OLEH :
TINGKAT 1.3
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah yang berjudul “Implementasi
Sosio Budaya dalam Asuhan Keperawatan” dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Kami menyusun makalah ini guna memenuhi nilai tugas untuk mata kuliah
Antropologi Kesehatan. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan wawasan serta dapat menerapkan makalah ini dalam kegiatan sehari-hari
pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari segala kekurangan dan kemampuan
yang sangat terbatas yang kami miliki, sehingga dalam penulisan, penyusunan kalimat dan
dalam mencari sumber buku serta sumber dari internet masih kurang. Dengan segala usaha
yang telah kami lakukan maka makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu dan berharap
menghasilkan yang terbaik.
Dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini, khususnya dari dosen mata kuliah
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan
datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
LATAR BELAKANG..................................................................................
RUMUSAN MASALAH..............................................................................
TUJUAN PENULISAN................................................................................
MANFAAT PENULISAN...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................
PENCEGAHAN PENYAKIT......................................................................
SIMPULAN.................................................................................................
SARAN........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Implementasi Sosio Budaya dalam Asuhan Keperawatan?
2. Bagaimana Pandangan Sehat-sakit?
3. Bagaimana Pencegahan Penyakit?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Dapat mengetahui dan memahami implementasi sosio budaya dalam asuhan
keperawatan
2. Dapat mengetahui pandangan sehat-sakit
3. Dapat mengetahui pencegahan penyakit
D. MANFAAT PENULISAN
PEMBAHASAN
Berikut ini kami uraikan beberapa pertimbangan umum yang terkait dalam memenuhi
kebutuhan dasar nutrisi pada manusia.
Berikut ini adalah beberapa pertimbangan transcultural menurut beberapa ahli terkait
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar nutrisi.
Penyakit merupakan sesuatu yang bersifat objektif, sedangkan sakit lebih bersifat
subjektif. Pengalaman sakit lebih menekankan akan perasaan tidak enak, merasa sakit
atau terdapat kekurangan pada individu yang merasa sakit. Di negara-negara Eropa atau
Amerika yang tergolong sebagai negara maju, memiliki kesadaran kesehatan yang cukup
tinggi. Masyarakat di negara maju ini cenderung takut terkena penyakit, sehingga jika
merasa terdapat kelainan pada tubuh mereka maka akan segera pergi ke pelayanan
kesehatan. Padahal, setelah diperiksa secara seksama oleh perawat dan dokter, tidak
terdapat kelainan. Keluhan psikosomatis seperti ini lebih banyak dirasakan oleh
masyarakat negara maju atau orang kaya daripada negara berkembang atau masyarakat
marginal. Keadaan sehat sakit sangat terkait dengan subjektivitas seseorang.
Sesuai dengan persepsi yang subjektif tentang sehat dan penyakit Notoatmojo dan
Sarwono (1986), memberikan penilaian tentang kondisi kesehatan individu ke dalam
delapan golongan.
Bagi seorang perawat, pemahaman tentang sejarah alamiah penyakit atau (natural
history of diseases) sangat diperlukan. Sejarah alamiah penyakit menunjukkan (gambar 11.2)
mula-mula individu (host) kontak pertama dengan penyakit (agen), agen akan mengalami
inkubasi pada tubuh host. Selama periode ini, pada host terjadi hubungan secara patologis
yang tidak atau belum dirasakan oleh host. Pada saat sampai pada titik mulai timbul tanda
dan gejala klinis yang dirasakan oleh individu. Individu mulai mencara perawat atau dokter
untuk mengatasi keluhan penyakit yang dirasakan individu. Ketika individu menjalani proses
penyembuhan penyakit maka akan ada tiga kemungkinan yaitu individu akan sembuh total,
individu akan cacat, terdapat gejala sisa, atau individu akan meninggal dunia.
a b
Terdapat tiga level pencegahan yang dilakukan perawat untuk membantu masyarakat,
yaitu pencegahan level primer, sekunder dan tersier. Pencegahan level pertama atau primer
dilakukan oleh perawat untuk mencegah timbulnya penyakit. Perawat dengan kompetensi
yang dimiliki berusaha menyadarkan masyarakat agar berprilaku hidup sehat, mulai dari
penyuluhan, menempel iklan layanan kesehatan sampai menggelar talk show serta seminar.
Menurut penulis Sugeng Mashudi, (2012) kendala yang diahadapi perawat saat
melakukan pencegahan primer ini adalah dukungan pemerintah yang kurang optimal.
Pencegahan sekunder dapat dilakukan oleh perawat dan petugas kesehatan dengan melakukan
deteksi dini (screening) terhadap suatu penyakit. Misalnya, deteksi dini kanker serviks,
deteksi dini hepatitis B, deteksi dini flu babi, dan lain-lain. Adanya kampanye deteksi dini
penyakit diharapkan masyarakat sadar akan status kesehatannya. Harapan penulis pada level
pencegahan sekunder ini pemerintah memberikan sistem khusus agar masyarakat lebih teratur
memeriksakan kesehatannya.
Level pencegahan ketiga adalah saat individu merasa sakit. Intervensi keperawatan
pada level ini perawat perlu berkolaborasi dengan petugas kesehatan lain, seperti dokter, ahli
gizi, fisioterapi, petugas kesehatan lainnya. Menurut penulis usaha pemerintah untuk
mendukung dan mengatasi pencegahan pada level ini sangat besar. Berbagai rumah sakit
negeri sampai level puskesmas mendukung program pemerintah ini, bagi masyarakat kurang
mampu pemerintah telah mengalokasikan sejumlah dana untuk memberikan pengobatan
gratis bagi warganya. Guna mensejahterakan dan menyehatkan masyarakat Indonesia, sudah
saatnya pemerintah mulai mendukung usaha pencegahan level pertama, primer.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN
Dengan upaya yang dilakukan oleh perawat untuk memperbaiki status kesehatan
masyarakat, diharapkan juga masyarakat ikut serta dalam meningkatkan status kesehatan
sehingga akan lebih efektif bila bersama-sama menerapkannya. Sehingga diharapkan
nanti tidak ada lagi masyarakat dengan status kesehatan yang rendah selain itu tidak ada
lagi perbedaan mengenai pandangan sehat sakit dalam masyarakat dengan perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Mashudi, Sugeng. 2012. Buku Ajar Sosiologi Keperawatan Konsep & Aplikasi. Jakarta: 2012