Disusun oleh:
Kelompok 3
YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan ini yang berjudul “Pengaruh Globalisasi terhadap Identitas Nasional.”
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Pengaruh
Globalisasi terhadap Identitas Nasional”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan yang Maha Esa, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Hari Supriyanto, S.H.,
M.Hum selaku dosen Pendidikan Kewarganegaraan dan teman-teman yang telah membantu
kami menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca
meskipun makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Hal-hal itulah
menjadi objek dari Identitas Nasional. Berdasarkan pengertian tersebut, maka setiap bangsa di
dunia ini akan memiliki identitas masing-masing sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri
karakter dari bangsa tersebut. Karakter atau ciri bangsa tersebut timbul oleh kemajemukan
masyarakat yang ada di suatu bangsa tersebut. Terbangunnya suatu karakter yang mempunyai
ciri tersendiri lahir atas kesepakatan bersama meliputi atas kepentingan bangsa-bangsa dan
negara. Seperti halnya Indonesia yang mempunyai ciri atau lambang negara Garuda dan
Pancasila sebagai dasar atau falsafah negara. Maka Identitas Nasional suatu bangsa tidak dapat
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau yang lebih popular disebut sebagai kepribadian
suatu bangsa.
Dewasa ini, kepribadian bangsa kita mulai menghilang. Salah satu penyebabnya yaitu
pengaruh globalisasi yang banyak membawa dampak negatif terhadap Identitas Nasional
bangsa. Terutama generasi muda yang sangat mudah terpengaruh oleh budaya luar. Melihat
generasi muda zaman sekarang, bila disoroti lebih jauh rasa Nasionalisme mereka berkurang
dan kurangnya pemahaman tentang Identitas Nasional sendiri, dimana ciri khas dari bangsa
tempat mereka tinggal dan berpijak kini. Generasi penerus bangsa menganggap hal itu
hanyalah sebuah pernyataan belaka. Hanya sebagian kecil dari generasi muda bangsa ini
mempunyai kesadaran melaksanakan dan memahami arti dan makna dari Identitas Nasional.
Sebagai rakyat Indonesia kita seharusnya bangga dengan identitas yang dimiliki oleh
negara, bahkan dunia pun mengakui bahwa bangsa kita mempunyai jati diri yang tidak dimiliki
oleh bangsa lain. Oleh karena itu sebagai warga negara yang sadar akan pentingnya identitas
bagi bangsa kita, maka dari sekarang mulailah mengenali dan menerapkan identitas nasional
dengan cara menghargai bentuk-bentuk identitas dari negara kita baik itu kebudayaan, bahasa,
dan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata “Identitas” dan ”Nasional”. Kata
Identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah ciri-ciri, tanda-
tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan
yang lain. Jadi pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian
bangsa, filsafat Pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan
paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan
hukum yang berlaku di Indonesia.
Pengaruh Globalisasi terhadap Identitas Nasional meliputi dua sisi, yaitu pengaruh
positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti
kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain-lain akan mempengaruhi
kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat Indonesia.
Hal ini mengakibatkan banyak terjadi penyimpangan terhadap nilai-nilai yang dulunya
sangat dominan pada kalangan masyarakat dan dijalankan dengan sepenuh hati, sekarang sudah
menjadi barang yang aneh dan langka. Pengaruh globalisasi terhadap masyarakat yang
ditransformasikan ke dalam budaya Indonesia yang akhirnya akan mensinergikan budaya-
budaya Timur Indonesia terhadap budaya Barat yang cenderung Liberalisme dalam usaha
pencapaian Globalisasi yang meminimalisir bahkan menghilangkan budaya-budaya Indonesia
yang terkenal dengan keramahtamahan dan kesopanan.
Dalam definisi globalisasi menurut beberapa ahli, salah satunya adalah Jan Aart Scholte
mengatakan Globalisasi adalah, “Serangkaian proses dimana relasi sosial menjadi relatif
terlepas dari wilayah geografis”. Sementara bilamana menilik definisi budaya, diatas, maka
bisa diartikan bahwa Globalisasi budaya adalah, “Serangkaian proses dimana relasi akal dan
budi manusia relatif terlepas dari wilayah geografis”.
Hal ini memunculkan jalinan situasi yang integratif antara akal dan budi manusia
disuatu belahan bumi yang lain dengan yang lain. Sementara itu, dalam pandangan kaum
hiperglobalis mereka berpendapat tentang definisi globalisasi budaya adalah,
…homogenization of the world under the auspices of American popular culture or Western
consumerism in general. Ini berarti bahwa globalisasi budaya adalah proses homogenisasi
dunia dibawah bantuan budaya popular Amerika atau paham konsumsi budaya Barat pada
umumnya. Definisi hiperglobalis tersebut, jika bisa disamakan dengan keanekaragaman istilah
globalisasi pada umumnya, yang salah satunya adalah Westernisasi. Dimana ada penyebaran
kebudayaan Barat terutama kebudayaan Amerika.
Namun, jika dilihat lebih lanjut, definisi dari paham hiperglobalis tidak bisa lepas
daripada sifat-sifat yang cenderung mengandung pikiran ekonomi, atau berorientasi ekonomi.
Hal itu jelas dapat dilihat dan dinilai, dari penekanan paham konsumsi terhadap budaya Barat
pada umumnya. Jadi bisa juga diartikan bahwa, budaya Barat adalah budaya yang diperjual-
belikan, sementara masyarakat dunia pada umumnya adalah konsumen yang menikmati.
Sehingga munculah kondisi dimana istilah Westernisasi digunakan sebagai simbolis terhadap
sifat konsumerisme tersebut. Baik itu konsumsi terhadap bentuk pemerintahan atau sistem
politik, mekanisme pasar atau paham ekonomi, bahkan hingga bentuk celana Jeans atau
kebudayaan. Masih menyangkut tentang globalisasi budaya, dari definisi tersebut maka
lahirlah apa yang dikatakan sebagai Global Pop Culture. Global Pop Culture adalah budaya
tren dalam suatu wilayah atau region yang kemudian dipopulerkan hingga ke taraf dunia atau
lingkup global.
Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan, yaitu :
Pada dasarnya, pemahaman akan arti identitas bangsa itu tidak terlepas dari sikap
Nasionalisme dan Patriotisme. Nasionalisme menunjukkan secara psikologis tingkat loyalitas
seseorang yang diwujudkan dalam suatu tindakan nyata. Sedangkan Patriotisme merupakan
semangat cinta tanah air dan rela berkorban untuk kemakmuran tanah airnya. Kedua hal
tersebut dapat diimplementasikan misalnya dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari, mencintai dan menggunakan produk dalam negeri, melestarikan budaya
daerah, memperkenalkan dan mempromosikan produk dan budaya Indonesia di berbagai event
internasional, dan lain-lain.
Sebagai negara yang sudah berdaulat berpuluh tahun lamanya, secara teoritis Indonesia
sudah menganggap bahwa dirinya memiliki Identitas Nasional. Akan tetapi pada kenyatannya
fenomena yang terjadi di masyarakat memperlihatkan terjadinya kekritisan identitas tersebut
yang mengancam disintegrasi. Selama ini sebagian besar masyarakat Indonesia masih bingung
dengan identitas bangsanya. Hal ini disebabkan karena mereka tidak memahami dengan baik
arti Identitas Nasional itu sendiri.
Di tengah arus globalisasi seperti sekarang ini, identitas yang dimiliki bangsa kita akan
sangat mudah terkikis dengan adanya pengaruh yang timbul dari pihak luar. Karena tidak
mengenali jati diri bangsanya dengan baik, masyarakat seakan-akan kehilangan arah. Sehingga
ketika budaya-budaya barat masuk ke negara kita, rasanya begitu sangat cepat diserap oleh
berbagai lapisan masyarakat. Arus Globalisasi yang sangat kuat akan mempercepat disintegrasi
nasional dan mengancam hilangnya jati diri bangsa akibat perkembangan zaman. Sudah hal
yang sangat lazim kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dampak negatif dari arus globalisasi
itu.
Kemudian dari segi budaya, dampak dari arus globalisasi ini memiliki pengaruh yang
sangat besar. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, penyebaran informasi
melalui berbagai media sangat mudah dilakukan. Dengan adanya media elektronik yang
semakin merakyat memudahkan masyarakat Indonesia untuk mengenal budaya-budaya dari
luar yang ditayangkan di media itu sendiri. Dengan adanya teknologi seperti handphone,
komputer, televisi, internet dan sebagainya sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari.
Namun adakalanya banyak oknum yang tidak bertanggung jawab menyalahgunakan teknologi
tersebut untuk meracuni pikiran generasi-generasi muda penerus bangsa. Sebagai contoh
disebarkannya video-video porno melalui internet, aksi-aksi kekerasan yang sejatinya termasuk
tindakan amoral, dan sebagainya kian hari makin merusak moral generasi muda kita. Selain
itu, melalui internet dan televisi juga memudahkan masyarakat untuk mengenal budaya-budaya
luar . Namun kebanyakan tayangan tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat Indonesia, kurang mendidik dan cenderung merusak moral bangsa karena banyak
meniru budaya-budaya barat.
Setelah melihat kenyataan dalam fenomena yang berkembang di tengah-tengah
masyarakat, sudah terlihat jelas bahwa identitas nasional bangsa Indonesia kian hari kian
terkikis. Hal ini disebabkan salah satunya karena tidak adanya kesiapan masyarakat dalam
menghadapi arus globalisasi yang kuat. Tantangan bagi bangsa Indonesia ini nyata. Arus
globalisasi yang kuat kian hari memang mengancam eksistensi jati diri bangsa Indonesia. Sebut
saja fenomena ini sebagai guncangan budaya (cultural shock).
Globalisasi itu mutlak dan harus terjadi. Kehadirannya merupakan bagian yang krusial
bagi perkembangan zaman menuju peradaban yang lebih baik. Yang menjadi permasalahan
adalah mampu atau tidaknya kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai individu, menyaring
efek-efek negatif yang inheren dalam arus globalisasi itu sendiri. Secara makro, diperlukan
sebuah diskusi panjang mengenai strategi kebudayaan nasional yang diharapkan mampu
memberi kontribusi nyata bagi pudarnya identitas bangsa ini. Sudah saatnya bagi pemerintah
kita mulai bergerak, mensosialisasikan dan menggalakkan kembali nilai-nilai dan budaya yang
menjadi identitas bangsa kita melalui aksi-aksi nyata. Program-program pemerintah, apapun
itu, tidak akan pernah berjalan dengan baik jika kita sebagai masyarakat tidak ikut berperan
aktif didalamnya.
Hal pertama yang menjadi PR kita bersama sebagai warga yang peduli akan identitas
bangsanya adalah bagaimana cara menumbuhkan kembali sifat-sifat identitas nasional itu ke
dalam pribadi masing-masing. Langkah yang paling nyata untuk memulainya yaitu dengan
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari hal kecil, seperti
membiasakan diri menggunakan produk dalam negeri, merupakan contoh pencerminan
sederhana namun sangat berarti. Kesiapan dan komitmen kita untuk menjunjung identitas
nasional bangsa kita, tercermin dari sejauh mana kita mengaktualisasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Globalisasi adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia dimana setiap orang
tidak terikat oleh Negara atau batas-batas wilayah, artinya setiap individu dapat
terhubung dan saling bertukar informasi dimanapun dan kapanpun melalui media
elektronik maupun cetak.
2. Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat
Pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling
tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah
tatanan hukum yang berlaku di Indonesia.
3. Pengaruh Globalisasi terhadap masyarakat yang ditransformasikan ke dalam budaya
Indonesia yang akhirnya akan mensinergikan budaya-budaya Timur Indonesia terhadap
budaya Barat yang cenderung Liberalisme dalam usaha pencapaian Globalisasi yang
meminimalisasi bahkan menghilangkan budaya-budaya Indonesia yang terkenal
dengan keramahtamahan dan kesopanan.
4. Globalisasi Budaya adalah, “Serangkaian proses dimana relasi akal dan budi manusia
relatif terlepas dari wilayah geografis”.
5. Arus Globalisasi yang sangat kuat akan mempercepat disintegrasi nasional dan
mengancam hilangnya jati diri bangsa akibat perkembangan zaman.
• Di bidang ekonomi, telah berkembang nilai-nilai konsumerisme sehingga para
konsumen lebih memilih untuk berbelanja di swalayan daripada di pasar lokal
atau tradisional.
• Dari segi budaya, dampak dari arus globalisasi ini memiliki pengaruh yang
sangat besar. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, penyebaran
informasi melalui berbagai media sangat mudah dilakukan. Dengan adanya
media elektronik yang semakin merakyat memudahkan masyarakat Indonesia
untuk mengenal budaya-budaya dari luar yang ditayangkan di media itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Kristanto, Rizki Reza. “Pengaruh Globalisasi Terhadap Identitas Nasional Suatu Bangsa”. 10
……….November 2018. https://rikyrezakristianto.wordpress.com/2014/05/19/pengaruh-
.............globalisasi-terhadap-identitas-nasional-suatu-bangsa/