BAB II Irham Rev 1
BAB II Irham Rev 1
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Kajian Teoritik
1. Agama Islam
berikut:
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2008), hlm. 12.
2
Gamal Komandoko, Ensiklopedia Istilah Islam, (Yogyakarta: Cakrawala, 2009), hlm. 42-
43.
7
akar kata itu juga terbentuk kata-kata salm, silm yang berarti
kedamaian, kepatuhan, penyerahan (diri).3
perbuatan.5
melalui wahyu Allah SWT.6 Islam adalah suatu agama yang berisi
ajaran tentang tata hidup yang diturunkan Allah kepada umat manusia
3
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 49.
4
Gamal Komandoko, Ensiklopedia Istilah Islam, hlm. 192.
5
Solehan Arif, “Manusia dan Agama”, dalam Islamuna, Vol. 2, No. 2, Program Magister
PAI Pascasarjana STAIN Pamekasan, 2015, hlm. 159.
6
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm.
444.
8
melalui para rasul-Nya, sejak dari Nabi Adam sampai kepada Nabi
Muhammad SAW.7
sepenuh hati kepada kehendak Ilahi. Kehendak Ilahi yang wajib ditaati
lingkungan hidupnya.8
Al-Qur’an.
1) Al-Qur’an
7
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), hlm. 59.
8
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, hlm. 50.
9
Mustofa, Abdul Wahid, Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.
9-15.
9
2) Al-Hadits
3) Ijma’
4) Qiyas
hukum yang telah tetap dalam suatu benda atau perkara, kemudian
10
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqih, (Semarang: Pustaka
Rizki Putra, 1997), hlm. 11-12.
11
Moh. Fauzan Januri, Pengantar Hukum Islam & Pranata Sosial, (Bandung: Pustaka
Setia, 2013), hlm. 81.
11
Pencipta, seperti shalat, puasa, haji, zakat, dan lainnya yang disebut
disebut al-mu’amalah.
Jinayah.
dengan diri manusia itu sendiri tetapi juga dengan alam sekitarnya
berikut:
12
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, Cet. Ke-
11, hlm. 51
13
agama Islam itu sangat luas, sebab meliputi segala aspek yang
yang tidak dimiliki oleh agama lainnya yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
13
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998, Cet. ke-2, hlm.
14-15
14
1) Aspek iman
2) Aspek Islam
3) Aspek ihsan
4) Aspek ilmu
5) Aspek amal.15
14
Gamal Komandoko, Ensiklopedia Istilah Islam, hlm. 193.
15
Muzakkir, “Peranan Nilai-nilai Dasar Keagamaan terhadap Pembinaan Karakter Peserta
Didik di SMK Negeri 2 Kota Parepare (Studi Implementatif dengan Pendekatan Psikologi
Pendidikan)”, dalam Al-Ishlah, Jurnal Studi Pendidikan, Vol. XIV, No. 2, 2016, Jurusan Tarbiyah
dan Adab STAIN Parepare, hlm. 182.
16
Muzakkir, “Peranan Nilai-nilai Dasar Keagamaan terhadap Pembinaan Karakter., hlm.
182.
15
nilai atau penghayatan, nilai atau dimensi pengetahuan, dan nilai atau
dimensi pengamalan.
a. Pengertian Organisasi
berikut:
17
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm.
803.
16
kesadaran dan tanggung jawab sosial dengan semangat dari, oleh dan
18
Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.
140-141.
19
Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, 142.
20
Inggar Saputra, “Peran Organisasi Kepemudaan dalam Meningkatkan Pemahaman
Wawasan Nusantara di Kalangan Pemuda Indonesia”, dalam Civic Culture: Jurnal Ilmu
Pendidikan PKn dan Sosial Budaya, Universitas Mercubuana, hlm. 38.
17
21
Inggar Saputra, “Peran Organisasi Kepemudaan dalam Meningkatkan Pemahaman
Wawasan Nusantara di Kalangan Pemuda Indonesia”, hlm. 38.
22
Inggar Saputra, “Peran Organisasi Kepemudaan dalam Meningkatkan Pemahaman
Wawasan Nusantara di Kalangan Pemuda Indonesia”, hlm. 39.
18
23
Inggar Saputra, “Peran Organisasi Kepemudaan dalam Meningkatkan Pemahaman
Wawasan Nusantara di Kalangan Pemuda Indonesia”, hlm. 39.
24
Inggar Saputra, “Peran Organisasi Kepemudaan dalam Meningkatkan Pemahaman
Wawasan Nusantara di Kalangan Pemuda Indonesia”, hlm. 38.
19
25
Inggar Saputra, “Peran Organisasi Kepemudaan dalam Meningkatkan Pemahaman
Wawasan Nusantara di Kalangan Pemuda Indonesia”, hlm. 40.
26
Zulmaron, dkk., “Peran Sosial Keagamaan Remaja Masjid di Kelurahan Pipa Reja
Kecamatan Kemuning Palembang”, dalam JSA, Vol. 1, No. 1, 2017, Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Raden Fatah Palembang, hlm. 46.
20
B. Kerangka Berpikir
Setiap manusia yang lahir di dunia membawa fitrah, bakat, dan insting.
Yang dibawa manusia ketika lahir adalah fitrah agama, yaitu unsur ketuhanan.
Unsur ketuhanan ini di luar ciptaan akal budi manusia dan merupakan sifat
sebagainya. Hal utama yang perlu dipahami setiap muslim mengenai manusia
fitrah agama, manusia juga dibekali dengan berbagai macam potensi lainnya
seperti, potensi naluriyah, inderawi, akal sehingga dengan potensi itu ia dapat
yang diamanahkan Allah Swt. Dari potensi inilah yang membedakan manusia
“hukuman moral”. Lalu spontan akan muncul rasa bersalah atau rasa berdosa.
Jika manusia dilihat dari hubungannya dengan agama, dapat dikatakan bahwa
21
jalan raya yang lurus dan mendaki, memberi peluang kepada manusia yang
amatlah minim atau kurang maksimal. Secara umum, jumlah jam pelajaran
seperti itu, jelas tidak mungkin untuk membekali peserta didik dengan
semua bidang studi umum, dan lain sebagainya. Sumber daya guru agama
Islam juga perlu terus ditingkatkan kualitasnya, baik dari segi content
Evaluasinya tidak cukup hanya menilai aspek kognitif siswa, tetapi harus
komprehensif.27
2. Penelitian Ulul Azmi yang berjudul “Nilai Agama dan Budaya dalam
sebagai konsep ukuran dapat diperoleh dari agama, moral, adat, dan
nilai dalam hal ini “Masyarakat Melayu Bengkalis.” Merekalah yang akan
diyakini dapat memberi kebahagiaan hidup. Karena itu, ada tiga persoalan
yang akan dibahas, yaitu adat dan Islam sebagai sumber utama nilai, budi
dan orang budiman sebagai orientasi nilai Melayu dan tujuannya, dan
27
Abd. Rouf, “Potret Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum”, dalam Jurnal
Pendidikan Agama Islam, Vol. 03, No. 01, SMPN 41 Surabaya, 2015, hlm. 204-205.
23
pantun budi sebagai medianya. Kajian ini dapat disimpulkan bahwa sangat
erat keterkaitan pantun nikah kahwin dengan agama, adat dan budaya yang
28
Ulul Azmi, “Nilai Agama dan Budaya dalam Pantun Nikah Kawin Masyarakat Melayu
Bengkalis”, dalam Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 10, No. 2, Pekanbaru: Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Lancang Kunig, 2014, hlm. 94.