PENDAHULUAN
Perilaku seksual adalah perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan
antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang biasanya dilakukan
oleh pasangan suami istri. Beberapa tahun terakhir ini, persepsi masyarakat terhadap segala
sesuatu yang berhubungan dengan masalah seksual telah mengalami perubahan yang drastis.
Perilaku telah beranjak dari posisi nilai moral menjadi budaya. Dengan kata lain, jika
sebelumnya seks sarat dengan kaidah moral, sekarang seks telah merambah ke segala penjuru
kehidupan sebagai gaya hidup yang nihil moralitas. Perilaku seks juga merupakan salah satu
kebutuhan pokok yang senantiasa mewarnai pola kehidupan manusia dalam masyarakat. Perilaku
seks sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma budaya yang berlaku dalam masyarakat. Setiap
golongan masyarakat memiliki persepsi dan batas kepentingan tersendiri terhadap perilaku seks.
1.2. Tujuan
Tujuan di tulisnya makalah ini diantaranya untuk :
a. Mengetahui kondisi kebutuhan seksualitas
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi seksual
c. Mengetahui masalah-masalah keperawatan pada seksual
d. Mengetahui penyimpangan dan bentuk abnormalitas pada seksual
e. Mengetahui asuhan keperawatan pada masalah seksual
1.3. Metode
Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini diantaranya melalui pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Genitalia Eksterna
a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis,
labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-
kelenjar pada dinding vagina.
b. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung
pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri
berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada
commisura posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis
pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf,
sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum,
introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara
fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa
yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan
sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen
dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita
pernah melahirkan/ para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total
lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut
fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan
kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa
berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan
untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior
dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar
jalan lahir dan mencegah ruptur.
2. Genitalia Interna
a. Uterus (rahim)
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama
kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat
persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi
dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri. Dinding rahim terdiri
dari 3 lapisan yaitu :
- Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
- Lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
- Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.
Fungsi utama uterus :
1) Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan pelepasan
dari endometrium
2) Tempat janin tumbuh dan berkembang
3) Tempat melekatnya plasenta
4) Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan
kembalinya uterus pada saat involusi.
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum
uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari
luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan
endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat
pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke
anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita.
a) Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul, seolah-
olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan
yang longgar disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh limpa dan
ureter.
b) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini
melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos dan
jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil
mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
c) Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan uterus
pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii propium.
d) Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul. Ligamen ini
membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan ke kanan
ke kiri) dan mencegah prolap.
e) Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
f) Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing
4) Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica
cabang aorta abdominalis.
a) Arteri uterina
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus kira-
kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan
anastomose dengan arteria ovarica.
b) Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo pelvicum dan memberi
darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan
arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi
melalui vena renalis sinistra.
b. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta
mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis,
serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang
berbeda-beda pada setiap bagiannya.
1) Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer
gamet.
2) Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil
ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3) Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
4) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
c. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri
dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel
menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks),
ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka
interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars
infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang
dilepaskan pada saat ovulasi.
d. Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara
kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding belakang
9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan
ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri dari
3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat.
Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri,
forniks anterior dan posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah vagina
diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san arteria
pudendus interna. Fungsi penting vagina adalah :
- Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
- Alat untuk bersenggama
- Jalan lahir pada waktu bersalin
a. Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum).
Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan
kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan
otot polos. testis adalah sepasang struktur oval , agak gepeng dengan panjang 4 cm sampai 5
cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Fungsi testis, terdiri dari :
1) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
2) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang
memisahkan testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari
peritoneum abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya
genitalia interna pria.
1) Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke arah
dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
2) Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus.
epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang
(spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang menompang dan
memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang : dan sel-sel interstisial (leydig), yang
memiliki fungsi endokrin.
b. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
1) Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis.
Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas
deferens.
2) Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar 45 cm dan
dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek posterior testis.
Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda spermatica
menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen menuju ke duktus vesikula
seminalis.. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam
kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
3) Saluran Ejakulasi
4) Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk
membuang urin dari kantung kemih.
c. Kelenjar Asesoris
1) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-
lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat
makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
2) Kelenjar prostat
prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur ini
mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media prostat secara
histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi
urethra dan memisahkannya dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media
dapat menyumbat aliran urine. Prostat bagian anterior sebagian besar terdiri dari jaringan
fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas deferen , prostat , prostat disebitar urethra dan
vesicula seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume
total cairan semen.
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan
fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Menambah cairan alkalis pada
cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang
terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang
memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
3) Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung
menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
a. Penis
Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung – ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan
spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu
rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang
membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya
banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
1) Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium ( kulup ) adalah
lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat
melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.
2) Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus kavernosum
spongiosum vebtral di sekitar uretra.
a) Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai
oleh arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang
disebut tunika albuginea
b) Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut tunika albugnea.
3) Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpuskavernosum dibawah
pengendalian SSO.
b. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus
dan menompangtestis di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa.
1) Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh septum internal.
2) Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk
kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.
Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana
mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang
dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak
tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi,
emosi. Seks adalah menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan
perempuan, hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital).
C. Perencanaan Keperawatan.
a. Tujuan yg akan dicapai terhadap masalah seksual yg dialami klien, mencakup :
1. Mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan kesehatan seksual
2. Meningkatkan pengetahuan seksualitas dan kesehatan seksual
3. Mencegah terjadinya/menyebarnya PMS
4. Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan
5. Meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual
6. Memperbaiki konsep seksual diri
D. Implementasi
1. Promosi kesehatan seksual -- penyuluhan / pendidikan kesehatan.
2. Perawat : keterampilan komunikasi yg baik, lingkungan&waktu yg mendukung privasi
dan kenyamanan klien.
3. Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik&faktor yang berhubungan ---
pendidikan tentang perkembangan normal pada anak usia todler, kontrasepsi pd klien
usia subur, serta pendidikan ttg PMS pada klien yang memiliki pasangan seks lebih dari
satu.
4. Rujukan mungkin diperlukan
E. Evaluasi Keperawatan
a. Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan. Jika tidak tercapai, perawat
seharusnya mengeksplorasi alasan-alasan tujuan tersebut tidak tercapai --- Pengungkapan
klien atau pasangan, klien dapat diminta mengungkapkan kekuatiran, dan menunjukkan
faktor risiko, isyarat perilaku seperti kontak mata, atau postur yang menandakan
kenyamanan atau kekuatiran.
b. Klien, pasangan dan perawat mungkin harus mengubah harapan atau menetapkan jangka
waktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
c. Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif --- penting
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua
orang individu secara pribadi yang saling menghargai, memerhatikan, dan menyayangi sehingga
terjadi sebuah hubungan timbal balik antara dua individu tersebut. Pada saat ini perilaku seksual
telah beranjak dari posisi nilai moral menjadi budaya. Dengan kata lain, jika sebelumnya seks
sarat dengan kaidah moral, sekarang seks telah merambah ke segala penjuru kehidupan sebagai
gaya hidup yang nihil moralitas.
3.2 Saran
Perawat sebagai role model maka :
1. Sikap, prasangka terhadap seksual akan dapat dibaca oleh klien, melalui cara perawat
bertindak, berbicara, menghindar, dan pada waktu berbicara.
2. Tingkat pengetahuan perawat tentang seksualitas, menghambat / meningkatkan diskusi.
3. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi organ reproduksi, respon seksual, ekspresi seksual
dapat membantu pengkajian yang efektif.
4. Perawat harus merasa nyaman dengan dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik/ Patricia A.Potter,
Anne Griffin Perry; Edisi 4 Volume 1, Jakarta : EGC 2005
Kebutuhan Dasar Manusia, Alimul, Aziz. Buku 1, Salemba Medika, Jakarta, 2009.