Anda di halaman 1dari 2

Mengukur Tekanan Darah

Alat yang kita butuhkan untuk memeriksa tekanan darah adalah manset tensimeter
(sphygmomanometer) dan stetoskop, kedua alat ini dapat kita peroleh di toko alat kesehatan
dengan harga relatif murah. Sphygmomanometer ada yang model Air Raksa dan bukan Air
Raksa (model jarum dan digital), anda dapat memilih yang mana saja sesuai selera dan kondisi
keuangan, semuanya dapat dipakai dengan cukup presisi/akurat.
Cara mengukur Tekanan darah
1. Lilitkan manset tensimeter pada lengan atas (kiri atau kanan) di atas siku. Manset
dililitkan pada bagian ini karena di sana terdapat pembuluh darah Arteri yang berasal
langsung dari jantung. Pembuluh ini terletak dekat di bawah kulit, disebut juga Arteri
Brachialis.
2. Upayakan tensimeter diletakkan setinggi/sejajar jantung baik dalam posisi tidur maupun
duduk/berdiri. Tangan yang diperiksa dalam keadaan rileks.
3. Tutuplah katup pengatur udara pada pompa karet manset tensimeter dengan cara memutar
kekanan sampai habis.
4. Stetoskop dipasang pada telinga Anda, bagian yang pipih ditempelkan pada bagian dalam
lipatan siku di sebelah bawah lilitan manset.
5. Pompalah udara kedalam manset dengan cara meremas pompa karet berulang-ulang
sampai tekanan menunjukkan/mencapai 140 mmHg. Tekanan 140 mmHg ini atas dasar
20 mmHg di atas tekanan sistole yang diperkirakan pada orang dewasa normal (tidak
menderita hipertensi) yaitu 120 mmHg. Bila yang diperiksa adalah penderita hipertensi,
maka naikkan lagi 20 mmHg dst secara bertahap.
6. Manset yang dipompa menyebabkan tekanannya meningkat dan menekan Arteri
Brachialis sehingga aliran darah berhenti mengalir.
7. Buka kembali katup pengatur udara dengan cara memutar kekiri sedikit dengan penuh
perasaan agar udara dari manset keluar sedikit demi sedikit sehingga aliran darah arteri
Brachialis mengalir kembali. Dengar dan awasi suara yang timbul ketika katup manset
dibuka, akan terdengar suara duk-duk-duk.
8. Suara duk-duk-duk yang pertama kali Anda dengar disebut juga suara KOROTKOW
(Korotkoff)
Bagaimana menentukan tekanan sistole dan diastolenya?
Fase I:
Perhatikan ketika Anda memompa manset sampai suatu nilai tekanan (misal 140 mmHg)
kemudian ketika udara dikeluarkan sedikit demi sedikit, maka tekanan manset berkurang.
Mendadak akan terdengar suara yang jelas, pendek-pendek, bersifat ketukan (tapping) yang
makin lama semakin keras, suara ini dinamakan suara Korotkoff. Suara ini terdengar selama
tekanan manset diturunkan 10-14 mmHg.
Fase II:
Suara berubah menjadi bising (murmur) dan kerasnya berkurang selama penurunan tekanan 15-
20 mmHg.
Fase III:
Suara menjadi jelas kembali dan lebih keras selama penurunan 5-7 mmHg berikutnya.
Fase IV:
Suara menjadi redup dan lemah dengan cepat selama penurunan 5-6 mmHg berikutnya.
Fase V:
Suara mulai menghilang.

Catatan: Ingat dan catat suara yang pertama kali terdengar (fase I) terjadi pada tekanan berapa?
itulah tekanan sistole. Suara yang menghilang (fase V) berkorelasi dengan tekanan diastole pada
orang dewasa. Tekanan diastole pada anak-anak terjadi pada fase IV. Juga pada waktu kerja fisik
pada orang dewasa, tekanan diastole terjadi pada awal fase IV.

Anda mungkin juga menyukai