jari
kelingking
pasien
tidak
dapat
mendekat
atau
menjauh,
berarti
lumpuh.
– Melakukan
hal
yang
sama
untuk
tangan
kiri
pasien.
• Pemeriksaan
fungsi
motorik
saraf
medianus
– Pemeriksa
duduk
berhadapan
dengan
pasien.
– Tangan
kanan
pemeriksa
memegang
jari
telunjuk
sampai
kelingking
tangan
kanan
pasien,
dengan
telapak
tangan
pasien
menghadap
ke
atas
dalam
posisi
ekstensi.
– Meminta
pasien
untuk
menegakkan
Jari
ke-‐1
(ibu
jari)
ke
atas
sehingga
tegak
lurus
terhadap
telapak
tangan
penderita
(seakan-‐akan
menunjuk
ke
arah
hidung
pasien)
dan
pasien
diminta
untuk
mempertahankan
posisi
tersebut.
– Jari
telunjuk
pemeriksa
menekan
pangkal
ibu
jari
pasien,
yaitu
dari
bagian
batas
antara
punggung
dan
telapak
tangan
mendekati
telapak
tangan.
– Melakukan
Penilaian
:
§ Bila
ada
gerakan
dan
tahanan
masih
kuat
berarti
kuat.
P a g e
|
11
P a g e
|
12
CHECKLIST
INTEGRATED
PATIENT
MANAGEMENT
(CENTRAL
NERVE
SYSTEM-‐RELATED
COMPLAINT
CASES)
Nama
:
_______________________________
No.Mahasiswa
:
_______________________________
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
SKOR
0
1
2
3
MENGUMPULKAN
INFORMASI:
ANAMNESIS
1.
Melakukan
penggalian
informasi
(anamnesis)
*Tidak
lupa
menanyakan
tentang
persepsi
pasien
terhadap
penyakitnya,
hal-‐
hal
yang
meringankan
dan
memberatkan
derajat
keluhan
2. Meringkas
hasil
anamnesis
dan
menyebutkan
hipotesisnya
MENGUMPULKAN
INFORMASI:
PEMERIKSAAN
FISIK
3. Mencuci
tangan
sebelum
dan
setelah
melakukan
pemeriksaan
4. Melakukan
pemeriksaan
tanda
vital
dengan
cara-‐cara
yang
benar
(TD/RR/N/Suhu)
5. Melakukan
pemeriksaan
fisik
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
yang
logis
- Pemeriksaan
nervus
cranialis**
6. - Penilaian
tonus
dan
kekuatan
otot
7. Melakukan
pemeriksaan
fisik
yang
relevan
dilanjutkan
pemeriksaan
fisik
general
(General
Px)
dengan
cara
yang
benar
untuk
tujuan
skrining
PENALARAN
KLINIS
8. Anamnesis
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
yang
logis
9. Pemeriksaan
fisik
dilakukan
secara
sistematis
menggunakan
penalaran
klinik
yg
baik
10. Menentukan
terapi
/
tindakan
(medikamentosa/non
medikamentosa)
dan
rencana
tindakan
sesuai
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
INTERAKSI
DOKTER
PASIEN
11. GREET
(Salam,
memperkenalkan
diri,
perilaku
non
verbal),
serta
menanyakan
identitas
pasien
secara
sekuensial
dan
empati)
12. INVITES
(Kemampuan
mengidentifikasi
tujuan
kedatangan
pasien)
13. DISCUSS
(Menyampaikan
hasil
pemeriksaan
dan
Melakukan
negosiasi
dengan
pasien
untuk
tindakan
selanjutnya)
PROFESIONALISME
14. Menunjukkan
kepercayaan
diri
sebagai
seorang
profesional
kesehatan
15. Etika
(Hormati
pasien,
menunjukkan
norma
lokal
&
nilai-‐nilai
lokal)
16. Melakukan
keterampilan
dengan
kesalahan
minimal
(sistematis
dalam
prosedur,
tidak
membahayakan,
lege
artis)
Total
Keterangan:
Yogyakarta,
……………………………….
Skor
0
=
Tidak
dilakukan
Skor
1
=
Dilakukan
dengan
buruk
Skor
2
=
Dilakukan
dengan
baik
Skor
3
=
Sempurna
(lengkap)
……………………………...
(Skor
Total)
OVERALL
P ERFORMANCE*
(CENTANG
SALAH
Nilai
=
-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐
x
100%
=
…………%
SATU)
54
FAIL
PASS
BORDERLINE
EXCELENT
*
mahasiswa
dapat
dinyatakan
fail
apabila
melakukan
kesalahan
yang
dianggap
fatal
**
Nervus
cranialis
yang
diperiksa
disesuaikan
dengan
keluhan
pasien
CHECKLIST
INTEGRATED
PATIENT
MANAGEMENT
P a g e
|
13
P a g e
|
14
CHECKLIST
INTEGRATED
PATIENT
MANAGEMENT
(EQUILIBRIUM-‐RELATED
COMPLAINT)
Nama
:
_______________________________
No.Mahasiswa
:
_______________________________
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
SKOR
0
1
2
3
MENGUMPULKAN
INFORMASI:
ANAMNESIS
1.
Melakukan
penggalian
informasi
(anamnesis)
*Tidak
lupa
menanyakan
tentang
persepsi
pasien
terhadap
penyakitnya,
hal-‐
hal
yang
meringankan
dan
memberatkan
derajat
keluhan
2. Meringkas
hasil
anamnesis
dan
menyebutkan
hipotesisnya
MENGUMPULKAN
INFORMASI:
PEMERIKSAAN
FISIK
3. Mencuci
tangan
sebelum
dan
setelah
melakukan
pemeriksaan
4. Melakukan
pemeriksaan
tanda
vital
dengan
cara-‐cara
yang
benar
(TD/RR/N/Suhu)
5. Melakukan
pemeriksaan
fisik
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
yang
logis
- Pemeriksaan
nervus
cranialis
no
3,
4,
6,
7,
8,
9,
11,
12
6. - Test
nystagmus
7. - Test
nose-‐to-‐nose
dan
nose-‐to-‐finger
8. - Test
romberg
9. Melakukan
pemeriksaan
fisik
yang
relevan
dilanjutkan
pemeriksaan
fisik
general
(General
Px)
dengan
cara
yang
benar
untuk
tujuan
skrining
PENALARAN
KLINIS
10. Anamnesis
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
yang
logis
11. Pemeriksaan
fisik
dilakukan
secara
sistematis
menggunakan
penalaran
klinik
yg
baik
12. Menentukan
terapi
/
tindakan
(medikamentosa/non
medikamentosa)
dan
rencana
tindakan
sesuai
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
INTERAKSI
DOKTER
PASIEN
13. GREET
(Salam,
memperkenalkan
diri,
perilaku
non
verbal),
serta
menanyakan
identitas
pasien
secara
sekuensial
dan
empati)
14. INVITES
(Kemampuan
mengidentifikasi
tujuan
kedatangan
pasien)
15. DISCUSS
(Menyampaikan
hasil
pemeriksaan
dan
Melakukan
negosiasi
dengan
pasien
untuk
tindakan
selanjutnya)
PROFESIONALISME
16. Menunjukkan
kepercayaan
diri
sebagai
seorang
profesional
kesehatan
17. Etika
(Hormati
pasien,
menunjukkan
norma
lokal
&
nilai-‐nilai
lokal)
18. Melakukan
keterampilan
dengan
kesalahan
minimal
(sistematis
dalam
prosedur,
tidak
membahayakan,
lege
artis)
Total
Keterangan:
Yogyakarta,
……………………………….
Skor
0
=
Tidak
dilakukan
Skor
1
=
Dilakukan
dengan
buruk
Skor
2
=
Dilakukan
dengan
baik
Skor
3
=
Sempurna
(lengkap)
……………………………...
(Skor
Total)
OVERALL
PERFORMANCE*
(CENTANG
SALAH
Nilai
=
-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐
x
100%
=
…………%
SATU)
54
FAIL
PASS
BORDERLINE
EXCELENT
*
mahasiswa
dapat
dinyatakan
fail
apabila
melakukan
kesalahan
yang
dianggap
fatal
P a g e
|
15
CHECKLIST
FOR
MENTAL
STATUS
EXAMINATION
Nama
:
_______________________________
No.Mahasiswa
:
_______________________________
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
SKOR
0
1
2
3
MENGUMPULKAN
INFORMASI:
ANAMNESIS
1.
Melakukan
penggalian
informasi
(anamnesis)
*Tidak
lupa
menanyakan
tentang
persepsi
pasien
terhadap
penyakitnya,
hal-‐
hal
yang
meringankan
dan
memberatkan
derajat
keluhan
MENGGALI
DETAIL
KELUHAN
2. Psikologis
3. Fisik
4. Sosial
5. Keparahan,
Durasi,
Frekuensi,
Progresi,
dll
6. Menggali
situasi
atau
kondisi
yang
membuat
keluhan
semakin
memburuk
atau
membaik
(berhubungan
dengan
kegiatan
sehari-‐hari:
pekerjaan,
studi,
peran,
hubungan
dengan
orang
lain,
latar
belakang
keluarga
dan
lain-‐lain)
7. Menggali
pola
dalam
mencari
pengobatan
dan
hasilnya
MENGGALI
CARA
PENANGANAN
PASIEN
(COPING
STYLE)
8. Tipe
tindakan
coping
yang
dimiliki
pasien
9. Hasil
tindakan
coping
pasien
10. Meringkas
hasil
anamnesis,
menyebutkan
hipotesisnya,
dan
rencana
tindakan
PENALARAN
KLINIS
11. Anamnesis
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
yang
logis
12. Menentukan
terapi
/
tindakan
(medikamentosa/non
medikamentosa)
dan
rencana
tindakan
sesuai
dengan
penalaran
klinik
(clinical
reasoning)
INTERAKSI
DOKTER
PASIEN
13. GREET
(Salam,
memperkenalkan
diri,
perilaku
non
verbal),
serta
menanyakan
identitas
pasien
secara
sekuensial
dan
empati)
14. INVITES
(Kemampuan
mengidentifikasi
tujuan
kedatangan
pasien)
15. DISCUSS
(Menyampaikan
hasil
pemeriksaan
dan
Melakukan
negosiasi
dengan
pasien
untuk
tindakan
selanjutnya)
PROFESIONALISME
16. Menunjukkan
kepercayaan
diri
sebagai
seorang
profesional
kesehatan
17. Etika
(Hormati
pasien,
menunjukkan
norma
lokal
&
nilai-‐nilai
lokal)
18. Melakukan
keterampilan
dengan
kesalahan
minimal
(sistematis
dalam
prosedur,
tidak
membahayakan,
lege
artis)
Total
Keterangan:
Yogyakarta,
……………………………….
Skor
0
=
Tidak
dilakukan
Skor
1
=
Dilakukan
dengan
buruk
Skor
2
=
Dilakukan
dengan
baik
Skor
3
=
Sempurna
(lengkap)
……………………………...
(Skor
Total)
OVERALL
PERFORMANCE*
(CENTANG
SALAH
Nilai
=
-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐
x
100%
=
…………%
SATU)
54
FAIL
PASS
BORDERLINE
EXCELENT
*
mahasiswa
dapat
dinyatakan
fail
apabila
melakukan
kesalahan
yang
dianggap
fatal
P a g e
|
16
* mahasiswa dapat dinyatakan fail apabila melakukan kesalahan yang dianggap fatal
P a g e
|
18
CHECKLIST
FOR
MINOR
SURGERY
(VERRUCA
CASE)
Nama
:
_______________________________
No.Mahasiswa
:
_______________________________
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
SKOR
0
1
2
3
PERSIAPAN
1.
Menunjukkan
indikasi
pemahaman,
anatomi
yang
terkait,
dan
teknik
dari
prosedur
(kesadaran
akan
situasi
darurat
-‐
jika
ada)
2. Jelaskan
indikasi
dilakukannya
tindakan.
3. Informasi-‐persetujuan
-‐ Jelaskan
prosedur
dan
risiko
-‐ Diskusikan
dengan
pasien
-‐ Mendapatkan
izin
(di
atas
kertas
atau
oral)
MELAKUKAN
PROSEDUR
PERSIAPAN
YANG
TEPAT
4. Melakukan
pemilihan
dan
persiapan
alat
*
5. Melakukan
persiapan
diri
dan
global
precaution*
6. Melakukan
persiapan
medan
operasi*
7. Melakukan
anestesi
infiltrasi
pada
medan
operasi
8. Melakukan
pengecekan
apakah
anestesi
local
sudah
bekerja
KEMAMPUAN
TEKNIS
SELAMA
MELAKUKAN
PROSEDUR
9. Melakukan
insisi
sesuai
dengan
pertimbangan
akses,
keamanan,
kemungkinan
perluasan,
dan
kosmetik,
membuat
irisan
ellips
dengan
perbandingan
3:1
10. Aksis
panjang
irisan
sesuai
garis
kulit
11. Melakukan
pengangkatan
tumor
secara
tajam
dengan
membebaskan
jaringan
sehat
di
sekitarnya
secara
tegak
lurus
12. Melakukan
pemasangan
benang
terserap
pada
jarum
round
secara
procedural
13. Titik
perdarahan
diklem
dengan
hemostatic
clamp,
dilanjutkan
dengan
ligasi
titik
perdarahan
dengan
benang
terserap
3/0
14. Luka
dijahit
dengan
benang
terserap
pada
sub
kutis
15. Melakukan
pemasanagn
benang
tidak
terserap
pada
jarum
cutting
secara
prosedural
16. Luka
dijahit
dengan
benang
tidak
terserap
pada
kutis
17. Luka
ditutup
dengan
menggunakan
kassa
steril
PENGELOLAAN
PASCA
PROSEDUR
DAN
EDUKASI
YANG
MEMADAI
18. Melakukan
edukasi
pada
pasien
(rencana
harian,
medicamentosa,
rencana
spesifik)
PROFESIONALISME
19. Menunjukkan
kepercayaan
diri
sebagai
seorang
profesional
kesehatan
20. Etika
(Hormati
pasien,
menunjukkan
norma
lokal
&
nilai-‐nilai
lokal)
21. Melakukan
keterampilan
dengan
kesalahan
minimal
(sistematis
dalam
prosedur,
tidak
membahayakan,
lege
artis)
Total
Keterangan:
Yogyakarta,
……………………………….
Skor
0
=
Tidak
dilakukan
Skor
1
=
Dilakukan
dengan
buruk
Skor
2
=
Dilakukan
dengan
baik
Skor
3
=
Sempurna
(lengkap)
……………………………...
(Skor
Total)
OVERALL
P ERFORMANCE*
(CENTANG
SALAH
Nilai
=
-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐
x
100%
=
…………%
SATU)
57
FAIL
PASS
BORDERLINE
EXCELENT
*
mahasiswa
dapat
dinyatakan
fail
apabila
melakukan
kesalahan
yang
dianggap
fatal
P a g e
|
19