Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3


“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUMOR MALIGNA”

Di susun oleh :

Indah Fitri Anita Sari (NIM : 1511007)


Liliani Permata Sari (NIM : 1511009)
Okky Cintya Permata Dewi (NIM : 1511010)

PROGRAM S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PATRIA HUSADA BLITAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan
kebenaran yang diridhoi Allah SWT.
Maksud kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3 yang diamanatkan oleh dosen kami. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan
maupun dalam isi.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami yang membuat dan
umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk menambah pengetahuan tentang
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUMOR MALIGNA”Amin.

April 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................
1.3 Tujuan .......................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ......................................................................................................
2.2 Klasifikasi Tumor Maligna .......................................................................
2.3 Etiologi ......................................................................................................
2.4 Manifestasi Klinik .....................................................................................
2.5 Komplikasi ................................................................................................
2.6 Patofisiologi ..............................................................................................
2.6.1 Pathway ...........................................................................................
2.7 Penatalaksanaan ........................................................................................
2.8 Pemeriksaan Penunjang ............................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian .................................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................
3.3 Intervensi Keperawatan ............................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...............................................................................................
4.2 Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses
pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, tumor
dikenal sebagai neoplasia. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/pembelahan, jadi
neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel
di sekitarnya yang normal. Yang perlu diketahui, sel tubuh secara umum memiliki 2 tugas
utama yaitu melaksanakan aktivitas fungsional nya serta berkembang biak dengan
membelah diri. Namun pada sel tumor yang terjadi adalah hampir semua energi sel
digunakan untuk aktivitas berkembang biak semata. Fungsi perkembangbiakan ini diatur
oleh inti sel (nucleus), akibatnya pada sel tumor dijumpai inti sel yang membesar karena
tuntutan kerja yang meningkat.
Tumor kulit merupakan salah dari beberapa jenis tumor pada manusia yana dapat
diikuti secara dini karena dapat dilihat dan diraba sejak permulaan. Pengawasan dan
penemuan tumor kulit dapat dilakukan lebih teliti dan dini, apabila masyarakat juga ikut
ditingkatkan pengetahuannya. Pengetahuan ini meliputi penerangan khusus soal tumor
melalui media masa (radio, tv, surat kabar dan lain-lain) dan peningkatan kecerdasan
masyarakat pada umumnya.
Tumor ganas kulit merupakan hal yang lazim terjadi di beberapa negara dari tahun ke
tahun jumlahnya terus meningkat. Tumor ganas biasanya memperlihatkan suatu pola
sturuktur yang tidak teratur. Sel-selnya sering menunjukkan truktur yang tidak normal.lesi-
lesi pada tumor ganas biasanya tumbuh dengan cepat.
Dengan meningkatnya kecerdasan masyarakat, maka daya tangkap akan penerangan-
penerangan melalui media masa menjadi lebih mantap, dan diharapkan masyarakat akan
datang secara sadar untuk berkonsultasi dengan dokter atau pusat-usat kesehatan yang
terdekat.
Khusus keganasan kulit memang sedikit disinggung di seminar Kanker nasional
pertamamaupun yang kedua. Akan tetapi semua pihak mengakui bahwa keganasan kulit
merupakan 3 besar di antara keganasan payudara dan leher rahim (serviks). Pada beberapa
daerah sepertidi Medan malah menduduki tempat teratas

2.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Tumor Maligna?
2. Apa etiologi, patosiologi, komplikasi dan manifestasi klinis pada Tumor Maligna?
3. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit Tumor Maligna?
4. Bagaimana konsep keperawatan pada klien dengan Tumor Maligna?
5. Bagaimana diagnosa keperawatan pada klien dengan Tumor Maligna?

2.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Tumor Maligna
2. Mengertahui etiologi, patofisiologi, komplikasi dan manifestasi klinis pada klien dengan
Tumor Maligna
3. Mengerti penatalaksanaan dari penyakit Tumor Maligna
4. Mengetahui konsep keperawatan pada klien dengan Tumor Maligna
5. Mengetahui diagnosa keperawatan pada klien dengan Tumor Maligna
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Soft tissu tumor maligna sub inguinal adalah pertumbuhan sel-sel yang baru (neoplasma)
dalam jaringan lunak dimana perubahan sel (mitosis) tidak terkendali oleh tubuh dan
berkembang biaknya sel jaringan di sekitarnya sambil merusak (destruktif) dapat menyebar
ke bagian tubuh yang lain.
Tumor Maligna adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen yang terletakterutama
dikulit, tetapi juga ditemukan di mata, telinga, saluran pencernaan, leptomeninges, serta
membrane mukosa oral dan kelamin.
2.2 Klasifikasi Tumor Maligna
a. Karsinoma sel basal (Basalioma)
Karsinoma sel basal adalah kanker kulit yang paling sering ditemukan berasal dari sel-sel
epidermis sepanjang lapisan basal.
b. Karsinoma sel skuamosa (Skuamosa)
Karsinoma sel skuamosa ( SCC ) kulit adalah bentuk paling umum kedua dari kanker kulit
menyumbang 20% dari keganasan kulit. Karsinoma sel skuamosa merupakan poliferasi
malignan yang timbul dari dalam epidermis. Karsinoma sel skuamosa sering muncul pada
kulit yang rusak karena terkena sel matahari dan individu lanjut usia.
c. Melanoma Maligna
Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen yang terletak terutama di
kulit, tetapi juga ditemukan di mata, telinga, saluran pencernaan, leptomeninges, serta
membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma hanya 4% dari semua kanker kulit,
namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian kanker kulit diseluruh dunia.
Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik untuk mengurangi kematian.

2.3 Etiologi
Faktor penyebab tumor maligna jaringan lunak :
– Faktor genetik atau keturunan dimana bisa diturunkan dari embrionik mesoderm.
– Virus : Virus dapat dianggap bisa menyatukan diri dalam sel sehingga mengganggu
generasi mendatang dari populasi sel.
– Agens fisik
– Pemajanan terhadap radiasi pengionisasi dapat terjadi saat prosedur radiografi berulang
atau ketiak terapi radiasi digunakan untuk mengobati penyakit.
– Agens hormonal : Pertumbuhan tumor mungkin dipercepat dengan adanya gangguan dalam
keseimbangan hormon baik dalam pembentukan hormon tubuh sendiri
(endogenus) atau pemberian hormon eksogenus.
– Kegagalan sistem immun : Kegagalan sistem immun untuk berespon dengan tepat terhadap
sel-sel maligna memungkinkan tumor tumbuh sampai pada
ukuran yang terlalu besar untuk diatasi oleh mekanisme immun
normal.
– Agens kimia : Kebanyakan zat kimia yang berbahaya menghasilkan efek-efek toksik
dengan menggunakan struktur DNA pada bagian-bagian tubuh (zat warna
amino aromatik, anilin, nikel, seng, polifinil chlorida)

2.4 Manifestasi Klinis


 Keluhan biasanya tidak ada, kecuali bila sudah membesar dan menekan / tarikan saraf atau
obat.
 Benjolan tanpa nyeri, tanpa radang, kapsul ada, batas jelas.
 Tumor kecil sukar dibedakan dengan yang jinak.
 Tumor besar ; infiltrasi sekitar, hipervaskulerisasi, pada perabaan hangat, ada metastasis
regional / jauh.
2.5 Komplikasi
Tumor ganas ini bermetastase ke seluruh tubuh apabila tidak ditangani dengan cepat dan bisa
bermetastase ke paru-paru, ginjal, hati dan organ-organ tubuh lainnya seperti nodus limfe.

2.6 Patofisiologi
Tumor ganas merupakan proses yang biasanya makan waktu lama sekali, bermula ketika
sel abnormal diubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler.
Sel abnormal ini membentuk klon dan mulai berfoliferasi secara abnormal, mengabaikan
sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut kemudian dicapai suatu
tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasif. Dan terjadi perubahan pada jaringan
sekitarnya sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan memperoleh akses ke limfe
dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluih darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke
area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase. Penyebaran limfogen terjadi karena sel
kanker menyusup ke saluran limfe kemudian ikut aliran limfe menyebar dan menimbulkan
metastasis di kelenjar limfe regional.
Pada umumnya kanker mula-mula menyebar dengan cara ini baru kemudian menyebar
hematogen, pada permulaan penyebaran hanya terjadi pada satu kelenjar limfe saja tetapi
selanjutnya terjadi pada kelenjar limfe regional lainnya.
Setelah menginfiltrasi kelenjar limfe sel kanker dapat menembus dinding struktur sekitar
menimbulkan perlekatan. Kelenjar limfe satu dengan yang lain sehingga membentuk paket
kelenjar limfe.
Penyebaran hematogen terjadi akibat sel kanker menyusup ke kapiler darah kemudian
masuk ke pembuluh darah dan menyebar mengikuti aliran darah vena sampai organ lain.
2.5.1 Pathway
2.7 Penatalaksanaan
 Terapi bedah
Umumnya terapi bedah merupakan reseksi radikal termasuk pinggir jaringan sehat selebar
dua sentimeter sekitar tumor.
 Penyinaran
Terapi penyinaran digunakan sebagai terapi pembedahan yang tidak pasti radikal yang
radikal atau yang hampir tidak radikal, untuk mencegah kekambuhan setempat. Penyinaran
paliatif berguna sekali untuk mengurangi nyeri pada penderita dengan tumor lanjut.
Radioterapi pascabedah harus diberikan pada penderita tumor jaringan lunak maligna
bila reseksi primer tidak radikal dan bila tebal lapisan jaringan sehat sekitar tumor kurang
dari satu sentimeter.
 Kemoterapi
Adriamisin, ifosfamid dan DTIC, dimetil triazeno imidazol karboxamide berguna pada
tumor ganas jaringan lunak sehingga digunakan prabedah maupun pasca bedah pada tumor
tertentu.
 Metastasektomi
Bila bedah primer dilakukan secara radikal dan tidak ditemukan metastase lain serta tidak
ada kontra indikasi.
 Perfusi regional terisolasi
Sebagian besar tumor ganas ini terdapat di ekstremitas karena itu dapat dilakukan perfusi
kemoterapeutik terisolasi.
2.8 Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan sinar X-thorax, hitung sel darah yang lengkap, tes faal hepar
 Pemeriksaan CT-Scan atau radionukleida
 Sinar rontgen boleh diberikan apabila penderita telah berusia 60-70 tahun dengan tumor
yang sangat besar.
 Hasil biopsy, pengambilan dengan cara eksisi
 Palpasi kelenjar limfe regional
 Prognosis : prognosis kelangsungan hidup jangka panjang (5tahun) dianggap jelek kalau
tebal lesinya melebihi 4 mm
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
A. Anamneses
B. Tanda-tanda Vital
C. Aktivitas Istirahat
Tanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera
karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
D. Sirkulasi : Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri/ansietas),
takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang
tidak teratur
E. Neurosensori : Nyeri dada daerah karsinoma.
F. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi
yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit)
G. Keamanan
Tanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna nodul
(biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat/berubah
secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
H. Penyuluhan /Pembelajaran
Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas pemeliharaan/perwatan
rumah
3.2 Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas : berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap
perubahan status kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi dengan orang yang berarti,
krisis situasi atau krisis maturasi.
2) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, efek samping penanganan,
factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan.
3) Koping individu, : ketidakefektifan berhubungan dengan perubahan penampilan, keluhan
terhadap reaksi orang lain, kehilangan fungsi, diagnosis kanker
4) Mobilitas fisik, hambatan berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kerusakan
saraf/otot, dan nyeri
3.3 Intervensi Keperawatan
1. Ansietas adalah suatu keresahan, perasaan ketidaknyamanan
a. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien.
b. Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas di masa lalu.
c. Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaan.
d. Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini, harapan-
harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani.
e. Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas sehari-hari meskipun dalam
keadaan cemas.
f. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.
2. Gangguan citra tubuh adalah konfusi pada gaambaran mental dari fisik seseorang.
a. Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal pasien tentang tubuhnya.
b. Kaji harapan pasien tentang gambaran tubuh.
c. Dengarkan pasien dan keluarga secara aktif, dan akui realitas adanya perhatian terhadap
perawatan, kemajuan dan prognosis.
d. Berikan perawatan dengan cara yang tidak menghakimi, jaga privasi dan martabat
pasien.
3. Koping individu, ketidakefektifan adalah ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat
terhadap stressor, pilihan respons untuk bertindak secara tidak adekuat, dan atau
ketidakmampuan untuk menggunakan sumber yang tersedia.
a. Kaji pandangan pasien terhadap kondisinya dan kesesuaiannya dengan pandangan
pemberi pelayanan kesehatan.
b. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
c. Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan peran yang realitas.
d. Bantu pasien dalam mengidentifikasi respons positif dari orang lain.
e. Libatkan sumber-sumber yang ada di rumah sakit dalam memberikan dukungan
emosional untuk pasien dan keluarga.
4. Mobilitas fisik, hambatan adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian, pergerakkan fisik
yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau lebih.
a. Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan.
b. Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas.
c. Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu.
d. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif
e. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.

.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tumor Maligna yaitu tidak terbungkus dalam kapsul dan akan menginfiltrasi jaringan
disekitarnya serta menimbulkan metastase. Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat,
infiltrasi dan merusak jaringan sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar ke seluruh
tubuhmelalui aliran limfe atau aliran darah dan sering menimbulkan kematian.
Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses
pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, tumor
dikenal sebagai neoplasia. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/pembelahan, jadi
neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel
di sekitarnya yang normal. Yang perlu diketahui, sel tubuh secara umum memiliki 2 tugas
utama yaitu melaksanakan aktivitas fungsional nya serta berkembang biak dengan
membelah diri. Namun pada sel tumor yang terjadi adalah hampir semua energi sel
digunakan untuk aktivitas berkembang biak semata. Fungsi perkembangbiakan ini diatur
oleh inti sel (nucleus), akibatnya pada sel tumor dijumpai inti sel yang membesar karena
tuntutan kerja yang meningkat.

4.2 Saran
1. Dengan mengetahui gejala – gejala dari Tumor Maligna kita dapat mengobati dari awal
2. Dengan mengetahui penyebab – penyebab Tumor Maligna maka kita dapat mencegah
lebih awal sebelum terjadinya penyakit yang lebih parah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Baughman C. Diane, Hackley C. JoAnn. 1996. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
2. Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
3. https://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/27/askep-tumor-maligna/
4. Brunner and Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, EGC : Jakarta
5. Huda Amin Nurarif, S.Kep.,Ns. Kusuma Hardi, S.Kep.,Ns. 2015. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Mediaction
Jogja

Anda mungkin juga menyukai