Disusun oleh :
SYLVIA
1810221033
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Sylvia
1810221033
Mengetahui,
Pembimbing
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. R
Usia : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Karangklesem 04/07 P Selatan
Tanggal periksa : 15 Agustus 2018
No. CM : 00726812
B. SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Sesak nafas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke polikinik paru RSMS dengan keluhan sesak
nafas. Keluhan dirasakan sejak lebih dari 1 bulan yang lalu dan semakin
berat semenjak 5 hari terakhir sebelum datang ke poliklinik paru
RSMS. Sesak yang dirasakan hampir setiap hari. Sesak diperparah jika
melakukan aktivitas fisik yang berat, sehingga sesak sedikit
mengganggu aktivitas sehari-hari, sesak juga dirasakan jika terkena
debu saat bersih-bersih rumah. Sesak nafas dirasakan paling sering saat
malam hari, dan berbunyi “ngik-ngik”, hampir setiap malam pasien
mengeluhkan susah tidur karena sesaknya. Pasien mengaku sesak
berkurang jika istirahat atau mengkonsumsi obat seretide. Ibu pasien
juga menderita hal yang sama. Pasien pernah berobat dan mempunyai
riwayat asma sejak tahun 2016. Saat ini pasien mengkonsumsi obat
seretide untuk mengatasi sesak napasnya.
Pasien mengeluhkan nyeri kepala, batuk berdahak berwarna putih
dan leher kaku. Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan karena
tidak nafsu makan. Tidak ada demam, namun terdapat mual dan tidak
sampai muntah, terkadang tenggorokan terasa asam, dan sering
bersendawa. BAB dan BAK lancar.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat keluhan serupa : diakui, 1,5 tahun yang lalu
b. Riwayat OAT : disangkal
c. Riwayat hipertensi : disangkal
d. Riwayat kencing manis : disangkal
e. Riwayat asma : diakui, sejak tahun 2016
f. Riwayat alergi : diakui, alergi salbutamol
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat keluhan serupa :
diakui, ibu pasien memiliki keluhan
yang sama
b. Riwayat hipertensi : disangkal
c. Riwayat kencing manis : disangkal
d. Riwayat asma : diakui
e. Riwayat alergi : disangkal
5. Riwayat Sosial Ekonomi
a. Community
Pasien tinggal di Karangklesem bersama suami dan satu anaknya.
Hubungan antara pasien dengan tetangga dan keluarga dekat baik.
b. Home
Pasien tinggal di Karangklesem bersama suami dan satu anaknya.
Lantai rumah beralaskan keramik, dan ada beberapa buah jendela
serta ventilasi yang dibuka tiap pagi. Rumah pasien terdiri dari 2
kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu dapur, dan
satu kamar mandi. Pencahayaan rumah pasien berasal dari lampu
dan sinar matahari yang cukup.
c. Occupational
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga sedangkan suaminya sudah
tidak bekerja. Pembiayaan rumah sakit ditanggung olah BPJS NON
PBI.
d. Drugs and diet
Pasien mengkonsumsi obat asma yaitu seretide, namun jarang
diminum saat kambuh. Pasien mengaku makan sehari 2-3 kali
sehari, dengan nasi, sayur dan lauk pauk seadanya.
e. Personal habit
Pasien mengaku tidak pernah merokok, alkohol, ataupun
mengkonsumsi obat-obatan terlarang, pasien juga jarang
berolahraga.
C. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : Composmentis, GCS E4M6V5 (15)
c. Vital sign
1) Tekanan Darah : 140/80 mmHg
2) Nadi : 81x/menit
3) RR : 23x/menit
4) Suhu : 37,6 oC
d. Status Generalis
1) Kepala
- Bentuk : mesochepal, simetris, venektasi
temporal (-)
- Rambut : warna hitam bercampur uban, tidak mudah
dicabut, distribusi merata, tidak rontok
2) Mata
- Palpebra : edema (-/-) ptosis (-/-)
- Konjungtiva : anemis (-/-)
- Sclera : ikterik (-/-)
- Pupil : reflek cahaya (+/+) normal,isokor Ø 3 mm
3) Telinga
- otore (-/-)
- deformitas (-/-)
- nyeri tekan (-/-)
- discharge(-/-)
4) Hidung
- nafas cuping hidung (-/-)
- deformitas (-/-)
- discharge (-/-)
- rinorhea(-/-)
5) Mulut
- bibir sianosis (-)
- bibir kering (-)
- lidah kotor (-)
6) Leher
- Trakhea : deviasi trakhea (-/-)
- Kelenjar lymphoid : tidak membesar, nyeri (-)
- Kelenjar thyroid : tidak membesar
- JVP : tidak nampak
7) Dada
a) Paru
- Inspeksi : bentuk dada simetris,ketinggalan gerak (-)
- Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
- Perkusi :sonor pada lapang paru kiri dan kanan
Batas paru – hepar di SIC V LMCD
- Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (+/
+) saat ekspirasi. Ronki basah kasar (-/-),
ronki basah halus (-/-)
b) Jantung
- Inspeksi : ictus cordis nampak pada SIC V 2 jari
Medial LMCS
- Palpasi :ictus cordis teraba di SIC V 2 jari medial
LMCS,tidak kuat angkat
- Perkusi :Batas jantung kanan atas : SIC II LPSD
Batas jantung kiri atas : SIC II LPSS
Batas jantung kanan bawah :SICIV LPSD
Batas jantung kiri bawah :SIC V 2 jari
medial LMCS
- Auskultasi : S1>S2, reguler, murmur (-), gallops (-)
8) Abdomen
- Inspeksi :cembung
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Perkusi : timpani, pekak sisi (-),
pekak alih (-), nyeri ketok costovertebrae
(-)
- Palpasi : supel, nyeri tekan (-), undulasi (-)
- Hepar : tidak teraba
- Lien : tidak teraba
9) Ekstrimitas
- Superior : deformitas (-), jari tubuh (-/-),
edema (-/-), sianosis (-/-)
- Inferior : deformitas (-), jari tubuh (-/-), edema
(-/-), sianosis (-/-)
2. Pemeriksaan penunjang
Berikut lampiran hasil Rontgen RSMS 13 Agustus 2018, Ny. R
berumur 53 tahun, asal Karangklesem
D. DIAGNOSIS
1. CAP
2. Asma persisten sedang
3. Alergi salbutamol
4. GERD
E. TERAPI
1. Infus amino1 amp/8 jam
2. Methylprednisolon INJ 2x62.5 mg
3. MP tab 2x4 mg
4. Inj ceftriaxon 2x1 gr
5. Sefixim 2x100 mg
6. Inj rantin 2x1 amp
7. Tabas syr 3x1 dL
8. Acetylsistein caps 3x1
9. Seretide 2x250
10. Nebuliser combivent kp
F. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
II. PEMBAHASAN
A. Definisi
Asma adalah kelainan berupa inflamasi kronik saluran napas yang
menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang dapat
menimbulkan gejala mengi, batuk, sesak napas dan dada terasa berat terutama
pada malam dan atau dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau
tanpa pengobatan (Depkes RI, 2009).
B. Epidemiologi
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2011, 235 juta orang di
seluruh dunia menderita asma dengan angka kematian lebih dari 8% di negara-
negara berkembang yang sebenarnya dapat dicegah. National Center for Health
Statistics (NCHS) pada tahun 2011, mengatakan bahwa prevalensi asma menurut
usia sebesar 9,5% pada anak dan 8,2% pada dewasa, sedangkan menurut jenis
kelamin 7,2% lakilaki dan 9,7% perempuan. Di Indonesia, berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 mendapatkan hasil prevalensi
nasional untuk penyakit asma pada semua umur adalah 4,5 %. Dengan prevalensi
asma tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (7,8%), diikuti Nusa Tenggara Timur
(7,3%), DI Yogyakarta (6,9%), dan Sulawesi Selatan (6,7%) dan untuk provinsi
Jawa Tengah memiliki prevalensi asma sebesar 4,3 % (RISKESDAS, 2015).
C. Faktor Risiko
Etiologi dari asma sampai saat ini masih belum jelas tetapi terdapat berbagai
faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya asma. Adapun faktor
resiko terjadinya serangan asma adalah interaksi antara faktor pejamu (host) dan
lingkungan (environmental), yaitu (GINA, 2008):
1. Faktor Host
a. Predisposisi genetik
b. Atopik
c. Hiperresponsif saluran napas
d. Jenis kelamin
e. Ras/Etnik
2. Faktor Lingkungan
a. Alergen dalam ruangan. Contoh: alergen binatang (kutu), jamur
b. Alergen luar ruangan. Contoh: asap rokok, cuaca, asap kendaraan,
sari bunga, lingkungan sekitar, dan lain-lain.
1. Gejala asma harian lebih dari dua kali Tabel 6 Kriteria ASMA Terkontrol
dalam 1 minggu
2. Terbangun di malam hari karena asma Tidak
terdapat Terdapat Terdapat
3. Penggunaan obat pelega untuk mengatasi satupun 1- 2 3- 4
gejala lebih dari dua kali dalam 1 minggu kriteria kriteria kriteria
I. Tatalaksana
Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah mencapai asma terkontrol
sehingga penderita asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Program penatalaksanaan asma sendiri meliputi 7 komponen,
yaitu :
1. Edukasi
2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala
3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang
5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut
6. Kontrol secara teratur
7. Pola hidup sehat
Sedangkan, pada prinsipnya pentalaksanaan asma dibagi menjadi 2, yaitu
penatalaksanaan asma jangka panjang dan penatalaksanaan asma akut/ saat
serangan (Depkes, 2014) :
1. Tatalaksana asma jangka panjang
Prinsip utama tatalaksana jangka panjang adalah edukasi, obat asma
(pengontrol dan pelega), dan menjaga kebugaran (senam asma).Obat
pelega diberikan pada saat serangan, obat pengontrol ditujukan untuk
pencegahan serangan dan diberikan dalam jangka panjang dan terus
menerus (Depkes, 2014).
2. Tatalaksana serangan asma akut
a. Mengatasi gejala serangan asma.
b. Mengembailkan fungsi paru ke keadaan sebelum serangan.
c. Mencegah terjadinya kekambuhan.
d. Mencegah kematian karena serangan asma.
Untuk medikamentosa bagi asma terdiri dari obat pelega dan pengontrol. Obat
pelega diberikan pada saat serangan asma, sedangkan obat pengontrol ditujukan
untuk pencegahan serangan asma dan diberikan dalam jangka panjang dan terus
menerus. Untuk mengontrol asma digunakan anti inflamasi (kortikosteroid
inhalasi). Obat asma yang digunakan sebagai pengontrol antara lain :
1. Inhalasi kortikosteroid
2. β2 agonis kerja panjang
3. antileukotrien
4. teofilin lepas lambat
Tabel 7 Jenis Obat Asma
Depkes RI. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Global Initative for Asthma. 2016. Global stategy for asthma management
and prevention. Available from: www.ginasthma.org
Global Initiative for Asthma. 2017. Pocket Guide for Asthma Management
and Prevention (for Adults and Children Older than 5 years.
Available from: www.ginasthma.org
Global Initative for Asthma. 2018. Global stategy for asthma management
and prevention. Available from: www.ginasthma.org