Anda di halaman 1dari 190

205/FT.TL.

01/SKRIP/7/2014

UNIVERSITAS INDONESIA

IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN PENGOLAHAN AIR


LIMBAH DOMESTIK DI DAS CILIWUNG
(STUDI KASUS: KELURAHAN BATU AMPAR SAMPAI
DENGAN KELURAHAN KAMPUNG BALI )

SKRIPSI

MUHAMMAD ANUGERAH
0906553274

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
DEPOK
FEBRUARI2014

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


205/FT.TL.01/SKRIP/7/2014

UNIVERSITAS INDONESIA

IDENTIFICATION AND MAPING OF SEWAGE


TREATMENT IN CILIWUNG WATERSHEED (CASE
STUDIES : BATU AMPAR UNTIL KAMPUNG
BALIDISTRICT )

UNDERGRADUATE THESIS

MUHAMMAD ANUGERAH
0906553274

FACULTY OF ENGINEERING
ENVIRONMENTAL ENGINEERING
DEPOK
FEBRUARY 2014

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


205/FT.TL.01/SKRIP/7/2014

UNIVERSITAS INDONESIA

IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN PENGOLAHAN AIR


LIMBAH DOMESTIK DI DAS CILIWUNG
(STUDI KASUS: KELURAHAN BATU AMPAR SAMPAI
DENGAN KELURAHAN KAMPUNG BALI )

SKRIPSI

MUHAMMAD ANUGERAH
0906553274

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


sarjana

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
DEPOK
FEBRUARI 2014

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


205/FT.TL.01/SKRIP/7/2014

UNIVERSITAS INDONESIA

IDENTIFICATION AND MAPING OF SEWAGE


TREATMENT IN CILIWUNG WATERSHEED(CASE
STUDIES : BATU AMPAR UNTIL KAMPUNG
BALIDISTRICT )

UNDERGRADUATE THESIS
Proposed as one of the requirement to obtain a Bachelor’s degree

MUHAMMAD ANUGERAH
0906553274

FACULTY OF ENGINEERING
ENVIRONMENTAL ENGINEERING
DEPOK
FEBRUARY 2014

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Muhammad Anugerah

NPM : 0906553274

Tanda Tangan :

Tanggal : 17 Februari 2014

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


STATEMENT OF AUTHENTICITY

I declare that this undergraduate thesis is one of my own research,

and all of references either quoted or cited here

have been mentioned properly

Name : Muhammad Anugerah

Student ID : 0906553274

Signature :

Date : 17 February 2014

vi

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Muhammad Anugerah
Program Studi : Teknik Lingkungan
Judul Skripsi : Identifikasi Dan Pemetaan Pengolahan Air
Limbah Domestik Di DAS Ciliwung (Studi
Kasus: Kelurahan Batu Ampar Sampai Dengan
Kelurahan Kampung Bali)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing 1 : Ir. Firdaus Ali, M.Sc., Ph.D (................................)

Penguji 1 : Dr. Ir. Setyo S. Moersidik, DEA (................................)

Penguji 2 : Ir. Gabriel S.B. Andari K., M.Eng., Ph.D (................................)

Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 17 Februari 2014

vii

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


STATEMENT OF LEGITIMATION

This final report submitted by


Name : Muhammad Anugerah
Student ID : 0906553274
Program : Environmental Engineering
Thesis Title :Identification and Maping of Sewage Treatment in
Ciliwung Watersheed (Case Studies : Batu Ampar until
Kampung BaliVillage)

Has been successfully defended before the Board of Examiners and was
accepted as part of the requirement necessary to obtain a Bachelor of
Engineering degree in Civil Engineering Program, Faculty of Engineering,
Universitas Indonesia.

BOARD OF EXAMINERS

Adviser 1 : Ir. Firdaus Ali, M.Sc., Ph.D (................................)

Examiner : Dr. Ir. Setyo S. Moersidik, DEA (................................)

Examiner :Ir. Gabriel S.B. Andari K., M.Eng., Ph.D (................................)

Defined in : Depok

Date : February, 17 2014

viii

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.,

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa karena
hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya lah skripsi ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Saya selaku penulis berterima kasih atas kerjasama dari pihak
dosen pembimbing beserta rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini, baik dalam hal memberikan bimbingan, penjelasan, maupun motivasi,
terutama kepada:
 Orang tua Bapak Drs.H.Zahrial, MP dan Ibunda Tercinta Musrita
Aryani dan seluruh keluarga besar
 Bapak Ir. Firdaus Ali M.Sc., Ph.D., selaku pembimbing pertama dan
BapakIr. Elkhobar M. Nazech, M.Eng yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini.
 Kak Lintang, Marsya, Bu Cece yang selalu memotivasi saya, teman-
teman Kepodang Azmi, Cilay, Onges, Marcel, John, Regul, Dinal,
Mail, Rhp, Mas Hendro, Masay, Harya, Dzikry, Prabhu, Dewo, Arief,
Kemal, Ismakania, Jonathan dan teman seperjuangan Ponbir Bang
Agung, Bang Tomi, Ricil, Bintang, Fadhil, Ryand, Arif, Mas Bar, Mas
Budi, Iqbal, Bang Ajo, Mas Ari, angkatan 2012 dan seluruh senior
Departemen Teknik Sipil dan Fakultas Teknik UI
 Teman-teman KAPA FTUI, IMS FTUI, BEM FTUI, Karyawan FTUI,
Satpam, Pedagang Kantek.
 Neysha Adzhani, Diandra Tarcia Nada, Anandita, Trisha, Siti Bararah,
Tyas Ayu

ix

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan


dibawah ini:
Nama : Muhammad Anugerah
NPM : 0906553274
Program Studi : Teknik Lingkungan
Departemen : Teknik Sipil
Fakultas : Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right)atas karya ilmiah saya yang berjudul:
IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DOMESTIK DI DAS CILIWUNG (STUDI KASUS: KELURAHAN BATU
AMPAR SAMPAI DENGAN KELURAHAN KAMPUNG BALI )

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dari sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 17 Februari 2014
Yang menyatakan

(Muhammad Anugerah)

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


STATEMENT OF AGREEMENT
OF FINAL REPORT PUBLICATION FOR ACADEMIC PURPOSES

As a civitas academic of Universitas Indonesia, I, the undersigned :


Name : Muhammad Anugerah

Student ID : 0906553274

Study Program : Teknik Lingkungan

Department : Teknik Sipil

Faculty : Teknik

Type of Work : Skripsi

For the sake of science development, hereby agree to provide Universitas


Indonesia Non-exclusive Royalty-Free Right for my scientific work entitled :

Identification and Maping of Sewage Treatment in Ciliwung Watersheed


(Case Studies : Batu Ampar until Kampung Bali Village)
Together with the entire documents (if necessary). With the Non-exclusive
Royalty-Free Right, Universitas Indonesia has right to store, convert manage in
the form of database, keep and publish final report as long as list my name as the
author and copyright owner.

I certify that above statement is true.

Signed at : Depok
Date : February 17th, 2014
The Declarer

(Muhammad Anugerah)

xi

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................v
STATEMENT OF AUTHENTICITY.................................................................vi
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................vii
STATEMENT OF LEGITIMATION...............................................................viii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN..................................................x
STATEMENT OF AGREEMENT......................................................................xi
DAFTAR ISI.........................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
ABSTRAK...........................................................................................................xvi
ABSTRACT........................................................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Tujuan Khusus Penelitian ......................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
1.5 Batasan Penelitian ..................................................................................... 9
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................. 10
BAB 2 DASAR TEORI ............................................................................................ 11
2.1 Air Limbah Domestik ............................................................................. 11
2.2 Baku Mutu .............................................................................................. 13
2.3 Pengolahan Air Limbah Domestik.......................................................... 14
2.3.1 Umum .......................................................................................... 14
2.3.2 Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik .................................. 15
2.4 Daerah Aliran Sungai .............................................................................. 21
2.5 Kebijakan dan Strategi Sektor Air Limbah ............................................. 25
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................ 34
3.1 Umum ..................................................................................................... 34
3.2 Kerangka Penelitian ................................................................................ 35
3.3 Proses Penelitian ..................................................................................... 36
3.3.1 Variabel Peneitian ....................................................................... 36
3.3.2 Pengumpulan Data ...................................................................... 37
3.4 Lokasi dan Jadwal Penelitian .................................................................. 42
BAB 4 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ......................................... 44
4.1 Kondisi Umum Provinsi DKI Jakarta ..................................................... 44
4.2 Kondisi Umum Sungai Ciliwung ............................................................ 45
4.3 Kependudukan ........................................................................................ 49
4.4 Perubahan Tata Guna Lahan DAS Ciliwung .......................................... 50
4.5 Kondisi Air Tanah Provinsi DKI Jakarta ................................................ 52
4.6 Kondisi Umum Wilayah Studi ................................................................ 53
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 55
5.1 Identifikasi Kondisi Eksisting Pengolahan Air Limbah Domestik ......... 55
5.1.1 Indikator Ketersediaan Pembuangan dan Pengolahan Limbah
Domestik ................................................................................................. 55
5.1.2 Indikator Kondisi Pembuangan (Blackwater dan Greywater) .... 63

xi

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


5.1.3 Indikator Jarak Pengolahan Limbah Domestik ke Sumber Daya
Air 68

xi

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


5.1.4 Indikator Pengelolaan Limbah Domestik .................................... 75
5.1.5 Indikator Kapasitas Rumah Tangga Dalam Membayar Layanan
Fasilitas Pengolahan Limbah Domestik.................................................. 83
5.2 Indikator Ketersediaan Air, Pengaruh Kualitas Air Tanah Dengan Tangki
Septik ................................................................................................................ 86
5.3 Pemetaan Pengolahan Limbah Domestik ............................................... 88
Pemetaan pengolahan limbah domestik yang diterapkan pada setiap kelurahan
pada objek penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : ............... 88
5.4 Arahan Rekomendasi Untuk Mengatasi Permasalahan Pengolahan
Limbah Domestik ............................................................................................. 90
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 104
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 104
6.2 Saran ..................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 106
LAMPIRAN ............................................................................................................ 110

xii

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1Kondisi Penurunan Muka Tanah .......................................................... 2


Gambar 1.2 Peta Segmentasi Kondisi Kualitas Air Sngai Ciliwung ...................... 8
Gambar 2.1Pembagian sub DAS Ciliwung bagian hulu, tengah, dan hilir ... 22
Gambar 2.2 Peta Kualitas Air Ciliwung-Cisadane ............................................... 24
Gambar 2.3 Algoritma Pemilihan Teknologi Sanitasi .......................................... 29
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................... 35
Gambar 4.1Peta Wilayah DKI Jakarta .................................................................. 45
Gambar 4.2 Peta Kelurahan yang Dilewati DAS Ciliwung .................................. 48
Gambar 4.3 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk DKI Jakarta, 1961-2012 . 49
Gambar 5.1Persentase Pengolahan Air Limbah di Daerah Batu Ampar sampai
Kampung Bali ....................................................................................................... 56
Gambar 5.2 Persebaran Kondisi Pembuangan (Blackwater dan Greywater) ....... 67
Gambar 5.3 Jarak Antara Septic Tank ke Sumur Rumah Sendiri ......................... 73
Gambar 5.4 Jarak Antara Septic Tank ke Sumur Rumah Tetangga ...................... 73
Gambar 5.5 Penyedotan Septic Tank Rumah Tangga ........................................... 81
Gambar 5.6 Tahun Pembuatan Septic Tank .......................................................... 82
Gambar 5.7 Pendapatan Keluarga ......................................................................... 83
Gambar 5.8 Keinginan Masyarakat Dalam Membayar Retribusi ......................... 84
Gambar 5.9 Peta Pengolahan Limbah Domestik Kelurahan Batu Ampar Hingga
Kelurahan Kampung Bali...................................................................................... 89
Gambar 5.10 Skema Arahan Rekomendasi Untuk Mengatasi Permasalahan Akibat
Pengolahan Limbah Domestik di Kelurahan Batu Ampar Sampai Dengan
Kelurahan Kampung Bali...................................................................................... 97
Gambar 5.11 Peta Rekomendasi dan Arahan Pengolahan Limbah Domestik
Kelurahan Batu Ampar Hingga Kampung Bali .................................................. 100
Gambar 5.12 Konstruksi Sambungan Rumah ..................................................... 102

xiii

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tipe Buangan ...................................................................... 15


Tabel 2.2 Aplikasi Tipe Jamban dan Sistem Pengolahan Berdasarkan Tantangan
Lingkungan Fisik di Daerah Sulit ......................................................................... 20
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 30
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................... 43
Tabel 4.1 Luas DAS Ciliwung Berdasarkan Batas Sub DAS ............................... 46
Tabel 4.2 Presentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Administrasi Tahun
1960-2012 ............................................................................................................. 50
Tabel 4.3 Perubahan Tata Guna Lahan DAS Ciliwung selama tahun 1970-2000 51
Tabel 4.4 Presentase Jarak Sumur ke Tangki Septik DKI Jakarta ........................ 54
Tabel 5.1Hasil Kuesioner Ketersediaan MCK dan Septic Tank ........................... 57
Tabel 5.2 Hasil Kuesioner Pemisahan Pembuangan Air Limbah Domestik ........ 63
Tabel 5.3 Hasil Kuesioner Jarak antara Septic Tank ke Sumur Rumah Sendiri dan
Septic Tank ke Rumah Tetangga ........................................................................... 68
Tabel 5.4 Hasil Kuesioner Penyedotan Septic Tank dan Sumber Air Rumah
Tangga ................................................................................................................... 75
Tabel 5.5 Kebijakan dan Strategi Pengolahan Limbah Domestik ........................ 91

xiii

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


ABSTRAK

Nama : Muhammad Anugerah


Program Studi : Teknik Lingkungan
Judul Skripsi : Identifikasi Dan Pemetaan Pengolahan Air
Limbah Domestik Di DAS Ciliwung (Studi
Kasus: Kelurahan Batu Ampar Sampai Dengan
Kelurahan Kampung Bali)

Sungai Ciliwung merupakan salah satu dari sungai utama yang mengalir di
wilayah DKI Jakarta. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung meliputi areal 370.8
km2, dengan panjang sungai utama 124,1 km. DAS Ciliwung dibagi kedalam 3
bagian yang melingkupi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan
Provinsi DKI Jakarta. Sungai Ciliwung berkontribusi besar dalam pemenuhan
kebutuhan hidup masyarakat yang tinggal disekitarnya, yaitu sebagai sumber
penyediaan air baku, sumber air untuk irigasi, dan kepentingan lain. Penelitian ini
dilakukan pada wilayah sungai Ciliwung yang membentang dari Kelurahan Batu
Ampar sampai Kelurahan Kampung Bali. Berdasarkan data Bappeda Jawa Barat
tahun 2013 bahwa telah terjadinya pencemaran di badan air sungai Ciliwung.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengolahan, membuat pemetaan
pengolahan dan memberikan rekomendasi pengolahan air limbah domestik di
setiap RW di Kelurahan Batu Ampar sampai Kelurahan Kampung Bali. Data
didapat dengan 2 cara, yaitu dengan melihat literatur dan dengan survey sampel
sesuai kelurahan yang dilewati sungai Ciliwung. Setelah itu, dilakukan
identifikasi pengolahan air limbah domestik dan membuat pemetaan sistemnya.
Hasil yang didapat adalah pencemaran air akibat pengolahan limbah domestik
tidak dilakukan oleh masyarakat yang memiliki sistem pengolahan air limbah,
melainkan oleh masyarakat bantaran sungai yang tidak mengolah air limbah
domestik terlebih dahulu. Hal itu bisa dibuktikan dengan data pengolahan bahwa
79% kelurahan memiliki septic tank dan sisanya tidak, sebesar 74% responden
memisahkan blackwater dan greywater, sebagian besar kelurahan sudah memiliki
MCK dan sebanyak 67% responden tidak setuju dengan pengeluaran biaya untuk
retribusi pengolahan air limbah.

Kata Kunci : Air Limbah, blackwater, Ciliwung, greywater, MCK, septic tank

xv

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


ABSTRACT

Name : Muhammad Anugerah


Student ID : 0906553274
Thesis Title :Identification and Maping of Sewage Treatment in
Ciliwung Watersheed (Case Studies : Batu Ampar until
Kampung BaliVillage)

Ciliwung River is one of the major rivers flowing in the Jakarta area. Ciliwung
watershed covers an area of 370.8 km2, with the main stream length about 124.1
km. Ciliwung watershed is divided into 3 sections surrounding Bogor District,
Bogor City, Depok and Jakarta Province. Ciliwung contribute in fulfilling the
needs of people living,that is, as a source of supply of raw water, the source of
water for irrigation, and other interests. The research was conducted on Ciliwung
basin that stretches from the Batu Ampar to Kampung Bali district. Based on
data in 2013 from Bappeda of West Java stated that Ciliwung river have
experienced water pollution. The research aims to identify,mapping of processing
and also to provide recommendation of domestic wastewater treatment in every
RW (Rukun Warga) from Batu Ampar to Kampung Bali district. The data
obtained in 2 ways, by looking at the literature and the corresponding sample
survey of each district. The result from this research is water pollution comes
from the riverbanks residents who do not have wastewater treatment systems. It
can be proved that 79% of respondents from district had a septic tank, 74 % of
respondents has been split blackwater and greywater, and 67% of respondents
are not willing to pay the waste water treatment retribution.

Keyword : blackwater, Ciliwung, greywater, MCK, septic tank, waste water

xvi

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencemaran air dapat berdampak pada kesehatan, keselamatan dan akhirnya
berakibat pada pertumbuhan ekonomi. Bencana krisis air dapat merupakan
ancaman bagi keberlangsungan generasi yang akan datang. Ditinjau dari segi
kualitas dan kuantitas, kondisi sumber air makin menurun dan berkembangnya
berbagai sumber penyakit. Upaya pengendalian pencemaran air semakin sulit
dengan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan serta kurangnya
penegakan hukum bagi pelanggar pencemaran lingkungan.
Persoalan lingkungan ibukota yang sangat kompleks, berupa banjir,
genangan, rob, penurunan muka tanah, dan krisis air baku, membutuhkan
penanganan tepadu dan berkelanjutan. Keterbatasan ruang yang disertai dengan
pertumbuhan penduduk yang terus meningkat mengakibatkan DKI Jakarta sudah
tidak layak lagi menjadi tempat hunian. DKI Jakarta memiliki ±12.5 juta jiwa
total beban populasi yang harus terlayani kebutuhan air bersihnya. Akan tetapi,
hal ini akan sulit terpenuhi karena hingga sampai saat ini hanya ±46% cakupan
layanan air bersih perpipaan melalui 807.000 sambungan, sedangkan 54%
penduduk DKI Jakarta masih harus mengandalkan sumber air tanah dangkal dan
dalam (Ali, 2013).

1 Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


2

Daerah yang
mengalami
penurunan
muka tanah

Gambar 1.1Kondisi Penurunan Muka Tanah


Sumber : Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
2013

Seluruh air sungai yang mengalir melintasi Jakarta sangat tercemar dengan
air buangan rumah tangga, bangunan komersial, serta buangan limbah dari
industri, pestisida dan limbah pupuk dari lahan pertanian, limbah padat dan feses
yang meluap dari tangki septik yang bocor. Di Teluk Jakarta telah terjadi
pencemaran yang terus meningkat dan terakumulasi. Terlepas dari limbah
industrial dari pabrik-pabrik, air di Teluk Jakarta telah tercemar karena limbah
rumah tangga dari sekitar 20 juta orang yang tidak diolah dengan benar. Perkiraan
resmi menunjukkan bahwa polusi air di Teluk adalah salah satu yang paling buruk
di dunia dan kegiatan perikanan menjadi terganggu karena hal ini (NCICD, 2013).
Melihat permasalahan ini yang kian memburuk, maka dibutuhkan upaya
dalam penyediaan air baku, salah satunya melalui pemulihan sumber daya air
yang ada di wilayah DKI Jakarta dan juga melakukan reklamasi untuk

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


3

menghindari semakin banyaknya lokasi atau wilayah yang mengalami degradasi


lingkungan. Laju penurunan muka tanah yang terus meningkat dari tahun ke tahun
membutuhkan penanganan terpadu antara darat dan laut.
Percepatan sanitasi air di Jakarta juga merupakan faktor utama dalam
proyek ini. Kualitas air di kanal dan sungai sangatlah buruk dikarenakan
kurangnya fasilitas sanitasi dan pembuangan limbah yang memadai. Penutupan
Teluk Jakarta pada situasi seperti ini hanya akan mengakibatkan waduk air yang
ada menjadi sebuah “Tangki Septik Raksasa” atau “Laguna Hitam”. Polusi saat
ini harus turun hingga 75% sebelum laguna bisa ditutup tanpa menyebabkan
masalah lingkungan yang besar.
Penanganan terpadu tersebut diantaranya adalah melalui pembangunan
Giant Sea Wall, reklamasi pantai utara Jakarta, pembangunan pengolahan air
bersih, penyelesaian permasalahan daerah aliran sungai dari hulu hingga hilir,
normalisasi sungai dan waduk, atau saat ini lebih sering dikenal dengan sebutan
National Capital Coastal Integrated Development (NCICD) yang saat ini sedang
disiapkan rencana induknya. Dengan adanya pengendalian kualitas perairan Teluk
Jakarta, diharapkan dapat mendorong terintegrasinya pengendalian sumber daya
air lainnya yang ada di DKI Jakarta. Selain itu, diharapkan Teluk Jakarta dapat
mengembalikan fungsi awalnya sebagai Waterfront City. Hal ini berkaitan dengan
Perda 1/2012 RTRW DKI Jakarta 2030 yang merencanakan adanya Kawasan
Reklamasi Pantura sebagai salah satu Kawasan Strategis Provinsi DKI
Jakarta.Pemerintah pusat mendukung Pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam
menangani banjir dan ketersediaan air bersih, Badan itu berguna menjalankan
sejumlah program penanggulangan banjir. Sementara pendanaan NCICD berasal
dari ABPN, APBD, dan investasi pihak swasta.Proyek seperti normalisasi sudah
dijalankan PemprovDKI, tetapi proyek besar seperti giant sea wall dan reklamasi
masih dikaji (Kompas, 26 November 2013).
Sungai Ciliwung merupakan salah satu dari sungai utama yang mengalir
di wilayah DKI Jakarta. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung meliputi areal
370.8 km2, dengan panjang sungai utamanya yaitu 124,1 km. Menurut
toposekuens (sekuen tanah yang berhubungan satu dengan lainnya karena faktor
topografi), DAS Ciliwung dibagi kedalam tiga bagian, yaitu hulu, tengah, dan

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


4

hilir yang melingkupi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Provinsi
DKI Jakarta. Hingga saat ini, sungai Ciliwung berkontribusi besar dalam
pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat yang tinggal disekitarnya, diantaranya
adalah sebagai sumber penyediaan air baku, sumber air untuk irigasi, dan
kepentingan lain baik yang bersifat komersil ataupun non komersil (BPSDA
Wilayah Ciliwung-Cisadane, 2012).
Sanitasi merupakan salah satu komponen kesehatan lingkungan yang
penerapannya berupa pengelolaan limbah, penyediaan air, pengelolaan sampah,
kontrol vektor, pencegahan pencemaran tanah dan udara serta sanitasi makanan.
Menurut (Schertenleib, 2003) sanitasi merupakan intervensi yang dilakukan untuk
mengurangi terpaparnya manusia terhadap sumber penyakit.Sanitasi lingkungan
dapat diartikan sebagai status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup
perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah
padat dan yang lainnya. Untuk itu, rencana sanitasi lingkungan membutuhkan
tindakan atau kebijakan yang terkoordinasi dari setiap sektor yang berbeda.
Teknik sanitasi adalah infrastruktur dan perlengkapan yang diperlukan
keberadaannya untuk mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dan pencegahan pencemaran lingkungan.
Kurangnya fasilitas sanitasi dan air bersih menjadi tolok ukur tingkat
kemiskinan suatu kota. Untuk itu, kebutuhan untuk perbaikan perencanaan dalam
menyediakan layananair dan sanitasibagi masyarakat di perkotaan yang tergolong
miskinharus mendapatkan perhatiankhusus dari pemerintah setempat.
Penyediaan sanitasi lingkungan untuk kota miskin didukung sedikitnya
dua Millenium Development Goals yaitu:
 Goal 7, Target 10: Menurunkan tahun 2015, proporsi penduduk tanpa
aksesterhadap air minumaman dansanitasi dasar(PBB,2000).
 Goal 7, Target 11: bertujuan untuk mencapai...'pada tahun 2020 peningkatan
yang signifikandalam kehidupansetidaknya 100 jutapenghuni kawasan
kumuh' (PBB,2000).Danmeningkatkan hidup meskipunmerupakan
sasaranyang dihadapi, terjaminnya akses terhadap air minum dansanitasi
yang memadai menjadi aspek utama.
Masyarakatditawarkan pada tiga pilihanuntuk perbaikansanitasi:

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


5

 Septictankbersama(komunal) untuk kelompok atau empat sampai lima


rumah tangga. Dalam model ini,rumah tanggaharus membanguntoiletsendiri
danmenghubungkannya dengantangkiseptik.
 Peningkatan fasilitas komunalmandi, cucidan toilet (mandi, cuci,
kakusatauMCK), termasukpenangkapan danpenggunaan kembalibiogas.
 Selokandangkalmengarah kefasilitaspengolahan
limbahkomunal(biasanyareactordengan baffle). Untuk opsi inirumah
tanggaindividu menyediakantoiletsendiri dankoneksike saluran
pembuangan.

1.2 Perumusan Masalah


Selama ini masyarakat cenderung menyalahkan industri terhadap kondisi
pencemaran lingkungan perairan yang terjadi di wilayah mereka. Dari hasil survei
oleh JICA (1990) tersebut masyarakat perlu merubah cara pandang masalah
pencemaran yang terjadi saat ini. Limbah cair domestik yang tidak lain adalah air
limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga masyarakat menjadi penyebab
terbesar terjadinya pencemaran di badan air sungai terutama DAS Ciliwung.
Berdasarkan data dari Badan perencanaan pembangunan daerah atau
Bappeda Provinsi Jawa Barat tahun 2013 bahwa permasalahan dalam pengelolaan
sumber daya air di DAS Ciliwung dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Ketersediaan air di wilayah sungai Ciliwung secara umum telah
sangat kritis
2. Belum terkendalinya pemanfaatan ruang baik di sepanjang
sempadan sungai maupun pengelolaan di badan sungainya
3. Ketersediaan air yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan semakin mahal dan langka baik kuantitas maupun
kualitasnya, sehingga menimbulkan berbagai konflik antar sektor
maupun antar wilayah
4. Fluktuasi ketersediaan air permukaan sangat tinggi, sehingga
sering terjadi kebanjiran di musim hujan dan kekeringan di
musim kemarau. Hal tersebut merupakan wujud dari hulu DAS
yang fungsi konservasinya telah jauh berkurang

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


6

5. Belum adanya kesinergian antar wilayah dalam bentuk role


sharingantara Provinsi/Kabupaten/Kota di daerah hulu dengan
Provinsi/Kabupaten/Kota di daerah hilir dalam rangka
penanganan hulu DAS.
Kondisi tersebut memberikan gambaran tentang telah terjadinya kerusakan
DAS yang berdampak terhadap permasalahan surplus/defisit neraca air sepanjang
tahun.Beberapa isu utama yang terkait dengan pengendalian daya kerusakan air
yang ditemui di DAS Ciliwung anatara lain, penebangan hutan serta budidaya
lahan yang terus merambah kawasan setiap tahun, perambahan daerah bantaran
atau sempadan sungai untuk pemukiman, pembangunan perumahan di dataran
banjir, pembuangan sampah ke sungai dan saluran drainase, pendangkalan atau
sedimentasi alur sungai, saluran drainase, penurunan muka tanah, pasang tinggi
air laut, tanggul laut di pesisir kota, bahaya tanah atau tebing longsor, kejadian
kekurangan air di beberapa lokasi.
Secara garis besar potensi beban pencemaran sumber Ciliwung berasal
dari industri, rumah tangga atau limbah domestik, pertanian, peternakan, hotel,
dan perkebunan ditambah lagi dengan sistem sanitasi yang buruk sehingga
mempengaruhi kualitas air di peraiiran teluk Jakarta. Berikut mengenai kondisi
sanitasi di DAS Ciliwung(KLH, 2011) :
 Efluen industri di kawasan pemukiman yang langsung dibuang ke badan air
tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu
 Banyaknya MCK tradisional atau jamban yang limbahnya langsung dibuang
ke badan air sungai
 Masih banyak warga pemukiman atau penduduk sekitar bantaran sungai
yang belum memiliki MCK di setiap rumah dan MCK umum banyak yang
tidak berfungsi
 Selokan tersumbat akibat prilaku masyarakat membuang sampah di selokan
 Pembuangan liar lumpur tinja
Permasalahan sanitasi diIndonesia cukup memprihatinkan, hal itu bisa
dilihat dari kerugian ekonomi sebesar 9 juta dollar AS (mendekati 90 milyar
rupiah) per tahun akibat buruknya sanitasi yang ada (WSP,2007). Selain itu
permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


7

 Hanya 1% (satu persen) dari setengah jumlah penduduk Indonesia yang


mendapatkan layanan saluran air limbah
 Kurang dari 10 kota di Indonesia yang memiliki jaringan saluran air limbah
 Hanya 75% (tujuh puluh lima persen) rumah di kawasan urban memiliki
toilet
 Desain dan kondisi septic tank yang tidak baik
 Pembuangan air limbah langsung ke badan air
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup BPLHD Provinsi DKI Jakarta (2013) yang
dikutip dalam Renstra BPLHD 2013-2017 tentang permasalahan lingkungan
hidup perkotaan menyatakan bahwa 80% sanitasi di wilayah kelurahan Batu
Ampar sampai dengan kelurahan Kampung Bali tersebutdinyatakan buruk,
dikarenakan pengolahan air limbah domestik yang tidak diolah dengan baik
seperti tidak memadainya tangki septik, masih menggunakan MCK atau jamban
tradisional dimana limbah langsung dibuang ke badan air sungai, fasilitas MCK
komunal yang ada tidak difungsikan dengan baik, dan lain sebagainya yang akan
dibahas pada hasil penelitian.
Dengan buruknya pengolahan limbah domestik yang terdapat di wilayah
tersebut, pada akhirnya menyebabkan dampak terhadap kualitas air sungai
Ciliwiung. Hal ini bisa dilihat dari peta segmentasi kondisi kualitas air sungai
Ciliwung, dimana kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan Kampung Bali
yang terdapat pada segmen lima, saat ini belum memenuhi kualifikasi mutu air
yang telah ditetapkan.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


8

Gambar 1.2 Peta Segmentasi Kondisi Kualitas Air Sngai Ciliwung


Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum, 2013

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


9

1.3 Tujuan Khusus Penelitian


a. Mengidentifikasi pengolahan air limbah domestik pada RW yang telah
ditentukan di kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan Kampung
Bali.
b. Membuat pemetaan pengolahan air limbah domestik di setiap RWyang
telah ditentukan di kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan
Kampung Bali.
c. Memberikan rekomendasi pengolahan air limbah domestik di setiap
RWyang telah ditentukan di kelurahan Batu Ampar sampai dengan
kelurahan Kampung Bali.

1.4 Manfaat Penelitian


Penulisan dan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
memberikan informasi tentang kondisi pengolahan air limbah domestik di wilayah
kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan Kampung Bali, dampaknya
kepada DAS Ciliwung dan penanggulangannya terutama padapengolahan air
limbah domestik di wilayah tersebut.

1.5 Batasan Penelitian


Penelitian yang akan dilakukan nantinya akan memiliki ruang lingkup
sebagai batasannya, dengan batasan-batasan tersebut adalah proses pengamatan
danpengambilan sampel dengan melakukan wawancara dengan distribusi
kuesioner di setiap RW di kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan
Kampung Bali.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


10

1.6 Sistematika Penulisan


Secara garis besar, sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori yang mendasari penelitian ini berupa teori
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan topik.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Berisi langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, mulai dari
kerangka penelitian, hingga penjelasan untuk tiap tahapan penelitian yang
berawal dari pengumpulan data, pengolahan dan analisis mengenai
penelitian yang akan dilakukan.
BAB 4 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum lokasi pengambilan
sampel serta lokasi penelitian berlangsung.
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi mengenai hasil dari pemeriksaan yang telah dilakukan
serta analisis terhadap hasil tersebut. Perbandingan terhadap beberapa
standar dan peraturan juga dilakukan terhadap hasil yang didapatkan.
BAB 6 PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan berdasarkan penelitian
yang telah dilakukaan serta memberikan rekomendasi terkait pengolahan
air limbah domestik.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Air Limbah Domestik


Air limbah domestik merupakan air bekas pemakaian dari aktivitas
daerah pemukiman seperti kegiatan memasak, mandi, cuci dan kegiatan lainnya
yang umumnya kandungannya didominasi oleh bahan organik dan dapat diolah
secara biologis, sedangkan air limbah non domestik adalah air bekas pemakaian
yang berasal dari daerah non pemukiman seperti daerah industri, komersial,
perkantoran, dan sebagainya, kandungannya sendiri lebih bervariasi bisa berupa
bahan organik dan anorganik, tergantung dari kegiatannya sendiri dan biasanya
bersifat fisika kimiawi. Karakteristik dari air limbah bergantung pada jumlah
penduduk, lokasi, tata guna lahan dan muka air tanah. Variasi dari karakteristik air
limbah bergantung dari sumber air limbah tersebut. Berdasarkan sumbernya air
limbah domestik dapat berasal dari area pemukiman, motel dan hotel, sekolah,
restaurant, rumah sakit, terminal, perkantoran maupun bioskop (Hammer, 1986).
Limbah cair dapat dibagi kedalam 3 (tiga) kategori yaitu limbah cair
domestik meliputi limbah cair dari dapur, kamar mandi, laundry dan sejenisnya.
sanitary wastewater meliputi domestic wastewater, komersial, kantor, dan
fasilitas sejenisnya dan industrial wastewaterberasal dari industri. Sifat-sifat air
limbah industri relatif bervariasi tergantung dari bahan baku yang digunakan,
pemakaian air dalam proses, dan bahan aditif yang digunakan selama proses
produksi pada industri tersebut (Hammer, 1986).
Secara prinsip air limbah domestik terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu air
limbah yang terdiri dari air buangan tubuh manusia yaitu tinja dan urin (black
water) dan air limbah yang berasal dari buangan dapur dan kamar mandi (grey
water), yang sebagian besar merupakan bahan organik (Veenstra,
1995).Berdasarkan Peraturan Gubernur ProvinsiDKI Jakarta Nomor 112 Tahun
2005 yangdimaksud air limbah domestik adalah air limbahyang berasal dari
kegiatan rumah tangga,perumahan, rumah susun, apartemen,perkantoran, rumah
dan kantor rumah dan toko,rumah sakit, mal, pasar swalayan, balaipertemuan,

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


12

hotel, industri, sekolah, baik berupagrey water (air bekas) ataupun black water
(air kotor/tinja).
Sumber pencemar pada pencemaran air sendiri dapat dikategorikan pada
dua jenis sumber yaitu pencemaran dari point source dan non-point source. Point
source merupakan sumber limbah yang keluar dari lokasi spesifik dari pipa,
saluran buangan, sistem saluran dari municipal wastewater plants atau fasilitas
pengolahan industri (Metcalf dan Eddy, 2004), sedangkan menurut The
Foundation for Water Resouce (2010) non-point source adalah substan atau
kontaminan yang masuk ke badan air yang berasal dari area tersebar sebagai hasil
dari aktivitas penggunaan lahan, seperti pembangunan, fasilitas umum, pertanian,
penebangan hutan. Selain itu berdasarkan kegiatannya sumber pencemar berupa
air limbah bisa dikategorikan menjadi dua bagian yaitu air limbah domestik dan
air limbah non domestik.
Badan air bisa dikatakan tercemar jika kualitas airnya turun hingga
tingkat tertentu hingga dianggap mencemari badan air sehingga daya tampung
beban pencemaran pada badan air terlampaui. Beban pencemaran adalah jumlah
suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau air limbah sedangkan daya
tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber air, untuk
menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi
tercemar.
Upaya pengelolaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat dan
pengelolaan sampah dan limbah padat dan cair (rumahtangga, pasar, industri
kecil, dan lain- lain) mulai dari sumbernya melalui Reuse-Reduce-Recycle serta
penerapan eko-teknologi (pengolahan limbah cair berdasarkan ekosistem dengan
tanaman air). Upaya penyebarluasan informasi berupa penghijauan, resapan air,
sanitasi lingkungan, teknologi pertanian, air bersih rumahtangga, pengolahan
hasil, pemasaran, dan lain-lain.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


13

2.2 Baku Mutu


Dalam penentuan suatu badan air dapat dikatakan tercemar atau tidak
diperlukan suatu batasan atau parameter dalam bentuk nilai sehingga jelas mana
yang dikatakan tercemar dan mana yang tidak. Maka dari itu diperlukan suatu
standar ukuran dari parameter-parameter kualitas air yang bisa dibandingkan
dengan kondisi kualitas air yang ada di badan air.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pada ayat 14 Menjelaskan bahwa
Air Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.
Dalam PP No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran
air didefinisikan sebagai "pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi
pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tiga)
aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat.
Kemudian dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 122 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik disebutkan bahwa bangunan
instansional maupun non-instansional harus mengolah limbah domestik sebelum
dibuang ke badan air atau ke sungai.
Dalam Peraturan Pemerintah 82 Tahun 2001 tentang lingkup pencemaran
air dan kewenangan dalam bagian klasifikasi dan kriteria mutu air, tepatnya pada
pasal 8 (delapan) menetapkan klasifikasi mutu air dibagi menjadi 4(empat) kelas
yaitu:
a. Kelas satu, yaitu air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air baku
air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
b. Kelas dua, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan air tawar, peternakan, air
untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


14

c. Kelas tiga, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk


pembudidayaan air tawar, peternakan, untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
d. Kelas empat, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.

2.3 Pengolahan Air Limbah Domestik


2.3.1 Umum
Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan
yang terpenting untuk memenuhi sanitasi dasar bagi setiap manusia ataupun
keluarga. Yang dimaksud dengan tinja atau kotoran adalah segala benda atau zat
yang dihasilkan oleh tubuh manusia dan dipandang tidak berguna lagi sehingga
perlu untuk dikeluarkan atau dibuang(Azwar, 1995).
Adapun yang dimaksud dengan jamban adalah suatu bangunan yang
dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia/najis bagi keluarga
yang lazim disebut kakus/WC (Sarwadi, 1996). Departemen Pekerjaan Umum RI,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, 2006, mengatakan bahwa di Indonesia,
limbah cair domestik berkontribusi 60% terhadap polusi di badan air (Hendrawan,
Widarnako, Moersidik, & Triweko, 2013).
Berdasarkan Susenas (2004), tingkat pelayanan air limbah pemukiman di
perkotaan yang menggunakan sistem perpipaan baru mencapai 2,33% dan yang
melalui jamban (pribadi dan fasilitas umum) yang aman baru mencapai 46,6%.
Sedangkan untuk tingkat pelayanan air limbah pemukiman di pedesaan melalui
pengolahan setempat berupa jamban pribadi dan fasilitas umum yang aman, baru
mencapai 49,33%.Berikut klasifikasi pengolahan air limbah domestik berdasarkan
tipe jamban dan tempat buang air besar adalah sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


15

Tabel 2.1Klasifikasi Tipe Buangan


Tipe Jamban Tempat buang air besar
Jamban komunal Kakus sendiri dengan tangki septik
Jamban semi komunal Kakus sendiri tanpa tangki septik
Individu Kakus bersama
Tradisional (sungai) Kakus umum
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2009

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Badan Pengelolaan


Lingkungan Hidup BPLHD (2013) yaitu 80% sanitasi yang buruk terdapat
didaerah tersebut, yaitu tidak memadainya tangki septik, masih menggunakan
MCK atau jamban tradisional dimana limbah langsung dibuang ke badan air
sungai, fasilitas MCK komunal yang ada tidak digunakan. Menurut data dari
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Statistik Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta tahun 2009 bahwa kondisi sanitasi
Kelurahan Batu Ampar sampai dengan Kelurahan Kampung Bali adalah sebagai
berikut.
 Kakus sendiri dengan tangki septik sebesar 38.34%
 Kakus sendiri tanpa tangki septik sebesar 15.04%
 Kakus bersama sebesar 24.77%
 Kakus umum sebesar 21.86%

2.3.2 Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik


Terdapat dua macam sistem dalam pengelolaan airlimbah
domestik/permukiman yaitu Sanitasi sistem setempat atau dikenal dengansistem
sanitasi on-site, yaitu systemdimana fasilitaspengolahan air limbah berada dalam
persil atau batas tanah yangdimiliki, fasilitas ini merupakan fasilitas sanitasi
individual sepertiseptic tank ataucubluk.
Sistem setempat (On System), Dengan opsi teknologi, air limbah (black
dan grey water) langsung diolah secara individu, misalkan dengan menggunakan
tangki septik. Kelebihan dari penggunaan sistem ini adalah :
o Menggunakan teknologi sederhana
o Membutuhkan biaya relatif rendah

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


16

o Komunitas dan setiap keluarga dapat memiliki sistem IPAL(instalasi


pengolahan air limbah) masing-masing
o Operasional dan perawatan dilakukan oleh masyarakat sendiri
o Keuntungan dapat langsung diperoleh
Adapun kelemahan dari penggunaan sistem ini antara lain:
o Tidak dapat digunakan di berbagai area, contohnya adalah bergantung
pada permeabilitas alami tanah, kepadatan, dan lainnya
o Fungsi yang terbatas pada effluent limbah manusia, limbah cair dari
sisa pemakaian air untuk mandi dan pencucian tidak dapat diolah
o Operasional dan perawatan sulit

Pengolahan air limbah domestik juga dapat dilakukan secara biologis


dengan teknologi biofilter. Reaktor biofilter adalah suatu istilah dari reaktor
pengolahan air limbah secara biologis dengan menumbuhkan mikroba pada suatu
media membentuk lapisan biofilm. Mikroorganisme dalam biofilm ini mampu
mendegradasi bahan organik (BOD) yang terlarut dalam air limbah. Biofilter
memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengolah air limbah domestik
(Metcalf & Eddy, 2004). IPAL biofilter kombinasi anaerob-aerob terbukti dapat
menurunkan zat organik BOD sebesar 98%, COD 98% dan TSS 93%. IPAL
biofilter kombinasi anaerob-aerob adalah reaktor yang luas dikembangkan dengan
prinsip biakan melekat (attached grrowth), menumbuhkan mikroba pada suatu
media filter dan membentuk lapisan biofilm secara optimal. Biofilm inilah
merupakan salah satu pengolah limbah cair secara biologis yang proses kerjanya
memanfaatkan kehidupan mikroorganisme untuk mendegradasi bahan organik
dalam air limbah (Metcalf & Eddy, 2004).
Sanitasi sistem terpusat atau dikenal denganistilah sistem off-site atau
systemsewerage, yaitu sistem dimana fasilitas pengolahan air limbahberada diluar
persil atau dipisahkan dengan batas jarak atau tanahyang menggunakan perpipaan
untuk mengalirkan air limbah darirumah-rumah secara bersamaan dan kemudian
dialirkan ke IPAL.Pendekatan dalam pengolahan air limbah permukiman
berdasarkan skala kota atau city wide dan berdasarkan pendekatan tanggap
kebutuhan (demand responsive) yaitu kota Jakarta termasuk sebagai kota

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


17

metropolitan atau kota besar, dimana sitem pelayanan yang digunakan ialah off
site/sewerage system (Kementrian PU, 2012).
Sistem Terpusat(Off System), dengan opsi teknologi, air limbah dialirkan
melalui perpipaan ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Keuntungan dari
penggunaan sistem ini adalah:
o Memberikan pelayanan terbaik
o Cocok untuk area dengan kepadatan penduduk tinggi
o Polusi air tanah dan sistem sumber daya alam alami dapat dihindari
o Memiliki usia pemakaian lebih lama
o Dapat mengakomodasi seluruh limbah cair
Adapun kerugian dari sistem ini adalah:
o Biaya investasi, operasional dan perawatan yang tinggi
o Menggunakan teknologi canggih
o Tidak dapat diselesaikan dengan individual
o Keuntungan sepenuhnya diperoleh setelah jangka waktu yang cukup
lama
o Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk perencanaan dan implementasi
o Membutuhkan manajemen, operasional, dan perawatan yang baik
Adapun faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem
pengolahan air limbah domestik adalah:
a. Penentuan daerah yang akan dilayani
b. Pengamatan topografi
c. Lokasi sungai dan IPAL
d. Penentuan konfigurasi jaringan (terpisah dan gabungan)
e. Jumlah populasi
f. Kuantitas air limbah
g. Kecepatan minimum air dalam pipa dan jarak manhole
Partisipasi masyarakat juga akan diperlukan dan sangat berperan dalam
memutuskan pengelolaan seperti apa yang akan digunakan, dan perkembangan
teknologi yang dapat diterapkan selanjutnya. Faktor yang dapat mempengaruhi
ketertarikan masyarakat dalam pengolahan air limbah domestik antara lain
(Hendrawan, 2013):

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


18

 Informasi yang dimiliki oleh masyarakat mengenai degradasi lingkungan yang


terjadi karena adanya limbah cair domestik yang tidak diolah
 Adanya regulasi yang relevan dengan pengelolaan limbah domestik
 Keberlangsungan aktivitas sanitasi yang saat ini berlangsung di tengah
masyarakat
 Informasi mengenai unit pengolahan limbah cair dengan konsep ekoteknologi,
mudah dioperasikan, dan terjangkau dari segi biaya
 Pemahaman mengenai keuntungan yang dapat langsung dirasakan dari
lingkungan yang lebih higienis
 Kerjasama yang baik antara penduduk yang mendukung potensi pengolahan
air limbah di wilayahnya
Pada wilayah pemukiman, pertumbuhan penduduk kerap kali berdampak
secara siginifikan terhadap kuantitas limbah cair yang dihasilkan yang harus
diolah pada sistem pengolahan limbah cair baik pada IPAL setempat ataupun
IPAL terpusat. Dikarenakan sumber limbah yang berbeda-beda (limbah
domestik), badan air yang berada di sekitar pemukiman memiliki beban limbah
yang cukup tinggi yang terdiri dari elemen organik, mineral, dan mikroorganisme
yang dapat membahayakan kesehatan dan dapat menyebabkan degradasi kualitas
tidak hanya pada air permukaan, tetapi juga pada air tanah.
Pemilihan jenis jamban harus disesuaikan dengan keadaan daerah
sekitarnya, misalnya dalam pemilihan kloset duduk atau kloset jongkok,dinding
tembok atau dinding kayu, serta beratap atau tidakberatap. Walaupunpenetapan
komponen-komponen tersebut menjadi hakdari penerima manfaat, namun
kelebihan dan kekurangandari masing-masing opsi tersebut tetap perlu
diinformasikan(Djonoputro& Blackett, 2011). Pemilihan sistem pengaliran juga
menjadi pertimbangandalam penetapan opsi sistem sanitasi. Faktor-faktor teknis
seperti topografi, muka air tanah, dan faktor alami lainnya harus diperhatikan agar
sistem pengaliran yang dibuang tidak mudah rusak dan tahan terhadap kondisi
lingkungan. Jenis pengolahan yang akan diterapkan juga sangat tergantung pada
kondisi wilayahnya.Taraf muka air tanah, penempatan instalasi pengolahan (diair
atau di darat), kepadatan penduduk serta beberapa faktorlingkungan lainnya akan
berpengaruh pada pemilihan opsiteknologi sanitasi.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


19

Bagian akhir yang harus diperhatikan dari sistem pengolahan limbah


adalah sistem pembuangan atau pemakaian kembali. Pemilihan komponen ini
harus mempertimbangkan resiko pencemaran air yang mungkin terjadi.
Pembuangandapat diartikan sebagai pembuangan air limbah olahanlangsung ke
badan air terdekat (misalnya pantai atausungai); lumpur tinja ke tanah; dan gas
sebagai hasil olahan lainnya ke udara (Djonoputro& Blackett, 2011)
Adapun aplikasi yang dapat diterapkan untuk daerah sulit berdasarkan
lingkunngan fisiknya adalah sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


20

Tabel 2.2 Aplikasi Tipe Jamban dan Sistem Pengolahan Berdasarkan Tantangan
Lingkungan Fisik di Daerah Sulit
Rawa & MAT
Pantai Banjir
Sungai Tinggi
Sistem
Ruma Rumah Rumah Ruma Rumah Rumah Ruma Rumah Rumah
Pengolahan h Panggu di h Panggu di h Panggu di
Apung ng Darat Apung ng Darat Apung ng Darat
In Ko In Ko In Ko In Ko In Ko In Ko In Ko In Ko In Ko
d m d m d m d m d m d m d m d m d m

Tipe Jamban
Jamban
Pribadi/Bersa
ma A A A A A A A A A
Jamban
Umum T T A T T A T A A
Sistem
Perpipaan T A A T A A A A A
SISTEM
PENGOLAHAN

Tangki Septik T T T T A T T T T T A T T T M T M T
ABR
(Anaaerobic
Baffled
T T T M A M T T T M A A T T M M M M
Reactor)
ABR/TS + AUF
(Anaerobic T T M M M M T T T M T M T T T M T M
Upflow Filter
RBC (Rotating
Biological T T T T T T T T T T T A T T T A T T
Contactor)
Biofiltrasi
Tangki Fiber
M T M T A T M T M T A T M T M T M T

TRIPIKON S T T A T A A T T A T A A A T A A A A
T-PIKON-H A T A T A T A T A T A A A T A A A A
A= Dapat diaplikasikan; T= Tidak dapat diaplikasikan; M= Dapat diaplikasikan namun perlu modifikasi
struktur; Ind= Individual (jamban pribadi dan jamban bersama); Kom= Komunal (jamban umum dan
sistem perpipaan)
Sumber : Djonoputro dan Blackett, 2011

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


21

Salah satu contoh teknologi yang telah digunakan untuk mengolah air
limbah secara komunal adalah Anerobic Baffled Reactor( ABR) Komunal yaitu
alternatif terbaik untuk mengolah air limbah yaitu dengan membuat unit Anerobic
Baffled Reactor (ABR) bagi limbah domestik. ABR adalah teknologi septic tank
yang dimodifikasi karena adanya deretan dinding penyekat yang memaksa air
limbah mengalir melewatinya. Peningkatan waktu kontak dengan biomasa aktif
menghasilkan perbaikan pengolahan (Djonoputro &Blackett, 2011).
ABR dirancang agar alirannya turun naik, aliran seperti ini menyebabkan
aliran air limbah yang masuk lebih intensif terkontak dengan biomasa anaerobik,
sehingga meningkatkan kinerja pengolahan(Parvaresh, 2007). Penurunan BOD
dalam ABR lebih tinggi dari pada tangki septik, yaitu sekitar 70-95%.
Perhitungan estimasi kapasitas ABR ditentukan dari debit daerah pelayanan,
waktu asumsi pengurasan, rata-rata lumpur dan asumsi jumlah air limbah yang
dihasilkan untuk satu orang setiap hari. Semakin besar debit dan semakin lama
waktu pengurasan, maka dimensi unit pengolahan besar.

2.4 Daerah Aliran Sungai


Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu
hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung
bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta
mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut
atau danau. Linsley (1980) menyebut DAS sebagai “A river of drainage basin in
the entire area drained by a stream or system of connecting streams such that all
stream flow originating in the area discharged through a single outlet”.
Dari definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa DAS merupakan
ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan biofisik serta unsur kimia
berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat keseimbangan inflow dan
outflow dari material dan energi. Selain itu pengelolaan.DAS dapat disebutkan
merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang menempatkan DAS sebagai
suatu unit pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang secara umum untuk
menekan kerusakan seminimum mungkin agar distribusi aliran air sungai yang
berasal dari DAS dapat merata sepanjang tahun.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


22

Total luas DAS Ciliwung adalah 370,8 km2 dengan panjang sungai
utamanya 124,1 km dari hulu sampai ke hilir. Secara keseluruhan, total panjang
aliran di DAS Ciliwung adalah 1.076,1 Km dengan kerapatan jaringan aliran
permukaannya adalah 2,9 Km/Km2.Secara keseluruhan, DAS Ciliwung terbagi
menjadi 18 Sub DAS.

Gambar 2.1Pembagian sub DAS Ciliwung bagian hulu, tengah, dan hilir
Sumber : BPDAS Citarum-Ciliwung dan BMKG, 2007

Dalam rangka memberikan gambaran keterkaitan secara menyeluruh


dalam pengelolaan DAS, terlebih dahulu diperlukan batasan-batasan mengenai
DAS berdasarkan fungsi, yaitu pertamaDAS bagian hulu didasarkan pada fungsi
konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar
tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan
vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah
hujan. KeduaDAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai
yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan
ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air,
kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada
prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau. KetigaDAS

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


23

bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk
dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang
diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air,
ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta
pengelolaan air limbah.
Dengan adanya rentang panjang DAS yang begitu luas, baik secara
administrasi maupun tata ruang, diperlukan adanya koordinasi yang mungkin
selama ini menjadi kelemahan utama dalam pengelolaan DAS yaitu pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten/kota diharapkan dapat lebih ditingkatkan. Hal ini
sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2011 tentang Sungai bahwa
dalam rangka konservasi sungai, pengembangan sungai, dan pengendalian daya
rusak air sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3), Pasal 36 ayat (2),
dan Pasal 58 ayat (2) Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air bahwa pengelolaan sumber daya air mencakup kepentingan lintas sektoral dan
lintas wilayah dilakukan melalui koordinasi oleh suatu wadah koordinasi yang
bernama dewan sumber daya air.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


24

Gambar 2.2 Peta Kualitas Air Ciliwung-Cisadane


Sumber : Dinas SDA dan Kimpraswil Provinsi Banten, 2010
Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


25

2.5 Kebijakan dan Strategi Sektor Air Limbah


Kebijakan dan strategi nasional penyelenggaraan sistem air limbah
permukiman, merupakan acuan bagi kegiatan yang terkait dengan
penyelenggaraan sistem air limbah permukiman. Kebijakan dan strategi ini masih
bersifat umum sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan penjabaran lebih
lanjut agar lebih operasional untuk pihak yang berkepentingan. Di tingkat daerah,
adopsi terhadap kebijakan dan strategi ini memerlukan penyesuaian sesuai dengan
karakteristik, kondisi serta permasalahan dari masing-masing daerah yang
bersangkutan. Kebijakan dan strategi nasional penyelenggaraan pengembangan
sistem air limbah permukiman ini perlu dijabarkan lebih lanjut oleh masing-
masing instansi teknis terkait sebagai panduan dalam operasionalisasi kebijakan
dan strategi pengembangan sistem air limbah permukiman. (BPLHD, 2009).
Berikut Kebijakan dan Strategi Nasional (JAKSTRA) yang dibuat oleh
Kementrian Pekerjaan Umum yang mengacu pada PerMen PU 16/PRT/M/2008
adalah sebagai berikut :
Kebijakan 1:
Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbahbaik sistem setempat
maupun sistem terpusat di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan
masyarakat.
Strategi :
1. Peningkatan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air
limbah sistem setempat (on site) di perkotaan dan perdesaan
melalui sistem komunal
2. Peningkatan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air
limbah sistem terpusat (off site) di kawasan perkotaan
metropolitan dan besar
Kebijakan 2 :
Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman.
Strategi :
1. Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat
terhadap pentingnya pengelolaan air limbah permukiman

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


26

2. Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta dalam


penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan air limbah
permukiman
Kebijakan 3 :
Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan
pengelolaan air limbah permukiman.
Strategi:
1. Menyusunperangkatperaturanperundanganyangmendukungpenyel
enggaraan pengelolaan air limbah permukiman
2. Penyebarluasaninformasiperaturanperundanganterkaitpenyelengg
araan pengelolaan air limbah permukiman
3. Penerapanperaturanperundangan
Kebijakan 4:
Penguatan kelembagaandan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air
limbah permukiman.
Strategi:
1. Memfasilitasipembentukandanperkuatankelembagaanpengelolaair
limbah permukiman di tingkat masyarakat
2. Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi pengelola air
limbah permukiman di daerah
3. Meningkatkankoordinasidankerjasamaantarlembaga
4. Mendorong peningkatan kemauan politik (politicalwill) para
pemangku kepentingan untuk memberikan prioritas yang lebih
tinggi terhadap pengelolaan air limbah permukiman
Kebijakan 5:
Peningkatan pengembangan alternatifsumber pendanaan pembangunan
prasarana dan sarana air limbah permukiman.
Strategi:
1. Mendorong berbagai alternatif sumber pembiayaan untuk
penyelenggaraan air limbah permukiman

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


27

2. Pembiayaan bersama pemerintah pusat dan daerah dalam


pengembangan sistem air limbah perkotaan dengan proporsi
pembagian yang disepakatibersama
Kemudian kebijakan tersebut berkaitan juga dengan Sasaran Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 adalah sebagai
berikut (Kementrian PU, 2013) :
 Stop Buang Air Besar Sembarangan pada akhir tahun 2014
 Perluasan layanan air limbah melalui sistem sewerage di 16kota
 Peningkatan layanan air limbah setempat dan komunal di226
kabupaten/kota.
 Terbebasnya saluran drainase dari sampah agar mampu
meningkatkan fungsi saluran sebagai pematus air hujan
 Berkurangnya wilayah genangan di 100 kawasan strategis
perkotaan (50 kab/kota) seluas 22.500 ha
Konsep SANIMAS atau sanitasi berbasis masyarakat untuk kawasan
kumuh perkotaan menitik beratkan pada pemberdayaan masyarakat, menerapkan
pendekatan tanggap kebutuhan, menjadikan peran pemerintah sebagai
fasilitatorartinya memfasilitasi dan membantu masyarakat yang tinggal di
permukiman padat, kumuh, miskin perkotaan untuk merencanakan,memanfaatkan
dan merawat sistem sanitasi yang dipilih. Selanjutnya memberikan pilihan yang
diinformasikan (informed choice) dalam aspek teknologi, pembiayaan,
lingkungan, sosial budaya dan kelembagaan. Prinsip SANIMAS (Sanitasi untuk
Masyarakat) oleh Kementrian PU tahun 2013adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan yang tanggapterhadapkebutuhan masyarakat
(Demand Responsive Approach/DRA)
2. Masyarakat diberi kesempatan untuk menyeleksisendiri calon
lokasi (Self-Selection)
3. Kontribusi/pendanaan dari berbagai sumber (Multi-sources of
Financing)-(Pemerintah dan Masyarakat)
4. Masyarakat memilih sendiri sarana sanitasinya berdasarkan
InformasiPilihanTeknologiSanitasi (Technology Informed
Choices)

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


28

5. Pemberdayaan Masyarakat (Pelatihan-pelatihan) (Capacity


Building)
6. Peran serta atau partisipasi(Participation) masyarakat sejak
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, hingga pemanfaatan dan
perawatan

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


29

Berikut algoritma pemilihan tekonolgi sanitasi :

Gambar 2.3 Algoritma Pemilihan Teknologi Sanitasi


Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum 2013

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


30

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu


Judul Lokasi
Penulis Tujuan Variabel Metode Hasil dan Uraian
Penelitian (Tahun)
Kondisi Satmoko Yudo Sungai Melakukan 12 Lokasi titik Pengolahan dan Kondisi
Kualitas Air Ciliwung analisa dan pantau, dengan analisa terhadap pencemaran
Sungai (2010) evaluasi terhadap parameter data pemantauan sungai Ciliwung
Ciliwung di kondisi BOD/COD, kualitas air sungai di dominasi oleh
wilayah DKI pencemaran air amoniak, fosfat, yang telah pencemaran
Jakarta ditinjau limbah domestik deterjen, dan dilakukan limbah domestik
dari parameter di sepanjang bakteri coli BPLHD Prov. akibat tingginya
organik, sungai Ciliwung DKI Jakarta konsentrasi
amoniak, wilayah Jakarta Tahun 1990 parameter-
fosfat, deterjen serta memberikan sampai 2013 paramater BOD-
dan bakteri coli suatu alternatif COD, amonia,
teknologi yang fosfat, deterjen
1 diharapkan dapat dan bakteri coli
mengurangi
beban
pencemaran
tersebut.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


31

Judul Lokasi
Penulis Tujuan Variabel Metode Hasil dan Uraian
Penelitian (Tahun)

Kebijakan
Pertumbuhan
pengelolaan Kesepakatan
penduduk;
sumber daya pembagian peran
penataan ruang;
air di SWS Bappeda Survey, antara Pemprov
Mengatasi krisis pencemaran
2 Ciliwung Provinsi Jawa Jakarta, 2004 inventarisasi dan Jawa Barat dan
air Jakarta lingkungan;
Cisadane untuk Barat monitoring Pemkab wilayah
konservasi SDA
mengatasi Bodebek serta
dan lingkungan
krisis air Pemerintah Pusat
hidup
Jakarta

Skenario dgn
DAS Mewujudkan asumsi kondisi Adanya strategi
Direktorat Tata kelola
Cidanau- pengelolaan pembangunan pengelolaan SDA
Pola Jenderal pemerintahan,
Ciujung- sumber daya air berdasarkan pada berdasarkan UU
pengelolaan Sumber Daya pertumbuhan
Cidurian- (PSDA) yang PERMEN PU no. no. 7 tahun 2004
3 sumber daya Air, ekonomi,
Ciliwung- adil, menyeluruh, 22 thn 2009 dan UU no. 26
air wilayah Kementerian perubahan iklim,
Cisadane- terpadu, dan ditambah dengan tahun 2006 sesuai
sungai 6 Ci Pekerjaan pertumbuhan
Citarum berwawasan parameter dengan skenario
Umum penduduk
(2012) lingkungan pertumbuhan yang telah dibuat
penduduk

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


32

Judul Lokasi
Penulis Tujuan Variabel Metode Hasil dan Uraian
Penelitian (Tahun)
Pola Direktorat DAS Mewujudkan Tata kelola Skenario dgn Adanya strategi
pengelolaan Jenderal Cidanau- pengelolaan pemerintahan, asumsi kondisi pengelolaan SDA
sumber daya Sumber Daya Ciujung- sumber daya air pertumbuhan pembangunan berdasarkan UU
air wilayah Air, Cidurian- (PSDA) yang ekonomi, berdasarkan pada no. 7 tahun 2004
sungai 6 Ci Kementerian Ciliwung- adil, menyeluruh, perubahan iklim, PERMEN PU no. dan UU no. 26
Pekerjaan Cisadane- terpadu, dan pertumbuhan 22 thn 2009 tahun 2006 sesuai
Umum Citarum berwawasan penduduk ditambah dengan dengan skenario
4 (2012) lingkungan parameter yang telah dibuat
pertumbuhan
penduduk

Pengembangan Joko Suwarno, DAS Menentukan Ekonomi, Multidimensional Pengelolaan DAS


Kebijakan Hariadi Ciliwung indeks ekologi, Scaling (MDS); Ciliwung Hulu
Pengelolaan Kartodihardjo, Hulu, keberlanjutan sosial,kelembag Analisis faktor kurang
Berkelanjutan Bambang Kabupaten pengelolaan DAS aan, akses jalan pengungkit; berkelanjutan.
DAS Ciliwung Pramudya & Bogor, 2011 Ciliwung Hulu; dan teknologi Analisis Faktor kunci
Hulu Saeful Mengetahui konservasi prospektif adalah kapasitas
5 Kabupaten Rachman faktor-faktor koordinasi
Bogor penting yang instansi,
menentukan pemanfaatan jasa
tingkat wisata, alternatif
keberlanjutan pendapatan petani
DAS Ciliwung dan perubahan
Hulu; dan penggunaan tata

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


33

Judul Lokasi
Penulis Tujuan Variabel Metode Hasil dan Uraian
Penelitian (Tahun)
Memformulasika guna lahan
n pengembangan
kebijakan
pengelolaan
berkelanjutan
DAS Ciliwung
Hulu.

Review Direktorat Jakarta (2009) Sasaran Rencana Tata kelola Pemilihan Adanya
Masterplan dan Jenderal Cipta Pembangunan pemerintah teknologi penyusunan
Desain Karya, Jangka mengatasi pengolahan air rencana strategi
Engineering Kementerian Menengah permasalahan limbah dan kebijakan
7 Drawing Air Pekerjaan Nasional limbah tentang
Limbah Kota Umum (RPJMN) 2010- pengelolaaan
Jakarta 2014 limbah domestik
perkotaan yang
telah dibuat
Sumber : Penulis (2013)

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Umum
Total luas DAS Ciliwung adalah 370,8 km2 dengan panjang sungai
utamanya 124,1 km dari hulu sampai ke hilir. Secara keseluruhan, total panjang
aliran di DAS Ciliwung adalah 1.076,1 Km dengan kerapatan jaringan aliran
permukaannya adalah 2,9 Km/Km2.Secara keseluruhan, DAS Ciliwung terbagi
menjadi 18 Sub DAS. DAS Ciliwung terbagi menjadi 6 (enam) segmen menurut
data dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH, 2012) dimana pada penelitian ini
diambil 2 (dua) segmen yaitu segmen 5 (lima) dan 6 (enam), segmen ini melewati
daerah kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan Kampung Bali, dimana
kondisi dari fasilitas sanitasi yang buruk (BPLHD, 2013) terdapat di daerah
tersebut. Oleh karena itu penulis memilih dan menentukan wilayah tersebut
sebagai wilayah yang akan dianalisis.

34 Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


35

3.2 Kerangka Penelitian

Gambar 3.1Diagram Alir Penelitian


Sumber:Penulis2013

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


36

3.3 Proses Penelitian


3.3.1 Variabel Peneitian
Variabel penelitian ini adalah pengolahan air limbah domestik yang ada di
setiap RW yang telah ditentukan berdasarkan survey langsung ke lapangan,
dimanaRW tersebut adalah yang berbatasan langsung dengan badan air sungai di
Kelurahan Batu Ampar sampai dengan Kelurahan Kampung Bali. Dalam
penelitian ini terdapat beberapa indikator untuk melakukan wawancara terkait
pengolahan limbah domestik, adapun indikator tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Identifikasi Populasi dan Sampel Sebagai Indikator Pengolahan Air
Limbah Domestik
No Indikator Populasi Sampel
Pengolahan Air
Pengolahan Air
Limbah Domestik
Limbah Domestik
Pengolahan Air Limbah setiap
setiap
1 Domestik RW di kelurahan
RW di kelurahan
Batu Ampar sampai
yang dilewati DAS
dengan kelurahan
Ciliwung
Kampung Bali
Pembuangan limbah
Pembuangan limbah
domestik setiap
Pembuangan Limbah domestik setiap
RW di kelurahan
2 Domestik RW di kelurahan
Batu Ampar sampai
yang dilewati DAS
dengan kelurahan
Ciliwung
Kampung Bali
Jenis tempat tinggal
Jenis tempat tinggal
setiap
setiap
Jenis Tempat Tinggal RW di kelurahan
3 RW di kelurahan
Batu Ampar sampai
yang dilewati DAS
dengan kelurahan
Ciliwung
Kampung Bali
Jenis sumber air
Jenis sumber air bersih setiap
bersih setiap RW di kelurahan
Sumber Daya Air
4 RW di kelurahan Batu Ampar sampai
yang dilewati DAS dengan kelurahan
Ciliwung Kampung Bali

Jarak Sumber Daya Jarak Sumber Daya


Jarak Sumber Daya Air ke Air ke sistem Air ke sistem
5 Sistem Pengolahan Air pengolahan limbah pengolahan limbah
Limbah Domestik cair domestik cair domestik
setiap setiap

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


37
Lanjutan Tabel 3.1

No Indikator Populasi Sampel


RW di kelurahan RW di kelurahan
yang dilewati DAS Batu Ampar sampai
Ciliwung dengan kelurahan
Kampung Bali
Kondisi topografi
Kondisi topografi
setiap
setiap
Topografi Wilayah RW di kelurahan
6 RW di kelurahan
Batu Ampar sampai
yang dilewati DAS
dengan kelurahan
Ciliwung
Kampung Bali

Kapasitas Rumah Tangga/


Penduduk setiap
Masyarakat Dalam Penduduk setiap
RW di kelurahan
7 Membayar Layanan RW di kelurahan
Batu Ampar sampai
Fasilitas Pengolahan yang dilewati DAS
dengan kelurahan
Limbah Domestik Ciliwung
Kampung Bali

Lembaga masyarakat
Lembaga
setiap
masyarakat setiap
Peran Kelembagaan RW di kelurahan
8 RW di kelurahan
Masyarakat Batu Ampar sampai
yang dilewati DAS
dengan kelurahan
Ciliwung
Kampung Bali
Jumlah penduduk di
Jumlah penduduk
setiap
setiap
RW di kelurahan
9 Tingkat Pendidikan RW di kelurahan
Batu Ampar sampai
yang dilewati DAS
dengan kelurahan
Ciliwung
Kampung Bali
Sumber : Analisis Penulis 2013

3.3.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan data untuk penelitian ini terdiri dari pengumpulan data
sekunder dan data primer. Data sekunder yang akan diambil adalah kondisi
pengolahan air limbah domestik di daerah tersebut melalui literatur atau penelitian
terdahulu.Data primer yang akan diambil adalah adalah kondisi pengolahan air
limbah domestik di daerah tersebut yang akan didapatkan melalui survey lapangan
dan wawancara penduduk sekitardengan melakukan distribusi kuesioner ke RW
yang telah ditentukandi Kelurahan Batu Ampar sampai dengan Kelurahan
Kampung Bali.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


38

Pengumpulan data harus dilakukan sedemikian rupa hingga diperoleh


sampel yang benar-benar dapat mewakili dan menggambarkan keadaan populasi
yang sebenarnya. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah
probability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling untuk
memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel (Riduwan, 2008). Dalam penelitian ini digunakan
probability sampling, dengan cara random sampling sederhana dimana tiap unit
dalam sampel memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Teknik ini dapat
digunakan dengan persyaratan (Lubis & Arma, 2003):
 Unit-unit dalam populasi harus diketahui lebih dahulu serta dapat
diidentifikasi dengan tepat sehingga kerangka penarikan sampel dapat
dibentuk.
 Keragaman sifat populasi yang diteliti relatif homogen.
 Derah geografi populasi tidak terlalu luas.
Adapun alasan digunakannya metode ini :
 Teknik sampling lain yang lebih efisien tidak memungkinkan untuk
digunakan.
 Keterangan dari semua unit erlementer telah diketahui lebih dahulu.
 Dapat mewakili dari keseluruhan unit sampel.

Perhitungan jumlah sampel yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan


cara :
z2N S2
n= N−1 E 2 + S 2 z 2
(3.1)

Keterangan :
n :Jumlah sampel
N :Jumlah populasi
S :Standar Deviasi
z :Tingkat kepercayaan. Nilai z untuk tingkat kepercayaan 95%
adalah 1.96
E : Kesalahan sampel yang dikehendaki (sampling error)

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


39

Pengambilan Sampel (apabila populasi diketahui) yaitu Teknik


pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip dari
Riduwan (2008) adalah sebagai berikut:
𝑁
𝑛= (3.2)
𝑁 𝑑 2 +1

Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi penduduk
𝑑2 = Presisi yang ditetapkan (0,1)

Dengan mengetahui jumlah sampel yang dibutuhkan, maka dapat dilakukan


distribusi kuesioner ke tiap RW. Banyaknya kuesioner yang akan diberikan pada
tiap RW dapat dihitung sebagai berikut :
𝑁
𝑛𝑖 = 𝑁 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑛 (3.3)

Keterangan :
ni : Besar sampel untuk RW i
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi penduduk untuk Kelurahan i
Dengan menggunakan rumus diatas maka dapat dilakukan perhitungan
untuk menentukan jumlah sampel atau kuesioner tiap RW di masing-masing
kelurahan, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2Perhitungan Jumlah Kuesioner Wawancara
Kelurahan Jumlah Penduduk RW Jumlah Kuisioner
3037
4556
Batu Ampar 4
3949
4252
3548
Kramat Jati 2365 3
3311
5622
Cililitan 5
3748

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


40
Lanjutan Tabel 3.2
Kelurahan Jumlah Penduduk RW Jumlah Kuisioner
4122
4497
2673

3742
Cawang 4
2940
3207
3036
4250

Kalibata 3339 4

3643

1661
Rawa Jati 2
2076

1806
Duren Tiga 2
1970
2193
pengadegan 2
1723

2200
Pancoran 2
2750

Cikoko 839 1

3595

5032

Bidacara Cina 3954 5


4313

5392

Bali Mester 1068 1

2117

Kampung Melayu 2310 3

2887

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


41
Lanjutan Tabel 3.2

Kelurahan Jumlah Penduduk RW Jumlah Kuisioner

3074

Kebon Baru 4304 4


3381
3689
3831
3010
Tebet Barat 4
3284
4105
3528
4939
Bukit Duri 3881 5
4234
5292
2543
Manggarai Selatan 2775 3
3468
3918
3079
Menteng Atas 4
3359
4198
2876
4026
Manggarai 4
3163
3451
3554
4976
Pisangan Baru 3910 5
4265
5332
2098
Kebon Manggis 2
2622
3956
3108
Kayu Manis 4
3391
4239
1497
Pal Meriam 2
2095
2122
Pasar Manggis 2
2652
Guntur 4346 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


42
Lanjutan Tabel 3.2

Kelurahan Jumlah Penduduk RW Jumlah Kuisioner


Setia Budi 4807 1
1911
Menteng 2675 3
2102
2534
Pegangsaan 2
1991
Gondangdia 2519 1
Cikini 2365 1
Kebon Sirih 1034 1
1500
Karet Tengsin 2
1875
1875
Bendungan Hilir 2
2046
2368
Kebon Melati 2583 3
3229
2441
Petamburan 2663 3
3329
1595
Kebon Kacang 2
2232
Kampung Bali 1947 1
Sumber : Analisis Penulis 2013
Tabel diatas menunjukkan jumlah kuesioner tiap kelurahan berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
jumlah penduduk tiap RW. Total kuesioner yang akan di distribusikan sebanyak
100 kuesioner.

3.4 Lokasi dan Jadwal Penelitian


Lokasi penelitian dan distribusi kuesioner dilakukan di setiap RW yang
telah ditentukan berdasarkan survey langsung, dimana penentuan RW ditentukan
berdasarkan lokasi yang paling berpengaruh terhadap pencemaran di DAS
Ciliwung, yaitu RW yang berbatasan langsung dengan badan air sungai mulai dari
Kelurahan Batu Ampar sampai dengan Kelurahan Kampung Bali.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


43

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Okt Nov Des Jan


Keterangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
Pengambilan Data
2
Sekunder
SurveyRW Setiap
3
Kelurahan
Pengambilan Data
4
Primer
5 Pengolahan Data
6 Penyusunan Skripsi

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


BAB 4
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4.1 Kondisi Umum Provinsi DKI Jakarta


Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota Administrasi dan
satu Kabupaten Administratif, yaitu Kota Administrasi Jakarta Pusat dengan luas
47,90 km2, Jakarta Utara dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas
126,15 km2, Jakarta Selatan dengan luas 145,73 km2, dan kota administrasi
Jakarta Timur dengan luas 187,73 km2, serta Kabupaten Administratif Kepulauan
Seribu dengan luas 11,81 km2(Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2009). Pada
bagian utara membentang pantai sepanjang 35 km yang merupakan muara dari 13
sungai dan 2 kanal.
ProvinsiDKI Jakarta umumnya beriklim panas dengan suhu udara
maksimum berkisar 32,7°C-34,°C pada siang hari, dan suhu udara minimum
berkisar 23,8°C-25,4°C pada malam hari. Rata-rata curah hujan sepanjang tahun
237,96 mm, selama periode 2002-2006 curah hujan terendah sebesar 122,0 mm
terjadi pada tahun 2002 dan tertinggi sebesar 267,4 mm terjadi pada tahun 2005,
dengan tingkat kelembaban udara mencapai 73,0 - 78,0 persen dan kecepatan
angin rata-rata mencapai 2,2 m/detik - 2,5 m/detik (Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta, 2009).

44

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


45

Gambar 4.1Peta Wilayah DKI Jakarta


Sumber : Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,2009

4.2 Kondisi Umum Sungai Ciliwung


DAS Ciliwung meliputi areal 370,8 km2, panjang sungai utamanya 124,1
km menurut toposekuens-nya dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: hulu, tengah dan
hilir, masing-masing dengan stasiun pengamatan arus sungai di Bendung
Katulampa Bogor, Ratujaya Depok, dan Pintu Air ManggaraiJakarta Selatan.
Aliran Sungai Ciliwung di bagian hilir mulai dari Pintu Air Manggarai sampai ke
Laut Jawa terhubung dengan Banjir Kanal Barat (BKB) (BPDAS Citarum-
Ciliwung, 2007).
Secara keseluruhan, total panjang aliran di DAS Ciliwung adalah 1.076,1
Km dengan kerapatan jaringan aliran permukaannya adalah 2,9 Km/Km2Sungai
Ciliwung berada dalam wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan
DKI Jakarta. Hulu sungai ini berada di lereng Gunung Gede, yaitu tepatnya di
daerah Leuwimalang, Kecamatan Cisarua dengan anak sungai Ciesek, Ciluar dan
Cisugutamu (Trofisa, 2011).
Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


46

DAS Ciliwung di sebelah Barat berbatasan dengan DAS Krukut dan


Grogol yang terhubung dengan Banjir Kanal Barat (BKB). Di sebelah Timur
berbatasan dengan DAS Cipinang, Sunter, Buaran-Jatikramat, dan Cakung yang
terhubung dengan Banjir Kanal Timur (BKT).Secara keseluruhan, DAS Ciliwung
terbagi menjadi 18 Sub DAS, seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Luas DAS Ciliwung Berdasarkan Batas Sub DAS


Wilayah Sub DAS Area (Ha)
Hilir Ciliwung Hilir (Senen, 4.097,6
Pademangan, Pasar Baru)
Kali Baru 1 1.604,3
Kali Condet 593,6
Total Sub DAS Ciliwung 6.295,5
Bagian Hilir
Tengah Cijantung 3.154,2
Kali Baru 2 1.192,1
Kali Sugutamu 1.518,3
Cikumpa 3.305,2
Ciliwung Tengah 3.192,3
(Cibinong, Bogor Timur)
Ciluar 1.430,6
Ciparigi 608,7
Cibuluh 1.304,7
Total Sub DAS 15.706,1
Ciliwung Bagian Tengah
Hulu Cibalok 616,4
Ciseuseupan 1.237,1
Ciesek 2.570,3
Ciliwung Hulu (Cisarua, 4.868,2
Megamendung)
Cisuren 1.631,0

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


Lanjutan Tabel 4.1 47

Wilayah Sub DAS Area (Ha)


Cisarua 2.339,1
Cisukabirus 1.813,4
Total Sub DAS Ciliwung 15.075,5
Bagian Hulu
Total Luas DAS Ciliwung 37.077,1
Sumber: BPDAS Citarum-Ciliwung, 2007

Berikut peta kelurahan-kelurahan yang dilewati oleh DAS Ciliwung:

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


48

Gambar 4.2Peta Kelurahan yang Dilewati DAS Ciliwung


Sumber: BPDAS Citarum-Ciliwung dan BMKG, 2007

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


49

4.3 Kependudukan
Jumlah penduduk DKI Jakarta menurut proyeksi dari Pemerintah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tahun 2012adalah 9.932.063 jiwa, berarti
telah mengalami peningkatan sebesar 170.071 jiwa dibandingkan jumlah
penduduk di tahun 2011, yaitu 9.761.992 jiwa. Jika dilihat pertumbuhannya, laju
pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta selama empat dekade terakhir terus
mengecil, karena semakin rendahnya tingkat kelahiran umum dan meningkatnya
jumlah penduduk yang melalukan migrasi keluar wilayah DKI Jakarta
(Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2012).

Gambar 4.3 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk DKI Jakarta, 1961-
2012
Sumber : Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2012

Pertambahan penduduk yang relatif kecil, tetap harus mendapat


perhatian, khususnya dalam penanganan lingkungan. Bertambahnya jumlah
penduduk akan mendorong peningkatan perubahan tata guna lahan yang
berdampak pada degradasi kualitas lingkungan. Bila dilihat dari sebaran penduduk
yang ada, sebaran penduduk DKI Jakarta belum merata. Sebagian besar penduduk
bertempat tinggal di wilayah Jakarta Selatan (24,38%) dan Jakarta Timur
(22,48%). Pada awalnya, presentase sebaran penduduk terbesar berada di wilayah
Jakarta Selatan, kemudian 10 tahun kemudian menurun digantikan dengan Jakarta
Timur yang memiliki sebaran penduduk terbesar. Hal ini terjadi dikarenakan
adanya kebijakan pengembangan industrialisasi yang mulai diarahkan ke kawasan
barat dan timur ibukota, sehingga persebaran penduduk secara bertahap mulai
memadati kawasan tersebut.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


50

Selain itu juga dikarenakan wilayah Jakarta Selatan memang


dipersiapkan untuk daerah resapan air untuk wilayah Jakarta, sehingga seharusnya
masih banyak lahan luas yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau (RTH).
Berikut dapat dilihat presentase penduduk menurut kabupaten/kota administrasi
tahun 1960-2012.
Dengan luas wilayah yang relatif kecil (662,33 km2) atau sekitar 0.03%
dari luas seluruh Indonesia, kepadatan penduduk DKI Jakarta menjadi yang
tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia (Pemerintah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2012). Kepadatan penduduk DKI Jakarta adalah
sebesar 14.996 jiwa per km2 di tahun 2012.
Tabel 4.2 Presentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Administrasi
Tahun 1960-2012
Kabupaten/Kota % TERHADAP PENDUDUK DKI JAKARTA
Administrasi 1980 1990 2000 2010 2011 2012
JAKARTA
24,38 23,16 21,37 21,46 21,49 21,49
SELATAN
JAKARTA
22,48 25,09 28,13 28,04 28,05 28,02
TIMUR
JAKARTA
19,09 13,07 10,48 9,4 9,22 9,15
PUSAT
JAKARTA
19,00 22,12 22,81 23,75 23,87 23,96
BARAT
JAKARTA
14,87 16,39 17,00 17,13 17,15 17,16
UTARA
KEPULAUAN
0,19 0,18 0,21 0,22 0,22 0,22
SERIBU
DKI JAKARTA 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2012
4.4 Perubahan Tata Guna Lahan DAS Ciliwung
Laju penurunan muka tanah yang terus meningkat dari tahun ke tahun
membutuhkan penanganan terpadu antara darat dan laut. Selama tahun 1970-2000
ini telah terjadi perubahan tata guna lahan di DAS Ciliwung, berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh (Fachrul, Hendrawan & Sitawati,
2007) adalah sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


51

Tabel 4.3 Perubahan Tata Guna Lahan DAS Ciliwung selama tahun 1970-2000
1970 1980 1990 2000
% % % %
Tata guna
Ha luas Ha luas Ha luas Ha luas
lahan
DAS DAS DAS DAS
Area tidak terbangun
Lahan
untuk
Pertanian
15.312,13 39,55 13,817.70 35.69 13,066,.61 33.75 10,478.55 27.07
dan Ruang
Terbuka
Hijau
Lahan
Basah dan 10.375,86 26,80 8,656.87 22.36 5,222.77 13.49 4,601.29 11.88
Badan Air
Sub total 25.687,99 66,35 22,474.57 58.05 18,289.38 47.24 15,079.84 38.95
Area Terbangun
Pemukiman 12.060,00 31,15 12,385.21 31.99 13,984.18 36.12 14,410.05 37.22
Industri 193,58 0,50 1,711.24 4.42 2,470.07 6.38 3,883.20 10.03
Sektor
774,32 2,00 2,144.86 5.54 3,972.25 10.26 5,342.79 13.80
Bisnis
Sub total 13,027.90 33.65 16,241.31 41.95 20,426.50 52.76 23,636.04 61.05
Total 38,715.89 100.00 38,715.89 100.00 38,715.89 100.00 38,715.89 100.00
Sumber:Fachrul, 2007

Tabel diatas menunjukkan penurunan drastis dari penggunaan tanah


untuk daerah ruang terbuka hijau menjadi wilayah pemukiman dan perindustrian.
Perkembangan permukiman tinggi di tepi sungai mengurangi kapasitas badan air .
Kondisi ini mempengaruhi penurunan kualitas air wilayah sungai.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


52

4.5 Kondisi Air Tanah Provinsi DKI Jakarta


Sebagian besar penduduk Provinsi DKI Jakarta sampai saat ini masih
menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih maupun air minum, hal ini
disebabkan masih terbatasnya penyediaan air bersih yang disediakan oleh PD.
PAM Jaya, sehingga air tanah merupakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan
manusia disamping air sungai dan situ. Kualitas air tanah di Provinsi DKI Jakarta
umumnya tergantung pada kedalaman ”aquifer”-nya, kedalaman 40 meter,
umumnya masih baik/memenuhi persyaratan air bersih yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (BPLHD Provinsi DKI Jakarta, 2009).
Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di Provinsi DKI Jakarta
menyebabkan letak sumur-sumurnya berdekatan dengan septic tank, sehingga
umumnya sumur-sumur di Provinsi DKI Jakarta tercemar oleh rembesan dari
septic tank penduduk yang kondisinya tidak memenuhi syarat. Banyaknya
penduduk yang memanfaatkan air sumur dangkal yang tercemar, berdampak
buruk terhadap kesehatan masyarakat akibat kontaminasi dan buruknya sanitasi.
Kondisi semacam ini tentunya tidak sejalan lagi dengan Undang-undang
Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 ayat 3 yang menyebutkan bahwa air minum
yang dikonsumsi oleh masyarakat, harus memenuhi persyaratan kualitas maupun
kuantitas, dimana persyaratan ini tertuang di dalam Peraturan
MenteriKesehatan (PERMENKES) Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air.
Parameter kualitas air bersih yang ditetapkan dalam peraturan tersebut
meliputi parameter fisik, kimiawi, mikrobiologi, dan radioaktif. Untuk
mengetahui kondisi air tanah di Provinsi DKI Jakarta, BPLHD Provinsi DKI
Jakarta telah melaksanakan pemantauan sebanyak 2 kali pada Tahun 2009. Lokasi
pemantauan air sumur/tanah dangkal ditentukan berdasarkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Terletak didaerah permukiman penduduk
b. Kondisi lingkungan
c. Dekat dengan sumber pencemaran
d. Keadaan topografi

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


53

Dari pertimbangan lokasi diatas, ditentukan jumlah sumur sebanyak 75


lokasi yang terdapat di lima wilayah DKI Jakarta, dengan 75 kelurahan yaitu :
1. Jakarta Selatan terdiri dari 17 Kelurahan
2. Jakarta Utara terdiri dari 15 Kelurahan
3. Jakarta Timur terdiri dari 17 Kelurahan
4. Jakarta Barat terdiri dari 15 Kelurahan
5. Jakarta Pusat terdiri 11 Kelurahan
Untuk masing-masing kelurahan diambil 1 (satu) sampel air sumur
sehingga diperoleh contoh sumur sebanyak 75 sumur. Parameter yang dipantau
yaitu parameter fisik, kimia, dan biologi yang disesuaikan dengan PERMENKES
Republik Indonesia Nomor 416/MenKes/Per/IX/1990.

4.6 Kondisi Umum Wilayah Studi


Kelurahan Batu Ampar sampai dengan Kampung Bali ialah kelurahan
yang termasuk wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat. Secara
umum fasilitas sanitasi yang ada pada wilayah ini adalah:
Kotamadya Jakarta Timur dilewati oleh beberapa sungai/kanal, antara
lain Cakung Drain, Sungai Ciliwung, Sungai Buaran, Sungai Sunter, dan Sungai
Cipinang (Badan Pertanahan Nasional DKI Jakarta, 2011). Dilihat dari keadaan
topografi, pada dasarnya wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur dapat
dikategorikan sebagai daerah datar(Badan Pertanahan Nasional DKI Jakarta,
2011). Wilayah Jakarta Timur memiliki luas wilayah sebesar 187.75 km2 dengan
72% berupa pemukiman, 6% berupa fasilitas industri dan perdagangan, dan 22%
berupa fasilitas umum (Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta, 2008).
Wilayah Jakarta Pusat memiliki luas wilayah sebesar 48.17 km2 dengan
53% berupa pemukiman, 25% berupa fasilitas industri dan perdagangan, 8%
berupa fasilitas umum dan 15% berupa lahan terbuka (Dinas Tata Ruang Provinsi
DKI Jakarta, 2008). Lahan terbuka tersebut berupa lahan kering seluas 2 ha dan
hutan seluas 13 ha. Wilayah ini dahulunya merupakan bagian utama dari
perkembangan kota Jakarta.
Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di Provinsi DKI Jakarta
menyebabkan letak sumur-sumurnya berdekatan dengan septic tank, sehingga

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


54

umumnya sumur-sumur di Provinsi DKI Jakarta tercemar oleh rembesan dari


septic tank penduduk yang kondisinya tidak memenuhi syarat. Banyaknya
penduduk yang memanfaatkan air sumur dangkal yang tercemar, hal ini
berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat akibat kontaminasi dan
buruknya sanitasi (BLHD, 2012).Berikut data perkiraan mengenai persentase
jarak sumur ke tangki septik yang berjarak kurang dari 10 meter dan lebih dari 10
meter yang ada di Provinsi DKI Jakarta :
Tabel 4.4 Presentase Jarak Sumur ke Tangki Septik DKI Jakarta

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta, 2012

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Kondisi Eksisting Pengolahan Air Limbah Domestik


Dilihat dari data penelitian yang dilakukan oleh BPLHD tahun 2013
bahwa 80% kondisi sanitasi terutama pengolahan limbah domestik yang buruk
terdapat pada wilayah kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan Kampung
Bali yaitu dapat dilihat dari hasil survey lapangan yang dilakukan muali tanggal
31 Desember 2013 sampai dengan 12 Januari 2014 bahwa faktor utama atau
persentase terbesar dikarenakan pembuangan langsung tanpa diolah terlebih
dahulu yang dilakukan oleh warga yang bermukim di bantaran sungai. Namun
pada penelitian kali ini, data yang didapat tidak dilakukan pada rumah yang tidak
terdaftar di setiap kelurahan artinya tidak dilakukan pada pemukiman liar. Sekitar
34.051 KK di bantaran sungai Ciliwung tidak terdaftar di setiap kelurahan
(Kompas, 12 Februari 2012).
5.1.1 Indikator Ketersediaan Pembuangan dan Pengolahan Limbah
Domestik
Data survey persebaran MCK dan septic tank pada kelurahan Batu
Ampar hingga Kampung Bali. Berdasarkan survey dengan metode random
samplingpada 100 responden didapatkan data ketersediaan MCK dan Septic
Tankdi area DAS Ciliwung, yaitu pada Kelurahan Batu Ampar hingga Kelurahan
Kampung Bali. Hasil survey tersebut dapat dilihat hasilnya pada Tabel 5.1 hingga
Tabel 5.4 berikut :

55

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


56

5%
16%

79%

Ada MCK & Ada Septic Tank


Ada MCK & Tidak Ada Septic Tank
Tidak Ada MCK & Tidak Ada Septic Tank

Gambar 5.1Persentase Pengolahan Air Limbah di Daerah Batu Ampar


sampai Kampung Bali
Sumber : Analisis Penulis 2013

Pada Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa dari 104754 KK(Kepala


Keluarga)dari Keluarahan Batu Ampar hingga Kelurahan Kampung Bali, terdapat
79% (82756 KK) yang memiliki MCK dan septic tank pada rumahnya. Sedangkan
sejumlah 16% (16761 KK) dari keseluruhan hanya memiliki MCK tanpa septic
tank, dengan kata lain 16,84% dari seluruh rumah tangga yang memiliki MCK
tidak memiliki septic tank. Pada kasus ini, limbah domestik dari MCK sebagian
ditimbun dalam tanah, dan sisanya dialirkan langsung ke sungai. Sisanya, yaitu
5% (5238 KK) tidak memiliki MCK dan septic tank. Rumah tangga yang tidak
memiliki MCK dan septic tank membuang limbahnya langsung ke badan air
sungai Ciliwung.
Dari penyebaran kuesioner yang telah dilakukan pada setiap RW pada
masing-masing kelurahan dengan jumlah kuisioner total 100 kuisioner didapatkan
hasil kuisioner yang dapat dilihat pada tabel 5.1 :

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


57

Tabel 5.1Hasil Kuesioner Ketersediaan MCK dan Septic Tank

MCK Septictank MCK Septictank


Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK
ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak
Batu Ampar RW 09 4 907 861 45 716 190 v v
RW 08 RT 09 1381 1312 69 1091 290 v v
RW 08 1219 1158 61 963 256 v v
RW 09 RT 09 1240 1178 62 979 260 v v
Kramat Jati RW 06 3 1122 1066 56 887 236 v v
RW 02 788 749 39 623 166 v v
RW 03 1093 1038 55 863 229 v v
Cililitan RW 04 RT 08 5 1644 1561 82 1299 345 v v
RW 08 997 947 50 788 210 v v
RW 04 RT 07 1132 1076 56 895 238 v v
RW 09 1178 1119 59 931 247 v v
,RW 09 RT 10 1384 1314 69 1093 290 v v
Cawang RW 12 RT 07 4 820 779 41 648 172 v v
RW 05 RT 09 1097 1043 55 867 230 v v

RW 08 RT 07 902 857 45 713 189 v v


RW 03 RT 09 1012 961 50 799 213 v v
Kalibata RW 11 RT 11 4 955 907 48 754 201 v v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


58

Lanjutan Tabel 5.1

MCK Septictank MCK Septictank


Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK
ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak
RW 11 RT 12 1284 1220 64 1015 270 v v
RW 11 RT10 962 914 48 760 202 v v

RW 08 RT 08 1131 1075 57 894 238 v v

Rawa Jati RW 02 RT 08 2 517 492 26 409 109 v v


RW 03 618 587 31 488 130 v v

Duren Tiga RW 09 RT 10 2 559 531 28 442 117 v v

RW 03 578 549 29 456 121 v v


Pengadegan RW 02 RT 01 2 649 616 33 513 136 v v
RW 01 RT 08 504 479 25 398 106 v v

Pancoran RW 04 2 717 681 36 566 150 v v


RW 01 893 848 44 705 187 v v
Cikoko RW 01 RT 02 1 278 264 14 220 58 v v
Bidacara RW 04 5 1036 984 52 818 218 v v
Cina RW 04 1438 1366 72 1136 302 v v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


59

Lanjutan Tabel 5.1

MCK Septictank MCK Septictank


Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK
ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak
RW 10 RT 10 1275 1212 64 1008 268 v v
RW 01 1243 1181 62 982 261 v v
RW 10 RT 03 1751 1663 88 1383 368 v v

Bali Mester RW 04 1 343 326 17 271 72 v v

Kampung RW 01 3 681 647 34 538 143 v v


Melayu
RW 01 681 647 34 538 143 v v
RW 01 870 826 43 687 183 v v

Kebon Baru RW 10 RT 01 4 1005 954 50 793 211 v v

RW 10 RT 02 1281 1217 64 1012 269 v v


RW 06 RT 07 1000 950 50 790 210 v v
RW 13 1205 1145 60 952 253 v v
Tebet Barat RW 02 4 1175 1117 59 929 247 v v
RW 02 1004 953 50 793 211 v v
RW 04 1087 1033 54 859 228 v v
RW 04 1342 1275 67 1060 282 v v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


60

Lanjutan Tabel 5.1

MCK Septictank MCK Septictank


Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK
ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak
Bukit Duri RW 08 RT 09 5 1131 1074 56 893 238 v v
RW 09 1515 1439 76 1197 318 v v
RW 09 1281 1217 64 1012 269 v v
RW 09 RT 10 1336 1269 67 1055 280 v v
RW 09 1686 1601 84 1332 354 v v
Manggarai RW 04 3 735 698 37 581 154 v v
Selatan RW 04 904 859 45 714 190 v v
RW 04 RT 06 1108 1053 55 875 233 v v
Menteng RW 10 4 1129 1073 56 892 237 v v
Atas RW 10 906 860 45 715 190 v v
RW 13 RT 08 974 925 49 769 204 v v
RW 13 RT 08 1238 1176 62 978 260 v v
Manggarai RW 01 4 872 828 44 688 183 v v
RW 02 1311 1246 65 1036 275 v v
RW 02 992 942 50 783 208 v v
RW 04 1143 1085 57 903 240 v v
Pisangan RW 14 5 1022 970 51 807 214 v v
Baru RW 10 1631 1550 82 1289 343 v v
RW 10 1245 1183 62 984 261 v v
RW 14 1385 1316 69 1094 291 v v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


61

Lanjutan Tabel 5.1

MCK Septictank MCK Septictank


Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK
ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak
RW 10 1777 1688 89 1404 373 v v
Kebon RW 04 RT 08 2 644 611 32 508 135 v v
Manggis RW 04 RT 08 812 771 41 641 171 v v
Kayu Manis RW 06 RT 07 4 1289 1224 64 1018 271 v v
RW 05 RT 01 993 943 50 785 209 v v
RW 05 RT 05 1090 1036 55 861 229 v v
RW 05 RT 01 1273 1209 64 1006 267 v v
Pal Meriam RW 06 2 443 421 22 350 93 v v
RW 08 694 659 35 548 146 v v
Pasar RW 05 2 608 578 30 481 128 v v
Manggis RW 05 RT 05 870 826 44 687 183 v v
Guntur RW 09 1 1321 1255 66 1043 278 v v
Setia Budi RW 07 1 1592 1512 79 1258 334 v v
Menteng RW 10 3 597 567 30 472 125 v v
RW 10 811 770 41 640 170 v v
RW 10 641 609 32 506 134 v v
Pegangsaan RW 04 2 754 717 38 596 158 v v
RW 04 638 606 32 504 134 v v
Gondangdia RW 02 RT 11 1 792 753 40 626 166 v v
Cikini RW 03 RT 21 1 783 744 39 619 165 v v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


62
Lanjutan Tabel 5.1

MCK Septictank MCK Septictank


Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK
ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak
Kebon Sirih RW 07 1 304 289 15 240 64 v v
Karet RW 07 RT 03 2 449 427 22 355 94 v v
Tengsin RW 07 RT 04 581 552 29 459 122 v v
Bendungan RW 05 2 549 521 27 433 115 v v
Hilir RW 06 680 646 34 537 143 v v
Kebon RW 07 RT 03 3 709 674 35 560 149 v v
Melati RW 14 RT 01 825 784 41 652 173 v v
RW 14 923 877 46 729 194 v v
Petamburan RW 09 RT0 6 3 814 773 41 643 171 v v
RW 10 RT 06 763 725 38 603 160 v v
RW 04 RT 09 959 911 48 758 201 v v
Kebon RW 05 RT 05 2 486 462 24 384 102 v v
Kacang RW 07 RT 04 683 649 34 539 143 v v
Kampung RW 09 RT 09 1 576 547 29 455 121 v v
bali
95 5 79 21
Sumber : Analisis Penulis 2013

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


63

5.1.2 Indikator Kondisi Pembuangan (Blackwater dan Greywater)


Selanjutnya pada tabel 5.2 didapatkan hasil kuisioner berdasarkan
kondisi pemisahan Blackwater dan Greywater, hasil kusioner tiap RW dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.2Hasil Kuesioner Pemisahan Pembuangan Air Limbah Domestik


Pembuangan Black
Water &Grey
Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK water

Terpisah Tidak
Batu Ampar RW 09 4 907 v
RW 08 RT 09 1381 v
RW 08 1219 v
RW 09 RT 09 1240 v
Kramat Jati RW 06 3 1122 v
RW 02 788 v
RW 03 1093 v
Cililitan RW 04 RT 08 5 1644 v
RW 08 997 v
RW 04 RT 07 1132 v
RW 09 1178 v
,RW 09 RT 10 1384 v
Cawang RW 12 RT 07 4 820 v
RW 05 RT 09 1097 v

RW 08 RT 07 902 v
RW 03 RT 09 1012 v
Kalibata RW 11 RT 11 4 955 v
RW 11 RT 12 1284 v
RW 11 RT10 962 v

RW 08 RT 08 1131 v

Rawa Jati RW 02 RT 08 2 517 v


RW 03 618 v

Duren Tiga RW 09 RT 10 2 559 v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


64
Lanjutan Tabel 5.2

Pembuangan Black
Water &Grey
Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK water

Terpisah Tidak
RW 03 578 v
Pengadegan RW 02 RT 01 2 649 v
RW 01 RT 08 504 v

Pancoran RW 04 2 717 v
RW 01 893 v
Cikoko RW 01 RT 02 1 278 v
Bidacara Cina RW 04 5 1036 v
RW 04 1438 v
RW 10 RT 10 1275 v
RW 01 1243 v
RW 10 RT 03 1751 v

Bali Mester RW 04 1 343 v

Kampung Melayu RW 01 3 681 v

RW 01 681 v
RW 01 870 v

Kebon Baru RW 10 RT 01 4 1005 v

RW 10 RT 02 1281 v
RW 06 RT 07 1000 v
RW 13 1205 v
Tebet Barat RW 02 4 1175 v
RW 02 1004 v
RW 04 1087 v
RW 04 1342 v
Bukit Duri RW 08 RT 09 5 1131 v
RW 09 1515 v
RW 09 1281 v
RW 09 RT 10 1336 v
RW 09 1686 v
Manggarai Selatan RW 04 3 735 v
RW 04 904 v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


65
Lanjutan Tabel 5.2

Pembuangan Black
Water &Grey
Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK water

Terpisah Tidak
RW 04 RT 06 1108 v
Menteng Atas RW 10 4 1129 v
RW 10 906 v
RW 13 RT 08 974 v
RW 13 RT 08 1238 v
Manggarai RW 01 4 872 v
RW 02 1311 v
RW 02 992 v
RW 04 1143 v
Pisangan Baru RW 14 5 1022 v
RW 10 1631 v
RW 10 1245 v
RW 14 1385 v
RW 10 1777 v
Kebon Manggis RW 04 RT 08 2 644 v
RW 04 RT 08 812 v
Kayu Manis RW 06 RT 07 4 1289 v
RW 05 RT 01 993 v
RW 05 RT 05 1090 v
RW 05 RT 01 1273 v
Pal Meriam RW 06 2 443 v
RW 08 694 v
Pasar Manggis RW 05 2 608 v
RW 05 RT 05 870 v
Guntur RW 09 1 1321 v
Setia Budi RW 07 1 1592 v
Menteng RW 10 3 597 v
RW 10 811 v
RW 10 641 v
Pegangsaan RW 04 2 754 v
RW 04 638 v
Gondangdia RW 02 RT 11 1 792 v
Cikini RW 03 RT 21 1 783 v
Kebon Sirih RW 07 1 304 v
Karet Tengsin RW 07 RT 03 2 449 v
RW 07 RT 04 581 v
Bendungan Hilir RW 05 2 549 v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


66
Lanjutan Tabel 5.2

Pembuangan Black
Water &Grey
Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK water

Terpisah Tidak
RW 06 680 v
Kebon Melati RW 07 RT 03 3 709 v
RW 14 RT 01 825 v
RW 14 923 v
Petamburan RW 09 RT0 6 3 814 v
RW 10 RT 06 763 v
RW 04 RT 09 959 v
Kebon Kacang RW 05 RT 05 2 486 v
RW 07 RT 04 683 v
Kampung bali RW 09 RT 09 1 576 v
74 26
Sumber : Analisis Penulis 2013

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


67

Persebaran Kondisi
Pembuangan (Black
Water & Grey Water)

26%

74% Terpisah
Tidak Terpisah

Gambar 5.2Persebaran Kondisi Pembuangan (Blackwater dan Greywater)


Sumber : Analisis Penulis 2013

Data survey persebaran kondisi pembuangan limbah domestik


blackwater dan greywaterdidapat bahwa 74% responden memisahkan limbah
blackwater dan greywaterdan 26% responden tidak melakukan pemisahan
terhadap limbah domestik di masing-masing rumah mereka.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


68

5.1.3 Indikator Jarak Pengolahan Limbah Domestik ke Sumber Daya Air


Tabel 5.3Hasil Kuesioner Jarak antara Septic Tank ke Sumur Rumah Sendiridan
Septic Tank ke Rumah Tetangga
Jarak Antar
Jarak Antar
Septic Tank ke
Septic Tank Ke
Kuesion Jumlah Sumur
Kelurahan RW Sumur Rumah
Tetangga
er KK
> 10 < 10 > 10 < 10
m m m m
Batu Ampar RW 09 4 907 v v
RW 08 RT 1381 v v
09
RW 08 1219 v v
RW 09 RT 1240
09
Kramat Jati RW 06 3 1122 v v
RW 02 788 v v
RW 03 1093 v v
Cililitan RW 04 RT 5 1644 v v
08
RW 08 997 v v
RW 04 RT 1132 v v
07
RW 09 1178 v v
,RW 09 RT 1384 v v
10
Cawang RW 12 RT 4 820 v v
07
RW 05 RT 1097 v v
09
RW 08 RT 902 v v
07
RW 03 RT 1012 v v
09
Kalibata RW 11 RT 4 955 v v
11
RW 11 RT 1284 v v
12
RW 11 962 v v
RT10
RW 08 RT 1131 v v
08

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


69
Lanjutan Tabel 5.3

Jarak Antar
Jarak Antar
Septic Tank ke
Septic Tank Ke
Kuesion Jumlah Sumur
Kelurahan RW Sumur Rumah
Tetangga
er KK
> 10 < 10 > 10 < 10
m m m m
Rawa Jati RW 02 RT 2 517 v v
08
RW 03 618

Duren Tiga RW 09 RT 2 559 v v


10
RW 03 578 v v
Pengadegan RW 02 RT 2 649 v v
01
RW 01 RT 504 v v
08
Pancoran RW 04 2 717 v v
RW 01 893 v v
Cikoko RW 01 RT 1 278 v v
02
Bidacara Cina RW 04 5 1036 v v
RW 04 1438 v v
RW 10 RT 1275
10
RW 01 1243 v v
RW 10 RT 1751
03
Bali Mester RW 04 1 343 v v

Kampung RW 01 3 681 v v
Melayu
RW 01 681
RW 01 870 v v

Kebon Baru RW 10 RT 4 1005


01
RW 10 RT 1281
02
RW 06 RT 1000 v v
07
RW 13 1205 v v
Tebet Barat RW 02 4 1175 v v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


70
Lanjutan Tabel 5.3

Jarak Antar
Jarak Antar
Septic Tank ke
Septic Tank Ke
Kuesion Jumlah Sumur
Kelurahan RW Sumur Rumah
Tetangga
er KK
> 10 < 10 > 10 < 10
m m m m
RW 02 1004 v v
RW 04 1087 v v
RW 04 1342 v v
Bukit Duri RW 08 RT 5 1131 v v
09
RW 09 1515 v v
RW 09 1281 v v
RW 09 RT 1336 v v
10
RW 09 1686 v v
Manggarai RW 04 3 735 v v
Selatan RW 04 904 v v
RW 04 RT 1108 v v
06
Menteng Atas RW 10 4 1129
RW 10 906 v v
RW 13 RT 974 v v
08
RW 13 RT 1238 v v
08
Manggarai RW 01 4 872 v v
RW 02 1311 v v
RW 02 992 v v
RW 04 1143 v v
Pisangan Baru RW 14 5 1022 v v
RW 10 1631
RW 10 1245 v v
RW 14 1385 v v
RW 10 1777 v v
Kebon RW 04 RT 2 644
Manggis 08
RW 04 RT 812
08
Kayu Manis RW 06 RT 4 1289 v v
07
RW 05 RT 993
01
RW 05 RT 1090 v v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


71
Lanjutan Tabel 5.3
Jarak Antar
Jarak Antar
Septic Tank ke
Septic Tank Ke
Kuesion Jumlah Sumur
Kelurahan RW Sumur Rumah
Tetangga
er KK
> 10 < 10 > 10 < 10
m m m m
05
RW 05 RT 1273 v v
01
Pal Meriam RW 06 2 443 v v
RW 08 694 v v
Pasar Manggis RW 05 2 608
RW 05 RT 870 v v
05
Guntur RW 09 1 1321 v v
Setia Budi RW 07 1 1592
Menteng RW 10 3 597 v v
RW 10 811 v v
RW 10 641 v v
Pegangsaan RW 04 2 754
RW 04 638 v v
Gondangdia RW 02 RT 1 792 v v
11
Cikini RW 03 RT 1 783 v v
21
Kebon Sirih RW 07 1 304 v v
Karet Tengsin RW 07 RT 2 449
03
RW 07 RT 581
04
Bendungan RW 05 2 549 v v
Hilir RW 06 680 v v
Kebon Melati RW 07 RT 3 709
03
RW 14 RT 825 v v
01
RW 14 923
Petamburan RW 09 RT0 3 814 v v
6
RW 10 RT 763 v v
06
RW 04 RT 959 v v
09
Kebon Kacang RW 05 RT 2 486 v v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


72
Lanjutan Tabel 5.3
Jarak Antar
Jarak Antar
Septic Tank ke
Septic Tank Ke
Kuesion Jumlah Sumur
Kelurahan RW Sumur Rumah
Tetangga
er KK
> 10 < 10 > 10 < 10
m m m m
05
RW 07 RT 683 v v
04
Kampung bali RW 09 RT 1 576 v v
09
25 75 34 66
Sumber : Analisis Penulis 2013

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


73

Jarak antara Septic Tank


ke Sumur Rumah
Sendiri

25%

> 10 m
75% < 10 m

Gambar 5.3Jarak Antara Septic Tank ke Sumur Rumah Sendiri


Sumber : Analisis Penulis 2013

Jarak antara Septic Tank


ke Sumur Rumah
Tetangga

34%
> 10 m
66% < 10 m

Gambar 5.4 Jarak Antara Septic Tank ke Sumur Rumah Tetangga


Sumber : Analisis Penulis 2013

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan pada 100 responden yang
memiliki septic tankbahwa sekitar 75% septic tank memiliki jarak yang kurang
dari 10 meter, artinya ini tidak memenuhi standar yang berlaku yaitu harus lebih
dari 10 meter (BPLHD Provinsi DKI Jakarta, 2012). Kemudian jarak antara septic
tank ke sumur rumah tetangga sekitar 66% tangki septik masih kurang dari 10
meter, hal ini juga tidak sesuai dengan satndar dan peraturan pemerintah bahwa

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


74

jarak tersebut harus lebih dari 10 meter ke instalasi sumber daya air atau sumur,
seperti yang diatur dalam SNI 03-2398-2002 tentang tata cara perencanaan
bangunan MCK umum.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


75

5.1.4 Indikator Pengelolaan Limbah Domestik

Tabel 5.4Hasil Kuesioner Penyedotan Septic Tank danSumber Air Rumah Tangga

Berapa Tahun Sekali Disedot Sumber Air


Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK
Pernah Tidak Pernah Tanah PDAM
Batu Ampar RW 09 4 907 v v
RW 08 RT 09 1381 v v
RW 08 1219 v v
RW 09 RT 09 1240 v
Kramat Jati RW 06 3 1122 v v
RW 02 788 v v
RW 03 1093 v v
Cililitan RW 04 RT 08 5 1644 v v
RW 08 997 v v
RW 04 RT 07 1132 v v
RW 09 1178 v v
,RW 09 RT 10 1384 v v
Cawang RW 12 RT 07 4 820 v v
RW 05 RT 09 1097 v v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


76
Lanjutan Tabel 5.4

Berapa Tahun Sekali Disedot Sumber Air


Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK
Pernah Tidak Pernah Tanah PDAM
RW 08 RT 07 902 v v
RW 03 RT 09 1012 v v
Kalibata RW 11 RT 11 4 955 v v
RW 11 RT 12 1284 v v
RW 11 RT10 962 v v

RW 08 RT 08 1131 v v

Rawa Jati RW 02 RT 08 2 517 v v


RW 03 618 v

Duren Tiga RW 09 RT 10 2 559 v v

RW 03 578 v v
pengadegan RW 02 RT 01 2 649 v v
RW 01 RT 08 504 v v

Pancoran RW 04 2 717 v v
RW 01 893 v v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


77
Lanjutan Tabel 5.4

Berapa Tahun Sekali Disedot Sumber Air


Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK
Pernah Tidak Pernah Tanah PDAM
Cikoko RW 01 RT 02 1 278 v v
Bidacara Cina RW 04 5 1036 v v
RW 04 1438 v v v
RW 10 RT 10 1275 v
RW 01 1243 v v
RW 10 RT 03 1751 v

Bali Mester RW 04 1 343 v v

Kampung Melayu RW 01 3 681 v v

RW 01 681 v
RW 01 870 v v

Kebon Baru RW 10 RT 01 4 1005 v

RW 10 RT 02 1281 v
RW 06 RT 07 1000 v v
RW 13 1205 v v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


78

Lanjutan Tabel 5.4

Berapa Tahun Sekali Disedot Sumber Air


Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK
Pernah Tidak Pernah Tanah PDAM
Tebet Barat RW 02 4 1175 v v
RW 02 1004 v v
RW 04 1087 v v
RW 04 1342 v v
Bukit Duri RW 08 RT 09 5 1131 v v
RW 09 1515 v v
RW 09 1281 v v
RW 09 RT 10 1336 v v
RW 09 1686 v v
Manggarai RW 04 3 735 v v
Selatan RW 04 904 v v
RW 04 RT 06 1108 v v
Menteng Atas RW 10 4 1129 v
RW 10 906 v v
RW 13 RT 08 974 v v
RW 13 RT 08 1238 v v
Manggarai RW 01 4 872 v v
RW 02 1311 v v
RW 02 992 v v
RW 04 1143 v v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


79
Lanjutan Tabel 5.4

Berapa Tahun Sekali Disedot Sumber Air


Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK
Pernah Tidak Pernah Tanah PDAM
Pisangan Baru RW 14 5 1022 v v
RW 10 1631 v
RW 10 1245 v v
RW 14 1385 v v
RW 10 1777 v v
Kebon Manggis RW 04 RT 08 2 644 v
RW 04 RT 08 812 v
Kayu Manis RW 06 RT 07 4 1289 v v
RW 05 RT 01 993 v
RW 05 RT 05 1090 v v
RW 05 RT 01 1273 v v
Pal Meriam RW 06 2 443 v v
RW 08 694 v v
Pasar Manggis RW 05 2 608 v
RW 05 RT 05 870 v v
Guntur RW 09 1 1321 v v
Setia Budi RW 07 1 1592 v
Menteng RW 10 3 597 v v
RW 10 811 v v
RW 10 641 v v

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


80
Lanjutan Tabel 5.4

Berapa Tahun Sekali Disedot Sumber Air


Kelurahan RW Kuesioner Jumlah KK
Pernah Tidak Pernah Tanah PDAM
Pegangsaan RW 04 2 754 v
RW 04 638 v v
Gondangdia RW 02 RT 11 1 792 v v
Cikini RW 03 RT 21 1 783 v v
Kebon Sirih RW 07 1 304 v v
Karet Tengsin RW 07 RT 03 2 449 v
RW 07 RT 04 581 v
Bendungan Hilir RW 05 2 549 v v
RW 06 680 v v
Kebon Melati RW 07 RT 03 3 709 v
RW 14 RT 01 825 v v
RW 14 923 v
Petamburan RW 09 RT0 6 3 814 v v
RW 10 RT 06 763 v v
RW 04 RT 09 959 v v
Kebon Kacang RW 05 RT 05 2 486 v v
RW 07 RT 04 683 v v
Kampung bali RW 09 RT 09 1 576 v v
27 73 78 22
Sumber : Analisis Penulis 2013

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


81

Sebagian besar responden menggunakan air tanah sebagai sumber air baku
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, di samping itu juga banyak daerah
yang ditinggali responden ternyata memang belum termasuk daerah yang
mendapatkan pelayanan PDAM, sehingga hanya sedikit responden yang
menyatakan keinginannya untuk menjadi pelanggan PDAM, yang berdampak pada
sulitnya menentukan retribusi. Sedangkan bagi responden yang berlangganan air
perpipaan dari PDAM, mereka membayar retribusi sesuai dengan tarif yang telah
ditentukan oleh PDAM yang bersangkutan.
Sebagian besar responden tidak mengalami kendala terkait dengan
kontinuitas dari air baku yang berasal dari sumur. Adapun kendala yang ditemui
adalah pada saat kemarau, jumlah air yang dapat dimanfaatkan dari sumur ini tidak
terlalu melimpah layaknya pada saat musim hujan, namun masih tetap dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi keperluan sehari-hari.

Penyedotan Septic Tank pada Rumah


Tangga

27%

Pernah
73% Tidak Pernah

Gambar 5.5 Penyedotan Septic Tank Rumah Tangga


Sumber : Analisis Penulis 2013
Dari data yang diperoleh dari seluruh responden bahwa sekitar 73%
masyarakat yang memiliki septic tanktidak pernah menyedot septic tank yang
terdapat dirumah. Hal ini tidak sesuai dengan standar yang telah dibuat oleh
pemerintah dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 tahun 2008
tentang tata cara dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan luar gedung

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


82

dimana seharusnya tangki harus disedot setiap 2 sampai dengan 4 tahun sekali
tergantung dari kapasitas tangki septik dan laju pembuangan limbah domestik di
setiap rumah.
Berikut data tahun pembuatan septic tankyang ada dirumah masing-masing
responden yang memiliki septic tank :

Tahun Pembuatan Septic Tank


Tidak Tahu 1970-an 1980-an
1990-an 2000-an >2010

3%
17% 25%

10%
33% 12%

Gambar 5.6Tahun Pembuatan Septic Tank


Sumber : Analisis Penulis 2013

Sebagian besar tangki septik yang berada di rumah responden dibangun


bersamaan ketika rumah dibangun. Dikaitkan dengan data frekuensi tangki septik
dikosongkan, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden belum pernah
mengosongkan atau menyedot tangki septik yang berada di rumah mereka.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


83

Pendapatan Keluarga/Bulan
< Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000
Rp 2.000.000 - Rp 5.000.000
> Rp 5.000.000

13% 14%

24%
49%

Gambar 5.7Pendapatan Keluarga


Sumber : Analisis Penulis 2013

Dari sebagian besar responden memiliki pendapatan sebesar Rp.1.000.000


sampai dengan Rp.5.000.000 setiap bulannya, dan responden menyatakan bahwa
dengan pendapatan sebesar terbilang di atas hanya cukup untuk memenuhi
keperluan bulanan mendasar dan tidak jarang responden mengalami kesulitan
dalam mencari dana jika pengeluaran melebihi pendapatan bulanan yang
disebabkan oleh hal-hal yang di luar dugaan seperti berobat ke dokter, kecelakaan,
dan lain-lain, sehingga mengharuskan responden berhutang untuk mengatasi
defisit tersebut.
Keadaan finansial keluarga yang terbatas ini lah yang menyebabkan
sebagian besar responden enggan untuk mengeluarkan biaya untuk membayar
retribusi baik untuk berlangganan air perpipaan dari PDAM maupun untuk septik
komunal jika akan dibangun.
5.1.5 Indikator Kapasitas Rumah Tangga Dalam Membayar Layanan
Fasilitas Pengolahan Limbah Domestik

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


84

Keinginan Masayarakat Dalam Membayar


Retribusi Pengolahan Limbah

Tidak mau (Rp 0)


Rp 20.000 - Rp 35.000
Rp 35.000 - Rp 50.000
> Rp 50.000

4% 8%

21%
67%

Gambar 5.8Keinginan Masyarakat Dalam Membayar Retribusi


Sumber : Analisis Penulis 2013

Dilihat dari tingkat ekonomi masyarakat dalam hal membayar retribusi


PDAM dan pendapatan setiap KK per bulan. Dilakukan analisa dari data yang
didapat untuk memperkirakan biaya retribusi setiap rumah/KK, apabila
diberlakukan pemungutan biaya untuk pengolahan air limbah domestik secara
komunal (IPAL Komunal). Retribusi tersebut nantinya yang akan menjadi
parameter atau acuan pengelola atau stakeholder(pemangku kepentingan) untuk
mempertimbangkan pembangunan IPAL dan biaya operasional di wilayah tertentu.
Namun dari data 100 responden yang didapat, bahwa hanya 33%
KK/rumah yang mau membayar retribusi untuk IPAL komunal. Dari data tersebut
bisa dilihat pada gambar diatas, dimana 21% KK/rumah mau membayar retribusi
sebesar Rp.20.000,- sampai dengan Rp. 35.000,- per bulan, dan 4% responden
yang ingin membayar retribusi sebesar Rp.35.000,- sampai dengan Rp.50.000,- per
bulan, serta 8% ingin membayar lebih dari Rp.50.000,-.
Pilihan jumlah biaya retribusi tersebut ditentukan berdasarkan perhitungan
sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


85

Standar pemakaian air bersih (Kementrian PU, 1998)=120 l/orang/hari


Asumsi jumlah orang dalam 1 rumah (SNI 03-2398-2002)= 5 orang
Presentase air bersih menjadi air limbah (Kasim, 2005) = 80%
Pengeluaran PDAM kota metropolitan (IWDP, 2005) = Rp.1900,-/m3
Maka 120 x 5 = 600 l/hari
600 x 30 = 18.000 l/bulan = 18 m3
18 m3 x 80 % = 14,4
= 14,4 x Rp. 1900,-/m3
Rata-rata = Rp.27.000,-/ rumah

Dengan asumsi perhitungan berikut,maka didapat rentang pilihan jumlah


pembayaran seperti yang dijelaskan pada gambar diatas. Hasil perhitungan tersebut,
dilakukan dengan asumsi pemakaian air bersih bersumber dari PDAM, namun
kenyataannya sebagian besar responden menggunakan air tanah sebagai sumber air
baku yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, sehingga responden tidak
mengeluarkan biaya untuk retribusi layaknya responden yang menjadi pelanggan
PDAM, sehingga responden pun banyak yang menyatakan tidak mau untuk
membayar retribusi untuk pembangunan maupun pengelolaan tangki septik
komunal, dengan anggapan bahwa untuk keperluan air bersih saja tidak perlu
dikeluarkan biaya maka seharusnya berlaku pula untuk pengelolaan air limbah.
Di samping itu, banyak dari responden yang berpendapat bahwa IPAL
komunal ini bukan merupakan suatu fasilitas yang diperlukan karena responden
beranggapan bahwa pengolahan air limbah dengan tangki septik individual sudah
cukup untuk mengelola air limbah yang dihasilkan. Sebagian besar wilayah tempat
tinggal responden merupakan wilayah dengan kepadatan yang cukup tinggi,
sehingga sebagian besar responden menyatakan bahwa di daerah mereka tinggal
sudah tidak tersedia lagi lahan kosong atau lahan yang dapat dihibahkan untuk
dijadikan lahan untuk membangun IPAL komunal.
Di samping banyak dari responden yang berpendapat bahwa IPAL
komunal ini bukan merupakan suatu fasilitas yang diperlukan, tidak ada lahan yang
dapat disediakan untuk pembangunan IPAL ini yang juga menyebabkan responden

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


86

enggan untuk membayar retribusi untuk IPAL komunal karena sebagian responden
beranggapan bahwa dengan di daerah mereka tidak akan bisa dibangun suatu IPAL
komunal, maka mereka tidak merasa perlu untuk menyisihkan pendapatan untuk
membayar retribusi.

5.2 Indikator Ketersediaan Air, Pengaruh Kualitas Air Tanah Dengan Tangki
Septik
Berdasarkan hasil kuisioner yang didapat, masyarakat yang terdapat di
wilayah yang mengalami permasalahan ketersediaan air, mengatasinya dengan
melakukan pendalaman sumur dirumah mereka, bahkan tidak sedikit warga yang
membeli air untuk keperluan rumah tangga. Kemudian pada suatu wilayah
responden yang mengalami kekeringan air, masyarakat melakukan sosialisasi
untuk mengumpulkan warga yang belum terlayani oleh PDAM sehingga terdaftar
menjadi pelanggan PDAM dengan sistem perpipaan meteran induk.
Selain itu, untuk mengatasi permasalahan ketersediaan air di beberapa
wilayah yang mencakup 27% responden dari 37 kelurahan yang ada, dimana
permasalahan tersebut seperti air tersendat/tidak lancar, air keruh, dan kekeringan
air pada saat kemarau. Dengan kondisi tersebut, maka perlu adanya upaya teknis
seperti:
1) Pembuatan Sumur Resapan
Sumur Resapan adalah sistem resapan buatan yang berfungsi sebagai
penampung air hujan, dapat berupa sumur, parit atau alur taman resapan. Manfaat
Sumur Resapan antara lain dapat menampung dan menahan air hujan baik yang
melalui atap rumah maupun yang langsung ke tanah sehingga tidak langsung
keluar dari pekarangan rumah, tetapi mengisi kembali air tanah dangkal sebagai
sumber air bersih. Seperti diketahui bahwa pembuatan sumur resapan yang
berfungsi untuk menahan air hujan saat ini sangat diperlukan, karena kelangkaan
air pada saat musim kemarau akibat dari tidak tertahannya air hujan saat musim
penghujan. Selain itu kondisi air tanah yang tercemar menjadikan kita perlu
membuat resapan air agar memiliki cadangan air bersih.

2) Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB)

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


87

Manfaat LRB adalah untuk meningkatkan laju peresapan air hujan ke


dalam tanah, sehingga tidak terbuang percuma mengalir dipermukaan yang dapat
menyebabkan banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau, serta
menghindari terjadinya genangan yang menyebabkan merebaknya penyakit yang
dibawa oleh nyamuk, seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria.
Berikut fungsi dari Lubang Resapan Biopori (LRB) :
a. Pemanfaatan sampah organik
b. Memelihara biodiversitas tanah
c. Mengurangi emisi gas rumah kaca
d. Menyuburkan tanah
e. Memelihara kebersihan
f. Peresapan air
g. Menambah cadangan air
h. Mencegah genangan air
i. Mencegah pencemaran air
j. Mencegah bahaya banjir
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak PAM Jaya, telah
direncanakan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di beberapa wilayah
DKI Jakarta. Dengan melihat kondisi rawan air yang semakin mungkin untuk
terjadi, maka akan lebih baik jika pembangunan IPA tersebut segera
direalisasikan. Kendala kontinuitas sumber daya air juga dapat terjadi karena
adanya pencurian air pada jaringan distribusi. Untuk mengatasi pencurian air,
Pemerintah DKI Jakarta telah merencanakan pembentukan tim penertiban
pencurian air. Koordinasi yang baik antara pemerintah dengan mitra swasta sangat
dibutuhkan agar dapat mengatasi masalah pencurian air ini serta membantu
mengurangi tingkat kehilangan air.
Kemudian permasalahan yang muncul di daerah tersebut adalah kualitas
air tanah akibat peresapan yang buruk, ditambah lagi dengan jarak antara tangki
septik ke sumur yang sangat berdekatan membuat masyarakat sering mengeluhkan
kondisi air yang keruh, bau, dan tidak layak untuk keperluan mandi ataupun
memasak.Permasalahan tersebut juga muncul dari proses penyedotan yang

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


88

memungkinkan lapisan yang berfungsi untuk penyerapan tersedot keluar,


akibatnya tangki septik cepat penuh dan limbah tidak dapat meresap dengan baik.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini ialah dengan penggunaan
mikroba. Penggunaan mikroba sebenarnya telah lama dijadikan solusi alternatif
untuk mengatasi masalah ini, akan tetapi kebanyakan masyarakat tidak begitu
mengetahui dan ingin untuk mengatasi permasalahan kualitas yang ada pada
masing-masing rumah mereka dengan alasan tersendiri.
Salah satu mikroba yang sering digunakan ialah mikroba bioklin.
Mikroba ini dapat bekerja mengurai timbunan yang ada di tangki septik menjadi
cairan, dan juga dapat menetralisir bau sehingga air resapan bagus dan dapat
memperbaiki peresapan.Namun sayangnya, dari hasil wawancara di lapangan
bahwa belum ada responden yang telah mulai menggunakan mikroba bioklin
tersebut, padahal harga yang ada di pasaran relatif murah dan penggunannya
mudah yaitu tinggal menuangkan 1 liter bioklin ke tangki septik setiap 3-4 bulan
sekali dan akan bereaksi sekitar 3-7 hari.
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, masih banyak lagi
solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan pengolahan air limbah
domestik selain yang telah dibahas diatas. Banyak produsen besar yang
menawarkan tangki septik ramah lingkungan seperti biotank, biotech,
biogreen,biorich, safe tank, dan lain sebgainya, tinggal bagaimana masyarakat
sadar betul akan pola hidup yang higienis dan mau menjaga ekosistem
lingkungan.

5.3 Pemetaan Pengolahan Limbah Domestik


Pemetaan pengolahan limbah domestik yang diterapkan pada setiap
kelurahan pada objek penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


89

Gambar 5.9 Peta Pengolahan Limbah Domestik Kelurahan Batu Ampar Hingga Kelurahan Kampung Bali
Sumber : Analisis Penulis 2013

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


90

Dari gambar peta pengolahan limbah domestik diatas, terdapat tiga


kawasan dimana kawasan yang memiliki MCK dan septic tank, kawasan yang
memiliki MCK tetapi tidak memiliki septic tank, dan kawasan yang tidak
memiliki MCK dan septic tank. Dari 37 kelurahan tersebut,masing-masing adalah
sebagai berikut:
 Kawasan yang memiliki MCK dan septic tank terdapat pada
kelurahan Kramat Jati, Cililitan, Cawang, Kalibata, Rawajati,
Pengadegan, Pancoran, Cikoko, Bali Mester, Tebet Barat, Bukit
Duri, Manggarai Selatan, Manggarai, Guntur, Menteng, Kebon Sirih,
Petamburan, Kebon Kacang, Kampung Bali.
 Kawasan yang memiliki MCK tetapi tidak memiliki septic tank
terdapat pada kelurahan Batu Ampar, Rawa Jati, Menteng Atas,
Pisangan Baru, Kebon Manggis, Kayu Manis, Pasar Manggis,
Gondangdia, Cikini, Karet Tengah, Bendungan Hilir, Kebon Melati.
 Kawasan yang tidak memiliki MCK dan septic tank terdapat pada
kelurahan Bidara Cina, Kampung Melayu, Kebon Baru, Setia Budi,
Pegangsaan. Untuk kawasan ini perlu

5.4 Arahan Rekomendasi Untuk Mengatasi Permasalahan Pengolahan


Limbah Domestik
Mengacu kepada Kebijakan dan Strategi Nasional atau JAKSTRA dalam
penyelenggaraan sistem air limbah permukiman, merupakan acuan bagi kegiatan
yang terkait dengan penyelenggaraan sistem air limbah permukiman. Kebijakan
dan strategi tersebut masih bersifat umum sehingga dalam pelaksanaannya
memerlukan penjabaran lebih lanjut agar lebih operasional untuk pihak yang
berkepentingan. Di tingkat daerah, adopsi terhadap kebijakan dan strategi ini
memerlukan penyesuaian sesuai dengan karakteristik, kondisi serta permasalahan
dari masing-masing daerah yang bersangkutan (BPLHD, 2009).
Kebijakan dan strategi kemudian menghasilkan program-program yang
diharapkan dapat tercapai, seperti:

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


91

Tabel 5.5 Kebijakan dan Strategi Pengolahan Limbah Domestik


Kebijakan Strategi Indikasi Program
Peningkatan a. Peningkatan pelayanan dan kualitas  Program peningkatan kapasitas
Akses sistem air limbah pengolahan melalui
b. Pengembangan pelayanan sistem air pembangunan IPAL paket
limbah terpusat di perkotaan secara  Program peningkatan pelayanan
bertahap berdasarkan tanggap air limbah melalui sistem terpusat
kebutuhan (sewerage) di perkotaan
c. Meningkatkan cakupan pelayanan air  Program pembinaan peningkatan
limbah yang dikelola secara langsung peran pemerintah
oleh masyarakat provinsi,kab/kota dalam
d. Meningkatkan kinerja BUMD dan pengembangan prasarana dan
penyelenggara lainnya dalam sarana air limbah
pengelolaan air limbah  Program pembangunan prasarana
e. Prioritas pembangunan pada dan sarana air limbah untuk
masyarakat daerah miskin dan rawan masyarakat berpenghasilan
penyakit terkait air rendah
f. Mendorong kerjasama antar kota/kab  Program optimalisasi, rehabilitasi
dalam upaya melindungi badan air dan ekstensifikasi prasarana dan
dari pencemaran air limbah domestik sarana air limbah (IPAL dan
IPLT)
 Program pembinaan dan
peningkatan kinerja prasarana
dan sarana air limbah
 Program pembinaan dan
peningkatan prasarana dan sarana
air limbah untuk daerah tertentu :
daerah endemi, bencana,
terpencil, pulau kecil, dan
kawasan perbatasan
 Program pengembangan ilmu
pengetahuan dan tekknologi tepat
guna
a. Mendorong peningkatan alternatif  Program peningkatan
Pendanaan sumber pembiayaan yang murah dan pembiayaan pengelolaan air
berkelanjutan limbah
b. Mendorong peningkatan prioritas  Program peningkatan kerjasama

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


92
Lanjutan Tabel 5.5

Kebijakan Strategi Indikasi Program


pendanaan pemerintah daerah dalam pemerintah dan swasta dalam
pengembangan sistem pengelolaan air penyelenggaraan prasarana dan
limbah sarana air limbah
c. Meningkatkan pembiayaan melalui  Program replikasi SANIMAS
kemitraan pemerintah dan swasta
d. Penyelenggaraan prasarana dan
sarana air limbah berbasis masyarakat

Peran Serta a. Meningkatkan kesadaran masyarakat  Program sosialisasi dan


Masyarakat terhadap perlunya perilaku hidup kampanye dalam pendidikan
bersih dan sehat (PHBS) lingkungan dan kepedulian
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat lingkungan
dalam pembangunan dan pengelolaan  Program pembangunan prasarana
air limbah dan sarana air limbah berbasis
c. Peningkatan kesadaran masyarakat masyarakat
untuk merubah prilaku tidak
membuang tinja ditempat terbuka
(open defacation free)

Kelembagaan a. Meningkatkan koordinasi dan  Program bantuan teknis


kerjasama antar kegiatan dan antar penyelenggaraan kelembagaan
wilayah dalam pembangunan prasarana dan sarana air limbah
pengolahan air limbah  Program bantuan teknis
b. Fasilitasi peningkatan manajemen pembentukan badan pengelola air
pembangunan air limbah di daerah limbah
c. Fasilitasi peningkatan pengelolaan air  Program peningkatan koordinasi
limbah melalui pelatihan dan dengan sektor lain
pendidikan sumber daya manusia  Program peningkatan
yang kompeten pengawasan kualitas air limbah
permukiman
 Program peningkatan kemauan
politik (politic will) dalam
penanganan air limbah
 Program peningkatan kapasitas
kelembagaan dan sumber daya
manusia
Peraturan dan a. Revisi peraturan perundang-  Program pengembangan

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


93

Lanjutan Tabel 5.5


Kebijakan Strategi Indikasi Program
Perundang- undangan yang melakukan perangkat hukum antara lain : PP,
unangan pengaturan terhadap BUMD yang Permen, Standar, Pedoman dan
bergerak dalam pembangunan dan Manual (SPM) dalam
pengelolaan air limbah penyelenggaraan sistem air
b. Peningkatan forum nasional limbah permukiman
pengelolaan air limbah dalam  Program fasilitasi (bantuan
mendorong pelaksanaan pengaturan teknis) penyusunan peraturan
yang lebih baik daerah dalam penyelenggaraan
c. Meningkatkan tersedianya NSPM sistem air limbah permukiman
atau norma, standar, pedoman, dan
manual dalam pengembangan sistem
pembuangan air limbah
Sumber : BPLHD DKI Jakarta 2009

Penjabaran lebih lanjut tentang arahan rekomendasi atau kebijakan dan


strategi untuk mengatasi permasalahan pengolahan limbah domestik jika dilihat
pada indikator-indikator yang ada, maka keadaan yang terjadi di wilayah
kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan Kampung Bali dipengaruhi oleh
indikatorpengolahan air limbah domestik, pembuangan limbah domestik, jenis
tempat tinggal, sumber daya air, jarak sumber daya air ke sistem pengolahan air
limbah domestik, topografi wilayah, kapasitas rumah tangga/masyarakat dalam
membayar layanan fasilitas pengolahan limbah domestik, peran kelembagaan
masyarakat, dan tingkat pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan maka perlu
adanya prioritasdalam membuat kebijakan dan pelaksanaan terhadap daerah yang
berada dibawah garis kemiskinan terutama KK/rumah yang bermukim di bantaran
sungai Ciliwung, dimana pemukiman tersebut memiliki pengolahan limbah
domestik yang buruk bahkan tidak melakukan pengolahan sama sekali. Tentunya
prioritas ini juga disertakan dengan kompensasi yang diberikan kepada warga
bantaran sungai, seperti relokasi tempat tinggal layak huni sehingga dengan salah
satu usaha ini dapat mencegah pencemaran air yang terjadi di sungai Ciliwung.
Namun kenyataan yang ada di lapangan, bukan berarti warga yang tidak
tinggal di bantaran atau rumah yang memiliki instalasi pengolahan limbah

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


94

domestik yaitu MCK dan septic tanktidak memberikan kontribusi terhadap


pencemaran air atau pencemaran lingkungan. Seperti yang telah dijelaskan diatas
bahwa secara garis besar warga yang memiliki septic tank tidak melakukan
penyedotan tinja secara berkala sesuai standar yang berlaku, masih banyak septic
tankdibangun kurang dari 10 meter sesuai standar yang berlaku, tidak melakukan
pemisahan pembuangan blackwater dan greywater.
Begitu juga masih ada warga (bukan bantaran sungai) yang tidak
memiliki septic tank. Dari jumlah sampel pada penilitian ini didapat bahwa
kawasan yang memiliki MCK tetapi tidak memiliki septic tank terdapat pada
kelurahan Batu Ampar, Rawa Jati, Menteng Atas, Pisangan Baru, Kebon
Manggis, Kayu Manis, Pasar Manggis, Gondangdia, Cikini, Karet Tengah,
Bendungan Hilir, Kebon Melati.Ditambah lagikawasan yang tidak memiliki MCK
dan septic tank terdapat pada kelurahan Bidara Cina, Kampung Melayu, Kebon
Baru, Setia Budi, Pegangsaan.
Untuk kawasan ini perlu adanya kebijakan dan penyuluhan untuk
mengatasi masalah ini sehingga warga sadar akan lingkungan yang higienis dan
dampak dari perilaku masarakat yang tidak melakukan pengolahan limbah
domestik secara baik. Sehingga setiap faktor dan indikator penyebab masalah
yang ada dapat teratasi dengan baik.
Pada beberapa wilayah di kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan
Kampung Bali dimana tingkat pendidikan di wilayah ini tergolong masih rendah.
Hal ini dapat terlihat dari masih sedikitnya penduduk yang dapat menamatkan
pendidikan hingga jenjang sekolah menengah atas (SMA). Tingkat pendidikan
akan berpengaruh dalam kualitas ekosistem lingkungan di wilayah tersebut.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, dapat mendorong pemahaman orang
tersebut mengenai kondisi ekosistem di lingkungannya. Dengan tingkat
pendidikan yang tinggi diharapkan akan ada gerakan untuk menjaga lingkungan
dari kerusakan yang mungkin terjadi sehingga permasalahan akibat pengolahan
limbah domestik yang buruk juga dapat teratasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penyuluhan berkala yang menjelaskan fakta-fakta yang dapat dialami masyarakat
bila tidak dilakukannya upaya pencegahan pencemaran sejak dini dan sosialisi
akan pentingnya lingkungan higienis dengan pengolahan limbah domestik yang

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


95

baik. Dengan demikian, diharapkan muncul kesadaran pada tiap elemen


masyarakat.
Selain itu juga upaya untuk mengembalikan fungsi saluran dengan
membudayakan kembali gotong royong secara berkala baik itu satu bulan sekali,
dua minggu sekali, bahkan seminggu sekali seperti yang telah digalakkan sejak
jaman orde baru dulu, namun budaya ini secara perlahan telah ditinggalkan oleh
masyarakat.
Skema rekomendasi untuk mengatasi pencemaran air akibat limbah
domestik yang ada di kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan Kampung
Bali sangat erat kaitannya dengan kondisi fasilitas sanitasi yang tidak baik yang
mengakibatkan munculnya kontaminasi pada sumber air. Kontaminasi tersebut
dapat berasal dari pembangunan septic tank yang tidak sesuai dengan kriteria.
Selain dari kondisi sanitasi yang tidak mendukung, kontaminasi sumber daya air
juga dapat berasal dari kebocoran pipa. Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan
sarana sanitasi limbah cair agar pencemaran tidak terus berlanjut.
Terkait dengan retribusi masyarakat apabila diberlakukan pembayaran
untuk IPAL komunal maka perlu rekomendasi lain seperti:
1. Pembangunan dan operasional IPAL komunal dibangun dengan
menggunakan alokasi melalui APBD atau APBN (Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah/Negara)
2. Mengklasifikasikan biaya atau pembayaran retribusi melalui
pemakaian air bersih setiap KK/rumah
3. Memberikan insentif kepada warga yang membayar retribusi dengan
maksud mendorong warga yang lain agar terdorong untuk membayar
retribusi IPAL komunal
Beberapa cara penanggulangan pencemaran air akibat pengolahan limbah
domestik sering kali mendapat kendala dari aspek koordinasi antar instansi atau
lembaga pemerintah yang mempunyai kewenangan, Untuk itu, setiap kebijakan
dan rencanasanitasi lingkungan membutuhkan tindakan atau yang terkoordinasi
dari setiap sektor yang berbeda. Sebagai contoh, upaya penanggulan yang
dilakukan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLHD) tahun 2013 yang
telah menetapkan beberapa program seperti:

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


96

1. Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan


membuat sistem Environmental Pollution Control Manager atau
EPCM.
2. Mengawasi pembuangan dan pemanfaatan limbah B3
3. Mengurangi beban pencemaran air dari kegiatan domestik
Dimana setiap rencana dan kebijakan yang telah dibuat oleh masing-
masing wilayah yang di lewati oleh sungai Ciliwung baik itu pemerintah pusat,
pemerintah Provinsi DKI Jakarta ataupun pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat
melakukan koordinasi . sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.38 tahun 2007
tentang pembagian kewenangan pembangunan sanitasi untuk mengatasi
permasalahan pencemaran air akibat pengolahan limbah domestik. Pembagian
kewenangan tersebut meliputi aspek pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan
pengawasan.
Berikut adalah skema rekomendasi berdasarkan kebijakan dan strategi
(JAKSTRA) Direktorat Jendral Ciptakarya Kementrian Pekerjaan Umum tahun
2013 untuk mengatasi pencemaran air akibat limbahdomestik yang ada di
kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan Kampung Bali.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


97

Strategi Kebijakan Pelaksanaan

Gambar 5.10Skema Arahan Rekomendasi Untuk Mengatasi Permasalahan Akibat Pengolahan Limbah Domestik di Kelurahan Batu Ampar Sampai Dengan Kelurahan Kampung Bali
Sumber : Analisis Penulis 2013

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


98

Dari skema diatas dapat dilakukan identifikasi mengenai hubungan


antara sungai ciliwung dengan manusia-manusia yang hidup di sepanjang daerah
alirannya. Ciliwung yang dizaman purbakala dimuliakan dan di jaga sebagai
sumber air yang utama, kemudian mengalami perusakan dan pencemaran parah
akibat faham kapitalisme yang cenderung eksploitatif. Perubahan sikap manusia
atas ciliwung mengakibatkan sungai itu mengalami perubahan peran ekologis.
sungai utama yang membelah jakarta itu, yang dulu merupakan mata air dan
sumber kehidupan, kini telah berubah menjadi sumber air mata akibat banjir dan
bencana lain yang seringkali terjadi.
Dengan segala fenomena yang terjadi dilakukan banyak penelitian,
kajian, bahkan sampai ke tataran pembuatan kebijakan untuk mengatasi segala
permasalahan pencemaran sungai Ciliwung. Namun sperti menemukan jalan
buntu, makin hari populasi penduduk bertambah di sepanjang aliran sungai
Ciliwung dimana beban pencemaran akibat bertambahnya penduduk tidak
bersamaan dengan pengolahan yang baik dari limbah domestik yang dihasilkan
setiap harinya.
Program-program jangka pendek seperti sosialisasi tentang pengolahan
limbah, penertiban pemukiman liar dengan memberikan kompensasi rumah layak
huni harus segera direalisasikan dengan ketentuan-ketentuan tersendiri terhadap
masyarakat yang akan mendapatkan rumah tersebut. Misalnya, masyarakat yang
tinggal di bantaran sungai harus memiliki kartu tanda penduduk untuk
mendapatkan rumah baru yang diberikan oleh pemerintah. Sebagian besar
masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai Ciliwung tergolong
masyarakat yang kurang mampu, hal yang bersamaan seperti peningkatan taraf
ekonomi dengan membuat program pelatihan untuk melatih keterampilan
masyarakat juga bisa diterapkan untuk mendukung keinginan masyarakat
sehingga bersedia di relokasi.Hal ini harus dilakukan untuk mengembalikan
fungsi tata guna lahan sebagaimana mestinya. Sudah saatnya pemberian sanksi
yang tegas dilakukan demi berjalannya penegakan hukum dalam rangka keperluan
hidup orang banyak di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Normalisasi saluran yang mengacu pada kebijakan program drainase
sasaran RP JMN 2010-2014 Kementrian Pekerjaan Umum tahun 2013 tentang

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


99

pengurangan genangan banjir di kawasan strategis perkotaan maka perlu didukung


dengan kebijakan seperti :
1. Pemantapan keterpaduan penanganan pengendalian banjir dan
sektor/sub sektor terkait lainnya berdasarkan keseimbangan tata
air
2. Mengoptimalisasikan sistem drainase yang ada
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelolaan
4. Mendorong dan memfasilitasi pemerintah dalam pengembangan
sitem drainase yang efektif, efisien dan berkelanjutan
5. Pengembangan alternatif sumber pmbiayaan
Dengan program-program seperti pemberdayaan masyarakat, program
pengembangan kelembagaan, dan program pengembangan kinerja pengelolaan
persampahan dan drainase. Program-program jangka panjang seperti ini harusnya
tidak lagi dilakukan setelah bencana menimpa, akan tetapi langkah-langkah
tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya bencana.
Terkait fasilitas sanitasi perlu adanya sosialiasi dan membuat sanksi
kepada setiap masyarakat yang tidak memiliki instalasi pengolahan air limbah
dalam hal ini yaitu tangki septik. Tindakan tersebut tentunya harus bersamaan
dengan sosialisasi secara menyeluruh dan memastikan setiap masyarakat
mengetahui informasi penting tersebut, seperti memberikan informasi tentang
konsep ekoteknologi artinya instalasi pengolahan dimana operasionalnya mudah
dan biaya yang terjangkau.
Memberikan insentif atau ganti rugi dan kemudahan bagi masyakat yang
taat kepada aturan, contohnya masyarakat yang ikut membayar retribusi untuk
pengolahan limbah domestik diberikan potongan harga untuk membayar listrik,
air PDAM, ataupun dalam membayar pajak lainnya. Sehingga upaya memberikan
sanksi diharapkan adalah cara terkahir yang diberikan kepada masyarakat.
Dilakukan rekomendasi pengelolaan limbah domestik yang diterapkan
pada setiap kelurahan pada objek penelitian pemetaan rekomendasi pengolahan
limbah domestik dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


100

Gambar 5.11 Peta Rekomendasi dan Arahan Pengolahan Limbah Domestik Kelurahan Batu Ampar Hingga Kampung Bali
Sumber : Analisis Penulis 2013

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


101

Tujuan dibangunnya IPAL komunal merupakan usaha untuk


meningkatkan keinginan dan kemampuan masyarakat untuk mengolah
limbah mereka sendiri. Harapannya dengan dibangunnya infrastruktur
tersebut dapat meningkatkan akses masyarakat untuk melakukan pengolahan
limbah.Sasaran pengguna dari pelaksanaan IPAL ini adalah individu,
kelompok, institusi dari para pemangku kepentingan (stakeholder) yang
terlibat langsung maupun tak langsung dalam penyelenggaraan pembangunan
IPAL diantaranya adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten atau Kota, Pengembang Perumahan atau Permukiman, Kelompok
Masyarakat pengelola (KSM).Pelaksanaan prasarana dan sarana air limbah
ini meliputi tahapan persiapan, pemilihan lokasi, perencanaan, penyiapan
kelembagaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan, monitoring
dan evaluasi.
Aspek teknis terdiri dari tujuan, sasaran, pra-konstruksi, konstruksi,
dan pasca konstruksi, termasuk sumber pendanaan. Aspek sosial dan
kelembagaan mencakup mekanisme pelaksanaan, sosialisasi,organisasi
pengelola, operasional dan pemeliharaan, pelaporan serta termasuk
monitoring dan evaluasi.
Di dalam pemilihan teknologi pengolahan air limbah yang akan
diterapkan idealnya tidak menggunakan energi listrik dan elevasinya sedapat
mungkin berada pada elevasi terendah dari seluruh jaringan perpipaan.
Teknologi yang dapat diterapkan dalam pengolahan air limbah di kawasan
RSH iniadalah Anaerobic Filter Reactor (AFR), Anaerobic Fluidized Bed
(AFB) dan Anaerobic Baffled Reactor (ABR). Semua teknologi ini
memanfaatkan bakteri anaerobik untuk menguraikan materi organik yang
terdapat di dalam air limbah.
Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan secara teknis terbagi dalam 3
(tiga) komponen yaitu :
a) Sambungan rumah
b) Jaringan perpipaan air limbah beserta bangunan pelengkapnya (manhole)
c) Bangunan IPAL

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


102

Sambungan Rumah (SR) adalah prasarana dan sarana pembuangan


air limbah di persil yang terdiri dari pipa tinja dari kloset, pipa non tinja dari
tempat cuci dan perangkappasir/lemak, pipa non tinja darikamar mandi.Pipa
persil (menyalurkan bersama-sama ke bak kontrol pekarangan), dan bak
kontrol akhir. Berikut contoh gambar kontruksi sambungan rumah dengan
jaringan pipa (Kementrian PU, 2012).

Gambar 5.12 Konstruksi Sambungan Rumah


Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum 2012

Sistem jaringan perpipaan air limbah merupakan jaringan pipa air limbah
mulai dari masing–masing sambungan rumah sampai dengan pipa induk menuju
IPAL.Jaringan perpipaan air limbah harus di lengkapi manhole di setiap
pertemuan pipa air limbah, belokan pipa air limbah serta perubahan diameter pipa
air limbah, sehingga dapat diminimalisir kemungkinan penyumbatan dalam pipa
air limbah.
Secara umum, operasi dan pemeliharaan bertujuan meminimalkan
ganggunan operasional sistem pengolahan air limbah yang ada, sehingga sistem

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


103

pengolahan air limbah dapat berjalan dan berfungsi dengan baik.Biaya operasi dan
pemeliharaan IPAL ini diharapkan berasal dari iuran masyarakat pengguna dan
pemerintah daerahselama aset prasarana dan sarana air limbah sudah dihibahkan
ke pemerintah daerah dan lahan prasarana dan sarana air limbah sudah diserahkan
ke pemerintah daerah oleh pengembang atau masyarakat (Kementrian PU, 2012).
Dari gambar peta rekomendasi diatas, dilakukan analisa melalui data dari
responden terkait dengan ketersediaan lahan di daerah tersebut dan peran serta
masyarakat dalam membayar retribusi untuk pembangunan instalasi pengolahan
limbah domestik yaitu terdapat di kelurahan Cawang dan kelurahan Menteng.
Selain itu, jika ditinjau dari kepadatan perumahan penduduk yang ada di wilayah
tersebut, kelurahan Cawang dan kelurahan Menteng bukan merupakan wilayah
dengan kepadatan penduduk yang tinggi.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


104

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan antara lain:
1. Hasil pengamatan dari pengolahan air limbah domestik di kelurahan
Batu Ampar sampai dengan kelurahan Kampung Bali menunjukkan
bahwa 79% memiliki tangki septik dan 21% responden belum memiliki
tangki septik, untukkondisi pembuangan (blackwater dan greywater)
menunjukkan bahwa 74% responden memisahkan limbah blackwater
dan greywaterdan 26% responden tidak melakukan pemisahan limbah.
Ditinjau dari jarak pengolahan limbah domestik ke sumber daya air atau
sumur didapatkan bahwa sekitar 75% septic tank memiliki jarak yang
kurang dari 10 meter.
2. Dari hasil pemetaan didapatkan bahwa kelurahan yang memiliki MCK
tetapi tidak memiliki septic tank terdapat pada kelurahan Batu Ampar,
Rawa Jati, Menteng Atas, Pisangan Baru, Kebon Manggis, Kayu
Manis, Pasar Manggis, Gondangdia, Cikini, Karet Tengah, Bendungan
Hilir, Kebon Melati.Ditambah lagikawasan yang tidak memiliki MCK
dan septic tank terdapat pada kelurahan Bidara Cina, Kampung Melayu,
Kebon Baru, Setia Budi, Pegangsaan, selanjutnya dilakukan pemetaan
rekomendasi air limbah domestik.
3. Instalasi pengolahan air limbah domestik secara komunal yang terletak
di kelurahan Cawang dan kelurahan Menteng sebagai salah satu upaya
efektif dan efisien untuk mengurangi beban pencemar, merevitalisasi
badan air, dan memperbaiki kualitas sumber daya air. Dengan
melakukan perkiraan perhitungan terkait retribusi masyarakat, maka
diperoleh hasil bahwa 33% responden/masyarakat mau membayar
retribusi untuk fasilitas pengolahan limbah domestik secara komunal,
kemudian 67% responden/masyarakat tidak bersedia membayar

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


105

retribusi, bahkan menganggap bahwa fasilitas pengolahan limbah domestik


secara komunal tidak dibutuhkan untuk saat ini.

6.2 Saran
Dari identifikasi dan pemetaan 100 responden pada setiap RW di
kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan Kampung Bali, teridentifikasi
pengolahan air limbah domestik yang ada. Perlu adanya identifikasi dan
pemetaan secara komprehensif dan terperinci untuk warga atau rumah yang ada
di bantaran sungai Ciliwung, dan juga efektifitas IPAL dalam mengolah air
limbah domestik di daerah yang akan dilayani. Sehingga dari seluruh pemetaan
yang ada, dapat mengetahui kondisi dan solusi dari pengolahan air limbah
domestik diseluruh wilayah DKI Jakarta, terutama wilayah yang dilewati oleh
DAS Ciliwung.
Dengan data secara keseluruhan yaitu terdiri dari perumahan setiap
RW, RT, dan pemukiman liar dapat dilakukan analisa lebih lanjut terkait
dampak yang diberikan akibat pengolahan air limbah domestik terhadap badan
air dan juga kaitannya terhadap kualitas air sungai Ciliwung.

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


106

DAFTAR PUSTAKA

Ali, F. (2013, November 26). Mungkinkah Kita Bisa Mencegah Datangnya


Bencana Ekologi di Ibukota DKI Jakarta? Konsultasi dan Diskusi Publik
Masalah Banjir, Genangan, Rob, Penurunan Muka Tanah, dan Degradasi
Lingkungan Pesisir Ibukota NKRI. Depok, Jawa Barat, Indonesia .

Azwar, Azrul, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Mutiara, Jakarta, 1995.

Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane,


2012, Bogor.

BPDAS Citarum-Ciliwung. (2007). Monev DAS Ciliwung untuk Pengendalian


Bencana Banjir. Jakarta.

BPLHD (2009). Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. Jakarta.

BPLHD (2013). Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. Jakarta.

BPS Provinsi DKI Jakarta. (2009). Provinsi DKI Jakarta Per Kabupaten/Kota
Tahun 2010. Retrieved from Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta:
http://jakarta.bps.go.id/index.php

Debataradja,M, Pembuanagan Tinja dan Air Limbah, Medan, SPPH, 1999.

Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup . (2013). Konsultasi
Publik Pembangunan Terpadu Ibu Kota Negara. Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta.

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum Republik


Indonesia. (2009). Review Masterplan dan Desain Engineering Drawing
Air Limbah Kota Jakarta. PT Waseco Tirta

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Pengembangan Penyehatan


LingkunganPermukiman, Departemen Pekerjaan Umum Republik
Indonesia. (2012).Buku Pedoman Umum Pengelolaan Air Limbah Skala
Kawasan di Rumah Sederhana Sehat (RSH). Jakarta

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


107

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum Republik


Indonesia. (2013). Kebijakan dan Strategi Nasional Sektor Air
Limbah. Jakarta.
Djonoputro, E. R., Blackett, I., & Weitz, A. (2011). Opsi Sanitasi Yang
Terjangkau Untuk Daerah Spesifik. Indonesia: Water and Sanitation Program.
Environmental Protection Administration. (2010, Maret 18). Industrial
Wastewater Treatment.Retrieved from Environmental Protection
AdministrationExecutiveYuan, R.O.C (Taiwan):
(http://www.epa.gov.tw/en/epashow.asp)

Fachrul, M. F., Hendrawan, D., & Sitawati, A. (2007). Land Use and Water
Quality Relationships in The Ciliwung River Basin, Indonesia.
International Congress on River Basin Management (pp. 576-582).
Turkey: General Directorate Of State Hydraulic Works.

Hadi, A.2007. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. Jakarta:


PT. Gramedia Pustaka Utama

Hammer, M.J., 1986, Water and Wastewater Technology SI Version, John Wiley
& Sons, Singapore.

Hendrawan, D., Widarnako, S., Moersidik, S. S., & Triweko, R. W. (2013).


Evaluation of Centralized WWTP and The Need of Communal WTP in
Supporting Community-Based Sanitation in Indonesia. European
Scientific Journal, 229-239.

JICA 1990, The Study On Urban Drainage and Waste Water Disposal Project In
The City Of Jakarta.

Kamarudin, M. (2011, November 30). Pemetaan Sistem Sanitasi - Kriteria


Pemilihan Lokasi. (M. Kamarudin, Performer) Sosialisasi dan Pemahaman
Tentang Penanganan Sanitasi Lingkungan, Jakarta, DKI Jakarta,
Indonesia.

Kementerian Pekerjaan Umum Nomor 24 tentang Tata Cara dan


MetodePemeliharaan dan Perawatan Bangunan Luar Gedung, 2008

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


108

Kompas. 26 November 2013. "Jokowi Minta Warga Jakarta Ikut Buat


Terobosan".

Kompas. 12 Februari 2012. "Limbah Domestik Bantaran Kali Ciliwung."

Linsley, Ray K. et.all. 1980. Applied Hydrology. New Delhi: Tata McGraw Hill
Publication. Co.

Lubis, R. M., & Arma, A. J. (2003). Teknik Sampling Dalam Pelaksanaan


Penelitian. Info Kesehatan Volume VII No.1.

Metcalf & Eddy (2003). Wastewater Engineering Treatment and Reuse. MC.
Graw- Hill. New York. America

Movahedyan, H., Assadi, A., Parvaresh, A., 2007, Performance Evaluation of an


Anaerobic Baffled Reactor Treating Wheat Flour Starch Industry
Wastewater, Iran Journal Environment Health Science Engineering,
Vol. 4, No. 2, 77-84.

Mustafa, Hasan. (2000). Teknik Sampling. Rertrivied September 20, 2009 from:
(http://home.unpar/hasan/sampling.doc. Diakses tanggal 15 Desember
2013)

National Capital Integrated Coastal Development. (2013).


(http://ncicd.com/tantangan-ncicd/kualitas-air/. Diakses tanggal 13
September 2013)

Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. (2012). Laporan Status


Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Tahun 2012. Jakarta: Badan Pengelola Lingkungan hidup Daerah
(BPLHD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2009, Juni 9). Geografis Jakarta. Retrieved
from jakarta.go.id: http://www.jakarta.go.id/web/news/2008/01/Geografis-
Jakarta.

Richard Balance (eds). 1996. Water Quality Monitoring - A Practical Guide to the
Design and Implementation of Fresh Water Quality Studies and

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


109

Monitoring Program. Published on Behalf of UNEP, WHO. Cornwall: TJ


Press Ltd)

Riduwan. (2008). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:


Alfabeta.

Sarwadi, H, Pelatihan Pengawasan Kualitas Kesehatan Lingkungan Pemukiman,


Depkes RI, 1996.

Sawyer, C. N., Mc Carty, P. L., & Parkin, G. F. (2003). Chemistry for


Environmental Engineering and Science 5th Editon. Singapore: Mc Graw-
Hill.

SNI 03-2398-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan Tangki Septik


Dengan Sistem Resapan.

Trofisa, D. (2011, Juni). Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung


Pencemaran Sungai Ciliwung di Segmen Kota Bogor. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.Retrieved from
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/48262/E111dtr.pdf

UN (2000). United Nations Millenium Development Goals.

US EPA’s. 2008. "Water Quality Modeling to Support Management Actions


Workshop" .Baltimore, MD

Walpole, Ronald E., 1995, Pengantar Statistika, Edisi ke 3, PT. Gramedia


PustakaUtama, Jakarta

WMO, 1998.“Manual on Water Quality Monitoring: Planning and


Implementation of Sampling and Field Testing, Operational Hydrology”
Report No. 27, World Meteorological Organization dalam Jamie Bartam

WSP (Water and Sanitation Program). 2008. Manual pelaksanaan Program


Sanitasi Total & Pemasaran Sanitasi (SToPS).

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


110

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Kepada Rsponden

DATA RESPONDEN:
1. Nama Responden :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Pendidikan Terakhir :
5. Lokasi Pengisian Kuesioner :
6. Tanda Tangan :

Terimakasih atas kesediaan Bapak/ Ibu dalam mengisi kuesioner ini.


Semua informasi yang telah diberikan ini hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.

Hormat saya,
Muhammad Anugerah

Pertanyaan:
1. Apakah di rumah Anda terdapat toilet atau MCK?
a. Ada
b. Tidak ada
2. Apakah ada septic tank (tangki septik) di rumah Anda?
a. Ada
b. Tidak ada
3. Jika tidak ada, kemanakah air limbah dibuang?
a. Langsung dibuang ke badan air sungai
b. Ditimbun di dalam tanah
4. Apakah pembuangan air limbah dari dapur terpisah dengan air limbah
dari kamar mandi?
a. Ya

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


111

b. Tidak
5. Berapa kira-kira jarak antara septic tank (tangki septik) ke sumur yang
ada di rumah anda?
a. > 10 meter
b. < 10 meter
6. Berapa kira-kira jarak antara septic tank (tangki septik) ke sumur
tetangga?
a. > 10 meter
b. < 10 meter
7. Berapa kali septic tank (tangki septik) rumah anda disedot/dikosongkan?
a. 1 tahun sekali
b. 2 tahun sekali
c. 3 tahun sekali
d. 4 tahun sekali
e. Tidak pernah
8. Sumur air yang ada di rumah Anda berasal dari mana?
a. Air tanah
b. PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)
c. Air permukaan (Sungai)
9. Jika sumber air dirumah anda beasal dari PDAM, berapa retribusi yang
anda
a. < Rp. 50.000,-
b. Rp. 50.000,- s/d Rp. 70.000,-
c. Rp. 70.000,- s/d Rp. 100.000,-
d. > Rp. 100.000,-
10. Jika di daerah tempat tinggal Anda akan dibangun tangki septik
bersama/komunal, berapa biaya yang mau anda bayar untuk retribusi
tersebut?
a. Tidak mau (Rp. 0,-)
b. Rp. 20.000,- s/d Rp. 35.000,-
c. Rp. 35.000,- s/d Rp. 50.000,-
d. > Rp. 50.000,-

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


112

11. Berapa pendapatan keluarga setiap bulan?


a. < Rp. 1.000.000,-
b. Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,-
c. Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,-
d. > Rp. 5.000.000,-
12. Jika dirumah anda terdapat septic tank (tangki septik), pada tahun berapa
tangki septik tersebut dibangun?*
13. Apakah di sekitar tempat tinggal anda terdapat industri kecil/rumah
tangga yang berada di dekat bantaran kali? Bila ada, apakah jenis industri
tersebut?*
14. Seandainya di daerah rumah anda akan dibangun IPAL komunal, adakah
lahan yang disediakan untuk membangun IPAL tersebut? Berapa luas
lahannya? Berapa jarak lahan tersebut dari sungai?*
15. Jika sumber air di rumah anda berasal dari PDAM atau air tanah (sumur).
PDAM: Apakah air nya mengalir terus atau ada jadwal jam pada
waktu tertentu? Jam berapa sampai jam berapa?
Air tanah: Ada terus atau musiman , jika tidak ada air apa yang
dilakukan?
(Beli air, tadah hujan, dll).*

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


113

Cililitan (Rw Cililitan (Rw Rawa Rawa Jati (Rw Bidara Cina (Rw
Lokasi
04 RT 08) 04 Rt 07) Jati 02 Rt 08) 4)
MCK Ada 1 1 1 1 1
MCK Tidak
Septic tank Ada 1 1 1 1
Septic tank Tidak 1
Jika tidak ada septic tank, Langsung
kemanakah air limbah dibuang? dibuang
Jika tidak ada septic tank, ditimbun
kemanakah air limbah dibuang?
ya 1 1 1 1
air limbah dipisah?
air limbah dipisah? tidak 1
Jarak septic tank ke sumur? > 10 m 1 1 1
< 10 m 1
Jarak septic tank ke sumur tetangga? > 10 m 1
Jarak septic tank ke sumur tetangga? < 10 m 1 1 1
Frekuensi septic tank di kosongkan? 1 tahun sekali 1
2 tahun sekali
3 tahun sekali 1
Frekuensi septic tank di kosongkan?
4 tahun sekali
Sumber air bersih?
Tidak Pernah 1 1
air tanah 1 1 1 1 1
PDAM
Sumber air bersih?
air sungai
Retribusi PDAM per bulan?
< Rp 50.000
Retribusi PDAM per bulan? Rp 50.000 - Rp

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


114

Cililitan (Rw Cililitan (Rw Rawa Rawa Jati (Rw Bidara Cina (Rw
Lokasi
04 RT 08) 04 Rt 07) Jati 02 Rt 08) 4)
Biaya retribusi septic tank komunal 70.000
Rp 70.000 - Rp
100.000
> Rp 100.000
Tidak mau (Rp 0) 1 1 1 1 1
Rp 20.000 - Rp
35.000
Biaya retribusi septic tank komunal Rp 35.000 - Rp
Pendapatan keluarga per bulan 50.000
> Rp 50.000
< Rp 1.000.000 1
Rp 1.000.000 -
1
Rp 2.000.000
Pendapatan keluarga per bulan Rp 2.000.000 -
1 1
Tahun pembuatan Septic Tank Rp 5.000.000
> Rp 5.000.000 1
1994 2009 2000 2004 1978
IPAL Komunal Ada lahan? 1 1
Luas lahan (m2) 400 500
Jarak lahan dari
IPAL Komunal 300-400
sungai (m)
Ketersedian air?
air ada ada ada tapi kecil Musiman (sumur
ada terus ada terus
terus/musiman terus (kemarau) di dalemin)

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


115

Bidara Cina (Rw Menteng Cililitan (Rw Cililitan (Rw Cililitan


Lokasi
04) Atas (Rw 10) 09 Rt 10) 08) (Rw 9)
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1 1 1 1
Septic tank tidak
Jika tidak ada septic tank, Langsung
kemanakah air limbah dibuang dibuang
Jika tidak ada septic tank, ditimbun
kemanakah air limbah dibuang
ya 1 1
air limbah dipisah?
air limbah dipisah? tidak 1 1 1
Jarak septic tank ke sumur > 10 m 1 1
< 10 m 1 1 1
Jarak septic tank ke sumur
> 10 m 1 1
tetangga
Jarak septic tank ke sumur < 10 m 1 1 1
tetangga
Frekuensi septic tank di 1 tahun sekali
kosongkan
2 tahun sekali 1 1
Frekuensi septic tank di 3 tahun sekali
kosongkan 4 tahun sekali 1
Sumber air bersih? Tidak Pernah 1 1 1
air tanah 1 1 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


116

Bidara Cina (Rw Menteng Cililitan (Rw Cililitan (Rw Cililitan


Lokasi
04) Atas (Rw 10) 09 Rt 10) 08) (Rw 9)
MCK ada 1 1 1 1 1
PDAM 1 1
Sumber air bersih?
air sungai
Retribusi PDAM per bulan
< Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
70.000
Retribusi PDAM per bulan Rp 70.000 - Rp
Biaya retribusi septic tank 100.000
komunal > Rp 100.000 1 1
Tidak mau (Rp
1 1
0)
Rp 20.000 - Rp
1 1
35.000
Biaya retribusi septic tank Rp 35.000 - Rp
komunal 50.000
Pendapatan keluarga per bulan
> Rp 50.000 1
< Rp 1.000.000 1
Rp 1.000.000 -
1
Rp 2.000.000
Pendapatan keluarga per bulan Rp 2.000.000 -
1 1
Tahun pembuatan Septic Tank Rp 5.000.000
> Rp 5.000.000 1
2002 2003 2006 1970 2001
IPAL Komunal Ada lahan? 0 0 0 0 Udah ada
IPAL Komunal Luas lahan (m2) Udah ada

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


117

Bidara Cina (Rw Menteng Cililitan (Rw Cililitan (Rw Cililitan


Lokasi
04) Atas (Rw 10) 09 Rt 10) 08) (Rw 9)
MCK ada 1 1 1 1 1
Ketersedian air? Jarak lahan dari ada terus
sungai (m)
air ada PDAM (8-9 Pagi PDAM (12
ada terus ada terus
terus/musiman & 5-6 Sore) malem - 4 Pagi)

Duren Tiga Menteng Petamburan Batu Ampar Bukit Duri


Lokasi
(Rw 09 Rt 10) Atas (Rw 10) (Rw 10 Rt 6) (Rw 08) (Rw 08 Rt09)
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1 1 1
Septic tank tidak 1
Jika tidak ada septic tank, Langsung
1
kemanakah air limbah dibuang dibuang
Jika tidak ada septic tank, ditimbun
kemanakah air limbah dibuang
ya 1 1
air limbah dipisah?
air limbah dipisah? tidak 1 1 1
Jarak septic tank ke sumur > 10 m 1
< 10 m 1 1 1
Jarak septic tank ke sumur > 10 m 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


118

Duren Tiga Menteng Petamburan Batu Ampar Bukit Duri


Lokasi
(Rw 09 Rt 10) Atas (Rw 10) (Rw 10 Rt 6) (Rw 08) (Rw 08 Rt09)
MCK ada 1 1 1 1 1
tetangga
Jarak septic tank ke sumur < 10 m 1 1 1
tetangga
Frekuensi septic tank di 1 tahun sekali 1
kosongkan
2 tahun sekali 1
Frekuensi septic tank di 3 tahun sekali
kosongkan 4 tahun sekali
Sumber air bersih? Tidak Pernah 1 1
air tanah 1 1 1 1 1
PDAM 1
Sumber air bersih?
air sungai
Retribusi PDAM per bulan
< Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
70.000
Retribusi PDAM per bulan Rp 70.000 - Rp
Biaya retribusi septic tank 100.000
komunal > Rp 100.000 1
Tidak mau (Rp
1 1 1
0)
Rp 20.000 - Rp
Biaya retribusi septic tank 1 1
35.000
komunal
Rp 35.000 - Rp
Pendapatan keluarga per bulan
50.000

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


119

Duren Tiga Menteng Petamburan Batu Ampar Bukit Duri


Lokasi
(Rw 09 Rt 10) Atas (Rw 10) (Rw 10 Rt 6) (Rw 08) (Rw 08 Rt09)
MCK ada 1 1 1 1 1
> Rp 50.000
< Rp 1.000.000 1
Rp 1.000.000 -
1
Rp 2.000.000
Rp 2.000.000 -
Pendapatan keluarga per bulan 1 1
Rp 5.000.000
Tahun pembuatan Septic Tank
> Rp 5.000.000 1
15-20 thn yg
1978 1993 1992 2011
lalu
IPAL Komunal Ada lahan? 0 ada 0 0
Luas lahan (m2) 120
Jarak lahan dari
IPAL Komunal 6-7
sungai (m)
Ketersedian air?
air ada ada tapi kecil
ada terus ada terus ada terus ada terus
terus/musiman (kemarau)

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


120

Batu Ampar Batu Ampar Kalibata (Rw Bidara Cina Petamburan


Lokasi
(Rw 09 Rt 09) (Rw 08 Rt 09) 08 Rt 08) (Rw 10 Rt 10) (Rw 09 Rt 06)
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1 1
Septic tank tidak 1 1
Jika tidak ada septic tank, Langsung
1
kemanakah air limbah dibuang dibuang
Jika tidak ada septic tank, ditimbun 1
kemanakah air limbah dibuang
ya 1 1
air limbah dipisah?
air limbah dipisah? tidak 1 1 1
Jarak septic tank ke sumur > 10 m
< 10 m 1 1 1 1
Jarak septic tank ke sumur
> 10 m 1
tetangga
Jarak septic tank ke sumur < 10 m 1 1 1
tetangga
Frekuensi septic tank di 1 tahun sekali
kosongkan
2 tahun sekali 1
Frekuensi septic tank di 3 tahun sekali
kosongkan 4 tahun sekali
Sumber air bersih? Tidak Pernah 1 1 1
air tanah 1 1 1 1
Sumber air bersih? PDAM 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


121

Batu Ampar Batu Ampar Kalibata (Rw Bidara Cina Petamburan


Lokasi
(Rw 09 Rt 09) (Rw 08 Rt 09) 08 Rt 08) (Rw 10 Rt 10) (Rw 09 Rt 06)
MCK ada 1 1 1 1 1
Retribusi PDAM per bulan air sungai
< Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
1
70.000
Retribusi PDAM per bulan Rp 70.000 - Rp
Biaya retribusi septic tank 100.000
komunal > Rp 100.000
Tidak mau (Rp
1 1 1
0)
Rp 20.000 - Rp
1 1
35.000
Biaya retribusi septic tank Rp 35.000 - Rp
komunal 50.000
Pendapatan keluarga per bulan
> Rp 50.000
< Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 -
1 1
Rp 2.000.000
Pendapatan keluarga per bulan Rp 2.000.000 -
1 1 1
Tahun pembuatan Septic Tank Rp 5.000.000
> Rp 5.000.000
0 sebelum 2006 2004 (2) 2000 1990
IPAL Komunal Ada lahan? 0 Udah ada 0 0 ada
IPAL Komunal Luas lahan (m2) Udah ada 50
Ketersedian air? Jarak lahan dari ada tapi kecil 200

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


122

Batu Ampar Batu Ampar Kalibata (Rw Bidara Cina Petamburan


Lokasi
(Rw 09 Rt 09) (Rw 08 Rt 09) 08 Rt 08) (Rw 10 Rt 10) (Rw 09 Rt 06)
MCK ada 1 1 1 1 1
sungai (m) (kemarau)
air ada
ada terus ada terus ada terus ada terus
terus/musiman

Kramat Jati
Rw 04 Rt 09 Batu Ampar RW 11 Rt 11 Cawang (Rw 08
Lokasi (Rw 11 Rt
(Batu ampar) (Rw 06 Rt 07) (Kramat Jati) Rt 07)
10)
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1 1 1 1
Septic tank tidak
Jika tidak ada
septic tank, Langsung
kemanakah air dibuang
limbah dibuang
Jika tidak ada ditimbun
septic tank,
kemanakah air
limbah dibuang ya 1 1 1 1
air limbah

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


123

Kramat Jati
Rw 04 Rt 09 Batu Ampar RW 11 Rt 11 Cawang (Rw 08
Lokasi (Rw 11 Rt
(Batu ampar) (Rw 06 Rt 07) (Kramat Jati) Rt 07)
10)
MCK ada 1 1 1 1 1
dipisah?
air limbah tidak 1
dipisah?
Jarak septic tank > 10 m 1
ke sumur
< 10 m 1 1 1 1
Jarak septic tank
> 10 m 1
ke sumur tetangga
Jarak septic tank < 10 m 1 1 1 1
ke sumur tetangga
Frekuensi septic 1 tahun sekali 1
tank di kosongkan
2 tahun sekali
Frekuensi septic 3 tahun sekali
tank di kosongkan
4 tahun sekali
Sumber air
bersih? Tidak Pernah 1 1 1 1
air tanah 1 1 1 1 1
Sumber air PDAM
bersih? air sungai
Retribusi PDAM 1 (sumur
per bulan < Rp 50.000
bersama)
Retribusi PDAM Rp 50.000 - Rp

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


124

Kramat Jati
Rw 04 Rt 09 Batu Ampar RW 11 Rt 11 Cawang (Rw 08
Lokasi (Rw 11 Rt
(Batu ampar) (Rw 06 Rt 07) (Kramat Jati) Rt 07)
10)
MCK ada 1 1 1 1 1
per bulan 70.000
Biaya retribusi Rp 70.000 - Rp
septic tank 100.000
komunal > Rp 100.000
Tidak mau (Rp
1 1 1
0)
Biaya retribusi Rp 20.000 - Rp
septic tank 35.000
komunal Rp 35.000 - Rp
1
Pendapatan 50.000
keluarga per > Rp 50.000
bulan < Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 -
Pendapatan 1 1 1
Rp 2.000.000
keluarga per Rp 2.000.000 -
bulan 1 1
Rp 5.000.000
Tahun pembuatan
> Rp 5.000.000
Septic Tank
1984 1984 2008 1990 1975
IPAL Komunal Ada lahan? 0 0 0 ada ada
Luas lahan (m2) 500 200
IPAL Komunal
Ketersedian air? Jarak lahan dari
500 100
sungai (m)

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


125

Kramat Jati
Rw 04 Rt 09 Batu Ampar RW 11 Rt 11 Cawang (Rw 08
Lokasi (Rw 11 Rt
(Batu ampar) (Rw 06 Rt 07) (Kramat Jati) Rt 07)
10)
MCK ada 1 1 1 1 1
ada terus (air
air ada buat masak
ada terus ada terus ada terus ada terus
terus/musiman dan minum
beli)

Kramat Jati
Cawang (03 RT Cawang (Rw 05 Cikoko (Rw Pegadengan (Rw
Lokasi (Rw11 Rt
09) Rt 09) 01 Rt 02) 01 Rt 08)
12)
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1 1 1
Septic tank tidak 1
Jika tidak ada
septic tank, Langsung
kemanakah air 1
dibuang
limbah dibuang
Jika tidak ada ditimbun
septic tank,
kemanakah air ya 1 1 1 1 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


126

Kramat Jati
Cawang (03 RT Cawang (Rw 05 Cikoko (Rw Pegadengan (Rw
Lokasi (Rw11 Rt
09) Rt 09) 01 Rt 02) 01 Rt 08)
12)
MCK ada 1 1 1 1 1
limbah dibuang
air limbah dipisah?
air limbah dipisah? tidak
Jarak septic tank
ke sumur > 10 m 1 1
< 10 m 1 1
Jarak septic tank
> 10 m 1 1
ke sumur tetangga
Jarak septic tank < 10 m 1 1
ke sumur tetangga
Frekuensi septic 1 tahun sekali 1
tank di kosongkan
2 tahun sekali
Frekuensi septic 3 tahun sekali
tank di kosongkan 4 tahun sekali
Sumber air bersih? Tidak Pernah 1 1 1 1
air tanah 1 1 1 1
Sumber air bersih? PDAM 1
Retribusi PDAM air sungai
per bulan < Rp 50.000
Retribusi PDAM Rp 50.000 - Rp
1
per bulan 70.000

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


127

Kramat Jati
Cawang (03 RT Cawang (Rw 05 Cikoko (Rw Pegadengan (Rw
Lokasi (Rw11 Rt
09) Rt 09) 01 Rt 02) 01 Rt 08)
12)
MCK ada 1 1 1 1 1
Biaya retribusi Rp 70.000 - Rp
septic tank 100.000
komunal > Rp 100.000
Tidak mau (Rp
1 1 1
0)
Rp 20.000 - Rp
1 1
Biaya retribusi 35.000
septic tank Rp 35.000 - Rp
komunal 50.000
Pendapatan > Rp 50.000
keluarga per bulan < Rp
1.000.000
Rp 1.000.000 -
1 1 1 1 1
Rp 2.000.000
Pendapatan Rp 2.000.000 -
keluarga per bulan Rp 5.000.000
Tahun pembuatan
> Rp
Septic Tank
5.000.000
1972 1973 1994 1990 1964
IPAL Komunal Ada lahan? 0 ada 0 0 0
Luas lahan
IPAL Komunal 300
(m2)
Ketersedian air?
Jarak lahan 100

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


128

Kramat Jati
Cawang (03 RT Cawang (Rw 05 Cikoko (Rw Pegadengan (Rw
Lokasi (Rw11 Rt
09) Rt 09) 01 Rt 02) 01 Rt 08)
12)
MCK ada 1 1 1 1 1
dari sungai (m)
ada tapi
air ada ada terus (kadang
ada tapi kotor kecil ada terus ada terus
terus/musiman kotor)
(kemarau)

RW 07
Petamburan
Pegadengan (RW Cawang Rw 12 Rt RT004 RW 09 RT 10
Lokasi (RW 10 RT
02 RT 05) 07 Kebon Bukit Duri
06)
Kacang
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1 1 1 1
Septic tank tidak
Jika tidak ada
septic tank, Langsung
kemanakah air dibuang
limbah dibuang
Jika tidak ada ditimbun

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


129

RW 07
Petamburan
Pegadengan (RW Cawang Rw 12 Rt RT004 RW 09 RT 10
Lokasi (RW 10 RT
02 RT 05) 07 Kebon Bukit Duri
06)
Kacang
MCK ada 1 1 1 1 1
septic tank,
kemanakah air
limbah dibuang ya 1 1 1 1
air limbah
dipisah?
air limbah tidak 1
dipisah?
Jarak septic tank > 10 m 1 1 1
ke sumur
< 10 m 1
Jarak septic tank
> 10 m 1 1 1
ke sumur tetangga
Jarak septic tank < 10 m
ke sumur tetangga
Frekuensi septic 1 tahun sekali
tank di kosongkan
2 tahun sekali 1
Frekuensi septic 3 tahun sekali
tank di kosongkan
4 tahun sekali
Sumber air
bersih? Tidak Pernah 1 1 1 1
air tanah 1 1 1
Sumber air PDAM 1 1 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


130

RW 07
Petamburan
Pegadengan (RW Cawang Rw 12 Rt RT004 RW 09 RT 10
Lokasi (RW 10 RT
02 RT 05) 07 Kebon Bukit Duri
06)
Kacang
MCK ada 1 1 1 1 1
bersih? air sungai
Retribusi PDAM
per bulan < Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
1 1
Retribusi PDAM 70.000
per bulan Rp 70.000 - Rp
Biaya retribusi 100.000
septic tank > Rp 100.000 1
komunal Tidak mau (Rp
1 1 1 1 1
0)
Rp 20.000 - Rp
Biaya retribusi 35.000
septic tank Rp 35.000 - Rp
komunal 50.000
Pendapatan
> Rp 50.000
keluarga per
bulan < Rp
1.000.000
Pendapatan Rp 1.000.000 -
1 1
keluarga per Rp 2.000.000
bulan Rp 2.000.000 -
Tahun pembuatan Rp 5.000.000
Septic Tank > Rp 1 1 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


131

RW 07
Petamburan
Pegadengan (RW Cawang Rw 12 Rt RT004 RW 09 RT 10
Lokasi (RW 10 RT
02 RT 05) 07 Kebon Bukit Duri
06)
Kacang
MCK ada 1 1 1 1 1
5.000.000
1975 1992 0 1970
IPAL Komunal Ada lahan? ada
Luas lahan
120
(m2)
IPAL Komunal Jarak lahan
700
Ketersedian air? dari sungai (m)
air ada
ada terus ada terus ada terus ada terus ada terus
terus/musiman

RW 14 RW 10 RW 04 RT 06
RW 10 Pisangan
Lokasi RW 09 Bukit Duri Pisangan Pisangan Manggarai
Baru
Baru Baru Selatan
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1 1 1 1
Septic tank tidak
Jika tidak ada Langsung

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


132

RW 14 RW 10 RW 04 RT 06
RW 10 Pisangan
Lokasi RW 09 Bukit Duri Pisangan Pisangan Manggarai
Baru
Baru Baru Selatan
MCK ada 1 1 1 1 1
septic tank, dibuang
kemanakah air
limbah dibuang
Jika tidak ada ditimbun
septic tank,
kemanakah air
limbah dibuang ya 1 1 1
air limbah
dipisah?
air limbah tidak 1 1
dipisah?
Jarak septic tank > 10 m 1 1 1
ke sumur
< 10 m 1 1
Jarak septic tank
> 10 m 1 1 1 1
ke sumur tetangga
Jarak septic tank < 10 m
ke sumur tetangga
Frekuensi septic 1 tahun sekali
tank di kosongkan
Frekuensi septic 2 tahun sekali 1
tank di kosongkan 3 tahun sekali 1
Sumber air 4 tahun sekali 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


133

RW 14 RW 10 RW 04 RT 06
RW 10 Pisangan
Lokasi RW 09 Bukit Duri Pisangan Pisangan Manggarai
Baru
Baru Baru Selatan
MCK ada 1 1 1 1 1
bersih? Tidak Pernah 1 1
air tanah 1
Sumber air PDAM 1 1 1 1
bersih? air sungai
Retribusi PDAM
per bulan < Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
1
Retribusi PDAM 70.000
per bulan Rp 70.000 - Rp
1 1
Biaya retribusi 100.000
septic tank > Rp 100.000 1
komunal Tidak mau (Rp
1 1 1 1 1
0)
Rp 20.000 - Rp
Biaya retribusi 35.000
septic tank Rp 35.000 - Rp
komunal 50.000
Pendapatan
> Rp 50.000
keluarga per
bulan < Rp
1.000.000
Pendapatan Rp 1.000.000 -
keluarga per Rp 2.000.000
bulan Rp 2.000.000 - 1 1 1 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


134

RW 14 RW 10 RW 04 RT 06
RW 10 Pisangan
Lokasi RW 09 Bukit Duri Pisangan Pisangan Manggarai
Baru
Baru Baru Selatan
MCK ada 1 1 1 1 1
Tahun pembuatan Rp 5.000.000
Septic Tank > Rp
1
5.000.000
1980 1980 2007 1990 1983
IPAL Komunal Ada lahan?
Luas lahan
(m2)
IPAL Komunal Jarak lahan
Ketersedian air? dari sungai (m)
air ada lancar,kadang
kadang macet ada terus musiman
terus/musiman macet

RW 04 RW 14
RW 04 Manggarai RW 04
Lokasi Manggarai Pisangan RW 10 Menteng
Selatan Pegangsaan
Selatan Baru
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1 1 1 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


135

RW 04 RW 14
RW 04 Manggarai RW 04
Lokasi Manggarai Pisangan RW 10 Menteng
Selatan Pegangsaan
Selatan Baru
MCK ada 1 1 1 1 1
Septic tank tidak
Jika tidak ada
septic tank, Langsung
kemanakah air 1
dibuang
limbah dibuang
Jika tidak ada ditimbun
septic tank,
kemanakah air
limbah dibuang ya 1 1 1 1 1
air limbah
dipisah?
air limbah tidak
dipisah?
Jarak septic tank > 10 m 1
ke sumur
< 10 m 1 1 1 1
Jarak septic tank
> 10 m 1 1 1 1
ke sumur tetangga
Jarak septic tank < 10 m 1
ke sumur tetangga
Frekuensi septic 1 tahun sekali 1 1
tank di kosongkan
Frekuensi septic 2 tahun sekali

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


136

RW 04 RW 14
RW 04 Manggarai RW 04
Lokasi Manggarai Pisangan RW 10 Menteng
Selatan Pegangsaan
Selatan Baru
MCK ada 1 1 1 1 1
tank di kosongkan 3 tahun sekali
Sumber air 4 tahun sekali 1
bersih? Tidak Pernah 1 1
air tanah 1 1 1 1
Sumber air PDAM 1
bersih? air sungai
Retribusi PDAM
per bulan < Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
Retribusi PDAM 70.000
per bulan Rp 70.000 - Rp
1
Biaya retribusi 100.000
septic tank > Rp 100.000 1
komunal Tidak mau (Rp
1 1
0)
Rp 20.000 - Rp
Biaya retribusi 1 2 1
35.000
septic tank Rp 35.000 - Rp
komunal 50.000
Pendapatan
> Rp 50.000
keluarga per
bulan < Rp
1
1.000.000
Pendapatan Rp 1.000.000 -

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


137

RW 04 RW 14
RW 04 Manggarai RW 04
Lokasi Manggarai Pisangan RW 10 Menteng
Selatan Pegangsaan
Selatan Baru
MCK ada 1 1 1 1 1
keluarga per Rp 2.000.000
bulan Rp 2.000.000 -
Tahun pembuatan 1 1 1 1
Rp 5.000.000
Septic Tank > Rp
5.000.000
2010 1993 1990 1984 2008
IPAL Komunal Ada lahan? 1
Luas lahan
5x12 m2
(m2)
Jarak lahan
IPAL Komunal 3-4 m
dari sungai (m)
Ketersedian air?
sering tidak
air ada
ada terus ada terus ada air, minta ada terus ada terus
terus/musiman
ke tetangga

RW 10 RW 10 RW 05 Pasar RW 09 RW 05 Kebon
Lokasi
Menteng Menteng Manggis Kampung Bali Kacang
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


138

RW 10 RW 10 RW 05 Pasar RW 09 RW 05 Kebon
Lokasi
Menteng Menteng Manggis Kampung Bali Kacang
MCK ada 1 1 1 1 1
Septic tank ada 1 1 1 1 1
Septic tank tidak
Jika tidak ada
septic tank, Langsung
kemanakah air dibuang
limbah dibuang
Jika tidak ada ditimbun
septic tank,
kemanakah air
limbah dibuang ya 1 1 1 1
air limbah
dipisah?
air limbah tidak 1
dipisah?
Jarak septic tank > 10 m 1
ke sumur
< 10 m 1 1
Jarak septic tank
ke sumur > 10 m 1 1 1
tetangga
Jarak septic tank < 10 m 1
ke sumur
tetangga 1 tahun sekali
Frekuensi septic

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


139

RW 10 RW 10 RW 05 Pasar RW 09 RW 05 Kebon
Lokasi
Menteng Menteng Manggis Kampung Bali Kacang
MCK ada 1 1 1 1 1
tank di
kosongkan
Frekuensi septic 2 tahun sekali
tank di 3 tahun sekali 1
kosongkan 4 tahun sekali 1
Sumber air Tidak Pernah 1 1 1
bersih? air tanah 1 1
Sumber air PDAM 1 1 1
bersih? air sungai
Retribusi PDAM
per bulan < Rp 50.000
Rp 50.000 -
1 1
Retribusi PDAM Rp 70.000
per bulan Rp 70.000 -
1
Biaya retribusi Rp 100.000
septic tank > Rp 100.000 1
komunal Tidak mau (Rp
1 1 1
0)
Biaya retribusi Rp 20.000 -
1
septic tank Rp 35.000
komunal Rp 35.000 -
1
Pendapatan Rp 50.000
keluarga per > Rp 50.000

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


140

RW 10 RW 10 RW 05 Pasar RW 09 RW 05 Kebon
Lokasi
Menteng Menteng Manggis Kampung Bali Kacang
MCK ada 1 1 1 1 1
bulan < Rp
1.000.000
Rp 1.000.000 -
1 1
Pendapatan Rp 2.000.000
keluarga per Rp 2.000.000 -
1 1 1
bulan Rp 5.000.000
Tahun pembuatan > Rp
Septic Tank 5.000.000
2009 1980 1984 2000 -
IPAL Komunal Ada lahan? 1 1
Luas lahan
5x12 m3 5x12 m4
(m2)
IPAL Komunal Jarak lahan
3-4 m 3-4 m
Ketersedian air? dari sungai (m)
air ada 5-7 pagi & 3-6
ada terus ada terus ada terus ada terus
terus/musiman sore

RW 01
RW 05 Kayu RW 07 RW 04 RW 10 Pisangan
Lokasi Kampung
Manis Setiabudi Pegangsaan Baru
Melayu

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


141

MCK ada 1 1
MCK tidak 1 1 1
Septic tank ada 1
Septic tank tidak 1 1 1 1
Jika tidak ada
septic tank, Langsung
kemanakah air 1 1 1 1
dibuang
limbah dibuang
Jika tidak ada ditimbun
septic tank,
kemanakah air
limbah dibuang ya 1
air limbah
dipisah?
air limbah tidak 1 1 1 1
dipisah?
Jarak septic tank > 10 m 1
ke sumur
< 10 m
Jarak septic tank
> 10 m 1
ke sumur tetangga
Jarak septic tank < 10 m
ke sumur tetangga
Frekuensi septic 1 tahun sekali
tank di kosongkan
Frekuensi septic 2 tahun sekali
tank di kosongkan 3 tahun sekali

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


142

RW 01
RW 05 Kayu RW 07 RW 04 RW 10 Pisangan
Lokasi Kampung
Manis Setiabudi Pegangsaan Baru
Melayu
MCK ada 1 1
Sumber air 4 tahun sekali
bersih? Tidak Pernah 1
air tanah 1 1 1 1
Sumber air PDAM 1
bersih? air sungai
Retribusi PDAM
per bulan < Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
Retribusi PDAM 70.000
per bulan Rp 70.000 - Rp
1
Biaya retribusi 100.000
septic tank > Rp 100.000
komunal Tidak mau (Rp
1 1 1
0)
Rp 20.000 - Rp
Biaya retribusi 1 1
35.000
septic tank Rp 35.000 - Rp
komunal 50.000
Pendapatan
> Rp 50.000
keluarga per
bulan < Rp
1 1
1.000.000
Pendapatan Rp 1.000.000 -
1 1 1
keluarga per Rp 2.000.000

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


143

RW 01
RW 05 Kayu RW 07 RW 04 RW 10 Pisangan
Lokasi Kampung
Manis Setiabudi Pegangsaan Baru
Melayu
MCK ada 1 1
bulan Rp 2.000.000 -
Tahun pembuatan Rp 5.000.000
Septic Tank > Rp
5.000.000
< 2000 0 0 0
IPAL Komunal Ada lahan? ada
Luas lahan
8x10 m2
(m2)
IPAL Komunal Jarak lahan di lapangan(gk
Ketersedian air? dari sungai (m) tau jaraknya)
air ada kering saat Jam 10 malam
0 ada terus ada terus
terus/musiman kemarau mati

RW 05 Pasar RW 05 Kayu RW 04 Kebon RW 04 Kebon RW 05 Kayu


Lokasi
Manggis Manis Manggis Manggis Manis
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


144

RW 05 Pasar RW 05 Kayu RW 04 Kebon RW 04 Kebon RW 05 Kayu


Lokasi
Manggis Manis Manggis Manggis Manis
MCK ada 1 1 1 1 1
Septic tank ada 1
Septic tank tidak 1 1 1 1
Jika tidak ada
septic tank, Langsung
kemanakah air 1 1 1 1
dibuang
limbah dibuang
Jika tidak ada ditimbun
septic tank,
kemanakah air
limbah dibuang ya 1 1 1 1
air limbah
dipisah?
air limbah tidak 1
dipisah?
Jarak septic tank > 10 m 1
ke sumur
< 10 m
Jarak septic tank
> 10 m 1
ke sumur tetangga
Jarak septic tank < 10 m
ke sumur tetangga
Frekuensi septic 1 tahun sekali
tank di kosongkan
Frekuensi septic 2 tahun sekali

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


145

RW 05 Pasar RW 05 Kayu RW 04 Kebon RW 04 Kebon RW 05 Kayu


Lokasi
Manggis Manis Manggis Manggis Manis
MCK ada 1 1 1 1 1
tank di kosongkan 3 tahun sekali
Sumber air 4 tahun sekali
bersih? Tidak Pernah 1
air tanah 1 1 1 1
Sumber air PDAM 1
bersih? air sungai
Retribusi PDAM
per bulan < Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
Retribusi PDAM 70.000
per bulan Rp 70.000 - Rp
1
Biaya retribusi 100.000
septic tank > Rp 100.000
komunal Tidak mau (Rp
1 1 1
0)
Rp 20.000 - Rp
Biaya retribusi 1 1
35.000
septic tank Rp 35.000 - Rp
komunal 50.000
Pendapatan
> Rp 50.000
keluarga per
bulan < Rp
1 1
1.000.000
Pendapatan Rp 1.000.000 -
keluarga per Rp 2.000.000

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


146

RW 05 Pasar RW 05 Kayu RW 04 Kebon RW 04 Kebon RW 05 Kayu


Lokasi
Manggis Manis Manggis Manggis Manis
MCK ada 1 1 1 1 1
bulan Rp 2.000.000 -
1 1 1
Tahun pembuatan Rp 5.000.000
Septic Tank > Rp
5.000.000
1990 an
IPAL Komunal Ada lahan? ada ada
Luas lahan
2,5 m2
(m2)
IPAL Komunal Jarak lahan
Ketersedian air? dari sungai (m)
air ada ada 5-6 pagi kering saat kering saat
ada terus ada terus
terus/musiman dan 3-4 sore kemarau kemarau

RW 01 RW 01
RW 09 Bukit RT 13
Lokasi RW 13 Menteng Kampung Kampung
Duri Menteng
Melayu Melayu
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1 1 1 1
Septic tank tidak

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


147

RW 01 RW 01
RW 09 Bukit RT 13
Lokasi RW 13 Menteng Kampung Kampung
Duri Menteng
Melayu Melayu
MCK ada 1 1 1 1 1
Jika tidak ada
septic tank, Langsung
kemanakah air dibuang
limbah dibuang
Jika tidak ada ditimbun
septic tank,
kemanakah air
limbah dibuang ya 1 1 1 1 1
air limbah
dipisah?
air limbah tidak
dipisah?
Jarak septic tank > 10 m 1 1 1
ke sumur
< 10 m 1 1
Jarak septic tank
> 10 m 1 1 1 1
ke sumur tetangga
Jarak septic tank < 10 m 1
ke sumur tetangga
Frekuensi septic 1 tahun sekali 1
tank di kosongkan
Frekuensi septic 2 tahun sekali 1
tank di kosongkan 3 tahun sekali 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


148

RW 01 RW 01
RW 09 Bukit RT 13
Lokasi RW 13 Menteng Kampung Kampung
Duri Menteng
Melayu Melayu
MCK ada 1 1 1 1 1
Sumber air 4 tahun sekali
bersih? Tidak Pernah 1 1
air tanah 1 1 1 1 1
Sumber air PDAM
bersih? air sungai
Retribusi PDAM
per bulan < Rp 50.000 1
Rp 50.000 - Rp
Retribusi PDAM 70.000
per bulan Rp 70.000 - Rp
Biaya retribusi 100.000
septic tank > Rp 100.000 1
komunal Tidak mau (Rp
1
0)
Rp 20.000 - Rp
Biaya retribusi 1 1 1
35.000
septic tank Rp 35.000 - Rp
komunal 50.000
Pendapatan
> Rp 50.000 1
keluarga per
bulan < Rp
1
1.000.000
Pendapatan Rp 1.000.000 -
1 1
keluarga per Rp 2.000.000

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


149

RW 01 RW 01
RW 09 Bukit RT 13
Lokasi RW 13 Menteng Kampung Kampung
Duri Menteng
Melayu Melayu
MCK ada 1 1 1 1 1
bulan Rp 2.000.000 -
1
Tahun pembuatan Rp 5.000.000
Septic Tank > Rp
1
5.000.000
1973 1998 1995/1996 2004 1984
IPAL Komunal Ada lahan? ada 0 0 0
Luas lahan
50x15 m2
(m2)
IPAL Komunal Jarak lahan
400 m
Ketersedian air? dari sungai (m)
air ada saat kemarau
ada terus ada terus ada terus ada terus
terus/musiman tersendat

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


150

RW 01
RW 14 Kebon RW 02 RW 07 Karet
Lokasi Kampung RW 03 Cikini
Melati Gondangdia Tengsin
Melayu

MCK ada 1 1 1 1 1

MCK tidak
Septic tank ada 1 1
Septic tank tidak 1 1 1
Jika tidak ada
septic tank, Langsung
kemanakah air 1 1
dibuang
limbah dibuang
Jika tidak ada ditimbun 1
septic tank,
kemanakah air
limbah dibuang ya 1 1
air limbah
dipisah?
air limbah tidak 1 1 1
dipisah?
Jarak septic tank > 10 m
ke sumur
< 10 m 1 1 1
Jarak septic tank
> 10 m 1 1
ke sumur tetangga
Jarak septic tank < 10 m 1 1
ke sumur tetangga 1 tahun sekali 1 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


151

RW 01
RW 14 Kebon RW 02 RW 07 Karet
Lokasi Kampung RW 03 Cikini
Melati Gondangdia Tengsin
Melayu

MCK ada 1 1 1 1 1

Frekuensi septic
tank di kosongkan
2 tahun sekali 1
Frekuensi septic 3 tahun sekali 1
tank di kosongkan
4 tahun sekali
Sumber air
bersih? Tidak Pernah 1
air tanah 1 1
Sumber air PDAM 1 1 1
bersih? air sungai
Retribusi PDAM
per bulan < Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
1
Retribusi PDAM 70.000
per bulan Rp 70.000 - Rp
1
Biaya retribusi 100.000
septic tank > Rp 100.000 1
komunal Tidak mau (Rp
1 1
0)
Biaya retribusi Rp 20.000 - Rp
1
septic tank 35.000
komunal Rp 35.000 - Rp 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


152

RW 01
RW 14 Kebon RW 02 RW 07 Karet
Lokasi Kampung RW 03 Cikini
Melati Gondangdia Tengsin
Melayu

MCK ada 1 1 1 1 1

Pendapatan 50.000
keluarga per > Rp 50.000
bulan < Rp
1
1.000.000
Rp 1.000.000 -
1
Pendapatan Rp 2.000.000
keluarga per Rp 2.000.000 -
1 1
bulan Rp 5.000.000
Tahun pembuatan > Rp
1
Septic Tank 5.000.000
1994 2010 1994
IPAL Komunal Ada lahan? ada
Luas lahan
8x10 m2
(m2)
di lapangan
IPAL Komunal Jarak lahan
(jaraknya gk
Ketersedian air? dari sungai (m)
tau)
air ada saat kemarau mati tiap 2-3
ada terus ada terus ada namun keruh
terus/musiman tersendat hari sekali

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


153

RW 01
RW 14 Kebon RW 02 RW 07 Karet
Lokasi Kampung RW 03 Cikini
Melati Gondangdia Tengsin
Melayu

MCK ada 1 1 1 1 1

RW 07 Karet RW 14 Kebon RW 7 Kebon RW 03 Duren RW 06 Kramat


Lokasi
Tengsin Melati melati Tiga jati
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


154

RW 07 Karet RW 14 Kebon RW 7 Kebon RW 03 Duren RW 06 Kramat


Lokasi
Tengsin Melati melati Tiga jati
MCK ada 1 1 1 1 1
Septic tank tidak 1 1 1
Jika tidak ada
septic tank, Langsung
kemanakah air 1 1
dibuang
limbah dibuang
Jika tidak ada ditimbun 1
septic tank,
kemanakah air
limbah dibuang ya 1 1
air limbah
dipisah?
air limbah tidak 1 1 1
dipisah?
Jarak septic tank > 10 m 1 1
ke sumur
< 10 m 1 1
Jarak septic tank
> 10 m 1 1
ke sumur tetangga
Jarak septic tank < 10 m 1 1
ke sumur tetangga
Frekuensi septic 1 tahun sekali 1
tank di kosongkan
Frekuensi septic 2 tahun sekali
tank di kosongkan 3 tahun sekali 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


155

RW 07 Karet RW 14 Kebon RW 7 Kebon RW 03 Duren RW 06 Kramat


Lokasi
Tengsin Melati melati Tiga jati
MCK ada 1 1 1 1 1
Sumber air 4 tahun sekali
bersih? Tidak Pernah 1
air tanah 1 1 1
Sumber air PDAM 1 1
bersih? air sungai
Retribusi PDAM
per bulan < Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
Retribusi PDAM 70.000
per bulan Rp 70.000 - Rp
Biaya retribusi 100.000
septic tank > Rp 100.000 1 1
komunal Tidak mau (Rp
1
0)
Rp 20.000 - Rp
Biaya retribusi 1 1 1
35.000
septic tank Rp 35.000 - Rp
komunal 50.000
Pendapatan
> Rp 50.000 1
keluarga per
bulan < Rp
1 1
1.000.000
Pendapatan Rp 1.000.000 -
1
keluarga per Rp 2.000.000
bulan Rp 2.000.000 - 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


156

RW 07 Karet RW 14 Kebon RW 7 Kebon RW 03 Duren RW 06 Kramat


Lokasi
Tengsin Melati melati Tiga jati
MCK ada 1 1 1 1 1
Tahun pembuatan Rp 5.000.000
Septic Tank > Rp
1
5.000.000
1994 0 0 1995 1990
IPAL Komunal Ada lahan? 0
Luas lahan
(m2)
IPAL Komunal Jarak lahan
Ketersedian air? dari sungai (m)
air ada ada namun ada namun lancar namun
ada terus Lancar
terus/musiman keruh keruh keruh

RW 02 RW 03 Kramat RW 04 RW 01 RW 04 Bali
Lokasi
Kramat Jati Jati Pancoran Pancoran Mester
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1 1 1 1
Septic tank tidak
Jika tidak ada Langsung

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


157

RW 02 RW 03 Kramat RW 04 RW 01 RW 04 Bali
Lokasi
Kramat Jati Jati Pancoran Pancoran Mester
MCK ada 1 1 1 1 1
septic tank, dibuang
kemanakah air
limbah dibuang
Jika tidak ada ditimbun
septic tank,
kemanakah air
limbah dibuang ya 1 1 1 1 1
air limbah
dipisah?
air limbah tidak
dipisah?
Jarak septic tank > 10 m
ke sumur
< 10 m 1 1 1 1 1
Jarak septic tank
> 10 m
ke sumur tetangga
Jarak septic tank < 10 m 1 1 1 1 1
ke sumur tetangga
Frekuensi septic 1 tahun sekali
tank di kosongkan
Frekuensi septic 2 tahun sekali
tank di kosongkan 3 tahun sekali
Sumber air 4 tahun sekali
bersih? Tidak Pernah 1 1 1 1 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


158

RW 02 RW 03 Kramat RW 04 RW 01 RW 04 Bali
Lokasi
Kramat Jati Jati Pancoran Pancoran Mester
MCK ada 1 1 1 1 1
air tanah 1 1 1 1
Sumber air PDAM 1
bersih? air sungai
Retribusi PDAM
per bulan < Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
Retribusi PDAM 70.000
per bulan Rp 70.000 - Rp
Biaya retribusi 100.000
septic tank > Rp 100.000 1
komunal Tidak mau (Rp
1 1 1 1 1
0)
Rp 20.000 - Rp
Biaya retribusi 35.000
septic tank Rp 35.000 - Rp
komunal 50.000
Pendapatan
> Rp 50.000
keluarga per
bulan < Rp
1.000.000
Pendapatan Rp 1.000.000 -
keluarga per Rp 2.000.000
bulan Rp 2.000.000 -
1 1 1 1 1
Tahun pembuatan Rp 5.000.000
Septic Tank > Rp

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


159

RW 02 RW 03 Kramat RW 04 RW 01 RW 04 Bali
Lokasi
Kramat Jati Jati Pancoran Pancoran Mester
MCK ada 1 1 1 1 1
5.000.000
1980 1990 1993 1990 1989
IPAL Komunal Ada lahan?
Luas lahan
(m2)
IPAL Komunal Jarak lahan
Ketersedian air? dari sungai (m)
air ada
Lancar Lancar Lancar Lancar Lancar
terus/musiman

RW 02 Tebet RW 02 Tebet RW 04 Tebet RW 04 Tebet RW 01


Lokasi
Barat Barat Barat Barat Manggarai
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1 1 1 1
Septic tank tidak
Jika tidak ada Langsung

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


160

RW 02 Tebet RW 02 Tebet RW 04 Tebet RW 04 Tebet RW 01


Lokasi
Barat Barat Barat Barat Manggarai
MCK ada 1 1 1 1 1
septic tank, dibuang
kemanakah air
limbah dibuang
Jika tidak ada ditimbun
septic tank,
kemanakah air
limbah dibuang ya 1 1 1 1 1
air limbah
dipisah?
air limbah tidak
dipisah?
Jarak septic tank > 10 m
ke sumur
< 10 m 1 1 1 1 1
Jarak septic tank
> 10 m
ke sumur tetangga
Jarak septic tank < 10 m 1 1 1 1 1
ke sumur tetangga
Frekuensi septic 1 tahun sekali
tank di kosongkan
Frekuensi septic 2 tahun sekali
tank di kosongkan 3 tahun sekali
Sumber air 4 tahun sekali
bersih? Tidak Pernah 1 1 1 1 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


161

RW 02 Tebet RW 02 Tebet RW 04 Tebet RW 04 Tebet RW 01


Lokasi
Barat Barat Barat Barat Manggarai
MCK ada 1 1 1 1 1
air tanah 1 1 1 1 1
Sumber air PDAM
bersih? air sungai
Retribusi PDAM
per bulan < Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
Retribusi PDAM 70.000
per bulan Rp 70.000 - Rp
Biaya retribusi 100.000
septic tank > Rp 100.000
komunal Tidak mau (Rp
1 1 1 1 1
0)
Rp 20.000 - Rp
Biaya retribusi 35.000
septic tank Rp 35.000 - Rp
komunal 50.000
Pendapatan
> Rp 50.000
keluarga per
bulan < Rp
1.000.000
Pendapatan Rp 1.000.000 -
keluarga per Rp 2.000.000
bulan Rp 2.000.000 -
1 1 1 1 1
Tahun pembuatan Rp 5.000.000
Septic Tank > Rp

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


162

RW 02 Tebet RW 02 Tebet RW 04 Tebet RW 04 Tebet RW 01


Lokasi
Barat Barat Barat Barat Manggarai
MCK ada 1 1 1 1 1
5.000.000
2000 2003 1998 1990 1990
IPAL Komunal Ada lahan?
Luas lahan
(m2)
IPAL Komunal Jarak lahan
Ketersedian air? dari sungai (m)
air ada
ada terus ada terus ada terus ada terus Lancar
terus/musiman

RW 02 RW 02 RW 04 RW 06 Pal RW 08 Pal
Lokasi
Manggarai Manggarai Manggarai Meriam Meriam
MCK ada 1 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1 1 1 1
Septic tank tidak
Jika tidak ada
septic tank, Langsung
kemanakah air dibuang
limbah dibuang

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


163

RW 02 RW 02 RW 04 RW 06 Pal RW 08 Pal
Lokasi
Manggarai Manggarai Manggarai Meriam Meriam
MCK ada 1 1 1 1 1
Jika tidak ada ditimbun
septic tank,
kemanakah air
limbah dibuang ya 1 1 1 1 1
air limbah
dipisah?
air limbah tidak
dipisah?
Jarak septic tank > 10 m
ke sumur
< 10 m 1 1 1 1 1
Jarak septic tank
> 10 m
ke sumur tetangga
Jarak septic tank < 10 m 1 1 1 1 1
ke sumur tetangga
Frekuensi septic 1 tahun sekali
tank di kosongkan
2 tahun sekali
Frekuensi septic 3 tahun sekali
tank di kosongkan
4 tahun sekali
Sumber air
bersih? Tidak Pernah 1 1 1 1 1
air tanah 1 1 1 1 1
Sumber air PDAM

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


164

RW 02 RW 02 RW 04 RW 06 Pal RW 08 Pal
Lokasi
Manggarai Manggarai Manggarai Meriam Meriam
MCK ada 1 1 1 1 1
bersih? air sungai
Retribusi PDAM
per bulan < Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
Retribusi PDAM 70.000
per bulan Rp 70.000 - Rp
Biaya retribusi 100.000
septic tank > Rp 100.000
komunal Tidak mau (Rp
1 1 1 1 1
0)
Rp 20.000 - Rp
Biaya retribusi 35.000
septic tank Rp 35.000 - Rp
komunal 50.000
Pendapatan
> Rp 50.000
keluarga per
bulan < Rp
1.000.000
Rp 1.000.000 -
Pendapatan Rp 2.000.000
keluarga per Rp 2.000.000 -
1 1 1 1 1
bulan Rp 5.000.000
Tahun pembuatan > Rp
Septic Tank 5.000.000
1993 1997 1998 1996 1999

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


165

RW 02 RW 02 RW 04 RW 06 Pal RW 08 Pal
Lokasi
Manggarai Manggarai Manggarai Meriam Meriam
MCK ada 1 1 1 1 1
IPAL Komunal Ada lahan?
Luas lahan
(m2)
IPAL Komunal Jarak lahan
Ketersedian air? dari sungai (m)
air ada
Lancar Lancar ada terus ada terus Lancar
terus/musiman

RW 07 Kebon RW 05 RW 06 Bendungan
Lokasi RW 09 Guntur
Sirih Bendungan Hilir Hilir
MCK ada 1 1 1 1
MCK tidak
Septic tank ada 1 1 1 1
Septic tank tidak
Jika tidak ada septic
tank, kemanakah air Langsung dibuang
limbah dibuang

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


166

RW 07 Kebon RW 05 RW 06 Bendungan
Lokasi RW 09 Guntur
Sirih Bendungan Hilir Hilir
MCK ada 1 1 1 1
Jika tidak ada septic ditimbun
tank, kemanakah air
limbah dibuang ya 1 1 1 1
air limbah dipisah?
air limbah dipisah? tidak
Jarak septic tank ke
sumur > 10 m
< 10 m 1 1 1 1
Jarak septic tank ke
> 10 m
sumur tetangga
Jarak septic tank ke < 10 m 1 1 1 1
sumur tetangga
Frekuensi septic tank 1 tahun sekali
di kosongkan
2 tahun sekali
Frekuensi septic tank 3 tahun sekali
di kosongkan 4 tahun sekali
Sumber air bersih? Tidak Pernah 1 1 1 1
air tanah 1 1 1 1
Sumber air bersih? PDAM
Retribusi PDAM per air sungai
bulan < Rp 50.000
Retribusi PDAM per Rp 50.000 - Rp

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


167

RW 07 Kebon RW 05 RW 06 Bendungan
Lokasi RW 09 Guntur
Sirih Bendungan Hilir Hilir
MCK ada 1 1 1 1
bulan 70.000
Biaya retribusi septic Rp 70.000 - Rp
tank komunal 100.000
> Rp 100.000
Tidak mau (Rp 0) 1 1 1 1
Rp 20.000 - Rp
Biaya retribusi septic 35.000
tank komunal Rp 35.000 - Rp
Pendapatan keluarga 50.000
per bulan > Rp 50.000
< Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 - Rp
Pendapatan keluarga 2.000.000
per bulan Rp 2.000.000 - Rp
1 1 1 1
Tahun pembuatan 5.000.000
Septic Tank > Rp 5.000.000
1999 1997 2003 2000
IPAL Komunal Ada lahan?
Luas lahan (m2)
IPAL Komunal Jarak lahan dari
Ketersedian air? sungai (m)
air ada
Lancar Lancar ada terus ada terus
terus/musiman

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


168

RW 07 Kebon RW 05 RW 06 Bendungan
Lokasi RW 09 Guntur
Sirih Bendungan Hilir Hilir
MCK ada 1 1 1 1

RW 10 RT RW 10 RT
RW 01 RW 09 Bukit RW 06 RT 07
Lokasi 10 Bidara 03 bidara
bidara cina Duri kayu manis
cina cina
MCK ada 1 1 1 1
MCK tidak 1
Septic tank ada 1 1 1
Septic tank tidak 1 1
Jika tidak ada septic
Langsung
tank, kemanakah air
dibuang
limbah dibuang
Jika tidak ada septic ditimbun
tank, kemanakah air
limbah dibuang ya 1
air limbah dipisah?
air limbah dipisah? tidak 1 1 1
Jarak septic tank ke
> 10 m
sumur
< 10 m 1 1 1
Jarak septic tank ke > 10 m 1 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


169

RW 10 RT RW 10 RT
RW 01 RW 09 Bukit RW 06 RT 07
Lokasi 10 Bidara 03 bidara
bidara cina Duri kayu manis
cina cina
MCK ada 1 1 1 1
sumur tetangga
Jarak septic tank ke < 10 m 1
sumur tetangga
Frekuensi septic tank 1 tahun sekali
di kosongkan
2 tahun sekali
Frekuensi septic tank 3 tahun sekali
di kosongkan 4 tahun sekali 1
Sumber air bersih? Tidak Pernah 1 1
air tanah 1 1 1 1
Sumber air bersih? PDAM 1
Retribusi PDAM per air sungai
bulan < Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp
70.000
Retribusi PDAM per Rp 70.000 - Rp
bulan 100.000
Biaya retribusi septic
> Rp 100.000
tank komunal
Tidak mau (Rp
1 1 1 1 1
0)
Biaya retribusi septic Rp 20.000 - Rp
tank komunal 35.000
Pendapatan keluarga Rp 35.000 - Rp 1 1 1 1 1

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


170

RW 10 RT RW 10 RT
RW 01 RW 09 Bukit RW 06 RT 07
Lokasi 10 Bidara 03 bidara
bidara cina Duri kayu manis
cina cina
MCK ada 1 1 1 1
per bulan 50.000
> Rp 50.000
< Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 -
Pendapatan keluarga Rp 2.000.000
per bulan Rp 2.000.000 -
1 1
Tahun pembuatan Rp 5.000.000
Septic Tank > Rp 5.000.000 1 1 1
2000 2010 2000 2010 2000
Industri sekitar
IPAL Komunal Ada lahan?
Luas lahan (m2)
Jarak lahan dari
IPAL Komunal
sungai (m)
Ketersedian air?
air ada
Lancar Lancar ada terus ada terus ada terus
terus/musiman

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


171

Lampiran 2. Foto Survey

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014


172

Universitas Indonesia

Identifikasi dan pemetaan ..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Anda mungkin juga menyukai