Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUHAN
A. L
atar Belakang

Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat,


ini akan terus berubah seiring dengan berubahnya masyarakat yang terus-
menerus berkembang dan mengalami perubahan, demikian pula dengan
keperawatan. Dengan terjadinya perubahan atau pergeseran dari berbagai
faktor yang memengaruhi keperawatan, maka akan berdampak pada
perubahan dalam pelayanan/asuhan keperawatan, perkembangan iptek
keperawatan, maupun perubahan dalam masyarakat keperawatan, baik
sebagai masyarakat ilmuwan maupun sebagai masyarakat profesional.
Masalah keperawatan sebagai bagian masalah kesehatan yang
dihadapi masyarakat juga terus-menerus berubah, karena berbagai faktor-
faktor yang mendasarinya juga terus mengalami perubahan. Dengan
berkembangnya masyarakat dan berbagai bentuk pelayanan profesional
serta kemungkinan adanya perubahan kebijakan dalam bidang kesehatan
yang juga mencakup keperawatan, maka mungkin saja akan terjadi
pergeseran peran keperawatan dalam sistem pemberian pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.(Nursalam, 2011)
Perubahan yang terjadi akan mencakup seluruh aspek keperawatan
yakni: (1) penataan pendidikan tinggi keperawatan; (2) pelayanan dan
asuhan keperawatan; (3) pembinaan dan kehidupan keprofesian; dan (4)
penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan. Pengembangan
dalam berbagai aspek keperawatan ini bersifat saling berhubungan, saling
bergantung, saling memengaruhi, dan saling berkepentingan. Inovasi
dalam keempat aspek di atas merupakan fokus utama keperawatan
Indonesia dalam proses profesionalisasi serta mempersiapkan diri dengan
sebaik-baiknya dalam menghadapi tantangan keperawatan di masa depan.
Sehingga mahasiswa juga memiliki peranan penting dalam memberikan
inovasi dalam profesinya sebagai perawat disebabkan salah satu fungsi
mahasiswa adalah agen perubahan. (Nursalam, 2011)
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan rawat darurat (Permenkes No. 147 Tahun 2010).
Salah satu pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit adalah
tenaga keperawatan, perawat memiliki tanggung jawab dan kewenangan
untuk mengambil langkah – langkah keperawatan dalam kesembuhan
pasien.
Pelayanan keperawatan dirumah sakit sebagai salah satu faktor
penentu peningkatan pelayanan kesehatan. Dalam Gillies (1994) dikutip
Sugiharto, A.S., Budi, A.K., Tutik, S.H (2012) Keperawatan sebagai salah
satu pemberi layanan kesehatan dirumah sakit wajib memberikan layanan
perawatan yang prima, efisien, efektif, dan produktif kepada masyarakat.
Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
adalah pengelolaan dalam manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan diperlukan adanya manajer atau
kepemimpinan yang merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk memberikan
asuhan keperawatan bagi individu, keluarga dan masyarakat. Dalam
keperawatan, manajemen berhubungan dengan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengaturan staff (staffing), pengarahan
(directing) dan pengendalian (controlling). Seorang perawat manajer
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen ini untuk memberikan asuhan
perawatan kesehatan kepada pasien (Swanburg, 2000).
Berdasarkan hasil observasi di ruang bedah anak didapatkan masih
banyak fungsi manajemen yang belum maksimal. Salah satunya adalah
fungsi pengarahan. Hal ini dapat dilihat dari ketidakpatuhan keluarga
pasien dalam tata tertib ruangan, dimana didapatkan keluarga masih
diingatkan oleh perawat tentang tata tertib ruangan seperti barang-barang
yang masih tertumpuk dimeja pasien, keluarga pasien yang tidur dilantai
tanpa alas, keluarga pasien yang tidur di bed pasien dan keluarga yang
masih belum tau bagaimana handwash. Hal ini disebabkan oleh penerapan
LOI yang kurang. Pada saat survey ditemukannya 11 dari 17 pasien yang
tidak mematuhi tata tertib ruangan.
Selain itu, masalah juga ditemukan pada komunikasi SBAR.
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan belum maksimalnya penggunaan
komunikasi efektif dengan teknik SBAR pada kegiatan overan sesuai
dengan SOP. Dimana pada bagian situation, perawat jarang menyebutkan
tanggal masuk, hari rawatan, serta diagnosa keperawatan. Dalam
assesment, perawat jarang merekomendasikan discharge planning dan
edukasi pasien dan keluarga.
Berdasarkan segi ruang rawat yang merupakan ruang rawat anak,
tidak tersedianya fasilitas penunjang untuk pasien anak. Dimana
seharusnya pada ruang rawatan anak memiliki tempat bermain sehingga
pasien dapat menghilangkan trauma hospitalisasi pada anak.
Dari hasil loka karya mini I disepakati 3 masalah yang di angkat
yaitu belum optimalnya pemberian LOI, belum optimalnya komunikasi
SBAR serta belum adanya terapi bermain untuk pasien yang merupakan
anak-anak.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan manajemen


pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat inap
bedah anak (CAA) RSUP DR MDJAMIL Padang tahun 2018.
‘2. Tujuan Khusus
Secara individu/ kelompok mahasiswa dapat menunjukkan
kemampuan:
a. Menyampaikan hasil dari Winshield Survey di Ruang Rawat Inap
Bedah Anak (CAA) RSUP Dr MDJAMIL Padang
b. Menyampaikan hasil dari validasi data di Ruang Ruang Rawat Inap
Bedah Anak (CAA) RSUP Dr M. DJAMIL Padang
c. Menyampaikan hasil dari Fish Bone di Ruangan Bedah Anak
RSUP Dr. M. DJAMIL Padang
d. Menyepakati hasil dari POA di Ruang Rawat Inap Bedah Anak
(CAA) RSUP Dr M. DJAMIL Padang
e. Menerapkan implementasi sesuai hasil dari POA di Ruang Rawat
Inap Bedah Anak (CAA) RSUP Dr M. DJAMIL Padang
f. Melakukan evaluasi terhadap implementasi yang telah
dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Bedah Anak (CAA) RSUP Dr M.
DJAMIL Padang

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rumah Sakit
Lokakarya ini menjadi bahan masukan dan pihak rumah sakit
untuk meningkatkan penerapan LOI, peningkatan komunikasi yang
efektif dengan teknik SBAR, dan diadakannya terapi bermain pada
anak di Ruang bedah anak RSUP Dr. M.DJAMIL padang tahun 2018.
2. Bagi Institusi
Lokakarya ini menjadi tolak ukur bagi pihak akademik dalam
mengevaluasi tingkat kemampuan dan kemahiran mahasiswa dalam
menerapkan aplikasi ilmu manajemen pada situasi nyata dilapangan.
3. Bagi mahasiswa
Lokakarya ini bisa menjadi sarana untuk menerapkan ilmu
manajemen, memecahkan suatu masalah dilapangan sekaligus
menjadi pedoman dalam pembuatan laporan-laporan kasus
manajemen selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai