Anda di halaman 1dari 10

RESUME KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.

H DENGAN RESIKO
PERILAKU KEKERASAN DI RUANG POLI DEWASA
RSJ DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

I. IDENTITAS KLIEN
Tanggal pengkajian : 2 JULI 2018
Inisial : Ny. H
No RM : 001304xx
Umur : 42 tahun
Alamat : Sembungharjo, Jawa Tengah
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP
Informan : Hasil data pengkajian dari klien dan rekam medik.

II. ALASAN MASUK


Kontrol rutin dan mengambil obat

III. FAKTOR PREDISPOSISI


Kurang lebih 5 bulan yang lalu pasien masuk rumah sakit jiwa dengan keluhan
stresor terganggu karena material bangunan rumah ibunya di letakkan di
rumahnya. Klien jengkel dengan ibunya karena merasa diatur dan diganggu
kehidupannya. Klien tidak bisa tidur dan marah-marah tapi tidak sampai
merusak barang atau melukai orang lain. ADL mandiri.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Tingkat kesadaran : Composmetis
GCS : E4 M6 V5
TTV :
TD : 130/90 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5 c
BB : 67 kg
TB : 156 cm
V. GENOGRAM

42

Keterangan:

: Pasien
: Tinggal bersama dalam satu rumah
Klien mengatakan memiliki saudara 3 orang, klien anak k 2 dari 3
bersaudara. Saat ini klien sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak
yang tinggal bersama mereka.

VI. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik : Skizofrenia Paranoid
VII. ANALISA DATA

DATA MASALAH
DS: Resiko perilaku kekerasan
Keluarga pasien mengatakan
pasien kontrol rutin dan
mengambil obat
Kadang masih suka marah-
marah

DO: pandangan tajam, suara tinggi

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Resiko perilaku kekerasan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TGL Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan


Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
TUM: : Klien tidak mencederai dengan Setelah dilakukan 1 x pertemuan klien 1. Bina hubungan saling percaya : salam
melakukan manajemen kekerasan mampu membina hubungan saling terapeutik, empati, sebut nama perawat
percaya dengan perawat dengan dan jelaskan tujuan interaksi.
menunjukkan kontak mata, merasa 2. Panggil klien dengan nama panggilan
senang dan memiliki rasa percaya.. yang disukai.
TUK 1: Klien dapat membina hubungan 3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan
saling percaya. tidak menantang.
TUK 2: Klien dapat mengidentifikasi Setelah dilakukan 1 x pertemuan klien 1. Beri kesempatan mengungkapkan
Resiko penyebab perilaku kekerasan. dapat mengungkapkan penyebab perasaan.
Perilaku perasaan marah, jengkel/ kesal (diri 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan
Kekerasan sendiri, orang lain dan lingkungan). jengkel/kesal.
3. Dengarkan ungkapan rasa marah dan
perasaan bermusuhan klien dengan
sikap tenang.
TUK 3: Klien dapat mengidentifikasi Setelah dilakukan 1 kali pertemuan 1. Anjurkan klien mengungkapkan yang
tanda-tanda perilaku kekerasan. klien dapat mengungkapkan dan dialami dan dirasakan saat
menyimpulkan tanda-tanda marah, jengkel/kesal.
jengkel/ kesal yang dialami. 2. Observasi tanda perilaku kekerasan.
3. Simpulkan bersama klien tanda tanda
jengkel/kesal yang dialami klien.
TUK 4: Klien dapat mengidentifikasi Setelah dilakukan 1 kali pertemuan 1. Anjurkan mengungkapkan perilaku
perilaku kekerasan yang biasa klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
dilakukan. kekerasan yang biasa dilakukan, 2. Bantu bermain peran sesuai dengan
bermain peran dengan perilaku perilaku kekerasan yang biasa
kekerasan yang biasa dilakukan, dilakukan.
mengetahui cara yang biasa dapat 3. Tanyakan "Apakah dengan cara yang
menyelesaikan masalah/ tidak dilakukan masalahnya selesai?"
TUK 5: Klien dapat mengidentifikasi Setelah dilakukan 1 kali pertemuan 1. Bicarakan akibat/kerugian dari cara
akibat perilaku kekerasan. klien dapat menjelaskan akibat dari yang dilakukan.
cara yang digunakan klien. 2. Bersama klien menyimpulkan akibat
dari cara yang digunakan.
3. Tanyakan apakah ingin mempelajari
cara baru yang sehat.
TUK 6 : Klien dapat mengidentifikasi Setelah dilakukan 1 kali pertemuan 1. Beri pujian jika mengetahui cara lain
cara konstruktif dalam berespon klien dapat melakukan cara berespon yang sehat.
terhadap kemarahan terhadap kemarahan secara 2. Diskusikan cara lain yang sehat. Secara
konstruktif. fisik: tarik nafas dalam jika sedang
kesal, berolah raga, memukul
bantal/kasur.
3. Secara verbal: katakan bahwa anda
sedang marah atau kesal/tersinggung.
4. Secara spiritual: berdo'a, sembahyang,
memohon kepada Tuhan untuk diberi
kesabaran.
TUK 7: Klien dapat mengidentifikasi Setelah dilakukan 1 kali pertemuan 1. Bantu memilih cara yang paling tepat.
cara mengontrol perilaku kekerasan klien dapat mendemonstrasikan cara 2. Bantu mengidentifikasi manfaat cara
mengontrol perilaku kekerasan. yang telah dipilih.
3. Bantu mensimulasikan cara yang telah
dipilih.
4. Beri reinforcement positif atas
keberhasilan yang dicapai dalam
simulasi.
5. Anjurkan menggunakan cara yang telah
dipilih saat jengkel/marah.
TUK 8: Klien mendapat dukungan dari Setelah dilakukan 1 kali pertemuan 1. Beri pendidikan kesehatan tentang cara
keluarga keluarga klien dapat menyebutkan merawat klien melaluit pertemuan
cara merawat klien yang berperilaku keluarga.
kekerasan dan mengungkapkan rasa 2. Beri reinforcement positif atas
puas dalam merawat klien. keterlibatan keluarga.
TUK 9: Klien dapat menggunakan obat Setelah dilakukan 1 kali pertemuan 1. Diskusikan dengan klien tentang obat
dengan benar (sesuai program) klien dapat menyebutkan obat- obatan (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
yang diminum dan kegunaan (jenis, samping).
waktu, dosis, dan efek). 2. Bantu klien mengpnakan obat dengan
prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis,
cara dan waktu).
3. Anjurkan untuk membicarakan efek dan
efek samping obat yang dirasakan.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
TGL Diagnosa Implementasi Evaluasi
keperawatan
SP 1 S:
Resiko Perilaku 1. Membina hubungan saling percaya dengan klien. Klien masih suka marah-marah dan
Kekerasan 2. Mengidentifikasi penyebab perasaan marah nasehatin klien lain
3. Mengidentifikasi tanda dan gejala yang dirasakan
4. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan O:
5. Mengidentifikasi dan menjelaskan akibatnya dari Berbicara dengan nada tinggi
perilaku kekerasan Kontak mata masih tajam dan melotot
6. Mengajarkan cara mengontrol marah dengan secara fisik Klien terlihat mondar-mandir
I
SP 2
1. Menanyakan perasaan klien. A:
2. Menanyakan apakah klien masih ada perasaan untuk - Pasien dapat mengidentifikasi
marah. penyebab perasaan marah
3. Mengevaluasi cara mengontrol marah yang telah - Pasien dapat mengidentifikasi tanda
diajarkan. dan gejala yang dirasakan
4. Mengajarkan klien cara mengontrol marah dengan - Pasien dapat mengidentifikasi
secara fisik II. perilaku kekerasan yang dilakukan
- Pasien dapat menjelaskan akibat dari
perilaku kekerasan
- Pasien dapat mengontrol marah
dengan napas dalam

SP 3 P:
1. Menanyakan perasaan klien. Lanjutkan intervensi
2. Menanyakan apakah klien masih ada perasaan untuk - Dilegasikan pada keluarga untuk
marah. minum obat secara teratur dirumah.
3. Mengevaluasi cara mengontrol marah yang telah - Mendoakan kesembuhan pasien.
diajarkan.
4. Mengajarkan klien cara mengontrol marah dengan
secara sosial/verbal
5. Membuat jadwal latihan mengungkapkan marah secara
verbal

Anda mungkin juga menyukai