Anda di halaman 1dari 24

TEORI SCIENCE OF HUMAN BEING

MARTHA ELIZABETH ROGERS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Falsafah Keperawatan

Disusun Oleh:

1. Agun Fauji
2. Alif Rizqi Saputra
3. Angga Ferlatiyana
4. Ayu Rozalia Widyaningrum
5. Dewanti Evalentina

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI ALIH JENJANG S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Science Of Human
Being Martha Elizabeth Rogers’’.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Falasafah
Keperawatan. Disamping itu, penulis juga berharap makalah ini dapat bermanfaat.

Dengan terselesainya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih


kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan bantuan dalam
pembuatan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Mengenai Martha Elizabeth Rogers ............................................. 4


B. Definisi Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers ............................... 5
C. Konsep Teori Martha E. Rogers.................................................................. 5
D. Asumsi Teori Martha E. Rogers.................................................................. 7
E. Paradigma Keperawatan menurut Martha E. Rogers ................................ 9
F. Prinsip Hemodinamik Martha Elizabeth Rogers ........................................ 10
G. Prinsip Rogers Dalam Proses Keperawatan ................................................ 11
H. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset
Keperawatan ................................................................................................ 13
I. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan
Pendidikan Keperawatan ............................................................................. 16
J. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik
Keperawatan ................................................................................................ 16
K. Contoh kasus Teori Keperawatan Martha E. Rogers .................................. 17

iii
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 19
B. Saran .......................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori menghasilkan pengetahuan keperawatan yang dapat digunakan dalam
praktik.Integrasi teori ke dalam praktik merupakan dasar profesi keperawatan. Selain itu,
teori dapat menunjukkan bagaiman perawat menggunakan proses keperawatan.
Teori keperawatan adalah konseptualitas dari beberapa aspek keperawatan untuk
mancapai tujuan menggambarkan, menjelaskan, memperkirahkan, dan /atau pelaksanaan
asuhan keperawatan. Teori kepearawatan membuata perawat-perawat melihat situasi
klien secara perspektif, sebuah cara untuk mengolah data,dan sebuah metode untuk
menganalisis dan menginterpretasi informasi. Teori keperawatan membuat perawat-
perawat melihat situasi klien secara perspektif, sebuah cara untuk mengolah data, dan
sebuah metode untuk menganalisis dan menginterpretasi informasi.
Misalnya, Teori Rogers yang memiliki tujuan keperawatan yaitu mengelola dan
mempromosikan kesehatan, pencegahan penyakit, pelayanan, serta rehabilitasi penyakit
dan klien yang cacat melalui “ilmu kemanusiaan keperawatan”. Menurut Martha Rogers
(1970) menganggap individu sebagai energi lingkungan yang berada dalam jagat
raya.Individu secara keseluruhan berinteraksi terus-menerus dengan lingkungan,
mempunyai integritas pribadi dan karakter.
Manusia tunggal adalah suatu “energi lingkungan empat dimensi yang dikenali
dari bentuk dan karakteristik tertentu dan tidak dapat diperkirakan dari bagian
pengetahuan”. Empat dimensi dari teori Rogers-energi: lingkungan keterbukaan, bentuk
dan organisasi, serta dimensionalitas-membantu dalam perkembangan prinsip yang
berhubungan dengan perkembangan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Biografi Mengenai Martha Elizabeth Rogers?
2. Jelaskan Definisi Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers?
3. Bagaimana Konsep Teori Martha E. Rogers?
4. Sebutkan Apa Saja Asumsi Teori Martha E. Rogers?

1
5. Sebutkan Apa Saja Paradigma Keperawatan menurut Martha E. Rogers?
6. Sebutkan Apa Saja Prinsip Hemodinamik Martha Elizabeth Rogers?
7. Bagaimana Kegunaaan Prinsip Rogers Dalam Proses Keperawatan?
8. Jelaskan Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers Dengan Riset
Keperawatan?
9. Jelaskan Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan
Keperawatan?
10. Jelaskan Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik
Keperawatan?
11. Berikan contoh kasus teori keperawatan menurut Martha E. Rogers?

C. Tujuan
1. Untuk Menjelaskan Biografi Mengenai Martha Elizabeth Rogers
2. Menjelaskan Definisi Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers
3. Untuk mengetahui bagaimana Konsep Teori Martha E. Rogers
4. Untuk mengetahui Asumsi Teori Martha E. Rogers
5. Untuk mengetahui Paradigma Keperawatan menurut Martha E. Rogers
6. Untuk mengetahui Prinsip Hemodinamik Martha Elizabeth Rogers
7. Untuk mengetahui Kegunaan Prinsip Rogers Dalam Proses Keperawatan
8. Untuk mengetahui Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers Dengan
Riset Keperawatan
9. Untuk mengetahui Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan
Pendidikan Keperawatan
10. Untuk mengetahui Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan
Praktik Keperawatan
11. Untuk mengetahui contoh kasus teori keperawatan menurut Martha E.
Rogers

2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Biografi Martha Elizabeth Rogers


Martha E. Rogers dilahirkan pada tanggal 12 Mei tahun 1914 di Dallas
Texas, tertua dari 4 bersaudara pasangan Bruce Taylor Rogers dan Lucy
Mulholland Kener Rogers. Dia menerima gelar diploma keperawatan dari sekolah
rumah sakit Knoxville pada tahun 1936. Pada tahun 1937 ia menerima gelar B.S.
dari perguruan tinggi George Peabody di Nashville,Tennessee. (Tomey &
Alligood, 1998).Setelah aktif sebagai perawat kesehatan dia melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi, sampai mendapatkan gelar doktor dari universitas
Johns Hopkins di Baltimore. Rogers adalah Profesor dan Kepala Divisi Perawat
Pendidikan di Universitas New York mulai tahun 1954, disini Rogers fokus
mengajar dan meninggal pada 13 Maret 1994, pada umur 79 tahun
Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia
(kesatuan manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta.
Manusia berada dalam interaksi yang terus menerus dengan lingkungan
(lutjens,1995). Selain itu, manusia merupakan satu kesatuan utuh memiliki
integritas diri dan menunjukkan karakteristik yang lebih dari sekedar gabungan
dari beberapa bagian (Rogers 1970).
Manusia yang utuh merupakan ‘Empat sumber dimensi energi yang
diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan
kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya”
(Maminer – Toey,1994).
Keempat dimensi yang digunakan oleh Martha E. Rogers sumber energi,
keterbukaan, keteraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas
manusia digunakan untuk menentukan prinsip mengenai bagaimana berkembang.

4
B. Definisi Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers
Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan
dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam
perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip – prinsip
dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.Ilmu keperawatan adalah ilmu
kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan
manusia.
Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang didasari prinsip – prinsip
kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers
merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran
intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah
disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan
teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan
rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu
seutuhnya.

C. Konsep Teori Martha E. Rogers


Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal
dengan nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan
teori ini, Martha berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh,
yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan
manusia yang dinamis, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan yang
saling mempengaruhi dan dipengaruhi, serta dalam proses kehidupan manusia
setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan
dengan karakteristik dan keunikan tersendiri (Hidayat, A.Aziz.Alimut, 2006).
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan
mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh.

5
Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan
perkembangan manusia secara langsung.(Tomey & Alligood, 1998).
Tujuan diagnosa keperawatan memberikan kerangka kerja dalam
intervensi keperawatan direncanakan dan dilaksanakan. Intervensi keperawatan
akan tergantung pada fokus diagnosa keperawatan. Fokus pada integralitas akan
diimplementasikan dengan lingkungan sama dengan pada individu. Diharapkan
perubahan pada suatu hal yang akan menyebabkan perubahan di sisi yang lain
secara simultan terpisah dari dunia penyakit. Di sana masalah tidak dapat
disetujui dengan efektif dalam arti umumnya perubahan diterima, ukuran
penyakit. Kreativitas dan imaginasi menjadi sangat penting.
Resonansi menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditujukan untuk
mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan sebagai manusia yang
utuh. Karena proses kehidupan manusia merupakan suatu fenomense.
Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan
individu terhadap perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan dan
memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk itu dibutuhkan informasi dan
partisipasi aktif klien pada proses keperawatan. konsep yang menyebutkan
manusia adalah unik dan dapat dikenali karena kemampuannya dalam merasakan,
memberi kesempatan perawat untuk membantu memecahkan masalah
kesehatannya dan mengatur agar tujuannya dapat mencapai kesehatan.
1. Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang
pada suatu fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan memberikan
alternatif dalam memandang manusia dan dunia. Teori yang menyatakan
keperawatan menggunakan prinsip hemodinamika dalam memberikan
pelayanan kebutuhan manusia atau cara memandang keperawatan dari satu
sisi. Contoh adalah prinsip helicy yang menekankan pada pola kebiasaan dan
ritual.

6
2. Teori harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk akal
merupakan hal penting perkembangan yang logis menyebabkan mengenai
asumsi pada prinsip hemodinamika.
3. Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat
disosialisasikan sejak tidak tergantung pada beberapa keadaan. Itu dinyatakan
oleh Martha E Roger konsepsi manusia sangatlah sederhana. Meskipun
memberikan kaitan dalam pemahaman. Ditambahkan teori ini dilandaskan
pada penggunaan sistem terbuka yang sangat kompleks.
4. Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.
5. Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin
ilmu melalui penelitian sehingga teori tersebut sah.
6. Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktek.
7. Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan prinsip-prinsip
tetapi harus menghindari pertanyaan terbuka yang perlu diperiksa

D. Asumsi Teori Martha E. Rogers


Rogers dalam McEwen & Wills, 2011, mengemukakan beberapa asumsi yang
terdiri dari lima bagian, yaitu :
1. Unifield whole is greater and different than the sum of part.
Manusia adalah sistem yang utuh yaitu merupakan keseluruhan dari proses
yang utuh dari dirinya dan antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian
dan merupakan penjumlahan dari bagian-bagiannya..
2. Mutual exchange of matter and energy.
Manusia dan lingkungan selalu berubah secara kontinu termasuk energi
keduanya. Individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material
satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor
eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari
semua hal.

7
3. Unidirectionality: life process does not reverse nor repeat.
Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya
seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang
diharapkan semula.
4. Pattern and organization identify the human field.
Pola dan organisasi mengidentifikasi perilaku pada individu merupakan suatu
bentuk kesatuan yang inovatif
5. Human beings have abstraction, imagery, language, and thought, sensation
and emotion.
Manusia mempunyai ciri kemampuan berfikir abstrak, membayangkan,
bertutur bahasa, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia
hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan
luasnya dunia.
Menurut (Tomey & Alligood, 1998) Lima asumsi diatas, definisi, dan
Prinsip-prinsip hemodinamik merupakan inti teori Martha E. Rogersyang
merupakan bagian dari Building Blocks, yang terdiri dari:
1. Energy Fields (Bidang Energi)
Bidang Energi merupakan satuan dasar kehidupan dan non kehidupan, seperti
energi manusia dan energi lingkungan. Bangunan ini bersifat tak terbatas
terdiri dari mahluk hidup dan lingkungannya. Kedua komponen ini tidak dapat
dikurangi, manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.
2. Universe of Open System (Sistem terbuka).
Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas dan
terbuka, menyatu antara satu dengan yang lainnya.
3. Pattern (Pola)
Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu dengan
bangunan lingkungannya sendiri.Pola yang konstan dan tidak berubah bisa
menjadi suatu indikasi sakit atau penyakit.

8
4. Pandimensionality (Empat kedimensian)
Manusia yang utuh merupakan ”Empat sumber dimensi energi yang
diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang
menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian
pembentuknya” Empat kedimensian didefinisikan sebagai domain non linier
tanpa atribut, atau mengenai ruang tanpa batas.

E. Paradigma Keperawatan menurut Martha E. Rogers


1. Keperawatan
Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human
Being, yaitu manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain
yang mempelajari manusia secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan
keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan
dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan humanistik yang
didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki
kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang
yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan bersifat kreatif,
imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam keputusan
intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk. (Rogers,1992 dalam
Meleis 2007).
2. Kesehatan
Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan
oleh budaya atau individu.Kesehatan dan penyakit merupakan manifestasi
pola dan diangap menunjukkan pola perilaku yang nilainya tinggi dan rendah.
Rogers memandang konsep sehat-sakit sebagai suatu ekspresi dari interaksi
manusia dengan lingkungannya dalam proses yang mendasar (Fitzpatrick dan
Whall, 1986).

9
3. Lingkungan
Lingkungan sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat direduksi yang
diidentifikasi dengan pola dan manifestasi karakteristik yang spesifik.Lingkungan
mencakup segala sesuatu yang berada diluar yang diberikan oleh bangunan
manusia.(Meleis 2007).
4. Manusia
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan
karakter yang berbeda-beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu
berinteraksi dengan lingkungan, saling mempengaruhi dan dipengaruhi atau
sebagai system terbuka. Rogers juga mengkonsepkan manusia sebagai unit
yang mampu berpartisipasi secara kreatif dalam perubahan. (Meleis, 2007).

F. Prinsip hemodinamik Martha Elizabeth Rogers


Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip
hemodinamika untuk melayani manusia, yaitu :
1. Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan yang menguntungkan antar
manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan.
2. Resonansi (Resonancy), Prinsip ini membicarakan tentang alam dan
perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat
dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang ditunjukkan dengan
perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi
pada gelombang perubahan.
3. Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan
manusia dan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan
dengan peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia dan lingkungan yang
menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang
simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.

10
G. Kegunaaan Prinsip Rogers Dalam Proses Keperawatan
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat
manusia, prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk
memprediksi sifat dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap
masalah kesehatan. Diharapkan, praktik keperawatan profesional kemudian akan
meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk memperkuat
hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari
bidang manusia dan lingkungan untuk realisasi maksimum kesehatan (Rogers,
1992). Tujuan ini akan tercermin dalam proses keperawatan. Untuk berhasil
menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat
dan melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau
seseorang di luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan
menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi,
serta bersedia maju dalam proses keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan
mandiri, yang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan jika klien berusaha
mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah
bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam
proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua orang
bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan.
Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan
lingkungan dikumpulkan.Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat
pengumpulan data, informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu
pemisahan diri atau bagian lainnya.Namun, untuk melaksanakan pedoman,
analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin
dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data
yang ada.
Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya
akan mencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir dari pertanyaan akan
dipengaruhi oleh prinsip helicy.

11
Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan
beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat
bahwa tanggapan klien merupakan cerminan suatu titik tertentu dalam ruang-
waktu.Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah,
mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu.
Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan
mereka sebagai referensi akan membantu memberikan perawat dengan melihat
klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi perbedaan individu dan pola
pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian
keperawatan adalah penilaian dari seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian
yang hanya berdasarkan fisik atau status mental. Ini merupakan penilaian potensi
sehat dan sehat secara mandiri dan bukan penilaian dari suatu penyakit atau
proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki kedudukan lebih
tinggi dibandingkan penyakitnya.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang
kemandirian. Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam
proses keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik.
Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat
dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran
bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan
manusia-lingkungan (Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa
keperawatan berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon memiliki potensi
yang lebih besar kegunaannya dengan kerangka Roger karena cenderung
mencerminkan pandangan yang lebih tentang keutuhan individu.Mengingat
bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang diagnosa, sehingga
penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat (Smith,
1988).

12
Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat
memberikan asuhan keperawatan.Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan
implementasi dalam lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa
perubahan yang satu ini akan terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena
integrasi individu dengan lingkungan, masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan
dari penyakit sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa ditangani
dengan efektif dengan cara yang umumnya diterima secara umum, transisi,
tindakan penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan
kreatifitas.
Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk
mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena
proses kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa
mengembalikan individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat
membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragam
eksistensi.
Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan
perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau
memodifikasi irama dan tujuan hidup.Untuk melakukan ini membutuhkan
partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan keperawatannya.Kesehatan tidak
hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan,
melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan
keragaman dalam individu.

H. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan


Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara
langsung memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan.
Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan
tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi
keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep

13
Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang
seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam
konsepnya Martha E Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam
keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian
keperawatan.
Gill dan Atwood mengadakan studi dengan menggunakan hipotesis-
hipotesis yang diambil dari prinsip-prinsip Roger’s tentang helicy dan reciprocy.
Fokusnya adalah mutual interaction antara manusia dan lingkungan.Studi tersebut
mendukung prinsip hemodinamis reciprocy. Whelton mengaitkan teori Roger’s
dengan proses perawatan menggunakan pasien-pasien penderita sakit jantung dan
fungsi-fungsi syaraf. Teori tersebut menjadi fokus untuk penerapan intervensi-
intervensi perawatan dan memprediksikan hasil-hasilnya. Falco dan Lobo
mengikat prinsip-prinsip hemodynamic dengan proses perawatan. Mereka
melaporkan “kesehatan tidak akan diraih dengan memperkenalkan homeostasis
dan keseimbangan, tetapi dengan mengambil langkah-langkah untuk
meningkatkan dinamisme dan kompleksitas di dalam individu. Banyak studi
penelitian lain telah dilakukan dan semua studi ini memiliki implikasi dalam
membimbing praktek perawatan dan pendidikan, serta saran penelitian lebih
lanjut.
Roger’s memandang perawat sebagai bagian integral dari lingkungan
pasien. Ia juga memandang perawatan sebagai ilmu pengetahuan unik yang
berurusan dengan “kesatuan manusia” yang berbeda dengan jumlah dari bagian-
bagiannya. Hal ini yang membedakan perawatan dengan berbagai profesi
pelayanan lain.
Hasil Penelitian penelitian yang berhubungan dengan Marta E Roger
“Pengaruh Terapi Musik Terhadap Status Hemodinamika pada Pasien Koma
Diruang ICU Sebuah Rumah Sakit di Lampung”, diteliti oleh Trori Rihiantoro
dalam Jurnal Keperawatan Indonesia volume 12 No. 2 Juli 2008 (ISSN 1410-
4490). Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa terapi musik

14
berpengaruh secara bermakna terhadap status hemodinamika pada pasien
koma.Penerapan dan pengembangan intervensi keperawatan terapi musik
hendaknya dilakukan dan disosialisasikan secara luas.Komunikasi yang terapeutik
dan percakapan yang baik pada pasien koma dalam setiap aktivitas perawatan
juga merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh perawat dan
petugas kesehatan lainnya dalam berinteraksi dengan pasien koma
tersebut.“Latihan ROM Lengan Meningkatkan Kekuatan Otot pada Pasien Pasca
Stroke”, diteliti oleh Judi Nurbaini dalam Jurnal Ners Vol. 5 No. 1 April 2010
(ISSN 1858-3598).Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa latihan
ROM lengan dapat meningkatkan kekuatan otot pada pasien pasca stroke melalui
mekanisme perangsangan sel untuk mengaktifkan Ca+ sehingga terjadi integritas
protein otot.Jika Ca+ dan Troponin diaktifkan maka aktin dan meisin
dipertahankan agar otot dapat berfungsi menggerakkan skeletal.Oleh karena itu
perawat harus lebih intensif untuk memberikan latihan ROM pada pasien pasca
stroke tidak hanya dilakukan di Rumah Sakit tetapi dilanjutkan oleh keluarga
melalui pendidikan kesehatan.
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan
memiliki dampak yang besar terhadap proses penyembuhan dan peningkatan
kesehatan seseorang dalam aplikasi praktek keperawatan. Hal ini sesuai dengan
prinsip-prinsip hemodinamika di dalam konsep Roger’s yang terdiri dari Integral
(badan manusia dan lingkungannya tidak dapat dipisahkan, rangkaian pertukaran
proses kehidupan terus terjadi pembaharuan interaksi antara badan manusia dan
lingkungannya), Resonansi (berbicara pada kejadian pertukaran alam antara
manusia dan bidang lingkungan) dan Helicy (manusia dan lingkungan adalah
dinamis, sistem terbuka dalam pertukaran adalah hak berlanjut pada pertukaran
yang konstan antara manusia dan bidang lingkungan).

15
I. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan
Keperawatan
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali
program undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini
adalah di lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu
keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan
bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang
tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh
pendidikan dalam keperawatan.

J. Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik


Keperawatan
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari
konsepnya sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan.
Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan,
yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E
Rogers.
1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien.
2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar.
3. Penyesuaian terhadap pola.
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam
proses penyembuhan.
5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif.
6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan.
7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

16
K. Contoh Kasus teori keperawatan Martha E. Rogers
Komponen dalam proses keperawatan:
1. Pengkajian keperawatan:
Tn. M merupakan seorang pegawai swasta yang menempati posisi manajer di
sebuah perusahaan, klien mempunyai riwayat pendidikan seorang Sarjana. Tn.
M merupakan tulang punggung keluarga yang saat mengalami fraktur femur
karena kecelakaan lalu lintas, sehingga klien harus dilakukan operasi. Klien
merasa sangat khawatir akibat sakit yang dideritanya karena mengharus klien
harus di operasi sehingga harus di rawat lebih lama di rumah sakit dan tidak
dapat melakasanakan tugas kantornya sebagai seorang sekertaris di perusaan
itu. Saat ini Tn. M merasa tidak berguna karena tidak dapat manafkahi
keluarganya dengan maksimal, klien tampak berdiam diri ketika didatangi
oleh perawat, dan tidak mau makan.
2. Pengkajian integrasi:
Tn M merasakan adanya perasaan kurang nyaman berada di rumah sakit
karena klien mengalami adanya keterbatasan dalam melakukan aktifitas,
kebutuhannya dipenuhi orang lain. selain itu, klien juga merasa takut dengan
tindakan-tindakan medis yang baru pertama ia rasakan
3. Pengkajian resonansi:
Tn M Klien mengalami kecelakaan lalu lintas (ditabrak). Pasien di bawa ke
rumah sakit dengan tungkai kanan tidak dapat digerakkan, klien mengalami
patah tulang femur 1/3 tengah dextra segmental terbuka kemudian mendapat
pertolongan dengan tindakan operasi. Sehingga klien tidak melakukan
aktifitas seperti biasa. Klien merasa tidak berguna saat ini.
4. Pengkajian Helicy.
Tn M adalah seorang karyawan sebuah perarusaan swasta dan menajabat
sebagai sekertaris, klien bekerja di ruang ber AC dengan kondisi lingkungan
yang tenang, bersih dan menyenangkan. Klien baru pertama kali masuk rumah
sakit, sehingga klien merasa tidak nyaman dengan kondisi dirumah sakit

17
karena sangat berbeda dengan lingkurang di rumahnya dan tempat ia bekerja.
Saat ini pasien merasa dengan operasi yang dilakukan Dia tidak bisa
beraktivitas lagi.
5. Komponen Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan rasa nyaman lingkungan berhubungan dengan kurang
pengendalian lingkungan.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
struktur tulang.
c. Kecemasan berhubungan dengan adanya hospitalisasi.
d. Stress akibat perpindahan berhubungan dengan pindah dari lingkungan ke
lingkungan yang lain
6. Komponen Rencana dan Implementasi:
a. Implementasi ditekankan pada tiga faktor yakni: Resonanci, Helicy, dan
Integrity dengan cara mengurangi kecemasan, meningkatkan koping dan
bibimbingan antisipasi.
b. Integrasi:
1) Memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien
2) Membantu klien untuk memahami bahwa perbedaan tidak dapat
dihilangkan.
3) Memodifikasi lingkungan untuk mengurangi perbedaan yang
ditemukan
c. Resonansi:
Memberikan health education tentang kecemasan yang dialaminya.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Model konsep dan teori keperawaran menurut Martha E. Rogers dikenal
dengan nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan
teori ini, Rogers berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh,
yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda–beda. Dalam proses kehidupan
manusia yang dinamis, manusia dalam proses kehidupan manusia setiap individu
akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik
dan keunikan tersendiri.
Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara
alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian system ketersediaan
sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan
konsep homeodinamik yang terdiri dari integritas,resonansi dan helicy.
Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak
dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Resonansi
mengandung arti bahwa proses kehidupan antara individu dengan lingkungan
berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi dan helicy
merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungan akan
terjadi perubahan baik perlahan – lahan maupun berlangsung dengan cepat.
B. Saran
Untuk penulis selanjutnya lebih bagus dari makalah yang saat ini dibuat.
Sehingga dapat memperkaya referensi dengan data yang lebih akurat. Sedangkan
untuk pembaca sebaiknya lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-teori
keperawatan yang lain agar dapat menambah ilmu teori keperawatan. Setelah
mengetahui materi teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers yang telah
diuraikan dalam makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami serta
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz.Alimut. 2006. B. Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta : Salemba


Medika
Tomey A.M, Alligood M.R 1998.Nursing theorists and their work. 4ed. USA : Mosby
Inc
George, J.B. 1995. Nursing Theories (The Base for Profesional Nursing Practice),
Fourth Edition. USA : Appleton & Lange.
Fawcett,J. 2005. Contemporary nursing knowledge: Analysis and Evaluation of
Nursing Models and Theories. 2nd ed. Philadelphia: F.A. Davis Company
Doengoes, M. E. 2002. Nursing care plane: Guidelines for planning & documenting
patient care, 3rd edition, FA. Davis.

20

Anda mungkin juga menyukai