Anda di halaman 1dari 13

RESPONSI KASUS MATA

(KALAZION)

Disusun untuk melaksanakan Tugas Kepaniteraan Klinik


KSM Ilmu Kesehatan Mata di RSUD Nganjuk

Disusun Oleh :

Titan Dhea Anggraini 21710051


Putu Rika Desyanti Handayani 21710064
Putu Rico Aditya Pangestu 21710115

Pembimbing

dr. Dini Irawati, Sp. M

KSM ILMU KESEHATAN MATA RSUD NGANJUK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
Berkat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Responsi Kasus Mata Kalazion” dengan baik dan tepat waktu. Laporan kasus ini menjadi
salah satu tugas kepaniteraan klinik dari SMF Ilmu Penyakit Mata di RSUD Nganjuk.

Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada dr.
Dini Irawati, Sp.M yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan
masukan selama penyusunan laporan kasus ini dan teman – teman sejawat serta berbagai
pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan kasus ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, penulis membuka diri atas kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini. Semoga tugas laporan kasus ini dapat bermanfaat untuk menambah
ilmu pengetahuan kita bersama.

Nganjuk, 22 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ii
BAB I LANDASAN TEORI.......................................................................... 1

1.1 Definisi....................................................................................... 1

1.2 Patogenesis................................................................................. 1

1.3 Gejala Klinis............................................................................... 1

1.4 Diagnosis.................................................................................... 1

1.5 Tatalaksana................................................................................. 2

BAB II LAPORAN KASUS ........................................................................ 3

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 9

ii
iii
BAB I

LANDASAN TEORI

1.1 Definisi
Kalazion adalah inflamasi lokal pada palpebra yang disebabkan oleh obstruksi dari
kelenjar Meibom. Kelainan ini sering berhubungan dengan acne rosasea, seboroik, atopi,
dan blefaritis kronis. Kelenjar Meibom yang terletak di lempeng tarsal menghasilkan
minyak penyusun lapisan air mata. Secara umum, kalazion muncul pada pria dan wanita
berbagai ras pada usia sekitar 30–50 tahun, kemungkinan disebabkan karena
meningkatnya hormon androgen yang menyebabkan peningkatan viskositas sebum.
1.2 Patogenesis
Kelenjar Meibom menghasilkan minyak penyusun lapisan air mata. Bila kelenjar
mengalami obstruksi, maka kandungan kelenjar dapat terinfiltrasi ke jaringan sekitar dan
memicu respons inflamasi granulomatous. Edema yang disebabkan dari obstruksi kelenjar
Meibom terbatas pada konjungtiva palpebra, namun adakalanya bila lesi membesar dan
menembus lempeng tarsal dan menembus palpebra bagian luar. Secara histologis, kalazion
menggambarkan radang lipogranulomatous kronis. Penyebab dari bakteri (paling sering
adalah Staphylococcus aureus) belum jelas.
Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan
karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi.
Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum interna
atau eksterna (terutama proses piogenik yang menimbulkan pustula), walaupun kalazion
dapat menyebabkan hordeolum, begitu pun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal
(jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal. Eversi
palpebra mungkin menampakkan kelenjar Meibom yang berdilatasi.
1.3 Gejala Klinis
Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi,
tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel tidak membesar.
Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga
terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut. Kadang-kadang kalazion sembuh atau hilang
dengan sendirinya akibat diabsorpsi.
1.4 Diagnosis
Kalazion dapat ditegakkan secara klinis. Keluhan kalazion berulang, adanya nyeri,
hiperemia, madarosis, dengan klinis tampak ulkus atau nodul perlu dicurigai sebagai

1
keganasan, yang paling sering dikaitkan adalah karsinoma kelenjar sebasea. Pemeriksaan
kultur dapat membantu untuk mengetahui etiologi dari kalazion. Staphylococcus albus, z
zStaphylococcus aureus, dan Propionibacterium acne adalah bakteri yang
sering ditemukan. Pemberian antibiotik tidak direkomendasikan untuk kalazion terkait
dengan radang lipogranulomatous yang steril, kecuali terjadi infeksi sekunder dengan
tanda-tanda inflamasi yang nyata.
1.5 Tatalaksana
Pengobatan pada kalazion adalah dengan memberikan kompres hangat, antibiotik
setempat dan sistemik. Untuk mengurangkan gejala dilakukan ekskokleasi isi abses dari
dalamya atau dilakukan ekstirpasi kalazion tersebut. lnsisi dilakukan seperti insisi pada
hordeolum internum. Bila terjadi kalazion yang berulang beberapa kali sebaiknya
dilakukan pemeriksaan histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosis dengan
kemungkinan adanya suatu keganasan.

2
BAB II

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : An. E
Usia : 5th
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bulakrejo, Warujayeng, Nganjuk
Suku : Jawa
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 21 Maret 2022

Anamnesa
Keluhan Utama : Benjolan pada kelopak mata kanan bawah
Riwayat Penyakit Sekarang : Benjolan pada kelopak mata kanan bawah dirasakan
sejak 2 bulan yang lalu, benjolan terasa nyeri saat
ditekan, benjolan sempat hilang namun timbul lagi,
benjolan disertai sekret dan air mata yang sering
keluar, sekret berwarna kuning dan lengket yang
timbul saat bangun tidur.
Riwayat Penyakit Mata Sebelumnya : Tidak ada
Riwayat Trauma Mata : Tidak ada
Riwayat Kaca Mata : Tidak ada
Riwayat Operasi Mata : Tidak ada
Riwayat Penyakit Sistemik : Riwayat Diabetes Mellitus Tipe 1 : tidak ada
Riwayat Kejang Demam : tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
Riwayat Sosial : Pemakaian handphone jangka waktu lama
Riwayat Alergi : Riwayat Alergi Makanan : tidak ada
Riwayat Alergi Obat : tidak ada
Riwayat Terapi : Belum di terapi

Pemeriksaan Fisik
 Status generalis

3
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Berat badan : 18 kg
Tanda-tanda Vital
 Tekanan Darah : 117/82 mmHg
 Frekuensi Nadi : 90 x/menit
 Suhu : 36 °C
 RR : 18 x/menit
 SpO2 : 98%
Kepala/Leher :
 a/i/c/d : -/-/-/-
Thorax :
 Cor : S1S2 Tunggal
 Pulmo : Vesikuler
Abdomen : Bising Usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, Edema (-)

4
Status Oftalmologi
OD OS

Visus 6/12-1 6/15


Palpebra
 Nyeri Tekan + -
 Hiperemi - -
 Edema + -
 Massa - -
 Entropion - -
 Ektropion - -
 Trikiasis - -
 Madarosis - -
 Blefarospasme - -
 Lagoftalmos - -
 Ptosis - -
 Hematoma - -

Conjungtiva
 CI - -
 PCI - -
 SCH - -
 Chemosis - -
 Sekret + -
(warna kuning,
mukopurulen)
 Massa/Nodul - -
 Jaringan fibrovaskular - -
 Corpus Alienum - -
Sistem Lakrimalis
 Epifora + -

5
 Dry Eye - -
Cornea
 Kejernihan Jernih Jernih
 Permukaan Rata Rata

 Sensibilitas Kornea Tidak diperiksa Tidak diperiksa

 Infiltrat - -
- -
 Sikatriks
- -
 Arcus Senilis
- -
 Angulus Senilis
Sklera
 Warna Putih Putih
 Ikterus - -

 Jaringan Fibrotik - -

COA
 Kedalaman Dalam Dalam
 Hifema - -
 Hipopion - -
 Efek Tyndall - -
Iris
 Warna Coklat Coklat
 Atrofi - -
 Nodul - -
 Sinekia - -
 Koloboma - -
 Rubeosis iridis - -
Pupil
 Letak Tengah Tengah
 Bentuk Bulat Bulat

 Ukuran 3 mm 3 mm

 Refleks cahaya :
- Direct + +

- Indirect + +

6
 RAPD - -
Lensa
 Kejernihan Jernih Jernih
 Iris Shadow Test - -
TIO
 Tonometer Digital Palpasi N/p N/p
 Tonometer Schiotz Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Gambar Mata Pasien

Resume :
Benjolan pada kelopak mata kanan bawah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, benjolan terasa
nyeri saat ditekan, benjolan sempat hilang namun timbul lagi, benjolan disertai sekret dan air
mata yang sering keluar, sekret berwarna kuning dan lengket yang timbul saat bangun tidur.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema pada palpebra inferior mata kanan. Selain itu,
terdapat sekret yang berwana kuning serta bersifat mukopurulen pada mata kanan.
Diagnosa Banding :
1. Kalazion
2. Hordeolum
3. Meibomianitis
Diagnosa Kerja : OD Kalazion
Prognosis
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad cosmeticam : Dubia ad bonam

7
Planning Diagnostik
1. Kultur bakteri

Planning Terapi
1) Non Medikamentosa
- Kompres hangat 2 sampai 4 kali selama 15 menit
- Membersihkan kelopak mata secara berkala dengan sampo bayi
2) Medikamentosa
- Eritromisin syrup 3 x 200 mg
- Polidemisin ed 3 x 1 OD
3) Operatif
- Tidak ada
4) KIE
- Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa pasien memiliki kelainan bintitan atau dalam
bahasa medis disebut kalazion
- Menjelaskan bahwa pentingnya menjaga kebersihan kelopak mata anak dengan
membersihkannya secara berkala menggunakan sampo bayi
- Menyarankan pasien untuk rutin kontrol mata bila benjolan tambah membesar

8
DAFTAR PUSTAKA
Budiono S., Saleh T. T., Moestidjab dan Eddyanto. 2013. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata.
Airlangga University Press (AUP).
Ilyas S. dan Yulianti S. R. 2018. Ilmu penyakit mata / Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, SpM., dr. Sri
Rahayu Yulianti, S.pM. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Silkiss, R. Z., Paap, M. K., & Ugradar, S. (2021). Increased incidence of chalazion associated
with face mask wear during the COVID-19 pandemic. American Journal of
Ophthalmology Case Reports, 22, 101032.

Anda mungkin juga menyukai