CASE REPORT
PNEUMONIA
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PRESENTASI KASUS
PNEUMONIA
Pembimbing :
dr. Niwan Tristanto Martika, Sp.P (……………………..)
Dipresentasikan dihadapan :
dr. Niwan Tristanto Martika, Sp.P (……………………..)
I. IDENTITAS
Pasien Nama : Tn. S
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Gemolong, sragen
Pekerjaan : Buruh
Status perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal masuk RS : 9 Januari 2013
Tanggal pemeriksaan : 9 Januari 2013
No. Register : 047xxxx
II. ANAMNESIS
Dilakukan pada tanggal 9 Januari 2013 jam 10.30 WIB didapat secara
autoanamnesis dan Alloanamnesis dari ibu pasien
A. Keluhan Utama
Sesak napas
C. Riwayat Keluarga
1. Riwayat sakit serupa disangkal
2. Riwayat asma dalam keluarga disangkal
3. Riwayat alergi dalam keluarga disangkal
4. Riwayat hipertensi disangkal
5. Riwayat DM disangkal
6. Riwayat perokok diakui
D. Riwayat Kesehatan Lingkungan
1. Adanya penderita batuk lama dan riwayat pengobatan rutin
disangkal
2. Adanya penderita batuk darah disangkal
3. Udara dingin pada tempat tinggal pasien disangkal
4. Tempat kerja yang berdebu diakui
Pasien bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik kayu, pasien tidak
memakai pelindung udara (masker) pada saat bekerja.
E. Riwayat Pribadi
B. Vital Sign
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 100x pm
Pernafasan : 36 x pm
Suhu : 38,0 oC
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : CA -/- ; SI -/- ; nafas cuping hidung (-)
2. Leher : Retraksi (-), deviasi trachea tidak ditemukan, peningkatan
JVP tidak ditemukan, pembesaran KGB tidak ditemukan
3. Thorax
Pulmo :
Inspeksi : simetris, dada sukar mengembang, gerak dada kanan
dan kiri sama, retraksi subcostal (-)
Palpasi :
Ketinggalan gerak : tidak ada
Fremitus: depan : belakang
+ + + +
+ + + +
+ + + +
S S S S
S S S S
S S S S
+ + + +
+ + + +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
Wheezing :-/-
Jantung :
Bunyi jantung I-II murni regular,
Bising jantung tidak ditemukan.
Abdomen :
Inspeksi : Supel, sikatrik (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) 16x normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan tidak ditemukan, hepar-lien tidak
teraba membesar.
Perkusi : Timpani
Ekstremitas :
Edema - - ikterik (-), sianosis (-)
- -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 12,5 gr%
AL : 10.200/mm3
LED : 93/141
OT/PT : 30/34
Ur/Creat : 27/0,8
GDS : 99
Pemeriksaan Radiologi
Rontgen Thorak PA
Hasil :
Foto thorax PA didapatkan gambaran infiltrat luas pada seluruh
lapang paru
Sinus kosto frenikus lancip
CTR < 50%.
Diagnosa Fisik :
Respirasi 36x/menit
Suhu 38,0 C
Auskultasi
RBK : depan belakang
+ + + +
+ + + +
+ + + +
Pemeriksaan Penunjang :
Lab : AL : 10.200/mm3
Foto Thorax :
- Infiltrate luas pada seluruh lapang paru (proses spesifik)
Prognosis :
Dubia ad Bonam
PEMBAHASAN
PNEUMONIA
Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim
paru yang umumnya disebabkan oleh agen infeksi yang berupa
bakteri, virus, atau jamur.
Klasifikasi lain dan pneumonia adalah menurut tempat asal Infeksi
dibagi atas:
Community acquired pneumonia yaitu pneumonia yang
didapat dalam masyarakat.
Hospital acquired (nosokomial) yaitu pneumonia yang didapat
di rumah sakit.
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis, gejala
klinis, pemeriksaan fisik, foto toraks dan laboratorium. Diagnosis pasti
pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat
baru, atau infiltrat progresif ditambah dengan dua atau lebih gejala
seperti batuk-batuk bertambah, perubahan karakteristik dahak atau
purulen, suhu tubuh lebih dari 38 oC (aksila) atau riwayat demam,
pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara
napas bronkhial, ronkhi, dan leukosit >10.000 atau <4500 /uL.
1) Anamnesis
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam, menggigil,
suhu tubuh meningkat dapat melebihi 40 °C, batuk dengan dahak
mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas
dan nyeri dada.
2) Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dada tergantung dari luas lesi di paru.
Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernapas, pasa palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi
redup, pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler
sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang
kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.
3) Pemeriksaan penunjang
a) Gambaran radiologis
Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang
utama untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis
dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air
broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta
gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan
petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya gambaran
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus
pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan
meskipun dapat mengenai beberapa lobus.
b) Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah
leukosit, biasanya lebih dari10.000/ul kadang-kadang
mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit
terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED.
Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan
pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah
dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati.
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia,
pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.