Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

LATIHAN BERGERAK

Oleh :

ACHMAD SAPUTRA
KELAS KONVERSI 2C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
S1 KONVERSI KEPERAWATAN
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

ROM (Range Of Motion) merupakan latihan fisik menggerakkan anggota badan dan anggota
gerak secara teratur baik dibantu maupun secara mandiri yang berguna untuk melatih otot-
otot yang mengalami kekakuan.

Umumnya dimasyarakat apabila ada orang yang sakit, maka ia hanya tidur atau berbaring
saja tanpa melakukan aktivitas yang berguna untuk melatih otot-otot tubuhnya agar tidak
kaku. Orang biasanya takut untuk melakukan gerakan-gerakan badan ketika sakit, karena
khawatir membuat sakitnya semakin parah. Padahal tidak semua penyakit mengharuskan
seseorang diam tidak bergerak ditempat tidur saja.

Salah satu contoh penyakit yang dianjurkan untuk orang melakukan latihan gerak badan
adalah stroke, karena orang yang terkena stroke mengalami kelemahan baik otot-otot
maupun syaraf pada tubuh.

1. RUMUSAN MASALAH
2. Apa yang dimaksud dengan ROM ?
3. Tujuan dari ROM ?
4. Manfaat dari ROM ?
5. Prinsip latihan dari ROM ?
6. Jenis dari ROM ?
7. TUJUAN
8. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ROM
9. Untuk dapat mengetahui tujuan dari ROM
10. Untuk dapat mengetahui manfaat dari ROM
11. Untuk dapat mengetahui prinsip dari ROM
12. Untuk dapat mengetahui Jenis dari ROM
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ROM ( Range Of Motion)

ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan
sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal.
Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh
menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi
tubuh menjadi bagian depan ke belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal yang
membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.

Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi.
Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan sagital,
gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul).
Pada potongan frontal, gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai) dan
eversi dan inversi (kaki). Pada potongan transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi
(tangan), rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).

Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan mengobservasi


dalam mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasan
gerak, dan gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi
karena penyakit, ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk
mengurangi bahaya imobilisasi. Latihan tersebut dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang
gerak pasif. Perawat menggunakan setiap sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.

Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal
lain dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur
yang terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi,
kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.

Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya
sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of motion (ROM) adalah
latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
1. TUJUAN ROM (Range Of Motion)

Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :

1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot


2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Mencegah kekakuan pada sendi
4. Merangsang sirkulasi darah
5. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.

2. MANFAAT ROM (Range Of Motion)

Adapun manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :

1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi
7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

3. PRINSIP LATIHAN ROM (Range Of Motion)

Adapun prinsip latihan ROM (Range Of Motion), diantaranya :

1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa,
tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,
siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di
curigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan
rutin telah di lakukan.
4. JENIS – JENIS ROM (Range Of Motion)

ROM dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. ROM Aktif

ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan
energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan
pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif).
Keuatan otot 75 %.

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan
otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh
tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.

2. ROM Pasif

ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain (perawat)
atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak
yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %.

Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak
dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total
(suratun, dkk, 2008).

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan
kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau
hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara
mandiri.

1.1 Indikasi dan Sasaran ROM

1. ROM Aktif :
2. Indikasi :
3. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan ruas
sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
4. Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan persendian
sepenuhnya, digunakan A-AROM (Active-Assistive ROM, adalah jenis ROM Aktif
yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah secara manual atau
mekanik, karena otot penggerak primer memerlukan bantuan untuk menyelesaikan
gerakan).
5. ROM Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.
6. ROM Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan dibawah daerah
yang tidak dapat bergerak.
7. Sasaran :
8. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran ROM Aktif serupa
dengan ROM Pasif.
9. Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari kontrol
gerak volunter.
10. Sasaran spesifik:
11. Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang terlibat
12. Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi
13. Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan persendian
14. Meningkatkan sirkulasi
15. Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik

2. ROM Pasif
3. Indikasi :
4. Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan
pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan
5. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif pada ruas atau
seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest total
6. Sasaran :
7. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
8. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
9. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
10. Membantu kelancaran sirkulasi
11. Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi persendian
12. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
13. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
14. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien.

1.2 Macam-macam Gerakan ROM

Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :

1. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.


2. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
3. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
4. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
5. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
6. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
7. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk
sudut persendian.
8. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut
persendian.
9. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke
bawah.
10. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.
11. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan
yang sama.
1.3 Gerakan ROM Berdasarkan Bagian Tubuh

Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan pada persendian sebaga berikut :

1. Leher, Spina, Serfikal

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Menekuk kepala ke belakang sejauh
Hiperektensi rentang 40-45°
mungkin,
Memiringkan kepala sejauh mungkin
Fleksi lateral rentang 40-45°
sejauh mungkin kearah setiap bahu,
Memutar kepala sejauh mungkin dalam
Rotasi rentang 180°
gerakan sirkuler,

2. Bahu

Gerakan Penjelasan Rentang


Menaikan lengan dari posisi di samping
Fleksi rentang 180°
tubuh ke depan ke posisi di atas kepala,
Mengembalikan lengan ke posisi di
Ekstensi rentang 180°
samping tubuh,
Mengerkan lengan kebelakang tubuh,
Hiperektensi rentang 45-60°
siku tetap lurus,
Menaikan lengan ke posisi samping di
Abduksi atas kepala dengan telapak tangan jauh rentang 180°
dari kepala,
Menurunkan lengan ke samping dan
Adduksi rentang 320°
menyilang tubuh sejauh mungkin,
Dengan siku pleksi, memutar bahu
dengan menggerakan lengan sampai ibu
Rotasi dalam rentang 90°
jari menghadap ke dalam dan ke
belakang,
Dengan siku fleksi, menggerakan lengan
Rotasi luar sampai ibu jari ke atas dan samping rentang 90°
kepala,
Menggerakan lengan dengan lingkaran
Sirkumduksi rentang 360°
penuh,
3. Siku

Gerakan Penjelasan Rentang


Menggerakkan siku sehingga lengan
Fleksi bahu bergerak ke depan sendi bahu dan rentang 150°
tangan sejajar bahu,
Meluruskan siku dengan menurunkan
Ektensi rentang 150°
tangan,

4. Lengan bawah

Gerakan Penjelasan Rentang


Memutar lengan bawah dan tangan
Supinasi sehingga telapak tangan menghadap ke rentang 70-90°
atas,
Memutar lengan bawah sehingga telapak
Pronasi rentang 70-90°
tangan menghadap ke bawah,

5. Pergelangan tangan

Gerakan Penjelasan Rentang


Menggerakan telapak tangan ke sisi
Fleksi rentang 80-90°
bagian dalam lengan bawah,
Mengerakan jari-jari tangan sehingga
Ekstensi jari-jari, tangan, lengan bawah berada rentang 80-90°
dalam arah yang sama,
Membawa permukaan tangan dorsal ke
Hiperekstensi rentang 89-90°
belakang sejauh mungkin,
Menekuk pergelangan tangan miring ke
Abduksi rentang 30°
ibu jari,
Menekuk pergelangan tangan miring ke
Adduksi rentang 30-50°
arah lima jari,

6. Jari- jari tangan

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Membuat genggaman, rentang 90°
Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
Menggerakan jari-jari tangan ke
Hiperekstensi rentang 30-60°
belakang sejauh mungkin,
Mereggangkan jari-jari tangan yang satu
Abduksi rentang 30°
dengan yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°

7. Ibu jari

Gerakan Penjelasan Rentang


Mengerakan ibu jari menyilang
Fleksi rentang 90°
permukaan telapak tangan,
menggerakan ibu jari lurus menjauh dari
Ekstensi rentang 90°
tangan,
Abduksi Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
Adduksi Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari
Oposisi –
tangan pada tangan yang sama.

8. Pinggul

Gerakan Penjelasan Rentang


Mengerakan tungkai ke depan dan
Fleksi rentang 90-120°
atas,
Menggerakan kembali ke samping
Ekstensi rentang 90-120°
tungkai yang lain,
Mengerakan tungkai ke belakang
Hiperekstensi rentang 30-50°
tubuh,
Menggerakan tungkai ke samping
Abduksi rentang 30-50°
menjauhi tubuh,
Mengerakan tungkai kembali ke
Adduksi posisi media dan melebihi jika rentang 30-50°
mungkin,
Memutar kaki dan tungkai ke arah
Rotasi dalam rentang 90°
tungkai lain,
Memutar kaki dan tungkai menjauhi
Rotasi luar rentang 90°
tungkai lain.
Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar –

9. Lutut

Gerakan Penjelasan Rentang


Mengerakan tumit ke arah belakang
Fleksi rentang 120-130°
paha,
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°

10. Mata kaki

Gerakan Penjelasan Rentang


Menggerakan kaki sehingga jari-jari
Dorsifleksi rentang 20-30°
kaki menekuk ke atas,
Menggerakan kaki sehingga jari-jari
Plantarfleksi rentang 45-50°
kaki menekuk ke bawah,

11. Kaki

Gerakan Penjelasan Rentang


Memutar telapak kaki ke samping
Inversi rentang 10°
dalam,
Eversi Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°

12. Jari-Jari Kaki

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°
Menggerakan jari-jari kaki satu dengan
Abduksi rentang 15°
yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°
BAB III

KESIMPULAN

ROM harus dilaksanakan secara berulang, perlahan dan hati-hati sehingga tidak
melelahkan pasien. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.

Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,
siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. ROM dapat di lakukan pada semua persendian
atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit serta harus sesuai
waktunya.

Selain daripada yang telah disebutkan diatas, ROM dilakukan juga harus
memperhatikan tujuan, manfaat, indikasi, serta kontraindikasinya agar tidak terjadi suatu hal
yang tidak diinginkan pada pasien lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

http://kadek-suwartana.blogspot.com/2012/11/range-of-motion-rom.html

Anda mungkin juga menyukai