I. Pulp
I.1 Pengertian Kraft Proses
Proses kraft adalah suatu proses pembuatan pulp dengan proses kimia.
Proses ini menghasilkan pulp dengan kekuatan yang lebih tinggi di banding proses
mekanis dan semi kimia, namun rendemen yang dihasilkan lebih kecil karena
komponen yang terdegradasi lebih banyak. Proses kraft awalnya dipatenkan tahun
1854. Pada tahun 1865 mencakup pengabuan cairan soda untuk melindungi
banyaknya alkali yang digunakan dalam proses. Keberhasilan pabrik soda pertama
kali adalah ketika beroperasi pada tahun 1966. Sedikitnya pabrik soda dalam
memproduksi pulp masih beroperasi di seluruh dunia dengan menggunakan bahan
baku hardwood dan non kayu yang berserat. C.F Dahl dihargai dengan
perkembangan proses kraft (atau sulfate) dalam upaya mencari pengganti akan
mahalnya sodium karbonat (abu soda) sebagai rangkaian dari daur kimia proses
soda, dia melakukan percobaan dengan menambahkan sodium sulfate (saltcake)
untuk tungku pemulihan. Setelah itu Dahl menemukan bahwa sulfida selama
pemasakan larutan yang dipercepat dengan proses delignifikasi dan menghasilkan
pulp yang lebih kuat; dia memperoleh hak paten untuk prosesnya tersebut pada
tahun 1884.
Larutan utama yang digunakan dalam proses kraft adalah natrium hidroksida
(NaOH) dan natrium sulfida (Na₂S). Natrium hidroksida merupakan bahan kimia
pemasak utama yang berfungsi untuk mempercepat kelarutan lignin, sedangkan
natrium sulfida merupakan komponen aktif tumbuhan yang berfungsi untuk
menggantikan bahan alkali yang hilang selama proses pemasakan sehingga
konsentrasi larutan pemasak alkali tetap stabil. Suhu pemasakan yang digunakan
umumnya berkisar antara 170-180°C. Suhu di bawah 170°C tidak memberikan
keuntungan terhadap nilai rendemen dan kualitas pulp yang dihasilkan. Selain itu
terhadsuhu 180°C akan menyebabkan degradasi selulosa semakin meningkat.
Reaksi kimia yang terjadi pada proses kraft diantaranya bentuk lignin yang
sebenarnya pada chip kayu merupakan hasil pemecahan dari ion-ion hidroksil
(OHˉ) dan hidrosulfid (SHˉ). Pada saat pemasakan kira-kira sebanyak 80% lignin,
50% hemiselulosa dan 10% selulosa dihancurkan. Terjadi reaksi kondensasi
dengan karbohidrat. Sehingga berakibat lignin sulit untuk dipindahkan dari serat.
Ion hidrosulfid mengurangi reaksi kondensasi dengan memblok kelompok yang
tidak aktif. Pada metode pulp terdapat dua tenaga pendorong seperti konsentrasi
alkali dan suhu.
I.2 Faktor yang Mempengaruhi Proses Kraft
1. Chip Size
Ketebalan chip sangat berpengaruh dalam proses pulping, ketika cairan
pemasak akan menembus chip pada semua sisi. Jika chip tebal, cairan pemasak
tidak akan menembus bagian dalam chip, sehingga bagian tersebut tidak terjadi
proses pemasakan.
2. Chip Bulk Density
Merupakan parameter yang penting pada saat pengisian digester. Hal ini
menentukan jumlah pulp yang dapat masukd dan dinyatakan dalam kg/m3 .
Chip bulk density dipengaruhi oleh wood density dan chip size.
3. Chip Moisture
Mempunyai pengaruh pada yield yang diperoleh, kappa number, dan kualitas
pulp. Jika moisture terlalu rendah maka akan sulit untuk menghasilkan chip.
Dengan mengetahui moisture content chip dapat dihitung wood input yang
masuk kedalam digester. Supaya terjaga konsentrasi liquor dan alkali secara
konstan. Moisture content sebaiknya dijaga dalam level 40-50%.
4. Bark (Kulit kayu) dan kontaminasi lainnya
Bark merupakan komponen yang tidak diinginkan dalam produksi
pulp karena bark berisi 20-30% selulosa dan 20-30% ekstrktif dan
selebihnya lignin. Bark sendiri akan menaikkan konsumsi alkali dan
menguragi kekuatan pulp. Kandugan ekstraktif yang tinggi
menyebabkan masalah di evaporator dan pitch pada pulp machine.
5. White Liqour Properties
White liqour merupakan bahan kimia pemasak pada metode sulfat (kraft cycle)
dalam bentuk aqueous solution dimana kandungannya terdiri dari NaOH,
Na2S, (Na2SO4.Na2CO3). White liquor digunakan untuk mengurangi
kandungan lignin dalam digester dan juga untuk ekstraksi selulosa. Digester
yang digunakan adalah digester continue.
6. Cooking Control Variable
Variabel yang digunakan yaitu waktu dan temperatur. Reaksi delignifikasi
bergantung pada temperatur. Kenaikan temperatur yang kecil menyebabkan
pengaruh yang besarpada reaksi delignifikasi seperti kenaikan 10oC dari 160oC
menjadi 170oC akan menyebabkan dua kali delignifikasi.
7. Alkali Charge
Efektifitas normal alkali charge memiliki nilai antara 10-18% Na2O dalam
drywood tergantung dari jenis kayu, kondisi pemasakan dan derajat
deligniikasi yang dibutuhkan. Kelebihan alkalli dapat menyebabkan kenaikan
angka delignifikasi dan mengurangi yield.
8. Liquor to wood ratio
Rasio liqour : wood (normal rasio 3 : 1 atau 5 : 1) kelebihan black liquor yang
berasal dari digester ke chip untuk menaikkan rasio liquorwood.
I.3 Proses Kraft
Pada proses k Pulp yang telah jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam
tanki pencuci sehingga liquornya akan terpisah. Liquor yang dihasilkan
dimasukkan ke dalam tanki penampung untuk direcovery.
Kraft mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong hingga ukuran kurang
lebih 5cm, potong-potongan ini kemudian diayak. Kayu yang halus dimasukkan
kedalam tempat penampung yang kemudian akan digester (dimasak). Setelah
potongan-potongan kayu tersebut di masukkan ke dalam digester, kemudian
dimasukkan pula natrium sulfida dan NaOH, kemudian dipanaskan dengan uap
dan di aduk dengan suatu alat pengaduk yang terdapat dalam digester tersebut.
Pulp yang telah jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki pencuci
sehingga liquornya akan terpisah. Liquor yang dihasilkan dimasukkan ke dalam
tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring lagi dengan
saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium
hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya diinetralkan dengan
CaO atau NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.
Gambar I.1 Reaksi antara Kayu dan Liquor
I.4 Proses Chemical Recovery
Proses ini memiliki tiga fungsi utama
1. Meminimalisir dampak lingkungan limbah liqour dari proses pembuatan pulp
2. Daur ulang bahan kimia pembuatan pulp yaitu NaOH dan Na2S
3. Co-generating
Gambar I.3 Proses yang terjadi pada black liqour didalam reovery boiler
II. Paper
II.1 Pengertian Kertas
Kertas adalah bahan tipis dan rata, yang dihasilkan dari kompresi serat yang berasal dari
pulp. Serat yang digunakan biasanya berasal dari bahan alami, dan mengandung selulosa dan
hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan
banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue)
yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.