Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUM LAPANGAN

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mengelola dan mengembangkan suatu lahan pertanian kita perlu menguasai
dan memahami dasar-dasar ilmu pertanian, seperti ilmu ekologi yang merupakan ilmu yang
mempelajari hubungan antar makhluk hidup dan hubungan antar makhluk hidup dengan
lingkungannya, yang masing-masing mempengaruhi sifat-sifat lainnya dan keduanya perlu
untuk memelihara kehidupan sehingga terjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian
alam di bumi ini.
Oleh sebab itu sangat penting kita melakukan kegiatan fieldtrip dengan praktikum
lapangan oleh bimbingan langsung dari dosen dan koordinator asisten beserta para asisten
yang bertempat di Desa Tanea (Dusun IV Lauke) , Kec. Konda, Kab. Konawe Selatan.
Lokasi tersebut sangat strategis, karena terjadi keseimbangan antar faktor biotik dan faktor
abiotik. Keseimbangan dan keselarasan yang ditemukan pada lokasi ini tergambar dari
banyaknya vegetasi yang ditemukan, mulai dari dataran rendah, dataran sedang dan dataran
tinggi yang memiliki vegetasi dan makrofauna yang beragam jenis dan saling berkontribusi
satu sama lain.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui keseimbangan yang terjadi dan tingkat keragaman yang
berinteraksi pada dataran rendah, sedang dan tinggi.
II. LANDASAN TEORI
Ekologi merupakan gabungan dari dua kata dalam Bahasa Yunani yaitu oikos berarti
rumah dan logos berarti ilmu atau pelajaran. Secara etimologis ekologi berarti ilmu tentang
makhluk hidup dan rumah tangganya. Dengan kata lain defenisi dari ekologi ialah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Berdasarkan defenisi di atas maka yang dimaksud dengan Ekologi Tanaman adalah ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman (tumbuhan yang dibudidayakan)
dengan lingkungannya (Hanum, 2009).

Ekosistem merupakan suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Komponen-komponen
pembentuk ekosistem adalah: Komponen hidup (biotik) dan Komponen tak hidup (abiotik).
Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu
kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari
ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang
termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam
air (Harjati, 2010).
III. METODE PRAKTIKUM
Di laksanakan pada hari Sabtu, 16 Desember 2017, bertempat di Dusun IV Lauke,
Desa Tanea, Kec. Konda, Kab. Konsel.
Alat dan bahan yang digunakan yaitu: alat tulis, kamera dan buku panduan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang terjadi dilapangan menunjukkan terjadinya
interaksi antara komponen biotik dengan abiotik, interaksi yang terjalin baik bersifat
menguntungkan seperti yang terjadi pada serangga polinator dan tanaman, maupun yang
merugikan seperti yang terjadi pada tanaman dengan serangga (OPT).
Ekosistem yang ada pada lokasi pertanian tersebut, saling berinteraksi dan terjadi
keseimbangan. Pada ekosistem dataran rendah terdapat vegetasi di sekitar sungai dan
makrofauana yang saling berinteraksi, pada dataran sedang terdapat ekosistem tanaman
jagung dengan sistem tanaman polikultur, sehingga terdapat interaksi antar tanaman lain dan
antar faktor abiotik, sedangkan pada dataran tinggi terdapat vegetasi hutan yang masih alami
dan makrofauna yang beragam.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa dari ketiga lokasi
pengamatan (dataran rendah, sedang dan tinggi) tersebut terjadi keseimbangan interaksi
antara komponen abiotik dan biotik. Dari kedua komponen tersebut saling berkontribusi dan
saling melengkapi sehingga membentuk suatu ekosistem yang seimbang.
5.2 Saran
Diharapkan bagi masyarakat, dalam mengelola dan mengembangkan pertanaian agar
sesuai dengan kaidah-kaidah ekologi, sehingga terbentuk ekosistem yang seimbang dan
ramah lingkungan serta lestari dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Hanum, C. 2009. Ekologi Tanaman. USU Press. Medan
Harjati, S. 2010. Ekosistem Hutan. Gramedia. Bandung .

Anda mungkin juga menyukai