Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS MANDIRI

ODS KONJUNGTIVITIS ALERGI


ODS KATARAK SENILIS IMATUR
ODS PRESBIOPIA

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Mata


RST dr. Soedjono Tingkat II Magelang

Pembimbing :
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp. M
dr. YB. Hari Trilunggono, Sp. M

Disusun Oleh :
Syifa Silviyah 1710221036

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
PERIODE 21 MEI – 30 JUNI 2018
LEMBAR PENGESAHAN

ODS KONJUNGTIVITIS ALERGI


ODS KATARAK SENILIS IMATUR
ODS PRESBIOPIA

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Tugas


Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Tentara Tk. II
dr. Soedjono Magelang

Oleh :

Syifa Silviyah 1710221036

Magelang, 31 Mei 2018


Telah dibimbing dan disahkan oleh :
Pembimbing

dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp. M dr. YB. Hari Trilunggono, Sp. M


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang
berjudul “ODS Konjungtivitis Alergi, ODS Katarak Senilis Imatur dan ODS
Presbiopi”. Laporan Kasus ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat Kepaniteraan
Klinik Bagian Ilmu Penyakit Mata.
Penyusunan tugas ini terselesaikan atas bantuan dari banyak pihak yang turut
membantu terselesaikannya laporan ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M
dan dr. Y.B Hari Trilunggono, selaku pembimbing dan seluruh teman kepaniteraan
klinik Ilmu Penyakit Mata atas kerjasamanya selama penyusunan tugas ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri, pembaca
maupun bagi semua pihak-pihak yang berkepentingan.

Magelang, Mei 2018

Penulis
BAB I
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Magelang
Pekerjaan : Usaha toko kelontong
Status : Menikah
Tanggal Periksa : 28 Mei 2018
Anamnesis dilakukan secara : autoanamnesis pada tanggal 28 Mei 2018 di Poli
Mata RST Tk. II dr. Soedjono Magelang.

II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Mata kanan dan kiri gatal dan berair.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli mata RST dr. Soedjono Magelang dengan keluhan
mata kanan dan kiri gatal dan berair. Keluhan dirasakan sejak 1 tahun yang lalu.
Awalnya pada pagi hari ketika pasien sedang bangun tidur, pasien merasa mata
kanan dan kirinya lengket disertai kelopak mata agak kaku dan ada cairan lengket
bening berwarna putih kekuningan. Keluhan ini disertai dengan rasa pegal, panas
dan merah pada mata kanan dan kiri pasien. Pasien mengaku keluhan muncul tiba-
tiba, tidak ada benda asing yang masuk ke mata pasien. Keadaan ini sangat
mengganggu pasien, tetapi pasien tidak mengucek matanya, dan lama kelamaan
tampak bertambah merah. Keluhan ini tidak disertai pandangan kabur atau buram
sakit tenggorokan maupun demam.
Pasien mengaku memiliki riwayat alergi terhadap debu, dalam keluarga
pasien tidak ada yang memiliki alergi. Pasien mengaku bila terpapar debu mata
pasien semakin gatal dan berair. Pasien mengaku bahwa kebersihan tempat
tinggalnya sangat terjaga, namun sehari-hari pasien bekerja menjaga toko
kelontong yang terletak dipinggir jalan dan banyak debu yang berterbangan. Pasien
dalam setahun rutin berobat di Poliklinik Mata RST. Dr. Soedjono namun keluhan
tersebut terkadang berkurang, hilang dan muncul kembali.
Selain keluhan diatas satu bulan terakhir ini pasien mengeluh pandangan
seperti berkabut, mata kanan dan kiri pasien terasa semakin buram saat ini, pasien
merasa lebih jelas melihat saat siang hari dari pada malam hari. Pasien merupakan
seorang yang jarang membaca dan mulai menjauhkan bacaan saat membaca kurang
lebih saat usia 45 tahun. Setahun belakangan pasien membaca menggunakan
kacamata baca dan saat ini lebih nyaman membaca dengan kacamata baca.
Sebelumnya pasien memakai kacamata, tidak ada keluhan kabur saat melihat jauh
maupun dekat.
Pasien menyangkal adanya keluhan melihat pelangi saat memandang
lampu, pandangan ganda, nyeri kepala cekot-cekot hingga mual dan muntah.
Pandangan menyempit dan sering tersandung jika berjalan juga disangkal oleh
pasien.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat mata merah sebelumnya : diakui
Riwayat alergi : diakui
Riwayat terpapar debu dan angin : diakui
Riwayat trauma : disangkal
Riwayat kemasukan benda asing : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid dalam
waktu lama : disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal

e. Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah 1 tahun berobat tetapi keluhan belum hilang sempurna
f. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien seorang ibu penjaga toko kelontong. Biaya pengobatan pasien
ditanggung BPJS. Anak pasien bekerja semua. Kesan ekonomi cukup. Pasien
tidak merokok.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Umum
Kesadaran : Compos mentis
Aktifitas : Normoaktif
Kooperatif : Kooperatif
Status gizi : Baik
b. Vital Sign
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : Tidak dilakukan
c. Status Ophthalmicus

Oculus Dexter Oculus Sinister


Skema ilustrasi

Pemeriksaan OD OS

Visus 6/15 NC 6/12 NC


ADD S+3.00 J6 ADD S+3.00 J6
Bulbus Oculi
 Gerak Bola Mata baik ke segala arah baik ke segala arah
 Strabismus - -
 Eksoftalmus - -
 Enoftalmus - -

Suprasilia Normal Normal

Palpebra Superior
 Edema
 Sekret + (mukoserous) +(mukoserous)
 Hematom - -
 Hiperemi - -
 Entropion - -
 Ektropion - -
 Silia trikiasis (-) trikiasis (-)
 Ptosis - -
 Lagoftalmus - -
Palpebra Inferior
 Edema - -
 Sekret + (mukoserous) + (mukoserous)
 Hematom - -
 Hiperemi - -
 Entropion - -
 Ektropion - -
 Silia trikiasis (-) trikiasis (-)
Konjungtiva
 Injeksi + +
Konjungtiva
 Injeksi Siliar - -
 Sekret + (mukoserous) + (mukoserous)

 Perdarahan - -

Subkonjungtiva
 Bangunan - -

Patologis -

 Simblefaron -

Kornea
 Kejernihan Jernih Jernih
 Edema - -
 Infiltrat - -

 Keratic Precipitat - -

 Ulkus - -

 Sikatrik - -
- -
 Bangunan
Patologis
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
 Tes Fluoresein
COA
 Kedalaman
dangkal dangkal
 Hipopion
- -
 Hifema
- -
Iris
 Kripta Normal Normal
 Edema - -
 Sinekia - -
 Atrofi - -
Pupil
 Bentuk Bulat bulat
 Diameter 3 mm 3 mm
 Reflek Pupil + +
 Seklusio - -
 Oklusio - -
Lensa
 Kejernihan Keruh sebagian Keruh sebagian
 Iris Shadow + +
Corpus Vitreum
 Floaters - -
 Hemoftalmia - -
Fundus Refleks Suram Suram
Funduskopi
Fokus 0 0
 Papil N II batas tegas, cerah, atrofi (-) batas tegas, cerah, atrofi (-)
CDR 0,3 CDR 0,3
 Vasa
AV Rasio 2:3 2:3
 Macula
Reflek fovea + +
Eksudat - -
Edema - -
 Retina
Warna Orange Orange
Ablasio Retina - -
Edema - -
Bleeding - -
TIO (Palpasi) Normal Normal

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Konjungtivitis
Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi seperti kultur dan analisis sekret untuk
mengetahui penyebabnya.
Katarak
Darah Lengkap dan GDS
Presbiopia
Tidak ada
V. DIAGNOSIS BANDING
ODS Konjungtivitis

a. Konjungtivitis alergikal : Dipertahankan karena pada konjungtivitis alergikal


ditemukan adanya riwayat alergi terhadap alergen tertentu,sekret mukoserous,
terjadi menahun terkadang hilang dan kambuh kembali bila terpapar debu dan
angin

b. Konjungtivitis viral : Disingkirkan karena pada konjungtivitis viral tidak ada


hubungannya dengan riwayat alergi dan biasanya terjadi akut tidak sampai
menahun.
c. Konjungtivitis bakterial : Disingkirkan karena pada konjungtivitis bakterial
seharusnya ditemukan eksudat mukopurulen, hiperemis yang infiltratif, dan
blefarospasme serta edema pada palpebra.

d. Konjungtivitis klamidial : Disingkirkan karena pada konjungtivitis klamidia


ditemukan banyak folikel pada bagian tarsal superior, trikiasis atau entropion (
bulu mata terbalik ke dalam ), sedangkan pada pasien ini tak ada folikel,
trikiasis maupun entropion.

ODS Katarak

a. ODS Katarak Senilis Imatur : Ditegakkan karena dari hasil pemeriksaan


didapatkan lensa sebagian mengalami kekeruhan, selain itu didapatkan pula iris
shadow (+) dan COA agak dangkal.
b. ODS Katarak Senilis Matur : Disingkirkan karena dari hasil pemeriksaan
tidak didapatkan seluruh lensa mengalami kekeruhan, selain itu tidak
didapatkan pula iris shadow (-) dan COA cukup.
c. ODS Katarak Senilis Insipien : Disingkirkan karena dari hasil pemeriksaan
tidak didapatkan lensa keruh berbentuk baji/jari-jari sepeda, pasien sudah
memiliki gangguan penglihatan
d. ODS Katarak Senilis Hipermatur : Disingkirkan karena dari hasil
pemeriksaan tidak didapatkan lensa keruh (+) namun bersifat massif dan telah
mencair, iris Shadow (-) dan COA kedalaman cukup.

ODS Presbiopia
a. ODS Presbiopia dipertahankan karena pasien mengeluh harus menjauhkan
bacaan untuk membaca dan saat ini sudah berusia 62 tahun.
b. ODS Hipermetropia disingkirkan karena pada hipermetropia terdapat gejala
kabur bila melihat jauh dan semakin kabur untuk melihat dekat, sedangkan
pada pasien ini hanya kabur saat membaca sebelum keluhan padangan berkabur
sebulan yang lalu muncul.
VI. DIAGNOSIS KERJA
ODS Konjungtivitis Alergi
ODS Katarak Imatur
ODS Presbiopi

VII. PENATALAKSANAAN
A. ODS Konjungtivitis Alergika
Medikamentosa :
 Oral :-
 Topikal : Sodium Kromolin 4% tetes mata 4 x 1 tetes / hari
Ketorolac trometamin tetes mata 3x1 tetes/hari
 Parenteral :-
 Operatif : -
Non Medikamentosa :
Menghindari faktor alergen, kompres dingin, jaga higiene mata, nutrisi cukup,.
B. ODS Katarak Imatur
Non-Medikamentosa
Tidak ada
Medikamentosa :
 Topikal
Caterlent ED 3x2 tetes ODS

 Oral
Tidak diberikan

 Parenteral
Tidak diberikan

 Operatif
Tidak dilakukan

C. ODS Presbiopi
Medikamentosa :
 Oral : Tidak diberikan
 Topikal : Tidak diberikan
 Parenteral : Tidak diberikan
 Operatif : Tidak diberikan
Non Medikamentosa :
Menggunakan kaca mata baca dengan ADD S+3.00

VIII. EDUKASI
ODS Konjungtivitis Alergika
 Menjauhi dari faktor pencetus
 Menjaga kebersihan/higienitas lingkungan rumah dan sekitarnya
 Jangan mengucek mata karena dapat menyebabkan pembuluh darah pecah
sehingga mata menjadi lebih merah, serta mengucek mata dapat menyebabkan
infeksi pada mata.
 Menggunakan helm dengan kaca saat mengendarai motor. Memakai pelindung
seperti kacamata untuk menghindari angin dan debu.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita akan sembuh bila faktor
pencetus dihilangkan namun kemungkinan akan kambuh.

ODS Katarak Imatur


 Menjelaskan kepada pasien bahwa penglihatan kabur pada mata disebabkan oleh
lensa yang keruh yang disebut katarak. Dikarenakan pertambahan umur yang
dialami oleh pasien.
 Menjelaskan bahwa obat-obatan yang diberikan hanya untuk memperlama proses
penebalan pada lensa mata kanan dan kiri.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa mata kanan dan kiri masih belum perlu
dioperasi, menunggu sampai katarak matur.
 Pada pasien dengan katarak imatur dapat dilakukan operasi dengan
phacoemulsifikasi namun bila pasien menolak, dapat disarankan untuk menunggu
hingga katarak ‘matang’ dan dilakukan operasi EKEK
 Pasien harus waspada dan segera berobat bila melihat pelangi saat memandang
lampu atau cahaya karena hal tersebut merupakan salah satu tanda bahwa penyakit
katarak yang diderita bertambah buruk.

ODS Presbiopi
 Tetap memakai kacamata saat membaca untuk menghindari kelelahan mata.

IX. RUJUKAN
Dalam kasus ini tidak dilakukan rujukan ke Disiplin Ilmu Kedokteran lainnya.

X. KOMPLIKASI
 Konjungtivitis alergika : Komplikasi pada penyakit ini yang paling sering adalah
ulkus pada kornea dan infeksi sekunder.
 Katarak Imatur : Komplikasi katarak imatur adalah terjadinya glaukoma sekunder
yang disebabkan oleh proses miopisasi saat hidrasi lensa meningkat.

XI. PROGNOSIS
OS Pinguekulitis
Prognosis Oculus Dexter Oculus Sinister
Quo ad visam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
Quo ad sanam Dubia ad malam Dubia ad malam
Quo ad functionam ad bonam ad bonam
Quo ad kosmetikan ad bonam ad bonam
Quo ad vitam ad bonam ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.I Anatomi Konjungtiva


Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak mata
bagian belakang. Berbagai macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva.
Konjuntiva ini mengandung sel musin yang dihasilkan oleh sel goblet.

Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu:

- Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal ini sukar


digerakkan dari tarsus.
- Konjungtiva bulbi, menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera
dibawahnya.
- Konjungtiva forniks, merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan
konjungtiva bulbi.

Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan sangat longgar dengan jaringan


dibwahnya sehingga bola mata mudah bergerak.1
Arteri–arteri konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri
palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis bebas dan bersama dengan vena
konjungtiva membentuk jaring – jaring vaskuler konjungtiva.2

Pembuluh limfe konjungtiva terusun dalam lapisan superfisial dan lapisan


profundus dan bersambung dengan pembuluh limfe kelopak mata hingga membentuk
pleksus limfatikus.2

Konjungtiva menerima persarafan dari percabangan (oftalmik) pertama nervus


V. Saraf ini hanya relatif sedikit mempunyai serat nyeri.2

II.2 Anatomi Lensa

Pada manusia, lensa mata bikonveks, tidak mengandung pembuluh darah


(avaskular), tembus pandang, dengan diameter 9 mm dan tebal 5 mm yang memiliki
fungsi untuk mempertahankan kejernihan, refraksi cahaya, dan memberikan
akomodasi. Ke depan berhubungan dengan cairan bilik mata, ke belakang berhubungan
dengan badan kaca. Digantung oleh Zunula zinii (Ligamentum suspensorium lentis),
yang menghubungkannya dengan korpus siliaris. Permukaan posterior lebih cembung
daripada permukaan anterior. Lensa diliputi oleh kapsula lentis, yang bekerja sebagai
membran yang sempermiabel, yang akan memperoleh air dan elektrolit untuk masuk.

Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras
daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel
terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan kurang
elastik. Nukleus dan korteks terbentuk dengan persambungan lamellae ini ujung ke
ujung berbentuk ( Y ) bila dilihat dengan slitlamp. Bentuk ( Y ) ini tegak di anterior
dan terbalik di posterior. Lensa ditahan ditempatnya oleh ligamen yang dikenal zonula
zinii, yang tersusun dari banyak fibril dari permukaan korpus siliaris dan menyisip ke
dalam ekuator lensa.

Lensa terdiri atas 65% air dan 35% protein (kandungan tertinggi diantara
jaringan-jaringan tubuh), dan sedikit sekali mineral yang biasa berada di dalam
jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada dikebanyakan
jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun
tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau saraf di lensa.

Anda mungkin juga menyukai