Anda di halaman 1dari 14

[Type the company name]

PEDOMAN DIARE
UPT PUSKESMAS KEDOPOK

User
[Pick the date]
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat
dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Kedopok kota Probolinggo mendapat
kesempatan untuk melaksanakan akreditasi.
Akreditasi bagi Puskesmas Kedopok Kota Probolinggo sangatlah penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk
penunjang pelaksaan akreditasi di Puskesmas Kedopok Kota Probolinggo maka
diperlukan pedoman pelayanan diare di Puskesmas Kedopok.
Harapan kami mudah – mudahan pedoman pelayanan ini dapat memberi manfaat
bagi Puskesmas Kedopok sehingga akreditasi di Puskesmas Kedopok Kota
Probolinggo berjalan lancar dan menjadi puskesmas yang lebih baik

Probolinggo, 02 Januari 2017


Pelaksana Program Diare

Yusmita Parika Dillyawati


NIP. 19850213 201101 2 014
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………... 2
B. Tujuan Pedoman ………………………………………………………………………… 2
C. Sasaran Pedoman ………………………………………………………………………. 2
D. Ruang Lingkup ……………………………………………………………………………2
E. Batasan Operasional ……………………………………………………………………. 2
BAB II STANDART KETENAGAKERJAAN
A. Standart Bagi Pelaksana Program Diare ……………………………………………… 4
B. Distribusi Ketenagakerjaan ……………………………………………………………... 4
C. Jadwal Kegiatan ………………………………………………………………………….. 4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hingga saat ini penyakir diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare
dari tahun ke tahun. Di dunia sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahunnya
karena diare, sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang (
Parashar, 2003 ). Menurut WHO, di Negara berkembang pada tahun 2003
diperkirakan 1,87 juta anak balita meninggal karena diare. 8 dari 10 kematian
tersebut terjadi pada umur kurang dari 2 tahun. Rata – rata anak usia kurang dari
3 tahun dinegara berkembang mengalami episode diare 3 kali dalam setahun (
WHO, 2005 ). Hasil survey subdit diare angka kesakitan diare semua umur tahun
2000 adalah 301/1000 penduduk, tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk, tahun
2006 adalah 423/1000 penduduk, sedang pada tahun 2015 adalah . kematian
diare pada balita 75,3 per 100.000 balita dan semua umur 23,2 per 100.000
penduduk semua umur ( Hasil SKRT, 2001 ). Diare merupakan penyebab
kematian nomor 4 ( 13,2% ) pada semua umur dalam kelompok penyakit
menular. Proporsi diare sebagai penyebab kematian nomor 1 pada bayi
postneonatal ( 31,4% ) dan pada anak balita ( 25,2% ) ( Hasil Riskesdas, 2007 ).
Pada tahun 2015 terjadi 18 kali KLB Diare yang tersebar di 11 provinsi, 18
kabupaten/ kota dengan jumlah penderita 1.213 orang dan kematian 30 orang.
Upaya penurunan kematian pada kasus diare, dapat dilakukan dengan
peningkatan cakupan diare serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendekatkan jangkauan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dan sosialisasi Program Diare kepada
masyarakat luas di wilayah kerja Puskesmas Kedopok sehingga kita dapat
mengetahui sejauh mana tingkat kepedulian masyarakat terhadap kasus dan
Program Diare. Sesuai dengan visi Puskesmas mewujudkan masyarakat mandiri
hidup sehat di wilayah Puskesmas Kedopok.
Dengan semakin menurunnya angka kesakitan diare di wilayah Puskesmas
Kedopok. Maka diharapkan tercapai tujuan dari visi misi di wilayah Puskesmas
Kedopok.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum : Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare.
2. TujuanKhusus
a. Tercapainya penurunan angka kesakitan
b. Terlaksananya tatalaksana diare sesuai standar
c. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di
masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan,
peannggulangan maupun pemberantasannya pada semua jenjang pelayanan.
d. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan
hidup sehat melalui promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga
kesakitan dan kematian karena diare dapat dicegah.
e. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare di suatu wilayah
kerja Puskesmas Kedopok.

C. Sasaran
Programmer Diare

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi pengobatan penderita diare di Puskesmas
Kedopok, Puskesmas Pembantu serta di posyandu/ kader

E. Batasan Operasional
1. Dehidrasi Ringan
Tidak ada keluhan atau gejala yang mencolok. Tandanya pada anak terlihat agak
lesu, haus dan agak rewel.
2. Dehidrasi Sedang
Tandanya ditemukan 2 gejala atau lebih gejala berikut :
a. Gelisah, cengeng
b. Kehausan
c. Mata cekung
d. Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali
ke posisi semula
3. Dehidrasi Berat
Tandanya ditemukan 2 gejala atau lebih gejala berikut :
a. Berak cair terus – menerus
b. Muntah terus menerus
c. Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk
d. Tidak bisa minum, tidak mau makan
e. Mata cekung, bibir kering dan biru
f. Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik
g. Tidak kencing 6 jam/ lebih, frekuensi buang air kecil berkurang
h. Kadang – kadang dengan kejang dan panas tinggi
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Standar bagi pelaksana program Diare


Petugas pelaksana adalah petugas pelaksana yang telah memenuhi
standar kualifikasi sebagai tenaga pelaksana dan telah mendapat pelatihan
sesuai dengan tugasnya.

No Jenis Kompetensi Kompetensi Jumlah


Ketenagaan ( Ijazah) Tambahan
( Pelatihan )

1 Perawat D III Pelatihan PPGD 1


Pelaksana Keperawatan

B. Distribusi Ketenagaan

- Pelaksana program diare dilaksanakan perawat


- Pengobatan diare dilaksanakan oleh dokter, perawat dan bidan
- Penyuluhan dilakukan oleh pelaksana program diare dan atau petugas
kesehatan

C. Jadwal Kegiatan
1. Mengumpulkan data
2. Membuat laporan bulanan
3. Pemberian materi tambahan diare/ sosialisasi diare pada petugas puskesmas
4. Penyuluhan diare di dalam gedung dan luar gedung
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
-

B. STANDAR FASILITAS
1. Tensi meter
2. Alat ukur suhu
3. Timbangan
4. Buku register
5. Formulir pelaporan
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN

1. Pengendalian diare balita


2. Pengendalian diare umur >5 tahun
3. Kesiapsiagaan dan respon bila ada KLB diare
4. Factor resiko diare
5. Promosi penanggulangan diare balita melalui penyuluhan

B. METODE
1. Pengumpulan data
2. Pengolahan dan analisa data
3. Penyajian data umpan balik
4. Promosi penanggulangan data diare balita melalui penyuluhan

C. LANGKAH KEGIATAN
BAB V
LOGISTIK

a. Untuk ketersediaan alat medis pengajuan dilakukan melalui bendahara barang.


b. Pengadaan ATK dilakukan melaui pengajuan kepada penanggung jawab stok barang
c. Alat dan bahan habis pakai seperti masker, handscon, permintaan dilakukan melalui
LPLO kepada penanggung jawab gudang obat.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN PROGRAM

 Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana puskesmas


membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asestmen resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh Kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
 Tujuan penerapan keselamatan pasien adalah terciptanya budaya keselamatan
pasien, meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan
masyarakat, menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas,
terlaksananya program- program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Tujuan
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.

B. Tindakan yang beresiko terpajan


- Cuci tangan yang kurang benar.
- Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

C. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan yaitu :

- Cuci tangan guna mencegah infeksi silang


- Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan kuman penyakit.
- Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan program diare dipuskesmas di monitor dan di evaluasi


dengan menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Permasalahan di bahas pada tiap pertemuan Lokakarya mini tiap bulan
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini di gunakan sebagai acuan bagi pelaksana program diare di


Puskesmas dan lintas sektor terkait dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
program kusta di Puskesmas. Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan
pedoman program diare di Puskesmas ini, hendaknya pelaksana program diare
Puskesmas dapat menjabarkannya dalam protap ( prosedur tetap ) yang berisi
langkah-langkah dari setiap kegiatan sesuai kondisi Puskesmas.

Selain itu dengan pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar
advokasi bagi pemegang kebijakan untuk peningkatan mutu pelaksanaan program
diare di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai