Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

AGROEKOSISTEM BERKELANJUTAN
Dosen Pengampu : Asih Farmia, SP., M.Agr.Sc
Materi : Tipe Agroekosistem Polbangtan
Lokasi : Green House Lahan Jagung

Disusun oleh :

RIZKY KURNIANTO
Nirem. 05.1.4.15.0520

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN)

YOGYAKARTA MAGELANG

2018

Determinasi Kecenderungan
Tabel 1. Determinasi kecenderungan

Tipe Sifat Agroekosistem


Agroekosistem Keragaman Kepermanenan Stabilitas Tingkat
Vegetasi Tanaman Iklim Isolasi
Green House ** * ***** *****
“Lahan
Jagung”

Pembahasan Tabel (Keragaman Vegetasi)

Wilayah lahan jagung dalam keragaman vegetasi cenderung sangat rendah


karena areal green house hanya ditanami komoditas jagung (monokultur).
Lahan di dalam green house tidak memungkinkan untuk penganekaragaman
jenis tanaman karena peranan campur tangan manusia sebagai pengelola selain
hal tersebut, kebijakan dalam penggunaan green house tersebut pula yang
menyebabkan penganekaragaman tidak dapat dilakukan. Hal ini berbeda
dengan ekosistem, yang tidak diintervensi oleh manusia, sehingga tidak terjadi
penekanan suatu bentuk sistem yang ada dalam ekosistem dan tidak terjadi
penurunan, sehingga ekosistem terbentuk oleh alam dan berguna untuk alam.
Berbicara mengenai ekosistem tentu tidak lepas dari sebuah komponen.
Komponen merupakan bagian dari ekosistem yang menyusun ekosistem
tersebut hingga menjadi sebuah ekosistem. Didalam komponen tersebut akan
terbagi menjadi dua yaitu komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup
(abotik). Pada praktikum yang telah dilaksanakan yaitu pada green house
jagung tentunya terdiri dari komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup
(abiotik) yang diantaranya yaitu:
Komponen Biotik ( Tanaman jagung, gulma, serangga, bakteri, jamur,
dan lain – lain. Sedangkan pada Komponen Abiotik (Air, matahari, udara
batu, daun kering, bangunan, instalasi air sepertai pipa, selang, pompa, paranet
dll ). Adapun beberapa dokumentasi mengenai komponen-komponen yang
terdapat didalam green house lahan jagung yang terdapat pada tabel 1 sebagai
berikut :

Tabel 2. Beberapa komponen biotik dan abiotik pada green house


NO BIOTIK ABIOTIK

4
Pembahasan Tabel (Kepermanenan Tanaman)

Wilayah Green House “Lahan jagung” dalam tipe agroekosistem lebih


mengacu pada suatu sistem pertanian temporer yang mengacu pada hubungan
terhadap intervensi manusia. Intervensi tersebut dapat dicontohkan pada
sistem-sistem pertanian yang berada di pekarangan. Kepermanenan tanaman
yang ada di lahan green house dapat diukur dari lamanya waktu hidup vegetasi.
Apabila peluang hidup suatu vegetasi mampu melangsungkan satu siklusnya
dalam satu tempat yang sama maka vegetasi tersebut memiliki kepermanenan
cukup tinggi. Pada lahan green house “jagung” merupakan tanaman musiman
yang umurnya tidak sampai 4 bulan dan kebutuhan nutrisi bagi tanaman
tersedia, karena hal tersebutlah dapat dikatakan memiliki kepermanenan yang
sangat rendah dan jenis dari tanaman tersebut dapat dirubah sesuai dengan
kebutuhan maupun keinginan pengelola (manusia).

Pembahasan Tabel (Stabilitas Iklim dan tingkat isolasi)

Green House kampus Polbangtan Yogyakarta-Magelang memang


diciptakan untuk modifikasi iklim mikro yaitu suhu dan kelembaban di dalam
green house dapat disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi ini menciptakan
kestabilan iklim yang sangat tinggi, Stabilitas Suhu udara dalam green house
berkisar antara 26-30°C. Kondisi ini menjadikan lahan green house
menciptakan iklim mikro yang berbeda dengan iklim makro setempat. Dengan
suhu yang dapat mencapai 33-34°C pada siang hari.
Pada Green House mempunyai tingkat isolasi yang sangat tinggi.
dikarenakan posisi lahan jagung yang berada dalam green house sehingga iklim
lahan di dalam green house sangat berbeda dengan iklim luar (makro). Isolasi
tersebut bisa dimanfaatkan untuk menciptakan tanaman jagung yang bebas
penyakit, bebas hama, dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai